Kementrian Lembaga: BPBD

  • Lahan Pertanian Terendam Akibat Tanggul Jebol, Bupati Jombang Lakukan Respons Cepat

    Lahan Pertanian Terendam Akibat Tanggul Jebol, Bupati Jombang Lakukan Respons Cepat

    Jombang (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Jombang dalam beberapa hari terakhir menyebabkan jebolnya tanggul Sungai Pilang Hilir di Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandarkedungmulyo.

    Peristiwa ini menimbulkan genangan air yang mengalir ke area persawahan warga sekitar, khususnya di wilayah Dusun Pakis dan Dusun Ponggok Desa Banjarsari.

    Menanggapi kejadian tersebut, Bupati Jombang, Warsubi, langsung melakukan peninjauan ke lokasi jebolnya tanggul pada Selasa malam (13/5/2025). Kunjungan tersebut dilakukan tidak lama setelah dirinya menerima laporan dari Plt. Kepala Pelaksana BPBD Jombang.

    Dalam peninjauan tersebut, Bupati Warsubi didampingi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bayu Pancoroadi, Plt. Kepala BPBD Wiku Bhirawa, serta sejumlah kepala OPD terkait, Forkopimcam, dan Kepala Desa Pucangsimo.

    Titik tanggul yang jebol diperkirakan sepanjang 8 meter. Beruntung, air yang meluap hanya menggenangi area sawah yang telah selesai masa panen, sehingga tidak menyebabkan kerugian besar bagi petani. Meski demikian, potensi dampak lebih luas tetap menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Jombang.

    “Saya pastikan, perbaikan tanggul ini akan segera kita lakukan besok pagi (hari ini),” tegas Bupati Warsubi di lokasi kejadian.

    Pernyataan tersebut menandai komitmen pemerintah daerah dalam merespons cepat setiap potensi bencana. Bupati Warsubi juga memberikan arahan kepada Dinas PUPR agar segera melakukan langkah-langkah teknis untuk menangani kerusakan tanggul guna mencegah meluasnya dampak banjir ke permukiman dan lahan pertanian warga.

    Langkah cepat dan tanggap ini diharapkan mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir, sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan warganya. [suf]

  • Diguyur hujan, 14 RT di Jakbar dan Jaksel terendam banjir

    Diguyur hujan, 14 RT di Jakbar dan Jaksel terendam banjir

    Jakarta (ANTARA) – Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah DKI Jakarta menyebabkan 14 rukun tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan terendam banjir, pada Selasa.

    “Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta menyebabkan kenaikan Pos Angke Hulu menjadi siaga 3 atau waspada. Pada pukul 20.00 WIB terjadi beberapa genangan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, data hingga pukul 21.00 WIB terjadi banjir di 14 RT dan tiga ruas jalan yang berada di Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.

    Di Jakarta Barat terdapat dua RT yang terendam banjir, yakni satu RT di Kelurahan Meruya Utara dengan ketinggian air mencapai satu meter, dan satu RT di Kelurahan Srengseng dengan ketinggian air 40 sentimeter (cm).

    Sementara itu, di Jakarta Selatan terdapat 12 RT yang terdiri dari sembilan RT di Kelurahan Kuningan Barat dengan ketinggian air 30-80 cm dan tiga RT di Kelurahan Cilandak Timur dengan ketinggian air 35-100 cm.

    Selain menyebabkan 14 RT terendam banjir, kata Yohan, air juga menggenang tiga ruas jalan yang terdiri dari Jalan Kemang Utara IX, Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan dengan ketinggian air 40 cm.

    Kemudian, Jalan Pondok Karya, Kelurahan Pela Mampang dengan ketinggian air 60 cm, dan Jalan Benda Bawah Raya, Kelurahan Benda Bawah Raya, Jakarta Selatan dengan ketinggian 40 cm.

