Kementrian Lembaga: BPBD

  • Gunung Semeru di Lumajang Pagi Ini Alami Erupsi 900 Meter

    Gunung Semeru di Lumajang Pagi Ini Alami Erupsi 900 Meter

    Lumajang (beritajatim.com) – Alarm siaga kembali diperlihatkan Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur lewat aktivitas vulkanik berupa erupsi yang kembali terjadi, Kamis (3/4/2025).

    Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan, erupsi terjadi pada pukul 07.09 WIB dengan ketinggian kolom abu teramati 900 meter di atas puncak.

    Aktivitas erupsi itu dilaporkan memunculkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal menuju arah timur dan tenggara.

    “Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dengan durasi 144 detik,” kata petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur Sigit Rian Alfian, dalam keterangan tertulisnya.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, tidak ada dampak yang dilaporkan akibat aktivitas erupsi.

    Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk tidak melakukan aktivitas hingga sejauh delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan.

    “Tidak ada laporan dampak yang kita terima. Ini untuk mengantisipasi dampak bencana tentu harus mengikuti rekomendasi batas aktivitas yang sudah diberikan. Apalagi aktivitas Gunung Semeru ini bersifat fluktuatif,” terangnya.

    Petugas pos pantau Curah Kobokan mengamati aktivitas vulkanis Gunung Semeru saat terjadi erupsi. (Hasbi/Beritajatim.com)

    Selain harus mewaspadai potensi awan panas dan guguran lava, masyarakat diminta untuk menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca sedang buruk. Sebab, dikhawatirkan bisa terdampak banjir lahar dingin yang bisa muncul.

    “Ini di luar jarak delapan kilometer itu, aktivitas di jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan juga harus dijauhi, apalagi saat hujan dan cuaca buruk. Ini untuk potensi bisa terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar sampai jarak 13 kilometer dari puncak,” tambah Yudhi.

    Intensitas letusan Gunung Semeru dilaporkan cukup tinggi sejak awal tahun 2025. Jumlah letusan yang pernah tercatat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahkan sudah mencapai 1195 kali sampai, Kamis (3/4/2025).

    “Tentu untuk itu, yang terpenting saat ini masyarakat tetap harus mewaspadai potensi bencana yang bisa muncul. Tetap harus mengikuti rekomendasi yang diberikan PVMBG maupun petugas yang ada di lapangan,” pungkas Yudhi. (has/ted)

  • Ada Aktivitas di Segmen Seulimeum Sesar Sumatera, Pemicu Gempa M5,4 di Banda Aceh

    Ada Aktivitas di Segmen Seulimeum Sesar Sumatera, Pemicu Gempa M5,4 di Banda Aceh

    Liputan6.com, Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar normal pada segmen Seulimeum, Sesar Sumatera yang terbentuk akibat adanya zona tarikan pada sistem sesar mendatar, jadi pemicu gempa bumi berkekuatan M 5,4 pada kedalaman 10 km di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh 30 Maret 2025, pukul 09.58 WIB.

    Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, kondisi wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran pantai yang dibatasi oleh perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian timur – Tenggara.

    “Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi,” ujar Wafid, Bandung, Minggu (30/3/2025).

    Berdasarkan data Badan Geologi daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi dataran pantai, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan.

    Wafid mengatakan daerah sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial Pantai dan Sungai, serta batuan rombakan gunung api muda dan sebagian telah mengalami pelapukan.

    “Endapan Kuarter pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi,” terang Wafid.

    Selain itu pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

    Wafid merekomendasikan bangunan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dan harus dilengkapi dengan jalur serta tempat evakuasi.

    “Oleh karena wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Besar tergolong rawan gempa bumi terutama bersumber dari Sesar Sumatera, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural,” ungkap Wafid.

    Wafid mengaku belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa bumi ini. Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiskas (BMKG) guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar pada skala IV MMI (Modified Mercalli Intensity).

    Sedangkan, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi.

    “Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat,” terang Wafid.

    Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

    Menurut informasi dari BMKG lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 95,47 BT dan 5,63 LU, berjarak sekitar 18 km timur laut Kota Banda Aceh, dengan magnitudo (M 5,4) pada kedalaman 10 km.

    Berdasarkan data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 95,347 BT dan 5,434 LU dengan magnitudo (M 5,1) pada kedalaman 10 km.

    Sementara informasi dari GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 95,49 BT dan 5,49 LU, dengan magnitudo (M 5,2) pada kedalaman 10 km.

