Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pakar sebut gunakan APAR untuk padamkan api akibat korsleting listrik

    Pakar sebut gunakan APAR untuk padamkan api akibat korsleting listrik

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia, Prof. Fatma Lestari menyarankan kepada warga untuk menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) sebagai alternatif untuk memadamkan api bersumber dari korsleting listrik.

    “Merujuk statistik, penyebab kebakaran tertinggi adalah korsleting listrik, maka APAR harus ada. Karena ketika terjadi kebakaran karena listrik, kita tidak bisa menggunakan air, sangat berbahaya,” kata Fatma di Jakarta, Selasa.

    Merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, korsleting listrik menjadi penyebab utama kebakaran di wilayah Jakarta dalam dua tahun terakhir yakni pada 2023 dan 2024.

    Kebakaran akibat korsleting listrik terjadi 607 kali dari 864 kejadian pada tahun 2023 dan 541 kali dari 789 kejadian kebakaran pada 2024.

    Fatma dalam acara “Cegah Kebakaran Mulai dari Rumah: GEMPAR, Aksi Nyata Punya APAR!” juga mengatakan APAR sebaiknya digunakan saat memadamkan api bersumber dari tabung elpiji.

    Namun sebelum menggunakan APAR, sebaiknya hentikan dulu kebocoran gasnya. Setelahnya, buka semua jendela dan barulah gunakan APAR.

    “Karena gas bahan bakar untuk memasak biasanya juga ada aspek kebakaran karena minyak. Kebakaran karena minyak goreng paling efektif ditangani dengan APAR jenis K (dirancang untuk memadamkan kebakaran yang melibatkan minyak atau lemak yang terbakar,” ujar Fatma.

    Dia menyarankan penggunaan APAR dan tidak menggunakan karung goni yang dibasahi air atau air untuk memadamkan api yang bersumber dari minyak.

    “Kalau dengan adanya air akan memperbesar kebakaran. Dengan karung basah sebetulnya itu berbahaya. Karena di situ ada unsur airnya,” ujar dia.

    Berbeda dengan kebocoran gas dan korsleting listrik, api yang bersumber dari kertas atau kayu justru lebih mudah dipadamkan menggunakan air.

    Dalam kesempatan itu, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta, Saepuloh, mengatakan APAR memiliki masa kedaluwarsa berbeda-berbeda, tergantung jenisnya.

    Adapun jenis APAR antara lain APAR air (water), busa (foam), serbuk kimia (dry chemical powder), dan karbondioksida (CO2).

    “Yang di masyarakat yang lebih tepat adalah dengan dry chemical powder. Masa kedaluwarsanya bisa mencapai lima tahun untuk pengisian ulang,” kata Saepuloh.

    Dia lalu mengingatkan warga untuk menempatkan APAR di lokasi yang mudah dilihat dan dijangkau serta dalam kondisi tergantung.

    “Lakukan pemeliharaan, yang serbuk itu harus dibolak-balik minimal tiga bulan sekali. Karena isinya bahan kimia, bahan itu kalau didiamkan terus akan mengalami perubahan bisa mengakibatkan lembap bahkan beku,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Alat Berat Dikerahkan Bersihkan Lumpur Pascabanjir di Bandar Lampung

    Alat Berat Dikerahkan Bersihkan Lumpur Pascabanjir di Bandar Lampung

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Pascabanjir yang melanda ribuan rumah warga di Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung langsung mengerahkan alat berat dan ratusan petugas kebersihan untuk mempercepat proses pembersihan lumpur dan sampah yang menumpuk.

    Meski banjir yang terjadi pada Senin dini hari (21/4/2025) telah surut, kondisi di Kelurahan Panjang Utara dan Kelurahan Panjang Selatan masih memprihatinkan. Rumah-rumah warga, jalan lingkungan, serta fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah masih dipenuhi lumpur.

    Akibat banjir tersebut, aktivitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah terpaksa dihentikan sementara. Para siswa diliburkan karena sarana dan prasarana sekolah belum dapat difungsikan.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, Wakidi, menyatakan bahwa hingga saat ini tercatat sekitar 3.094 unit rumah warga terdampak banjir.

    “Kelurahan Panjang Selatan dan Panjang Utara adalah wilayah terdampak paling parah. Pendataan masih terus kami lakukan,” ujarnya saat meninjau lokasi di Jalan Bahari, Selasa (22/4/2025).

