Kementrian Lembaga: BPBD

  • Gelombang Tinggi Pesisir Selatan Banten Capai 4 Meter, BMKG Minta Warga Waspada – Page 3

    Gelombang Tinggi Pesisir Selatan Banten Capai 4 Meter, BMKG Minta Warga Waspada – Page 3

    BMKG secara khusus mengimbau para nelayan dan pelaku pelayaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi. Tinggi gelombang di Selat Sunda bagian barat Pandeglang diperkirakan berkisar antara 1.25 hingga 2.5 meter.

    Tiupan angin yang bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 05 – 30 km/jam juga perlu diwaspadai. Angin kencang ini dapat memperburuk kondisi gelombang dan membahayakan aktivitas pelayaran.

    “Kami minta nelayan siaga dan waspada menghadapi cuaca buruk itu agar tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama.

    Selain itu, wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Banten juga diimbau agar tidak berenang di sekitar pesisir pantai untuk mencegah kecelakaan laut.

    Bagi para nelayan yang tetap melaut, disarankan untuk menggunakan alat keselamatan yang memadai seperti jaket pelampung. Selain itu, pastikan kondisi kapal dalam keadaan baik dan laik laut. Selalu pantau informasi cuaca terkini dan hindari melaut jika kondisi cuaca memburuk.

  • Polres Jakut Gelar Trauma Healing Korban Kebakaran di Kapuk Muara – Page 3

    Polres Jakut Gelar Trauma Healing Korban Kebakaran di Kapuk Muara – Page 3

    Ratusan rumah semi permanen hangus terbakar dan sekitar 2.000 jiwa mengungsi imbas kebakaran hebat yang melanda kawasan padat penduduk di Jalan Gang Damai, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji menerangkan, kebakaran mulai terjadi pukul 12.18 WIB. Api baru berhasil dipadamkan setelah 11 jam melakukan upaya pemadaman dan pendinginan.

    “Pemadaman total tercatat selesai pada pukul 23.15 WIB setelah sebelumnya dilakukan proses pendinginan mulai pukul 16.11 WIB,” kata Isnawa dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/6/2025).

    Isnawa mencatat sedikitnya 500 unit rumah semi permanen yang ludes dilalap api. Selain itu, tiga warung dan satu gudang juga ikut hangus.

    “Tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kebakaran berdampak besar terhadap warga,” ucap dia.

    Untuk sementara, sekitar 400 kepala keluarga yang terdampak mengungsi di lahan milik PT. DHI. Tenda-tenda darurat telah disiapkan, lengkap dengan bantuan logistik dari BPBD dan dinas terkait.

    Isnawa mengatakan, BPBD langsung mengaktifkan mekanisme tanggap darurat untuk menjamin kebutuhan dasar para pengungsi dapat segera terpenuhi.

    “Kami memastikan bantuan logistik yang diberikan mencakup kebutuhan paling mendesak, termasuk air minum, perlengkapan anak, serta kebutuhan keluarga dan hunian sementara. Kami juga terus berkoordinasi dengan lintas sektor agar penanganan berjalan efektif,” jelas Isnawa.

  • Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya Megapolitan 8 Juni 2025

    Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap “Ngebul” ke Muka Saya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Salah satu warga bernama Misti (49) menceritakan perjuangannya menyelamatkan diri dari
    kebakaran di Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Misti mengaku, titik api berasal dari rumah warga yang berada di belakang kediamannya.
    “Soalnya, ini kebakarannya di belakang (rumah) saya, kita posisinya lagi pada tidur,” ucap Misti saat diwawancarai 
    Kompas.com
     di lokasi, Minggu (8/6/2025).
    Ketika terbangun, Misti terkejut melihat api sudah membakar area atap rumahnya.
    Ia segera membangunkan suaminya yang masih tertidur pulas. Suami Misti pun kaget melihat atap rumahnya sudah terbakar.
    “Namanya bangun tidur dibangunin jadi semaput, dia duduk lagi, duduk lagi, saya seret-seret suami saya,” jelas Misti.
    Ketika itu, suaminya nyaris tertimpa kayu atap rumahnya yang keropos akibat dilalap si jago merah.
    Beruntungnya, Misti dan suaminya tidak terluka karena kayu tersebut jatuh di samping badannya. Setelah itu, Misti dan suaminya berusaha ke luar dari kamar.
    “Saat saya keluar dari kamar, asap ngebul ke muka saya semua, jadi saya batuk-batuk, dan tenggorokannya sakit,” ucap Misti.
    Karena itu, Misti tak sempat menyelamatkan barang berharganya. Ia hanya mampu menyelamatkan satu kipas angin dan baju yang dikenakan di badan.
    “Tapi, Alhamdulillah kita mah enggak ngurusin apa yang bisa diselamatin, kita mikirin badan saya sampai enggak bisa lari gemetaran, api sudah di atas kepala saya, sudah panas,” beber dia.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama. Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab kebakaran di Kapuk Muara masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel Megapolitan 8 Juni 2025

    Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Korban
    kebakaran Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku kesulitan menggunakan toilet portabel.
    “Cuma banyak orang yang enggak mengerti (cara gunainnya) karena ini WC umum yang diinjak (flush) airnya,” ucap salah satu korban kebakaran bernama Sumarni (64).
    Sumarni mengaku bahwa di usianya yang sudah tak lagi muda, ia tak terbiasa menggunakan toilet portabel.
    Selain itu, air di toilet portabel yang tersedia kerap kali tak keluar.Hal itu lah yang membuat ia masih kesulitan untuk buang air besar dan kecil meski sudah ada toilet portabel.
    Selain sulit menggunakannya, jumlah toilet portabel dinilai masih terbatas.
    “Terus antre juga, itu kan buat ribuan warga ini cuma berapa toiletnya,” ungkap Sumarni.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, ada sekitar 12 toilet portabe; yang tersedia di dekat tenda pengungsian.
    Selain itu, tersedia pula dua toren air bersih yang merupakan bantuan dari PAM Jaya.
    Sementara warga lain bernama Misti (49) justru mengaku terbantu dengan keberadaan toilet portabel
    “Alhamdulilah ada cukup, mandi apa. Kalau air bersih juga ada (airnya),” jelas Misti.
    Misti justru menilai bantuan yang kurang hanya pakaian saja.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama. Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab
    kebakaran di Kapuk Muara
    masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian Megapolitan 8 Juni 2025

    Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Korban
    kebakaran Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku masih membutuhkan bantuan pakaian.
    Saat 
    Kompas.com
    mengunjungi posko pengungsian pada Minggu (8/6/2025) siang, sejumlah korban tampak tengah berebut memilih pakaian. Stok pakaian yang terbatas langsung habis diambil oleh para korban yang memang sangat membutuhkannya.
    Salah satu warga, Misti (49), terlihat sibuk mencari pakaian ganti karena saat kebakaran terjadi ia tidak sempat menyelamatkan pakaiannya.
    “Lagi mencari pakaian, enggak ada pakaian sama sekali. Cuma ini aja sama yang kemarin di badan,” ujar Misti di lokasi, Minggu (8/6/2025).
    Menurut Misti, bantuan makanan sudah melimpah. Bahkan, warga yang rumahnya tak terbakar pun ikut kebagian makanan karena stoknya yang banyak.
    Namun, untuk pakaian, stok bantuan masih dirasa sangat kurang.
    “Tapi, kalau baju enggak ada, atau kekurangan. Masih kurang bantuan pakaian,” jelas Misti.
    Saking kekurangan pakaian, Misti mengaku sampai meminta baju kepada tetangganya yang tidak menjadi korban.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
    Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab
    kebakaran di Kapuk Muara
    masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur Megapolitan 8 Juni 2025

    Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah korban
    kebakaran Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara, berharap adanya bantuan alas tidur berupa matras atau kasur untuk digunakan di tenda pengungsian.
    “Dari awal mengungsi tidak ada alas tidurnya. Cuma mau tidak mau, adanya ini, siapa tahu ada donatur kasihan mau ngasih kasur, ngasih bantal,” jelas salah satu warga bernama Sumarni (64) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu (8/6/2025).
    Selain alas tidur, Sumarni juga berharap agar adanya bantuan sembako berupa beras.
    Menurut Sumarni, bantuan beras sangat penting bagi para korban agar dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saat mereka mulai mengontrak rumah dan tidak lagi tinggal di tenda pengungsian.
    Senada dengan Sumarni, warga lain bernama Ayu Wulansari (34) juga mengaku membutuhkan bantuan alas tidur.
    Sebab, ia hanya memiliki kasur butut yang berhasil diselamatkan saat kebakaran. Kasur itu menjadi satu-satunya alas tidur untuk bayinya yang masih berusia tiga bulan.
    “Enggak ada. Ini cuma pakai kasur yang dibawa kemarin selamat, kalau (kasur) buat bayi enggak ada. Kita tidur aja beralaskan terpal,” jelas Ayu.
    Ayu mengatakan, tidur di tenda pengungsian membuat bayinya kepanasan dan lebih sering rewel.
    Selain itu, satu tenda pengungsian bisa diisi sekitar 100 orang sehingga membuat kondisi semakin pengap dan tak nyaman.
    Oleh karena itu, ia berharap agar ke depannya ada alas tidur yang layak untuk para korban.
    Berdasarkan pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, hampir sebagian besar tenda pengungsian hanya beralaskan terpal. Hanya ada beberapa tenda yang terlihat sudah terdapat matras untuk alasnya.
    Warga yang tinggal di tenda tanpa matras terpaksa tidur dengan beralaskan terpal saja. Beberapa di antaranya menggunakan kain seadanya sebagai alas tidur.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
    Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab
    kebakaran di Kapuk Muara
    masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan Megapolitan 8 Juni 2025

    Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    akan memprioritaskan bantuan bagi balita yang menjadi korban
    kebakaran di Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara.
    Pramono menyampaikan, sebagian besar kebutuhan balita di tenda pengungsian sudah terpenuhi.
    “Balita menjadi prioritas bagi kami. Karena tadi ada bayi yang 3 bulan, ada yang 5 bulan, kebetulan saya berdialog secara langsung, relatif apa yang menjadi kebutuhan dasarnya terpenuhi,” ucap Pramono usai menemui korban
    kebakaran Kapuk Muara
    di lokasi pengungsian, Minggu (8/6/2025).
    Dalam kunjungannya ke pengungsian, Pramono menyerahkan secara simbolis beberapa bantuan untuk para korban kebakaran, di antaranya perlengkapan bayi, perlengkapan anak sekolah, peralatan mandi, obat-obatan, hingga sembako.
    Selain itu, ia juga memastikan susu formula untuk bayi dan balita yang menjadi korban kebakaran sudah disediakan.
    Meski demikian, Pramono mengaku tengah memikirkan nasib para korban ke depannya. Ia juga belum dapat memastikan apakah warga akan direlokasi atau bagaimana penanganan selanjutnya.
    Rencananya, Pramono akan membahas nasib para korban kebakaran tersebut dalam rapat bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
    Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab kebakaran di Kapuk Muara masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Teken Pergub 1 RT 1 APAR untuk Antisipasi Kebakaran di Permukiman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Pramono Teken Pergub 1 RT 1 APAR untuk Antisipasi Kebakaran di Permukiman Megapolitan 8 Juni 2025

    Pramono Teken Pergub 1 RT 1 APAR untuk Antisipasi Kebakaran di Permukiman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku sudah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) baru yang mewajibkan setiap RT memiliki satu alat pemadam api ringan (
    APAR
    ).
    “Saya barusan menandatangani tentang pergub tentang APAR,” ucap Pramono saat ditemui di lokasi
    kebakaran Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (8/6/2025).
    Pergub ini dibuat untuk mencegah terjadinya kebakaran hebat di kawasan padat penduduk kembali terjadi.
    Pramono juga menyebutkan bahwa Gerakan “Satu RT, Satu APAR” sebenarnya sudah ada sejak lama.
    Namun, karena kebakaran sering kali terjadi secara tiba-tiba dan sulit diprediksi, pemanfaatan APAR selama ini belum optimal. Selain itu, belum semua RT di Jakarta memiliki APAR.
    “Saya yakin mungkin di sini belum semua RT itu setiap RT 1 APAR. Karena pemerintah DKI memang menyiapkan untuk itu,” jelas Pramono.
    Pramono pun menargetkan agar setiap RT di Jakarta sudah memiliki APAR pada bulan Agustus mendatang.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
    Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab
    kebakaran di Kapuk Muara
    masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sapi Kurban Ngamuk dan Terjun ke Sungai, Evakuasi Dramatis di Ponpes Tebuireng Jombang Berlangsung 3 Jam

    Sapi Kurban Ngamuk dan Terjun ke Sungai, Evakuasi Dramatis di Ponpes Tebuireng Jombang Berlangsung 3 Jam

    Jombang (beritajatim.com) — Suasana sore di Pondok Pesantren Tebuireng yang biasanya khidmat menjelang penyembelihan hewan kurban, mendadak berubah tegang pada Sabtu (7/6/2025). Seekor sapi kurban yang hendak disembelih tiba-tiba mengamuk, lepas dari kendali panitia, lalu lari ke jalan raya dan akhirnya tercebur ke sungai di depan pondok.