     

    Pohon Bertumbangan Menutup Jalan, Kapolres Pemalang Turun Tangan

  • Hujan Disertai Angin di Karanganyar, Pohon Tumbang Timpa Yaris

    Hujan Disertai Angin di Karanganyar, Pohon Tumbang Timpa Yaris

    Hujan lebat disertai angin kencang mengakibatkan pohon di pinggir jalan tumpang hingga menimpa Yaris

    Tayang: Rabu, 2 April 2025 20:26 WIB

    Foto dokumentasi BPBD Karanganyar.

    EVAKUASI POHON TUMBANG. Anggota BPBD mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa mobil di Jalan Karanganyar-Sukoharjo tepatnya di Kelurahan Lalung Kecamatan/Kabupaten Karanganyar pada Rabu (2/4/2025) siang.   

    TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Hujan lebat disertai angin kencang mengakibatkan pohon di pinggir jalan tumpang hingga menimpa Yaris Nopol H 1393 Y  yang tengah melintas di Jalan Karanganyar-Sukoharjo tepatnya di Kelurahan Lalung Kecamatan/Kabupaten Karanganyar pada Rabu (2/4/2025) sekira pukul 13.30.

    Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian tersebut. Akan tetapi kaca depan mobil pecah karena tertimpa pohon.

    Kalakhar BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno menyampaikan, sebelumnya terjadi hujan lebat disertai angin di wilayah Kecamatan Karanganyar. Pohon yang berada di pinggir jalan tiba-tiba tumbang hingga mengenai bagian depan mobil yang dikemudikan Farid Ardiansyah warga Semarang.

    “Ada dua orang di dalam mobil, tidak ada korban, cuma kaca depan pecah,” katanya saat dihubungi Tribunjateng.com.

    Anggota yang menerima laporan kejadian tersebut langsung menuju ke lokasi untuk mengevakuasi pohon tumbang bersama para relawan. Dia menuturkan, proses evakuasi berlangsung sekitar 30 menit.

    Bertepatan dengan momen libur lebaran, Hendro mengimbau kepada masyarakat supaya berhati-hati dan waspada mengingat saat ini memasuki pancaroba. (Ais).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’16’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’16’,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Bupati dan Wabup Sidoarjo Sidak Dampak Banjir serta Angin Kencang di Terminal 2 Bandara Juanda

    Bupati dan Wabup Sidoarjo Sidak Dampak Banjir serta Angin Kencang di Terminal 2 Bandara Juanda

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Bupati Sidoarjo, H. Subandi, bersama Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik terdampak bencana alam di Kabupaten Sidoarjo pada Rabu (2/4/2025).

    Sidak ini dilakukan menyusul terjadinya banjir di Jalan Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, tumbangnya pohon di area parkir terminal, serta rusaknya rumah warga akibat hujan deras disertai angin kencang di Desa Cemandi, Kecamatan Sedati.

    Genangan air setinggi 30 cm di sekitar Jalan Terminal 2 Juanda menjadi salah satu lokasi utama yang dikunjungi Bupati dan rombongan. Kondisi ini dinilai cukup mengganggu kelancaran arus mudik di kawasan tersebut.

    Bupati Subandi menegaskan bahwa Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sidoarjo segera melakukan investigasi untuk mencari penyebab genangan air.

    “Saya akan berkoordinasi dengan Dinas PU untuk segera melakukan investigasi guna mengetahui penyebab genangan ini. Banjir ini cukup mengganggu arus mudik di Terminal 2 Juanda. Kami juga akan mengerahkan alat penyedot air portabel untuk mempercepat penanganan,” ucapnya usai sidak.

    Selain itu, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sidoarjo sehari sebelumnya juga menyebabkan tujuh pohon tumbang di area parkir Terminal 2 Juanda. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Tim gabungan dari BPBD Sidoarjo dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) telah dikerahkan untuk membersihkan material pohon tumbang agar aktivitas di terminal kembali normal.

    Bupati dan Wabup Sidoarjo memberikan BTT kepada korban bencana

    “Kami bersyukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kami tetap waspada dan akan terus memantau kondisi cuaca. Kami juga akan memastikan semua pohon yang rawan tumbang di area strategis seperti terminal dan jalan utama segera dipangkas atau diamankan,” imbuhnya.

    Tidak hanya di Terminal 2 Juanda, rombongan juga meninjau kondisi warga Desa Cemandi, Kecamatan Sedati, yang terdampak angin puting beliung. Sejumlah rumah warga mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah tersebut.

    Salah satu rumah mengalami kerusakan parah hingga atapnya roboh. Bupati dan Wakil Bupati langsung memberikan bantuan kepada warga terdampak serta memastikan proses pemulihan segera dilakukan.

