Kementrian Lembaga: BPBD

  • Hujan Deras di Kabupaten Bogor: BPBD Catat 14 Titik Banjir, 5 Longsor, dan 1 Rumah Ambruk
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        9 Agustus 2025

    Hujan Deras di Kabupaten Bogor: BPBD Catat 14 Titik Banjir, 5 Longsor, dan 1 Rumah Ambruk Bandung 9 Agustus 2025

    Hujan Deras di Kabupaten Bogor: BPBD Catat 14 Titik Banjir, 5 Longsor, dan 1 Rumah Ambruk
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (9/8/2025) sore hingga malam ini telah memicu banjir, tanah longsor, dan angin kencang di sejumlah wilayah.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan bahwa ada puluhan titik terdampak di sedikitnya enam kecamatan.
    “Informasi sementara laporan masuk pada Sabtu pukul 19.15 WIB, bencana banjir terjadi di 14 titik, tanah longsor di lima titik, dan angin kencang disertai pohon tumbang maupun rumah ambruk di lima titik,” kata Staff Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaludin, saat dikonfirmasi, Sabtu malam.
    Banjir dilaporkan merendam permukiman di Kecamatan Kemang, Rancabungur, Cibinong, Bojonggede, dan sekitarnya.
    Sejumlah lokasi yang terdampak antara lain Perumahan Avoria Estate di Desa Kemang, Gang Turki di Desa Bantarjaya, Jalan Raya Sukahati Karadenan di Cibinong, Perumahan Golden Park di Kelurahan Pakansari, hingga RW 07 Desa Kedung Waringin di Bojonggede.
    Selain banjir, hujan deras memicu tanah longsor di Kampung Baru Desa Bantarsari, Kampung Bojong Lebak Kecamatan Kemang, Blok Seremped Kelurahan Nanggewer Cibinong, Jalan Swadaya Kelurahan Sukahati, dan Jalan Haji Mursidi Desa Tonjong Kecamatan Tajur Halang.
    Angin kencang juga dilaporkan menyebabkan pohon tumbang di Jalan Raya Pabuaran Bojonggede, RT 002/005 Atang Sanjaya Kecamatan Kemang, Jalan Bersih Kelurahan Tengah Cibinong, dan Kampung Cimanggis Desa Cimanggis.
    Sementara itu, satu rumah dilaporkan ambruk di Kampung Patahunan Desa Cilebut Timur Kecamatan Sukaraja.
    BPBD Kabupaten Bogor masih melakukan assessment di lapangan bersama unsur relawan, dan masyarakat.
    BPBD juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi bencana susulan karena mengingat cuaca masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPK Gelar OTT di Sulawesi Tenggara, Tangkap Bupati Kolaka Timur

    KPK Gelar OTT di Sulawesi Tenggara, Tangkap Bupati Kolaka Timur

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjaring Bupati Kolaka Timur (Koltim), Abd Azis dalam operasi tangkap tangan (OTT).

    Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membenarkan peristiwa yang terjadi di Sulawesi Tenggara itu.

    “Ya [salah satu Bupati di Sultra diamankan dalam OTT],” katanya kepada wartawan, Kamis (7/8/2025).

    Dia menuturkan saat ini tim KPK masih berada di wilayah Kolaka Timur untuk melakukan kegiatan. Namun, dia belum bisa memaparkan barang bukti yang dikumpulkan oleh penyidik karena proses OTT masih berlangsung.

    Lalu, para terduga akan diperiksa 1×24 jam untuk menentukan status hukum, apakah sebagai tersangka atau saksi.

    “Nanti akan kami sampaikan ya detilnya, barang buktinya apa saja, berapa pihak-pihak yang diamankan, perkaranya apa, gitu nanti akan kami sampaikan,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo. 
       
    Sebelumnya, KPK pernah melakukan OTT di Kolaka Timur pada Selasa, 21 September 2021. Kala itu Koltim dipimpin oleh Bupati Andi Merya Nur. OTT terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungannya Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur.

