Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir masih genangi 58 RT di empat wilayah hingga Selasa siang

    Banjir masih genangi 58 RT di empat wilayah hingga Selasa siang

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan banjir masih menggenangi 58 Rukun Tetangga (RT) yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat hingga Selasa siang.

    “Saat ini genangan terjadi di 58 RT dan dua ruas jalan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, saat ini ketinggian air terus mulai surut dari awalnya terdapat lokasi yang terendam hingga 1,3 meter kini tertinggi berada di 80 sentimeter (cm).

    Yohan menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di empat wilayah di Jakarta karena hujan intensitas tinggi dan juga meluapnya sejumlah aliran sungai yang melintas di wilayah tersebut.

    Ia memastikan bahwa saat ini BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat.

    “Untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik,” ujarnya.

    Berikut 58 RT dan 2 ruas jalan yang masih terdampak banjir;

    Jakarta Barat terdapat 22 RT yang terdiri:

    – Kelurahan (Kel) Duri Kosambi: 3 RT
    *Ketinggian: 40 sampai dengan 60 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kedaung Kali Angke: 4 RT
    *Ketinggian: 30 s.d 40 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Cengkareng

    – Kel. Rawa Buaya: 6 RT
    *Ketinggian: 40 s.d 80 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    – Kel. Semanan : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Semanan

    – Kel. Kedoya Selatan: 4 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan

    – Kel. Joglo : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Gebyuran

    – Kel. Kembangan Selatan: 2 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kembangan Utara: 1 RT
    *Ketinggian: 60 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    Jakarta Selatan terdapat 6 RT yang terdiri:

    – Kel. Bangka: 2 RT
    *Ketinggian: 80 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang

    – Kel. Rawa Jati: 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Jati Padang : 3 RT
    *Ketinggian: 70 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan PHB GG Saiman

    Jakarta Timur terdapat 28 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 14 RT
    *Ketinggian: 80 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    *Ketinggian: 65 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cawang: 7 RT
    *Ketinggian: 40 s.d 60 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cililitan: 3 RT
    *Ketinggian: 50 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    Jakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:

    – Kel. Kapuk Muara : 2 RT
    *Ketinggian: 50 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan rob.

    Untuk jalan yang tergenang terdapat 2 ruas jalan terdiri dari:

    1. Jl. Adi Karya, Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat
    Ketinggian: 25 cm.

    2. Jl. Bojong Indah Raya, Kel. Rawa Buaya, Jakarta Barat
    Ketinggian: 30 cm.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim

    Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim

    Banjir di wilayah Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (8/7/2025) pagi. ANTARA/Siti Nurhaliza.

    Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 11:10 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur (Jaktim) menyebut, banjir kembali merendam empat RT di pemukiman Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara yang sebelumnya sempat surut pada Senin (7/7) sore.

    “Sebelumnya sempat surut, namun air kembali masuk di wilayah Kebon Pala, Kampung Melayu mulai hari ini pukul 03.00 WIB pagi tadi,” kata Kepala Satgas Korwil BPBD Jakarta Timur, Ali saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Ketinggian air mencapai 60 sentimeter (cm) akibat hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya aliran Kali Ciliwung yang melintas ke permukiman warga.

    Lalu, pada Senin (7/7) malam pukul 19.00 WIB Bendungan Katulampa juga mengalami kenaikan status dari siaga 4 menjadi siaga 3 (90 cm).

    “Penyebab banjir ataupun genangan sejak pukul 03.00 sampai sekarang karena curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,” ucap Ali.

    Warga Kebon Pala sudah melakukan evakuasi mandiri ketika air perlahan naik. Sebagian warga juga ada yang baru saja kembali ke rumah dan melakukan kegiatan bersih-bersih usai mengungsi.

    Hingga saat ini, mereka masih memilih bertahan di lantai dua rumahnya masing-masing, sehingga belum ada warga yang dievakuasi.

    BPBD DKI Jakarta juga terus mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan banjir dan genangan.