    “Kami sangat prihatin atas musibah yang dialami warga di Desa Cemandi. Kami akan menyalurkan Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk membantu renovasi rumah milik Bapak Ibnu yang atapnya roboh. Semoga pemulihan dapat berjalan dengan cepat,” ujar Bupati Subandi.

    Pemkab Sidoarjo juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diharapkan segera melaporkan kejadian darurat kepada petugas BPBD atau aparat setempat agar dapat segera ditangani. [isa/aje]

  • BPBD DKI kirim personel bantu korban gempa di Myanmar

    BPBD DKI kirim personel bantu korban gempa di Myanmar

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengirimkan beberapa personel untuk membantu korban gempa bumi berkekuatan 7,7 yang melanda Myanmar.

    Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya memberikan izin dan restu kepada Petugas Pengendalian Bencana (P2B) Koordinator Wilayah Jakarta Timur untuk bergabung bersama tim untuk berangkat ke Myanmar.

    “Mereka adalah Acep Sumantri (atas permohonan gabungan dari Ikatan Alumni Sabhawana) dan Marwan (atas permohonan gabungan dari Baznas). Saya izinkan mereka berangkat untuk membantu korban gempa di sana. Bergabunglah dengan tim rescue Indonesia dan berikan yang terbaik untuk membantu saudara-saudara kita,” ujar Isnawa.

    Bantuan kemanusiaan oleh pemerintah ini sebagai bentuk solidaritas kepada warga terdampak dengan mengirimkan tim operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) ke Myanmar.

    Isnawa berharap misi kemanusiaan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat terdampak bencana.

    “Dengan semangat solidaritas dan kerja sama lintas lembaga, diharapkan bantuan dapat disalurkan secara optimal kepada mereka yang membutuhkan,” katanya.

    Tim bertugas mulai tanggal 31 Maret hingga 15 April 2025 dengan fokus pada upaya penyelamatan korban dan distribusi bantuan di wilayah terdampak.

    Dalam kegiatan pelepasan tim gabungan yang dilaksanakan Rabu ini, turut hadir perwakilan dari berbagai pihak yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemprov Jakarta akan Lakukan Peninggian Tanggul 2,5 Meter untuk Mencegah Banjir Rob  di Pesisir – Halaman all

    Pemprov Jakarta akan Lakukan Peninggian Tanggul 2,5 Meter untuk Mencegah Banjir Rob  di Pesisir – Halaman all

    TRIBUNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memulai menanggulangi masalah banjir rob yang sering melanda wilayah pesisir Jakarta. 

    Gubernur Jakarta, Pramono Anung menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan pekerjaan peninggian tanggul yang akan dimulai setelah Lebaran, pada bulan April 2025. 

    Peninggian tanggul ini akan dilakukan hingga ketinggian 2,5 meter.

    “Sesudah Lebaran nanti kami akan mulai, bulan April mengerjakan tanggul dinaikkan sampai 2,5 meter,” ujar Pramono, Rabu (1/4/2025).

    Langkah ini diambil untuk mencegah banjir rob yang sering terjadi di wilayah pesisir Jakarta.

    Banjir rob disebabkan oleh naiknya permukaan air laut yang menggenangi daratan, terutama saat musim peralihan atau cuaca ekstrem.

    Dengan peninggian tanggul, diharapkan bisa mengurangi dampak buruk yang sering dirasakan oleh warga pesisir, seperti genangan air yang menghambat aktivitas sehari-hari.

    Menurut Pramono, peninggian tanggul ini adalah bagian dari upaya jangka menengah Pemprov DKI Jakarta untuk menangani banjir rob secara lebih efektif.

    Harapannya, dengan adanya peninggian ini, wilayah pesisir Jakarta bisa terhindar dari banjir rob yang kerap terjadi.

    Dalam rencananya, pengerjaan tersebut dijadwalkan berlangsung dalam beberapa tahap hingga mencapai target yang telah ditetapkan.

    Lebih lanjut, Gubernur Jakarta ini menyebut bahwa Pemprov DKI Jakarta akan memantau secara intensif perkembangan cuaca dan keadaan permukaan air laut, serta memperkuat sistem drainase di daerah yang rawan.

    “Mudah-mudahan, dengan adanya langkah ini, banjir rob bisa tertangani dengan baik,” tambahnya.

    Potensi Banjir Rob di Akhir Maret 2025

    Pramono juga mengungkapkan rasa syukurnya karena warga Jakarta dapat merayakan Idulfitri dengan tenang, tanpa adanya bencana banjir rob yang diperkirakan terjadi pada akhir Maret 2025.

    Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, potensi banjir rob sempat diprediksi akan melanda pada tanggal 28 hingga 31 Maret 2025.

    “Sebagai Gubernur Jakarta, saya merasa happy dan surprise, bahwa warga Jakarta bisa merayakan Lebaran dengan baik dan hampir tidak ada kejadian besar, termasuk banjir rob yang diperkirakan terjadi,” ungkap Pramono.

    Penyiagaan Pompa dan Petugas untuk Mengantisipasi Rob

    Sebagai langkah antisipasi, Pemprov DKI Jakarta telah menyiagakan ratusan pompa air dan petugas untuk mengatasi banjir rob.

    Pompa-pompa tersebut akan langsung dioperasikan jika air laut mulai menggenangi daratan. Sistem ini diharapkan dapat mengembalikan air laut ke tempat semula, sehingga tidak menyebabkan genangan yang mengganggu aktivitas warga.

    Dalam menghadapi ancaman banjir rob, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan meningkatkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjaga kestabilan kehidupan warga pesisir. (Wartakotalive/Yolanda Putri Dewanti)

  • Sejoli Tewas Dalam Mobil Menyala di Surabaya, Berawal Laporan ART, Ini Penjelasan Polisi

    Sejoli Tewas Dalam Mobil Menyala di Surabaya, Berawal Laporan ART, Ini Penjelasan Polisi

    TRIBUNJAKARTA.COM – Laporan asisten rumah tangga (ART) mengungkap sejoli tewas dalam mobil yang masih menyala di pinggir Jalan Ngagel Jaya Utara, Gubeng, Surabaya, sekitar pukul 08.40 WIB, pada Selasa (1/4/2025).

    ART itu telah melihat mobil misterius sudah berhenti di lokasi sejak Minggu (30/3/2025) kemarin.

    ART itu merasa ada yang tidak beres dengan kondisi mobil itu.

    Akhirnya, ia melaporkan temuan itu ke beberapa tetangga, pengurus RT, dan satpam perumahan setempat. 

    “Biasa ada pembantu di sana, pagi menyapu. Terus melihat mobil tersebut mulai kemarin kok belum bergerak. Diketok-ketok kok orangnya enggak ada jawaban. Langsung mengajak tetangganya, lalu menelepon 110,” ungkap Kapolsek Gubeng Polrestabes Surabaya Kompol Eko Sudarmanto.

    Petugas medis dan kepolisian tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP.

    Kondisi mesin mobil Toyota Innova berwana hitam yang dikendarai korban masih dalam keadaan menyala.

    Alat pendingin udara atau AC dalam ruang kabin mobil juga menyala, Bahkan kondisi lampu sein mobil juga terpantau masih dalam keadaan menyala berkedip pada sisi kiri.

    “Mobil menyala, AC menyala, lampu sein kondisi menyala. Jadi dia berhenti minggu, (menyala) lampu sein,” ungkapnya. 

    Korban pria berinisial HAB (26) warga Petemon, Sawahan, Surabaya, ditemukan tewas dengan posisi duduk di bangku kemudi sopir. 

    Sedangkan, korban wanita berinisial QV (23) warga Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya, ditemukan tewas dengan posisi duduk di bangku penumpang sisi kiri sopir. 

    Kabid Darlog BPBD Kota Surabaya Buyung Hidayat mengatakan laporan kedua warga Surabaya ini sekitar pukul 08.40 WIB. 

    Setibanya di lokasi dengan melakukan pemeriksaan medis terhadap keduanya diketahui kedua orang korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. 

    “Petugas terkait tiba dilokasi langsung melakukan pengecekan dan penanganan korban tidak sadar. Setelah pengecekan oleh TGC Timur untuk 2 korban dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya pada Selasa (1/4/2025). 

    Kedua korban diduga merupakan pasangan sejoli. Karena, pada masing-masing kartu identitas yang terdapat pada pakaian mereka, menunjukkan domisili tempat tinggal yang berbeda.

    Kapolsek Gubeng Polrestabes Surabaya Kompol Eko Sudarmanto mengungkapkan hasil terbaru proses penyelidikan serta olah TKP yang dilakukan Anggota Unit Reskrim Polsek Gubeng. 

    Kedua korban diduga kuat telah meninggal dunia sejak Minggu (30/3/2025). 

    Eko memastikan, hasil visum luar yang dilakukan Tim Inafis Polrestabes Surabaya tidak menemukan tanda bekas mencurigakan pada bagian luar tubuh korban yang mengindikasikan adanya aktivitas tindak pidana. 

