Kementrian Lembaga: BPBD

  • Empat Jenazah Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Lahat

    Empat Jenazah Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Lahat

    Trenggalek (beritajatim.com) – Empat jenazah korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek dimakamkan dalam satu liang. Sesuai permintaan keluarga, jenazah tersebut dimakamkan di TPU desa setempat.

    Prosesi pemakaman ini dilakukan usai petugas melakukan proses identifikasi terhadap jenazah korban ini. Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses identifikasi.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan proses pemakaman langung dilakukan setelah proses identifikasi selesai dilakukan. Petugas gabungan membantu membawa jenazah korban ke lokasi pemakaman. Mereka dimakamkan dalam satu liang.

    “Untuk pemakaman langsung dilakukan malam ini usai proses identifikasi selesai, proses pemakaman berjalan lancar,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

    Keempat jenazah tersebut diketahui bernama Torik (2), Nitin (36), Tulus (65), Yatini (50). Sedangkan dua korban lain yakni Yatemi dan Misinem telah dimakamkan pada Jumat (23/05/2025).

    Seluruh jenazah korban longsor ini berhasil ditemukan petugas gabungan di sekitar rumah mereka. Jarak antar korban tidak berjauhan. “Di hari keenam pencarian 4 korban ditemukan, yang dua lainnya ditemukan di hari keempat pencarian,” tuturnya.

    Setelah semua korban longsor ditemukan, operasi pencarian dinyatakan selesai. Petugas yang tergabung dalam operasi ini kembali ke satuan masing-masing.

    Saat ini pihak BPBD Trenggalek akan fokus melakukan upaya pembersihan terhadap material longsor yang masih ada. “Kita akan lakukan evaluasi dan mulai lakukan pembersihan terhadap material longsor ini,” pungkasnya.

    Sebelumnya Bencana longsor terjadi di lokasi tersebut pada Senin (19/05/2025) sore. Sebanyak 6 korban dinyatakan hilang dalam peristiwa tersebut.

    Petugas kesulitan melakukan evakuasi karena akses jalan tertutup material longsor. Memasuki hari keenam pencarian semua korban sudah berhasil ditemukan. [nm/suf]

  • Banjir Landa Kecamatan Winongan Pasuruan Akibat Luapan Sungai Rejoso

    Banjir Landa Kecamatan Winongan Pasuruan Akibat Luapan Sungai Rejoso

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, pada Sabtu malam (24/5/2025) menyebabkan banjir di sejumlah desa. Air mulai menggenangi pemukiman warga sekitar pukul 01.00 WIB setelah aliran Sungai DAS Rejoso meluap tidak mampu menampung debit air yang meningkat drastis.

    Menurut kesaksian warga, hujan terjadi cukup intens sejak pukul 21.00 hingga 23.30 WIB. Dampaknya terasa di Dusun Kebondalem dan Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 sentimeter yang masuk ke rumah-rumah warga.

    “Semalam memang hujan deras, air datang jam satu dini hari. Tiba-tiba saja masuk ke rumah. Sampai pagi ini masih ada air, meskipun sudah mulai surut,” ujar Makhali, warga Dusun Serambi, Minggu (25/5/2025).

    Selain permukiman warga, banjir juga menggenangi jalan raya utama di wilayah tersebut. Meski masih bisa dilewati, jalanan yang licin dan tergenang menyulitkan pengendara, terutama kendaraan roda dua. Warga diminta tetap berhati-hati mengingat potensi banjir susulan masih bisa terjadi apabila curah hujan kembali tinggi.

    Kondisi serupa juga dilaporkan di Dusun Gambiran, Desa Bandaran. Air bahkan sempat masuk ke dalam masjid dan menghambat aktivitas ibadah warga.

    “Subuh tadi tidak bisa dibuat salat karena lantai masjid masih tergenang. Sampai sekarang masih tergenang. Ketinggian air kurang lebih 70 sentimeter,” ungkap Satuhar, warga Dusun Gambiran.

    Merespons situasi tersebut, Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menyampaikan keprihatinannya dan telah menginstruksikan OPD terkait untuk segera turun tangan. “Saya sudah minta BPBD dan dinas teknis untuk segera mengevakuasi warga jika diperlukan, serta menyalurkan bantuan darurat,” ujarnya.

