Kementrian Lembaga: BPBD

  • Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Jatim langsung turun ke lapangan untuk memantau kondisi bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Senin (19/5/2025) sore.

    Bencana alam ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama beberapa jam.

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, bahwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 16.10 WIB. Setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 15.40 WIB.

    “Tanah longsor menimpa beberapa rumah warga di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kami masih melakukan assessment dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk mengetahui dampak dan kebutuhan warga yang terdampak,” ujar Gatot saat dikonfirmasi beritajatim.com.

    Gatot menambahkan, bahwa terdapat enam jiwa yang terindikasi berada di dalam rumah yang terdampak tanah longsor dan masih dalam pencarian. Nama-nama yang terindikasi tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi, dan Torik.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Trenggalek telah berkoordinasi untuk melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak. Kami juga akan memberangkatkan personel dan peralatan guna percepatan penanganan evakuasi pencarian korban terdampak,” ungkap Gatot.

    Dampak dari tanah longsor ini cukup signifikan, dengan tujuh rumah rusak dan tiga rumah rusak berat. Sebanyak 10 KK atau 30 jiwa terdampak langsung dari bencana ini.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan dan assessment untuk mengetahui kebutuhan warga yang terdampak. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya penanganan dan evakuasi korban terdampak,” kata Gatot.

    Gatot menambahkan, bahwa akses jalan menuju lokasi tertimbun tanah longsor masih terkendala, serta listrik padam akibat beberapa tiang listrik roboh. Hujan sedang dan berkabut juga menjadi kendala dalam proses evakuasi.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur akan terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan bencana ini. Kami juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan,” pungkas Gatot. [tok/aje]

  • Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Trenggalek (beritajatim.com) – Bencana tanah longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Terdapat beberapa titik longsor di desa tersebut.

    Material longsor ini juga mengenai 10 rumah warga. Selain itu terdapat 6 warga yang masih belum diketemukan. Longsor juga membuat akses menuju desa tersebut terputus. Hingga saat ini BPBD setempat masih berupaya melakukan proses evakuasi.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan longsor ini terjadi sore tadi. Sebelumnya hujan deras terjadi di wilayah tersebut.

    Material longsor menimpa rumah warga di RT 16 RW 17 Dusun Kebonagung. Sebanyak 3 rumah tertimbun total dan 7 rumah tertimbun sebagian.

    “Tanah longsor terjadi sore tadi bertepatan dengan hujan deras yang terjadi,” ujarnya, Senin (19/05/2025).

    Sebanyak 6 warga dilaporkan hilang.Enam warga tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik. Proses pencarian terkendala hujan yang hingga saat ini masih terjadi.

    Bencana longsor ini juga menutup akses menuju desa tersebut. “Kami berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor, saat ini proses pencarian juga masih berlangsung,” jelasnya.

    Sejumlah warga juga mengungsi ke posko bencana yang disiapkan petugas. Posko tersebut ditempatkan di kawasan Bumdesma setempat. Sebanyak 7 pengungsi berada di posko tersebut.

    Petugas juga masih melakukan pendataan untuk mengetahui pasti jumlah kerugian. “Ini kita masih melakukan pendataan juga,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Tanah Longsor Ancam Rumah Warga di Ngraho Bojonegoro, Jarak Bangunan dengan Bibir Sungai Tinggal Setengah Meter

    Tanah Longsor Ancam Rumah Warga di Ngraho Bojonegoro, Jarak Bangunan dengan Bibir Sungai Tinggal Setengah Meter

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tanah longsor di Dusun Ngidung, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, mengancam satu rumah warga. Longsor terjadi karena terbawa aliran anak Sungai Ngidung di desa setempat yang cukup deras pada Senin (19/5/2025) malam.

    Kapolsek Ngraho, Iptu Sutaryanto, membenarkan kejadian tersebut. Tanah yang longsor berada tepat di bibir aliran anak sungai dengan dimensi sekitar panjang 5 meter dan tinggi 6 meter. Longsor terjadi cukup dekat dengan bangunan rumah milik Winarno, warga RT 18 RW 06 Dusun Ngidung.

