Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pohon Besar Tumbang Tutup Jalur Petirtaan Jolotundo Mojokerto

    Pohon Besar Tumbang Tutup Jalur Petirtaan Jolotundo Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah pohon jenis Bulu di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Senin (14/4/2025) tengah malam tumbang. Pohon besar dengan diameter sekitar 250 cm tersebut menutup Jalur Petirtaan Jolotundo.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, pohon tumbang sekira pukul 23.00 WIB. “Pohon tumbang diJalur Petirtaan Jolotundo,” ungkapnya, Selasa (15/4/2025).

    Pohon tumbang diduga karena akar pohon sudah rapuh. Akibatnya, pohon tumbang menutup akses ke Petirtaan Jolotundo. Tak hanya menutup akses ke Pertirtaan Jolotundo, akibat pohon tumbang juga menimpa kabel dan tiang Penerangan Jalan Umum (PJU) dan label Telkom.

    “Setelah mendapatkan laporan, Tim BPBD Kabupaten Mojokerto menuju ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Sekira pukul 02.50 WIB pemotongan pohon dihentikan karena alat yang kurang mumpuni, dibutuhkan cainsaw besar sehingga tadi pagi proses evakuasi pohon tumbang dilanjutkan,” katanya.

    Selain melibatkan petugas dari BPBD Kabupaten Mojokerto, evakuasi pohon tumbang juga melibatkan petugas dari Perhutani, FPRB Kabupaten Mojokerto, TNI, Polri, dan warga setempat. [tin/beq]

  • 20 Pendaki Ilegal Tertangkap di Gunung Merapi, Padahal Sudah Ditutup Sejak 2018 – Page 3

    20 Pendaki Ilegal Tertangkap di Gunung Merapi, Padahal Sudah Ditutup Sejak 2018 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gunung Merapi, gunung berapi aktif di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, kembali menjadi sorotan setelah 20 pendaki ilegal diamankan petugas. Kejadian ini terjadi pada Minggu (13/4/2025), di mana para pendaki, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan karyawan dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan DIY, nekat mendaki gunung yang telah ditutup sejak Mei 2018. 

    Penutupan ini dilakukan karena peningkatan status Gunung Merapi dari ‘aktif normal’ menjadi ‘waspada’ (Level II), dan hingga kini masih berstatus ‘siaga’ (Level III).

    Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini dan mengimbau masyarakat untuk mematuhi larangan mendaki. 

    “Harapannya, masyarakat mematuhi larangan-larangan yang sudah ditetapkan oleh instansi yang berwenang terhadap Merapi,” ujar Noviar sepertidikutip dari Antara. 

    Ia menegaskan bahwa meskipun aktivitas Merapi saat ini terkendali, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat potensi bahaya yang masih ada.

    Gunung Merapi, dengan ketinggian sekitar 2.980 meter di atas permukaan laut, memiliki sejarah letusan yang panjang dan sering, rata-rata setiap 2-5 tahun sekali. 

    Letusan-letusan ini menghasilkan berbagai ancaman, seperti aliran lava pijar, awan panas, dan letusan eksplosif. Kawasan rawan bencana telah dipetakan, dan potensi bahaya guguran lava dan awan panas mengarah ke beberapa sungai di sektor selatan-barat daya dan tenggara gunung.

  • Gunung Semeru Erupsi Lima Kali dalam Sehari, Warga Lumajang Diimbau Waspada

    Gunung Semeru Erupsi Lima Kali dalam Sehari, Warga Lumajang Diimbau Waspada

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi dengan mengalami lima kali erupsi dalam rentang waktu sembilan jam pada Selasa (15/4/2025). Informasi ini disampaikan oleh Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru yang berada di Gunung Sawur, Lumajang.

    Menurut laporan PPGA, erupsi pertama terjadi pada pukul 00.21 WIB dan diikuti letusan kedua pada pukul 00.25 WIB. Keduanya terjadi tanpa visual letusan yang teramati. Aktivitas meningkat di pagi hari saat terjadi erupsi pada pukul 05.54 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 700 meter dari puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu mengarah ke timur laut dengan intensitas sedang.

