Kementrian Lembaga: BPBD

  • Ratusan Pohon Ditanam di Lokasi Longsor di Jalur Mojokerto – Batu

    Ratusan Pohon Ditanam di Lokasi Longsor di Jalur Mojokerto – Batu

    Mojokerto (beritajatim.com) – Ratusan pohon ditanam di lokasi bekas longsor di wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Selain itu, juga dipasang permanen satu alat Early Warning System (EWS).

    Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah potensi longsor susulan dan memulihkan kondisi hutan yang terdampak akibat bencana longsor yang terjadi pada, Kamis (3/4/2025) lalu. Penanaman pohon dan pemasangan alat pendeteksi longsor tersebut melibatkan sejumlah petugas gabungan.

    Yakni dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Mojokerto, Tahura R Soerjo, Perhutani, serta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Mojokerto. Kegiatan tersebut telah dilakukan pada, Sabtu (26/4/2025) pekan lalu.

    “Ratusan bibit pohon yang ditanam berasal dari BPBD Provinsi Jatim, Tahura R Soerjo, dan Perhutani. Ada sejumlah jenis bibit pohon yang ditanam,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Senin (28/4/2025).

    Dengan rincian, sebanyak 300 bibit rumput vetiver, 25 pohon matoa, 25 pohon petai, 50 pohon trembesi, 100 pohon asam londo, 50 pohon flamboyan, 30 pohon gmelina, 20 pohon pulai, 10 pohon mahoni, 50 pohon kedawung, 50 pohon cemara, dan 50 pohon ekopilitus pelita.

    “Sebelum penanaman, tim gabungan telah melakukan kajian untuk memastikan metode yang tepat dalam memulihkan vegetasi hutan. Area penanaman juga telah dibangun sistem terasering bambu dengan metode biosoil engineering guna menahan air dan mengurangi risiko longsor,” katanya.

    Selain itu, satu alat EWS dipasang permanen di lokasi longsor untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terdeteksi potensi bencana. Nantinya satu alat EWS lagi akan dipasang di area Gajah Mungkur. Sementara itu, proses penataan sungai yang berada di atas jalur longsoran juga masih berlangsung.

    “Sungai sebelumnya berbelok ke timur kini diluruskan ke arah barat sepanjang sekitar 50 meter dengan pemasangan pipa berukuran 16 dim. Pengerjaan ini dilakukan oleh masyarakat dan relawan sebagai upaya untuk memperlancar aliran air dan mengurangi risiko bencana di masa mendatang,” pungkasnya.

    Sekedar diketahui, total ada 10 korban dalam bencana longsor di wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 10 korban tersebut berada di dua mobil yang berbeda melintas saat terjadi longsor yakni pikap dan minibus. [tin/but]

  • Gunung Semeru Meletus Senin Petang, Semburkan Kolom Abu Setinggi 900 Meter
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        28 April 2025

    Gunung Semeru Meletus Senin Petang, Semburkan Kolom Abu Setinggi 900 Meter Surabaya 28 April 2025

    Gunung Semeru Meletus Senin Petang, Semburkan Kolom Abu Setinggi 900 Meter
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com

    Gunung Semeru
    di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami
    erupsi
    pada Senin (28/4/2025) petang.
    Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru yang berlokasi di Gunung Sawur, erupsi terjadi pada pukul 17.51 WIB dengan letusan kolom abu berintensitas sedang setinggi 600 meter yang mengarah ke utara.
    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 28 April 2025 pukul 17.51 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 600 meter di atas puncak,” ungkap Liswanto, petugas PPGA Semeru, dalam keterangan tertulisnya.
    Hingga pukul 18.00 WIB, PPGA Semeru melaporkan telah terjadi tujuh kali letusan.
    Namun, beberapa erupsi tidak dapat teramati secara visual akibat cuaca berkabut yang menyelimuti Gunung Semeru.
    Yudhi Cahyono, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, menyatakan bahwa saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
    Ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak.
    Selain itu, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi perluasan awan panas dan aliran lahar yang dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
    Yudhi menambahkan, saat ini kawasan sekitar Gunung Semeru sering diguyur hujan lebat, yang meningkatkan risiko terjadinya banjir lahar.
    “Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbaunya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan Tersangkut di Pintu Air Sasak Tinggi Pamulang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 April 2025

    Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan Tersangkut di Pintu Air Sasak Tinggi Pamulang Megapolitan 28 April 2025

    Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan Tersangkut di Pintu Air Sasak Tinggi Pamulang
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Seorang
    mayat perempuan
    ditemukan di pintu air Sasak Tinggi,
    Pamulang
    , Tangerang Selatan, pada Minggu (27/4/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
    Kanit Reskrim Polsek Pamulang AKP Fathuroji menjelaskan, penemuan mayat tersebut bermula saat warga melintas di jalan setapak yang berada di pinggir kali.
    “Itu jalan umum, lintasan yang biasa dilalui warga. Rumah-rumah warga juga banyak di sekitar situ,” ujarnya saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    pada Senin (28/4/2025).
    Warga yang melintas mencurigai sesuatu yang tersangkut di tanggul pembatas pintu air. Setelah didekati, mereka menemukan sosok mayat perempuan tanpa identitas.
    Warga segera melaporkan temuan tersebut ke Polsek Pamulang.
    Setelah menerima laporan, polisi bersama tim SAR Kota Tangerang Selatan dan BPBD langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi.
    “Begitu dapat laporan, kami langsung ke tempat kejadian perkara (TKP),” kata Fathuroji.
    Dia menambahkan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh mayat perempuan tersebut, dan kondisi mayat ditemukan dalam keadaan berpakaian lengkap.
    “Identitas korban belum diketahui, statusnya masih Mr. X. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari hasil pemeriksaan awal,” jelasnya.
    Kondisi air kali di lokasi penemuan juga diperhatikan. Berdasarkan keterangan polisi, arus air di kali tersebut terlihat tidak deras.
    “Air di saluran itu sedang kecil, karena sudah beberapa hari tidak hujan. Kalau air besar, biasanya arusnya kencang dan benda apa pun tidak akan nyangkut, tapi kalau ini nyangkut dan arusnya sedang kecil,” tambahnya.
    Mayat perempuan
    tersebut langsung dievakuasi dan dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk dilakukan visum.
    Polisi juga sedang menunggu pihak keluarga yang mungkin merasa kehilangan anggota keluarganya.
    “Sampai sekarang, belum ada keluarga yang cari keberadaan korban,” ucap Fathuroji.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gudang Mebel di Bojonegoro Terbakar, Kerugian Capai Rp150 Juta

    Gudang Mebel di Bojonegoro Terbakar, Kerugian Capai Rp150 Juta

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebuah gudang mebel di Desa Sukorejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, ludes terbakar pada Senin (28/4/2025) dini hari. Kebakaran ini menghanguskan hampir seluruh bangunan gudang beserta isinya, dengan estimasi kerugian mencapai sekitar Rp150 juta.

    Kebakaran diperkirakan terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bojonegoro menerima laporan pukul 02.10 WIB dan segera bergerak ke lokasi satu menit kemudian. Petugas tiba di tempat kejadian pukul 02.14 WIB dan berhasil memadamkan api sepenuhnya pada pukul 05.00 WIB.

    Gudang mebel milik H Ali Gufron (79), warga setempat, mengalami kerusakan parah. Bangunan berukuran 8×20 meter itu terbakar hingga 95 persen, termasuk sebuah mobil penumpang, dua sepeda motor, serta berbagai bahan mebel.

    Kepala Bidang Penyelamatan dan Pemadaman, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Bojonegoro Ahmad Agus mengatakan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden kebakaran tersebut. Petugas juga berhasil menyelamatkan aset lain berupa rumah permanen berukuran 7×25 meter berikut isinya, dengan estimasi nilai mencapai Rp250 juta.

    Sebanyak 14 personel Damkarmat dikerahkan dalam operasi ini, dibantu lima armada: dua fire truck dari Pos Kota, satu dari Pos Sumberejo, serta dua unit water supply dari BPBD. “Penyebab kebakaran diketahui akibat pembakaran sampah di belakang gudang. Dalam operasi ini, petugas tidak menemui kendala berarti,” ujarnya yang memimpin langsung operasi pemadaman.

