Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir di Luwu Rendam Ratusan Rumah, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh

    Banjir di Luwu Rendam Ratusan Rumah, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh

    Luwu, Beritasatu.com – Banjir melanda dua kecamatan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan akibat tingginya intensitas hujan sejak Minggu (13/4/2025) malam. Akibatnya ratusan rumah terendam dan akses jalan Trans Sulawesi lumpuh.

    Banjir melanda Kecamatan Suli dan Kecamatan Suli Barat tersebut sempat membuat panik warga lantaran arus air bercampur material lumpur tiba-tiba memasuki permukiman. Warga nekad menerobos derasnya banjir demi menyelamatkan diri ke tempat lebih tinggi. 

    “Air tiba-tiba meluap hingga ke jalan raya sehingga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga yang berada di dalam rumah,” kata Nurhayati, warga Desa Lindajang, Suli Barat, Senin (14/4/2025).

    Warga juga saling bergotong-royong menyelamatkan kendaraannya agar tidak terbawa banjir. 

    BPBD Luwu mencatat sebanyak 800 rumah warga, dan sejumlah fasilitas publik, seperti sekolah, posyandu, serta tempat ibadah terdampak banjir di Suli dan Suli Barat.

    Haedar, warga Suli Barat lainnya mengatakan banjir di Luwu terjadi karena hujan lebat mengguyur wilayah itu dari hulu sungai hingga ke hilir.

    “Sehingga air secara tiba-tiba naik dan kami langsung berlari untuk mencari tempat yang tinggi bersama anak dan istri,” ujarnya.

    Haedar mengalami kerugian material karena sejumlah barang berharga miliknya terendam banjir. Gabah siap jual yang baru saja dipanen dari sawah juga ludes diterjang banjir.

    “Apa yang mau diselamatkan karena semua terendam, baik barang berharga maupun gabah kering yang siap untuk di jual,” pungkasnya.

    Warga terdampak banjir di Luwu berharap pemerintah segera memberi bantuan logistik, karena stok bahan makanan milik mereka sudah menipis akibat banjir.

  • Tebing 14 Meter di Ciawi Bogor Longsor Tutup Jalan Alternatif ke Pancawati

    Tebing 14 Meter di Ciawi Bogor Longsor Tutup Jalan Alternatif ke Pancawati

    Bogor

    Tebing di Jalan Tapos, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, longsor. Tebingan longsor disinyalir akibat hujan deras dengan intensitas yang tinggi di wilayah tersebut.

    “Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan tebing dengan ukuran tinggi sekitar 14 meter, dan panjang sekitar 15 meter longsor dan beberapa pohon tumbang,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani dalam keterangannya, Senin (14/4/2024).

    Adam menyebut peristiwa itu terjadi pada Minggu (13/4) kemarin. Material longsoran tebing tersebut menyebabkan jalur alternatif menuju kawasan Pancawati tertutup.

    “Dampak longsor hingga menutup jalan alternatif Tapos-Pancawati,” jelasnya.

    Warga kemudian melaporkan kejadian itu kepada petugas BPBD. Menerima laporan warga, petugas segera menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan.

    “Fasilitas umum terdampak Jalan Tapos tertutup material longsoran dan pohon tumbang setinggi 1,5 meter,” jelasnya.

    “Tim TRC BPBD melakukan upaya pembersihan material longsoran dan evakuasi pohon tumbang. Dibutuhkan Evakuasi lanjutan dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan dan kurangnya penerangan,” pungkasnya.

    (rdh/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Usai Longsor, Khofifah Pastikan Perbaikan Jalur Pacet-Cangar Segera Tuntas

    Usai Longsor, Khofifah Pastikan Perbaikan Jalur Pacet-Cangar Segera Tuntas

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa perbaikan Jalan Sumber Brantas Jalur Pacet-Cangar yang sempat terdampak longsor pada 3 April lalu, hampir selesai 100 persen.

