Kementrian Lembaga: BPBD

  • Diduga Epilepsi Kambuh, Pria di Bangkalan Tercebur ke Dalam Sumur

    Diduga Epilepsi Kambuh, Pria di Bangkalan Tercebur ke Dalam Sumur

    Bangkalan (beritajatim.com) – Nasib naas dialami oleh SF (35) warga Desa Kranggan Timur, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan. Ia ditemukan tak bernyawa setelah tercebur ke dalam sumur sedalam 8 meter.

    Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Bangkalan, Arif Rahman Surya Atmaja mengatakan kejadian bermula saat korban hendak mandi sore. Diduga penyakit ayan yang dideritanya kumat.

    “Lalu korban tercebur ke dalam sumur. Tidak lama kemudian isterinya melihat korban didalam sumur dan meminta tolong warga,” ungkapnya, Rabu (11/6/2025).

    Warga berusaha menolong korban namun tidak ada yang berani masuk ke dalam sumur. Sehingga, warga melapor ke TNI-Polri dan BPBD Bangkalan untuk melakukan evakuasi.

    “Setelah itu tim gabungan melakukan evakuasi dan berhasil mengangkat korban yang sudah tidak bernyawa,” jelasnya.

    Saat diangkat, korban sudah tak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal dunia. Diduga korban kehabisan oksigen setelah tenggelam didalam sumur.

    “Korban lalu dibawa pihak keluarga untuk selanjutnya dikebumikan,” pungkasnya.[sar/aje]

  • Tim SAR Evakuasi Pendaki yang Terkilir saat Mendaki Gunung Klotok Kediri 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 Juni 2025

    Tim SAR Evakuasi Pendaki yang Terkilir saat Mendaki Gunung Klotok Kediri Surabaya 10 Juni 2025

    Tim SAR Evakuasi Pendaki yang Terkilir saat Mendaki Gunung Klotok Kediri
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com

    Tim SAR
    gabungan berhasil mengevakuasi seorang pendaki yang mengalami masalah kesehatan saat mendaki menuju Watu Bengkah di
    Gunung Klotok
    , Kota
    Kediri
    , Jawa Timur, Senin (9/6/2025) malam.
    Pendaki tersebut diketahui bernama Novian Risky (17), warga Karanganyar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
    Novian mengalami cedera kaki terkilir yang menghalanginya untuk menyelesaikan pendakian di gunung setinggi 500 meter di atas permukaan air laut (mdpl) tersebut.
    Aji Blangkon dari Wana Rescue, yang terlibat dalam evakuasi, menjelaskan bahwa survivor ditemukan masih berada di jalur pendakian, namun dalam kondisi tidak dapat berjalan.
    “Bukan hilang. Masih pada jalur tapi kakinya sakit sehingga tidak bisa jalan,” ungkap Aji Blangkon kepada Kompas.com, Selasa (10/6/2025).
    Tim gabungan memberikan bantuan kepada Novian, yang memiliki berat badan sekitar 100 kilogram, dengan cara memapahnya turun melalui jalur pendakian.
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, Joko Ariyanto, menjelaskan bahwa peristiwa ini bermula ketika Novian mendaki gunung bersama empat rekannya pada siang hari.
    “Menjelang perjalanan sore, survivor terkilir kakinya sehingga tak sanggup lagi naik,” ujar Joko Ariyanto.
    Situasi semakin mendesak seiring dengan gelapnya malam.
    Salah satu rekan Novian turun gunung untuk mencari pertolongan.
    Sementara itu, Novian juga berusaha mencari bantuan dengan menggunakan gadgetnya.
    Dalam pencariannya, ia menemukan nomor kedaruratan 112 yang merupakan layanan Lapor Mbak Wali Kota Kediri.
    “Laporan yang masuk itu lalu ditembuskan kepada BPBD, lalu kami turun evakuasi,” lanjut Joko Ariyanto.
    Operasi evakuasi berhasil diselesaikan sebelum tengah malam.
    Novian, yang masih dalam kondisi kesakitan pada kakinya, kemudian diserahkan kepada keluarganya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
    Watu Bengkah merupakan lokasi favorit bagi para pendaki di Gunung Klotok, menawarkan pemandangan indah berupa gugusan bukit dan hamparan hutan hijau.
    Pemandangan malam hari semakin menarik dengan temaram lampu-lampu Kediri yang terlihat dari puncak gunung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD DKI: Tak ada korban jiwa dalam kebakaran bangkai bus Rawa Buaya

    BPBD DKI: Tak ada korban jiwa dalam kebakaran bangkai bus Rawa Buaya

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan tidak ada korban jiwa atau pun korban luka akibat kebakaran puluhan bangkai bus Transjakarta di Terminal Mobil Barang (TMB) Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa.