    Selain melakukan pemadaman, petugas Damkarmat juga memberikan sosialisasi kepada warga sekitar mengenai pencegahan kebakaran, penanganan awal saat kebakaran, serta memperkenalkan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dinas. Petugas juga membagikan nomor Call Center Damkarmat untuk keperluan darurat. [lus/beq]

  • Guru SMP di Surabaya Pingsan Setelah Terjebak di Dalam Lift Sekolah

    Guru SMP di Surabaya Pingsan Setelah Terjebak di Dalam Lift Sekolah

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang guru SMP di Surabaya, berinisial NDL (30), pingsan setelah terjebak di dalam lift lantai 3 sekolahnya di Jalan Raya Manukan Kulon No 1, Senin (28/4/2025) pagi.

    Insiden yang terjadi sekitar pukul 07.44 WIB itu sempat membuat panik warga sekolah, terlebih saat diketahui bahwa NDL terjebak sendirian di dalam lift yang tiba-tiba macet.

    Kabid Kedaruratan BPBD Kota Surabaya, Buyung Hidayat, mengatakan proses evakuasi korban dilakukan segera setelah laporan diterima, dengan melibatkan petugas BPBD dan teknisi lift sekolah.

    “Keterangan dari pihak Sekuriti Sekolah ada guru yang terjebak dalam lift. Dan guru dalam kondisi tidak sadarkan diri, lalu kita lakukan penanganan,” kata Buyung.

    Upaya evakuasi berlangsung hingga pukul 07.47 WIB, ketika pintu lift berhasil dibuka. Guru yang ditemukan dalam keadaan pingsan langsung dievakuasi dan mendapatkan pertolongan medis dari tim TGC Barat.

    “Setelah dilakukan pengecekan dan penanganan oleh tim medis TGC Barat, pasien (guru) berangsur-angsur sadar dan dirujuk ke RSU. BDH untuk mendapat pengecekan lebih lanjut,” tandas Buyung.

    Saat ini, pihak sekolah dan aparat terkait masih melakukan penyelidikan terkait penyebab macetnya lift untuk mencegah insiden serupa terulang di kemudian hari. [ram/beq]

  • Kronologi Mobil Hanyut Saat Banjir di Cianjur, Ditemukan ‘Terparkir’ di Tengah Sawah, Videonya Viral – Halaman all

    Kronologi Mobil Hanyut Saat Banjir di Cianjur, Ditemukan ‘Terparkir’ di Tengah Sawah, Videonya Viral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bencana banjir di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyebabkan sebuah mobil terbawa arus.

    Banjir hampir setinggi satu meter itu menghanyutkan mobil warga yang terpakir di garasi pada Sabtu (26/4/2025) malam.

    Mobil berwarna putih itu ditemukan sejauh 25 meter berada di tengah sawah.

    Hal tersebut diungkapkan oleh pemilik mobil, Arsyaqina (35).

    Warga Perumahan Permata Residen, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah mengatakan hujan deras terjadi sejak sore hingga petang.

    Namun, semakin malam air justru makin tinggi hingga memasuki rumah warga.

    “Lalu sekitar pukul 20.00 air mulai meluap, hingga memasuki rumah, bahkan ketinggian mencapai 1 meter,” ujar Arsyaqina pada Minggu (27/4/2025).

    Saat ketinggian air terus naik, mobil miliknya yang berada di garasi terbanting dan hanyut bersama arus deras banjir.

    Arsyaqina hanya bisa menyaksikan mobilnya hanyut ke arah jalanan dari lantai dua rumahnya.

    “Saya melihat dari lantai dua di rumah, mobil kebanting-banting, lalu air masuk dan kabawa. Bahkan banjir tersebut pun hampir merusak pintu rumah,” ujarnya.

    Dia kemudian mendapati mobilnya berada di tengah sawah pada pagi hari setelah banjir surut.

    “Saya melihat dari lantai dua di rumah, mobil kebanting-banting, lalu air masuk dan kabawa. Bahkan banjir tersebut pun hampir merusak pintu rumah. Saya baru tahu paginya, mobil sudah ada di tengah sawah,” kata dia.