    Selain itu, BPBD wilayah Jakarta Timur juga berupaya memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    Salah satu warga Kebon Pala, Opik mengaku khawatir volume air semakin tinggi jika nantinya turun hujan lagi. Beberapa warga juga sudah memindahkan kendaraan ke dataran yang lebih tinggi.

    “Sempat surut benar-benar kering pas kemarin (Senin) sore jam empat atau lima. Sekarang naik lagi karena hujan tidak berhenti. Yang ngungsi sebelumnya juga banyak, terus udah pulang, sekarang naik lagi,” kata Opik.

    Beberapa titik genangan yang tercatat oleh BPBD Jakarta Timur di Kelurahan Kampung Melayu hingga pukul 05.00 WIB akibat luapan Kali Ciliwung:

    – Jalan Kebon Pala II RW 04 (RT 12 dan RT 13)

    Pukul 03.00 WIB: 30 cm

    Pukul 04.00 WIB: 50 cm

    Pukul 05.00 WIB: 60 cm

    – Jalan Kebon Pala II RW 05 (RT 10 dan RT 11)

    Pukul 03.00 WIB: 30 cm

    Pukul 04.00 WIB: 50 cm

    Pukul 05.00 WIB: 60 cm

    Sumber : Antara

  • Wali Kota Tangsel Tinjau Banjir di Maharta, Cek Pompa Air dan Kondisi Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

    Wali Kota Tangsel Tinjau Banjir di Maharta, Cek Pompa Air dan Kondisi Warga Megapolitan 8 Juli 2025

    Wali Kota Tangsel Tinjau Banjir di Maharta, Cek Pompa Air dan Kondisi Warga
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
    Benyamin Davnie
    meninjau lokasi
    banjir
    di Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang, Pondok Aren, Tangsel, Selasa (8/7/2025).
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Benyamin tampak menggunakan pakaian kemeja putih dilapisi jaket dan celana hitam. Ia langsung berjalan menyusuri genangan banjir setinggi 140 sentimeter (cm).
    Selain memantau kondisi banjir, Benyamin juga melihat secara langsung mesin pompa air yang digunakan sebagai langkah penanganan awal.
    Ia tampak berbincang dengan petugas Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel terkait kondisi warga yang terdampak banjir.
    Didampingi pihak Dinas Sumber Daya Air (SDA), Benyamin mencoba memastikan dua pompa air berfungsi untuk menyedot air ke Kali Maharta.
    “Kok enggak keluar airnya?” tanya Benyamin Davnie kepada seorang petugas di lokasi.
    “Ada, Pak. Ini di selang sebelahnya lagi,” jawab petugas tersebut sambil menunjuk selangnya.
    Usai memeriksa pompa, Benyamin naik ke kursi panjang untuk melihat kondisi sungai dari dekat.
    Ia juga mengamati lingkungan sekitar dan berdiskusi dengan sejumlah petugas terkait penanganan banjir di Perumahan Pondok Maharta.
    Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangsel Essa Nugraha mengatakan, terdapat 22 lokasi yang terdampak banjir di Tangsel. Namun, sebagian sudah berangsur surut.
    “Sebagian besar lokasi sudah surut, tetapi ada beberapa titik yang masih terendam hingga pagi ini,” kata Essa dalam keterangannya, Selasa (8/7/2025).
    Adapun penyebabnya karena curah hujan tinggi serta meluapnya aliran sungai di sekitar permukiman warga.
    Berikut beberapa titik yang masih tergenang cukup parah antara lain:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov DKI percepat penanganan sekolah terdampak banjir

    Pemprov DKI percepat penanganan sekolah terdampak banjir

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan satuan pendidikan atau sekolah terdampak banjir.