    Untuk percepatan pemulihan, Pemkot Bandar Lampung bersama TNI, Polri, dan instansi terkait turut membantu warga dengan menerjunkan alat berat serta menyediakan mobil tangki air bersih di titik-titik strategis.

    “Pembersihan kami fokuskan pada jalan dan sekolah-sekolah agar aktivitas warga bisa segera pulih. Semoga dalam waktu dekat wilayah terdampak sudah bersih dari lumpur,” jelas Wakidi.

    Selain air bersih, Pemkot Bandar Lampung juga telah menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak sejak hari pertama banjir. “Bantuan dari wali kota terus mengalir hingga hari ini,” tambahnya.

    Banjir yang disebabkan oleh hujan deras dan meluapnya sungai di sekitar permukiman ini juga menelan korban jiwa. Tiga warga dilaporkan meninggal dunia dan satu unit mobil minibus rusak berat setelah terseret arus.

    Diduga, buruknya sistem drainase serta alih fungsi lahan di Kecamatan Panjang turut memperparah dampak banjir di Bandar Lampung tahun ini.
     

  • Penajam Paser Utara Lokasi IKN Kebanjiran Lagi Gara-Gara Hujan Lebih dari 5 Jam

    Penajam Paser Utara Lokasi IKN Kebanjiran Lagi Gara-Gara Hujan Lebih dari 5 Jam

    GELORA.CO – Hujan deras lebih dari 5 jam mengguyur Kabupaten Penajam Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) selama dua hari terakhir. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sejumlah wilayah di sana dilanda banjir.

    “Banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Minggu (20/4/2025) malam hingga Senin (21/4/2025) dini hari,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Selasa (22/4/2025), dikutip dari Antara.

    Ia memaparkan hujan deras yang berlangsung lebih dari lima jam dalam dua hari tersebut mengakibatkan genangan air di sejumlah wilayah permukiman.

    BNPB mengkonfirmasi data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara yang mencatat sebanyak 622 orang menjadi korban terdampak banjir tersebut.

    Selain itu, sedikitnya ada 181 rumah, 3 fasilitas ibadah, 2 fasilitas kesehatan, dan 1 jembatan terdampak banjir di Kelurahan Riko dan Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam.

    Menurut dia, informasi terbaru setidaknya sebagian titik banjir mulai menunjukkan penurunan debit air berkisar antara lima hingga 60 sentimeter.

    Meski demikian, kata dia, tim petugas gabungan dari BPBD bersama TNI dan Polri di Penajam Paser Utara masih terus melakukan pemantauan serta upaya penanganan di lapangan.

    BNPB mengimbau masyarakat di wilayah terdampak dan sekitarnya untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat masih adanya kemungkinan hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari ke depan.

    Seperti diketahui, Penajem Paser Utara di Kaltim menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang digadang-gadang sebagai ibu kota masa depan Indonesia.

  • Angin Puting Beliung Terjang Tapanuli Utara dan Sergai, 58 Rumah Rusak
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        22 April 2025

    Angin Puting Beliung Terjang Tapanuli Utara dan Sergai, 58 Rumah Rusak Medan 22 April 2025

    Angin Puting Beliung Terjang Tapanuli Utara dan Sergai, 58 Rumah Rusak
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com