    Erupsi selanjutnya tercatat pada pukul 07.32 WIB dengan kolom abu setinggi 500 meter ke arah barat daya dan memiliki intensitas tebal. Erupsi kelima sekaligus terbaru terjadi pukul 09.18 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter, mengarah ke barat daya.

    “Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter berdurasi 190 detik,” kata petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofian, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/4/2025).

    Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan dampak erupsi yang diterima dari warga yang tinggal di sekitar lereng gunung.

    “Untuk dampak belum ada laporan, tapi tetap harus waspada dan siaga untuk warga di lereng gunung, utamanya penambang. Ini Gunung Semeru masih bersifat fluktuatif, jadi dampak bencananya sulit diprediksi dan bisa terjadi kapan saja,” ujarnya.

    Warga, khususnya penambang pasir, diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru, terutama di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini sebagai bagian dari langkah antisipasi potensi awan panas guguran, lava pijar, dan banjir lahar dingin.

    Status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level II (waspada). Masyarakat juga diimbau menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Semeru, terlebih saat hujan turun di kawasan lereng.

    “Ini untuk aktivitas dari puncak dibatasi sejauh delapan kilometer, di luar itu sepanjang 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan juga harus dijauhi. Utamanya saat hujan dan cuaca buruk. Ini untuk potensi bisa terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar sampai jarak 13 kilometer dari puncak,” ungkap Yudhi Cahyono. [has/beq]

  • Jumlah Warga Keracunan Makanan di Klaten Bertambah, 1 Orang Meninggal

    Jumlah Warga Keracunan Makanan di Klaten Bertambah, 1 Orang Meninggal

    Jakarta

    Jumlah warga korban keracunan makanan acara hajatan wayang di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten bertambah. Kini jumlahnya mencapai 103 orang setelah sebelumnya terdata hanya puluhan orang.

    Kalak BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna menyampaikan jumlah tersebut merupakan data per Senin (14/4/2025) pukul 23.40 WIB. Sementara, satu orang dilaporkan meninggal dunia.

    “Data terakhir pada pukul 23.40 WIB tadi malam ada 103 orang dan satu meninggal dunia. Yang meninggal bapak S ,” jelas Kalak dilansir detikJateng, Selasa (15/4/2025).

    Ratusan warga mengalami gejala diare, muntah, dan panas. Sebanyak 31 orang menjalani rawat inap.

    “103 orang tersebut mengalami gejala diare, muntah, dan panas. Dengan jumlah warga yang rawat inap dan dirujuk sebanyak 31 orang,” terang Syahruna.

    Pasien yang rawat dan dirujuk, sambung Syahruna, dirujuk ke beberapa RS di Klaten maupun Jogja. Di antaranya ke RS Bagas Waras dan juga RS Bhayangkara Jogja.

    Ratusan orang itu diduga keracunan saat acara wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Acara wayang sendiri berlangsung Minggu (13/4/2025).

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tingkatkan Layanan Aduan, Pemkot Kediri Siapkan Call Center Lapor Mbak Wali 112

    Tingkatkan Layanan Aduan, Pemkot Kediri Siapkan Call Center Lapor Mbak Wali 112

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satunya dengan menyediakan sistem pelayanan panggilan darurat melalui call center Lapor Mbak Wali di 112.

    Saat ini proses persiapan pelaksanaan call center Lapor Mbak Wali 112 telah sampai ditahap verifikasi implementasi layanan darurat oleh Kementerian Komunikasi dan Digital yang dilaksanakan di Ruang Command Center Balai Kota Kediri, Senin (14/4).

    Setelah melewati tahap verifikasi pada hari ini, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi saat dihubungi secara terpisah mengatakan bahwa Pemkot Kediri bersama Kemenkomdigi akan memberikan pelatihan SDM pada operator yang akan bertugas dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang call center Lapor Mbak Wali 112 sebelum siap dilaunching pada akhir bulan April 2025 mendatang.

    “Kami saat ini tengah melakukan persiapan pelaksanaan call center Lapor Mbak Wali 112 sebagai media untuk merespon aduan masyarakat dengan waktu yang tidak terbatas atau beroperasi selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu. Dengan call center Lapor Mbak Wali 112, masyarakat akan dimudahkan dalam menyampaikan pengaduan manakalah ada kejadian atau peristiwa yang membahayakan,”jelasnya.

