Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pengendara Motor Tewas Tergelincir di Jalan Ciliwung Surabaya

    Pengendara Motor Tewas Tergelincir di Jalan Ciliwung Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang pengendara sepeda motor perempuan berinisial SN (27) tewas dalam kecelakaan tragis yang terjadi pada hari Selasa (13/5/2025) sekitar pukul 09.00 WIB, di ruas Jalan Ciliwung, Kota Surabaya. Korban yang merupakan warga asal Wonokromo ini tergelincir akibat kondisi jalan yang licin akibat hujan gerimis, saat berusaha menyalip kendaraan lain.

    Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat, kecelakaan tersebut terjadi ketika korban gagal menyalip dan terjatuh di tengah jalan. Tak lama setelah itu, tubuh SN tertabrak kendaraan pikap yang melaju dari arah belakang.

    “Korban SN (27) tergeletak di jalan. Tim TGC pusat melakukan pengecekan dan korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian,” jelas Buyung.

    Jenazah korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke Kamar Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara menggunakan mobil ambulan dari Dinas Sosial Surabaya. Sementara itu, kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan diamankan oleh pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.

    BPBD Surabaya juga mengimbau kepada seluruh pengendara untuk lebih berhati-hati, terutama saat hujan atau setelah hujan, karena kondisi jalan yang licin dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

    “Kami menghimbau agar pengendara lebih berhati-hati demi keselamatan bersama,” tambah Buyung. [ram/beq]

    Meta Deskripsi: Seorang pengendara sepeda motor perempuan tewas setelah tergelincir dan tertabrak kendaraan lain di Jalan Ciliwung Surabaya. Kecelakaan terjadi saat hujan gerimis.

    Kata Kunci: kecelakaan, Surabaya, pengendara sepeda motor, Jalan Ciliwung, hujan, BPBD Surabaya, keselamatan pengendara

    Slug URL: kecelakaan-motor-tewas-tergelincir-jalan-ciliwung-surabaya

  • Jalur Piket Nol Longsor, Arus Lalu Lintas Lumajang-Malang Sempat Buka Tutup

    Jalur Piket Nol Longsor, Arus Lalu Lintas Lumajang-Malang Sempat Buka Tutup

    Lumajang (beritajatim.com) – Akses jalan utama Lumajang–Malang melalui Jalur Piket Nol kembali terganggu akibat longsor yang terjadi di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Selasa (13/5/2025) dini hari. Longsor terjadi di kilometer 55 pada tebing setinggi 50 meter dan sempat menutup badan jalan, sehingga petugas menerapkan sistem buka tutup lalu lintas.

    Erik, warga setempat, menjelaskan bahwa longsor dipicu hujan dengan intensitas sedang yang mengguyur kawasan sejak malam. Longsor dilaporkan terjadi pukul 00.30 WIB saat arus kendaraan sedang sepi. “Ini kalau longsornya itu jam 00.30 malam tadi, kalau waktu itu sepi nggak ada yang lewat. Memang sering longsornya kalau hujan lama, kondisi tanah di tebing ini kurang stabil kan kalau kena hujan,” ujarnya.

    Kapolsek Candipuro AKP Lugito menyampaikan bahwa dua alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor berupa tanah dan lumpur. Proses evakuasi selesai sekitar pukul 09.30 WIB dan arus lalu lintas kembali normal. “Memang tadi sempat buka tutup untuk mengurai kemacetan, sudah dikerahkan dua unit alat berat untuk membersihkan material longsor dan tadi jalur sudah dibuka lagi,” terangnya.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, mengingatkan bahwa Jalur Piket Nol merupakan kawasan rawan longsor, terutama saat hujan dengan durasi lama. “Kami imbau agar pengguna jalan baik dari arah Lumajang atau sebaliknya, Malang ini harus waspada saat melintas,” katanya. [has/beq]

  • Pastikan Warga Tertangani, Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Tinjau Langsung Titik Banjir

    Pastikan Warga Tertangani, Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Tinjau Langsung Titik Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto meninjau langsung titik banjir yang melanda wilayah perkotaan Pamekasan, Senin (12/5/2025).

    Dalam peninjauan titik banjir tersebut, Kholil-Sukri didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan, di antaranya Kepala Dinas PUPR, Amin Jabir, Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Herman Hidayat, Plt Kalaksa BPBD, Akhmad Dhofir, Camat Pamekasan, Rahmat Kurniadi Suroso, serta sejumlah pejabat lainnya.