    Rusdi juga menegaskan bahwa langkah evaluasi terhadap kondisi sungai dan sistem drainase di Winongan akan menjadi prioritas pasca-banjir. “Kami akan segera lakukan normalisasi sungai dan perbaikan saluran air agar banjir tidak terulang,” tegasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi dari BPBD Pasuruan terkait total desa atau wilayah yang terdampak. Namun, proses pemulihan dan penanganan terus berlangsung dengan melibatkan berbagai instansi, termasuk relawan dan aparat desa setempat. [ada/suf]

  • Banjir di Tuban Berangsur Surut, BPBD Tuban Salurkan Bantuan Sembako

    Banjir di Tuban Berangsur Surut, BPBD Tuban Salurkan Bantuan Sembako

    Tuban (beritajatim.com) – Pasca banjir luapan sungai Bengawan Solo di beberapa wilayah Kecamatan Rengel, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban bersama Forkopimka setempat menyalurkan bantuan kepada warga terdampak. Sabtu (24/05/2025).

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tuban, Sudarmaji mengatakan, bahwa penyaluran bantuan sosial ini atas tindak lanjut dari arahan Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky untuk penanganan bencana dilakukan secara cepat dan menyentuh langsung kepada masyarakat.

    “Kami bersama Forkopimka Rengel turun langsung menyisir wilayah terdampak dan menyalurkan bantuan sembako,” ujar Sudarmaji.

    Ia menyampaikan, hal ini merupakan bentuk kehadiran Pemkab di tengah masyarakat yang sedang menghadapi bencana. Adapun berdasarkan data dari BPBD, tercatat sebanyak 609 rumah di 9 Desa wilayah Kecamatan Rengel terdampak banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Bengawan Solo serta tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir. “Jumlah terbanyak berada di Desa Ngadirejo, yaitu sebanyak 438 rumah,” terang Sudarmaji.

    Selain itu, untuk proses bantuan sembako ini akan dilanjutkan kembali pada hari Senin mendatang di wilayah Kecamatan Plumpang dan beberapa titik lain di Kecamatan Widang.

    “Kami pastikan seluruh warga yang terdampak akan mendapatkan bantuan. Kami bersama pihak kecamatan dan desa terus melakukan pendataan dan koordinasi,” kata Sudarmaji.

    Ia juga mengimbau warga untuk tetap waspada, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Tuban dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan.

    Sementara itu, Camat Rengel, Eko Wardono, yang turut mendampingi proses distribusi bantuan juga menyampaikan pihaknya akan terus berkoordinasi agar seluruh bantuan tersalurkan secara tepat sasaran.

    “Kami mengapresiasi kecepatan respon dari BPBD Tuban dan perhatian langsung dari Mas Bupati. Masyarakat sangat terbantu, terutama di masa darurat seperti ini,” tutup Eko Wardono. [dya/kun]

  • Cuaca Ekstrem Terjang Magetan, Rumah Roboh hingga Longsor Timpa Rumah Warga

    Cuaca Ekstrem Terjang Magetan, Rumah Roboh hingga Longsor Timpa Rumah Warga

    Magetan (beritajatim.com) — Hujan deras selama beberapa jam mengguyur Kabupaten Magetan pada Jumat (23/5/2025) dan memicu serangkaian bencana alam di tiga lokasi berbeda. Bencana yang terjadi hampir bersamaan itu meliputi robohnya rumah warga di Desa Bulugunung, tanah longsor di Desa Dadi, serta longsor talud sekolah di Kecamatan Sidorejo.

    Kejadian pertama terjadi sekitar pukul 16.30 WIB di Dusun Babar, Desa Bulugunung, Kecamatan Plaosan. Sebuah rumah milik Suwarno (49) roboh akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Berdasarkan asesmen dari BPBD Magetan, kerusakan dikategorikan sedang karena kayu penyangga bangunan yang telah lapuk.

    “Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Penghuni rumah kini mengungsi ke rumah saudara terdekat. Tim BPBD bersama masyarakat dan perangkat desa telah melakukan pembersihan puing-puing rumah sejak Sabtu pagi. BPBD juga menyalurkan bantuan logistik darurat seperti selimut, terpal, makanan siap saji, dan paket kebersihan,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi.