    “Gak ada tanda-tanda (Mencurigakan yang aneh). Secara umum tidak ada. Kayak orang meninggal wajar. Sudah kami amankan. Mobil kami amankan. Kami penyelidikan lebih lanjut. Mobilnya kayaknya Innova hitam,” pungkasnya

    Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban maupun di sekitar mobil.

    Bahkan, barang berharga mereka seperti ponsel, uang, dan perhiasan masih utuh.

    Dugaan sementara, korban meninggal akibat keracunan gas berbahaya di dalam kabin mobil.

    Namun, kepastian mengenai penyebab kematian masih menunggu hasil autopsi di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

    Saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri kematian pasangan tersebut. (Surya.co.id)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sumut Kehilangan Ratusan Ribu Hektare Hutan, Ini Penyebabnya

    Sumut Kehilangan Ratusan Ribu Hektare Hutan, Ini Penyebabnya

    Liputan6.com, Medan – Bencana ekologis yang terjadi di Sumatera Utara (Sumut) dari tahun ke tahun tidak terlepas dari peningkatan kerusakan lingkungan. Upaya pencegahan dan penindakan atas eksploitasi sudah dilakukan, namun masih perlu penguatan.

    Hal tersebut diungkapkan Direktur Green Justice Indonesia, Panut Hadisiswoyo. Dikatakannya, banyak kawasan hutan dan areal penting yang memiliki fungsi perlindungan ekosistem mengalami perubahan akibat kejahatan lingkungan, sehingga mengakibatkan bencana ekologis.

    “Nah, perubahan yang terjadi karena adanya aktivitas ilegal. Ini tindakan yang merugikan ekosistem. Kami menilai banyaknya bencana ekologis akibat kejahatan lingkungan,” kata Panut, dalam diskusi dan buka puasa bersama, Kamis, 27 Maret 2025.

    Dijelaskan Panut, penting memahami peran hukum dalam menangani kejahatan lingkungan. Pelanggaran lingkungan, tidak hanya dilakukan oleh individu atau korporasi. Tetapi juga bisa melibatkan negara jika memberikan izin eksploitasi tanpa mempertimbangkan dampak ekologisnya.

    “Ini berkaitan erat dengan pelanggaran hak asasi manusia, hak lingkungan, serta hak satwa,” jelasnya.

    Diungkapkannya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengidentifikasi beberapa kategori utama kejahatan lingkungan, seperti kejahatan terhadap satwa liar, penggunaan lahan secara ilegal, eksploitasi sumber daya yang melanggar hukum, serta pencemaran lingkungan.

    “Untuk kategori kejahatan ini banyak terjadi di Indonesia, khususnya di Sumut, di mana deforestasi dan perdagangan ilegal satwa liar terus meningkat,” ungkapnya

    Berdasarkan data, luas kawasan hutan di Sumut mencapai sekitar 3,3 juta hektare dengan berbagai kategori seperti Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi (HP), Areal Penggunaan Lain (APL), dan lain sebagainya.

    Dalam perjalananya, sebut Panut, Sumut kehilangan tutupan hutan hingga ratusan ribu hektare. Menurutnya, laju derorestasi di Sumut saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Tidak bisa dipungkiri, bencana ekologis yang terjadi akibat menurun dan berubahnya fungsi kawasan untuk berbagai kepentingan.

    “Bencana ekologis dan kejahatan lingkungan sangat terkait. Data BPBD Sumut, sepanjang 2024, Sumut mengalami 677 kejadian bencana ekologis, yakni banjir, longsor, dan cuaca ekstrem,” bebernya.

     

  • Duka Warga Yogyakarta, Jambi, dan Papua Dihantam Banjir saat Lebaran

    Duka Warga Yogyakarta, Jambi, dan Papua Dihantam Banjir saat Lebaran

    PIKIRAN RAKYAT – Di tengah semaraknya perayaan Idul Fitri di sebagian besar wilayah Indonesia, sekelompok warga menyambut Lebaran dalam keadaan duka akibat hantaman banjir. Itulah yang dirasakan warga Jambi, Yogyakarta, dan Papua.

    Padahal, berbagai jenis makanan dan cemilan kering khas Lebaran, serta minuman kemasan telah tersusun rapi di ruang tamu. Perabot rumah juga sudah ditata sedemikan rupa agar membuat nyaman sanak saudara yang akan datang.

    Warga Kelurahan Simpang III Sipin, Kota Baru, Jambi, Desmayati (54) pun berharap keluarga besarnya yang datang akan merasa nyaman dan bahagia saat merayakan Lebaran di rumahnya. Namun, harapan itu sirna.