    Angin puting beliung
    disertai hujan deras menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten
    Tapanuli Utara
    (Taput) dan
    Serdang Bedagai
    (Sergai) dalam dua hari belakangan ini.
    Akibat insiden ini, total sebanyak 58 rumah mengalami kerusakan.
    Kepala Bidang Penanganan Darurat Peralatan dan Logistik
    BPBD Sumut
    , Sri Wahyuni, mengatakan, musibah di Taput terjadi pada Senin (21/4/2025), pukul 15.15 WIB.
    “Diawali cuaca ekstrem dan curah hujan yang sangat tinggi di dua Kecamatan Taput, yang menyebabkan
    angin puting beliung
    , mengakibatkan kerusakan di beberapa rumah warga di desa,” ujar Sri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/4/2025).
    Sri menjelaskan rata-rata rumah yang rusak disebabkan oleh seng yang beterbangan saat angin puting beliung terjadi.
    Lalu, kata dia, dari data BPBD, total ada 25 rumah rusak akibat insiden ini. Rinciannya di Kecamatan Tarutung ada 20 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak sedang.
    “Dua rumah lainnya mengalami rusak ringan di Kecamatan Siatas Barita,” ungkapnya.
    Sri mengatakan, pihaknya juga melakukan berbagai upaya terkait insiden ini, di antaranya melakukan
    assessment
    di lokasi hingga membantu perbaikan rumah warga yang terdampak.
    Sementara itu, untuk di wilayah Sergai, insiden angin puting beliung terjadi pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 10.21.
    “Jadi, pemicunya adalah hujan deras disertai angin kencang yang menyebabkan terjadinya bencana alam angin puting beliung,” kata Sri.
    Sri menjelaskan bahwa akibat insiden ini, 33 rumah mengalami rusak berat, rinciannya berada di Kecamatan Perbaungan ada 17 rumah, sedangkan di Kecamatan Pantai Cermin ada 16 rumah.
    “Upaya yang dilakukan petugas BPBD adalah melakukan pendataan di lokasi bencana dan memberi bantuan sembako kepada korban bencana angin puting beliung,” ujar Sri.
    Sementara itu, Tuti (34), warga Kecamatan Pantai Cermin, mengatakan bahwa insiden terjadi ketika angin datang begitu kencang sehingga atap rumahnya terbawa terbang.
    Dia pun sempat ketakutan, beruntung dalam insiden itu tidak ada warga yang terluka.
    “Takut lihat atap seng rumah terbang dibawa angin,” ujarnya dengan wajah cemas.
    Akibat atap rumah yang rusak, seluruh barang-barang miliknya basah terkena hujan.
    “Air hujan langsung masuk ke dalam rumah, semua pakaian dan barang-barang basah terendam,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jakarta Timur Jadi “Zona Merah” Kebakaran di DKI Selama 2023-2024
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 April 2025

    Jakarta Timur Jadi “Zona Merah” Kebakaran di DKI Selama 2023-2024 Megapolitan 22 April 2025

    Jakarta Timur Jadi “Zona Merah” Kebakaran di DKI Selama 2023-2024
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kebakaran masih menjadi ancaman bagi warga Jakarta, dan harus segera dicarikan solusi terbaiknya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengatasi masalah tersebut.
    Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta selama 2023 hingga 2024 mencapai 1.653 kasus kebakaran.
    Dalam periode tersebut, wilayah Jakarta Timur mencatatkan jumlah kejadian kebakaran tertinggi di DKI Jakarta.
    Wilayah Jakarta Timur menjadi wilayah dengan insiden kebakaran paling banyak pada 2023 maupun 2024 sebanyak total 440 kasus kebakaran.
    Dilansir dari
    Antara
    , berikut ini data jumlah kasus kebakaran di masing-masing wilayah Jakarta periode 2023-2024:
    – Periode 2023
    – Periode 2024
    Ketua Sub Kelompok Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono, mengatakan bahwa tingginya angka kebakaran di Jakarta Timur dan Jakarta Barat antara lain disebabkan oleh kepadatan penduduk dan banyaknya permukiman dengan instalasi listrik yang tidak memenuhi standar keamanan.
    “Listrik dan rumah tinggal menjadi poin utama kita bagaimana meningkatkan kesiapsiagaan kebakaran mulai dari rumah,” kata Rian.
    Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan terdapat total 1.653 kasus kebakaran di Jakarta pada periode 2023-2024.
    Dari total kasus kebakaran tersebut, sebanyak 1.148 kasus (sekitar 69,5 persen) disebabkan oleh korsleting listrik.
    Hal ini dapat menggambarkan, bahwa masih banyak instalasi listrik rumah tangga di Jakarta yang tidak standar dengan penggunaan listrik yang tidak aman menjadi faktor dominan.
    Selain korsleting listrik, penyebab lain kebakaran di Jakarta juga mencakup tabung gas bocor, pembakaran sampah, dan lilin. Namun, proporsinya jauh lebih kecil dibandingkan kasus akibat kelistrikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Desa Kemulan Malang Dilatih Penanggulangan Bencana Program Destana BPBD Jatim

    Warga Desa Kemulan Malang Dilatih Penanggulangan Bencana Program Destana BPBD Jatim

    Malang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur membentuk kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat Berbasis Komunitas (Destana) di Desa Kemulan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, pada Selasa (22/4/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh Kalaksa BPBD Kabupaten Malang, jajaran Muspika Kecamatan Turen, dan Kepala Desa Kemulan.

