Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir Mojokerto Rendam 137 Rumah, Polisi dan TNI Evakuasi Warga dengan Perahu Karet

    Banjir Mojokerto Rendam 137 Rumah, Polisi dan TNI Evakuasi Warga dengan Perahu Karet

    Mojokerto (beritajatim.com) – Air setinggi lutut orang dewasa membanjiri rumah-rumah warga di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Senin (9/6/2025). Di tengah kepanikan, sejumlah personel Polri/TNI tampak berjibaku mengevakuasi warga, termasuk anak-anak dan lansia, dari rumah yang mulai tergenang air.

    Banjir yang merendam tiga desa yakni Talunblandong, Banyulegi, dan Pulorejo dipicu oleh hujan deras sejak dini hari yang menyebabkan debit Sungai Lamong meningkat tajam. Sungai yang membentang dari Lamongan hingga Mojokerto itu meluap, menggenangi 137 rumah dan merendam 39,5 hektare sawah dan lahan tebu di lima dusun.

    Polres Mojokerto Kota bergerak cepat. Di bawah koordinasi Kapolsek Dawarblandong AKP Bakir, personel Polri bersama TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Dawarblandong, dan relawan langsung turun ke lokasi membantu evakuasi dan menyalurkan bantuan darurat.

    “Kami tidak ingin warga menghadapi situasi ini sendirian. Kami hadir dan akan terus memantau serta membantu semaksimal mungkin. Kami akan terus bersiaga dan memantau situasi di lapangan. Laporan perkembangan akan segera disampaikan secara berkala kepada Pimpinan,” ungkapnya.

    Beberapa warga dievakuasi menggunakan perahu karet, sementara yang lain memilih bertahan di rumah sambil menunggu air surut. Petugas juga memberikan imbauan agar warga tetap waspada, terutama mereka yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Lamong.

    Langkah-langkah tanggap darurat pun telah dilakukan, termasuk koordinasi dengan Forkopimcam dan instansi terkait guna siaga bencana banjir. Selain evakuasi, petugas juga menyiapkan titik-titik pengungsian dan distribusi logistik jika banjir berlangsung lebih lama.

    Sebelumnya, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada, Minggu (8/6/2025) menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto dilanda banjir luapan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mencatat dua kecamatan terendam banjir.

    Yakni Kecamatan Mojoanyar dan Dawarblandong. Berdasarkan pantauan Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, hujan mulai mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto sejak pukul 23.30 WIB dan mengakibatkan meningkatnya debit beberapa anak sungai, termasuk Sungai Sadar. [tin/kun]

  • Bocah Berkebutuhan Khusus Hilang di Bengawan Solo, Pencarian Dihentikan Setelah 7 Hari

    Bocah Berkebutuhan Khusus Hilang di Bengawan Solo, Pencarian Dihentikan Setelah 7 Hari

    Gresik (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan menghentikan pencarian bocah berinisial AAH (9) yang tenggelam di Sungai Bengawan Solo. AAH hingga hari ketujuh belum ditemukan, sehingga tim SAR menutup operasi pencarian terhadap bocah malang asal Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Gresik itu.

    AAH merupakan anak berkebutuhan khusus. Bocah tersebut dinyatakan hilang sejak Senin (2/6). Namun, hingga hari ketujuh petugas gabungan belum menemukan keberadaan AAH.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Sukardi mengatakan, pencarian selama tujuh hari dihentikan sejak kemarin (8/6). Namun, bila dikemudian hari ada tanda-tanda keberadaan korban. Pencarian dilanjutkan kembali. “Sampai sekarang pencarian belum membuahkan hasil. Sejak kemarin operasi kami hentikan,” katanya, Senin (9/6/2025).

    Lebih lanjut Sukardi menuturkan, pihak keluarga korban sudah diberitahu terkait dengan pencarian AAH. Malah juga diajak ke posko tim gabungan, dan diberitahu mengenai penghentian operasi pencarian. “Dari pihak keluarga menerima apa yang menjadi keputusan tim gabungan meski dengan berat hati,” tuturnya.

