Kementrian Lembaga: BPBD

  • Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Ponorogo (beritajatim.com) – Musibah tanah longsor terjadi di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo, pada Selasa (20/5) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Plengsengan setinggi 25 meter dengan lebar longsoran sekitar 8 meter ambrol dan menghantam rumah milik Hariyanto (36), warga setempat.

    Rumah yang baru selesai dibangun selama setahun terakhir itu rusak parah di bagian dapur dan kamar. Longsoran tanah dari tebing yang berada tepat di belakang rumahnya meluncur setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari sebelumnya.

    Beruntung saat kejadian tidak ada korban jiwa. Hariyanto bersama istri dan kedua anaknya telah lebih dulu melakukan evakuasi mandiri pada Senin (19/5) sore. Hal itu terpaksa dilakukan setelah melihat tanda-tanda plengsengan mulai rapuh dan menyentuh dinding belakang rumah.

    “Sore kemarin itu hujan sangat deras. Saya lihat tanah sudah mulai bergerak dan plengsengan menyentuh tembok. Malamnya kami langsung mengungsi ke rumah mertua di Desa Sooko, dan bawa barang seadanya,” kata Hariyanto, Selasa sore.

    Istri Hariyanto, Yulia Fitriani (30), bersama anak sulung mereka Teri Aminda Septa Aulia (11) dan si bungsu Muhammad Ali Zafran yang baru berusia 11 bulan, selamat dari bahaya berkat langkah cepat tersebut.

    Longsoran tebing itu juga berdampak pada rumah lain milik pasangan lansia Sarkat (70) dan Sepi (60) yang letaknya bersebelahan. Halaman samping rumah mereka ikut tergerus, memunculkan ancaman longsor susulan.

    Kepala Desa Jurug, Sukamto, menyebut warga masih bergotong royong membersihkan material longsoran. Sementara itu, BPBD Ponorogo telah turun ke lokasi dan tengah melakukan pendataan kerugian yang dialami para korban.

    “Kami juga mengimbau warga yang tinggal dekat tebing agar segera mengungsi saat hujan lebat, jangan tunggu sampai bahaya benar-benar datang,” pungkas Sukamto. (end/but)

  • Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Ponorogo (beritajatim.com) – Musibah tanah longsor terjadi di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo, pada Selasa (20/5) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Plengsengan setinggi 25 meter dengan lebar longsoran sekitar 8 meter ambrol dan menghantam rumah milik Hariyanto (36), warga setempat.

    Rumah yang baru selesai dibangun selama setahun terakhir itu rusak parah di bagian dapur dan kamar. Longsoran tanah dari tebing yang berada tepat di belakang rumahnya meluncur setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari sebelumnya.

    Beruntung saat kejadian tidak ada korban jiwa. Hariyanto bersama istri dan kedua anaknya telah lebih dulu melakukan evakuasi mandiri pada Senin (19/5) sore. Hal itu terpaksa dilakukan setelah melihat tanda-tanda plengsengan mulai rapuh dan menyentuh dinding belakang rumah.

    “Sore kemarin itu hujan sangat deras. Saya lihat tanah sudah mulai bergerak dan plengsengan menyentuh tembok. Malamnya kami langsung mengungsi ke rumah mertua di Desa Sooko, dan bawa barang seadanya,” kata Hariyanto, Selasa sore.

    Istri Hariyanto, Yulia Fitriani (30), bersama anak sulung mereka Teri Aminda Septa Aulia (11) dan si bungsu Muhammad Ali Zafran yang baru berusia 11 bulan, selamat dari bahaya berkat langkah cepat tersebut.

    Longsoran tebing itu juga berdampak pada rumah lain milik pasangan lansia Sarkat (70) dan Sepi (60) yang letaknya bersebelahan. Halaman samping rumah mereka ikut tergerus, memunculkan ancaman longsor susulan.