    Program Destana yang difasilitasi BPBD Jatim ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana, khususnya di tingkat desa.

    “Pada tahun 2025, BPBD Jawa Timur membentuk 40 Destana yang tersebar di seluruh provinsi. Dengan adanya Destana, masyarakat akan mengetahui cara penyusunan kajian risiko bencana serta rencana penanggulangan di level desa,” jelas Sriyono, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jawa Timur.

    Sementara itu, narasumber dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim, Abdul Basyit, menyampaikan bahwa masyarakat merupakan penerima dampak langsung dari bencana. Oleh karena itu, keberadaan Destana dianggap penting agar desa mampu beradaptasi dan memulihkan diri dengan cepat pascabencana.

    “Adanya pembentukan Destana ini membuat masyarakat memiliki kemampuan untuk mengenali potensi ancaman di wilayahnya, serta mampu mengorganisir sumber daya yang ada guna mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas,” terang Basyit.

    Dengan pembentukan Destana, diharapkan masyarakat Desa Kemulan lebih siap dan tangguh dalam menghadapi bencana, serta mampu menyusun strategi mitigasi yang tepat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. [yog/beq]

  • Bocah 7 Tahun Tersedot Saluran Kolam Renang di Jombang, Evakuasi Dramatis Terekam Video

    Bocah 7 Tahun Tersedot Saluran Kolam Renang di Jombang, Evakuasi Dramatis Terekam Video

    Jombang (bertajatim.com) – Sebuah insiden menegangkan terjadi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, saat seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun tersedot ke saluran pembuangan air kolam renang.

    Peristiwa yang terjadi di kolam renang Tirta Satria, Desa Jabon, pada Minggu (20/4/2025) sore ini menyedot perhatian warga setelah video detik-detik evakuasi dramatisnya beredar luas di media sosial.

    Dalam video yang tersebar, terlihat tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang berupaya keras menyelamatkan sang anak. Mereka menggunakan alat untuk merusak bagian saluran air dan menguras air kolam demi mengeluarkan kaki korban yang terjepit dalam drainase.

    “Setelah ada laporan, personel kami menuju lokasi untuk membantu menyelamatkan korban. Lokasinya di kolam renang Tirta Satria, Desa Jabon, Jombang,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).

    Wiku menjelaskan, kejadian bermula saat petugas kolam renang melakukan pembersihan sekitar pukul 17.30 WIB. Tanpa sepengetahuan petugas, seorang anak masuk ke dalam kolam. Saat itu, kaki sang anak tiba-tiba tersedot ke bagian pembuangan air.

    Upaya penyelamatan awal dilakukan oleh petugas kolam dan orang tua korban dengan mengurangi volume air, namun gagal melepaskan kaki sang anak.

    Setelah satu jam berlalu, pengunjung melaporkan kejadian ini ke Pos Damkar dan BPBD Kabupaten Jombang. Tim kemudian bergerak cepat ke lokasi dan berhasil mengevakuasi korban dalam waktu sekitar 30 menit. “Kondisi korban selamat dan tidak ada luka yang serius,” ucap Wiku.

    Peristiwa ini menjadi peringatan serius bagi para orang tua untuk lebih waspada saat anak-anak bermain di area kolam renang. Di sisi lain, pengelola kolam renang dihimbau agar tidak membuka fasilitas saat proses pembersihan sedang berlangsung demi keselamatan pengunjung. [suf]

  • Mayat Pria Tanpa Identitas Mengambang di Sungai Bondoyudo Lumajang

    Mayat Pria Tanpa Identitas Mengambang di Sungai Bondoyudo Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Warga Desa Bondoyudo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dihebohkan dengan penemuan mayat seorang pria di aliran Sungai Bondoyudo, Selasa (22/4/2025).

    Mayat pertama kali ditemukan oleh warga bernama Imam yang merupakan penjaga pintu air Dam Umbul wilayah setempat. Kondisi mayat diketahui sudah berada dalam kondisi tengkurap dan mengambang di sungai saat pertama kali ditemukan.

