Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Ponorogo (beritajatim.com) – Operasi pencarian orang hanyut di Sungai Keling Desa Pengkol Kecamatan Kauman, Ponorogo mulai dilakukan. Puluhan relawan dikerahkan dalam operasi laka air yang terjadi pada hari Selasa (21/5) kemarin. Korban hanyut adalah Bani, seorang buruh tani yang merupakan warga desa setempat.

    “Hari inj operasi SAR laka air di hari kedua. Kami juga lakukan koordinasi dengan Basarnas Trenggalek dan Bojonegoro yang saat ini dalam perjalanan menuju Ponorogo,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, Rabu (21/5/2025).

    Agung mengungkapkan bahwa pencarian yang dilakukan oleh relawan, dibagi menjadi 4 Search and Rescue Unit (SRU). Dengan fokus pencarian 2 SRU di darat dan 2 SRU di sungai dengan menggunakan 2 perahu karet milik BPBD Ponorogo dan SAR MTA.

    “Untuk pencarian hari ini kita bagi menjadi 4 SRU. Di mana masing-masing SRU terdiri dari 10 anggota,” katanya.

    Pencarian dilakukakan mulai dari titik 0, pertama kali korban masuk sungai, hingga radius 2 kilometer. 2 SRU darat menyusuri kanan dan kiri sungai, juga sejauh 2 kilometer.

    “Pencarian di titik 0 sampai tikungan yang ada pohon trembesi tumbang, dan sampai jembatan Keling,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, demi menghemat jarak tempuh saat pulang kerja, seorang buruh tani di Ponorogo nekat menyeberangi sungai yang tengah berarus deras. Aksi nekat itu justru berujung petaka. Korban diketahui bernama Bani (60), warga Dusun Keling Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Ponorogo.

    Peristiwa itu terjadi Selasa (20/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB, ketika Bani selesai bekerja di sawah. Alih-alih memilih jalan darat yang memutar lebih dari satu kilometer, Bani memilih jalur biasa yang kerap Ia lewati: menyebrangi sungai Keling di Desa Pengkol. Namun, hari itu aliran sungai sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai berenang. Dari pulanh kerja garuk,” kata, Gianti, anak korban yang juga menjadi saksi kejadian, Selasa siang.

    Gianti bercerita memang biasanya kalau ke sawah menyebrang sungai ini, namun biasanya arusnya landai. Gianti menuturkan, awalnya bapaknya terlihat masih sanggup berenang.

    Tapi begitu hampir sampai ke seberang, tubuhnya kembali hanyut ke tengah karena kuatnya arus. Tak lama kemudian, korban menghilang dari pandangan, sekitar lebih 30 meter dari lokasi awal korban menyeberang. [end/aje]

  • Puluhan Rumah Rusak dan Satu Warga Masih Hilang Akibat Banjir dan Longsor,Ini Sikap Bupati Kediri

    Puluhan Rumah Rusak dan Satu Warga Masih Hilang Akibat Banjir dan Longsor,Ini Sikap Bupati Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyampaikan bahwa hingga saat ini proses penanganan bencana alam tanah longsor dan banjir di lereng Gunung Wilis masih terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    “Cuaca ekstrem akhir-akhir ini mengakibatkan longsor di 4 desa di Kecamatan Mojo. Sampai hari ini, BPBD dan seluruh tim lintas OPD masih terus bekerja untuk menanggulangi kejadian ini,” tulis Mas Dhito, panggilan akrabnya melalui akun instagram pribadinya yang dikutip beritajatim.com, pada Rabu (21/5/2025).

    Ia juga mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi potensi bencana susulan.

    “Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata Dhito.

    Bencana tanah longsor dan banjir bandang menerjang empat desa di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, pada Sabtu (17/5/2025) dini hari. Kejadian ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang terus mengguyur lereng Gunung Wilis dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan kerusakan puluhan rumah, ratusan lahan pertanian terdampak, belasan ternak hilang, dan satu warga belum ditemukan.