    Sejauh ini, kata Khofifah, Pemprov Jatim telah melakukan pemerataan tanah di lokasi longsor oleh Dinas PU Bina Marga UPT PJJ Mojokerto. Selain itu, penggantian baterai Early Warning System (EWS) di atas titik longsor juga telah dilakukan oleh tim BPBD Jatim dan BPBD Kabupaten Mojokerto.

    “Terkait perkembangan di jalur Pacet-Cangar yang mengalami longsor, sudah kita benahi dengan cepat dan tepat. Hari ini dilanjutkan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT). Mohon doa semoga semua lancar,” ujarnya.

    “Total progres pembuatan plengsengan mencapai 75 persen dan untuk pemasangan bambu mencapai 15 persen,” imbuhnya.

    Khofifah menambahkan, untuk mempercepat pengerjaan tersebut, pihaknya akan mendatangkan tambahan alat berat jenis eskavator PC-200. Rencanya akan diterjunkan pada 15-16 April mendatang.

    Selain menambah alat berat, kerja sama lintas sektoral juga dilakukan. Sementara Dinas PU Bina Marga Mojokerto telah memberi dukungan satu unit eskavator untuk melakukan pemerataan tanah.

    “Perbaikan ini bisa cepat karena kita bekerja bersama baik dari provinsi maupun daerah. Bahkan Polhut (Polisi Hutan) selalu standby, ada personel jaga di sisi Sendi dan Cangar selama perbaikan hingga kegiatan selesai,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Khofifah juga menyebutkan, laporan Safety Officer menunjukkan perkembangan terbaru bahwa tidak ada gerakan tanah di titik longsoran. Hal tersebut terpantau dari tidak adanya pergeseran tanda bendera.

    Meski begitu, pembukaan kembali jalur yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto-Kabupaten Malang dan Kota Batu ini masih menunggu hasil evaluasi.

    Oleh karena itu, Khofifah menjelaskan, kondisi jalur saat ini yang dapat dilalui oleh masyarakat, yaitu dari arah Kota Batu ke Mojokerto, yaitu sampai loket Pemandian Air Panas Cangar (Jalan Cangar-Kecamatan Pacet).

    Untuk arah sebaliknya, dari Mojokerto ke Kota Batu, yang dapat dilalui sampai Rest Area Sendi (Jalan Cangar-Pacet Nomor 26).

    “Untuk rencana pembukaan jalur lokasi longsor akan segera dilakukan evaluasi pada hari Selasa 15 April atau Rabu 16 April mendatang,” pungkasnya. [tok/aje]

  • 4 Tamu Tertimbun Tanah Longsor saat Hadiri Hajatan Pernikahan di Bangkalan – Halaman all

    4 Tamu Tertimbun Tanah Longsor saat Hadiri Hajatan Pernikahan di Bangkalan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan proses evakuasi empat tamu undangan yang tertimbun tanah longsor saat menghadiri acara hajatan di Kabupaten Bangkalan, Madura, menjadi viral di media sosial.

    Insiden ini terjadi pada Sabtu, 12 April 2025, sekitar pukul 17.00 WIB, di Desa Pakaan Laok, Kecamatan Galis.

    Menurut informasi yang dihimpun, kegaduhan muncul saat tanah longsor terjadi di lokasi hajatan.

    Warga dan tamu undangan segera berusaha menolong empat korban yang terkurung di bawah material tanah dan dinding penahan tanah.

    Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Jafar, mengungkapkan bahwa keempat korban merupakan tamu dan pengantar pengantin pria yang hendak meninggalkan lokasi setelah prosesi serah terima mempelai selesai.

    “Saat hendak keluar, tiba-tiba tebing dengan tembok penahan tanah runtuh hingga menimbun lokasi,” jelasnya.

    Dari empat korban, tiga di antaranya dilarikan ke Puskesmas Galis, sedangkan satu korban lainnya dirujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan.

    “Korban yang parah dirawat di RSUD Syamrabu, sementara dua lainnya sudah diperbolehkan pulang,” tambah Fauzan.