    Proses evakuasi mayat dari sungai dilakukan dengan bantuan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

    Petugas Pusdalop BPBD Lumajang Nur Cahyo mengatakan, jenazah seorang pria yang ditemukan tidak memiliki identitas. Saat pertama kali ditemukan, tubuh dari jenazah sudah dalam kondisi bengkak. Belakangan diketahui, mayat tersebut sudah hanyut terbawa arus sungai sejak tiga hari terakhir.

    “Ini penemuan mayat berjenis kelamin laki-laki tanpa identitas, kondisinya sudah mengembang, perkiraan sudah tiga hari,” kata Nur Cahyo, Selasa (22/4/2025).

    Informasinya, dua hari lalu warga sempat melihat ada tubuh manusia yang mengambang di sekitar Dam Umbul, lokasi ditemukannya mayat itu.

    Upaya penyisiran langsung dilakukan saat itu oleh petugas BPBD Lumajang dibantu warga, sayangnya upaya itu tidak berhasil menemukan korban. Kuat dugaan, mayat yang baru ditemukan adalah tubuh dari sosok yang mengambang dua hari lalu.

    Sampai setelah ditemukan, diakui belum ada warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya kepada petugas BPBD Lumajang.

    Sehingga, jenazah akan dibawa ke RSUD dr. Haryoto Lumajang untuk dilakukan autopsi sambil menunggu ada keluarga korban yang mencari.

    “Sampai sekarang belum ada laporan, jadi ini jenazahnya akan dibawa ke RSUD untuk otopsi tindak lanjutnya,” tambah Nur Cahyo. [has/beq]

  • Besok, Jalur Longsor Pacet-Cangar Dibuka Secara Terbatas

    Besok, Jalur Longsor Pacet-Cangar Dibuka Secara Terbatas

    Surabaya (beritajatim.com) – Rencana pembukaan jalur longsor Pacet-Cangar yang disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada pekan ini langsung ditindaklanjuti Tim BPBD Jatim bersama Tim Gabungan dengan melakukan evaluasi dan peninjauan ke lokasi longsor di kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Senin (21/4/2025) kemarin.

    Peninjauan dan evaluasi yang dipimpin Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto bersama Anggota Komisi E DPRD Jatim Suwandi Firdaus ini memutuskan, jalur Pacet-Cangar yang ditutup sejak 3 April 2025 akan dibuka secara terbatas pada Rabu, (23/4/2025) besok.

    Keputusan ini diambil menyusul progres pengerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) dan pemasangan trap bambu tera siring yang segera akan rampung dalam waktu dekat ini.

    Keputusan ini juga disetujui berbagai perwakilan yang hadir, yakni, Dinas PU Bina Marga Jatim, Dinas Kehutanan Jatim, Dishub Jatim, Dinsos Jatim, Perum Perhutani Jatim, UPT Tahura R Soerjo, UPT PJJ Mojokerto, Polres Mojokerto, Kodim Mojokerto, BPBD Kab. Mojokerto, Dishub Mojokerto dan Forkopimcam Pacet.

    Sebelum dibuka secara terbatas, Selasa (22/4/2025) hari ini, akan dilakukan test drive oleh Tim Gabungan untuk memastikan jalur tersebut layak dan aman saat dibuka untuk umum.

    Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengungkapkan, rencana pembukaan jalur Pacet-Cangar ini diputuskan setelah meminta pertimbangan berbagai OPD dan elemen yang terlibat dalam penanganan dampak longsor di Pacet.

    “Yang dimaksud pembukaan terbatas itu, pembukaan dengan waktu yang ditentukan, yakni, mulai Pukul 05.00-18.00 WIB,” terangnya dengan didampingi Kabid KL BPBD Jatim Satriyo Nurseno.

    Selain itu, jika pada jam yang ditentukan tersebut, terjadi cuaca ekstrem, seperti, hujan deras dan angin kencang, maka pihak Tahura R. Soerjo bersama BPBD Jatim, Dishub Jatim, Dishub Kabupaten Mojokerto dan Polres Mojokerto akan menerapkan sistem buka tutup.

    “Untuk keperluan ini, pihak Dishub Provinsi dan Kabupaten Mojokerto akan melengkapi jalur ini sarana dan prasarana kelengkapan jalan, seperti, guide drill dan rambu-rambu imbauan maupun larangan,” terangnya.