    Sukardi menambahkan, sebelumnya tim gabungan tetap menjalankan tugas mencari keberadaan korban yang tenggelam di Sungai Bengawan Solo. Bahkan, ada petunjuk yang dimiliki petugas adalah jejak kaki dan sandal korban yang ditemukan di tepi sungai.

    Hal itu menjadi petunjuk kuat yang mengarahkan pencarian di aliran sungai bengawan solo. “Ada dugaan korban terpeleset lalu jatuh di Bengawan Solo. Berbagai upaya pun telah dilakukan petugas, mulai dari menyisir sungai sejauh 15 kilometer ke arah aliran air, dan memakai metode penjangkaran,” imbuhnya.

    Tim gabungan juga membuka pintu air Bendung Gerak Sembayat (BGS) guna mengurai sampah-sampah di sungai. “Kita sudah maksimalkan pencarian selama tujuh hari. Namun belum membuahkan hasil,” pungkas Sukardi. [dny/kun]

  • Kerja Bakti Bersihkan DAM Tersumbat, Pjs Bupati Mojokerto Turun Langsung

    Kerja Bakti Bersihkan DAM Tersumbat, Pjs Bupati Mojokerto Turun Langsung

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto bersama warga Desa Kintelan, Kecamatan Puri, menggelar kerja bakti membersihkan DAM yang tersumbat sampah dan rumpun bambu. Kegiatan diikuti oleh berbagai unsur masyarakat dan pemerintah.

    Turut hadir dalam kerja bakti tersebut Pjs Bupati Mojokerto, jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, unsur TNI/Polri, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), perangkat desa, serta masyarakat setempat. Hujan yang terjadi sejak, Minggu (8/6/2026) menyebabkan aliran sungai tersumbat.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim menjelaskan bahwa, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi potensi banjir dan memperlancar aliran air di wilayah tersebut. “Kolaborasi lintas sektor ini sangat penting untuk menjaga lingkungan dan mencegah bencana,” ungkapnya.

    Selain itu, keterlibatan masyarakat menunjukkan kesadaran kolektif dalam menjaga fasilitas umum. Pihaknya diharapkan, pembersihan DAM ini bisa menjadi langkah awal untuk perawatan lingkungan secara berkelanjutan, terutama menjelang musim hujan. [tin/kun]

  • Delapan KK di Dusun Klanting Mengungsi Akibat Banjir Mojokerto, Satu Warga Tersengat Listrik

    Delapan KK di Dusun Klanting Mengungsi Akibat Banjir Mojokerto, Satu Warga Tersengat Listrik

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebanyak delapan Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 32 jiwa di Dusun Klanting, Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka pada Senin (9/6/2025). Langkah ini dilakukan karena genangan air masih merendam rumah warga dan akses jalan desa, meskipun debit air mulai surut.

    Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto telah turun ke lokasi untuk melakukan kajian cepat dan pendataan dampak banjir. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD terus memantau perkembangan situasi dan memberikan laporan terkini kepada pimpinan daerah.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida menjelaskan, terdapat enam desa di dua kecamatan yang terdampak banjir. “Yakni satu desa di Kecamatan Mojoanyar dan lima desa di Kecamatan Dawarblandong. Namun hanya di Desa Pulorejo, Dawarblandong ada yang mengungsi,” ungkapnya.

    Di Desa Pulorejo sendiri, tiga dusun terendam banjir yakni Dusun Klanting, Dusun Beru, dan Dusun Pulo. Sebanyak 100 rumah dilaporkan terdampak genangan air dengan ketinggian rata-rata mencapai 30 cm. Selain itu, sekitar 15 hektare lahan pertanian juga terkena dampak.

    Insiden juga terjadi saat warga mencoba menyelamatkan barang-barang mereka dari rendaman air. “Saat menyelamatkan barang-barang, ada salah satu warga tersengat listrik. Korban seorang perempuan saat ini dirawat di Puskesmas Dawarblandong,” katanya.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan perangkat desa. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama jika hujan kembali turun dalam beberapa hari ke depan,” lanjutnya.

