Kementrian Lembaga: BPBD

  • Cuaca di Bojonegoro Hari ini Tidak Ada Terik dari Pagi Hingga Sore, Bahkan Terjadi Hujan

    Cuaca di Bojonegoro Hari ini Tidak Ada Terik dari Pagi Hingga Sore, Bahkan Terjadi Hujan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro melaporkan prakiraan cuaca dan kondisi terkini wilayah Bojonegoro untuk hari Kamis, 15 Mei 2025. Berdasarkan data dari BMKG dan pantauan visual, cuaca secara umum akan didominasi kondisi berawan dan hujan ringan pada siang hari.

    Pada pagi hari, cuaca diprediksi berawan dengan suhu 26°C, kelembapan 88%, dan angin bertiup dari arah timur dengan kecepatan 5,3 km/jam. Memasuki siang hari, wilayah Bojonegoro diperkirakan akan diguyur hujan ringan dengan suhu naik menjadi 30°C. Angin bertiup dari timur laut dengan kecepatan 11,6 km/jam dan kelembapan udara turun menjadi 77%.

    Pada malam hari hingga dini hari, cuaca kembali berawan dengan suhu berkisar antara 25°C hingga 24°C dan kelembapan mencapai lebih dari 95%. Angin bertiup lemah dari arah selatan dan tenggara dengan kecepatan sekitar 2,9 hingga 3 km/jam.

    Berdasarkan rilis yang dikirim Pusdalops BPBD Bojonegoro ke sejumlah grup WhatsApp menyebut, secara visual wilayah Bojonegoro Kota, Bojonegoro Selatan, Timur, dan Barat dilaporkan cerah berawan. Hingga laporan ini disusun, tidak terdapat kejadian bencana di wilayah Bojonegoro.

    Sementara itu, berdasarkan pantauan debit Sungai Bengawan Solo dari Perum Jasa Tirta Divisi Jasa ASA III, tinggi muka air (TMA) tercatat pada angka 11,35 meter pada pukul 06.00 WIB. Status debit air dinyatakan normal meskipun menunjukkan tren naik.

    BPBD Bojonegoro mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca dan menjaga keselamatan selama beraktivitas. [lus/ian]

  • Nelayan Hilang di Perairan Gending Ditemukan Meninggal Dunia

    Nelayan Hilang di Perairan Gending Ditemukan Meninggal Dunia

    Probolinggo (beritajatim.com) – Setelah dinyatakan hilang selama tiga hari, nelayan bernama Abdul Holis (45), warga Dusun Pesisir, Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo akhirnya ditemukan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh nelayan sekitar perairan Gending.

    Proses pencarian dilakukan sejak Senin (12/5/2025) oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsur. Komandan Regu Basarnas Jember, Jefri, mengatakan pihaknya telah mengerahkan 35 personel dalam upaya pencarian korban.

    “Kami mengerahkan 35 personel untuk pencarian sejak hari pertama dan bersyukur hari ini korban sudah ditemukan,” ujar Jefri saat diwawancarai di lokasi, Selasa (14/5/2025). Penemuan korban menjadi hasil dari kerja keras seluruh unsur SAR yang terlibat.

    Menurut Jefri, korban ditemukan pada hari ketiga pencarian sekitar pukul 10.35 WIB. Lokasi penemuan berada sekitar 6 nautical mile atau sekitar 11 kilometer dari titik jatuhnya korban.

    “Korban ditemukan di arah 149 derajat dari LKP, tepatnya di sebelah timur Pulau Gili Ketapang,” jelasnya. Pihaknya menyebut, keberhasilan pencarian ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat dan nelayan sekitar.

    Nelayan yang menemukan jasad korban segera menginformasikan ke posko SAR di darat untuk dilakukan proses evakuasi. Tim gabungan yang sudah siaga langsung menuju lokasi dan mengevakuasi jenazah ke rumah duka.

    “Korban pertama kali ditemukan oleh nelayan dan langsung kami evakuasi tanpa kendala berarti,” imbuh Jefri. Ia juga menyebut bahwa koordinasi dengan masyarakat sekitar berjalan sangat baik.

