Kementrian Lembaga: BPBD

  • Penyintas kebakaran Tebet dipastikan dapat makanan-toilet portabel

    Penyintas kebakaran Tebet dipastikan dapat makanan-toilet portabel

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) memastikan penyintas kebakaran di Jalan Kutilang, RW 02, Bukit Duri, Tebet, mendapatkan bantuan makanan dan toilet portabel.

    “Kita akan siapkan toilet portabel, alat-alat sekolah dan juga makan cepat saji,” kata Camat Tebet, Dyan Airlangga kepada wartawan di lokasi pengungsian Bukit Duri, Jakarta Selatan, Sabtu.

    Dyan mengatakan bantuan sudah disalurkan kepada pengurus lingkungan setempat yakni Suku Dinas Sosial dan BPBD Jakarta Selatan sejak Sabtu pagi.

    Kemudian, lanjut Dyan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan unsur lainnya untuk kenyamanan pengungsi seperti tenda dan pemberian makanan.

    “Kalau makanan cepat saji sudah kita siapkan sejak pagi tadi. Intinya selama mereka mengungsi di sini kami akan berikan mereka makanan tiga kali dalam satu hari,” ucapnya.

    Adapun dalam situasi ini, sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku bahwasanya tanggap bencana akan dilakukan selama tiga hari.

    “Memang untuk tanggap bencana awal-awal itu tiga hari, namun tidak menutup kemungkinan diperpanjang sesuai dengan kebutuhan warga yang terdampak,” ujarnya.

    Korban empat tewas akibat kebakaran tiga rumah di Jalan Kutilang 28, RW 02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan adalah anak-anak.

    Empat korban jiwa yakni perempuan inisial PL (13), perempuan K (3), laki-laki A (7) dan perempuan A (4).

    Mereka termasuk dalam korban terdampak yakni 10 kepala keluarga (KK) atau 27 jiwa.

    Kemudian, dua orang ibu-ibu terluka inisial A dan M yang bersama dengan empat orang korban jiwa dibawa ke Rumah Sakit Polri.

    Penyebab kebakaran pada area luas yang terbakar sebesar 200 meter persegi (m2) itu diduga karena korsleting aliran listrik dengan taksiran kerugian sekitar Rp674 juta.

    Sebelumnya, kebakaran tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu pagi pukul 06.21 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kebakaran Tebet, Sudinsos Jaksel salurkan bantuan ke penyintas

    Kebakaran Tebet, Sudinsos Jaksel salurkan bantuan ke penyintas

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan (Sudinsos Jaksel) menyalurkan bantuan bagi para penyintas kebakaran di Jalan Kutilang RW 02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.

    “Kami akan terus siaga di lokasi,” kata Kepala Sudin Sosial Jakarta Selatan, Bernard Tambunan di Jakarta, Sabtu.

    Bernard mengatakan, usai terjadinya peristiwa kebakaran pada Sabtu pagi itu, pihaknya langsung bergerak cepat mendata dan berkoordinasi terkait bantuan dengan pemerintah setempat.

    “Sesuai data yang kita terima, bantuan langsung kita berikan melalui pengurus RW setempat,” ujarnya.

    Adapun bantuan yang sudah disalurkan yakni, 30 paket kebutuhan keluarga (family kit), 30 paket kebutuhan anak, beras ukuran 20 kilogram (kg) sebanyak tiga karung, 10 dus mi instan, enam botol kecap, tiga dus minyak goreng serta satu dus sarden isi 60 kaleng.

    “Untuk bantuan lainnya, kami masih terus dikoordinasikan. Kemudian untuk makanan siap saji juga, kami sudah buatkan, tinggal nanti mengikuti jumlah permintaannya saja,” katanya.

    Sementara itu, Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan, M Nur menambahkan BPBD sendiri saat ini sedang proses mendirikan tenda posko lapangan di lahan kosong sekitar lokasi kebakaran.

    Kemudian, untuk logistik yang sudah didistribusikan yakni sembilan dus air mineral, enam lembar terpal, 15 lembar matras, 14 paket sembako, 10 paket kebersihan (higienis kit), serta 10 paket anak.

    “Kami akan terus siaga di lokasi hingga masa tanggap bencana ini selesai,” ucap Nur.

    Korban empat tewas akibat kebakaran tiga rumah di Jalan Kutilang 28, RW02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan adalah anak-anak.