    “Jarak rumah dengan sungai sebelumnya lima meter, sekarang tinggal setengah meter,” jelas Iptu Sutaryanto, Senin malam (19/5/2025).

    Meski tidak ada kerusakan bangunan, petugas dari berbagai unsur yang telah menerima laporan tersebut seperti Polsek, Koramil, BPBD Bojonegoro, Satpol PP, dan Pemerintah Desa Sumberagung langsung mendatangi lokasi untuk melakukan langkah-langkah penanganan sementara.

    “Evakuasi barang-barang di bagian dapur telah dilakukan, dan kami memberikan imbauan agar ruangan dapur tidak ditempati dulu karena sangat rawan,” tambahnya.

    Diketahui bahwa kawasan sekitar aliran sungai di Dusun Ngidung memang rawan longsor. Bahkan, pada Maret lalu, longsor serupa sempat terjadi akibat derasnya hujan dan aliran sungai. Sejumlah warga juga telah memutuskan untuk memindahkan rumah mereka ke lokasi yang lebih aman.

    Pihak Polsek Ngraho juga telah berkoordinasi dengan BPBD Bojonegoro serta instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut, guna mencegah potensi bencana susulan yang dapat membahayakan warga di sepanjang aliran anak sungai Ngidung.

    “Kami harap segera ada langkah konkret dari pihak terkait agar bencana tidak berulang dan keselamatan warga tetap terjaga,” pungkas Kapolsek Ngraho. [lus/ian]

  • BPBD Tuban Gerak Cepat Tangani Banjir di Area Persawahan Agar Petani Tak Gagal Panen

    BPBD Tuban Gerak Cepat Tangani Banjir di Area Persawahan Agar Petani Tak Gagal Panen

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban gerak cepat menangani banjir yang merendam beberapa fasilitas umum dan persawahan yakni di Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tuban, Sudarmaji bersama Camat dan Forkopimka Rengel meninjau langsung penanganan banjir di Desa Ngadirejo dan Tambakrejo sebagai langkah upaya dalam menangani banjir di area persawahan.

    “Sesuai arahan dari Bupati Tuban, Mas Lindra bahwa penanganan difokuskan pada lahan persawahan mengingat saat ini telah memasuki masa tanam padi dan hortikultura,” ujar Sudarmaji. Senin (19/05/2025).

    Menurutnya, jika tidak segera ditangani, masa tanam akan terlewat, yang pada akhirnya akan mengganggu produktivitas pertanian dan berpengaruh terhadap ketahanan pangan. “Hal ini sebagai bentuk respons cepat kami,” tegas Sudarmaji.

    Pihaknya juga telah mengambil beberapa langkah strategis, di antaranya pembersihan aliran sungai (avour) yang mengarah ke Bengawan Solo dengan dibantu relawan dan warga setempat dalam membersihkan tanaman liar serta hambatan lain yang mengganggu kelancaran aliran air.

    “Pengerahan mesin pompa untuk menyedot air dari lahan sawah dan mengalirkannya ke sungai avour hingga ke Bengawan Solo, agar air di lahan warga dapat segera disedot sehingga bisa segera ditanami warga,” imbuhnya.

    Kemudian, ia bersama tim BPBD melakukan pendataan dan pemantauan berkala terhadap kondisi di lapangan, dengan begitu, dampak banjir atau dampak lain yang ditimbulkan oleh banjir luapan Bengawan Solo ini dapat diketahui.

    “Kami juga terus bersinergi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan BPBD Provinsi Jawa Timur untuk memastikan penanganan berjalan efektif dan terpadu,” kata mantan Camat Plumpang itu.

    Selain itu, koordinasi lintas sektor menjadi kunci agar penanganan banjir tidak hanya bersifat darurat, tapi juga berkelanjutan untuk mencegah dampak serupa di masa mendatang. Harapannya, dengan kolaborasi ini, banjir dapat segera surut dan masyarakat dapat kembali menjalankan aktivitas pertanian secara normal.