    Dia pun sempat merekam momen mobilnya hanyut saat berada di lantai dua.

    Tampak arus deras itu menerjang rumah warga saat malam hari.

    Mobil berwarna putih tiba-tiba terseret banjir dalam kondisi alarm menyala.

    Tiang jemuran pun ikut terbawa arus dalam kondisi berdiri.

    Perekam pun hanya bisa berteriak saat melihat mobilnya hanyut.

    Video itu kemudian menjadi viral setelah diunggah ke akun Facebook Kayisya Nazhifa pada Minggu (27/4/2025).

    Sementara itu, Kabid Damkar Satpol PP dan Pemadam Kabupaten Cianjur, Hendra Wira, mengungkapkan pihaknya menurunkan sejumlah personil untuk mengevakuasi satu unit mobil milik seorang warga yang terbawa banjir.

    “Petugas dibantu dengan warga berusaha mengevakuasi mobil yang berada ditengah sawah. Akhirnya setelah beberapa jam, mobil berhasil dievakuasi dengan menggunakan tali baja, dan kendaraan derek,” ucapnya.

    Penyebab banjir

    Banjir lumpur yang melanda Kabupaten Cianjur pada Minggu (27/4/2025) dini hari, mengakibatkan 92 rumah terendam.

    Sebanyak 412 jiwa terdampak dan mengalami kerugian materi yang cukup besar. 

    Banjir juga merendam areal persawahan dan menyebabkan sejumlah mobil serta sepeda motor rusak akibat terseret arus.

    Meskipun tidak ada korban jiwa, ratusan warga mengalami kerugian materi akibat harta benda mereka yang rusak terendam lumpur.

    Dikutip dari Kompas.com, banjir ini dipicu oleh hujan deras disertai angin kencang yang berlangsung lama.

    Selain itu, jebolnya tanggul penahan air Sungai Babakan Caringin di Kecamatan Karangtengah juga menjadi satu di antara penyebab utama terjadinya bencana ini.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Kusmana Wijaya.

    “Hasil asesmen di lapangan, di beberapa lokasi juga ditemukan bangunan yang berdiri di atas saluran air,” kata Asep melalui pesan tertulis, Senin (28/5/2025).

    Asep juga menambahkan bahwa kondisi drainase yang tersumbat sampah turut menyebabkan aliran air meluap, merendam permukiman warga.

    Selain itu, sedimentasi atau pendangkalan sungai dan saluran air juga menjadi faktor penyebab banjir.

    Terkait penanganan terhadap warga yang terdampak, Asep menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mendistribusikan bantuan logistik.

    “Kami mengimbau kepada warga sekitar untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” ujar Asep.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Mobil Terbawa Arus Banjir di Cianjur, Ditemukan Sudah “Terparkir” di Tengah Sawah.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJabar.id/Fauzi Noviandi, Kompas.com/Firman Taufiqurrahman)

  • Kondisi Santri yang Dirawat di Rumah Sakit usai Tertimpa Tembok di Ponpes Gontor Magelang – Halaman all

    Kondisi Santri yang Dirawat di Rumah Sakit usai Tertimpa Tembok di Ponpes Gontor Magelang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tembok kolam penampung air di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, runtuh dan menimpa para santri, Jumat (25/4/2025).

    Akibat insiden tersebut, sebanyak 29 santri menjadi korban, dengan rincian 25 santri mengalami luka-luka dan empat santri meninggal dunia.

    Dari puluhan santri yang mengalami luka-luka, tujuh di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

    Mereka menjalani rawat inap karena memerlukan tindakan medis lebih lanjut.

    Sebanyak enam santri dirawat di RSUD Merah Putih, sedangkan satu santri lainnya dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

    “Hari ini (pasien) pulang satu. Yang masih dirawat di RSUD Merah Putih ada enam,” ucap Direktur Utama RSUD Merah Putih, dr Leli Puspitowati. dalam pesan singkatnya, Minggu (27/4/2025), dilansir Tribun Jogja.

    Mereka harus menjalani tindakan lebih lanjut akibat luka yang dialami, seperti operasi akibat patah tulang.

