Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir Hebat Landa Bandar Lampung, Tiga Warga Tewas

    Banjir Hebat Landa Bandar Lampung, Tiga Warga Tewas

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung mengakibatkan banjir hebat yang merendam ribuan rumah warga. Kabar duka menyelimuti, tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus banjir.

    Wilayah yang terdampak paling parah akibat banjir di Bandar Lampung ini adalah Kelurahan Panjang Utara dan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang. Di kawasan tersebut, ketinggian air banjir mencapai 70 sentimeter hingga satu meter, melumpuhkan aktivitas warga dan menyebabkan kerusakan harta benda yang signifikan.

    Selain curah hujan yang tinggi, banjir ini juga diperparah oleh meluapnya sejumlah sungai yang melintasi area pemukiman. Saluran air yang tersumbat dan banyaknya bangunan yang berdiri di atas gorong-gorong turut memperburuk situasi banjir di Bandar Lampung.

    Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, tercatat sebanyak 3.094 rumah warga terdampak banjir. Puluhan rumah di Kelurahan Panjang Utara masih terendam hingga Senin siang, dengan genangan air mencapai ketinggian 30 sentimeter.

    Suwandi (55), seorang warga yang rumahnya ikut terendam banjir, menceritakan detik-detik banjir terjadi saat ia hendak menunaikan salat Subuh.

    “Arusnya sangat deras, air langsung naik hingga selutut. Ini banjir paling parah sejak 10 tahun terakhir,” ujarnya kepada wartawan, Senin (21/4/2025), terkait banjir Bandar Lampung ini.

    Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana segera turun ke lokasi untuk meninjau langsung kondisi warganya yang terdampak banjir. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap bersabar dan meyakinkan bahwa pemerintah akan terus berupaya memberikan bantuan terbaik.

    “Kami akan salurkan bantuan berupa nasi, air mineral, beras, dan uang untuk bersih-bersih,” kata Eva saat melakukan kunjungan ke lokasi banjir di Bandar Lampung.

    Ia juga menambahkan bahwa satuan tugas penanggulangan bencana akan terus siaga untuk memantau perkembangan situasi dan membantu proses evakuasi maupun pembersihan pascabanjir.

    Petugas dari BPBD, kepolisian, serta instansi terkait lainnya telah dikerahkan untuk membantu warga membersihkan sisa lumpur dan puing-puing akibat banjir yang melanda Bandar Lampung.

    Adapun tiga korban jiwa yang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir ini adalah:

    Piyan (15), ditemukan meninggal dunia di bawah mobil.Diding (45), juga ditemukan bersama Piyan di lokasi yang sama.Kunawati (59), ditemukan meninggal dunia tertimpa lemari di dalam rumahnya akibat banjir di Bandar Lampung.

  • Lulusan S2 Hukum, Ini Alasan Fany Pilih Terjun ke Hadapi Bencana
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 April 2025

    Lulusan S2 Hukum, Ini Alasan Fany Pilih Terjun ke Hadapi Bencana Megapolitan 21 April 2025

    Lulusan S2 Hukum, Ini Alasan Fany Pilih Terjun ke Hadapi Bencana
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Fany Rizkia
    , seorang anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur, bergabung dengan lembaga ini karena dorongan kuat dari rasa kemanusiaan.
    “Motivasi saya untuk terlibat di BPBD ini, pada kebencanaan itu karena terdorong dari rasa kemanusiaan, jadi untuk rasa saling tolong menolong saat itu yang dibutuhkan,” ucap Fany kepada
    Kompas.com
    pada Senin (21/4/2025).
    Menceritakan perjalanan kariernya, Fany menuturkan, ia bergabung dengan BPBD setelah menyelesaikan pendidikan hukum di salah satu universitas di Jakarta.
    “Kalau latar belakang pendidikannya mungkin agak kurang sinkron ya. Saya kebetulan lulusan S1 dan S2 hukum. Jadi, saya bergabung di sini setahun setelah lulus dari sarjana hukum,” ungkap Fany.
    Fany menjelaskan bahwa meskipun tugas utama
    perempuan
    di
    BPBD Jakarta Timur
    adalah melakukan pendataan, mereka juga harus bersiap untuk terjun langsung ke lapangan jika diperlukan.
    “Enggak menutup kemungkinan bagi kami (perempuan) untuk terjun langsung, seperti ketika ada penemuan jenazah di sungai atau orang hilang di sungai,” ucap Fany.
    Fany menambahkan bahwa ia harus selalu bersiaga 24 jam untuk menghadapi bencana yang dapat datang secara tiba-tiba.
    “Kalau untuk jam kerja itu
    office hour
    seperti biasa, namun tidak sepenuhnya seperti itu. Karena kemungkinan di luar jam kerja, jika ada bencana, kami harus siap-siap,” ungkapnya.
    Menurut Fany, bencana bisa terjadi kapan saja, termasuk saat hari libur atau malam hari ketika orang-orang sedang beristirahat.
    “Tapi meski lelah tetap kami jalani saja, karena memang sudah tugasnya,” tutur Fany.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lulusan S2 Hukum, Ini Alasan Fany Pilih Terjun ke Hadapi Bencana
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 April 2025