    Hingga proses evakuasi, cuaca di sekitar perairan Gending cukup bersahabat dan tidak mengganggu pencarian. “Alhamdulillah saat penemuan cuaca mendukung, tidak ada kendala dalam proses evakuasi,” ujar Jefri.

    Setelah dievakuasi, jenazah Abdul Holis langsung disemayamkan di rumah duka di Desa Randuputih. Pihak keluarga menerima dengan tabah dan mengucapkan terima kasih atas kerja keras tim SAR gabungan.

    Jefri menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua unsur yang terlibat, mulai dari TNI AL, Polair, BPBD Probolinggo, hingga potensi SAR dan masyarakat nelayan. “Sinergi yang kuat antar unsur membuat operasi SAR berjalan lancar dan membuahkan hasil,” pungkasnya. (ada/ian)

  • Sarangan dan Poncol Magetan Longsor, 4 Rumah Rusak, Berikut Rinciannya

    Sarangan dan Poncol Magetan Longsor, 4 Rumah Rusak, Berikut Rinciannya

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras selama hampir tiga jam yang mengguyur Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Rabu (14/5/2025) menyebabkan terjadinya tanah longsor di beberapa titik. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, mengungkapkan bahwa laporan pertama diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada pukul 16.00 WIB.

    “Rabu (14/5) Pukul 16.00 WIB Pusdalops-PB menerima laporan bahwasannya hujan intensitas sedang hingga tinggi selama kurang lebih 3 jam mulai pukul 10.30 WIB s/d 13.30 WIB di wilayah Kecamatan Poncol, mengakibatkan tanah longsor sebanyak 4 titik di wilayah Desa Gonggang Kecamatan Poncol,” terang Eka.

    Empat titik longsor tersebut berada di wilayah RT dan RW yang berbeda di Desa Gonggang dan menyebabkan kerusakan ringan pada rumah warga. Berikut rinciannya:

    1. RT 25 RW 3 – Talud setinggi 3 meter, tebal 30 cm, dan lebar 15 meter longsor dan menimpa dinding rumah milik Sugeng. Rumah mengalami kerusakan ringan.

    2. RT 27 RW 3 – Talud lahan perkebunan milik Karno (50 tahun) longsor dengan dimensi 3 meter tinggi, 40 cm tebal, dan 10 meter lebar. Material longsor mengenai dinding rumah Giyem, mengakibatkan kerusakan ringan.

    3. RT 27 RW 3 – Masih di lahan milik Karno, longsoran talud berdimensi 3 meter tinggi, 40 cm tebal, dan 3 meter lebar menimpa dinding rumah Jirah. Kerusakan tergolong ringan.

    4. RT 17 RW 3 – Talud rumah milik Sainem (70 tahun) longsor dengan tinggi 3 meter, tebal 30 cm, dan lebar 5 meter.

    Selain di wilayah Poncol, tanah longsor juga terjadi di Jl. Raya Sarangan No.47, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan. Longsoran tanah dengan tinggi 6 meter, lebar 1 meter, dan tebal 1 meter sempat menutup sekitar 35 persen badan jalan. Warga bersama Polsek Plaosan segera melakukan pembersihan, dan kini akses jalan telah kembali normal.

    Setelah menerima laporan, personel piket Posko BPBD Kabupaten Magetan langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan asesmen dan pendataan. Selain itu, BPBD juga memberikan bantuan logistik darurat kepada warga terdampak, bersama dengan perangkat desa setempat.

    “Saat ini, seluruh pembersihan material longsor di Desa Gonggang telah selesai dilakukan secara mandiri oleh masyarakat dan Tim Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Gonggang. Penanganan di wilayah Sarangan juga telah rampung dan jalur kembali dapat dilalui secara normal,” terang Eka.

    BPBD Kabupaten Magetan mengimbau warga untuk tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan dengan curah tinggi. [fiq/but]

  • Cuaca Ekstrem Picu Potensi Longsor di Bangkalan, Warga Diminta Waspada

    Cuaca Ekstrem Picu Potensi Longsor di Bangkalan, Warga Diminta Waspada

    Bangkalan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem masih melanda wilayah Kabupaten Bangkalan jelang peralihan musim hujan ke musim kemarau. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana alam, terutama tanah longsor di wilayah tebing.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangkalan, Eko Sugiharto, mengungkapkan bahwa curah hujan di Bangkalan masih cukup tinggi berdasarkan pantauan BMKG.