    Kepala Desa Jurug, Sukamto, menyebut warga masih bergotong royong membersihkan material longsoran. Sementara itu, BPBD Ponorogo telah turun ke lokasi dan tengah melakukan pendataan kerugian yang dialami para korban.

    “Kami juga mengimbau warga yang tinggal dekat tebing agar segera mengungsi saat hujan lebat, jangan tunggu sampai bahaya benar-benar datang,” pungkas Sukamto. (end/but)

  • Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Trenggalek (beritajatim.com) – Akses jalan menuju lokasi longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek telah terbuka. Petugas mengerahkan 3 unit alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan utama.

    Terdapat 5 titik longsor di sepanjang jalan tersebut. Petugas berharap tidak turun hujan sehingga proses pencarian terhadap 6 korban yang dilaporkan hilang bisa segera dilakukan.

    Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Subroto usai meninjau lokasi longsor mengatakan, akses jalan telah berhasil dibuka oleh petugas pukul 12.30 WIB. Mereka mengerahkan 135 personel serta 3 unit alat berat untuk membersihkan material yang menutup akses jalan.

    Dari hasil asesment terdapat total 5 rumah yang tertimbun longsor. Sebanyak 3 rumah berada di RT 16 dan dua rumah di RT 15 “Enam korban dilaporkan hilang dan hingga saat ini masih dalam tahap pencarian, ” ujarnya, Selasa (20/04/2025).

    Saat ini petugas mulai melakukan upaya pembersihan di lokasi utama longsor. Meskipun begitu upaya pembersihan ini masih mengalami kendala. Hal ini dikarenakan struktur tanah masih labil dan rawan terjadi longsor susulan saat hujan.

    “Kami berharap tidak turun hujan agar proses evakuasi dan pembersihan bisa berjalan lancar, ” tuturnya.

    Gatot juga berharap korban yang dinyatakan hilang bisa segera ditemukan. Petugas akan berusaha maksimal untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi terhadap korban. “Semoga cuaca panas ini membantu dan memperlancar proses pencarian, ” pungkasnya. [nm/but]

  • Seleksi Calon Sekda Bondowoso Masuk Tahap Asesmen, 8 Kandidat Ikuti Tes

    Seleksi Calon Sekda Bondowoso Masuk Tahap Asesmen, 8 Kandidat Ikuti Tes

    Bondowoso (beritajatim.com) – Seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso tahun 2025 memasuki tahapan asesmen, Selasa (20/5/2025).

    Delapan kandidat yang lolos seleksi administrasi secara resmi mengikuti rangkaian tes yang digelar di Aula lantai dua Badan Kepegawaian Provinsi Jawa Timur.

    Mereka adalah Fathur Rozi, Kepala DPMD Kabupaten Probolinggo; Hendri Widotono, Kepala DPKP Bondowoso; Sigit Purnomo, Kalaksa BPBD Bondowoso dan Mohammad Imron, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Bondowoso.

    Kemudian Agung Trihandono, Kepala Dispendukcapil Bondowoso; Hari Cahyono, Asisten Administrasi Umum Setda Bondowowo; Sholikin, Sekretaris DPRD Bondowoso; dan Taufan Restuanto, Staf Ahli Bidang Perekonomian Pembangunan dan Keuangan Setda Bondowowo.

    Kepala BKPSDM Bondowoso, Mahfud, menyatakan bahwa tahapan ini bertujuan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan kapasitas individu yang akan menduduki jabatan Sekda.

    “Tahapan ini sangat krusial karena dapat mengukur potensi calon sekda dari sisi kemampuan manajerial, kepemimpinan, komunikasi, dan kemampuan memecahkan masalah,” ujarnya pada BeritaJatim.com, Selasa (20/5/2025).

    Rangkaian asesmen dilakukan secara ketat dan profesional oleh lembaga asesor independen yang telah tersertifikasi.

    Tes meliputi Computer Assist Test (CAT), wawancara, diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discussion (FGD), serta metode lainnya sesuai standar penilaian resmi.