    Fany Rizkia, Srikandi BPBD Jakarta Timur yang Siaga 24 Jam Hadapi Bencana Megapolitan 21 April 2025

    Fany Rizkia, Srikandi BPBD Jakarta Timur yang Siaga 24 Jam Hadapi Bencana
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Di tengah hiruk-pikuk kehidupan Jakarta, ada sosok yang dengan penuh dedikasi bersiaga sepanjang waktu.
    Fany Rizkia
    (25), seorang anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur, selalu siap menghadapi segala kemungkinan bencana yang dapat datang kapan saja.
    Tugasnya bukan sekadar rutinitas harian, tetapi panggilan kemanusiaan yang harus dijalankan dengan komitmen tinggi.
    Dalam perbincangan bersama
    Kompas.com
    pada Senin (21/4/2025), Fany berujar, meskipun jam kerja resmi hanya delapan jam, ia harus tetap siaga, bahkan saat malam hari.
    “Kalau untuk jam kerja itu
    office hour
    seperti biasa, cuma ya memang enggak bener-bener begitu. Kalau di luar jam kerjanya itu dibutuhkan (jika ada bencana) harus siap-siap,” ungkapnya.
    Setiap harinya, Fany menyadari betul bahwa bencana tidak mengenal waktu, kadang datang saat libur bahkan saat malam hari.
    Bagi dia, pekerjaan ini tak hanya menuntut fisik yang kuat, tetapi juga mental yang tangguh.
    Fany berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan membantu mereka yang membutuhkan dalam situasi kritis.
    Fany juga menjelaskan peran penting perempuan di
    BPBD Jakarta Timur
    . Dalam tugasnya, anggota perempuan lebih banyak terlibat dalam pengumpulan dan rekap data.
    “Tapi nggak menutup kemungkinan untuk kami (perempuan) terjun langsung ikut seperti ada juga misalkan penemuan jenazah di sungai atau yang orang hilang di sungai,” paparnya.
    Fany mengungkapkan, motivasinya bergabung dengan BPBD Jakarta Timur pada 2023berasal dari dorongan rasa kemanusiaan.
    “Motivasi saya untuk terlibat di BPBD ini, pada kebencanaan itu karena terdorong dari rasa kemanusiaannya, jadi untuk rasa saling tolong menolong saat yang dibutuhkan,” ujarnya.
    Fany memulai kariernya di BPBD setelah menyelesaikan pendidikan sarjana hukum di sebuah universitas swasta di Jakarta.
    Meski latar belakang pendidikannya terkesan kurang sesuai dengan tugas di BPBD, ia merasa hal tersebut bukanlah penghalang.
    “Kalau latar belakang pendidikannya mungkin agak kurang sinkron ya. Saya kebetulan lulusan S1 dan S2 hukum. Jadi saya kebetulan untuk bergabung di sini begitu setahun lulus dari sarjana hukum,” ungkapnya dengan penuh semangat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 43 Desa di Barito Utara Terendam Banjir Sepekan Terakhir, Ketinggian Capai 2 Meter

    43 Desa di Barito Utara Terendam Banjir Sepekan Terakhir, Ketinggian Capai 2 Meter

    JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan 43 desa di sembilan Kecamatan di Barito Utara, Kalimantan Tengah (Kalteng) hampir sepekan terakhir terendam banjir. 