    Insiden ini sontak menarik perhatian ratusan santri dan warga sekitar. Kepanikan pun merebak, mengingat ukuran sapi yang besar dan kekuatan liarnya yang tak terduga. Panitia dan para santri sempat mencoba mengevakuasi sendiri, namun kesulitan menjinakkan hewan yang panik itu.

    Damkar Turun Tangan

    Sekitar pukul 17.25 WIB, panitia akhirnya menghubungi Pos Pemadam Kebakaran Jombang. Tak lama, laporan ditindaklanjuti ke pimpinan, dan tim penyelamat gabungan dari BPBD Jombang, Pusdalops-PB, serta regu Damkar segera diterjunkan ke lokasi. Satu unit mobil rescue beserta peralatan khusus diberangkatkan untuk menangani situasi tersebut.

    Tim tiba pukul 17.55 WIB dan langsung melakukan koordinasi cepat di lapangan, bekerja sama dengan Polsek Diwek, Babinsa, pengurus pondok, dan warga. Mengingat situasi yang cukup riskan—karena sapi bisa kembali mengamuk jika stres—evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati.

    Evakuasi Penuh Ketegangan

    Komandan PMK yang juga Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Syamsul Bahri, mengatakan bahwa proses evakuasi memakan waktu sekitar tiga jam.

    “Kita menerima laporan pukul 17.25 WIB, dan sapi berhasil dievakuasi sekitar pukul 20.00 WIB. Prosesnya cukup sulit karena lokasinya di sungai dan sapi dalam kondisi stres. Kita pastikan tidak ada warga maupun personel yang terluka,” ujarnya pada Minggu (8/6/2025).

    Seluruh proses evakuasi disaksikan oleh ratusan santri yang memadati pinggir sungai. Teriakan takbir menggema ketika sapi akhirnya berhasil diamankan ke darat menggunakan tali dengan bantuan alat dari mobil rescue.

    Meski dramatis, kejadian ini berakhir tanpa korban. Sapi kurban berhasil diselamatkan dan tetap dapat digunakan dalam prosesi penyembelihan. Tim BPBD Jombang pun kembali ke markas pada pukul 20.00 WIB. [suf]

  • DKI kemarin, limbah kurban jadi pupuk hingga puncak arus balik kereta

    DKI kemarin, limbah kurban jadi pupuk hingga puncak arus balik kereta

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita di DKI Jakarta pada Sabtu (7/6) masih menarik untuk disimak hari ini mulai dari 115 Kg limbah hewan kurban di Angke Jakbar diolah jadi pupuk organik hingga puncak arus balik kereta api diprediksi terjadi Senin.

    Berikut rangkumannya:

    115 Kg limbah hewan kurban di Angke Jakbar diolah jadi pupuk organik

    Sebanyak 115 kilogram limbah yang berasal dari proses pemotongan hewan kurban di wilayah Kelurahan Angke dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

    Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi mendukung upaya tersebut sebagai tindakan eco-kurban.

    “Semangat eco-kurban itu hal penting dalam rangkaian penyelenggaraan Idul Adha setiap tahunnya, baik dari tempat kandang hewan kurban, penyembelihan sampai pembersihan lokasi penyembelihan,” kata Hariadi saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Puncak arus balik kereta api diprediksi terjadi Senin

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta memprediksi puncak arus balik penumpang kereta api pada libur panjang Idul Adha 1446 Hijriah/2025 akan terjadi pada Senin (9/6).

    “Hingga Sabtu ini, tercatat sebanyak 41.146 pelanggan telah memesan tiket kereta api jarak jauh (KAJJ) untuk hari Senin (9/6),” ujar Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pemkot Jakut tangani cepat ribuan korban kebakaran Kapuk Muara

    Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) memastikan penanganan secara cepat terhadap ribuan korban terdampak kebakaran di Kampung Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, baik pemadaman api maupun pemberian bantuan natura atau barang bagi mereka.

    “Alhamdulillah petugas dan warga bergerak cepat memadamkan api, begitupun bantuan natura bagi korban terdampak yang cepat kami salurkan,” kata Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    BPBD distribusikan bantuan logistik bagi korban kebakaran di Jakut

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mendistribusikan bantuan bagi korban kebakaran di Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara.

    “Kami berkoordinasi dengan lintas sektor agar penanganan berjalan efektif,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Damkar evakuasi sapi kurban yang jatuh ke selokan

    Petugas dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur mengevakuasi seekor sapi kurban yang terjatuh ke dalam selokan di Jalan Galur, Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu.

    Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur Muchtar di Jakarta , Sabtu, menyebutkan sapi itu awalnya hendak disembelih, namun kemudian terjatuh ke dalam selokan.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025