    Ada juga yang masih perlu menjalani observasi karena ada gejala yang muncul.

    Dokter umum RSUD Merah Putih, Dicky Bagus Pratama, mengungkapkan kondisi santri yang masih mendapat perawatan.

    “Beberapa mengalami luka-luka, ada yang patah di bagian lengan, dan ada yang mengalami cedera kepala ringan.” 

    “Semuanya dalam kondisi stabil. Memang kemarin, pada Jumat, rumah sakit kami menjadi rujukan kejadian luar biasa yang menimpa salah satu pondok pesantren di Magelang,” ucap Dicky.

    Ia berujar, total korban yang datang ke RSUD Merah Putih berjumlah 29 orang, dengan rincian empat korban sudah dalam kondisi meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.

    “Satu korban lainnya kami rujuk ke RSUP Sardjito karena membutuhkan perawatan lanjutan.” 

    “Dari 24 korban lainnya, 17 di antaranya cukup menjalani rawat jalan, sedangkan tujuh korban harus menjalani perawatan inap di sini,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, peristiwa nahas ini terjadi pada jam-jam padat aktivitas santri, yaitu saat banyak dari mereka sedang antre untuk mandi menjelang pelaksanaan salat Jumat.

    Bangunan kolam penampung air yang berada di sisi belakang kamar mandi asrama tiba-tiba roboh dan menimpa para santri di bawahnya.

    “Karena momen itu adalah jam padat, banyak santri mengantre mandi,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono.

    “Tiba-tiba tandon air yang berada di belakang kamar mandi roboh dan menimpa para santri,” imbuhnya.

    Pondasi kolam penampung air tersebut diduga ambruk hingga menyebabkan material beton jatuh dan menimpa para santri di sekitar lokasi kejadian. 

    Puluhan santri bahkan sempat terjebak di antara dinding kamar mandi yang ikut runtuh.

    Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Tim SAR, PMI, relawan, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengevakuasi para korban setelah menerima laporan dari pondok pesantren.

    Akan tetapi, proses evakuasi memakan waktu cukup lama hingga sekitar 12 jam, yakni dari pukul 11.00 WIB sampai sekitar pukul 23.30 WIB.

    Hal ini karena struktur bangunan tersebut terbuat dari beton sehingga harus dilakukan pengeboran terlebih dahulu.

    “Begitu kejadian, para ustadz langsung melapor ke instansi terkait dan penanganan segera dilakukan.” 

    “Meski memang proses evakuasi membutuhkan waktu karena medan dan material yang berat,” sambung Edi.

    Sampai malam hari, proses pembersihan reruntuhan dan pendataan masih terus dilakukan oleh petugas bersama pihak pondok.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Insiden Tembok Ambrol di Gontor 5 Magelang, Enam Santri Masih Dirawat di RSUD Merah Putih.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie)

  • Polisi Tangerang cari jasad supir taksi online yang dibuang ke kali

    Polisi Tangerang cari jasad supir taksi online yang dibuang ke kali

    Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho. ANTARA/Irfan

    Polisi Tangerang cari jasad supir taksi online yang dibuang ke kali
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 26 April 2025 – 06:15 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian melibatkan Basarnas dan BPBD Kabupaten Tangerang, Banten untuk pencarian MR (35), supir taksi online yang menjadi korban pencurian dan jasadnya dibuang ke kali baru Tanjung Burung Teluknaga.

    “Upaya pencarian jasad korban terus kami upayakan untuk segara ditemukan, mohon doa nya dari keluarga korban dan masyarakat,” kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho di Tangerang, Jumat.

    Kapolres mengatakan, kepolisian telah menangkap dua orang tersangka IT alias Jefri dan NH alias Dayat. Pelaku membuang MR ke Kali Baru setelah dieksekusi dan dirampas kendaraannya.

    “Barang bukti berupa pisau, dompet korban berisi identitas korban berlumur darah dan stiker yang dilepas untuk menghilangkan barang bukti telah ditemukan,” ujarnya.