    Banjir ini akibat meluapnya Sungai Barito dan anak sungai dengan ketinggian air 15 centimeter hingga dua meter (m). 

    “Sebagian besar wilayah yang terdampak berada di daerah aliran sungai (DAS) Barito. Kami sudah mengerahkan tim untuk membantu warga serta menyiapkan langkah-langkah penanggulangan, termasuk penyaluran bantuan darurat,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Barito Utara Rizali Hadi, di Muara Teweh, Minggu 20 April, disitat Antara. 

    Menurut dia, kecamatan yang terdampak meliputi Kecamatan Lahei Barat, Lahei, Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan, Montallat, Gunung Purei, Teweh Timur dan Gunung Timang.

    Saat ini, katanya, personel BPBD terus melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi banjir di lapangan.

    “Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun BPBD mencatat ribuan warga terdampak, dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan bangunan pemerintah juga turut terendam air,” kata Rizali. 

    Dia menjelaskan kecamatan yang terdampak meliputi Lahei Barat ada 11 desa, jumlah terdampak 2.675 KK atau 7.626 jiwa, jumlah bangunan sebanyak 1.985 unit, sementara fasilitas umum yang terdampak kesehatan empat unit, tempat ibadah 15 unit, pendidikan 13 unit, gedung pemerintah sebanyak empat unit.

    Kecamatan Lahei ada 13 desa yang terdampak dengan jumlah 3.756 KK atau 9.801 jiwa, jumlah bangunan sebanyak 922 unit, sementara fasilitas umum seperti kesehatan lima unit, tempat ibadah 10 unit, pendidikan 11 unit, gedung pemerintah 18 unit serta jalan dan jembatan ada empat unit.

    Sementara untuk Kecamatan Teweh Tengah ada dua kelurahan yaitu Lanjas dan Melayu dan Desa Lemo I dan Lemo II, jumlah terdampak sebanyak 3.801 KK atau 13.637 jiwa, bangunan yang terdampak sebanyak 2.267 unit, kesehatan dua unit, rumah ibadah dua unit, gedung pemerintah, jalan dan jembatan masing-masing satu unit.

    Kecamatan Teweh Baru, ada tujuh desa, jumlah terdampak 1.951 KK atau 7.250 jiwa, bangunan yang terdampak sebanyak 1.595 unit, sedangkan untuk fasilitas umum seperti kesehatan dua unit, rumah ibadah 21 unit, pendidikan 18 unit, gedung pemerintah satu serta jalan dan jembatan tiga unit.

    Untuk Kecamatan Selatan ada empat desa yang terdampak banjir dengan jumlah 1.138 KK atau 3.402 jiwa dengan jumlah bangunan yang terdampak sebanyak 110 unit. Untuk fasilitas umum belum ada data yang masuk ke BPBD setempat.

    Sementara Kecamatan Montallat terdapat 10 desa/kelurahan jumlah terdampak sebanyak 3.677 KK atau 11.638 jiwa dengan ju,mlah bangunan terdampak sebanyak 2.137 unit, fasilitas kesehatan 11 unit, rumah ibadah 36 unit, pendidikan 30 unit, gedung pemerintah 13 unit serta jalan dan jembatan 17 unit.

    Kecamatan Teweh Timur terdapat tujuh desa terdampak dengan jumlah 957 KK atau 1.684 jiwa dan Kecamatan Gunung Timang terdapat empat desa yang terdampak dengan jumlah 338 KK dan 980 jiwa. Sementara untuk fasilitas umum yang terdampak belum ada data masuk.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi naiknya debit air, terutama di wilayah yang masih diguyur hujan,” kata Rizali Hadi.

  • Temuan Mayat di Pulau Sabesi Lampung, Tim SAR Evakuasi ke RSUD Bob Bazar

    Temuan Mayat di Pulau Sabesi Lampung, Tim SAR Evakuasi ke RSUD Bob Bazar

    JAKARTA – Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi mayat tanpa identitas yang ditemukan warga di pesisir pantai Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.