    “Komunikasi dan koordinasi terus dilakukan dengan pihak-pihak terkait, seperti BPBD, Dinas Sumber Daya Air, serta instansi terkait lainnya untuk mempercepat penanganan dan pemulihan di satuan pendidikan yang terdampak,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Disdik Provinsi DKI Jakarta juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor e-0022/SE/2025 tertanggal 18 Juni 2025 tentang Antisipasi Banjir dan Kebakaran pada Satuan Pendidikan yang bertujuan untuk mengingatkan dan membekali satuan pendidikan dalam menghadapi potensi bencana, termasuk banjir.

    Sementara itu, BPBD DKI Jakarta menyebutkan banjir di Jakarta hari ini kembali meluas, dari sebelumnya menggenangi 35 Rukun Tetangga (RT) yang berada di Jakarta Barat, Timur, Selatan, dan Utara, kini bertambah menjadi 46 RT.

    Banjir yang terjadi di Jakarta Barat, Timur, dan Selatan dikarenakan hujan intensitas tinggi yang terjadi pada Senin sore hingga malam serta meluapnya sejumlah sungai yang melintasi kawasan tersebut.

    Sementara untuk di Jakarta Utara, banjir disebabkan hujan intensitas tinggi dan juga adanya banjir rob di kawasan pesisir Jakarta itu.

    BPBD mendata untuk ketinggian air mulai dari 30 sentimeter (cm) hingga 1,3 meter.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Margahayu Bekasi Banjir 1,5 Meter, Warga Bertahan di Lantai 2 Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

    Margahayu Bekasi Banjir 1,5 Meter, Warga Bertahan di Lantai 2 Rumah Megapolitan 8 Juli 2025

    Margahayu Bekasi Banjir 1,5 Meter, Warga Bertahan di Lantai 2 Rumah
    Tim Redaksi

    BEKASI, KOMPAS.com

    – Sebanyak 70 rumah dan 150 keluarga di Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, terdampak
    banjir
    setinggi 1,5 meter pada Selasa (8/7/2025).
    Sejumlah warga memilih mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Namun banyak juga warga yang bertahan di lantai dua kediaman mereka sembari menunggu banjir surut.
    “Sebagian ada yang mengungsi, sebagian ada yang bertahan di lantai dua,” ujar Ketua RT 08/RW 03 Kelurahan Margahayu, Boy Priadi di lokasi, Selasa.
    Boy menjelaskan, permukiman setempat mulai terendam banjir pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 23.30 WIB.
    Mulanya, ketinggian banjir mencapai dua meter. Namun, perlahan air mulai surut hingga mencapai titik 1,5 meter.
    Boy mengatakan, banjir di permukiman tersebut tidak lepas karena rendahnya tanggul penahan air Kali Bekasi.
    Akibatnya, setiap ada banjir kiriman wilayah hulu yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi, Kelurahan Margahayu terendam banjir.
    “Ini karena luapan Kali Bekasi, tanggul yang ada di dekat kami itu rendah, jadi memang harus diperbaiki,” imbuh dia.
    Hingga kini, satu perahu karet dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi diterjunkan untuk mengevakuasi warga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Begini Cara BMKG Modifikasi Cuaca Kala Hujan Ekstrem Jabodetabek
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

    Begini Cara BMKG Modifikasi Cuaca Kala Hujan Ekstrem Jabodetabek Megapolitan 8 Juli 2025