    Rumah Mbah Tekad, korban banjir bandang di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, temboknya jebol. [foto : Nanang Masyhari]Empat desa yang terdampak bencana ini adalah Petungroto, Blimbing, Pamongan, dan Ngetrep, yang kini menjadi saksi bisu dari kerusakan dan trauma akibat bencana. Kondisi warga pun masih penuh kecemasan. Salah satu warga Desa Blimbing, Suyono, mengaku lebih memilih mengungsi saat hujan turun deras.

    “Nek jawah mboten wantun pak, ngusi kulo,” ungkapnya.

    Bupati Kediri juga menyampaikan doa dan empatinya kepada para korban terdampak bencana, khususnya satu warga yang masih dalam pencarian, yakni Mbah Tekad dari Desa Blimbing.

    “Monggo kita umbulkan doa terbaik untuk Mbah Tekad, warga Desa Blimbing agar segera bisa ditemukan. Dan semoga kita semua terus dilindungi oleh Allah SWT,” ucap Dhito.

    “Kepada saudara-saudara kami yang terdampak, doa terbaik kami panjatkan. Semoga diberi kekuatan serta ketabahan dan kepada kita semua terutama yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, mari tingkatkan kewaspadaan,” tambahnya. [nm/aje]

  • Wanita Hamil Tenggelam di Sungai Marparan Ditemukan Meninggal

    Wanita Hamil Tenggelam di Sungai Marparan Ditemukan Meninggal

    Sampang (beritajatim.com) – Setelah dilakukan pencarian dengan menerjunkan tim gabungan dari BPBD, Polsek Sreseh, Satpolairud serta dibantu oleh warga setempat.

    Akhirnya ibu muda yang sempat dikabarkan tenggelam di sungai Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang ditemukan. Selasa (20/5/2025)

    Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Gama Rizaldi menyampaikan, bahwa pencarian korban dilakukan sejak malam hari oleh suami korban, Hendri (31), bersama warga sekitar.

    “Karena tidak ditemukan, maka suami korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Sreseh. Selanjutnya kami dari Polres Sampang bersama BPBD Sampang menurunkan personel untuk melakukan upaya SAR menggunakan Kapal Polisi Satpolairud,” terangnya.

    Pencarian berlangsung hingga keesokan harinya. Sekitar pukul 15.00 WIB, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di perairan Dusun Manduyan, Desa Klobur, sekitar satu kilometer dari lokasi awal tenggelamnya korban.

    “Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau luka pada tubuh korban. Pihak keluarga juga menyatakan tidak bersedia dilakukan otopsi dan memilih untuk langsung memakamkan korban,” ucapnya.

    Setelah itu, Jenazah korban disucikan dan dimakamkan di rumah duka di Dusun Semanis, Desa Plasah, Kecamatan Sreseh.

    “Atas kejadian ini, pihak kepolisian mengimbau warga sekitar agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar aliran sungai, terutama saat malam hari,” pungkasnya. [sar/ian]

  • Sapi Hamil Terperosok ke Lubang Septic Tank di Mojokerto, Dievakuasi Selama Enam Jam

    Sapi Hamil Terperosok ke Lubang Septic Tank di Mojokerto, Dievakuasi Selama Enam Jam

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seekor sapi hamil jenis Limousin milik warga Dusun Mojoranu, Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, terperosok ke dalam lubang septic tank sedalam lima meter pada Selasa pagi (20/5/2025). Proses evakuasi dramatis tersebut berlangsung selama enam jam hingga akhirnya sapi berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.

    Komandan Regu (Danru) Pos II Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Akhmad Yani, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga sekitar pukul 08.00 WIB.

    “Sapi tersebut sedang hamil empat bulan dan terjatuh ke dalam septic tank milik Rizki, pemilik rumah. Insiden bermula saat sapi lepas dari kandangnya, lalu berjalan menuju dapur rumah. Tanpa disadari, hewan ternak itu menginjak penutup septic tank yang rapuh hingga akhirnya ambruk,” ungkapnya.