    Kepala Pos SAR Bakauheni, Rezie Kuswara membenarkan pihaknya bersama Tim SAR, TNI Polri, BPBD dan masyarakat setempat berhasil mengevakuasi mayat tanpa identitas yang sudah dibawa warga di bibir pantai Pulau Sebesi.

    “Iya betul, tadi sekitar pukul 16:00 WIB, kami mendapatkan laporan, kemudian petugas gabungan bergerak cepat langsung menuju lokasi untuk mengevakuasi mayat anonim itu,” kata dia di Lampung Selatan, Minggu, 20 April, disitat Antara.

    Ia mengatakan setelah dievakuasi jenazah tersebut di bawa menuju dermaga Canti Kecamatan Rajabasa lalu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar Kalianda untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

    Menurutnya, mayat tanpa identitas tersebut berjenis kelamin laki-laki dan pertama kali ditemukan oleh warga setempat.

    Sebelumnya, masyarakat digegerkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa identitas mengapung di pantai, Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan pada Minggu 20 April sore.

    Sekretaris Desa Tejang Pulau Sebesi, Riko Iswanto di Lampung Selatan, Minggu membenarkan, bahwa warganya telah menemukan mayat di Pantai Pulau Sebesi pada pukul 15:30 WIB.

    “Iya benar, kurang lebih tadi pukul 15.30 WIB sore tadi warga melihat adanya mayat yang mengapung di tengah laut,” kata dia.

    Ia membeberkan mayat tanpa identitas tersebut berjenis kelamin laki-laki dan pertama kali ditemukan oleh warga setempat.

    Dia menyebutkan ciri-ciri yang dimiliki korban menggunakan kaos, celana jeans hitam dengan kondisi kepala sudah berbentuk tengkorak.

  • Akses 2 Desa di Sumedang Terisolasi karena Jalan Putus, Pelajar Harus Lewati Jalan Setapak
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        20 April 2025

    Akses 2 Desa di Sumedang Terisolasi karena Jalan Putus, Pelajar Harus Lewati Jalan Setapak Bandung 20 April 2025

    Akses 2 Desa di Sumedang Terisolasi karena Jalan Putus, Pelajar Harus Lewati Jalan Setapak
    Tim Redaksi
    SUMEDANG, KOMPAS.com
    – Ruas jalan penghubung antara Desa Cibereum Wetan, Kecamatan Cimalaka, dan Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten
    Sumedang
    , Jawa Barat, putus akibat amblas tergerus air pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
    Kejadian ini mengakibatkan akses warga terisolasi, karena jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua.
    Warga terpaksa membuat akses jalan setapak agar puluhan pelajar yang bersekolah di sekolah dasar setempat dapat melewati jalan tersebut.
    Kosdiani Wulandari, dari Seksi Kedaruratan dan Logistik
    BPBD
    Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa jalan yang amblas memiliki panjang sekitar 30 meter, lebar 4 meter, dan kedalaman mencapai 10 meter.
    Lokasi kejadian berada di Dusun Sukamunjul, RT 02 RW 08, Desa Cibereum Wetan.
    “Akses warga terisolasi, tidak bisa dilewati roda dua dan roda empat. Warga bikin jalan setapak untuk bisa dilewati oleh anak-anak SD, sebanyak 25 orang yang bersekolah di SD Pasir,” ujar Kosdiani kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Minggu siang.
    Kosdiani menuturkan bahwa peristiwa ini diduga dipicu oleh aliran air dari area pesawahan yang melintasi badan jalan dan meresap ke dalam tanah.
    Selain itu, keberadaan aliran Sungai Cikaso di bawah jalan memperparah kondisi tanah, sehingga mengakibatkan longsor dan jalan amblas.
    Menyusul laporan dari warga, tim Pusdalops BPBD Sumedang segera turun ke lokasi untuk melakukan asesmen dan pendataan.
    Sebagai langkah darurat, tim membuat jalan alternatif sementara khusus untuk siswa sekolah agar aktivitas belajar mengajar tetap berjalan.
    “Selain penanganan teknis, kami juga memberikan imbauan kepada warga agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Mengingat, saat ini telah memasuki musim penghujan dengan potensi angin kencang dan petir,” kata Kosdiani.
    Hingga saat ini, akses jalan di lokasi kejadian masih ditutup total.
    Kosdiani menekankan bahwa kebutuhan utama yang mendesak saat ini adalah perbaikan infrastruktur jalan dan saluran irigasi untuk mencegah kejadian serupa terulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran Hanguskan 15 Rumah di Makassar, 30 Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal – Halaman all