    Selama masa pembukaan secara terbatas jalur ini, lanjut dia, Tim PU Bina Marga dan Tahura R Soerjo akan melanjutkan finalisasi pengerjaan TPT dan trap bambu.

    Anggota Komisi E DPRD Jatim, Suwandi Firdaus pun mendukung rencana pembukaan secara terbatas jalur longsor ini.

    Menurut dia, jika memang secara kelayakan jalur ini telah memungkinkan untuk dibuka, maka kami mendukung keputusan itu, namun dengan tetap mempertimbangkan keselamatan dan keamanan penggunaan jalan.

    Baginya, penutupan jalur longsor di kawasan Pacet-Cangar ini juga berdampak secara ekonomi bagi warga Mojokerto dan Kota Batu.

    Karenanya, jika jalur ini dibuka secara terbatas, setidaknya keputusan ini akan bisa menormalisasi ekonomi masyarakat di dua daerah ini.

    “Sebab, jalur ini merupakan akses utama petani sayur, baik dari Kota Batu maupun Kabupaten Mojokerto. Termasuk masyarakat Sendi Pacet,” ujarnya.

    Sementara itu, selain melakukan rapat evaluasi, dalam kesempatan ini, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto bersama Anggota Komisi E DPRD Jatim dan sejumlah perwakilan OPD juga melakukan peninjauan irigasi terbuka yang berada di atas mahkota longsoran.

    Jalur irigasi sepanjang 50 meter ini, rencananya, akan diubah menjadi sistem irigasi tertutup dengan menggunakan pipa berdiameter 16 dim dari BPBD Jatim.

    Sedianya, kegiatan pipanisasi ini nanti akan dilaksanakan Tim BPBD Jatim bersama Tahura R Soerjo dengan melibatkan masyarakat setempat.

    Rencananya, setelah penanganan lanjutan, mulai dari pengerjaan TPT bagian bawah (sisi timur jalan), peningkatan badan jalan, pengerjaan pipanisasi hingga perapian secara menyeluruh, akses jalur Pacet Cangar-Pacet akan dibuka secara penuh.

    “Tentunya, keputusan ini akan diambil setelah kita melakukan evaluasi bersama tim gabungan. Karenanya, kami juga berharap, agar masyarakat bisa mematuhi arahan dan himbauan petugas selama masa pembukaan terbatas nanti,” pungkas Kalaksa Gatot Soebroto. [tok/aje]

  • Kronologi Hilangnya Pendaki di Gunung Merbabu, Sugeng Lewati Jalur Terlarang

    Kronologi Hilangnya Pendaki di Gunung Merbabu, Sugeng Lewati Jalur Terlarang

    TRIBUNJATENG.COM –  Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) mengungkap kronologi hilangnya pendaki bernama Sugeng Parwoto (50).

    Warga Temanggung, Jawa Tengah dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Merbabu setelah mendaki pada Jumat (18/4/2025). 

    Kepala Sub Bagian (Kasubag) Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Nurpana Sulaksono menginformasi adanya laporan pendaki hilang di Gunung Merbabu.

    Menurutnya, pendaki itu naik Gunung Merbabu sendirian melalui jalur Timboa atau jalur dilarang karena tidak termasuk jalur pendakian resmi di Taman Nasional Gunung Merbabu.

     “Jadi kejadiannya itu di Timboa. Timboa bukan jalur resmi. Pendaki itu tidak izin dia masuk dengan sendirinya.”

    “Dia naik Gunung Merbabu bagian timur ya,” kata Nurpana saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (21/4/2025).

    Nurpana menceritakan bahwa pendaki itu naik Gunung Merbabu pada Jumat (18/4/2025).

    Kemudian pada Minggu (2/4/2025) malam, pihaknya mendapatkan laporan dari keluarga bahwa pendaki itu belum pulang.

    Dari laporan itu, pihaknya bersama dengan stakeholder melakukan pencarian terhadap pendaki tersebut.

    “Kita mulai pencarian tadi pagi dengan melibatkan berbagai pihak. Dari Muspika, Kormail Ampel, Sektor Gladagsari, relawan Seri, Gesang, BPBD Boyolali. Kita melakukan pencarian sampai saat ini,” ungkap dia. (*)