    Banjir yang terjadi ini merupakan dampak dari hujan berintensitas sedang hingga lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Mojokerto pada Minggu malam (8/6/2025). Hujan mulai turun sejak pukul 23.30 WIB berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, yang mengakibatkan meningkatnya debit air sejumlah anak sungai, termasuk Sungai Sadar.

    Situasi ini memperkuat pentingnya koordinasi antara warga, pemerintah desa, dan BPBD untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan. [tin/suf]

  • BPBD Kabupaten Mojokerto: Dua Kecamatan Terendam

    BPBD Kabupaten Mojokerto: Dua Kecamatan Terendam

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada, Minggu (8/6/2025) menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto dilanda banjir luapan.

    Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mencatat dua kecamatan terendam banjir.

    Yakni Kecamatan Mojoanyar dan Dawarblandong. Berdasarkan pantauan Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, hujan mulai mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto sejak pukul 23.30 WIB dan mengakibatkan meningkatnya debit beberapa anak sungai, termasuk Sungai Sadar.

    Air banjir mulai masuk pemukiman warga pada, Senin (9/6/2025) sekitar pukul 02.30 WIB. Air luapan beberapa anak sungai termasuk Sungai Sadar merendam permukiman warga serta lahan pertanian di beberapa kecamatan, terutama di wilayah Mojoanyar dan Dawarblandong.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida menyampaikan, sedikitnya lebih dari 350 rumah warga terdampak banjir dengan ketinggian air di dalam rumah berkisar antara 10 hingga 40 cm. Selain itu, banjir juga menggenangi akses jalan desa dengan ketinggian air mencapai 80 cm.

    “Air banjir juga merendam sekitar 40 hektare lahan pertanian. Di Kecamatan Mojoanyar, banjir merendam Dusun Tambakrejo, Desa Gayaman. Sementara di Kecamatan Dawarblandong, banjir merendam lima desa yakni Desa Talunblandong, Pulorejo, Banyulegi, Sumberwuluh dan Simongagrok,” ungkapnya.

    Masih kata Kalak, di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, banjir merendam Dusun Tambakrejo. Sebanyak enam rumah terdampak setinggi 10–20 cm. Sementara di jalan desa tergenang hingga 80 cm. Di Desa Talunblandong, Kecamatan Dawarblandong, banjir merendam Dusun Sepat dan Talinbrak.

    “Di Dusun Sepat, ada 66 rumah terdampak dengan ketinggian 20–30 cm. Sementara di Dusun Talunbrak ada sebanyak 55 rumah terdampak dan lahan pertanian ±6 Ha ikut terendam. Di Desa Banyulegi, air banjir merendam Dusun Ngarus, sebanyak 50 rumah terdampak, dengan genangan setinggi 40 cm dan sawah ±8 Ha,” jelasnya.

    Di Desa Sumberwuluh, air banjir merendam Dusun Geneng dan masuk ke dalam 17 rumah dan sawah ±5 Ha ikut terendam. Di Desa Pulorejo, ada tiga dusun terendam yakni Dusun Klanting, Beru, dan Pulo dengan total 100 rumah terdampak. Genangan air rata-rata 30 cm dan lahan pertanian ±15 Ha ikut terdampak.

    “Di Desa Simongagrok, air banjir merendam Dusun Ngagrok yang menyebabkan 7 rumah terdampak dengan ketinggian air ±30 cm. Trend air perlahan mulai surut, namun masih dalam pantauam petugas gabungan yang ada di lapangan,” ujarnya. [tin/ted]

  • Peduli Korban Banjir, Kapolres Jombang dan BPBD Salurkan Bantuan Sembako

    Peduli Korban Banjir, Kapolres Jombang dan BPBD Salurkan Bantuan Sembako

    Jombang (beritajatim.com) – Warga Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang yang terdampak banjir mendapatkan bantuan sembako melalui kegiatan bhakti sosial yang dilaksanakan pada Senin, 9 Juni 2025.

    Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan, didampingi oleh Plt Kalaksa BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quinyas.