    KPK berhasil mengamankan Andi dan Kepala BPBD kolaka Timur, Anzarullah, serta empat orang lainnya, yakni suami Andi Merya, Mujeri Dachri, dan tiga ajudan Bupati Kolaka Timur: Andi Yustika, Novriandi, dan Muawiyah.

    Adapun Anzarullah  diketahui sebagai pemberi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

    Sementara Andi Merya, selaku penerima, disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang yang sama.

  • Kondisi Cuaca Tak Menentu, Warga Tangerang Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan – Page 3

    Kondisi Cuaca Tak Menentu, Warga Tangerang Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Banten, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca tak menentu yang diperkirakan terjadi hingga akhir pekan, dari kondisi cerah bisa mendadak menjadi menjadi hujan.

    “Kondisi cuaca pekan ini bisa berubah secara mendadak dari cerah menjadi hujan,” ujar Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, di Tangerang, dikutip dari Antara, Rabu (6/8/2025).

    BPBD Kota Tangerang menerima informasi cuaca tersebut dari BMKG dan langsung meneruskannya kepada sejumlah dinas terkait, di antaranya Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, hingga para camat dan lurah, untuk bersiaga menghadapi potensi banjir akibat hujan.

    Pasalnya, hujan yang terjadi pada awal pekan ini telah menyebabkan beberapa genangan. Oleh karena itu, Pemkot Tangerang pun melakukan kewaspadaan terhadap wilayah yang rawan banjir.

    Menurut dia, kelembapan yang tinggi juga bisa memicu perubahan cuaca secara tiba-tiba sehingga harus tetap memperhatikan informasi cuaca harian secara rutin.

    “Meskipun sebagian wilayah cerah atau berawan tetapi potensi hujan masih ada dan terjadi pada siang menuju sore hari. Ini sudah terjadi dalam dua hari terakhir,” kata Mahdiar.

     

  • Detik-Detik Bocah 4 Tahun di Cibadak Sukabumi Tewas Usai Hanyut di Gorong-Gorong

    Detik-Detik Bocah 4 Tahun di Cibadak Sukabumi Tewas Usai Hanyut di Gorong-Gorong

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang anak laki-laki berusia empat tahun inisial MI, ditemukan meninggal dunia setelah hanyut terbawa arus deras di saluran drainase di Kampung Kaum Kidul, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa 6 Agustus 2025.

    Berdasarkan laporan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, korban sedang bermain di dekat saluran drainase sekitar pukul 15.30 WIB, saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

    “Anak tersebut terpeleset ke dalam saluran drainase yang saat itu debit airnya sangat deras akibat hujan,” ujar Deden dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025).

    Arus yang kuat kemudian menyeret korban masuk ke dalam gorong-gorong sepanjang kurang lebih 200 meter.

    Melihat kejadian itu, keluarga dan warga sekitar segera melakukan pencarian. Mereka menyisir sepanjang gorong-gorong di sekitar lokasi kejadian dengan harapan bisa menemukan korban secepatnya.

    Pencarian yang berlangsung hampir satu jam itu akhirnya membuahkan hasil. Sekitar pukul 16.44 WIB, korban ditemukan oleh warga dalam kondisi meninggal dunia di gorong-gorong yang terletak di belakang PT. Daehan Global Karangtengah.

     

  • Tujuan Peneliti Beberkan Riset Tsunami Raksasa di RI: Agar Waspada

    Tujuan Peneliti Beberkan Riset Tsunami Raksasa di RI: Agar Waspada

    Jakarta

    Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan menarik terkait bukti ilmiah jejak tsunami raksasa yang pernah melanda wilayah selatan Jawa ribuan tahun lalu. Temuan ini dibeberkan untuk menumbuhkan kewaspadaan terhadap bencana.

    Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya Putra menyebutkan, hasil riset paleotsunami ini membuka wawasan baru dan menjadi peringatan penting akan potensi ancaman megatsunami yang masih membayangi kawasan padat penduduk tersebut.