    Semangat merayakan Lebaran bersama keluarga yang datang dari Sumatra Barat dan Lampung seketika berubah jadi kepanikan. Rumah yang telah dihuni lebih dari 25 tahun itu diserang banjir untuk kali pertama pada Minggu 30 Maret 2025.

    “Keramik belakang jebol, hancur. Lalu masuk airnya. Tidak bisa disetop lagi, kayak bom. Air masuk dari belakang karena ada parit kecil,” kata Desmayati di Jambi, Senin 31 Maret 2025.

    Dia menuturkan, air tidak henti-hentinyya memasuki rumah hingga setinggi pinggang orang dewasa. Dia dan keluarganya pun berusaha menyelamatkan barang-barang yang bisa diselamatkan.

    Akan tetapi, derasnya air mengakibatkan lemari rusak, pakaian basah, dan sejumlah barang elektronik rusak. Air sempat surut sebentar, tetapi keesokan paginya hujan kembali datang. Rumah Desmayati pun dilanda banjir lagi.

    Dia dan keluarganya tidak bisa mengikuti salat Idul Fitri. Lagi pula, mereka tidak memiliki pakaian yang layak dan bersih untuk beribadah karena telah dilumuri lumpur banjir. Bukan hanya itu, anggota keluarga yang berasal dari luar kota pun batal ke rumahnya.

    “Suasana Lebaran yang menyedihkan. Kita sudah siapkan kue. Sudah siap yang lain, tetapi tamu tidak bisa datang ke sini karena genangan air seperti ini,” ujar Desmayati.

    Banjir Jambi: Tak Ada Lebaran yang Meriah

    Duka yang sama juga dirasakan Misrina Suryani (33), warga Kelurahan Simpang IV Sipin, Jambi. Dia dan suami telah membersihkan rumahnya yang diserang banjir pada Minggu 30 Maret 2025.

    Dia berharap bisa menerima tamu esok harinya, saat Idul Fitri. Namun, banjir kembali datang.

    “Kemarin bersih-bersih nian, mau Lebaran. Sudah disterilkan, tetapi hari ini banjir lagi. Kue-kue sudah siap. Masak lontong, ketupat di meja makan. Dua hari kami kebanjiran. Ini memang tertinggi sepanjang sejarah banjir,” tutur Misirna Suryani.

    Ketua RT di Kelurahan Simpang III Sipi, Rozjiman mengatakan bahwa terdapat 25 rumah yang terdampak banjir di wilayahnya.

    “Di hari bahagia ini mestinya menghadapi bahagia juga. Tetapi malah menghadapi situasi ini. Sudah surut, datang lagi air. Masuk ke rumahnya. Ini kan tidak kondusif. Tidak merasakan Lebaran yang meriah,” ujarnya.

    Banjir di Kota Jambi juga mengakibatkan satu orang meninggal dunia pada Minggu 30 Maret 2025.

    “Lantai bangunan (kamar mandi yang membelakangi anak sungai runtuh) menimpah korban, dan korban langsung tertimbun,” kata Mustari, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi.

    Selain itu, dia mengatakan bahwa banjir yang berlangsung selama dua hari ini terjadi di 23 kelurahan dalam delapan kecamatan. Penyebab banjir berbeda-beda di setiap wilayah, seperti drainase yang kurang memadai, sedimentasi pada drainase, penumpukan sampah, dan minimnya titik resapan air.

    Banjir Yogyakarta: Semangat Lebaran yang Hilang

    Suasana sore Hari Raya Idul Fitri 2025 di Dusun Nogosari 1 Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, tampak sepi. Beberapa pintu rumah tertutup dan tak terlihat keramaian orang yang saling berkunjung.

    Desa ini menjadi salah satu titik terparah banjir pada Jumat 28 Maret 2025, akibat luapan Sungai Celeng. Salah seorang warga, Fredi Giyanto (50) terlihat tengah membersihkan mobilnya yang terendam banjir.

    “Semangat Lebarannya hilang, bahkan makanan yang seharusnya dipersiapkan untuk waktu Lebaran, kita makan pada malam itu (banjir), karena sudah tidak bisa masak atau apa,” katanya.

    Meski sisa lumpur dan bekas banjir sudah tak terlalu terlihat, tetapi masih nampak kesedihan di wajah pria yang berprofesi sebagai tukang kayu tersebut.

    “Harusnya mau bersiap menyambut Lebaran, malah kayak gini. Di masjid itu, kita sudah bikin maskot (mempersiapkan untuk takbir keliling) tapi terkena dampak banjir, hilang,” tutur Fredi Giyanto.