    “Korban jiwa atau korban luka nihil, jadi tidak ada pengungsian juga,” kata Kepala Satgas BPBD Wilayah Jakarta Barat Vitus Dwi Indarto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa sore.

    Menurut dia, kebakaran puluhan bangkai bus itu tidak merambat ke perumahan warga atau warung-warung di sekitar lokasi.

    “Untuk objek yang terbakar itu adalah bus Transjakarta yang tidak terpakai. Tidak ada perambatan ke rumah warga juga,” kata Vitus.

    Namun demikian, kata Vitus, kerugian yang diakibatkan kebakaran itu diprakirakan mencapai Rp1,25 miliar.

    Sebelumnya, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat mengungkapkan bahwa percikan api dari pekerjaan pengelasan menyebabkan 50 bangkai bus Transjakarta di Terminal Mobil Barang (TMB) Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat terbakar.

    “Waktu kita terima laporan, jadi katanya ada pemotongan, lagi ada pekerjaan, dugaannya karena percikan,” ungkap Perwira piket Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Barat, Suroto.

    Suroto menyebut, ketika warga sedang melakukan pemotongan rangka atau bangkai bus dengan menggunakan las karbit, diduga percikan yang muncul menyebabkan kebakaran.

    “Apinya merambat ke bangkai bus, sehingga merambat juga ke bangkai bus yang lain, kebakaran hebat,” ungkap Suroto.

    Pantauan di lokasi pukul 19.00 WIB, puluhan bangkai bus Transjakarta itu kini sudah hangus dilalap api dan api pun sudah dipadamkan sepenuhnya.

    Hujan sempat turun, tepat ketika petugas bersiap meninggalkan lokasi. Kendati demikian, hawa panas dan aroma dari bangkai bus yang terbakar masih terasa di sekitar lokasi.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pohon Setinggi 11 Meter Tumbang di Jalan Ciater Raya Tangsel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Juni 2025

    Pohon Setinggi 11 Meter Tumbang di Jalan Ciater Raya Tangsel Megapolitan 10 Juni 2025

    Pohon Setinggi 11 Meter Tumbang di Jalan Ciater Raya Tangsel
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Sebuah pohon setinggi sekitar 11 meter tumbang di
    Jalan Ciater Raya
    , Rawa Mekar Jaya, Serpong,
    Tangerang Selatan
    , pada Selasa (10/6/2025) sore.
    Menurut Danton Satgas BPBD Kota Tangerang Selatan, Dian Wiriyawan, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
    “Penyebabnya curah hujan deras dan angin kencang, serta kondisi pangkal bawah pohon yang memang sudah tua,” ujar Dian saat dikonfirmasi oleh
    Kompas.com.
    Dian menjelaskan, pohon tersebut tumbang melintang ke jalan raya, yang mengakibatkan terputusnya akses lalu lintas di Jalan Ciater Raya.
    Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun individu yang terdampak langsung dari kejadian ini.
    Tim BPBD telah melakukan evakuasi dan pemotongan
    pohon tumbang
    .
    “Upaya evakuasi pemotongan pohon tumbang sudah selesai dilakukan,” kata Dian.
    Saat ini, akses di Jalan Ciater Raya telah kembali normal dan dapat dilalui kendaraan.
    “Evakuasi sudah selesai. Arus lalu lintas di lokasi juga sudah mulai normal,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Inilah Rupa Coki, Buaya 2 Meter Peliharaan Warga Surabaya yang Diserahkan ke BKSDA

    Inilah Rupa Coki, Buaya 2 Meter Peliharaan Warga Surabaya yang Diserahkan ke BKSDA

    Surabaya (beritajatim.com) – Seekor buaya muara sepanjang dua meter bernama Coki, peliharaan Zainudin (52), warga Manyar Sabrangan Gang III, Surabaya, dievakuasi ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pada Selasa (10/6/2025). Proses evakuasi reptil buas tersebut berlangsung dramatis karena sempitnya kolam dan kekuatan fisik buaya yang menyulitkan petugas di lapangan.

    Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Krisna, mengatakan evakuasi dilakukan menggunakan metode jerat simpul. Meski sudah dirancang, proses tetap berlangsung menegangkan selama lebih dari 30 menit.