    Kapolsek Galis, Iptu Achmad Affandi, menjelaskan bahwa keempat korban berasal dari satu desa, yaitu Desa Daleman, Kecamatan Galis.

    Mereka adalah FH (15) dengan patah tulang, NS (16) mengalami luka ringan, HM (15) yang menjalani rawat inap, dan UF (21) yang dirujuk ke rumah sakit.

    Menurut Fauzan, hujan deras yang terjadi sebelum insiden diduga menjadi penyebab longsor.

    “Plengsengan yang roboh sudah berusia lama dan posisinya terlalu vertikal,” ujar Affandi.

    Material longsor juga menimpa akses jalan kampung yang berada di luar pagar rumah yang menggelar hajatan.

    Seorang kerabat korban, Abdillah, mengatakan tidak ada tanda-tanda sebelum peristiwa longsor terjadi.

    “Kejadian berlangsung saat sejumlah warga pengantar mempelai pria hendak keluar lokasi hajatan,” ungkapnya.

    Pihak Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Galis bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas sosial setempat sedang melakukan pemetaan dan pendataan untuk menentukan langkah perbaikan selanjutnya.

    “Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Jika tidak ada hajatan pernikahan, mungkin tidak ada korban,” tutup Affandi.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dicari di Perairan Tanjung Ngambur Pacitan, Suraji Belum Ditemukan

    Dicari di Perairan Tanjung Ngambur Pacitan, Suraji Belum Ditemukan

    Pacitan (beritajatim.com) – Upaya pencarian terhadap Suraji (71), warga Dusun Watu Adeg, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, yang diduga tenggelam di perairan Tanjung Ngambur, belum membuahkan hasil. Hingga Minggu sore (13/4/2025), Tim SAR gabungan masih belum menemukan keberadaan korban.

    Suraji dilaporkan hilang pada Sabtu malam (12/4/2025) saat memancing di kawasan Pantai Dondong, Kecamatan Kebonagung. Lokasi kejadian berada di perairan Tanjung Ngambur, yang dikenal memiliki ombak tinggi dan akses darat yang sulit.

    “Pencarian dilakukan dari darat dan laut. Kalau dari darat, aksesnya cukup berat. Jalur masuk dan keluar harus jalan kaki sekitar 40 menit sebelum bisa sampai ke lokasi parkir sepeda,” ujar Letda Laut (P) Agung Utomo, Danposmat Tamperan.

    Tim SAR yang terdiri dari TNI AL, TNI AD, Polsek Kebonagung, Polairud BKO Polres Pacitan, BPBD, Basarnas, serta relawan dan masyarakat sekitar mulai bergerak sejak pagi hari. Mereka menyisir pantai dan perairan sekitar lokasi korban dilaporkan menghilang. Namun hingga sore hari, pencarian belum membuahkan hasil.

    Rencananya, pencarian akan dilanjutkan esok hari dengan memperluas area pencarian, bergantung pada kondisi cuaca dan ombak.

    “Kami tetap berharap korban bisa segera ditemukan. Tim terus melakukan evaluasi untuk memaksimalkan upaya penyelamatan,” tambah Agung. (tr/buti

  • Tempat Usaha Kerupuk di Mojokerto Terbakar

    Tempat Usaha Kerupuk di Mojokerto Terbakar

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kebakaran terjadi di sebuah rumah tempat usaha kerupuk di Dusun Karang Wungu RT 04 RW 08, Desa Kenanten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Minggu (13/4/2025). Kebakaran di rumah tempat usaha milik Pujiono tersebut akibat tungku penggorengan krupuk.

    Satu unit mobil Pemadam Kebakaran (PMK) milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto diterjunkan ke lokasi kebakaran. Sekitar satu jam kemudian, api yang membakar rumah tempat usaha tersebut berhasil dipadamkan.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, kebakaran terjadi sekira pukul 14.00 WIB. “Berdasarkan laporan dari masyarakat terjadi kebakaran rumah tempat usaha di Dusun Karang Wungu, Desa Kenanten,’ ungkapnya.