    Dia juga mengatakan bahwa selama tiga hari menjelang Lebaran mereka mengalami kesulitan air bersih karena kondisi sumur yang tercemar lumpur banjir.

    “Kita beli air buat masak. Kita bisa mandi itu setelah tiga hari, itu pun airnya belum benar-benar jernih, tapi kita paksakan untuk mandi,” ucapnya.

    Fredi Giyanto menaksir, mengalami kerugian belasan juta rupiah akibat banjir ini. Dia bercerita, banjir berlangsung selama dua jam dari sore hingga malam.

    “Ketinggiannya itu setengah meter masuk rumah, kalau di jalan itu tinggi banget satu meter lebih mungkin,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Dusun Nogosari 2, Dalmuji mengatakan bahwa banjir telah merendam belasan rumah warga dan area pertanian yang siap panen di wilayahnya pada Jumat 28 Maret 2025 sore lalu. Banjir melanda desanya memang bukan hal baru, bahkan sudah ada sejak 1980.

    “Akan tetapi, semakin ke sini makin jadi (parah) karena sungai semakin dangkal, dan bantaran menyempit. Banjir ini juga mengganggu psikologis masyarakat, namun kita karena orang Jawa ya menerima saja (pasrah),” tuturnya.

    Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, banjir dan longsor mengakibatkan tiga orang luka-luka, dan puluhan bangunan rusak. Bencana ini pun ditaksir menyebabkan kerugian hingga Rp150 juta.

    Banjir Jayapura: Sudah Down, Tak Antusias Sambut Lebaran

    Tak hanya di Pulau Jawa, banjir juga merendam beberapa wilayah di Jayapura, Papua, sesaat sebelum Lebaran, pada Minggu 30 Maret 2025 malam.

    “Selama Lebaran, baru pertama kali saya Lebaran, malam takbiran banjir,” ucap Warwey (46), ibu yang tinggal di di Entrop, Kota Jayapura.

    Dia mengatakan, air masuk lewat saluran pembuangan kamar mandi rumahnya. Air lalu merembet masuk ruang tamu, hingga kamar.

    “Banjir masuk lewat pembuangan kamar mandi. Saya sudah pasang setiap batu di pintu rumah, untuk mencegah banjir itu. Tapi air masuk lewat pembuangan kamar mandi itu,” kata Warwey.

    Dia bercerita, air banjir masuk ke rumah saat dirinya dan keluarga tengah membuat kue Lebaran. Warwey mengatakan bahwa air membasahi kasur dan pakaian, tetapi barang elektronik sempat diselamatkan.

    Dia pun tidur bersama keluarganya beralaskan tikar pada malam sebelum Lebaran. Dia memperkirakan kerugian akibat banjir itu sebesar Rp5 juta.

    “Barang-barang elektronik sempat diselamatkan. Kasur terendam kita tidur melantai, tidak pakai kasur, tidur di lantai. buka kain tidur. Kan kasur basah semua,” ucap Warwey.

    Dia mengaku, banjir membuatnya tidak semangat menyambut hari raya Idul Fitri.

    “Yang pertama kita down yah, karena antusias besok mau [persiapan] tiba-tiba banjir (bikin) pikiran terpecah. Mau urus rumah kah, mau terima tamu kah, mau masak kah. Akhirnya down. Perasaan sudah tidak antusias lagi, seperti tahun-tahun kemarin begitu,” kata Warwey.

    Dia pun hanya menyiapkan menu seadanya yaitu opor ayam, kerupuk dan sambal untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

    Warwey memiliki ayah dari Raja Ampat yang beragama Muslim dan ibu dari Port Numbay. Dia mengatakan, dirinya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari keluarga ibunya yang Kristen.

    “Buka puasa dikasih selamat, lebaran dikasih selamat. Saya open house lebih banyak untuk keluarga Kristen. Dukungan keluarga sangat besar ke kami saat bencana ini,” ujarnya.

    Banjir juga merendam tempat tinggal Hamdana (54) di Jayapura. Dia menuturkan sudah tiga kali mengalami kebanjiran.

    Menurut ceritanya, air yang meluap dari got depan rumah masuk melalui saluran pembuangan kamar mandi. Namun, dia bersyukur banjir tidak merendam barang-barang di rumahnya.

    “Belum ada barang terendam. Kalau sudah mulai hujan, kita persiapan angkat barang-barang. Kalau air masuk lewat belakang, otomatis angkat barang duluan. Tadi malam (saat banjir) kasih naik barang-barang di bangku,” kata Hamdana.

    Akan tetapi, banjir menganggu persiapannya dalam merayakan Idul Fitri. Dia hanya menghindangkan menu makanan khas Lebaran yang seadanya untuk disantap bersama keluarganya.