    Empat korban jiwa yakni perempuan inisial PL (13), perempuan K (3), laki-laki A (7) dan perempuan A (4).

    Mereka termasuk dalam korban terdampak yakni 10 kepala keluarga (KK) atau 27 jiwa.

    Kemudian, dua orang ibu-ibu terluka inisial A dan M yang bersama dengan empat orang korban jiwa dibawa ke Rumah Sakit Polri.

    Penyebab kebakaran pada area luas yang terbakar sebesar 200 meter persegi (m2) itu diduga karena korsleting aliran listrik dengan taksiran kerugian sekitar Rp674 juta.

    Sebelumnya, kebakaran tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu pagi pukul 06.21 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        19 Juli 2025

    1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca Medan 19 Juli 2025

    1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Sumatera Utara

    Bobby Nasution
    akan berbicara terkait sebanyak 1.804,95 hektar lahan hutan di Sumut yang terbakar dalam tujuh bulan belakangan ini.
    Lokasi paling banyak terbakar berada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
    Danau Toba
    .
    Bobby mengatakan salah satu faktor penyebab kebakaran adalah musim kemarau.
    Pemprov Sumut kini tengah merekayasa cuaca di kawasan Danau Toba agar bisa turun hujan.
    “Kami lagi akan upayakan dengan modifikasi cuaca karena di daerah kawasan Danau Toba sudah masuk kemarau dan curah hujan di bawah 30 milimeter,” ujar Bobby saat ditanya wartawan di kantor Gubernur Sumut, Jumat (18/7/2025).
    Untuk proses lebih lanjut, pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten yang wilayahnya terbakar hutan untuk mengajukan
    rekayasa cuaca
    ke Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi.
    “Kami lagi mengajukan rekayasa cuaca, cuma kami yang mengajukan, lagi menunggu surat beberapa kabupaten untuk mengusulkan hal serupa,” katanya.
    Sebelumnya, Sekretaris Daerah Sumut Togap Simangunsong mengatakan 1.804,94 hektar lahan hutan yang terbakar terjadi dalam kurun waktu 1 Januari hingga 13 Juli 2025.
    Kondisi ini mengganggu berbagai sektor, mulai dari keanekaragaman hayati hingga pariwisata.
    “Dalam beberapa bulan ini, laporan karhutla terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata, dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” ujar Togap di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (17/7/2025).
    Togap menyampaikan itu saat Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kawasan Geopark Danau Toba.
    Togap lalu menjelaskan kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang memiliki nilai ekologis, geologis, dan budaya yang sangat tinggi.
    Namun, kawasan ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran lahan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
    Karena itu, Togap mengimbau kepada pihak yang menangani hal tersebut untuk sering melakukan patroli terpadu.
    “Lalu pemetaan daerah rawan, penyuluhan kepada masyarakat, dan melibatkan tokoh adat dan agama dalam kampanye pembakaran lahan,” katanya.
    Sementara itu, Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih mengatakan selama periode 7 bulan tersebut terjadi 80 kebakaran, di mana 40 kejadian di antaranya berada di wilayah KSPN.
    Tuahta lalu mendetailkan wilayah terbakar.
    Rinciannya, di Kabupaten Tapanuli Tengah terjadi 10 kali kebakaran, Padang Lawas Utara 7 kali kebakaran, Sibolga 5 kali kebakaran, Langkat 4 kali kebakaran, Labuhanbatu Utara 2 kali kebakaran, Nias Utara 2 kali kebakaran, Padang Lawas 2 kali kebakaran, Tapanuli Selatan 2 kali kebakaran, Batubara, Deli Serdang, Mandailing Natal, Nias Barat, Sergai, dan Kota Padangsidimpuan masing-masing satu kali kebakaran.
    “Sedangkan Karhutla yang terjadi di wilayah KSPN meliputi Kabupaten Samosir 12 kali kebakaran, Toba 9 kali kebakaran, Karo 1 kali kebakaran, Simalungun 4 kali kebakaran, Humbang Hasundutan dan Dairi 3 kali kebakaran, serta Tapanuli Utara 2 kali kebakaran,” tutur Tuahta.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS

    BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS

    Kegiatan sosialisasi kewaspadaan bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026. ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta.

    BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 18 Juli 2025 – 16:45 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta melakukan sosialisasi untuk memperkuat budaya sadar bencana di 16 sekolah pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026. 