    “Hasilnya dalam peninjauan penanganan banjir di kecamatan Rengel langsung telah disampaikan ke Bupati Tuban, lengkap dengan data yang menjadi bahan pertimbangan pada Rapat Koordinasi Penanganan Banjir oleh Bupati Tuban,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Remaja Hilang Terseret Arus Saat Cari Kepiting di Sungai Bondoyudo Lumajang

    Remaja Hilang Terseret Arus Saat Cari Kepiting di Sungai Bondoyudo Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Seorang remaja bernama Muhammad Aris (17), warga Dusun Magersari, Desa/Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, dilaporkan hilang terseret arus Sungai Bondoyudo pada Minggu (18/5/2025) sore. Insiden terjadi saat korban tengah mencari kepiting bersama dua temannya di sekitar Dam Sungai Bondoyudo.

    Petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Dwi Nurcahyo, menyebut laporan orang hilang diterima sekitar pukul 16.30 WIB.

    “Untuk informasi yang kami terima, korban ini sudah hilang sejak Minggu sekitar pukul 4 sore. Ini korban dilaporkan hilang tenggelam di kawasan Dam Sungai Bondoyudo,” kata Dwi Nurcahyo, Senin (19/5/2025).

    Menurut keterangan saksi, korban terpeleset saat mencari yuyu (kepiting sungai) bersama dua rekannya. Upaya pertolongan sempat dilakukan oleh kedua temannya, namun derasnya arus sungai membuat korban hilang dalam hitungan detik.

    “Kalau pertolongan itu sudah dilakukan sama temannya, mereka sudah berusaha tapi karena arus cukup deras jadi korban langsung tenggelam,” jelas Nurcahyo.

    Arus Sungai Bondoyudo saat kejadian memang cukup deras usai wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas sedang. Proses pencarian oleh tim gabungan sempat dihentikan pada Minggu pukul 18.30 WIB karena keterbatasan pencahayaan, dan dilanjutkan kembali pada Senin (19/5/2025) pagi. [has/beq]

  • Banjir Luapan Bengawan Solo di Bojonegoro Surut, 240 KK Sempat Terdampak

    Banjir Luapan Bengawan Solo di Bojonegoro Surut, 240 KK Sempat Terdampak

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang sempat merendam permukiman warga di lima desa pada tiga kecamatan di Bojonegoro akhirnya mulai surut. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, total sebanyak 240 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir yang terjadi sejak Jumat malam lalu.

    Saat ini, tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo berada pada siaga 2 atau siaga kuning dengan tren menurun. Pada Minggu (18/5/2025) pukul 09.00 WIB, TMA tercatat di angka 13.62 meter di atas permukaan laut (MDPL), turun dari 13.70 MDPL pada pukul 06.00 WIB.

    “Banjir mulai surut sejak Sabtu kemarin, dan hari ini kondisi berangsur normal,” ujar Kasi Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, Agus Purnomo, Senin (19/5/2025).

    Agus merinci, banjir sempat mencapai siaga 3 (merah) pada Sabtu (17/5/2025) pukul 23.08 WIB dengan TMA di angka 14.60 MDPL. Air menggenangi rumah warga, jalan lingkungan, hingga halaman rumah.

    Agus mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar tetap waspada meskipun debit air mulai turun. “Kami tetap pantau perkembangan debit air setiap beberapa jam. Koordinasi dengan relawan dan perangkat desa tetap dilakukan,” tambahnya.

    BPBD Bojonegoro juga menyiapkan langkah antisipasi jika terjadi hujan susulan atau kenaikan debit air di hulu sungai. [lus]

    Wilayah terdampak banjir meliputi:

    1. Kecamatan Bojonegoro
    Kelurahan Ledok Wetan: Genangan air melanda 227 KK di RT 1–4, RT 6, 7, dan RT 10.
    Kelurahan Banjarejo: Satu rumah warga terdampak di RT 01.