    Sejumlah kalangan mungkin menganggap laporan hasil riset semacam ini terkesan menakut-nakuti. Sedikit kilas balik, di ranah yang sama, di 2018, pernah terjadi seorang peneliti yang memaparkan riset tentang potensi tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang, Jawa Barat, dianggap meresahkan masyarakat dan malah menghadapi ancaman hukum.

    Akhirnya, tsunami sungguh terjadi di Pandeglang yang memakan korban salah satunya band Seventeen. Barulah publik menyadari perlunya menaruh kepercayaan pada ilmuwan dan sains. Ditanya pendapatnya mengenai hal ini, Purna menegaskan bahwa sebagai peneliti, pemaparan hasil riset soal tsunami dimaksudkan untuk kewaspadaan dan kesiapan mitigasi, tidak pernah ada maksud untuk membuat resah.

    “Soal itu (ancaman hukum) mungkin bisa dibahas oleh (pihak) yang lain. Kalau dari kami, sebagai peneliti, kami sampaikan bukti ilmiah yang ada. Kami menyampaikan hasil riset berdasarkan data lapangan, setelah dianalisis memang hasilnya, zaman dulu kita pernah mengalami kejadian tsunami berulang,” ujarnya dalam pemaparan ‘Menggali Jejak Tsunami Purba di Selatan Jawa’ di Gedung BJ Habibie, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2025).

    Purna berharap pemaparan hasil risetnya benar-benar dimanfaatkan berbagai pihak terkait untuk kesiapsiagaan bencana. Ia pun menegaskan bahwa apa yang dilakukannya dan para peneliti lain sama sekali bukan untuk menakut-nakuti apalagi membuat kehebohan.

    “Kalau kita langsung (edukasi) ke masyarakat sebenarnya nggak ribut seperti itu. Misalnya pas di lapangan kita sampaikan ada jejak lapisan tsunami, ini menjadi bukti bahwa tsunami itu besar dan berulang, nggak langsung heboh. Ketika kami sampaikan ke desa, kecamatan, bahkan ke BPBD misalnya. Bahkan kemarin yang Kulon Progo itu saya dihubungi untuk cross-check, mereka ingin tahu lebih detail,” tutur Purna menceritakan pengalaman di lapangan.

    “Sebagai peneliti adalah tanggung jawab kami menyampaikan itu (hasil riset) terkait nanti kebijakannya seperti apa, itu tidak langsung menjadi ranah kami. Mungkin ada tim lain lagi yang kemudian menyusun kebijakan berdasarkan hasil riset itu,” imbuhnya.

    Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya Putra dan Pranata Humas Ahli Madya BRIN Sugiarti. Foto: BRIN

    Pranata Humas Ahli Madya BRIN Sugiarti yang menjadi moderator diskusi menambahkan, para peneliti di BRIN fokus pada hasil riset. Dalam kompetensi dan praktiknya bersama masyarakat, terutama dalam isu kebencanaan, BRIN selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

    “Kekhawatiran atau kepanikan itu sebenarnya bukti dari awareness masyarakat bahwa misalnya, oh ya seperti tadi disampaikan dalam kira-kira 200 tahun lagi gitu akan terjadi tsunami raksasa. Yang terpenting di sini adalah kepedulian dari pemerintah daerah untuk membangun infrastrukturnya disesuaikan dengan potensi bencana tadi,” kata Sugiarti.

    “Jadi ini tidak menunjukkan kapan itu terjadi bulan atau tanggal, tapi ini kurun waktu, untuk mewaspadai karena bencana alam tidak bisa kita hindari, tapi bagaimana kita sebagai manusia bisa beradaptasi, melakukan mitigasi, sehingga meminimalisir korban jiwa yang nanti diprediksi akan terjadi,” tutupnya.