    Kapolres menjelaskan aksi yang dilakukan dua pelaku dinilai sadis dan telah direncanakan. Keduanya berpura-pura meminta bantuan orang lain yakni satpam RSUD Kabupaten Tangerang untuk memesan taksi online.  Di tengah perjalanan, belum sampai tujuan sesuai aplikasi korban dihabisi dengan cara dijerat menggunakan tambang dan dihujam pisau sebanyak empat tusukan.

    Hal tersebut berdasarkan pengakuan awal kedua pelaku usai ditangkap Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota, saat akan transaksi jual mobil yang dikemudikan korban kepada orang lain dan ternyata merupakan anggota polisi.

    “Berkat kecurigaan yang kuat, kita berhasil mengungkap dan menangkap dan menangkap pelaku utama kasus ini,” katanya.

    Kombes Zain mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati saat bertransaksi jual beli kendaraan bermotor. Apabila mencurigakan segera melapor dan melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum. Terlebih bila mengetahui atau menjadi korban tindak kejahatan. 

    “Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga, kami turut berdukacita kepada keluarga korban. Segera lapor dan berkoordinasi dengan petugas jika melihat, mengetahui dan mendengar tindak pidana kejahatan,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Sulteng di Zona Risiko Bencana, DPRD Singgung Mitigasi Gabungan Ilmu Modern dan Lokal – Halaman all

    Sulteng di Zona Risiko Bencana, DPRD Singgung Mitigasi Gabungan Ilmu Modern dan Lokal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Provinsi Sulawesi Tengah hidup berdampingan dengan risiko bencana, utamanya bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.

    Selain itu bencana lain yang mengintai adalah banjir, longsor dan bahaya ikutan semisal likuifasi dan runtuhan bebatuan.

    Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Provinsi Sulteng, ada 196 kejadian bencana dengan 3 kabupaten paling terdampak pada tahun 2024 yaitu Parigi Moutong, Banggai, dan Poso.

    Selama tahun itu pula, 30 ribu jiwa menderita, 1.500 orang mengungsi dan 4 orang meninggal.

    Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Rachmat Syah Tawainella mengatakan, pentingnya sinergi ilmu pengetahuan modern dan lokal untuk membangun sistem kebencanaan bagi semua lapisan masyarakat.

    Hal ini disampaikan dalam lokakarya BRIN dan UNESCO ‘bertajuk Penguatan Literasi Kebencanaan Inklusif Berbasis Pengetahuan Lokal dalam Upaya Peningkatan Resiliensi Masyarakat Sulawesi Tengah Menghadapi Bencana’ di Gedung Bappelitbangda Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (26/4/2025).

    “Masyarakat Sulawesi Tengah hidup berdampingan dengan risiko bencana. Sudah saatnya kita menjadikan pengetahuan lokal bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai fondasi utama dalam upaya mitigasi bencana yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” kata Rachmat.

    Rachmat berharap hasil dari lokakarya BRIN dan UNESCO ini dapat mendorong pendekatan transdisipliner dan inklusif untuk memperkuat literasi kebencanaan.

    Selain itu seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat berperan aktif dalam implementasi hasil lokakarya ini di daerah masing-masing.

    Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.

    Hadir para akademisi, tokoh masyarakat, perwakilan organisasi masyarakat sipil, serta aparat pemerintah daerah untuk mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam membangun resiliensi masyarakat terhadap berbagai potensi bencana yang mengancam wilayah Sulawesi Tengah.

  • 4 Tewas Akibat Tembok Kolam Ambrol

    4 Tewas Akibat Tembok Kolam Ambrol

    PIKIRAN RAKYAT – Tragedi memilukan terjadi di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Dusun Mangunsari, Desa Gadingsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jumat 25 April 2025 pagi.

    Sebuah tembok kolam penampungan air di area pondok pesantren itu ambrol setelah dipicu tanah longsor, menimpa puluhan santri yang sedang mengantre mandi. Empat santri dilaporkan meninggal dunia dan 25 lainnya mengalami luka-luka.

    Kronologi Kejadian

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 10.30 WIB saat para santri bersiap melaksanakan salat Jumat. Posisi kamar mandi yang berada tepat di depan kolam penampungan air membuat para santri berada dalam posisi rentan saat longsor terjadi.