    “Untuk di Bangkalan, beberapa hari ke depan diprediksi masih terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” ujar Eko, Rabu (14/5/2025).

    Ia menyebut, intensitas hujan yang tinggi bisa memicu longsor, terutama di daerah dengan kontur tanah labil dan banyak tebing.

    “Iya ada potensi longsor jika curah hujan tinggi,” imbuhnya.

    BPBD Bangkalan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan kejadian bencana ke pihak berwenang agar bisa dilakukan evakuasi dan penanganan cepat.

    “Ya, silakan lapor ke kami jika masyarakat terdampak bencana atau di wilayahnya terjadi bencana,” pungkasnya. [sar/beq]

  • Warga Desa Patean Sumenep Tak Bisa Memasak, Rumahnya Terendam Banjir

    Warga Desa Patean Sumenep Tak Bisa Memasak, Rumahnya Terendam Banjir

    Sumenep (beritajatim.com) – Puluhan rumah di Desa Patean, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep Madura masih terendam banjir. Hingga Rabu (14/05/2025), ketinggian air masih selutut orang dewasa.

    Warga setempat mengeluhkan lumpuhnya aktivitas akibat banjir cukup tinggi yang menggenangi mereka. Sebagian besar warga mengaku tidak bisa memasak karena dapur mereka terendam air. Karena itu, warga membutuhkan bantuan makanan.

    Melihat kondisi tersebut, Baznas Sumenep dan MUI Jawa Timur pun langsung bergerak membawa nasi bungkus untuk warga korban banjir yang mengaku lapar karena tidak bisa memasak.

    Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana MUI Jatim, Achmad Fauzi Wongsojudo, yang juga menjabat sebagai Bupati Sumenep, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Baznas untuk segera membantu korban banjir.

    “Saya sudah berkoordinasi dengan Baznas Sumenep untuk turun langsung ke lapangan,” ujarnya.

    Sementara Ketua Baznas Sumenep, Ahmad Rahman mengatakan, pihaknya membawa 125 nasi bungkus untuk warga di Desa Patean yang rumahnya terendam banjir.

    Ia mengaku memilih membagikan nasi bungkus, setelah mendengar warga yang rumahnya terendam air tidak bisa memasak. “Ini bantuan sementara, karena mereka tidak bisa memasak. Karena itu kami mengirimkan nasi bungkus,” terangnya.

    Hingga saat ini, Baznas dan MUI Jatim masih terus berkoordinasi dengan BPBD untuk memperbarui data warga terdampak, mengingat banjir masih menggenangi sejumlah wilayah akibat jebolnya tanggul Sungai Patean dan luapan air dari arah Kebonagung menuju Desa Muangan, Kecamatan Saronggi. (tem/but)

  • Rumah Ludes Terbakar di Ngoro Saat Ditinggal Rekreasi

    Rumah Ludes Terbakar di Ngoro Saat Ditinggal Rekreasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga di Dusun Kembangsri, RT 01 RW 03, Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto ludes terbakar, Rabu (14/5/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal pemiliknya, Murdiani, pergi rekreasi.

    Kebakaran ini pertama kali diketahui oleh warga sekitar yang melihat kepulan asap dan kobaran api dari bangunan rumah. Api dengan cepat melahap rumah berukuran 6 × 12 meter persegi tersebut hingga tak tersisa. Petugas pemadam kebakaran (Damkar) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto segera merespons laporan dari masyarakat.

    Sebanyak tiga unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Satu unit berasal dari BPBD Kabupaten Mojokerto, satu unit dari PT Soppanusa, dan satu unit dari PT Mekabox Internasional. Selain itu, unsur dari Polsek dan Koramil setempat, serta para relawan dan warga turut membantu proses pemadaman.

    “Rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal rekreasi. Namun saat anaknya pulang, rumah sudah dalam kondisi terbakar,” ujar Komandan Regu (Danru) Pos II Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto, Akhmad Yani.

    Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Mojokerto juga langsung melaporkan kejadian ini kepada pimpinan. Sekitar pukul 12.30 WIB, api berhasil dipadamkan sepenuhnya. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini.