    2. Kecamatan Kalitidu
    Desa Sukoharjo: Sebanyak 13 KK terdampak di RT 2, 3, dan 5. Air menggenangi jalan dan rumah dengan ketinggian 30–60 cm. Genangan mulai surut sejak Sabtu pukul 04.00 WIB.

    3. Kecamatan Dander
    Desa Ngablak dan Ngulanan: Air sempat menggenangi halaman rumah dan jalan lingkungan dengan ketinggian antara 10–30 cm, dan mulai surut sejak Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WIB.

  • Delapan Pejabat Lolos Seleksi Administrasi Calon Sekda Bondowoso 2025

    Delapan Pejabat Lolos Seleksi Administrasi Calon Sekda Bondowoso 2025

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak delapan pejabat dinyatakan lolos seleksi administrasi dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso tahun 2025.

    Pengumuman ini disampaikan Panitia Seleksi (Pansel) Terbuka yang diketuai Prof. Dr. Abdul Halim Soebahar, MA pada Senin, 19 Mei 2025.

    Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Bondowoso, Mahfud Junaidi, mengatakan jumlah pelamar yang memenuhi syarat administrasi sesuai ketentuan Pansel berjumlah delapan orang.

    “Semua peserta ini telah melalui verifikasi dokumen secara ketat sesuai regulasi seleksi terbuka JPT,” ujar Mahfud pada BeritaJatim.com, Senin (19/5/2025).

    Ia menjelaskan, para peserta yang lolos seleksi administrasi ini akan mengikuti tahapan selanjutnya, yaitu seleksi assessment pada Selasa, 20 Mei 2025 di Kantor BKN Provinsi Jawa Timur, Surabaya, mulai pukul 07.00 WIB sampai selesai.

    “Assessment ini akan mengukur kompetensi manajerial dan sosial kultural para kandidat,” imbuhnya.

    Mahfud menambahkan, proses seleksi terbuka ini mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan kompetensi. Ia berharap seluruh tahapan dapat berjalan lancar hingga terpilih Sekda definitif yang mampu mendorong percepatan pembangunan Bondowoso.

    Delapan peserta yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi antara lain:

    Drs. Agung Tri Handono, S.H., M.M. – Kepala Dispendukcapil Bondowoso
    Dr. Fathur Rozi, M.Fil.I – Kepala DPMD Probolinggo
    Dr. Hari Cahyono, S.T., M.M. – Asisten Administrasi Umum Setda Bondowoso
    Hendri Widotono, S.Pt., M.P. – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bondowoso
    dr. Mohammad Imron, M.M.Kes. – Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Bondowoso
    Sholikin, S.Pd., S.H., M.Si. – Sekretaris DPRD Bondowoso
    Drs. Sigit Purnomo, M.M. – Kepala BPBD Bondowoso
    Taufan Restuanto, S.Pd., M.Si. – Staf Ahli Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Keuangan Setda Bondowoso

    [awi/beq]

  • Empat Kecamatan di Tuban Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo

    Empat Kecamatan di Tuban Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo

    Tuban (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo kembali menerjang wilayah Kabupaten Tuban. Sedikitnya empat kecamatan dilaporkan terdampak, yakni Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang. Banjir ini mulai terjadi sejak Minggu dan terus berlanjut hingga Senin, 19 Mei 2025.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Sudarmaji, menyebut pihaknya terus memantau perkembangan banjir di daerah-daerah terdampak.

    “Banjir ini sudah dua hari dari kemarin,” ujar Sudarmaji saat dikonfirmasi.

    Menurutnya, di Kecamatan Rengel terdapat lima desa terdampak, yaitu Tambakrejo, Kanorejo, Ngadirejo, Karangtinoto, dan Rengel. Sementara di Kecamatan Soko terdapat tujuh desa yang terdampak: Glagahsari, Sandingrowo, Pandanwangi, Kendalrejo, Mojoagung, Simo, dan Menilo.

    Untuk Kecamatan Widang, banjir merendam Desa Simorejo dan Ngadirejo. Di Kecamatan Plumpang, terdapat tiga desa terdampak, yakni Kebomlati, Kedungsoko, dan Klotok.