    Kemudian sekitar pukul 18.00 WIB di hari yang sama, tanah longsor terjadi di Dukuh Ngwolo, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan. Material longsoran dengan tinggi sekitar 7 meter menimpa bagian dapur rumah milik Kasmi (62). Meski tidak ada korban jiwa, kejadian ini sempat mengganggu aktivitas warga.

    Penanganan dilakukan secara cepat oleh tim gabungan dari BPBD, perangkat desa, dan warga sekitar. Proses pembersihan selesai pada Sabtu (24/5/2025) pukul 11.37 WIB. Tim dari Pusdalops-PB Magetan juga telah melakukan asesmen dan pendataan sejak pagi.

    BPBD Kabupaten Magetan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan yang disertai angin kencang. Warga diminta untuk mengevaluasi kondisi bangunan tempat tinggal, khususnya yang sudah tua atau menunjukkan kerusakan struktural.

    Pemerintah desa diharapkan segera mengajukan usulan bantuan perbaikan rumah melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Dinas Sosial. Sementara itu, penanganan wilayah rawan longsor dan perbaikan infrastruktur sekolah akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.

    Untuk pelaporan darurat, warga dapat menghubungi Pusdalops-PB BPBD Kabupaten Magetan melalui nomor (0351) 891111 atau WhatsApp di +62 813-3643-0086. [fiq/ian]

  • Banyuwangi Siaga Angin Kencang hingga Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem

    Banyuwangi Siaga Angin Kencang hingga Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem

    Banyuwangi (beritajatim.com) – masyarakat Banyuwangi diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang tengah melanda, seperti angin kencang dan bencana Hidrometeorologi. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan di sejumlah titik.

    Dijelaskan oleh Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur diprediksi terjadi mulai tanggal 18 hingga 27 Mei 2025.

    Secara klimatologi, wilayah Banyuwangi saat ini sudah memasuki musim kemarau, meskipun sebagian daerah masih berada dalam fase peralihan.

    “Di masa peralihan atau pancaroba itulah sehingga masih berpotensi terjadinya cuaca ekstrem,” katanya.

    Rahmayani menyebut bahwa dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa. Fenomena tersebut diperparah dengan gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MGO) dan gelombang low yang diperkirakan akan melintasi wilayah Jawa Timur dalam waktu sepuluh hari ke depan.

    “Adanya fenomena itu masyarakat harap waspada adanya angin kencang dan angin puting beliung sehingga banyak pohon tumbang, termasuk bencana Hidrometeorologi seperti banjir, hingga tanah longsor,” tuturnya.

    “Untuk kecepatan 17 hingga 24 knots yang masuk kedalam kategori tinggi,” imbuh Rahmayani.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Menurutnya, potensi angin kencang, hujan dengan intensitas tinggi disertai petir, serta banjir masih mengancam wilayah Banyuwangi.

    “Jika tidak ada kepentingan, sebaiknya tetap berdiam diri saat kondisi cuaca tidak mendukung untuk keluar rumah,” ucapnya.

    Sebagai catatan, sebelumnya pada Kamis (22/5/2025) lalu, banjir telah terjadi di wilayah Desa Jelun, Kecamatan Licin. Kejadian ini menyebabkan terputusnya arus lalu lintas antara Kecamatan Licin dan Kecamatan Glagah karena banjir dari sebuah sungai.

    “Dari banjir tersebut mengakibatkan jalan rusak. Banjir itu diakibatkan oleh sampah ranting pohon yang menyumbat gorong-gorong,” terang Danang.

    Kasus lain di hari yang sama juga terjadi di Desa Setail, Kecamatan Genteng, di mana pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang mengganggu arus lalu lintas.

    “Masyarakat terus waspada dan mempersiapkan segala sesuatu seperti mantel saat keluar hingga menjaga kondisi fisik tubuh. Dalam 3 hari ini masyarakat juga dianjurkan untuk memantau kondisi cuaca melalui website, dan media sosial BMKG Banyuwangi,” imbuhnya.

    Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan masyarakat Banyuwangi dapat lebih waspada, mengurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca buruk, serta memantau informasi terkini dari instansi resmi untuk menghindari risiko bencana. [tar/ian]

  • Warga Banyuwangi Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Angin Kencang dan Banjir Melanda

    Warga Banyuwangi Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Angin Kencang dan Banjir Melanda

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Masyarakat Banyuwangi diimbau meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang melanda wilayahnya sejak beberapa hari terakhir. Fenomena ini diprediksi berlangsung hingga 27 Mei 2025 dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan, termasuk angin kencang, puting beliung, hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

    Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipicu oleh pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa, ditambah gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang low yang akan melintasi Jawa Timur dalam sepuluh hari ke depan.

    “Di masa peralihan musim kemarau ini masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem, dengan kecepatan angin antara 17 hingga 24 knots yang masuk kategori tinggi,” kata Rahmayani.

    Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terutama saat beraktivitas di luar ruangan. “Potensi angin kencang, hujan lebat disertai petir, serta banjir masih mengancam. Jika tidak mendesak, sebaiknya hindari keluar rumah saat cuaca buruk,” ujarnya.

    Peristiwa banjir yang terjadi pada 22 Mei 2025 di Desa Jelun, Kecamatan Licin, sempat memutus akses jalan antara Kecamatan Licin dan Glagah akibat sungai meluap yang dipicu oleh sampah dan ranting pohon menyumbat gorong-gorong. Pohon tumbang juga dilaporkan mengganggu arus lalu lintas di Desa Setail, Kecamatan Genteng akibat hujan deras dan angin kencang.

    Danang mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca melalui media resmi BMKG Banyuwangi dan mempersiapkan diri dengan perlengkapan seperti mantel hujan serta menjaga kondisi kesehatan.

    Dengan peringatan dini ini, diharapkan warga Banyuwangi dapat lebih waspada dan mengurangi aktivitas di luar ruangan demi menghindari risiko bencana akibat cuaca ekstrem. [alr/beq]

  • Longsor  Landa Tiga Wilayah di Magetan, Akses Jalan dan Fasilitas Air Minum Terdampak

    Longsor Landa Tiga Wilayah di Magetan, Akses Jalan dan Fasilitas Air Minum Terdampak

    Magetan (beritajatim.com) – Tiga titik longsor secara beruntun terjadi di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Jumat (23/5/2025). Tanah longsor dilaporkan melanda Desa Genilangit Kecamatan Poncol, Desa Sukowidi Kecamatan Panekan, serta Desa Sidomulyo Kecamatan Sidorejo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan langsung melakukan respons cepat dengan mengerahkan tim reaksi cepat dan berkoordinasi lintas instansi untuk menangani dampak longsor di masing-masing lokasi.

    Di Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, longsor terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di tebing jalan penghubung Wonomulyo–Genilangit. Tebing setinggi ±8 meter dan lebar ±5 meter runtuh dan menutup akses jalan sepenuhnya dengan material batu. Retakan pada tanah tebing diketahui sebagai penyebab utama peristiwa ini.

    Pusdalops-PB menerima laporan dari Perangkat Desa Genilangit satu jam kemudian dan langsung menurunkan tim dari TRC-PB untuk melakukan asesmen dan pendataan. Upaya pembersihan material dilakukan bersama unsur Pemdes Genilangit, Destana Genilangit, serta warga sekitar.

    Namun, longsor susulan kembali terjadi pada pukul 13.15 WIB, kembali menutup akses jalan. Hingga pukul 15.50 WIB, pembersihan material berhasil diselesaikan dan akses jalan kembali dibuka.

    Talud jalan di Desa Sukowidi, Panekan, Magetan yang longsor pada Jumat (23/5/2025).

    Sore harinya, longsor kedua terjadi di Desa Sukowidi, Kecamatan Panekan, sekitar pukul 16.55 WIB. Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang menyebabkan talud jalan desa longsor dengan kedalaman ±8 meter dan lebar ±7 meter. Material tanah longsor menimpa halaman rumah warga bernama Pak Min (50) serta merusak jaringan air bersih yang berdampak pada 9 kepala keluarga.

    Tim TRC-PB yang tiba di lokasi pada pukul 17.57 WIB segera melakukan tindakan awal, termasuk pemasangan terpal sebagai antisipasi longsor susulan. Pembersihan material dijadwalkan dilakukan secara gotong royong oleh warga.

    Pagar SDN Sidomulyo 1, di Desa Sidomulyo, Sidorejo, Magetan yang longsor pada Jumat (23/5/2025).