    Kegiatan dimulai pukul 14.00 WIB di Balai Desa Kademangan. Rombongan disambut oleh Camat Mojoagung, Kapolsek Mojoagung Kompol Yogas, serta sejumlah perwakilan Muspika lainnya. Sebanyak 20 orang turut serta dalam kegiatan penyaluran bantuan tersebut.

    Pukul 14.15 WIB, bantuan sembako secara simbolis diserahkan kepada perwakilan keluarga terdampak banjir. Usai penyerahan simbolis, AKBP Ardi Kurniawan bersama Plt Kalaksa BPBD dan jajaran Muspika Mojoagung menyambangi langsung rumah-rumah warga yang menjadi korban banjir.

    Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kondisi warga pasca banjir serta menyampaikan dukungan moril dari aparat setempat. “Ini bentuk kepedulian kami, agar warga tidak merasa sendiri menghadapi musibah,” ujar AKBP Ardi Kurniawan.

    Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quinyas, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap wilayah rawan banjir dan mengutamakan penanganan cepat bagi masyarakat yang terdampak. “Air mulai surut,” katanya.

    Kegiatan bhakti sosial ini berakhir pukul 15.10 WIB. Meski singkat, aksi tersebut membawa pesan kuat bahwa pemerintah dan aparat hadir di tengah masyarakat saat bencana melanda. Kepedulian ini menjadi bagian penting dari upaya membangun ketangguhan sosial dalam menghadapi bencana alam, khususnya di kawasan rawan banjir seperti Desa Kademangan. [suf]

  • 2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    SUMUT – Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara (Sumut) mencatat 104 rumah di Kabupaten Batubara rusak akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut yang diterima Senin, 9 Juni, cuaca ekstrem yang terjadi Satu 7 Juni itu melanda dua Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Lima Puluh Persisir.

    Pusdalops PB Sumut mencatat cuaca ekstrem yang diakibatkan hujan deras disertai angin kencang itu menyebabkan bencana alam angin puting beliung.

    Atas kejadian tersebut Pusdalops PB Sumut mendata 103 rumah dan satu rumah ibadah di Kecamatan Medang Deras mengalami rusak sedang. Sedangkan di Kecamatan Lima Puluh Persisir tercatat hanya satu rumah yang mengalami rusak ringan.

    Sebanyak 103 rumah yang mengalami rusak tersebar di Desa Pemalang Nibung sembilan rumah, Desa Pakam 22 rumah, Desa Medang 40 rumah, Desa Durian dua rumah, Desa Pematang Cengkering tiga rumah dan Desa Medang Baru empat rumah.

    Lalu, Desa Lalang 13 rumah dan satu rumah ibadah, Desa Pakam Raya empat rumah, Desa Mandarsah satu rumah, Desa Nenassiam dua rumah dan Desa Pangkalan Dodek 1 rumah.

    Sedangkan, di Kecamatan Lima Puluh Persisir terjadi di Desa Gambus Laut yang melanda satu rumah rusak ringan.

    Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan berdasarkan laporan yang diterima tidak ada pengungsian.

    “Jumlah luka-luka dan meninggal dunia berdasarkan laporan yang diterima juga nihil,” ujar Sri Wahyuni.

    Yuyun, sapaan akrabnya mengatakan berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan sejumlah pemangku kebijakan terkait

    “Pemerintah setempat melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, lalu melakukan asesmen dan menyalurkan

    bantuan berupa sembako serta perlengkapan lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata dia.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut, kondisi terkini atas kejadian bencana alam tersebut dalam proses pemulihan atau pembersihan material.

  • Enam Desa di Balongpanggang Gresik Tergenang Banjir, Kali Lamong Kembali Meluap

    Enam Desa di Balongpanggang Gresik Tergenang Banjir, Kali Lamong Kembali Meluap

    Gresik (beritajatim.com) – Enam desa di Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, dilaporkan terendam banjir akibat luapan Kali Lamong setelah hujan deras mengguyur sejak Minggu (8/6/2026). Ketinggian air di sejumlah titik mencapai 120 centimeter dan merendam ratusan rumah serta fasilitas umum.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Hendriatmoko Herlambang menyatakan, banjir terjadi karena curah hujan tinggi dan limpasan air dari wilayah hulu Kali Lamong. Akibatnya, air meluap ke pemukiman warga yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Lamong.