    Satu unit mobil PMK diterjunkan untuk melakukan upaya pemadaman. Masih kata Khakim, sekitar pukul 15.05 WIB, petugas baru berhasil memadamkan api yang meludeskan bangunan seluas ± 8 × 10 m² tersebut. Kasus kebakaran tersebut dalam penyelidikan pihak kepolisian.

    “Tidak ada korban jiwa, namun api melalap bangunan seluas ± 8 × 10 m² milik Pujiono. Terkait penyebab dan kerugian yang dialami pemilik rumah tempat usaha tersebut masih dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, dugaan sementara karena tungku penggorengan krupuk,” katanya. [tin/but]

  • Seorang Warga di Subang Tertimbun Longsor, Sempat Kirim Video Lalu Tak Bisa Dihubungi 

    Seorang Warga di Subang Tertimbun Longsor, Sempat Kirim Video Lalu Tak Bisa Dihubungi 

    JABAR EKSPRES – Proses pencarian terhadap seorang warga bernama Rafik (55), yang menjadi korban longsor hingga tertimbun material tanah masih dilakulan oleh Tim SAR Gabungan.

    Diketahui, musibah bencana longsor tersebut, terjadi di wilayah Kampung Babakan Randu, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu, 12 April 2025 kemarin.

    Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Mochamad Adip mengatakan, operasi pencarian terhadap korban masih diupayakan secara maksimal.

    “Petugas Siaga Kantor SAR Bandung menerima informasi kejadian bencana longsor di Kabupaten Subang, yang menyebabkan satu orang tertimbun material longsor dan hingga saat ini belum ditemukan,” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Minggu (13/4).

    BACA JUGA:Bupati Ciamis Prioritaskan Relokasi 7 Rumah Terdampak Longsor di Panawangan

    Menerima informasi tersebut, ujar Adip, Kantor SAR Bandung langsung melakukan koordinasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang.

    “Selanjutnya memberangkatkan satu tim rescue menuju lokasi kejadian untuk melaksanakan pencarian,” ujarnya.

    Berdasarkan laporan yang diterima Kantor SAR Bandung, longsor diakibatkan oleh curah hujan dengan intensitas yang tinggi. Selain itu, kontur tanah yang labil dinilai menjadi faktor pemicu terjadinya longsoran.

    “Akibatnya terjadi dua kali longsor. Menurut informasi dari warga, saat kejadian korban tengah berada di pesawahan memperbaiki saluran air,” beber Adip.

    BACA JUGA:Ancaman Longsor Susulan Mengintai, Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cimahi Diminta Mengungsi

    Dia melanjutkan, kronologi dugaan korban tertimbun material tanah itu, ketika terjadi longsoran pertama Rafik sempat mengirimkan video di grup media sosial aplikasi WhatsApp.

    Akan tetapi, Adip memaparkan, saat longsor susulan yang terjadi pada pukul 15.00 WIB, dengan tinggi longsor sekira 250 meter dan lebar 40 meter, korban tak lagi dapat dihubungi.

    “Diduga korban atas nama Rafik (55) tertimbun material longsor saat longsor susulan (peristiwa kedua),” paparnya.

    Adip menerangkan, sekira pukul 17.24 WIB Tim Rescue Kantor SAR Bandung tiba di lokasi kejadian dan langsung melaksanakan koordinasi dengan unsur SAR di lapangan.

    “Selanjutnya Tim melaksanakan assessment menggunakan drone di sekitar lokasi kejadian,” terangnya.

    “Hingga pukul 17.35 WIB hasil pencarian masih nihil, berdasarkan pertimbangan teknik di lapangan, pencarian dihentikan sementara dan kembali dilanjutkan hari ini (masih berlangsung), pungkas Adip. (Bas)

  • 18 Bencana Banjir Landa di Indonesia Akhir Pekan Ini, di Mana Saja?