    Mahfud memastikan seluruh proses seleksi dilaksanakan secara terbuka, adil, dan transparan. “Kami menjamin hasil akhir nanti telah melalui prosedur yang sah dan akuntabel,” tegasnya.

    Hasil asesmen ini nantinya menjadi salah satu bahan pertimbangan penting bagi Panitia Seleksi dalam menentukan tiga besar calon Sekda yang akan direkomendasikan kepada Bupati Bondowoso. (awi/but)

  • Pacitan Diguncang 83 Kali Gempa Sepanjang Mei, Berikut Hal Positifnya

    Pacitan Diguncang 83 Kali Gempa Sepanjang Mei, Berikut Hal Positifnya

    Pacitan (beritajatim.com) – Dalam kurun waktu belum genap satu bulan, wilayah Pacitan telah diguncang puluhan kali gempa bumi. Berdasarkan catatan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Pacitan, hingga tengah hari tanggal 20 Mei 2025, tercatat terjadi tiga gempa bumi dalam satu hari, salah satunya bermagnitudo 5,1.

    “Episenter gempa terletak pada koordinat 11,10° LS dan 111,08° BT, tepatnya di laut, berjarak 324 km arah barat daya Pacitan, dengan kedalaman 10 km,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko.

    Selama bulan Mei 2025, tercatat sudah terjadi 83 kali gempa bumi dengan kekuatan antara 1 hingga 5 magnitudo. Namun, dari seluruh kejadian tersebut, hanya satu gempa yang dirasakan oleh warga.

    “Gempa yang dirasakan itu berada di perairan Pacitan dengan kedalaman antara 4 hingga 213 kilometer. Berdasarkan estimasi peta shakemap BMKG, gempa tersebut dirasakan dengan intensitas II MMI di Pacitan,” jelas Erwin.

    Meski rentetan gempa ini sempat menimbulkan kekhawatiran, Erwin menilai frekuensi gempa yang tinggi justru bisa menjadi pertanda positif.

    “Dari diskusi dengan BMKG Nganjuk, ibarat bom atau mercon, kalau letusannya kecil-kecil, maka energi besar yang tersimpan bisa dilepas secara bertahap. Ini bisa mereduksi potensi gempa besar seperti megathrust. Seperti halnya gunung berapi yang sering meletus, justru tidak terjadi letusan dahsyat,” tambahnya.

    Kendati demikian, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tidak abai terhadap potensi bahaya gempa bumi.

    “Kita memang sudah terbiasa hidup di daerah rawan gempa, tetapi itu tidak boleh membuat kita lengah. Saya justru khawatir karena sering terjadi gempa kecil, kita malah mengabaikan aspek keselamatan,” ujarnya. (tri/but)

  • Pohon Tumbang Timpa Garasi dan Mobil di Trawas Mojokerto

    Pohon Tumbang Timpa Garasi dan Mobil di Trawas Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah pohon sawo di Dusun Sukosari, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Selasa (20/5/2025) dini hari tumbang. Insiden yang terjadi sekira pukul 03.00 WIB ini menimpa bangunan garasi dan mobil milik warga setempat.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim menjelaskan bahwa pohon tumbang diduga akibat kondisi pohon yang sudah rapuh. Pohon berdiameter sekitar 70 cm itu menimpa bangunan garasi milik Winarno, warga setempat.

    “Bangunan garasi dengan ukuran sekitar 10 x 3 meter persegi mengalami kerusakan sedang. Selain itu, satu unit mobil juga terdampak dengan kerusakan ringan akibat pohon tumbang tersebut,’ ungkapnya.

    Upaya penanganan langsung dilakukan oleh tim BPBD Kabupaten Mojokerto bersama unsur Polsek, Koramil, perangkat desa, potensi relawan, dan warga sekitar. Tim melakukan assessment dan evakuasi pohon tumbang hingga tuntas pada pukul 10.30 WIB.

