Warga Bantul Kaget Ada Ular Viper di Belakang Pintu Rumahnya
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Seekor
ular viper
berhasil diamankan oleh petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD
Bantul
, DI Yogyakarta, dari sebuah rumah di Sumbermulyo, Bambanglipuro, pada Jumat (20/6/2025).
Kabid Damkarmat BPBD Bantul, Irawan Kurnianto, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari Sri Mulyani, pemilik rumah, sekitar pukul 13.00 WIB.
Sri merasa cemas setelah melihat ular di belakang pintu rumahnya dan langsung menghubungi Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops).
“Mbak Sri Mulyani hendak masuk rumah dan melihat ular di belakang pintu. Karena merasa takut membahayakan, ia langsung menghubungi Pusdalops,” kata Irawan.
Menindaklanjuti laporan tersebut, enam petugas Damkarmat BPBD Bantul segera mendatangi lokasi dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan stik ular untuk menangkap ular tersebut.
“Evakuasi berlangsung sekitar 30 menit,” tambah Irawan.
Setelah berhasil ditangkap, petugas mengidentifikasi ular tersebut sebagai jenis viper dengan panjang sekitar 40 cm. Ular itu kemudian dibawa ke posko Damkarmat untuk diamankan.
“Jenis viper berjenis bisa tinggi,” kata Irawan, mengingatkan masyarakat akan potensi bahaya dari ular jenis ini.
Irawan mengimbau kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan pekarangan dan rumah mereka agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi ular dan hewan berbahaya lainnya.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu membersihkan pekarangan dan rumah agar tidak menjadi sarang ular,” ujar Irawan.
Jika masyarakat membutuhkan bantuan untuk evakuasi ular atau hewan berbahaya lainnya, mereka dapat menghubungi Damkarmat Bantul di 0274 6462100 (call/wa) atau call center 112.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BPBD
-
/data/photo/2025/06/20/68555e46d7c6c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Warga Bantul Kaget Ada Ular Viper di Belakang Pintu Rumahnya di Bantul Regional
-

Longsor Melanda Kawasan Wisata Ngade Ternate, Polisi-BPBD Lakukan Pembersihan
TERNATE – Longsor melanda Jalan Santo Pedro di kawasan wisata Ngade, Kota Ternate. Bencana alam ini disebabkan hujan deras yang mengguyur kota tersebut pada Kamis 19 Juni.
“Kami mengimbau seluruh pengguna jalan agar lebih berhati-hati dan waspada saat melintasi lokasi tersebut. Selain itu, mematuhi rambu-rambu peringatan yang telah dipasang oleh petugas di sekitar area longsor,” ujar Kabid Humas Polda Maluku Utara, Kombes Pol Bambang Suharyono dihubungi, Kamis 19 Juni, disitat Antara.
Polres Ternate juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk segera melakukan pembersihan dan mengamankan lokasi longsor.
Petugas gabungan telah dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas serta menjaga keamanan lokasi tersebut.
“Kami berharap pengguna jalan untuk mematuhi arahan petugas di lapangan,” katanya.
Sementara itu, Petugas Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate Muhammad Fauzi Bintiang mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk waspada terhadap dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, hingga angin kencang.
Untuk itu, kata dia, BMKG mengeluarkan imbauan kepada seluruh pihak, khususnya BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara untuk mengantisipasi risiko bencana dan menghindarkan masyarakat dari zona rawan longsor dan banjir.
-

Kemensos Catat Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi NTT Capai 4.954 Jiwa
PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Sosial (Kemensos) mencatat pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur, NTT tercatat sebanyak 4.954 warga atau 1.140 KK. Tidak ada korban luka maupun meninggal dunia.
“Jumlah warga terdampak sebanyak 1.140 KK atau 4.954 jiwa, korban luka nihil dan korban meninggal dunia nihil,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul di Kantor Kemensos, Jakarta, Kamis, 19 Juni 2025.
Upaya yang telah dilakukan Kemensos dalam penanggulangan korban akibat bencana tersebut yaitu pendirian shelter dan pendistribusian logistik. Gus Ipul menyampaikan pihaknya melakukan respons cepat pengerahan Taruna Umum Siaga Bencana (Tagana) untuk melakukan asesmen korban, membantu evakuasi ke tempat aman khusus kelompok rentan, dan layanan dapur umum di beberapa desa, berkoordinasi dengan BPBD, Dinas Sosial Kabupaten/Provinsi, TNI/Polri.
Tenda pengungsian didirikan untuk tempat berlindung sementara bagi korban yang kehilangan rumah akibat bencana erupsi merapi Gunung Lewotobi, laki-laki. Jumlah pengungsi di pos Lapangan di Kecamatan Titehena sebanyak 2.359 jiwa.
Sementara untuk pengungsi di pos mandiri didirikan di sejumlah kecamatan yaitu Kecamatan Wulanggitang 31 jiwa, Kecamatan Ilebura 73 jiwa, Kecamatan Titehena 1.650 jiwa, Kecamatan Demon Pagong 186 jiwa, Kecamatan Larantuka 414 jiwa, Kecamatan Ile Mandiri 67 jiwa, Kecamatan Lelewona 73 jiwa, Kecamatan Tanjung Bunga 6 jiwa, Pulau Adonara 40 jiwa, Pulau Solor 23 jiwa.
Sementara dapur umum lapangan yang didirikan Kemensos berada di tujuh titik, antara lain dapur umum Brimob di Desa Konga, Dapur Umum Tagana Desa Kongan, Dapur Umum Desa Bokang, Dapur Umum Desa Lowolaga, Dapur Umum Desa Ile Gerong, Dapur Umum Desa Kanada atau Kobasoma, dan Dapur Umum Desa Eputobi.
Mensos menyebut total bantuan yang disalurkan untuk warga terdampak senilai RpRp5.325.000.000. Dia menyampaikan pada saat bencana serupa yang terjadi pada November tahun 2024 silam, dukungan bantuan yang diberikan lebih dari Rp6 miliar. Sehingga total bantuan yang telah diberikan sampai saat ini mencapai Rp11 miliar.
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi pada Selasa, 17 Juni 2025 pukul 17.35 WIB. Peristiwa ini terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dengan durasi lebih kurang 6 menit 53 detik.
Erupsi menciptakan kolom abu setinggi 10.000 meter atau 10 kilometer dari atas puncak kawah.***
-