    Begini Cara BMKG Modifikasi Cuaca Kala Hujan Ekstrem Jabodetabek
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) melakukan
    Operasi Modifikasi Cuaca
    (OMC) untuk menangani
    cuaca ekstrem
    di Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang (
    Jabodetabek
    ).
    Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan modifikasi cuaca dilakukan mulai 7 Juli hingga 11 Juli 2025. 
    Nantinya petugas BMKG akan menaburkan satu ton garam atau NaCl di langit Jabodetabek.
    “Satu ton garam untuk sekali terbang,” kata Seto dalam keterangannya kepada Kompas.com, Selasa (8/7/2025).
    Seto mengatakan OMC menggunakan dua unit pesawat Cessna Caravan dari Pos Komando Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
    Dalam sehari, kegiatan penyemaian bisa dilakukan antara 4 hingga 8 kali penerbangan, tergantung pada kondisi atmosfer dan dinamika awan di wilayah target.
    “Jika awan hujan tumbuh di daratan, maka OMC memprioritaskan agar hujan tersebut jatuh di atas tampungan air seperti waduk,” ujar Seto.
    Namun, Seto menekankan bahwa OMC bukan bertujuan menghilangkan hujan sepenuhnya.
    Menurut Seto, tujuan utama dari OMC adalah mengurangi intensitas hujan yang bisa berpotensi menyebabkan bencana, seperti
    banjir
    dan longsor.
    “Perlu diketahui bersama bahwa pelaksanaan OMC untuk pengurangan curah hujan pada kondisi tertentu, seperti saat dinamika atmosfer memicu potensi hujan masif atau pada puncak musim hujan, bukan berarti meniadakan hujan,” ujar dia.
    Diberitakan sebelumnya, banjir masih merendam wilayah Jakarta selama tiga hari sejak Minggu (6/7/2025) hingga Selasa (8/7/2025) usai hujan deras.
    Berdasarkan laporan terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, genangan yang sebelumnya tercatat di 35 RT pada pukul 05.00 WIB, kemudian menjadi 46 RT pada pukul 06.00 WIB. 
    Ketinggian air yang menggenangi permukiman warga bervariasi, mulai dari 30 cm hingga 130 cm, akibat curah hujan tinggi serta luapan beberapa sungai. 
    Selain itu, sejumlah ruas jalan tergenang dan ratusan warga mengungsi ke beberapa titik posko yang telah disiapkan pemerintah.
     
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hati-hati! Kemarau Basah Diprediksi Terjadi hingga Oktober 2025

    Hati-hati! Kemarau Basah Diprediksi Terjadi hingga Oktober 2025

    Jakarta

    Fenomena kemarau basah atau hujan yang turun berkala di musim kemarau diperkirakan terjadi hingga bulan Oktober 2025. Masyarakat diminta waspada terhadap risiko bencana hidrometeorologi.

    Mengutip dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hasil prediksi curah hujan bulanan menunjukkan bahwa anomali curah hujan yang sudah terjadi sejak Mei 2025, akan terus berlangsung dengan kondisi curah hujan di atas normal di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025.

    “Melemahnya Monsun Australia yang berasosiasi dengan musim kemarau turut menyebabkan suhu muka laut di selatan Indonesia tetap hangat dan hal ini berkontribusi terhadap terjadinya anomali curah hujan tersebut,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (7/7).

    Selain itu, gelombang Kelvin aktif yang terpantau melintas di pesisir utara Jawa, disertai pelambatan dan belokan angin di Jawa bagian barat dan selatan, memicu penumpukan massa udara. Kemudian, konvergensi angin dan labilitas atmosfer lokal juga terpantau kuat sehingga mempercepat pertumbuhan awan hujan.

    Berdasarkan iklim global, BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi ENSO (suhu muka air laut di Samudra Pasifik) dan IOD (suhu muka air laut di Samudra Hindia) akan tetap berada di fase netral pada semester kedua tahun 2025.

    Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan di atas normal dari yang seharusnya terjadi di musim kemarau atau disebut juga dengan kemarau basah.

    Pemantauan hingga akhir Juni 2025 menunjukkan bahwa baru sekitar 30 persen Zona Musim yang telah memasuki musim kemarau. Angka ini hanya setengah dari kondisi normal, di mana secara klimatologis sekitar 64 persen Zona Musim biasanya telah mengalami musim kemarau pada akhir Juni.

    Waspada Bencana Hidrometeorologi

    Saat ini, BMKG terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain sebagai tindak lanjut atas kondisi ini. Bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai respon cuaca ekstrem yang berdampak kepada masyarakat.

    Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Masyarakat harus mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, serta gangguan transportasi.