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan kegiatan sosialisasi itu merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI dalam membangun ketangguhan masyarakat sejak dini, terutama dalam menghadapi berbagai risiko bencana yang ada di wilayah perkotaan.

    “Melalui kegiatan MPLS ini, kami ingin membekali siswa dan tenaga pendidik dengan pemahaman dasar mengenai risiko bencana di sekitar mereka. Pengetahuan ini penting agar mereka bisa mengambil langkah tepat saat menghadapi situasi darurat,” ujar Isnawa di Jakarta, Jumat.

    Materi edukasi kebencanaan yang disampaikan BPBD mencakup poin utama yakni, pengenalan risiko bencana di sekitar sekolah di mana siswa dikenalkan dengan berbagai jenis bencana yang berpotensi terjadi di Jakarta seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, dan cuaca ekstrem.

    Edukasi ini juga meliputi ciri-ciri awal terjadinya bencana dan dampaknya terhadap keselamatan jiwa serta fasilitas sekolah. Kemudian, langkah kesiapsiagaan bencana mengenai penjelasan praktis mengenai apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana, termasuk latihan evakuasi sederhana serta pentingnya mengikuti arahan guru dan petugas saat kondisi darurat.

    Selanjutnya, peran siswa dalam penanggulangan bencana siswa didorong untuk menjadi agen perubahan, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga, dengan mengenali jalur evakuasi, titik kumpul, serta membantu teman secara aman saat evakuasi berlangsung.

    Tidak hanya itu, para siswa juga dikenalkan dengan rambu evakuasi, letak Alat Pemadam Api Ringan (APAR), lokasi kotak P3K, serta titik kumpul di lingkungan sekolah.

    “Melalui pelibatan aktif dalam MPLS, BPBD Provinsi DKI Jakarta berharap terbentuk generasi muda yang waspada, sigap, dan mampu menjadi pelopor keselamatan di tengah masyarakat,” kata Isnawa.

    Sumber : Antara

  • Pertamina-BPBD Sidoarjo bentuk forum desa tangguh hadapi bencana

    Pertamina-BPBD Sidoarjo bentuk forum desa tangguh hadapi bencana

    Diharapkan terbentuk sistem dukung lintas desa yang mampu merespons bencana secara cepat dan terkoordinasi

    Surabaya (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus berkolaborasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, membentuk Forum Sister Village untuk memperkuat ketangguhan desa dalam menghadapi bencana pesisir.

    Area Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi menyatakan terdapat lima desa yang terlibat dalam pembentukan Forum Sister Village yakni Desa Kalanganyar, Desa Gisik Cemandi, Desa Tambak Cemandi, Desa Banjar Kemuning dan Desa Segorotambak.

    “Diharapkan terbentuk sistem dukung lintas desa yang mampu merespons bencana secara cepat dan terkoordinasi serta mendorong tumbuhnya komunitas yang lebih siap, tangguh dan berdaya hadapi krisis bencana,” kata Ahad Rahedi di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Konsep Sister Village yang diusung mendorong solidaritas antarwilayah yaitu desa dengan kapasitas tangguh dapat berperan sebagai penopang bagi desa yang lebih rentan saat menghadapi situasi darurat.

    Model ini dinilai sebagai pendekatan adaptif yang relevan dengan tantangan bencana saat ini, sekaligus membangun jaringan kesiapsiagaan yang saling terhubung secara operasional.

    Ahad menuturkan Pertamina melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Juanda berkomitmen mendukung upaya penanggulangan bencana secara berkelanjutan melalui pendekatan preventif.

    Pendekatan preventif yang dimaksud mencakup edukasi, penguatan kapasitas warga, hingga pengembangan infrastruktur pendukung mitigasi termasuk melalui Forum Sister Village.

    Forum yang berlangsung 14-16 Juli 2025 tersebut dirangkai melalui kegiatan refreshment materi Sister Village pelatihan kapasitas kebencanaan seperti pemadaman api, pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan simulasi di lapangan.

    Supervisor HSSE AFT Juanda Erlangga F. Satrio menyebutkan sebanyak 110 peserta terlibat yakni terdiri atas unsur relawan siaga bencana dari lima desa serta perwakilan dari Kecamatan Sedati.

    Seluruh rangkaian fasilitasi, diskusi warga, hingga praktik lapangan di supervisi langsung oleh Tim BPBD Sidoarjo dengan arahan dan pembinaan dari Plt. Kalaksa BPBD Kabupaten Sidoarjo Sabino Mariano.