    “Penyebab banjir ini akibat curah hujan yang cukup tinggi, dan air kiriman dari wilayah hulu Kali Lamong yang meningkat kemudian meluap ke pemukiman warga,” kata Micko, sapaan akrabnya, Senin (9/6/2026).

    Enam desa yang terdampak banjir antara lain Desa Ngampel, Dapet, Sekarputih, Wotansari, Karang Semanding, dan Banjaragung.

    Di Desa Ngampel, jalan lingkungan dan rumah warga tergenang air dengan ketinggian antara 10 hingga 50 centimeter. Di Desa Dapet, kondisi lebih parah. Jalan Poros Desa (JPD) tergenang hingga 120 centimeter, 529 rumah terdampak, dan satu sekolah TK ikut terendam.

    Desa Sekarputih mencatatkan dampak signifikan dengan 261 rumah warga tergenang banjir setinggi 10 hingga 50 centimeter. Selain itu, 36 hektar sawah turut terendam air.

    Desa Wotansari juga tidak luput dari luapan air. Sebanyak 232 rumah warga terendam hingga 50 centimeter, dan fasilitas umum seperti SDN 143 Gresik serta makam desa ikut terdampak.

    Di Desa Karang Semanding, banjir menggenangi JPD, sedangkan di Desa Banjaragung air menggenangi jalan lingkungan dengan ketinggian sekitar 70 centimeter.

    Menanggapi kondisi ini, BPBD Gresik telah melakukan pemantauan curah hujan di wilayah DAS Kali Lamong. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa terdampak terus dilakukan untuk meminimalkan dampak lanjutan.

    “Kami juga berkordinasi dengan pemerintah desa yang terdampak banjir. Serta menghimbau kepada warga yang berada di DAS Kali Lamong tetap waspada bila ada peningkatan debit air,” imbuh Micko. [dny/beq]

  • Kebutuhan penyintas kebakaran di Kapuk Muara terpenuhi

    Kebutuhan penyintas kebakaran di Kapuk Muara terpenuhi

    Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat saat meninjau lokasi kebakaran pada Minggu (8/6/2025).ANTARA/HO-Pemkot Jakut

    Pemkot Jakut : Kebutuhan penyintas kebakaran di Kapuk Muara terpenuhi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 09 Juni 2025 – 15:00 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) memastikan kebutuhan dasar bagi penyintas kebakaran di RT 17 RW 04, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jumat (6/6) di lokasi pengungsian, terpenuhi dengan baik.

    “Alhamdulillah, kebutuhan dasar seperti makanan minuman dan layanan kesehatan telah terpenuhi dengan baik,” kata Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat, di Jakarta, Senin.

    Ia mencatat ada 1.387 jiwa mengungsi di 15 unit tenda pengungsian yang telah didirikan di lokasi pengungsian.

    Menurut dia, untuk makanan tersedia cukup banyak dan dibagikan juga ke warga sekitar yang tidak terdampak langsung.

    “Meski demikian, masih ada beberapa kebutuhan yang perlu dipenuhi,” kata dia.

    Ia mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menambah pasokan air bersih dan fasilitas sanitasi.

    “Tadi sudah dikirim tambahan delapan unit WC portabel serta pompa untuk toren air bersih,” kata dia.

    Pihaknya juga merespon cepat keluhan soal sirkulasi udara yang buruk di beberapa tenda rendah.

    Ia langsung meminta pemasangan kipas angin agar suhu dan kenyamanan di dalam tenda lebih baik.

    Selain itu, kebutuhan alas tidur juga menjadi perhatian karena sebagian pengungsi masih tidur beralaskan terpal.

    “Kami akan upayakan bantuan alas tidur melalui BPBD, Baznas, PMI, dan juga dan tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dari swasta,” tambahnya.

    Pemkot Jakut juga menyiapkan posko pengaduan untuk memastikan warga tetap mendapatkan layanan dasar termasuk dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan BPJS yang hilang akibat kebakaran.