    “Tim gabungan melakukan evakuasi pohon tumbang dan sekira pukul 10.30 WIB, pohon tumbang berhasil dievakuasi. Taksiran kerugian akibat kejadian ini masih dalam proses penghitungan,” katanya. [tin/but]

  • Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Pacitan, Tak Terasa oleh Mayoritas Warga

    Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Pacitan, Tak Terasa oleh Mayoritas Warga

    Pacitan (beritajatim.com) – Gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,1 mengguncang wilayah Pacitan, Jawa Timur, pada Selasa (20/5/2025) dini hari. Meski tergolong cukup besar, gempa ini hampir tidak dirasakan oleh sebagian besar warga dan tidak menimbulkan kerusakan.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pada pukul 04.36 WIB dengan pusat gempa berada di 324 kilometer barat daya Pacitan, tepatnya pada koordinat 11,10 lintang selatan dan 111,08 bujur timur. Kedalaman gempa hanya 10 kilometer dan BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Erwin Andriatmoko, mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan kerusakan maupun dampak signifikan yang ditimbulkan akibat gempa.

    “Meski gempa tergolong besar, tidak banyak masyarakat yang merasakan getarannya. Situasi tetap terkendali dan aktivitas warga berjalan normal,” ujar Erwin saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

    BPBD Pacitan tetap melakukan pemantauan intensif dan mengimbau masyarakat agar tetap tenang serta waspada. Warga juga diingatkan untuk hanya mengikuti informasi resmi dari lembaga berwenang. Sosialisasi terkait kesiapsiagaan bencana terus digencarkan, mengingat letak geografis Pacitan yang berada di jalur rawan gempa akibat pertemuan lempeng Indo-Australia. [tri/beq]

  • Delapan Kandidat Ikuti Tahapan Asesmen Seleksi Sekda Bondowoso 2025

    Delapan Kandidat Ikuti Tahapan Asesmen Seleksi Sekda Bondowoso 2025

    Bondowoso (beritajatim.com) – Seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso tahun 2025 memasuki tahapan asesmen pada Selasa (20/5/2025). Delapan kandidat yang sebelumnya lolos seleksi administrasi secara resmi mengikuti rangkaian tes di Aula lantai dua Badan Kepegawaian Provinsi Jawa Timur.

    Kedelapan peserta tersebut yakni Fathur Rozi (Kepala DPMD Kabupaten Probolinggo), Hendri Widotono (Kepala DPKP Bondowoso), Sigit Purnomo (Kalaksa BPBD Bondowoso), Mohammad Imron (Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Bondowoso), Agung Trihandono (Kepala Dispendukcapil Bondowoso), Hari Cahyono (Asisten Administrasi Umum Setda Bondowoso), Sholikin (Sekretaris DPRD Bondowoso), serta Taufan Restuanto (Staf Ahli Bidang Perekonomian Pembangunan dan Keuangan Setda Bondowoso).

    Kepala BKPSDM Bondowoso, Mahfud, menyampaikan bahwa tahapan asesmen ini sangat krusial dalam menjaring calon Sekda yang mumpuni. “Tahapan ini sangat krusial karena dapat mengukur potensi calon sekda dari sisi kemampuan manajerial, kepemimpinan, komunikasi, dan kemampuan memecahkan masalah,” ujarnya.

    Asesmen dilakukan secara ketat dan profesional oleh lembaga asesor independen yang telah tersertifikasi. Tes meliputi Computer Assist Test (CAT), wawancara, diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discussion (FGD), serta metode lainnya sesuai standar penilaian resmi.

    Mahfud menegaskan bahwa seluruh proses seleksi dilaksanakan secara terbuka, adil, dan transparan. “Kami menjamin hasil akhir nanti telah melalui prosedur yang sah dan akuntabel,” tegasnya.