    Erlangga menuturkan kegiatan itu merupakan bagian dari upaya penguatan sistem kesiapsiagaan berbasis komunitas khususnya di wilayah pesisir yang rawan terdampak bencana seperti banjir rob, cuaca ekstrem, maupun abrasi.

    “Terlebih Indonesia adalah wilayah dengan potensi bencana yang tinggi termasuk Kabupaten Sidoarjo sehingga perlu diperkuat ketangguhan desa ini,” katanya.

    Camat Sedati Abu Dardak menambahkan konsep Sister Village ini sangat relevan untuk menanamkan nilai gotong royong, saling membantu dan kebersamaan antardesa mengingat suatu bencana tidak bisa diatasi hanya oleh satu atau dua pihak.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pendaki Denmark Jatuh di Rinjani, Evakuasi Pakai Helikopter

    Pendaki Denmark Jatuh di Rinjani, Evakuasi Pakai Helikopter

    Denpasar, Beritasatu.com – Tim SAR Mataram mengerahkan satu unit helikopter untuk melakukan evakuasi terhadap pendaki asal Denmark yang terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani.

    Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali memakan korban. Kali ini, seorang pendaki wanita asal Denmark yang sebelumnya dilaporkan sebagai warga negara Belanda, terjatuh saat melewati jalur ekstrem dari Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Korban berinisial SVTH mengalami luka-luka dan membutuhkan evakuasi segera melalui jalur udara.

    Laporan awal diterima Kantor SAR Mataram dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) sekitar pukul 14.00 Wita. Tim rescue dari Pos SAR Kayangan langsung diberangkatkan dengan perlengkapan mountaineering, komunikasi, dan medis lengkap.

    Melihat kondisi medan yang berat dan korban berada di lokasi yang sulit dijangkau, Kepala SAR Mataram Muhamad Hariyadi berkoordinasi dengan SAR Denpasar dan SGI Air Bali untuk menurunkan helikopter.

    “Evakuasi dilakukan oleh SGI Air Bali pada pukul 14.45 WITA dan tim berhasil mendarat di lokasi pada 16.41 Wita,” jelas Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya kepada wartawan, Kamis (17/7/2025).

    Korban berhasil dievakuasi dalam kondisi masih sadar namun mengalami luka di bagian kepala. Setelah berhasil dibawa keluar dari kawasan Rinjani, korban langsung dievakuasi medis ke Poliklinik Nusa Medika di Lombok.

    “Kondisi korban stabil, hanya ada luka di kepala. Selanjutnya dirujuk ke RS BIMC di Kuta, Badung untuk perawatan lebih lanjut,” tambahnya.

    Proses evakuasi ini melibatkan berbagai instansi dan elemen relawan, antara lain kantor SAR Mataram dan Denpasar, BTNGR, SGI Air Bali, Klinik Nusa Medika, Rumah Sakit BIMC, TNI, Polri, BPBD, Rinjani Squad, EMHC, Damkar, porter, guide, dan relawan lokal lainnya.

  • Waspada Jakarta Dihantam Banjir Rob 18-27 Juli 2025, Ini Lokasinya

    Waspada Jakarta Dihantam Banjir Rob 18-27 Juli 2025, Ini Lokasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir (rob) yang dapat terjadi pada 18 hingga 27 Juli 2025. Imbauan ini disampaikan berdasarkan informasi dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok.

    BPBD menyebutkan, potensi banjir rob ini dipicu oleh dua fenomena astronomi, yakni fase Perigee (jarak terdekat bumi-bulan) pada 20 Juli 2025 dan fase Bulan Baru pada 24 Juli 2025.

    Kedua fenomena tersebut dapat meningkatkan ketinggian air laut maksimum, yang berdampak pada naiknya permukaan air di wilayah pesisir utara Jakarta.

    Adapun wilayah yang berisiko terdampak banjir rob antara lain:

    Kamal Muara

    Kapuk Muara

    Penjaringan

    Pluit

    Ancol

    Kamal

    Marunda

    Cilincing

    Kalibaru

    Muara Angke

    Tanjung Priok

    Kepulauan Seribu

    Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir utara Jakarta diminta mengantisipasi potensi banjir pesisir dan memantau kondisi pasang air laut.