    Kebakaran Hanguskan 15 Rumah di Makassar, 30 Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kebakaran yang terjadi di Jl Abdul Kadir 2, Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Sabtu (19/4/2025) sore, menghanguskan 15 rumah dan mengakibatkan 30 keluarga kehilangan tempat tinggal.

    Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 15:33 Wita dan berhasil dipadamkan pada pukul 16:05 Wita.

    Menurut Ketua RT 1 RW 9, Muhammad Ikbal Syam, api diduga berasal dari salah satu rumah kosong yang ditinggal pemiliknya yang sedang berada di rumah sakit.

    “(Dugaannya) korsleting listrik,” ungkap Ikbal saat ditemui di lokasi.

    Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar mengerahkan 22 armada untuk memadamkan api.

    “Armada dari Mako Damkar yang kita turunkan ada 18 unit, dengan personel tiga regu,” kata Kadis Damkarmat Makassar, Hasanuddin ditemui di lokasi.

    “Selanjutnya ada dari posko Damkar Tanjung Merdeka tambahan empat unit. Jadi total keseluruhan 22 unit,” sambungnya.

    Proses pemadaman berlangsung selama 30 menit, meskipun akses menuju lokasi yang padat penduduk dan sempit menyulitkan petugas.

    Data sementara dari penghitungan jumlah atap yang terbakar kata Hasanuddin, ada 15 rumah yang ludes dilahap si jago merah.

    “Data sementara 15 rumah, kita hanya bisa hitung dari atapnya karena lokasi rumah di sini ber petak-petak, untuk data jelasnya nanti dari BPBD,” terang Hasanuddin.

    Kebakaran tersebut mengakibatkan sekitar 80 jiwa dari 30 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.

    “30 kepala keluarga ini, jumlahnya ada sekitar 80 jiwa,” kata Muhammad Ikbal Syam ditemui di lokasi.

    Saat ini, pihaknya sedang merampungkan pendataan untuk permohonan bantuan dari Dinas Sosial Kota Makassar dan instansi terkait lainnya.

    Meskipun situasi panik terjadi di kalangan warga setempat, tidak ada korban jiwa atau luka dalam insiden ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Banjir Bandang Kembali Terjang Sukabumi, Satu Orang Meninggal Dunia

    Banjir Bandang Kembali Terjang Sukabumi, Satu Orang Meninggal Dunia

    Liputan6.com, Sukabumi – Hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu sore (19/4/2025) hingga malam menyebabkan banjir bandang di Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Bencana ini mengakibatkan satu korban jiwa dan satu warga lainnya mengalami luka ringan.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, mengungkapkan bahwa korban jiwa bernama Entis Sutisna, warga Kampung Cempaka Putih. 

    Korban diduga terpeleset saat mengendarai sepeda motor melintasi jembatan Cigangsa di tengah arus deras banjir yang merendam sekira pukul 18.30 WIB.

    “Korban terjatuh dari motor dan mengalami kejang-kejang. Sempat dilarikan ke RSUD Palabuhanratu, namun nyawanya tidak tertolong,” kata Deden Sumpena.

    Selain korban jiwa, satu warga Kampung Cangehgar mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis. Dia menambahkan, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan luapan air yang signifikan di beberapa titik di Kecamatan Palabuhanratu, termasuk Kelurahan Palabuhanratu dan Desa Citarik. Beberapa wilayah terdampak meliputi Kampung Cangehgar, Cisaat, Kampung Tipar, dan Badak Putih.

    “Pimpinan daerah telah mengambil langkah-langkah dan melakukan peninjauan lokasi yang direncanakan untuk dibangun atau dinormalisasi. Namun, saat ini masih dalam tahap perencanaan,” ujarnya.