    Selang beberapa jam kemudian, longsor ketiga terjadi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidorejo, akibat hujan sedang hingga deras yang mengguyur wilayah tersebut sekitar pukul 17.00 WIB. Talud dan pagar SDN 1 Sidomulyo runtuh dengan panjang ±10 meter dan tinggi 2,5 meter. Material longsoran menutup 50 persen akses jalan dusun. BPBD menerima laporan pada pukul 19.30 WIB dan langsung mengirimkan tim untuk asesmen serta berkoordinasi dengan pihak sekolah dan pemdes. Kerja bakti pembersihan material dijadwalkan dilakukan keesokan harinya oleh pihak sekolah, wali murid, dan masyarakat.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, mengimbau masyarakat Magetan untuk lebih berhati-hati, terutama saat beraktivitas di sekitar tebing tinggi, lereng curam, atau bangunan yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

    > “Kondisi cuaca yang tidak menentu dan kontur tanah yang labil berpotensi menimbulkan longsor sewaktu-waktu. Kami minta masyarakat untuk selalu waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda longsor,” ujarnya.

    BPBD Kabupaten Magetan juga menyediakan layanan tanggap darurat 24 jam untuk pelaporan bencana yang bisa diakses seluruh masyarakat. [fiq/ian]

  • BPBD Sumenep Keluarkan Peringatan Dini Tiga Jenis Bencana

    BPBD Sumenep Keluarkan Peringatan Dini Tiga Jenis Bencana

    Sumenep (beritajatim.com) – Kabupaten Sumenep berpotensi mengalami tiga jenis bencana alam selama masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, yaitu angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep mengeluarkan peringatan dini guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

    “Peringatan ini berdasarkan pola cuaca dan catatan kejadian selama tiga tahun terakhir. Biasanya kalau masa peralihan musim, tiga jenis bencana itu selalu berulang,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumenep, Ach. Laili Maulidy, Jumat (23/5/2025).

    BPBD menyebarkan peringatan dini melalui berbagai saluran informasi serta melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih siap menghadapi potensi bencana. Beberapa wilayah di Sumenep telah terdampak bencana serupa pada tahun-tahun sebelumnya, mulai dari angin puting beliung, tanah longsor di kawasan perbukitan, hingga banjir di sejumlah titik.

    Laili menyoroti persoalan banjir yang diperparah oleh perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan ke sungai. “Jadi banjir yang terjadi itu bukan sekadar akibat hujan deras, tapi juga disebabkan saluran air yang mampet karena sampah,” tegasnya.

    Untuk mengurangi dampak bencana, BPBD intens berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Sinergi lintas sektor juga terus didorong, termasuk dengan tokoh masyarakat dan dunia pendidikan, guna menumbuhkan budaya sadar bencana.

    “Masyarakat harus mulai memiliki budaya sadar bencana. Karena keselamatan itu dimulai dari diri sendiri. Ini perlu peran semua pihak terkait. Jadi meski bencana tidak bisa dihindari, tetapi setidaknya dampaknya bisa ditekan seminim mungkin,” jelasnya.

    Laili menambahkan, saat ini terjadi fenomena kemarau basah yang menurut prakiraan BMKG berpotensi memicu bencana seperti banjir. Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk proaktif menghadapi potensi bencana dan mulai mengubah perilaku.

    “Bencana ini bukan soal alam yang marah, tetapi karena manusia yang lalai. Jadi mulai sekarang harus sama-sama belajar mengubah perilaku, yakni jangan buang sampah sembarangan,” pungkasnya. [tem/beq]

  • Penyangga jembatan Cisumdawu Km 204 bergeser akibat pergerakan tanah

    Penyangga jembatan Cisumdawu Km 204 bergeser akibat pergerakan tanah

    Bandung (ANTARA) – Polres Sumedang, Jawa Barat, yang melakukan inspeksi menyeluruh di Tol Cisumdawu atas efek pergerakan tanah yang terjadi pada Sabtu (17/5) sekitar pukul 10.00 WIB, dan melaporkan salah satu kerusakan signifikan adalah tiang penyangga jembatan di Km 204 bergeser, hingga membutuhkan perbaikan serius.