    Untuk informasi terkini mengenai gelombang air laut, warga dapat mengakses laman resmi bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.

    Dalam kondisi darurat, masyarakat diimbau segera menghubungi Call Center Jakarta Siaga di 112.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kota Bandung Resmi Bentuk BPBD, Fokus Mitigasi Banjir dan Sesar Lembang

    Kota Bandung Resmi Bentuk BPBD, Fokus Mitigasi Banjir dan Sesar Lembang

    Liputan6.com, Bandung – Kota Bandung resmi memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Didi Ruswandi dilantik sebagai Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, di Balai Kota Bandung, Senin, 14 Juli 2025.

    Menurut Farhan, pembentukan BPBD bukan sekadar membangun infrastruktur fisik, melainkan menyiapkan suprastruktur, yaitu sumber daya manusia dan kelembagaan yang mampu merespons bencana secara cepat dan tepat.

    Kehadiran BPBD Kota Bandung dinilai sangat penting untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi berbagai potensi bencana di Kota Bandung.

    “Suprastruktur artinya kita sedang mempersiapkan orang-orang agar punya program untuk mengedukasi terhadap terjadinya berbagai macam bencana,” katanya dalam keterangan pers di Bandung.

    Farhan menyebut, bencana utama yang menjadi fokus adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang.

    “Itu tidak boleh terjadi lagi. Daerah rawan banjir harus dikosongkan sebelum air datang. Ini soal kesiapan dan perilaku,” tegasnya.

    Potensi Pergerakan Tanah

    Selain itu, potensi pergerakan tanah juga menjadi perhatian serius. Farhan menyebut adanya tanda-tanda awal pergeseran tanah di sejumlah wilayah sekitar Bandung seperti Sumedang dan Purwakarta.

    Ia khawatir kondisi serupa bisa terjadi di Kota Bandung, terutama di kawasan yang dilalui Sesar Lembang.

    “Fokus pada Sesar Lembang menjadi penting karena itu potensi yang nyata,” katanya.

    Lebih lanjut, Farhan mengungkapkan pentingnya kesiapan mental masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Ia juga mengingatkan bahwa musim kemarau diperkirakan datang terlambat dan musim hujan akan lebih cepat terjadi, berdasarkan peringatan dari BMKG.

    “Kesiapan mental dan edukasi masyarakat menjadi kunci. Jangan sampai kita tidak siap saat musim hujan datang lebih cepat,” ucapnya.

    Terkait koordinasi penanggulangan bencana, Farhan mengatakan, BPBD Kota Bandung akan berkoordinasi erat dengan BPBD Provinsi Jawa Barat sebagai koordinator utama lintas daerah. Bahkan, kata dia, sebelum dilantik pun, Didi Ruswandi sudah menjalin komunikasi dengan BPBD provinsi.

    “Terpenting memang koordinasi dengan provinsi dulu,” jelasnya.

  • Karhutla di Kampar Riau, Sudah 5 Hari Api Belum Padam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Juli 2025

    Karhutla di Kampar Riau, Sudah 5 Hari Api Belum Padam Regional 16 Juli 2025

    Karhutla di Kampar Riau, Sudah 5 Hari Api Belum Padam
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di
    Desa Rimbo Panjang
    , Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar,
    Riau
    .
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, tim gabungan tengah berjibaku memadamkan titik api.
    Tim pemadam terdiri dari TNI, Polri, Manggala Agni Pekanbaru, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar.
    Petugas terbagi di empat titik untuk “mengeroyok” titik api tersebut.
    Lokasi kebakaran ini merupakan lahan kosong semak belukar yang bersebelahan dengan kebun sawit yang cukup luas.
    Kawasan yang terbakar terlihat banyak asap karena api berada di dalam gambut.
    Komandan Tim (Dantim) Charlie BPBD Kampar, Fitra Mahendra, mengatasi, luas lahan yang terbakar sekitar 7 hektar.
    Proses
    pemadaman api
    sudah berlangsung selama lima hari.
    “Sebagian besar api sudah berhasil kami padamkan. Saat ini hanya tinggal beberapa titik api dan titik asap. Api sudah makin ke dalam gambut, makanya asap masih cukup banyak,” kata Fitra saat ditemui Kompas.com di lokasi karhutla, Rabu (16/7/2025).
    Untuk mencegah api meluas, sebut dia, dilakukan penyekatan atau membasahi pinggir lahan.
    Namun, penyekatan terkendala sumber air yang sudah menipis.
    Sementara kebakaran masih berpotensi meluas karena faktor cuaca panas dan angin kencang.
    “Kendala kami, sumber air sudah tinggal sedikit di kanal atau parit. Kanal-kanal di sekitar lahan ini sudah pada kering selama musim kemarau. Kemarin kanal digali eskavator, tetapi sekarang air sudah mulai habis,” sebut Fitra.
    Selain di Desa Rimbo Panjang, titik api karhutla juga ada di Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar, dan Desa Muara Jolai, Kecamatan Kampar Utara.
    “Ada tiga titik karhutla hari ini di wilayah Kabupaten Kampar. Semuanya masih dalam proses pemadaman,” sebut Fitra.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Pendaki Asal Swiss Jatuh di Rinjani, Helikopter Diterbangkan Menuju Lokasi
                        Regional