    “Pada jam itu, 10.30 WIB, kegiatan santri untuk mandi persiapan ke masjid. Jadi, mereka mandi semuanya, antre semuanya. Dan tidak disangka, tidak ada yang tahu ada kejadian seperti itu,” tutur Muhib Huda Muhammadi, guru senior Pondok Modern Gontor 5, kepada wartawan.

    Dia menjelaskan, tembok kolam berada di bagian belakang kamar mandi dan menimpa langsung area tempat para santri berkumpul.

    “Jadi, posisi kolam itu ada di sebelah kamar mandi. Ada asrama, belakangnya kamar mandi, lalu kolam. Di situ kejadiannya. Akhirnya mereka tertimpa tembok kolam penampungan air,” ujar Muhib.

    Evakuasi Berlangsung 13 Jam

    Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Borobudur, Basuki, menyatakan bahwa proses evakuasi memakan waktu panjang akibat sulitnya akses dan ketebalan material bangunan.

    “Tebalnya fondasi yang menimpa tembok kamar mandi cukup mempersulit kami evakuasi juga dengan celah ruangan yang sempit,” ucapnya, Sabtu 26 April 2025.

    Petugas dari BPBD Kabupaten Magelang, Basarnas, Damkar, TNI, Polri, serta relawan gabungan bekerja tanpa henti hingga malam hari. Proses evakuasi terakhir selesai setelah lebih dari 13 jam.

    Kondisi Korban

    Para korban langsung dilarikan ke RSUD Merah Putih Magelang. Direktur RSUD Merah Putih, dr. Leli Puspitowati, menyampaikan total korban mencapai 29 orang, terdiri dari 4 santri meninggal dunia, 16 menjalani rawat inap, dan 9 lainnya mendapat perawatan jalan.

    “(Korban) 23, sore ini masuk lagi 2 orang. Total 25 korban luka yang kami tangani,” kata dr. Leli, Jumat 25 April 2025 sore.

    Tiga korban mengalami patah tulang dan harus menjalani rawat inap, sementara satu orang dirujuk ke rumah sakit lain karena mengalami patah tulang terbuka.

    “Butuh dokter dan sarana yang lebih maju,” ucapnya.

    Ucapan Duka dan Seruan dari Kemenag

    Direktur Pesantren Kementerian Agama RI, Dr. Basnang Said, menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah ini. Ia menyebut tragedi ini sebagai duka kolektif bagi dunia pendidikan pesantren.

    “Kami sangat berduka atas peristiwa ini. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Doa kami panjatkan untuk para santri yang wafat—semoga Allah SWT menerima mereka dalam kasih sayang-Nya dan menempatkan mereka di surga terbaik,” tuturnya dalam pernyataan resmi di Jakarta.

    Basnang Said juga mendoakan kesembuhan bagi para santri yang terluka serta kekuatan untuk keluarga korban.

    “Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan dan keikhlasan,” ujarnya.

    Basnang mengapresiasi cepatnya respons para ustadz, petugas SAR, BPBD, Damkar, tenaga medis, dan relawan dalam proses evakuasi. Dia juga menekankan pentingnya keamanan di lingkungan pesantren.

    “Ini adalah musibah yang tak diharapkan, dan menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya pengawasan keselamatan di lingkungan pendidikan,” katanya.

    Lebih lanjut, Basnang mengajak masyarakat untuk memperkuat solidaritas dan gotong royong.

    “Pesantren bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah bersama. Mari kita jaga keselamatannya, demi generasi masa depan yang tumbuh dalam keamanan, ilmu, dan kasih sayang,” tuturnya.

    Tinjauan Pihak Pemerintah Daerah

    Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Dandim 0705/Magelang Letkol Inf Jarot Susanto, dan Kapolresta Magelang Kombes Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar turut hadir meninjau langsung lokasi kejadian. Mereka juga menyempatkan waktu menjenguk para korban di RSUD Merah Putih.

    Pemerintah Kabupaten Magelang menyatakan akan mengevaluasi sistem keamanan dan konstruksi di lingkungan pesantren yang rawan longsor atau kerusakan struktural demi mencegah kejadian serupa di masa depan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News