    “Penyebab banjir yang terjadi itu dikarenakan curah hujan tinggi dan meluapnya sejumlah kali,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Usai Diguyur Hujan, Tanah Longsor dan Jembatan di Kecamatan Sekar Bojonegoro Rusak

    Usai Diguyur Hujan, Tanah Longsor dan Jembatan di Kecamatan Sekar Bojonegoro Rusak

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro pada Senin (12/5/2025) sekitar pukul 18.00 WIB menyebabkan bencana tanah longsor dan kerusakan infrastruktur di dua desa, yakni Desa Miyono dan Desa Bareng.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, menyampaikan bahwa tim BPBD telah melakukan asesmen di lokasi kejadian pada Selasa (13/5/2025). Berdasarkan hasil pemantauan, sejumlah titik mengalami longsor yang berdampak pada tebing, jembatan poros desa, serta tanggul.

    Di Desa Miyono, longsor terjadi di dua titik. Di Dusun Gayam, tebing longsor dengan dimensi panjang 30 meter dan tinggi 8 meter. Sayap jembatan juga terdampak dengan longsoran sepanjang 7 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 3 meter. Sementara di Dusun Rejoso, tebing longsor mencapai panjang 50 meter dan tinggi 10 meter.

    Adapun di Desa Bareng, longsor merusak tiga titik infrastruktur. Di titik pertama, jembatan poros desa ambles dengan dimensi longsor 5 meter panjang, 3 meter lebar, dan 2 meter tinggi. Di titik kedua, tanggul jebol sepanjang 10 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2 meter.

    “Titik ketiga, bagian tiang penyangga jembatan poros kabupaten mengalami kerusakan sepanjang 3 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 2 meter,” ujar Heru Wicaksi.

    Meski mengalami kerusakan, menurut Heru, kondisi terkini menunjukkan bahwa akses masih dapat dilalui, terutama untuk kendaraan roda dua. Jembatan poros kabupaten di Desa Bareng bahkan masih bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.

    “BPBD telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah desa setempat untuk membuat laporan resmi yang ditujukan kepada Bupati Bojonegoro, dengan tembusan kepada BPBD, Dinas PU Bina Marga, dan PU SDA,” terang Heru Wicaksi.

    Selain BPBD, asesmen dan penanganan awal di lokasi bencana juga melibatkan unsur Satpol PP Kecamatan Sekar, Koramil Sekar, serta perangkat desa setempat. [lus/ian]

  • Hujan Guyur Pamekasan, Genangan Mulai Banjiri 4 Titik

    Hujan Guyur Pamekasan, Genangan Mulai Banjiri 4 Titik

    Pamekasan (beritajatim.com) – Intensitas hujan yang melanda wilayah Pamekasan, dan sekitarnya, mengakibatkan genangan yang membanjiri beberapa titik di wilayah perkotaan Pamekasan, Selasa (13/5/2025) malam.

    Setidaknya terdapat empat titik berbeda di wilayah Kecamatan Pamekasan (Kota), mulai digenangi banjir. Di antaranya di Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang dan Patemon.

    “Untuk titik genangan saat ini tersebar di beberapa titik berbeda, di antaranya di Jl Ghazali dan Jl Sinhaji, Kelurahan Jungcangcang, Jl Jagalan, Kelurahan Barkot, dan wilayah Patemon barat sungai, Kelurahan Patemon,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    Saat ini, sejumlah personil gabungan dari berbagai unsur di Pamekasan, mulai dari BPBD, relawan hingga unsur instansi terkait, mulai siaga di berbagai titik potensi banjir di wilayah setempat.

    “Saat ini kita juga sudah mulai kembali siagakan personil di beberapa titik, guna meninjau perkembangan genangan yang mulai membanjiri pemukiman warga,” sambung pria yang akrab disapa Dhofir.

    Sebelumnya Wakil Bupati Pamekasan, Sukriyanto mengimbau sekaligus mengingatkan masyarakat khususnya yang berada di dekat titik rawan (banjir) agar waspada. “Tentu kami sangat berharap mudah-mudahan air segera surut, dan kami tetap meminta masyarakat agar selalu waspada,” pintanya.

    “Tidak kalah penting bagi seluruh personil BPBD maupun relawan, agar tetap semangat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Selalu jaga kesehatan, pantau terus dan selalu siaga,” pungkasnya.

    Berdasar data BPBD Pamekasan, per pukul 21:05 WIB. Titik banjir mulai memasuki beberapa titik di Pamekasan. Meliputi Kelurahan Barkot, tepatnya di Jl Jagalan dengan ketinggian air sekitar 20 cm dan menggenangi halaman rumah warga.