    “Pada Km 204, Jembatan Cikadongdong Blok Cacaban Conggeang, tiang penyangga jembatan mengalami pergeseran yang membutuhkan perbaikan dalam jangka waktu hingga satu tahun,” kata Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono dalam laporan pada Kapolda Jabar yang dikutip di Bandung, Jumat.

    Dalam survei berlangsung pada Selasa (20/5), guna mengidentifikasi tingkat kerusakan akibat pergerakan tanah itu, Joko juga menyampaikan adanya situasi darurat pergerakan tanah yang terjadi di ruas Km 177, tepatnya di Blok Binong–Bojongtotor, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

    Di titik tersebut, lanjut dia, pergerakan tanah telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada infrastruktur jalan tol, termasuk retaknya barrier beton dan amblasnya badan jalan. Hal ini menyebabkan penutupan jalur cepat dan pengalihan seluruh kendaraan ke jalur lambat.

    “Kami telah berkoordinasi langsung dengan pihak PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT). Mereka membenarkan bahwa beberapa titik di ruas tol mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Saat ini, langkah-langkah pengamanan dan pengalihan jalur sudah diterapkan,” ujar Joko.

    Berdasarkan hasil pengecekan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang yang diterimanya, dia menjelaskan pada titik km 177 itu, mahkota longsoran mencapai panjang 170 meter dan tinggi sekitar 300 meter, menyebabkan jalan tol amblas hingga 50 cm.

    Hal tersebut, mengakibatkan sekitar 60 unit rumah warga di Dusun Bojongtotor juga berada dalam ancaman langsung.

    “Kami menekankan pentingnya penanganan cepat dan tepat untuk mencegah korban jiwa, baik dari bencana longsor maupun kecelakaan lalu lintas. Jika pergerakan tanah terus berlanjut, jalur Tol Cisumdawu arah Majalengka akan ditutup dan kendaraan dialihkan ke Gerbang Tol Sumedang dan Pamulihan,” ucap Joko.

    PT CKJT sendiri, tambah dia, dijadwalkan akan melakukan pengecekan lapangan yang akan dipimpin oleh Direksi PT CKJT bersama Prof Paulus selaku ahli.

    “Segala upaya sedang kami koordinasikan untuk memastikan situasi dapat dikendalikan dan risiko dapat diminimalkan,” tutur Joko.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Banjir Bengawan Solo di Gresik Mulai Surut

    Banjir Bengawan Solo di Gresik Mulai Surut

    Gresik (beritajatim.com)- Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo yang melintas di wilayah Gresik mulai surut. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Masih ada empat desa di tiga kecamatan tergenang meluapnya Sungai Bengawan Solo.

    Empat desa yang masih terdampak diantaranya Desa Bungah, Kecamatan Bungah. Di daerah ini, jalan poros desa (JPD) tergenang air 10 hingga 40 centimeter. Sementara rumah warga 25 unit, dan area sawah 45 hektar terendam banjir.

    Kondisi tersebut berbeda di daerah Kecamatan Dukun. Tepatnya, di Desa Madumulyorejo. Semula daerah ini tergenang banjir. Update terbaru sudah surut.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Hendriatmoko Herlambang mengatakan, surutnya banjir Bengawan Solo juga terjadi di Desa Sembayat, Kecamatan Manyar. Daerah yang berdekatan aliran sungai itu tidak ada genangan lagi.

    “Kami terus memantau perkembangan debit air Sungai Bengawan Solo. Sementara waktu masuk kategori hijau,” katanya, Jumat (23/5/2025).

    Kendati sudah surut lanjut dia, BPBD tetap menghimbau kepada masyarakat yang tempat tinggalnya berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo berhati-hati dan waspada karena masih musim hujan.

    “Jika debit air naik lagi, segera melapor ke pemerintah desanya masing-masing. Laporan ini segera ditindaklanjuti oleh BPBD Gresik,” ungkapnya.

    Seperti diberitakan, sebelumnya imbas meluapnya sungai Bengawan Solo. Ratusan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian mencapai 70 centimeter, atau setara lutut orang dewasa.

    Tiga kecamatan terdampak banjir akibat luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa ini, yaitu Kecamatan Dukun, Bungah, dan Manyar. Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menggenangi puluhan hektar lahan pertanian di sejumlah desa seperti Madumulyorejo, Jrebeng, Bungah, Mojopuro Wetan, dan Sembayat. [dny/aje]