    Dijelaskan lebih lanjut oleh Chevy, bahwa dalam pelayanan call center Lapor Mbak Wali 112, Pemkot Kediri menugaskan operator dari beberapa OPD, yaitu Dinas Kesehatan, Satpol PP, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar, BPBD dan Dinas Perhubungan guna menanggapi terkait kedaruratan dan kebencanaan seperti ambulance gawat darurat, penanganan kebakaran, penanganan kejadian kecelakaan lalu lintas, penanganan kejadian terkait kebencanaan, pohon tumbang dan penanganan kejadian membahayakan lainnya.

    “Dengan call center Lapor Mbak Wali 112 ini, kami berupaya memberikan respon cepat terhadap setiap aduan yang ada, sehingga keamanan masyarakat Kota Kediri bisa terjamin,”ungkapnya.

    Sementara itu, PIC Layanan Panggilan Darurat 112 Direktorat Pengembangan Pitalebat, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemenkomdigi RI Agung Setio Utomo mengatakan selain memverifikasi kesiapan layanan darurat 112, kunjungannya ke Kota Kediri juga bertujuan untuk melaksanakan Forum Grub Discussion (FGD) dan menyamakan persepsi antar lembaga sehingga tidak ada sektoral dalam layanan panggilan kedaruratan.

    “Call center Lapor Mbak Wali 112 ini dimiliki dan dikelola oleh Pemkot Kediri, dimana Diskominfo dan Kemenkomdigi menjadi leading sektor dari layanan tersebut, akan tetapi sinergi dari OPD maupun lembaga lainnya juga harus ada agar bersama-sama kita bisa memaksimalkan layanan call center Lapor Mbak Wali 112,”ungkapnya saat memulai FGD.

    Agung berharap dalam pelayanan call center Lapor Mbak Wali 112, Pemkot Kediri juga dapat melibatkan Polres, Kodim, PMI, Jasa Raharja dan instansi vertikal lainnya. “Call Center Lapor Mbak Wali 112 ini, untuk melayani panggilan semua jenis kedaruratan, semua jenis bencana,”pungkasnya.

    Dikesempatan yang sama Agung juga mengungkapkan bahwa Call Center Lapor Mbak Wali 112 adalah layanan aduan bebas biaya panggilan yang dapat diakses dari seluruh provider telepon celuler dan Plain Old Telephone Service (POTS) atau telepon kabel.

    “Panggilan darurat 112 ini mudah diingat dan mudah diakses, sehingga akan semakin memudahkan seluruh lapisan masyarakat dalam mendapatkan layanan darurat di setiap kondisi,”ungkapnya. [nm/aje]

  • Evaluasi Masa Libur Lebaran 2025 di Jabar, Ini yang Disorot

    Evaluasi Masa Libur Lebaran 2025 di Jabar, Ini yang Disorot

    Selain itu, pungutan liar (pungli) maupun aksi premanisme juga ditindak cepat dengan proses hukum berkat kolaborasi dengan aparat setempat. 

    “Tak kalah penting terkait keamanan dan ketertiban masyarakat, kita saksikan kemarin ada beberapa aksi premanisme dan oleh jajaran Polri langsung ditindak dan diamankan,” ucap Herman. 

    Tak cuma itu, Herman juga memastikan selama musim Lebaran 2025, bahan pokok penting tersedia untuk masyarakat dengan harga terkendali. 

    “Ada beberapa yang meleceng (naik), terutama cabai rawit, tapi sekarang mulai turun. Beras konsumsi utama kita juga lancar, inflasi terkendali selama Lebaran ini,” katanya. 

    Kemudian terkait kebencanaan, Herman juga menyebut, sejumlah daerah di Jabar mengalami bencana, di antaranya Kabupaten Karawang, Bandung, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Kota Banjar, yang sudah ditangani dengan respons cepat baik BPBD seluruh tingkatan pemerintahan di Jabar, serta pihak terkait lainnya.