    Hasil asesmen ini nantinya akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi Panitia Seleksi dalam menyusun tiga besar nama calon Sekda yang akan diajukan kepada Bupati Bondowoso untuk dipilih salah satu. [awi/beq]

  • Sungai Bengawan Solo di Gresik Meluap, 201 Rumah Terendam Banjir

    Sungai Bengawan Solo di Gresik Meluap, 201 Rumah Terendam Banjir

    Gresik (beritajatim.com) – Sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah Kabupaten Gresik kembali meluap. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian mencapai 70 centimeter atau setara lutut orang dewasa. Meski demikian, sebagian besar warga memilih bertahan karena khawatir harta bendanya hanyut terbawa banjir.

    Tiga kecamatan terdampak banjir akibat luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa ini, yaitu Kecamatan Dukun, Bungah, dan Manyar. Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menggenangi puluhan hektar lahan pertanian di sejumlah desa seperti Madumulyorejo, Jrebeng, Bungah, Mojopuro Wetan, dan Sembayat.

    Puncak banjir terjadi sejak Senin (19/5/2025) malam, menyusul curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan hulu Bengawan Solo selama sepekan terakhir, sehingga debit air meningkat drastis.

    Kondisi paling parah terjadi di Desa Bungah, Kecamatan Bungah, di mana lima dusun tergenang air hingga 70 centimeter. Aktivitas warga lumpuh, namun di sisi lain, anak-anak memanfaatkan genangan banjir untuk bermain dan berenang menggunakan batang pisang sebagai pelampung.

    Ismail, salah satu warga terdampak di Desa Bungah, mengatakan bahwa banjir ini merupakan kejadian keempat dalam tahun ini.

    “Banjir mulai sore kemarin, ini sudah yang keempat kalinya. Kami berharap pemerintah segera membenahi tanggul agar tidak jebol dan banjir tidak terulang,” ujarnya, Selasa (20/5/2025).

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat total 201 rumah terdampak banjir, termasuk dua masjid, satu gedung PAUD, dan ratusan hektare lahan pertanian.

    “Kami sudah menghimbau warga untuk mengungsi, tetapi sebagian besar memilih bertahan di rumah,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Hendriatmicko Herlambang.

    Ia menambahkan bahwa BPBD telah menyiapkan lokasi pengungsian dan perahu karet untuk mengevakuasi warga apabila situasi semakin memburuk.

    “Kami siap melayani dan membantu warga terdampak luapan Bengawan Solo,” tutupnya. [dny/but]

  • Nekat Seberangi Sungai Deras, Buruh Tani di Ponorogo Hanyut

    Nekat Seberangi Sungai Deras, Buruh Tani di Ponorogo Hanyut

    Ponorogo (beritajatim.com) – Seorang buruh tani di Ponorogo bernama Bani (60), warga Dusun Keling, Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, dilaporkan hanyut terbawa arus Sungai Keling pada Selasa (20/5/2025) siang. Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, saat korban hendak pulang dari sawah dengan menyeberangi sungai yang sedang berarus deras.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai, berenang. Dari pulang kerja garuk,” ungkap Gianti, anak korban yang menjadi saksi mata.

    Menurut Gianti, ayahnya memang kerap menyeberangi sungai untuk mempersingkat jarak pulang ke rumah, alih-alih memutar lewat jalan darat sejauh lebih dari satu kilometer. Namun siang itu, arus Sungai Keling sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    Awalnya Bani sempat terlihat masih sanggup berenang, tetapi saat hampir mencapai tepi sungai, tubuhnya terseret kembali ke tengah arus dan akhirnya menghilang sekitar 30 meter dari lokasi awal.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo segera melakukan penyisiran manual di sepanjang aliran sungai. Pencarian korban masih berlangsung dan menunggu kedatangan tim dari Basarnas Trenggalek.

    “Kami sedang melakukan penyisiran manual sambil menunggu bantuan dari Basarnas Trenggalek,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo.

    BPBD Ponorogo mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri menyeberangi sungai saat debit air tinggi, demi menghindari kejadian serupa. [end/beq]