    Dalam kesempatan tersebut, keduanya meninjau salah satu titik banjir yang dikategorikan relatif parah, di antaranya di kawasan Desa Laden, serta titik banjir di Kelurahan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    “Kami ingin memastikan bahwa seluruh masyarakat terdampak benar-benar tertangani dengan baik, pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan BPBD bersama dinas terkait untuk percepatan penanganan,” kata KH Kholilurrahman.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga ingin memastikan kondisi warga terdampak banjir yang terjadi akibat intensitas hujan deras yang terjadi sejak Minggu (11/5/2025) kemarin. “Kami juga berkesempatan berdialog dengan warga terdampak, sekaligus menanyakan kondisi mereka, sekaligus memastikan bantuan logistik dan medis tersalurkan,” ungkapnya.

    “Tidak kalah penting, kami juga ingin melakukan peninjauan secara menyeluruh dari hulu ke hilir untuk mengatasi masalah banjir di Pamekasan. Sebab kami meyakini pengerukan permukaan sungai saja tidak cukup untuk mengurangi dampak banjir,” jelasnya.

    Karena itu, pihaknya segera melakukan langkah konkrit untuk menanggulangi bencana banjir yang kerap mengepung perkotaan di daerah yang dipimpinnya. “Salah satu upaya yang akan kita lakukan, yakni dengan cara melakukan perluasan anak sungai yang kita harapkan dapat membantu mengurangi dampak banjir di Pamekasan,” pungkasnya.

    Berdasar data BPBD Pamekasan, titik banjir menyebar di 9 desa/kelurahan yang tersebar di dua kecamatan berbeda di wilayah setempat. Meliputi kecamatan Pademawu, tersebar di 3 desa/kelurahan, yakni Desa Lemper, Desa Sumedangan, serta Kelurahan Barurambat Timur.

    Sementara Kecamatan Pamekasan, tersebar di enam desa/kelurahan berbeda yang menjadi pusat banjir. Meliputi meliputi 1 Desa, yakni Desa Laden, serta lima Kelurahan berbeda, masing-masing Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang, Kangenan, Patemon, dan Parteker. [pin/aje]

  • Angin Kencang Terjang Panekan Magetan, Satu Pemancing Luka

    Angin Kencang Terjang Panekan Magetan, Satu Pemancing Luka

    Magetan (beritajatim.com) – Angin kencang melanda Kelurahan Panekan, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, pada Senin (12/5/2025) sore. Bencana cuaca ini menyebabkan kerusakan pada bagian atap salah satu tempat pemancingan serta mencederai seorang warga yang tengah memancing.

    Korban bernama Zainul (40), warga setempat, mengalami luka di jari tangan kanan akibat tertimpa material atap yang lepas.

    “Sementara hasil pendataan kami yakni tempat pemancingan dan tempat pengolahan sampah saja yang mengalami kerusakan di bagian atap. Ada korban luka ringan, sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas Panekan. Saat ini sudah dibawa pulang untuk rawat jalan,” terang Eka Wahyudi, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan.

    Rekaman video warga memperlihatkan momen angin kencang berembus kuat di area lahan pertanian dekat lokasi pemancingan milik warga dan tempat pengolahan sampah di dusun setempat. BPBD memastikan bahwa rumah warga di Dusun Ploso Tinil tidak terdampak langsung oleh kejadian tersebut.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun wilayah Magetan tidak termasuk dalam daerah yang diprediksi mengalami angin kencang oleh BMKG Juanda.

    “Kami harap masyarakat agar selalu waspada dengan adanya cuaca ekstrem yang mungkin saja terjadi di wilayah Kabupaten Magetan,” tambah Eka.[fiq/aje]

  • Gunung Semeru Erupsi, Abu Vulkanik Membumbung 1Km ke Langit Lumajang

    Gunung Semeru Erupsi, Abu Vulkanik Membumbung 1Km ke Langit Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Malam itu, langit di atas Kabupaten Lumajang kembali diselimuti debu vulkanik.

    Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, meletus pada Senin malam, 12 Mei 2025 pukul 21.52 WIB, memuntahkan kolom abu setinggi 1.000 meter dari puncaknya.

    Erupsi ini bukan hanya sekadar fenomena alam—bagi warga di lereng gunung, dentuman itu adalah alarm waspada.

    Di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Gufron Alwi mencatat aktivitas tersebut dengan cermat. Ia menyampaikan bahwa letusan terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 116 detik.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 21.52 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati mencapai 1.000 meter. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu condong ke arah barat daya,” ujar Gufron dalam keterangan tertulis.