    (kny/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Terdampak Banjir, Wali Kota Tangerang Intruksikan Semua Kepala Dinas Tangani Cepat dan Tepat – Page 3

    Terdampak Banjir, Wali Kota Tangerang Intruksikan Semua Kepala Dinas Tangani Cepat dan Tepat – Page 3

    Sebelumnya, hujan deras yang kembali mengguyur kawasan Tangerang, membuat sejumlah titik yang sebelumnya sempat surut dari banjir, pada Senin malam 7 Juli 2025 kembali terendam lagi.

    Bahkan sejumlah akses jalan yang lebih rendah dari permukaan sungai ataupun aliran kali, juga terendam banjir. Seperti di bawah flyover Taman Cibodas, Kota Tangerang.

    Dimana biasanya bisa dilewati khusus truk ataupun kendaraan kecil yang ingin putar balik, namun BPBD setempat melaporkan pada Senin malam sekitar pukul 23.30 WIB, sudah tidak bisa dilewati.

    “Mohon perhatian, ketinggian air akibat luapan Kali Sabi sudah setinggi kira-kira 1.5 meter. Sudah tidak bisa dilewati oleh kendaraan,” ungkap petugas BPBD yang memberi laporan.

    Banjir juga meninggi di bypass Bintaro depan BXC, Kota Tangsel. Akibatnya, kendaraan sudah tidak bisa melintas dan pemilik kawasan menutup sementara agar tidak ada kendaraan yang terjebak.

    Berdasarkan catatan BPBD Tangsel, sedikitnya terdapat 14 titik yang terendam banjir dan menyebabkan 550 Kepala Keluarga (KK) terdampak.

    Berdasarkan data yang di terima Tangselife, titik banjir tersebar di beberapa kecamatan, mulai dari Ciputat, Pamulang, Ciputat Timur, hingga Pondok Aren.

    Penata layanan operasional Danton BPBD Tangsel, Dian Wiryawan mengatakan, selain karena hujan deras, banjir juga disebabkan karena meluapnya beberapa aliran sungai.

    “Penyebab intensitas hujan deras dan meluapnya aliran sungai,” kata Dian Wiryawan melalui keterangan tertulis.

    Dian menerangkan, puluhan anggota BPBD Tangsel pun di sebar ke berbagai titik banjir untuk membantu proses evakuasi warga yang terdampak.

    Sebab ketinggian air beragam, mulai dari 30 cm hingga 1.5 meter.

     

  • BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek Sepekan ke Depan

    BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek Sepekan ke Depan

    BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek Sepekan ke Depan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) memperingatkan bahwa
    cuaca ekstrem
    masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah sepekan ke depan, termasuk Jabodetabek.
    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, intensitas hujan lebat tercatat lebih dari 100 mm per hari, bahkan mencapai 150 mm per hari di daerah Puncak, Jawa Barat.
    “Pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, termasuk Mataram; Maluku bagian tengah, serta Papua bagian tengah dan utara,” kata Dwikorita dalam siaran pers, Selasa (8/7/2025).
    Dwikorita menjelaskan, hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari (lebat hingga sangat lebat) terjadi di wilayah Bogor, Mataram, dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan pada Sabtu (5/7/2025) lalu.
    Hujan ekstrem tersebut berdampak pada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang.
    “Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur, dan gangguan aktivitas masyarakat,” paparnya.
    Begitu pula pada Minggu (7/7/2025), hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama Tangerang, yang menyebabkan genangan air, antrean lalu lintas, serta peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.
    “Kemudian, periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis,” tutur Dwikorita.
    Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Tri Handoko Seto menjelaskan, BMKG berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain sebagai tindak lanjut atas kondisi ini.
    BMKG bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai respons terhadap cuaca ekstrem yang berdampak pada masyarakat.
    Operasi Modifikasi Cuaca di DKI Jakarta dan Jawa Barat dilaksanakan mulai hari ini dan direncanakan sampai tanggal 11.
    “Tentu nanti kami akan lihat perkembangan cuacanya. Kami terus berkoordinasi dengan Pemda dan BNPB sebagai pihak yang menyediakan anggaran,” jelasnya.
    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta bersiaga terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
    Masyarakat diminta mewaspadai risiko bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, serta gangguan transportasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sebanyak 35 RT di Jakarta masih tergenang hingga Selasa pagi