    18 Bencana Banjir Landa di Indonesia Akhir Pekan Ini, di Mana Saja?

    loading…

    Kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (9/4/2025). FOTO/DOK.SindoNews

    JAKARTA Bencana alam terjadi di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu (13/4/2025). Sembilan bencana di antaranya berdampak signifikan dan menjadi perhatian khusus.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, kejadian baru tercatat di Jakarta Timur. Pada 12 April 2025 pukul 02.45 WIB, banjir berdampak terhadap 44 KK atau 125 jiwa, serta merendam 44 unit rumah. Banjir telah surut pada hari yang sama. Selanjutnya, delapan kejadian lainnya merupakan pembaruan dari kejadian sebelumnya.

    Di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, banjir melanda tiga kecamatan akibat meluapnya Sungai Desa Harapan pada 11 April 2025. Dampak yang tercatat yakni 557 KK atau 1.266 jiwa terdampak, 477 unit rumah, delapan ekor ternak, empat rumah ibadah, satu fasilitas kesehatan, tiga fasilitas pendidikan, dua fasilitas umum terdampak, serta satu jembatan putus. BPBD melaporkan sebagian wilayah masih tergenang air dengan ketinggian muka air sekitar 30 cm.

    “Sementara itu, di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, angin kencang pada 12 April menyebabkan kerusakan pada 37 unit rumah (23 rumah rusak ringan, 12 rumah rusak sedang, dua rumah rusak berat), berdampak pada 50 KK atau 140 jiwa, serta satu titik akses jalan terdampak. Situasi sudah kondusif dan perbaikan mandiri dilakukan warga,” tuturnya.

    Dia menerangkan, di wilayah Kalimantan, banjir juga terjadi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, yang berdampak pada sekitar 5.709 KK atau 16.752 jiwa, serta 4.218 unit rumah. Monitoring tinggi muka air dilakukan melalui Early Warning System (EWS) di Desa Rantau Nangka dan Desa Sungai Arfat.

    Kemudian, di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, banjir berdampak pada 745 KK, sekitar 692 unit rumah, tiga akses jalan, dan satu jembatan. Ketinggian air mulai turun sekitar 15 cm di Desa Pangkalan Bayat dan Desa Bayat Ilir.

    “Adapun di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, sebanyak 97 KK terdampak dan satu jiwa meninggal dunia. Sebanyak 130 unit rumah terdampak dengan tinggi muka air antara 20 cm hingga 100 cm. Banjir mulai surut di beberapa titik,” katanya.

    Di Kabupaten Pulau Morotai, sebanyak 33 KK atau 121 jiwa terdampak, dan 33 unit rumah terendam. Banjir telah surut dan BPBD melakukan normalisasi sungai serta pemasangan bronjong.

    Baca Juga: Oarfish, Ikan Kiamat yang Dikaitkan dengan Bencana Alam

  • Remaja Tewas Terseret Arus Kali Pesanggrahan Jakarta, Kaki Tersangkut Ranting Pohon Saat Ditemukan – Halaman all

    Remaja Tewas Terseret Arus Kali Pesanggrahan Jakarta, Kaki Tersangkut Ranting Pohon Saat Ditemukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nasib sial menimpa seorang remaja berinisial MRF (15) di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    Ia tewas setelah terbawa arus dan tenggelam di aliran Kali Pesanggrahan.

    Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Muhammad Yohan mengatakan saat itu, korban bersama teman-temannya hendak mencari burung di area dekat kali pada Kamis (10/4/2025) sore.

    “Setelah azan ashar korban bersama saksi melakukan kegiatan menjebak burung. Saat itu korban melihat orang lain sedang berenang di kali tersebut,” kata Yohan dalam keterangannya, Minggu (13/4/2025).

    Karena hal itu, korban ikut berenang di aliran kali tersebut tepatnya di dekat pintu air.