    Kelurahan Jungcangcang, terjadi di Jl Ghazali dengan ketinggian air sekitar 20 cm, serta di Jl Sinhaji dengan ketinggian air sekitar 30 cm. Sedangkan di Kelurahan Patemon, tepatnya di barat sungai ketinggian air mencapai 30 cm dan menggenangi halaman rumah warga. [pin/ian]

  • Gunung Semeru Berkali-kali Erupsi, Luncurkan Abu Vulkanis Setinggi 700 Meter Hari Ini

    Gunung Semeru Berkali-kali Erupsi, Luncurkan Abu Vulkanis Setinggi 700 Meter Hari Ini

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih sering dilaporkan mengalami erupsi. Terbaru, erupsi yang membentuk kolom abu setinggi 700 meter kembali dimuntahkan dari kawah Jonggring Saloko, Selasa (13/5/2025).

    Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang melaporkan, erupsi terjadi pada pukul 17.44 WIB. Erupsi itu membentuk kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 13 Mei 2025 pukul 17.44 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak,” papar Petugas PPGA Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulisnya.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa erupsi masih tergolong fluktuatif.

    Akibatnya, aktivitas masyarakat masih harus dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh delapan kilometer dari pusat erupsi.

    Selain itu, masyarakat juga direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

    “Inikan aktivitas vulkanis masih fluktuatif, jadi ada batas yang harus dijaga agar tidak terlanda dampak erupsi yang berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” terangnya, Selasa (13/5/2025).

    Meski status aktivitas Gunung Semeru masih berada di level II (waspada), masyarakat masih direkomendasikan untuk membatasi jarak aktivitas dengan menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca buruk.

    Pembatasan jarak bertujuan untuk mengantisipasi dan mewaspadai potensi munculnya awan panas dan guguran lava. Selain itu dikhawatirkan juga bisa berdampak terlanda banjir lahar Gunung Semeru yang muncul saat cuaca buruk.

    “Intinya tetap harus waspada terhadap potensi bencana dari Gunung Semeru seperti awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” ungkap Yudhi Cahyono. (has/ian)

  • Waspada! Malam Ini Pamekasan Kembali Siaga Banjir

    Waspada! Malam Ini Pamekasan Kembali Siaga Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Intensitas hujan deras yang melanda wilayah Pamekasan, dan sekitarnya mengakibatkan aliran sungai di wilayah perkotaan kembali berstatus waspada banjir, Selasa (13/5/2025).

    Informasi yang dihimpun beritajatim.com, update tinggi air di tiga dam berbeda per pukul 19:00 WIB kembali naik seiring dengan tingginya curah hujan di wilayah setempat. Dam Samiran mencapai ketinggian 130 cm, Dam Klampar setinggi 54 cm, dan Dam Blumbungan setinggi 32 cm.

    “Untuk saat ini, status sungai kembali waspada. Sekalipun kondisi air laut di Desa Majungan, Pademawu, sedang surut,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akmad Dhofir Rosidi.

    Selain itu pihaknya menyampaikan jika saat ini luapan sudah mulai membanjiri beberapa titik di Pamekasan. “Untuk sementara sejumlah titik di Kelurahan Patemon, luapan sungai mulai membanjiri pemukiman warga,” ungkapnya.

    “Maka dari itu, kami kembali mengimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di dekat titik rawan (banjir) agar selalu waspada. Tapi kami berharap mudah-mudahan air segera surut,” pungkasnya.

    Berdasar pantauan beritajatim.com, sejumlah personil dari BPBD Pamekasan hingga sejumlah relawan mulai kembali siaga di berbagai titik di Pamekasan, beberapa di antaranya menyebar di area Jl Trunojoyo Pamekasan. [pin/ian]

  • Dinsos berikan bantuan bagi warga terdampak puting beliung di Jakbar 

    Dinsos berikan bantuan bagi warga terdampak puting beliung di Jakbar 

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Sosial DKI Jakarta memberikan bantuan logistik berupa makanan dan perlengkapan kebutuhan dasar kepada warga yang terdampak bencana angin puting beliung yang mengakibatkan sejumlah rumah rusak di Kamal dan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.

    Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Iqbal Akbarudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, bantuan yang diberikan itu meliputi 24 paket perlengkapan kebutuhan dasar (family kit), 12 paket perlengkapan anak (kids wear), 2 dus (12 kemasan) minyak goreng, 5 karung beras, 24 botol kecap, dan 7 dus mi instan.

    Adapun lokasi penyaluran bantuan berada di Jalan Walungan Poncol RT 01/RW 08 Kelurahan Kamal dan Jalan Tanjung Pura RT 04/RW 08 Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres.

    “Kegiatan ini merupakan bentuk nyata pemerintah untuk memastikan warga terdampak dapat terpenuhi kebutuhannya. Kami hadir untuk memastikan tidak ada warga yang mengalami kekurangan bantuan,” ujarnya.

    Dia menegaskan kehadiran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merupakan bagian dari komitmen dalam perlindungan sosial berbasis kesiapsiagaan.

    Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, menyampaikan Pemkot Jakbar tengah mengupayakan bantuan lanjutan bagi warga yang terdampak angin puting beliung.

    “Kami berharap warga bersabar atas musibah ini. Kami akan membantu dan berkoordinasi dengan dinas terkait agar musibah ini tidak menjadi beban warga atas kerugian material,” katanya.

    Penyaluran bantuan ini turut melibatkan berbagai pihak, antara lain Kasudin Sosial Jakarta Barat Suprapto, BPBD, Babinsa, Bimas, FKDM, P3S, PSKB, Tagana Provinsi dan Jakarta Barat, serta unsur masyarakat seperti Karang Taruna, LMK, dan Ketua RT/RW setempat.

    Kolaborasi lintas unsur ini menunjukkan sinergi yang kuat dalam menghadapi bencana dan mendukung pemulihan warga terdampak.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Banjir Lahar Gunung Semeru Isolasi Warga Dusun Sumberlangsep Lumajang

    Banjir Lahar Gunung Semeru Isolasi Warga Dusun Sumberlangsep Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Gunung Semeru kembali menerjang aliran Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (13/5/2025) sore. Fenomena ini terjadi akibat tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan sekitar gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa tersebut.

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas banjir lahar ini melalui seismograf dengan amplitudo maksimal mencapai 36 milimeter pada pukul 14.00 WIB. Akibatnya, akses menuju Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, kembali terputus dan membuat warga yang tinggal di wilayah itu terisolir.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Yudhi Cahyono, menyebutkan sebanyak 130 kepala keluarga (KK) terdampak langsung oleh kondisi ini. Ia mengungkapkan bahwa banjir lahar yang menerjang kali ini memiliki intensitas cukup besar.

    “Ini memang banjirnya cukup besar, biasanya memang kawasan Dusun Sumberlangsep hampir selalu terisolir kalau banjir laharnya datang,” terangnya ketika dikonfirmasi, Selasa (13/5/2025) sore.

    Saat ini, BPBD Lumajang bersama tim gabungan tengah melakukan asesmen di dua titik lokasi terdampak. Selain Dusun Sumberlangsep, asesmen juga dilakukan di blok Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, yang diduga mengalami kerusakan tanggul akibat terjangan banjir.

    “Untuk dampak masih dilakukan asesmen di dua titik, di Dusun Sumberlangsep karena sering terisolir. Sedangkan satu titik lagi ini ada di kampung renteng Desa Sumberwuluh karena ada tanggul yang rusak. Ini kita pastikan dulu apa ada dampaknya,” tambahnya.

    BPBD mengimbau seluruh warga yang beraktivitas di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang dilalui lahar Gunung Semeru untuk waspada dan sementara waktu menghentikan seluruh aktivitas, terutama saat hujan masih berlangsung.

    “Harus terus waspada, jadi warga yang beraktivitas di sekitar laharan baik penambang atau yang tinggal di sekitar daerah aliran untuk mencari tempat aman terlebih dahulu,” ungkapnya.