    Meski tidak menimbulkan korban maupun kerusakan, otoritas tetap mengingatkan warga untuk siaga. Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, menegaskan bahwa aktivitas masyarakat masih dibatasi hingga 13 kilometer di sepanjang Besuk Kobokan, terutama pada sektor tenggara.

    “Pembatasan ini bukan tanpa alasan. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berisiko terlanda awan panas dan aliran lahar,” jelasnya.

    Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada di level II atau waspada, yang berarti potensi bahaya tetap ada, terutama saat cuaca buruk. Awan panas guguran, guguran lava pijar, hingga banjir lahar menjadi ancaman nyata di kawasan hulu sungai yang berhulu di puncak Semeru.

    “Kita harus tetap waspada terhadap potensi guguran material dan lahar, terutama saat hujan deras mengguyur kawasan puncak,” tutur Yudhi lagi.

    Dengan kondisi ini, pihak berwenang terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi rekomendasi dan tidak beraktivitas di zona bahaya. Gunung Semeru, meski menawan, kembali menunjukkan bahwa ia adalah kekuatan alam yang tak bisa diprediksi sepenuhnya. (ted)

  • Banjir Melanda 9 Desa di Pamekasan: Ribuan Warga Terdampak, Fasilitas Umum Terendam

    Banjir Melanda 9 Desa di Pamekasan: Ribuan Warga Terdampak, Fasilitas Umum Terendam

    Pamekasan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pamekasan pada Senin (12/5/2025), menyebabkan banjir meluas hingga ke sembilan desa/kelurahan yang tersebar di dua kecamatan. Dua kecamatan yang terdampak meliputi Pademawu dan Pamekasan (kota), dengan total ribuan warga dan sejumlah fasilitas umum terkena dampak.

    “Update terakhir, titik banjir melanda 9 desa/kelurahan di Pamekasan. Meliputi 3 desa/kelurahan di kecamatan Pademawu, serta 6 desa/kelurahan di Kecamatan Kota (Pamekasan),” ujar Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir.

    Di Kecamatan Pademawu, banjir tercatat melanda Desa Lemper, Desa Sumedangan, dan Kelurahan Barurambat Timur. Di Desa Lemper, Dusun Laok menjadi titik paling terdampak, dengan 63 kepala keluarga (KK), dua tempat ibadah, satu fasilitas pendidikan, dan empat lokasi pemakaman umum tergenang air.

    Desa Sumedangan mengalami dampak terparah di Dusun Parseh, terutama pada RT 3 dan RT 4 RW 3. Banjir di wilayah ini berdampak pada 254 KK atau sekitar 800 jiwa. Sementara itu, di Kelurahan Barurambat Timur, kawasan Genteng, termasuk Jl Jokotole dan sejumlah gang sempit, ikut terendam dan memengaruhi 46 KK.

    Sementara di Kecamatan Pamekasan (kota), Desa Laden menjadi salah satu titik paling terdampak, dengan 215 KK terendam banjir hingga setinggi 50 cm. Lokasi terdampak meliputi Jl Raya Jalmak dan Kantor Laboratorium Pertanian Jawa Timur.

    Lima kelurahan di wilayah kota yang juga terendam meliputi Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang, Kangenan, Patemon, dan Parteker. Di Barkot, banjir berdampak pada 57 KK yang tinggal di Jl Jagalan, Jl Jingga, dan Jl Trunojoyo Gang 1.

    Di Kelurahan Jungcangcang, lebih dari 340 KK terdampak. Banjir juga merendam fasilitas umum seperti Kantor Pajak, SDN Jungcangcang 3 dan 5, SMPN 1 Pamekasan, dua tempat ibadah, serta Pesantren Darussalam. Di Kangenan, sekitar 430 jiwa dari 160 KK terdampak.

    Kelurahan Patemon melaporkan 239 KK terdampak. Genangan air juga ditemukan di SMA 1 Muhammadiyah Pamekasan, SDN Patemon 2, Kantor Kelurahan, dan dua tempat ibadah. Sedangkan di Kelurahan Parteker, 147 KK terdampak, termasuk fasilitas umum seperti Jl Cokroatmodjo dan lingkungan sekitar Kantor Kelurahan.

    BPBD Pamekasan telah mengambil langkah cepat sebagai respons atas bencana ini. “Upaya yang kita lakukan di antaranya menuju titik banjir untuk melakukan assessment dan evakuasi warga terdampak,” terang Akhmad Dhofir.