    “Tiba-tiba korban terbawa arus yang cukup deras, selanjutnya rekan korban berusaha untuk melakukan pertolongan namun tidak tertolong,” ucapnya.

    Setelah mendapat laporan, kata Yohan, tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap korban yang terbawa arus tersebut.

    Namun, pencarian pada hari pertama nihil.

    Selanjutnya, proses pencarian korban dilanjutkan pada Jumat (11/4/2025) dengan menggunakan empat kapal.

    Korban, akhirnya ditemukan pada pada sore hari.

    “Pukul 14.21 korban sudah ditemukan di radius 500 meter dari titik lokasi kejadian di bawah jembatan dengan posisi korban kaki dan punggung tersangkut di ranting pohon,” ucapnya.

    Jasad korban pun dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo bersama pihak keluarga untuk proses lebih lanjut.

    “Pada pukul 16.00 WIB pencarian korban membahayakan manusia dinyatakan selesai atau tutup,” ungkapnya.

  • Tragedi Laut Pacitan: Ombak Besar dan Rip Current Renggut 6 Korban dalam Sepekan

    Tragedi Laut Pacitan: Ombak Besar dan Rip Current Renggut 6 Korban dalam Sepekan

    Pacitan (beritajatim.com) – Dalam sepekan terakhir, perairan selatan Pacitan menelan enam korban jiwa dalam insiden kecelakaan laut yang terjadi di sejumlah lokasi. Deretan kejadian tragis ini menjadi pengingat keras akan bahaya rip current dan ombak besar di kawasan pesisir selatan Jawa.

    Peristiwa pertama terjadi pada Sabtu, 5 April 2025. Tiga wisatawan asal Ponorogo tenggelam saat berenang di muara Sungai Kedung Gombang, Dusun Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo Pacitan. Ketiganya ,Agus Widodo (33), Ahmad Fahrudin (26), dan Zainal Mutaqin (22).

    Wisatawan Ngrayun Kabupaten Ponorogo diketahui nekat berenang tanpa sepengetahuan rombongan sekitar pukul 13.30 WIB. Tim gabungan yang terdiri dari petugas keamanan, relawan, dan warga setempat berhasil menemukan mereka dalam kondisi tidak bernyawa.

    Sepekan kemudian, Sabtu, 12 April 2025, musibah kembali terjadi di Pantai Klayar, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo. Tiga remaja terseret ombak saat bermain air. Dua di antaranya Ahmad Yudhianto (18) dan Irvan Arrosyidin (16), warga Boyolali, Jawa Tengah meninggal dunia, sementara satu korban berhasil selamat.

    Masih di hari yang sama, pada malam harinya, seorang pemancing bernama Suraji, warga Dusun Watuadeg, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, dilaporkan hilang diduga tersapu ombak besar saat memancing di atas karang. Hingga kini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian intensif di sekitar lokasi kejadian.

    Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, mengingatkan masyarakat akan karakteristik Pantai Selatan yang memiliki ombak tinggi dan fenomena arus balik atau rip current yang sangat berbahaya.

    “Rip current ini adalah arus balik dari pantai menuju laut dengan kecepatan tinggi. Berbeda dari ombak yang menggulung ke pantai, arus ini justru terlihat datar, berbuih, dan berwarna lebih gelap. Sangat berbahaya karena bisa menyeret korban dalam hitungan detik,” jelas Erwin.

    Ia juga menegaskan bahwa larangan berenang telah dipasang di sejumlah titik pantai rawan, dan peringatan terus disampaikan melalui berbagai saluran. “Kami imbau wisatawan tidak mengabaikan rambu dan larangan yang ada. Musibah bisa terjadi kapan saja jika tidak berhati-hati,” tandasnya.

    Dengan cuaca yang masih berpotensi ekstrem, BPBD Pacitan mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, tidak hanya terhadap ombak besar, tetapi juga terhadap arus bawah laut yang tidak tampak namun sangat mematikan. [tri/suf]