    “Kesulitannya itu di kolamnya yang sempit, hanya dua meter. Jadi kita butuh effort ekstra buat ngeluarin,” kata Krisna.

    Untuk mengendalikan perlawanan buaya, Krisna menjelaskan bahwa tiga orang petugas memegang erat bagian kepala, tubuh, dan kaki Coki. Langkah itu diikuti dengan penutupan mata dan pengikatan kaki agar buaya tidak kembali mengamuk.

    “Langsung kita tutup matanya, kita ikat kakinya, selesai. Tapi tadi sempat guling-guling, perlawanan juga ada. Langsung kita bawa ke BKSDA, kandangnya sudah disiapkan di sana,” jelasnya.

    Zainudin, sang pemilik, merasa lega karena evakuasi berjalan tanpa kendala berarti. Buaya yang telah ia pelihara selama enam tahun itu, menurutnya, tidak menunjukkan tanda stres selama proses pemindahan.

    “Ya saya lega. Terima kasih sama teman-teman BKSDA, BPBD, teman-teman media juga. Berkat kalian semua, buaya ini bisa dievakuasi dengan aman dan lancar,” ucapnya.

    Ia mengaku memiliki ikatan emosional dengan buaya tersebut. Coki dipelihara sejak masih berukuran 60 cm dan dikenal jinak terhadap Zainudin.

    “Kalau saya yang ngasih makan ya menurut saja. Enggak pernah berontak. Tapi kalau orang lain memang dia agak waspada. Semoga Coki bisa berumur panjang,” ujarnya. [ram/beq]

  • BPBD Kota Kediri Selamatkan Pendaki di Bukit Klotok Usai Lapor Mbak Wali 112

    BPBD Kota Kediri Selamatkan Pendaki di Bukit Klotok Usai Lapor Mbak Wali 112

    Kediri (beritajatim.com) – Tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri menyelamatkan seorang pendaki yang mengalami cedera kaki saat mendaki Gunung Klotok, Senin (9/6/2025) malam. Aksi penyelamatan dilakukan usai Novian Risky (17), asal Desa Karanganyar Wates itu menghubungi Lapor Mbak Wali 112.

    Peristiwa bermula ketika lima orang pendaki berangkat menuju Puncak Watu Bengkah sekitar pukul 12.00 WIB, siang kemarin. Namun, sekitar pukul 17.00 WIB, salah satu dari mereka mengalami cedera kaki akibat terkilir. Dia kemudian tidak mampu melanjutkan perjalanan.

    Melihat kondisi semakin gelap, teman-teman Novian Risky turun terlebih dahulu untuk mencari bantuan. Sementara itu, si pendaki mencoba mencari pertolongan menggunakan ponselnya. “Temannya turun minta tolong. Nah, yang bersangkutan akhirnya buka Google, terus ada informasi 112, akhirnya dia telepon 112,” tutur Kalaksa BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, Selasa (10/6/2025).

    Setelah menerima laporan tersebut, BPBD Kota Kediri segera menindaklanjutinya. Unit Reaksi Cepat (URC) dikerahkan menuju lokasi dan bersiap melakukan pencarian.

    Pada pukul 18.22 WIB, tim gabungan dari BPBD Kota Kediri, Wana Rescue Indonesia, dan Blasteran Adventure mulai menyusuri area Bukit Klotok, fokus pada titik koordinat terakhir yang diketahui. Sekitar pukul 19.00 WIB, NR berhasil ditemukan.

    Saat itu, dia ditemukan dalam kondisi kesakitan dan tidak bisa berjalan sendiri. “Akhirnya dipapah tim BPBD,” ungkap Joko.

    Setelah melewati jalur yang licin dan terjal dengan kondisi pencahayaan minim sekitar pukul 20.23 WIB, si pendaki akhirnya berhasil dievakuasi ke titik aman dan dipertemukan kembali dengan keluarganya.

    Kerabat pendaki mengaku bersyukur dengan diselamatkannya Novian Risky. Dia mengapresiasi program Lapor Mbak Wali 112 dan kesigapan tim dalam sinergi ini. “Terimaksih kepada semua pihak, tim penyelamat. Dari program 112 ini, keponakan saya bisa diselamatkan. Terimakasih bu Wali Kota (Vinanda Prameswati),” ujar kerabat pendaki. [nm/kun]

  • BPBD Sampang Pastikan Kemarau Mundur, Ini Penjelasan Lengkapnya!

    BPBD Sampang Pastikan Kemarau Mundur, Ini Penjelasan Lengkapnya!