    Kerugian material ditaksir cukup besar, namun jumlah pastinya masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang. Penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui secara pasti dan masih dalam tahap penyelidikan.

    Pihak BPBD mengimbau masyarakat agar selalu waspada, memastikan instalasi listrik aman, dan memeriksa kondisi rumah sebelum bepergian untuk mencegah hal serupa terjadi kembali. [tin/beq]

  • Bocah yang Hilang di Pamekasan, Ditemukan Meninggal Dunia

    Bocah yang Hilang di Pamekasan, Ditemukan Meninggal Dunia

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bocah hilang akibat terbawa arus saat bermain di sungai dekat rumahnya di Dusun Pao, Desa Palesanggar, Pagantenan, Pamekasan, ditemukan meninggal dunia, Rabu (14/5/2025) siang.

    Bocah yang yang diketahui bernama Hosairi (11 tahun), dinyatakan hilang sejak Selasa (13/5/2025) kemarin. Bahkan proses pencarian sempat dihentikan seiring dengan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

    Bahkan hari ini, tim gabungan dari unsur Basarnas, BPBD, TNI-Polri, tim relawan bersama masyarakat bahu membahu melakukan pencarian korban hilang dengan melakukan penyisiran di sepanjang hilir aliran sungai.

    “Alhamdulillah korban sudah ditemukan di aliran sungai Banyumas (Klampar), korban ditemukan masyarakat dalam kondisi meninggal dunia,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    Informasi yang dihimpun beritajatim.com, saat ini korban langsung dibawa ke rumah duka di Desa Palesanggar, Kecamatan Pagantenan, Pamekasan. Pihaknya berharap kejadian seperti ini tidak kembali terulang.

    “Melalui kesempatan ini kami menyampaikan ikut berbelasungkawa atas kejadian ini, dan semoga keluarga korban selalu diberi kesabaran dan ketabahan,” pungkasnya. [pin/aje]

  • Pencarian Bocah 11 Tahun Diduga Terbawa Arus Sungai di Pamekasan Dilanjutkan

    Pencarian Bocah 11 Tahun Diduga Terbawa Arus Sungai di Pamekasan Dilanjutkan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Upaya pencarian terhadap Hosairi, bocah berusia 11 tahun yang diduga hilang terbawa arus sungai di Desa Palesanggar, Kecamatan Pagantenan, Kabupaten Pamekasan, kembali dilanjutkan pada Rabu (14/5/2025). Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, relawan, dan warga setempat terus menyisir aliran sungai untuk menemukan korban.

    Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, menjelaskan bahwa pencarian sempat dihentikan pada Selasa petang karena hujan deras dan kondisi yang tidak memungkinkan. Namun pagi ini, tim kembali bergerak ke sejumlah titik yang dianggap berpotensi menjadi lokasi keberadaan korban.

    “Proses pencarian sementara kita pusatkan di kawasan lokasi kejadian hingga aliran sungai di kawasan Pasanggar, Pagantenan,” ujar Dhofir.

    Insiden terjadi pada Selasa (13/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. Korban dilaporkan hanyut saat bermain di sungai bersama temannya. Satu anak berhasil diselamatkan, namun Hosairi hingga kini belum ditemukan.

    Aliran sungai tempat kejadian diketahui bermuara ke beberapa desa, termasuk Desa Poto’an Daja (Pesantren Banyuanyar), Desa Akkor (Pesantren Bata-Bata), hingga menuju kawasan kota Pamekasan. Hal ini membuat pencarian menjadi cukup luas dan menantang.

    “Kami berharap korban segera ditemukan dalam kondisi terbaik. Mohon doanya agar proses pencarian hari ini membuahkan hasil,” pungkas Dhofir. [pin/beq]

  • Jembatan Penghubung Antar Kecamatan di Pasuruan Ambrol, Warga Terpaksa Putar Lebih Jauh

    Jembatan Penghubung Antar Kecamatan di Pasuruan Ambrol, Warga Terpaksa Putar Lebih Jauh

    Pasuruan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem yang terus melanda wilayah Kabupaten Pasuruan kembali menyebabkan kerusakan infrastruktur. Sebuah jembatan penghubung antar kecamatan di Dusun Karangati, Desa Karangjati Anyar, Kecamatan Wonorejo dilaporkan ambrol pada Selasa (13/5/2025) pukul 05.00 WIB.