    “Upaya yang kami lakukan saat ini adalah mendatangi desa-desa yang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo untuk melakukan pendataan di setiap desa, dibantu oleh Trantib Kecamatan dan perangkat desa setempat,” jelas Sudarmaji.

    Ia menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun, kerugian material masih dalam proses pendataan. Beberapa fasilitas umum seperti jalan poros desa, area persawahan, dan perkebunan dilaporkan tergenang air. Sementara itu, sebagian besar rumah warga masih aman dari genangan. [dya/beq]

  • Perempuan Lansia di Ngawi Hilang Diduga Hanyut

    Perempuan Lansia di Ngawi Hilang Diduga Hanyut

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang perempuan lansia bernama Parni (64), warga Desa Sawo, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, dilaporkan hilang pada Minggu siang, (18/5/2025).

    Ia diduga hanyut terbawa arus banjir saat menyeberangi sungai sepulang dari sawah.

    Parni, istri dari Mutkani (85), diketahui terakhir kali terlihat sedang menyemai tanaman di sawah miliknya yang berada di seberang sungai.

    Sungai tersebut mengalami banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak malam sebelumnya. Sungai ini terhubung langsung ke aliran Bengawan Madiun.

    Hingga saat ini, korban belum ditemukan. Proses pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Damkar, dan relawan setempat dengan menyusuri aliran sungai hingga ke hilir.

    Kepala Desa Sawo, Widiyanto, menjelaskan, “Bermula dari warganya melihat korban di sawah siang itu, namun setelah siang korban sudah tidak ada. Pencarian dilakukan dan tidak ditemukan, hingga kini korban diduga hanyut.”

    Sementara itu, Kapolsek Karangjati, AKP Sugeng Wahyudi menyampaikan, “Mendapat informasi ada orang hanyut, kita datangi ke lokasi bersama Koramil dan relawan. Kita lakukan pencarian dan belum ditemukan. Diduga korban hanyut karena sungai banjir usai hujan deras.”

    Karno Sutikno (40), menantu korban, mengaku mengetahui Parni sedang berada di sawah pada Sabtu, 17 Mei 2025 siang. Namun hingga sore hari, korban tidak kunjung pulang ke rumah. Pihak keluarga telah melakukan pencarian di sawah hingga ke rumah saudara terdekat, namun hasilnya nihil.

    Setelah menerima laporan dari warga, pihak kepolisian segera mendatangi lokasi serta rumah korban. Tidak ada satu pun warga yang melihat langsung kejadian saat Parni diduga hanyut di sungai. [fiq/ted]

  • HP Jatuh ke Selokan, Pelajar di Mojokerto Minta Bantuan Damkar

    HP Jatuh ke Selokan, Pelajar di Mojokerto Minta Bantuan Damkar

    Mojokerto (beritajatim.com) – Insiden tak biasa terjadi di Jalan Raya RA. Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (17/5/2025) kemarin. Telepon gengam milik seorang pelajar bernama Rahma Tsania terjatuh ke dalam selokan.

    Tak ingin kehilangan barang berharganya, ia pun menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Korban meminta bantuan untuk bantuan evakuasi telepon gengamnya dari dalam selokan.

    Mendapat laporan tersebut, Tim Damkar Pos I BPBD Kabupaten Mojokerto langsung diterjunkan ke lokasi. Tim Damkar membuka tutup selokan dan menggunakan tangga untuk turun ke selokan mencari keberadaan telepon gengam milik pelajar tersebut.

    Petugas dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) juga turut memantau dan melaporkan perkembangan kepada pimpinan. Setelah melakukan pencarian, handphone tersebut akhirnya berhasil dievakuasi pada pukul 13.30 WIB.

    “Meski hanya sebuah handphone, kami tetap bertugas sesuai prinsip kemanusiaan. Apa pun bentuknya, jika masyarakat membutuhkan, kami siap membantu,” ujar Komandan Regu Pos I PMK BPBD Kabupaten Mojokerto, Sukamto, Minggu (18/5/2025). [tin/ted]