    Sampang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa musim kemarau 2025 di Kabupaten Sampang, mengalami kemunduran.

    Hal ini disampaikan oleh Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Candra Ramadani Amin.

    Menurutnya, kemunduran musim kemarau ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk aliran udara yang berbeda, gangguan gelombang atmosfer, serta adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah barat yang mempengaruhi kelembaban udara.

    “Kelembaban udara yang masih tinggi menjadi salah satu faktor utama kemunduran musim kemarau tahun ini,” ujarnya. Selasa (10/6/2025).

    Meskipun belum bisa memastikan waktu pasti dimulainya musim kemarau, Candra menyebutkan bahwa berdasarkan prediksi BMKG, cuaca mulai normal diperkirakan pada akhir Juni 2025.

    “Musim kemarau tahun 2025 ini diprediksi lebih mundur dibandingkan tahun sebelumnya,” pungkasnya.

    Diketahui, kemunduran musim kemarau ini tentu berdampak pada berbagai sektor, termasuk pertanian dan kehidupan sehari-hari masyarakat.

    Seperti lambatnya penanaman tembakau, tidak memproduksinya petani garam dan lain sebagainya. [sar/aje]

  • Fraksi Nasdem Sodorkan Kriteria Kepala BPBD Jember

    Fraksi Nasdem Sodorkan Kriteria Kepala BPBD Jember

    Jember (beritajatim.com) – Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyodorkan kriteria Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kepada Bupati Muhammad Fawait untuk memperkuat penanganan bencana.

    “Kita punya potensi bencana, yang insyallah di Jember ini ada 12 potensi bencana yang harus dipetakan serius untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. BPBD harus turun. Saya lihat hari ini kita stagnan di urusan itu,” kata Ketua Fraksi Partai Nasdem David Handoko Seto, Selasa (10/6/2025).

    Menurut David, ada sejumlah hal yang harus dimiliki seorang Kepala BPBD Jember. Kriteria ini disodorkan untuk merespons rencana Bupati Fawait menggerakkan roda birokrasi dan membentuk tim super di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).

    “Pertama, seorang Kepala BPBD harus peduli, karena tak hanya bekerja, tapi betul-betul murni pengabdian, memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat yang tidak berharap imbal balik,” katanya.

    Sosok Kepala BPBD juga harus cekatan dan punya dedikasi tinggi terhadap kebencanaan. “Menangani bencana tidak bisa hanya dengan logika empat kali empat sama dengan enam belas. Tapi harus betul-betul menggunakan hati dan punya disiplin ilmu yang bisa mendiukung seluruh kegiatan kebencanaan,” kata David.

    David mengingatkan, urusan kebencanaan tak hanya pada pasca bencana. “Tapi juga pra bencana dan bagaimana mengelola manajemen logistik, manajemen manusia, manajemen alam,” katanya.

    “Terpenting adalah harus mampu menempatkan diri sebagai pejabat yang memasyarakat. Pejabat BPBD tidak boleh eksklusif. Bukan hanya Kepala BPBD, tapi seluruh pejabatnya, termasuk kepala bidang,” kata David.

    Pejabat BPBD Jember hanya menggunakan atribut jabatan untuk memgambil kebijakan. “Tapi kalau urusan pelaksanaan, harus memasyarakat dan fleksibel,” kata David yang juga Komandan Baret Rescue, tim relawan kebencanaan Partai Nasdem Jember ini. [wir]

  • Miliki Penyakit Epilepsi, Seorang Pria di Bangkalan Jatuh ke Sumur Saat Mau Mandi Sore
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        9 Juni 2025

    Miliki Penyakit Epilepsi, Seorang Pria di Bangkalan Jatuh ke Sumur Saat Mau Mandi Sore Surabaya 9 Juni 2025