    Ambrolnya jembatan tersebut diduga karena dinding penahan tak mampu menahan kondisi tanah yang labil akibat intensitas hujan tinggi. Dampaknya, akses antar wilayah pun terputus total dan membahayakan pengguna jalan.

    Menanggapi laporan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan langsung turun ke lokasi. Kepala Pelaksana BPBD, Sugeng Hariyadi, mengatakan bahwa timnya segera melakukan verifikasi kondisi jembatan.

    “Setelah menerima laporan, tim kami segera turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi. Saat ini, akses menuju jembatan telah kami tutup menggunakan garis polisi demi keselamatan warga,” ujar Sugeng, Rabu (14/5/2025).

    Menurut warga setempat, Lailatul, jembatan yang ambrol merupakan satu-satunya jalur cepat menuju kecamatan tetangga. Ia menyayangkan kejadian tersebut karena sangat mengganggu mobilitas harian masyarakat.

    “Jembatan ini akses utama kami menuju Desa Martopuro. Sekarang kami harus memutar hingga tujuh kilometer lewat jalur utara,” keluh Lailatul.

    Menghadapi situasi ini, Kepala Desa Karangjati Anyar, Ashari, segera menginisiasi pembangunan jembatan darurat. Warga bergotong royong membangun jembatan dari bambu untuk sementara waktu.

    “Karena jembatan utama rusak parah, kami buat jembatan bambu untuk pejalan kaki. Untuk kendaraan roda dua, terpaksa lewat jalur alternatif Desa Pakijangan,” jelas Ashari.

    Ashari menambahkan, jembatan tersebut dibangun pertama kali sekitar tahun 2014 menggunakan papan kayu. Seiring waktu, jembatan diperkuat, namun belum pernah ada perbaikan besar hingga akhirnya ambrol.

    Sementara itu, BPBD Kabupaten Pasuruan belum memberikan detail rencana perbaikan permanen. Namun dengan inisiatif pemerintah desa dan partisipasi warga, akses sementara diharapkan bisa tetap terjaga. [ada/aje]

  • Gunung Semeru Erupsi Dua Kali Pagi Ini, Abu Vulkanik Melambung Sejauh 1 Kilometer

    Gunung Semeru Erupsi Dua Kali Pagi Ini, Abu Vulkanik Melambung Sejauh 1 Kilometer

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali memuntahkan isi perut. Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi, Rabu (14/5/2025). Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang melaporkan, erupsi terjadi sebanyak dua kali sejak pukul 06.00 sampai 08.00 WIB. Adapun abu vulkanik pada erupsi kali ini melambung sejauh 1 kilometer.

    Erupsi pertama dilaporkan terjadi pada pukul 06.06 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 500 meter di atas puncak. Akibat erupsi itu, terbentuk kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.

    Selanjutnya, erupsi kedua terjadi pada pukul 07.40 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak. Erupsi itu ikut membentuk kolom aabu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya yang terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter selama 121 detik.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 14 Mei 2025 pukul 07.40 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak,” papar Petugas PPGA Semeru, Gufron Alwi dalam keterangan tertulisnya.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa erupsi masih tergolong fluktuatif.

    Akibatnya, aktivitas masyarakat masih harus dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh delapan kilometer dari pusat erupsi.

    Selain itu, masyarakat juga direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

    “Inikan aktivitas vulkanis masih fluktuatif, jadi ada batas yang harus dijaga agar tidak terlanda dampak erupsi yang berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” terangnya.

    Meski status aktivitas Gunung Semeru masih berada di level II (waspada), masyarakat masih direkomendasikan untuk membatasi jarak aktivitas dengan menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca buruk.

    Pembatasan jarak bertujuan untuk mengantisipasi dan mewaspadai potensi munculnya awan panas dan guguran lava. Selain itu dikhawatirkan juga bisa berdampak terlanda banjir lahar Gunung Semeru yang muncul saat cuaca buruk.

    “Intinya tetap harus waspada terhadap potensi bencana dari Gunung Semeru seperti awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” ungkap Yudhi Cahyono. [has/aje]