  • Empat Orang Luka Ringan Akibat Pohon Tumbang di Jalan Mawar Bondowoso

    Empat Orang Luka Ringan Akibat Pohon Tumbang di Jalan Mawar Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebuah pohon tumbang menimpa pengguna jalan di Jalan Mawar, Kelurahan Badean, Kabupaten Bondowoso, pada Senin (14/4/2025) sore sekitar pukul 17.05 WIB. Peristiwa ini menyebabkan empat orang mengalami luka ringan.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, menyampaikan bahwa tumbangnya pohon diduga akibat kondisi pohon yang sudah lapuk.

    “Begitu kami mendapatkan laporan dari warga melalui grup WhatsApp BPBD, Tim Reaksi Cepat langsung menuju lokasi untuk melakukan penanganan,” kata Sigit pada BeritaJatim.com.

    Saat tim BPBD tiba di lokasi, keempat korban sudah tidak berada di tempat kejadian. Meski demikian, tim tetap melakukan assessment dan pemotongan pohon menggunakan alat chainsaw agar akses jalan bisa segera dibuka kembali.

    “Pohon tumbang sempat menutup arus lalu lintas, namun kini jalan sudah kembali bisa dilewati. Kami pastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” tambahnya.

    Dalam penanganan tersebut, BPBD Bondowoso melibatkan sejumlah pihak antara lain Agen Informasi Bencana Jawa Timur, Satlantas Polres Bondowoso, Pemadam Kebakaran, pihak PLN, dan warga setempat.

    Menurut laporan Pusdalops BPBD, kondisi cuaca saat ini di wilayah Bondowoso terpantau cerah dan situasi telah dinyatakan aman dan terkendali.

    “Seluruh proses evakuasi telah selesai, dan kami akan terus memantau situasi untuk mengantisipasi potensi bencana serupa,” pungkas Sigit. (awi/ian)

  • 40 Personel Gabungan Dikerahkan Cari Pemancing Terseret Ombak di Pantai Ngambur

    40 Personel Gabungan Dikerahkan Cari Pemancing Terseret Ombak di Pantai Ngambur

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebanyak 40 personel gabungan dikerahkan untuk mencari Suraji, seorang pemancing asal Dusun Watuadeg, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, yang diduga terseret ombak saat memancing di Pantai Ngambur. Operasi pencarian memasuki hari kedua pada Senin (14/4/2025) namun belum membuahkan hasil.

    Tim gabungan yang terlibat meliputi Basarnas Trenggalek, BPBD Pacitan, TNI AL, Polairud Polda Jatim, Polres Pacitan, Kodim 0801 Pacitan, serta warga setempat. Pencarian dibagi menjadi tiga tim, dengan dua tim menyisir perairan menggunakan perahu karet dan satu tim lainnya menyisir sepanjang garis pantai.

    “Kami bagi menjadi tiga tim. Dua tim melakukan penyisiran di laut, dan satu tim melakukan pencarian di darat,” ujar Komandan Tim Basarnas Trenggalek, Fitra Adma Chasanda.

    Fitra menjelaskan bahwa penyisiran dilakukan di sekitar titik kejadian hingga radius dua kilometer. Namun hingga kini, hasil pencarian masih nihil.

    “Pencarian dilakukan di sekitar titik kejadian hingga radius dua kilometer,” tambahnya.

    Operasi SAR akan berlangsung selama tujuh hari sesuai dengan prosedur standar. Jika dalam kurun waktu tersebut korban belum ditemukan, pencarian akan dihentikan sementara dan dilanjutkan kembali jika muncul petunjuk baru.

    “Jika dalam tujuh hari korban belum ditemukan, operasi akan dihentikan sementara. Tapi jika ada tanda-tanda atau laporan warga, pencarian akan kami buka kembali,” tegas Fitra.

    Kondisi gelombang laut selatan yang tidak menentu serta hujan deras pada pagi hari turut menjadi kendala utama dalam proses pencarian. Cuaca buruk sempat membuat keberangkatan tim sedikit tertunda.