    Miliki Penyakit Epilepsi, Seorang Pria di Bangkalan Jatuh ke Sumur Saat Mau Mandi Sore
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Warga Dusun Morsabe, Desa Kranggan Timur, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur geger setelah salah satu tetangganya terjatuh ke sumur.
    Diduga, korban terpeleset saat penyakit epilepsinya kumat.
    Kepala Seksi (Kasi) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Arif Rahman Surya Atmaja mengatakan kejadian bermula saat korban yakni S (35) hendak mandi sore.
    “Jadi sekitar jam 5 sore tadi itu korban mandi. Biasanya itu di kamar mandi tapi tadi itu mandinya di sumur yang ada di depan kamar mandi,” ujar Arif, Senin (9/6/2025).
    Tak lama kemudian, isterinya datang ke sumur dan melihat suaminya sudah berada di dalam lubang sedalam 8 meter tersebut.
    Isteri korban kaget dan langsung meminta bantuan warga sekitar.
    Warga yang datang semula tak berani masuk ke dalam sumur.
    Sebab, warga khawatir kekurangan oksigen dan terdapat gas yag membahayakan nyawa.
    Tak lama kemudian tim penyelamat gabungan tiba di lokasi itu yang terdiri dari TNI-Polri, BPBD dan Damkar.
    “Setelah melakukan upaya evakuasi, korban berhasil diangkat sekitar pukul 18.30 WIB sudah dalam kondisi tidak bernyawa,” imbuhnya.
    Ia mengatakan, diduga korban mengalami serangan epilepsi alias ayan secara mendadak hingga jatuh ke dalam sumur.
    “Dugaannya karena ayannya kumat. Karena memang korban ini memiliki riwayat penyakit ayan,” jelasnya.
    Setelah berhasil dievakuasi, korban langsung dibawa ke dalam rumah duka oleh pihak keluarga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Surabaya Serahkan Buaya Peliharaan Sepanjang 2 Meter ke BKSDA Setelah 6 Tahun Dirawat

    Warga Surabaya Serahkan Buaya Peliharaan Sepanjang 2 Meter ke BKSDA Setelah 6 Tahun Dirawat

    Surabaya (beritajatim.com) – Seekor buaya muara sepanjang dua meter yang dipelihara Zainudin (52), warga Manyar Sabrangan, Gang III, Surabaya, akan segera dievakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setelah dirawat selama enam tahun. Buaya bernama “Coki” itu kini dianggap membahayakan keluarga Zainudin seiring ukurannya yang terus membesar.

    Zainudin mengaku tak pernah menyangka reptil yang ia temukan saat memancing di Sungai Kali Jagir, Wonokromo pada 2019 itu kini tumbuh besar. Saat ditemukan, ukuran buaya hanya sekitar 60 cm dan terlihat lucu sehingga ia memutuskan untuk membawanya pulang.

    “Ya dulu karena ukurannya 60 cm lucu begitu aja. Kan masih kecil, masih lucu, imut ya,” ujar Zainudin saat ditemui pada Senin (9/6/2025).

    Namun, seiring bertambahnya usia, Coki menjadi terlalu besar untuk dipelihara di lingkungan rumah tangga. Hal inilah yang membuat Zainudin dan keluarganya merasa khawatir akan potensi bahaya yang ditimbulkan. “Nah setelah besar kita was-was,” imbuhnya.

    Zainudin menjelaskan bahwa ia telah menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya untuk meminta bantuan evakuasi. Permintaan tersebut kemudian diteruskan ke BKSDA.

    “Tadi saya hubungi BPBD, lalu diteruskan ke BKSDA, akhirnya petugas sudah ke sini dan akan dievakuasi besok,” terang Zainudin.

    Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Linda Novianti, membenarkan adanya permintaan dari warga terkait evakuasi buaya tersebut. Menurutnya, petugas sudah mendatangi lokasi, Evakuasi dilakukan Selasa (10/6/2025) bersama BKSDA.

    “Iya betul permintaan evakuasi dari pemilik. Rencana evakuasi besok, untuk jamnya masih menunggu konfirmasi dari BKSDA,” jelas Linda Novianti.

    Buaya Coki selama ini hidup di dalam kandang berteralis besi yang dibuat Zainudin di pekarangan rumah. Ia mengungkapkan bahwa makanan favorit Coki adalah kepala ayam.

    Dalam sehari, buaya tersebut diberi makan satu kilogram kepala ayam, yang membuat pertumbuhannya kian cepat. “Kepala ayam sampai sekarang. 1 kilogram,” kata Zainudin.

    Nama Coki, menurut Zainudin, diambil dari kata “crocodile”, yaitu buaya dalam Bahasa Inggris. “Saya panggil Coki begitu, karena bahasa Inggrisnya crocodile,” tuturnya.

    Zainudin berharap proses evakuasi bisa dilakukan secepatnya agar buaya tersebut bisa kembali ke habitat alaminya dan tidak lagi menjadi ancaman bagi keluarganya.

    “Keinginan saya hari ini dievakuasi. Tapi karena memang BKSDA belum siap. Ya terpaksa besok. Semoga besok petugas BKSDA segera mengevakuasi,” ucapnya. [ram/suf]