     

    Banjir Bandang Ajibarang Banyumas, Warga Panik Ikat Mobil yang Nyaris Hanyut Terbawa Arus

  • Hujan Deras, Dua Rumah di Nawangan Pacitan Tertimbun Longsor

    Hujan Deras, Dua Rumah di Nawangan Pacitan Tertimbun Longsor

    Pacitan (beritajatim.com) — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Nawangan pada Jumat (18/4/2025) sore memicu bencana tanah longsor di Desa Mujing. Dua rumah warga rusak akibat peristiwa tersebut.

    Kejadian pertama menimpa rumah milik Deran (65), warga Dusun Ploso, Desa Mujing. Rumah semi permanen miliknya tertimpa material longsor berupa tanah dari tebing setinggi sekitar 15 meter yang berada di samping bangunan.

    “Akibatnya, dinding rumah jebol karena banyaknya material yang turun,” ujar Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, saat dikonfirmasi usai meninjau lokasi kejadian pada Sabtu (19/4/2025).

    Tak berselang lama, sekitar pukul 15.30 WIB, pihaknya kembali menerima laporan longsor serupa yang menimpa rumah Teni (70), warga Dusun Pakel, desa setempat. Tanah longsor kembali menghantam rumah milik lansia tersebut hingga mengakibatkan kerusakan. “Tidak ada korban jiwa dalam dua kejadian ini, namun kerugian materi diperkirakan mencapai jutaan rupiah,” lanjut Iptu Yuyun.

    Pihak kepolisian bersama warga ikut bergotong royong membersihkan material longsoran dan telah melaporkan kejadian tersebut ke BPBD Kabupaten Pacitan. Meski mengalami kerusakan, kedua rumah masih dinyatakan aman untuk dihuni.

    Tanah longsor diduga kuat dipicu oleh hujan berintensitas tinggi yang mengguyur kawasan tersebut selama beberapa jam. Warga diminta tetap waspada terhadap potensi longsor susulan, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih berlanjut dalam beberapa hari ke depan. (tri/kun)

  • Suraji Hilang Saat Memancing di Pantai Ngambur Pacitan, SAR Resmi Hentikan Pencarian

    Suraji Hilang Saat Memancing di Pantai Ngambur Pacitan, SAR Resmi Hentikan Pencarian

    Pacitan (beritajatim.com) – Hingga hari ketujuh, pencarian terhadap seorang warga yang hilang saat memancing di Pantai Ngambur, Desa Plumbungan, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, masih belum membuahkan hasil. Korban diketahui bernama Suraji, warga Dusun Watu Adeg, Desa Karangnongko.

    Komandan Tim Basarnas Trenggalek, Fitra Adma Chasanda, menyampaikan bahwa penyisiran terus dilakukan oleh tim SAR gabungan di titik pencarian yang difokuskan ke arah timur dari lokasi kejadian awal. Dua unit perahu karet dikerahkan untuk menyisir wilayah pantai timur, termasuk Pantai Ngambur.

    “Penyisiran dilakukan pagi dan sore hari. Kami menyisir area sekitar lokasi kejadian dan wilayah sekitarnya,” ujar Fitra saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp Sabtu (19/4/2025).

    Selama proses pencarian selama tujuh hari, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Kamladu, BPBD, TNI, Polri, relawan, Tagana, serta warga dan nelayan setempat, menemukan sebuah celana panjang berwarna hitam yang diidentifikasi oleh keluarga sebagai milik korban. Celana tersebut merupakan pakaian yang dikenakan korban saat terakhir kali terlihat memancing.

    Menurut Fitra, secara umum korban tenggelam biasanya muncul ke permukaan sekitar tiga hari setelah kejadian. Namun, hingga hari ketujuh, korban belum juga ditemukan. Saat ini, kondisi ombak di perairan selatan Pacitan terpantau tinggi, berkisar antara 2 hingga 2,5 meter, yang menjadi salah satu kendala dalam pencarian.

    Melihat kondisi tersebut, operasi pencarian atau operasi SAR resmi dihentikan sementara. “Operasi SAR kami tutup dan akan dibuka kembali jika ada tanda-tanda penemuan korban,” pungkas Fitra. (tri/kun)