    “Hujan deras pagi tadi membuat keberangkatan tim sedikit tertunda,” pungkasnya. [tri/beq]

  • Saluran Air Rusak, Desa Pagerejo Pacitan Terendam Banjir

    Saluran Air Rusak, Desa Pagerejo Pacitan Terendam Banjir

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, pada Senin pagi (14/4/2025), menyebabkan saluran air yang rusak di Desa Pagerejo meluap dan menggenangi jalan utama di daerah tersebut. Banjir yang terjadi sekitar pukul 07.28 WIB ini mengakibatkan genangan air yang cukup tinggi di RT 03 RW 04 Dusun Krajan, mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan kerusakan ringan pada infrastruktur.

    Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, menjelaskan bahwa penyebab utama banjir kali ini adalah saluran irigasi yang menyempit dan tidak mampu menampung aliran air yang deras.

    “Saluran irigasi di sekitar Desa Pagerejo meluap dan menggenangi badan jalan kabupaten. Saat ini kondisi sudah surut, namun kami telah melaporkan kejadian ini untuk penanganan lebih lanjut,” terangnya.

    Meski tidak ada korban jiwa, genangan air sempat menghambat aktivitas warga, termasuk mengganggu lalu lintas dan kegiatan belajar mengajar di sekitar area. Aspal jalan yang terendam air bahkan tampak mengelupas akibat kuatnya arus banjir.

    Pihak Pemerintah Desa Pagerejo bersama Kecamatan Ngadirojo segera mengambil tindakan dengan menyampaikan laporan kepada Dinas PUPR Kabupaten Pacitan.

    “Kami sudah menyurati untuk membuat saluran irigasi yang lebih besar dan efektif agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” kata Erwin.

    Setelah banjir surut, warga setempat segera bergotong royong membersihkan sisa-sisa lumpur dan sampah yang terbawa arus. BPBD Pacitan juga terus memantau perkembangan situasi dan siap memberikan pembaruan lebih lanjut jika diperlukan.

    Menurut data dari BMKG Stasiun Meteorologi Juanda, wilayah Ngadirojo termasuk dalam wilayah dengan peringatan dini cuaca buruk, dengan potensi hujan sedang hingga lebat, yang berkontribusi terhadap tingginya curah hujan dan luapan sungai yang menyebabkan banjir. [tri/beq]

  • Operasi Pencarian Dihentikan, Korban Terseret Ombak Pantai Bambang Lumajang Belum Ditemukan

    Operasi Pencarian Dihentikan, Korban Terseret Ombak Pantai Bambang Lumajang Belum Ditemukan

    Lumajang (beritajatim.com) – Operasi pencarian terhadap Candra Jolan Tariswa (13), korban terseret ombak di Pantai Bambang, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, resmi dihentikan pada Senin (14/4/2025). Hingga hari terakhir pencarian, keberadaan remaja asal Desa Sumbermujur itu belum juga ditemukan.

    Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), upaya pencarian hanya dilakukan selama tujuh hari oleh tim gabungan sejak laporan korban hilang pada Senin (7/4/2025).

    “Ini kemarin (Minggu, Red) sudah kita laksanakan pencarian di hari terakhir sampai pukul 17.00 WIB. Sesuai dengan SOP, termasuk dari tim Basarnaz atau TRC tidak membuahkan hasil untuk menemukan korban Candra. Jadi, sekarang proses pencarian tidak lagi dilanjutkan,” ujar Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono.

    Meski demikian, pihak BPBD menegaskan koordinasi tetap dilanjutkan dengan keluarga korban, perangkat desa, dan jaringan relawan di sekitar lokasi. Hal ini untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu jasad korban ditemukan oleh warga atau pihak terkait lainnya.

    “Jadi, meski sesuai SOP pencarian tidak lagi dilanjutkan setelah operasi tujuh hari, catatannya ini kita tetap berkoordinasi dengan pihak keluarga dan perangkat desa, serta jaringan relawan. Jika korban ditemukan bisa dilaporkan langsung ke BPBD atau Basarnas,” imbuh Yudhi.

    Sebelumnya, Candra dan pamannya, Paedi (42), dilaporkan hilang terseret ombak saat bermain di kawasan pantai sebelah barat Pantai Bambang sekitar pukul 12.00 WIB. Jasad Paedi ditemukan pada Rabu (9/4/2025) pukul 11.30 WIB. Namun, hingga operasi dihentikan, tidak ada tanda-tanda keberadaan Candra. [has/beq]