    Meningkatnya potensi bencana akibat banjir lahar dingin menjadi pengingat penting bagi warga dan otoritas setempat untuk terus memperkuat mitigasi bencana. Terlebih, wilayah Lumajang merupakan salah satu kawasan yang paling rentan terhadap dampak aktivitas vulkanik Gunung Semeru. [has/suf]

  • Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat 90 Hari Akibat Tanggul Penahan Lahar Semeru Rusak

    Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat 90 Hari Akibat Tanggul Penahan Lahar Semeru Rusak

    Lumajang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, resmi menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul rusaknya tanggul penahan banjir lahar Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Penetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/195/KEP/427.12/2025.

    Masa tanggap darurat bencana ditetapkan berlaku selama 90 hari, terhitung sejak 11 Mei hingga 8 Agustus 2025. Langkah ini diambil untuk mempercepat penanganan darurat, khususnya pada infrastruktur penahan lahar di wilayah aliran Sungai Rejali yang saat ini mengalami kerusakan parah.

    “Telah ditetapkan status tanggap darurat bencana selama 90 hari sejak tanggal 11 Mei sampai dengan 8 Agustus 2025,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (13/5/2025).

    Tanggul yang dimaksud mengalami kerusakan hingga sepanjang 500 meter. Kerusakan ini memicu kekhawatiran serius di kalangan warga, terutama mereka yang tinggal di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh.

    Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul Arifin, mengungkapkan bahwa tanggul tersebut merupakan penahan utama banjir lahar dari Gunung Semeru. Jika tanggul sampai jebol, maka ancaman bencana terhadap warga akan sangat besar.

    “Ini kalau tanggul sampai jebol ada 246 jiwa warga di Dusun Kebondeli Selatan yang bisa terdampak terjangan banjir lahar. Jadi ini harus segera dilakukan antisipasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

    Dusun Kebondeli Selatan dihuni oleh 82 kepala keluarga atau sekitar 246 jiwa. Warga di wilayah ini berada dalam posisi rawan karena secara geografis dekat dengan jalur aliran lahar Gunung Semeru.

    Kondisi ini menuntut adanya langkah cepat dan terkoordinasi antara pemerintah daerah, BPBD, dan masyarakat setempat untuk melakukan antisipasi sebelum potensi bencana benar-benar terjadi.

    Penetapan masa tanggap darurat bencana memberikan kewenangan kepada Pemkab Lumajang untuk memobilisasi sumber daya, logistik, serta personel guna mempercepat perbaikan tanggul dan evakuasi jika situasi memburuk.

    Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna memastikan keselamatan bersama. [has/suf]

  • Bocah 11 Tahun Hilang Terseret Arus Sungai di Pamekasan

    Bocah 11 Tahun Hilang Terseret Arus Sungai di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Nasib bahas dialami Hosairi, bocah berusia 11 tahun diduga hilang terbawa arus saat sedang bermain di sungai dekat rumahnya di Dusun Pao, Desa Palesanggar, Kecamatan Pagantenan, Selasa (13/5/2025) siang.

    Hal tersebut tidak lepas dari tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Pamekasan, dan sekitarnya, serta mengakibatkan arus sungai mengalir deras termasuk di lokasi kejadian.

    “Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11:00 WIB, dan kami baru menerima laporan sekitar pukul 12:00 WIB. Saat ini tim sudah berada di lokasi untuk melakukan pencarian,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akmad Dhofir Rosidi.

    Proses pencarian dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) hingga personil Potensi SAR BPBD Pamekasan, serta sejumlah instansi samping dan dibantu masyarakat setempat. “Proses pencarian terus kita lakukan, sekalipun dalam kondisi cuaca hujan,” ungkapnya.

    “Sementara untuk kondisi arus sungai lumayan deras, tapi pencarian terus kita lakukan dengan memantau berbagai jalur sungai. Untuk sementara korban satu orang, (korban) satunya lagi selamat,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga terus menjalin koordinasi bersama Basarnas untuk mendapatkan tambahan dukungan dalam pencarian korban hilang. “Hingga pukul 15:13 WIB, petugas bersama warga terus melakukan pencarian. Semoga segera ditemukan,” imbuhnya.

    “Untuk saat ini kondisi cuaca tidak menentu, sehingga kami juga selalu mengimbau masyarakat yang memiliki anak kecil agar tidak bermain di sungai, khawatir air besar secara tiba-tiba, apalagi tidak bisa berenang bisa fatal,” pungkasnya. [pin/kun]