    “Data mereka tetap ada di kami. Kami pastikan semuanya bisa dipulihkan agar warga tetap mendapat hak-haknya,” kata dia.

    Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menunjukkan solidaritas.

    Ada pun sejumlah kebutuhan lain yang masih dibutuhkan warga pengungsi antara lain selimut, handuk, alat mandi, minyak telon, obat-obatan, susu balita, susu formula, pakaian dewasa dan anak-anak, pembalut, serta sarung atau mukena.

    “Bantuan dari masyarakat luas masih sangat diharapkan untuk membantu meringankan beban para korban,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Banjir Parah Terjang Mojoagung Jombang, 255 KK Terdampak di Desa Kademangan

    Banjir Parah Terjang Mojoagung Jombang, 255 KK Terdampak di Desa Kademangan

    Jombang (bertajatim.com) – Banjir besar kembali menerjang wilayah Kabupaten Jombang. Kali ini, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, menjadi lokasi terparah akibat luapan tiga sungai sekaligus: Sungai Gunting, Sungai Pancir, dan Sungai Catakbanteng.

    Hujan deras yang mengguyur wilayah ini sejak Minggu sore (8/6/2025) membuat debit air meningkat tajam dan tak tertampung hingga menyebabkan banjir pada Senin pagi (9/6/2025).

    Ketinggian air di Desa Kademangan mencapai antara 70 hingga 200 sentimeter. Air mulai memasuki kawasan pemukiman warga sekitar pukul 05.00 WIB. Warga pun bergegas memindahkan barang-barang berharga mereka ke tempat yang lebih tinggi.

    Banjir ini juga berdampak pada tujuh desa lainnya di Kecamatan Mojoagung. Yakni Desa Mancilan, Betek, Tejo, Karobelah, Dukuhmojo, Miagan, dan Mojotrisno. Namun, kondisi paling parah terjadi di Desa Kademangan.

    “Kondisi paling parah di Desa Kademangan. Ketinggian air mencapai 200 meter,” kata Sertu Muntoha, petugas dari Koramil Mojoagung yang memantau langsung ke lokasi.

    Muntoha menyebut, sebanyak 255 kepala keluarga terdampak banjir di Desa Kademangan. Namun demikian, belum ada warga yang mengungsi. Menurutnya, masyarakat setempat sudah terbiasa dengan karakteristik banjir di wilayah tersebut. “Ini tren air mulai surut,” ujarnya.

    Salah satu warga, Faruk Edi (44), mengatakan banjir mulai memasuki rumah warga sekitar pukul 05.30 WIB. Hujan deras yang berlangsung selama berjam-jam membuat aliran sungai meluap ke jalanan dan pemukiman.

    “Ketinggian air di rumah sekitar 1 meter, kalau di jalan 2 meter kurang. Penyebabnya karena air sungai yang meluap akibat hujan deras tanpa henti. Yang meluap Sungai Gunting dan Catakbanteng,” pungkas Faruk yang memilih bertahan di rumah.

    Sementara itu, data dari BPBD Kabupaten Jombang hingga pukul 10.00 WIB mencatat bahwa banjir juga menerjang lima desa lain di luar Kecamatan Mojoagung. Yakni Dusun Sambigelar Desa Pojokkulon Kecamatan Kesamben, Desa Bakalanrayung dan Desa Tapen Kecamatan Kudu, serta Desa Palrejo, Desa Jogoloyo, dan Desa Balongsono di Kecamatan Sumobito.

    “Kami melalui Pusdalops PB telah berkoordinasi dengan seluruh perangkat desa terdampak untuk pemantauan lanjutan. Belum ada laporan kebutuhan mendesak, korban jiwa, maupun kerusakan berat. Namun demikian kami imbau masyarakat tetap waspada,” ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang Syamsul Bahri.

    Hingga saat ini, kondisi air dilaporkan mulai surut di beberapa titik. Namun kewaspadaan tetap diperlukan, mengingat curah hujan yang tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Jombang dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. [suf]