    9 Pendaki Asal Swiss Jatuh di Rinjani, Helikopter Diterbangkan Menuju Lokasi Regional

    Pendaki Asal Swiss Jatuh di Rinjani, Helikopter Diterbangkan Menuju Lokasi
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Seorang pendaki warga negara asing (WNA) asal Swiss, bernama Benekdikt Emmeneger (46), dilaporkan terjatuh di
    Gunung Rinjani
    pada Rabu (16/7/2025).
    Tim SAR gabungan sedang menuju lokasi. Tidak hanya itu, satu unit helikopter juga diterbangkan menuju lokasi untuk mempercepat evakuasi terhadap korban jika memungkinkan.
    Korban dilaporkan selamat dan mengalami patah tulang dan saat ini masih menunggu proses evakuasi.
    Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman, WNA asal Swiss itu terjatuh di jalur turun dari puncak menuju ke Danau Segara Anak pada Rabu menjelang siang.
    “Tim evakuasi telah bergerak baik dari relawan, SAR dan petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), BPBD Lombok Timur, TNI-Polri,  helikopter telah diterbangkan dari Bali menuju ke Sembalun. Jika memungkinkan ke lokasi tempat korban untuk mempercepat proses evakuasi,” kata Yarman.
    Yarman mengatakan, korban jatuh di jalur bebatuan sebelum jembatan pertama menuju
    basecamp
    Segara Anak sekitar pukul 11.00 Wita dan dilaporkan ke BTNGR  pada pukul 11.30 Wita.
    WNA ini mendaki Rinjani pada Selasa, 15 Juli 2025, bersama empat orang rekan, termasuk anaknya yang masih berusia 12 tahun. 
    “Dia naik dari pintu pendakian Sembalun, dan terjatuh saat turun menuju Danau Segara Anak. Korban turun dari puncak, dari Pelawangan (Sembalun) dan jatuh di jalur menuju danau, mungkin ada batu atau apa, kita belum pastikan,” kata Yarman.
    Pendaki asal Swiss ini  menggunakan jasa asuransi, sehingga kemungkinan akan dievakuasi menggunakan helikopter, namun akan  dilihat dulu apakah helikopter memungkinkan untuk mendarat di titik lokasi pendaki terjatuh.
    Pihaknya belum bisa memastikan apakah korban terjatuh di medan yang berat dan ekstrem atau tidak.
    Informasi terakhir, tim evakuasi BTNGR, Edelweis Medical Health Center Sembalun, dan tim SAR gabungan sudah bergerak menuju titik jatuhnya korban. Helikopter juga sudah terbang menuju lokasi.
    Sementara itu, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram, Saidar Rahmanjaya menjelaskan bahwa tim rescue Pos SAR Kayangan telah bergerak menuju lokasi.
    Tim ini kemudian disusul oleh personel tambahan dari Kantor SAR Mataram untuk memperkuat upaya evakuasi.
    “Tim SAR dilengkapi dengan berbagai perlengkapan, seperti peralatan
    mountaineering
    , komunikasi, medis, evakuasi, kendaraan operasional, dan pendukung lainnya,” katanya.
    Saidar menjelaskan, operasi penyelamatan ini melibatkan koordinasi lintas instansi dan berbagai unsur, seperti Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Rinjani Squad, Damkar, Relawan Rinjani, porter, guide, dan unsur terkait lainnya.
    “Semua tim bersinergi untuk menjangkau lokasi korban dan memberikan pertolongan secepatnya.” kata dia.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.