    Selain itu, pihaknya juga telah mendistribusikan bantuan darurat. “Termasuk juga memberikan bantuan berupa nasi bungkus, penyerahan bantuan alat bersih-bersih pasca banjir, bantuan makanan siap saji hingga melaporkan kejadian kepada pimpinan maupun instansi terkait,” imbuhnya.

    Hingga saat ini, air mulai surut di beberapa wilayah terdampak. “Untuk saat ini, Alhamdulillah air sudah mulai perlahan surut, dan semoga segera surut,” tutup Akhmad Dhofir. [pin/suf]

  • Hujan Lebat, Tanggul Sungai Ngrayung di Mojokerto Jebol

    Hujan Lebat, Tanggul Sungai Ngrayung di Mojokerto Jebol

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan lebat yang menguyur wilayah Kabupaten Mojokerto menyebabkan tanggul Sungai Ngrayung di Desa Salen, Kecamatan Bangsal, Senin (12/5/2025) jebol. Akibatnya, air sungai meluap dan mengenangi area persawahan milik warga dan jalan desa.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, tanggul di Sungai Ngrayung tepatnya di Dusun Salen, Desa Salen, Kecamatan Bangsal jebol sekira pukul 16.00 WIB.

    “Tanggul jebol saat hujan menguyur kawasan tersebut. Berdasarkan pantauan BMKG Juanda terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat yang berdurasi cukup lama sehingga mengakibatkan debit Sungai Ngerayung mengalami peningkatan,” ungkapnya.

    Akibatnya sungai tak bisa menahan derasnya air hujan dan menyebabkan tanggul tergerus dan jebol. Tanggul jebol ada dua titik, Khakim menjelaskan, titik pertama dengan luas ± 5 x 4 meter dan titik kedua dengan luas ± 2 x 4 meter. Tak hanya menyebabkan tanggul jebol, air meluap ke pemukiman.

    “Jalan desa tergenang air ± 15 cm, sementara area persawahan yang tergenang air dengan luas ± 10 hektar. Kondisi area persawahan belum ditanami, karena masih sebar bibit usai panen. Tim BPBD Kabupaten Mojokerto menuju ke lokasi untuk melakukan assessment dan kaji cepat,” katanya.

    Selain itu, juga turut hadir anggota Polsek, Koramil, Perangkat Desa dan warga setempat. Kondisi saat ini, lanjutnya air sudah menggenangi jalan desa dan area persawahan sehingga dibutuhkan gedek, glangsing, trocok bambu dan tanah urug untuk penanganan darurat. [tin/suf]

  • Tiga Bocah Hanyut Saat Mandi di Sungai Andong Ngawi, Satu Masih Hilang

    Tiga Bocah Hanyut Saat Mandi di Sungai Andong Ngawi, Satu Masih Hilang

    Magetan (beritajatim.com) – Tiga orang anak dilaporkan hanyut saat mandi di Dam Sungai Andong setelah diterjang banjir bandang kiriman dari lereng Gunung Lawu di Desa Teguhan, Paron, Ngawi, pada Senin, (12/5/2025), sekitar pukul 14.30 WIB. Ketiganya adalah Rifky Nur Hidayat (14), Asyraf Khairul Azam (13), dan Dimas Subuh Pamungkas (11), yang seluruhnya merupakan warga setempat.

    Dua korban, Dimas Subuh Pamungkas dan Asyraf Khairul Azam, berhasil selamat setelah sempat terseret arus sejauh sekitar 300 meter. Keduanya sempat berteriak minta tolong sebelum akhirnya ditolong oleh warga sekitar.

    Dimas, pelajar kelas 4 SD Negeri Teguhan, berhasil diselamatkan langsung oleh kakeknya, Simun (65), sementara Asyraf, pelajar kelas 6 di sekolah yang sama, berhasil keluar dari arus setelah mendapat arahan dari warga yang menolong.

    “Saya mendengar teriakan anak minta tolong. Saya datang, berhasil selamatkan cucu saya dan rekannya berhasil keluar sungai setelah diarahkan warga. Sementara satu korban lainnya hilang hingga sekarang. Banjir datang kiriman dari pegunungan,” ujar Simun, kakek Dimas.

    Korban yang hingga kini masih dinyatakan hilang adalah Rifky Nur Hidayat, pelajar kelas 7 SMP di Paron, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sarwono (44) dan Siti Kholifah (38), warga Desa Teguhan.

    “Awalnya ketiganya mandi, terus diterjang banjir yang datang tiba-tiba lalu hanyut. Dua selamat, satu hilang. Banjir air dari pegunungan,” ungkap Supriyono, Kepala Desa Teguhan.

    Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan segera melakukan pencarian terhadap Rifky. Polisi juga meminta keterangan dari dua bocah yang selamat untuk mendalami kronologi kejadian. Hingga menjelang petang, Rifky belum juga ditemukan dan pencarian masih terus dilakukan. [fiq/suf]

  • Cuaca Ekstrem Rusak Rumah Warga Dabasah Bondowoso, Bantuan Logistik Disalurkan

    Cuaca Ekstrem Rusak Rumah Warga Dabasah Bondowoso, Bantuan Logistik Disalurkan

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Senin (12/5/2025) menyebabkan kerusakan pada satu rumah warga di Kelurahan Dabasah, Kecamatan Bondowoso.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso mencatat, bangunan milik Imam Santoso mengalami rusak sedang akibat cuaca ekstrem tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan assessment cepat di lokasi kejadian pada pukul 11.34 WIB.

    Hasil penilaian menyebutkan bagian atap rumah seluas 3×2 meter persegi rusak parah karena terbawa angin.

    “Setelah menerima laporan, tim langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan kaji cepat dan menyalurkan bantuan logistik,” kata Sigit Purnomo pada BeritaJatim.com, Senin (12/5/2025).

    Bantuan logistik yang disalurkan meliputi sembako, makanan siap saji, kasur lipat, matras, terpal dan selimut.

    “Kemudian alat masak dan makan, air mineral, serta paket tambahan gizi dan kebersihan. Selain itu juga disalurkan paket khusus untuk lansia,” sebutnya.

    Menurut Sigit, tidak ada kebutuhan tambahan pascabencana lainnya. BPBD memastikan situasi terkini di wilayah Bondowoso dalam kondisi Amandali atau aman, terkendali, dan kondusif.

    “Dalam upaya penanganan ini, BPBD bekerja sama dengan Dinas Sosial, Pemerintah Kelurahan Dabasah, RT setempat, dan warga sekitar,” bebernya.

    Pihaknya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penanganan. Koordinasi lintas sektor terus kami lakukan untuk memastikan warga terdampak mendapatkan perlindungan dan bantuan yang layak.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi di wilayah Bondowoso,” imbau Sigit. [awi/aje]

  • Waspada, Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur Termasuk Kabupaten Mojokerto Mulai 10-17 Mei 2025

    Waspada, Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur Termasuk Kabupaten Mojokerto Mulai 10-17 Mei 2025

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur selama periode 10 hingga 17 Mei 2025. Dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, cuaca ekstrem dipredikasi melanda 13 Kabupaten/Kota.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, dari rilis BMKG Juanda, sebanyak 13 Kabupaten/Kota tersebut terdiri dari 12 kabupaten dan satu kota. “Salah satunya yakni Kabupaten Mojokerto,” ungkapnya, Senin (12/5/2025).

    Meski sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau, namun sejumlah daerah masih berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir, angin kencang, hingga puting beliung. BMKG Juanda memprediksi jika kondisi tersebut disebabkan oleh dinamika atmosfer yang cukup kompleks.

    “BMKG mencatat adanya pola konvergensi di wilayah Jawa Timur yang diperkuat oleh gangguan gelombang Equatorial Rossby, gelombang Kelvin, dan gelombang Low yang akan melintas dalam sepekan ke depan. Fenomena ini memicu peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan intens,” katanya.

    [irp posts=”1310274″ ]

    Atmosfer di wilayah Jawa Timur saat ini masih cukup labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas, yang sangat mendukung pembentukan awan Cumulonimbus secara signifikan. BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

    “Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, dan pohon tumbang. Masyarakat juga diminta untuk tidak memaksakan perjalanan ketika cuaca ekstrem berlangsung dan selalu mengutamakan keselamatan, menghindari bepergian ke gunung dan menghindari berteduh di bawah pohon,” ujarnya.

    Cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur tersebut diperkirakan akan terjadi selama periode 10 hingga 17 Mei 2025. Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI di https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ serta informasi peringatan dini 3 harian dan 2–3 jam ke depan. [tin]

    Wilayah yang Berpotensi Terkena Cuaca Ekstrem :

    1. Kabupaten Banyuwangi
    2. Kabupaten Nganjuk
    3. Kabupaten Jombang
    4. Kabupaten Mojokerto
    5. Kabupaten Pasuruan
    6. Kota Batu
    7. Kabupaten Malang
    8. Kabupaten Bondowoso
    9. Kabupaten Jember
    10. Kabupaten Blitar
    11. Kabupaten Kediri
    12. Kabupaten Ponorogo
    13. Kabupaten Lumajang

    [aje]