Peringatan Bencana BMKG Belum Jadi Prioritas di Beberapa Wilayah Banten
Jakarta –
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menyampaikan beberapa wilayah belum menjadikan peringatan dari BMKG sebagai prioritas dalam mitigasi bencana. Akibatnya, terjadi banjir dan bencana lain yang sebenarnya bisa dicegah.
“Kita sudah melihat dengan mata kepala sendiri, prediksi yang disampaikan BMKG ternyata nyata adanya,” ucap Kepala BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, di Kota Serang, Kamis (19/6/2025).
“Tapi memang di beberapa lokasi, ini belum menjadi prioritas mitigasi. Harusnya, informasi yang disampaikan BMKG dijadikan dasar kita dalam melakukan mitigasi,” ujarnya.
Diketahui, BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem pada 15 hingga 18 Juni. Pada 17 Juni, hujan deras disertai angin kencang terjadi sore hingga malam di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak, yang mengakibatkan banjir.
“Kalau kita lihat kejadian berulang di suatu tempat, ini mengindikasikan bahwa penanganan belum maksimal. Padahal, dari sisi intensitas hujan, dari dulu sampai sekarang sama saja,” katanya.
Untuk banjir yang terjadi di Serang, dan Rangkasbitung, menurut Nana, disebabkan oleh buruknya sistem drainase. Saluran air tidak mampu menampung debit air hujan.
Ia pun mengingatkan agar Pemda lebih memperhatikan peringatan dari BMKG. Pemerintah daerah, termasuk BPBD kabupaten/kota, harus sigap dalam melakukan langkah mitigasi.
“BMKG ini, kalau dalam manajemen bencana, posisinya pada tahap pra-bencana. Artinya, fungsinya adalah kesiapsiagaan. Ini penting. Bukan hanya saat bencana terjadi, tapi yang lebih penting adalah ketika ada informasi awal dari BMKG, Pemda bisa langsung melakukan aksi nyata,” ujarnya.
(aik/whn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Aktivitas Gempa Meningkat di Pacitan, Warga Diminta Siaga dan Pahami Jalur Evakuasi
Pacitan (beritajatim.com)– Aktivitas gempa bumi di Kabupaten Pacitan terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, sejak awal bulan Juni hingga Rabu, 18 Juni 2025, telah terjadi 79 kali gempa bumi dengan intensitas antara 2 hingga 4 skala richter di wilayah Pacitan.
“Pada Rabu, 18 Juni 2025, telah terjadi 8 kali guncangan gempa bumi,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa terdapat kluster aktivitas gempa yang lebih aktif di wilayah selatan Pacitan dibandingkan wilayah sekitarnya. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas pada zona subduksi lempeng Indo-Australia, yang memang dikenal sebagai kawasan rawan gempa.
Meski seluruh gempa yang terjadi berkekuatan kecil dan tidak menimbulkan kerusakan, Radite menekankan pentingnya kewaspadaan.
“Masyarakat terus kita imbau untuk memahami langkah-langkah evakuasi dan tindakan aman saat terjadi gempa,” ujarnya.
BPBD Pacitan bersama BMKG akan terus memberikan pembaruan informasi terkait kondisi kegempaan di wilayah Pacitan. Warga diimbau untuk tetap tenang, tidak panik, dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG maupun BPBD.
“Kesiapsiagaan masyarakat menjadi hal yang sangat penting, terutama di daerah rawan gempa seperti Pacitan,” pungkas Radite. (tri/ian)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5252360/original/019267500_1749888598-IMG-20250611-WA0035.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Asyik-Asyik Berujung Duka, 2 Remaja Meninggal saat Berenang di Air Terjun Lubuk Law Pesawaran
Kepala Kantor SAR Lampung, Deden Ridwansah, mengerahkan satu tim rescue ke lokasi usai menerima laporan tersebut.
“Tim langsung berkoordinasi dengan unsur SAR gabungan, yang terdiri dari BPBD Pesawaran, Brigif Marinir Piabung, relawan FRRL, Mahepel UIN, Babinsa Bantu Menyan, warga, dan pihak keluarga korban,” jelas dia.
Karena situasi malam yang kurang kondusif, pencarian dilanjutkan keesokan harinya, pada Rabu pagi (11/6). Tim dibagi menjadi dua SRU (SAR Rescue Unit), masing-masing bertugas menyelam di titik diduga korban tenggelam dan melakukan penyisiran darat sejauh 1 km dari lokasi kejadian.
Korban yang berhasil selamat diketahui bernama Ajrun, warga Teluk Betung Selatan. Sementara dua korban yang hilang adalah Deka Pamungkas (19), warga Bakung, Teluk Betung Barat, dan Noval Oktavialdo (20), warga Sukarame, Kota Bandar Lampung.
Pada Rabu pagi sekitar pukul 09.15 WIB, Tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad Noval Oktavialdo dalam kondisi meninggal dunia setelah dilakukan penyelaman. Tak berselang lama, pukul 11.30 WIB, jasad Deka Pamungkas juga berhasil ditemukan.
Keduanya kemudian diserahkan kepada keluarga untuk proses pemakaman.