    Sebanyak 35 RT di Jakarta masih tergenang hingga Selasa pagi

    Warga membersihkan rumahnya saat banjir merendam kawasan permukiman di Kramat Jati, Cawang, Jakarta, Senin (7/7/2025). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat pada Senin (7/7) pukul 06.00 WIB sebanyak 109 rukun tetangga (RT) masih terendam banjir yang berangsung surut di wilayah Jakarta Barat, Timur, Pusat, dan Selatan akibat tingginya intensitas hujan dan meluapnya sejumlah aliran sungai di Jakarta. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/bar

    Sebanyak 35 RT di Jakarta masih tergenang hingga Selasa pagi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 08:12 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 35 rukun tetangga (RT) masih tergenang air hingga Selasa pukul 05.00 WIB, imbas dari hujan intens dan pasang air laut maksimum sejak Senin (7/7).

    Kondisi ini dipicu oleh kombinasi cuaca ekstrem dan peringatan dini banjir pesisir (rob) yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akibat fase Bulan Baru dan Perigee yang memperkuat pasang maksimum air laut.

    BPBD DKI mencatat genangan tersebar di empat wilayah kota, dengan rincian terbanyak berada di Jakarta Selatan sebanyak 25 RT. Sementara Jakarta Barat mencatatkan 7 RT terdampak, Jakarta Utara 2 RT, dan Jakarta Timur 1 RT.

    Di Jakarta Selatan, kelurahan yang terdampak paling parah adalah Duren Tiga dengan genangan setinggi 130 cm akibat luapan Kali Mampang, disusul Kuningan Barat (95 cm), Jati Padang (85 cm), dan Pela Mampang (60 cm).

    Sementara itu, di Jakarta Barat, genangan mencapai 50 cm di Kedaung Kali Angke akibat curah hujan tinggi dan luapan Kali Cengkareng.

    Jakarta Utara juga mengalami genangan setinggi 65 cm di Kelurahan Kapuk Muara, yang disebabkan oleh kombinasi hujan dan rob.

    Sebanyak enam titik pengungsian telah disiapkan untuk menampung warga terdampak. Di antaranya adalah Masjid Al Mujahidin di Kelurahan Jati Padang yang saat ini menampung 140 jiwa, serta Mushola Al Inayah di Pejaten Barat yang menampung 60 jiwa.

    Tiga ruas jalan di Jakarta Barat juga masih tergenang, yakni Jl. Adi Karya (40 cm), Jl. Bojong Indah Raya (30 cm), dan Jl. Raya Daan Mogot KM 11 (20 cm), yang turut mengganggu mobilitas warga.

    Meski demikian, BPBD juga melaporkan genangan sudah surut di sejumlah wilayah, termasuk 40 RT di Kelurahan Petogogan, serta di Kelurahan Kebon Jeruk, Cipete Utara, Jagakarsa, dan Cilandak Timur.

    Beberapa ruas jalan yang sebelumnya tergenang juga sudah dinyatakan kering, seperti Jl. H.R. Rasuna Said (Kel. Guntur), Jl. Gaya Motor Raya dan Jl. Gaya Motor 2 (Kel. Sungai Bambu), serta Jl. Perumahan Green Garden (Kel. Kedoya Utara).

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel ke seluruh wilayah terdampak untuk memantau kondisi dan berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Gulkarmat guna melakukan penyedotan air serta memastikan saluran air berfungsi normal.

    “Penanganan kami lakukan secara terpadu bersama lurah, camat, dan instansi terkait. Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat,” tulis keterangan resmi BPBD.

    BPBD mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi genangan dan segera melapor ke layanan darurat 112 yang beroperasi 24 jam tanpa biaya.

    Sumber : Antara