    Sapi tersebut mendekati area dapur rumah ketika secara tidak sengaja menginjak penutup lubang septic tank yang terbuat dari material rapuh. Karena bobot tubuh sapi cukup besar, penutup tersebut tidak mampu menahan beban dan akhirnya ambruk, menyebabkan sapi jatuh ke dalam lubang dengan kedalaman mencapai lima meter.

    Tim Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto langsung bergerak cepat bersama para relawan dan warga sekitar. Mereka menggunakan alat katrol (chain block) untuk mengevakuasi hewan ternak tersebut dari lubang sempit dengan medan cukup menyulitkan.

    “Proses evakuasi berlangsung selama enam jam dan akhirnya berhasil tuntas sekitar pukul 14.10 WIB. Sapi hamil tersebut berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat meski sempat mengalami stres,” katanya.

    Kejadian ini menarik perhatian warga sekitar dan menjadi pengingat pentingnya keamanan kandang ternak serta struktur bangunan di sekitar rumah. Meski tidak ada korban jiwa, proses evakuasi memerlukan koordinasi dan ketelitian tinggi agar tidak membahayakan nyawa sapi maupun tim penyelamat. [tin/suf]

  • Pria Pencari Kroto Asal Bondowoso Tewas Terjatuh ke Sumur di Situbondo

    Pria Pencari Kroto Asal Bondowoso Tewas Terjatuh ke Sumur di Situbondo

    Situbondo (beritajatm.com) – Seorang pria asal Bondowoso ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan hilang saat mencari kroto di kawasan hutan Situbondo. Korban bernama Ediyanto (35), warga Desa Ramban Kulon, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Ia ditemukan tewas pada Selasa (20/5/2025) setelah sebelumnya dilaporkan hilang sejak Senin (19/5/2025).

    Ediyanto pamit kepada keluarganya pada Senin pagi untuk mencari kroto di kawasan Dusun Sapodi, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Situbondo. Namun hingga pukul 17.00 WIB, ia tak kunjung pulang. Keluarga yang khawatir langsung melakukan pencarian bersama warga setempat.

    Sehari setelah hilang, jasad Ediyanto akhirnya ditemukan di dasar sumur tua sedalam 45 meter oleh rekannya, Jatim (37), yang juga berasal dari desa yang sama dan berprofesi sebagai pencari kroto.

    “Begitu dapat kabar Edy tidak pulang, saya ikut mencari bersama petugas BPBD dan Tagana,” kata Jatim.

    Penemuan bermula dari kecurigaan Jatim saat melihat bambu pencari kroto tergeletak di dekat sumur yang tertutup semak belukar. “Saat dicek, ternyata jasad Edy ada di dasar sumur,” ujar Jatim.

    Sumur tersebut berada di area kebun mangga milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Pemerintah Kabupaten Situbondo. Lokasinya cukup tersembunyi dan tak mudah dijangkau.

    Koordinator BPBD Kabupaten Situbondo, Purwanto, mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menyebut bahwa korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dalam sumur dengan kedalaman 45 meter dan diameter sekitar satu meter.

    Tidak ditemukan genangan air di dalam sumur. “Evakuasi dilakukan petugas gabungan secara manual mengingat medan yang sempit dan dalam,” ujar Purwanto.

    Hingga saat ini, penyebab pasti korban terjatuh masih belum diketahui. Dugaan sementara, Ediyanto terpeleset saat tengah mencari kroto di sekitar area sumur yang tertutup semak-semak.

    Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan saat berada di alam terbuka, terutama di wilayah yang memiliki potensi bahaya seperti sumur tua yang tidak diberi penanda atau penutup memadai. [awi/suf]

  • Korban Hanyut di Sungai Brantas Kediri Ditemukan di Mojokerto

    Korban Hanyut di Sungai Brantas Kediri Ditemukan di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sesosok mayat laki-laki ditemukan mengambang di aliran Sungai Brantas, tepatnya di Dusun Tanjangrono, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Senin (19/5/2025) sore. Korban diketahui bernama Karmuji (55), warga Dusun Pesantren, Desa Pelas, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

    Jenazah korban pertama kali terlihat warga sekitar pukul 10.40 WIB, di wilayah Sungai Brantas Kota Mojokerto. Jasad korban mengapung dari arah barat atau dari Jombang berada tepat di tengah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. Karena arus yang deras, jasad korban terbawa arus aliran Sungai Brantas.