    Selain itu, Hamdana mengaku tidak mudik ke tempat asalnya di Makassar, Sulawesi Selatan. Alasannya, biaya yang mahal membuatnya memilih Lebaran bersama anak-anaknya di Jayapura.

    “Mama sudah dari 1997 di Kota Jayapura. Pikiran mau mudik tapi banyak orang, sementara biaya untuk mudik mahal,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.

    Ini bukan kali pertama wilayah Jayapura dihantam banjir. Tahun lalu, banjir merendam empat lokasi di ibu kota Papua ini, yang menyebabkan 62 orang terserang penyakit.

    Bahkan banjir bandang dan longsor pernah menghantam Sentani, Jayapura pada Maret 2019. Bencana ini menewaskan ratusan orang, dan menyebabkan sekitar 4.000 warga mengungsi. Banjir menghantam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sentani Tami, akibat curah hujan yang tinggi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Sepasang Pria dan Wanita Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil yang Terparkir 2 Hari di Surabaya – Halaman all

    Sepasang Pria dan Wanita Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil yang Terparkir 2 Hari di Surabaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Sepasang pria HAB (26) dan wanita QV (23) ditemukan meninggal dunia di dalam mobil di Jalan Ngagel Jaya Utara, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur.

    Saat ditemukan meninggal dunia, kondisi mobil yang ditumpangi keduanya masih dalam kondisi menyala. AC, dan lampu sein mobil juga masih menyala.

    Penemuan ini bermula dari kecurigaan seorang asisten rumah tangga (ART) yang tinggal di sekitar lokasi.

    Mobil tersebut pertama kali terlihat berhenti sejak Minggu (30/3/2025). 

    Awalnya, saksi mengira mobil itu hanya parkir sementara. Namun, hingga Selasa (1/4/2025) pagi, kendaraan itu masih berada di tempat yang sama.

    Merasa ada sesuatu yang tidak beres, ART tersebut melaporkan temuannya kepada tetangga dan pengurus RT setempat.

    Bersama beberapa warga, mereka mencoba mengetuk kaca mobil, tetapi tidak ada respons dari dalam. Akhirnya, mereka segera menghubungi pihak berwenang melalui layanan darurat 110.

    Korban Dinyatakan Meninggal

    Petugas medis dari Pemkot Surabaya dan BPBD tiba di lokasi sekitar pukul 08.40 WIB.

    Saat pemeriksaan dilakukan, mereka menemukan dua orang di dalam mobil dalam keadaan tidak sadar.

    Setelah dilakukan pengecekan medis, keduanya dipastikan telah meninggal dunia.

    “Petugas terkait tiba di lokasi langsung melakukan pengecekan dan penanganan korban tidak sadar. Setelah pengecekan oleh TGC Timur, kedua korban dinyatakan meninggal dunia,” ujar Kabid Darlog BPBD Kota Surabaya, Buyung Hidayat, saat dihubungi, Selasa (1/4/2025).

    Korban pria berinisial HAB (26), warga Petemon, ditemukan dalam posisi duduk di kursi pengemudi.

    Sedangkan korban wanita berinisial QV (23), warga Kedung Baruk, ditemukan tak bernyawa di kursi penumpang depan.

    Tidak ditemukan bekas kekerasan

    Kepolisian yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban maupun di sekitar mobil.

    Bahkan, barang berharga mereka seperti ponsel, uang, dan perhiasan masih utuh.

    Kapolsek Gubeng, Kompol Eko Sudarmanto, menyebut bahwa kedua korban diduga merupakan pasangan sejoli karena memiliki alamat yang berbeda.

    “Kalau saya lihat KTP-nya bukan (pasangan suami istri). Mungkin itu (masih pacaran). Karena bukan satu alamat, alamatnya berbeda,” ungkapnya.

    Masih Menunggu Hasil Autopsi

    Kepastian mengenai penyebab kematian masih menunggu hasil autopsi di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

    Berdasarkan kondisi jenazah, polisi memperkirakan bahwa keduanya sudah meninggal sejak Minggu (30/3/2025).

    Terlepas dari hasil autopsi yang masih dilakukan, Kompol Eko memastikan bahwa hasil visum luar tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau tindak pidana.

    “Gak ada tanda-tanda (mencurigakan yang aneh). Secara umum tidak ada. Kayak orang meninggal wajar. Sudah kami amankan. Mobil kami amankan. Kami penyelidikan lebih lanjut,” pungkasnya.

    Saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri kematian pasangan tersebut.

    Penulis: Luhur Pambudi