    Hingga akhirnya, jasad korban berhasil dievakuasi di aliran Sungai Brantas tepatnya di Desa Tanjangrono, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto sekira pukul 15.00 WIB. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto bersama sejumlah relawan mengevakuasi ke tepi sungai.

    “Jenazah dievakuasi dalam kondisi utuh tanpa tanda-tanda kekerasan. Setelah itu, jenazah korban dibawa ke ruang jenazah RSUD Prof Dr Soekandar di Kecamatan Mojosari untuk proses identifikasi. Hasilnya, diketahui identitas korban yakni Karmuji, usia 55 tahun,” terang Kapolsek Ngoro, Kompol Heru Purwandi.

    Korban dilaporkan terjatuh dan hanyut di Sungai Brantas tepatnya di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Pihak keluarga korban melaporkan hilangnya korban ke Polsek Mojo, Polres Kediri pada, Minggu (18/5/2025). Keluarga korban telah datang ke RSUD Prof Dr Soekandar dan memastikan identitas korban.

    “Diketahui, korban sebelumnya dilaporkan hilang setelah diduga jatuh ke Sungai Brantas di wilayah Kediri pada Minggu (18/5/2025). Laporan disampaikan keluarga ke Polsek Mojo, Polres Kediri. Saat ini, pihak keluarga korban sudah berada di RSUD Prof Dr Soekandar untuk proses pengambilan jenazah,” jelasnya. [tin/suf]

  • Tabrakan Honda Supra vs Yamaha Aerox di Surabaya, Satu Orang Tewas

    Tabrakan Honda Supra vs Yamaha Aerox di Surabaya, Satu Orang Tewas

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang pengendara Honda Supra X meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan dengan Yamaha Aerox di Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya, Selasa (20/5).

    Kecelakaan kendaraan bermotor itu terjadi pukul 13.26 WIB, seorang pemotor berinisial WHK (55) laki-laki warga Kedung Baruk, meninggal dunia di lokasi.

    Kepala Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat mengatakan, penanganan korban meninggal dunia telah dievakuasi ke Rumah Sakit (RSUD) dr Soetomo Surabaya, dengan didampingi pihak keluarga.

    “Korban WHK, 55 tahun meninggal dunia di lokasi kejadian. Saat ini sudah dievakuasi dan didampingi oleh keluarganya di RSU dr. Soetomo,” ungkap Buyung dikonfirmasi, Selasa (20/5/2025).

    Buyung juga menyampaikan, korban pengendara Yamaha Aerox laki laki berinisial EDR (28) warga Driyorejo, Gresik mengalami luka-luka, patah kaki kiri bagian tulang kering dan sobek pada wajah di bagian dagu.

    “EDR (pengendara Yamaha Aerox), patah kaki kiri bagian tulang kering, sobek di dagu, serta abrasi (baret) tangan kiri. Saat itu kondisinya sadar, dan dibawa ke RS Ubaya untuk dilakukan penanganan medis,” jelas dia.

    Sementara itu, penanganan untuk sepeda motor korban di lokasi kejadian dilakukan oleh petugas kepolisian setempat.

    “Kedua barang bukti kendaraan diamankan pihak kepolisian. Dan untuk kejadian laka didalami oleh rekan kepolisian unit laka lantas,” tandas Buyung. [ram/ian]

  • Sejumlah Desa di Lamongan Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo, Rumah Hingga Fasum Tergenang

    Sejumlah Desa di Lamongan Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo, Rumah Hingga Fasum Tergenang

    Lamongan (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Kabupaten Lamongan dilaporkan terdampak banjir setelah Sungai Bengawan Solo meluap. Banjir yang merendam rumah warga, jalan lingkungan, dan fasilitas umum ini dipicu oleh tingginya curah hujan serta kiriman air dari hulu sungai.

    Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan menyebutkan bahwa banjir terjadi di lima desa/kelurahan yang tersebar di empat kecamatan. Wilayah tersebut meliputi Kelurahan Banaran dan Kelurahan Babat di Kecamatan Babat, Desa Plangwot di Kecamatan Laren, Desa Mertani di Kecamatan Karanggeneng, serta Desa Jatirenggo di Kecamatan Glagah.

    “Bengawan Solo mengalami kenaikan debit air yang disebabkan curah hujan tinggi, ditambah kiriman air dari hulu Bengawan Solo, sehingga air meluber dan menggenangi sebagian rumah warga dan jalan poros desa,” kata Sekretaris BPBD Lamongan, Gunawan, Selasa (20/5/2025).

    Di Desa Plangwot, Kecamatan Laren, air menggenangi delapan rumah warga dan satu fasilitas umum dengan ketinggian antara 10 hingga 15 sentimeter. Di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, banjir merendam dua rumah dan satu fasilitas umum dengan ketinggian 15 sampai 20 sentimeter.

    “Di Desa Jatirenggo, Kecamatan Glagah, kurang lebih 1.500 meter jalan lingkungan terendam air dengan ketinggian 15 sampai 20 sentimeter, serta 8 rumah warga,” tuturnya.

    Sementara itu, di Kecamatan Babat, air menggenangi 200 meter jalan lingkungan dan delapan rumah warga di Kelurahan Banaran, serta sepanjang 100 meter jalan lingkungan di Kelurahan Babat.

    Penanganan banjir di wilayah Kelurahan Babat telah dilakukan melalui beberapa langkah. Lurah Babat, Faris, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk menanggulangi banjir tersebut.

    “Kami sudah bersinergi dengan Pemerintah Kecamatan, DLH dan PU SDA, kami optimalkan untuk pembangunan saluran air dan peningkatan jalan. Dari PU SDA melakukan normalisasi Kali Konang sisi timur sampai dengan sekitaran Jalan Olahraga,” ucapnya.

    Langkah normalisasi dan pembangunan saluran air diharapkan mampu meminimalkan dampak banjir serta mencegah terjadinya genangan air yang lebih luas di masa mendatang. [fak/suf]

  • Longsor Trenggalek, BPBD Jatim Gercep Terjunkan Tim Evakuasi Korban

    Longsor Trenggalek, BPBD Jatim Gercep Terjunkan Tim Evakuasi Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Bencana tanah longsor yang terjadi pada Senin (19/5/2025) sore di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek direspons cepat Tim BPBD Jatim.

    Usai menerima laporan kejadian, BPBD Jatim langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi kejadian pada malam harinya untuk melakukan assessment.

    Bersama Tim Gabungan dari BPBD Trenggalek, Basarnas, TNI, Polri, dan para relawan, Selasa pagi (20/5/2025), Tim BPBD Jatim mulai berjibaku membersihkan material longsor yang menutup akses jalan ke lokasi.

    Guna melakukan percepatan penanganan, Tim Gabungan BPBD Jatim juga mengerahkan alat berat, termasuk dari OPD terkait di lingkungan Pemkab Trenggalek.

    Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dengan didampingi Kalaksa BPBD Trenggalek Triadi Atmono juga langsung meninjau lokasi kejadian, tepatnya, di titik tertinggi mahkota longsoran di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kec. Bendungan.

    Berdasar update laporan Pusdalops BPBD Jatim, sedikitnya 12 unit rumah terdampak tanah longsor dan 5 unit rumah lainnya tertimbun, yakni, 3 rumah di RT 16 dan 2 unit rumah di RT 15 RW 07 Dusun Kebonagung.

    Sebanyak 26 warga (13 laki-laki, 13 perempuan) telah mengungsi di Paseban Desa Depok, dan 6 warga RT 16 juga dilaporkan hilang, yakni, Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik.

    Selain itu, sejumlah tiang listrik juga ditemukan roboh dan berakibat pada padamnya listrik.

    Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto juga melakukan koordinasi dengan OPD terkait untuk melakukan percepatan penanganan. Salah satunya, dengan Dinas PU Bina Kabupaten Trenggalek untuk pengerahan alat berat dan Dinas Sosial untuk pendirian dapur umum.

    Setidaknya, 3 alat berat yang dikerahkan untuk percepatan penanganan material longsor penutup jalan, yakni, dari BPBD Kab. Trenggalek, Dinas PU Bina Marga Trenggalek dan milik BPBD Jombang.

    “Kami juga melakukan koordinasi dengan BMKG untuk memastikan kondisi cuaca di area terdampak longsor,” ujarnya.

    Hingga Selasa sore (20/5/2025), akses jalan yang tertutup material longsor menuju ke lokasi kejadian di RT 15 dan RT 16 Dusun Kebonagung sudah mulai terbuka.

    Dengan terbukanya akses ini, diharapkan proses pencarian dan evakuasi korban bisa lebih cepat dilakukan. [tok/beq]

  • Sampah Mengancam Jembatan Cagar Budaya, Pemkot Kediri Bergerak Bersihkan Pilar

    Sampah Mengancam Jembatan Cagar Budaya, Pemkot Kediri Bergerak Bersihkan Pilar

    Kediri (beritajatim.com) – Tumpukan sampah yang menyangkut di pilar Jembatan Lama Sungai Brantas mendorong Pemerintah Kota Kediri melakukan aksi bersih-bersih pada Senin (20/5/2025).

    Keberadaan sampah yang terbawa arus deras sungai ini dikhawatirkan dapat membebani dan merusak struktur jembatan yang telah berusia lebih dari satu setengah abad dan ditetapkan sebagai cagar budaya ini.

    “Ini upaya untuk membersihkan, karena kalau tidak dibersihkan nanti akan mempengaruhi umur jembatan. Arusnya deras, banyak sampah, terutama bambu yang hanyut dan menyangkut. Kalau tidak segera diangkat, tentu akan membebani jembatan,” ujar Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit.

    Ia menambahkan, hujan yang terus-menerus memperbesar potensi kiriman sampah dari hulu. Untuk itu, Pemkot Kediri berkomitmen melakukan pembersihan secara berkala. Namun, ia juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat.

    “Kita perlu partisipasi masyarakat agar tidak membuang sampah di saluran air, baik sungai maupun selokan,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, menjelaskan bahwa aksi pembersihan ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat dan hasil pengamatan di lapangan.

    Proses pembersihan sampah di Jembatan Lama Kediri

    “Jembatan Lama ini usianya sekitar 156 tahun, masuk kategori cagar budaya. Jadi sudah jadi kewajiban kita bersama untuk merawat. Kalau sampahnya makin banyak, bebannya makin berat. Itu berisiko terhadap struktur jembatan,” jelas Joko.

    Ia menyebutkan, jenis sampah yang menumpuk mayoritas berupa ranting pohon, kayu, dan bambu. Dengan kondisi debit Sungai Brantas yang masih tinggi tim gabungan Pemerintah Kota Kediri yang terdiri dari BPBD, DPUPR, DLHKP bekerjasama dengan Jasa Tirta dan instansi terkait lainnya, melakukan pembersihan dengan pengawasan ketat dan tetap mengutamakan keselamatan personel.

    “Pembersihan akan dilakukan secara rutin dan berkala untuk menjaga eksistensi jembatan ini sebagai cagar budaya. Apalagi curah hujan masih cukup tinggi,” tambahnya.

    Joko juga mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, mengingat sering ditemukan limbah rumah tangga seperti kasur dan bantal di aliran sungai.

    “Itu sangat berpotensi menyebabkan banjir jika sampai menyumbat saluran air. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras demi keselamatan,” tutupnya. [nm/ted]