    (rns/rns)

  • BPBD Kepulauan Seribu tingkatkan kesiapsiagaan warga hadapi tsunami

    BPBD Kepulauan Seribu tingkatkan kesiapsiagaan warga hadapi tsunami

    Jakarta (ANTARA) –

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, meningkatkan kesiapsiagaan warga pesisir terutama yang bermukim di Kelurahan Pulau Untung Jawa dalam menghadapi tsunami.

    “Kami lakukan sosialisasi dan pendampingan yang dilaksanakan di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, agar masyarakat memiliki pengetahuan akan potensi bencana tersebut,” kata Kepala Satgas BPBD Kepulauan Seribu, Mansyah di Jakarta, Rabu,

    Ia mengatakan bahwa peran aktif masyarakat lokal, dalam membentuk sistem tanggap darurat yang efektif di tingkat komunitas sangat penting dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana.

    Dia berharap masyarakat semakin sadar risiko dan siap menghadapi keadaan darurat ke depan. “Kami akan terus memperluas cakupan edukasi kebencanaan di wilayah Kepulauan Seribu,” katanya.

    Pihaknya menghadirkan Danru P2B BPBD Kepulauan Seribu, Iwan bersama Muhammad Teguh Aji Saputra dan narasumber lainnya untuk memberikan materi pemahaman dasar mengenai potensi ancaman tsunami serta teknik evakuasi mandiri.

    Selain itu pentingnya membangun koordinasi lintas elemen dalam penanggulangan bencana.

    Menurut dia, kegiatan ini menjadi bentuk sinergi antara BPBD, mahasiswa dan masyarakat dalam membangun budaya siaga bencana, khususnya di wilayah pesisir seperti Pulau Untung Jawa.

    Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari pendampingan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa STIE Dharma Bumiputera dan didukung BPBD Kepulauan Seribu.

    Total ada 25 peserta dari berbagai unsur masyarakat, seperti Karang Taruna, RT/RW, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), relawan lokal, unsur Kelurahan Pulau Untung Jawa, Bhabinkamtibmas, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) serta para Ketua RT dan RW setempat.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tembok Dua Rumah Warga di Bogor Ambruk Imbas Hujan Deras
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Agustus 2025

    Tembok Dua Rumah Warga di Bogor Ambruk Imbas Hujan Deras Megapolitan 6 Agustus 2025

    Tembok Dua Rumah Warga di Bogor Ambruk Imbas Hujan Deras
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Hujan deras yang melanda Kota Bogor menyebabkan tembok dua rumah warga ambruk pada Selasa (5/8/2025) 
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Dimas Tiko Prahadisasongko, mengatakan pertama tembok rumah ambruk di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa.
    “Penyebabnya karena hujan serta struktur dinding rumah yang sudah lapuk,” kata Dimas, dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025).
    Dimas menuturkan, bagian dinding rumah yang ambruk berada di area dapur.
    Akibat kejadian itu, sebanyak lima orang penghuni rumah terdampak.
    “Assessment sudah selesai dilakukan termasuk pemasangan terpal di lokasi kejadian,” tuturnya.
    Dimas menyebut, bencana serupa juga terjadi di Kampung Margabakhti, Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan.
    Di lokasi tersebut, tembok dapur serta kamar mandi rumah warga ambruk setelah tanah sepanjang dua meter dan lebar tiga meter amblas.
    Dimas mengungkapkan, faktor penyebabnya karena hujan ditambah rembesan air dari atap rumah yang sudah lapuk.
    “Ada tiga kepala keluarga (KK) di dalam satu rumah yang terdampak. Petugas juga sudah selesai melakukan assessment dan memberikan bantuan terpal serta natura,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Ungkap Ciliwung Sumbang 40% Penyebab Banjir Jakarta: Normalisasi Jadi Prioritas Utama – Page 3

    Pramono Ungkap Ciliwung Sumbang 40% Penyebab Banjir Jakarta: Normalisasi Jadi Prioritas Utama – Page 3

    Kendati demikian, Pramono menilai langkah-langkah darurat saja tidak cukup. Pemerintah Provinsi DKI kini tengah berkonsentrasi menyelesaikan penanganan banjir secara berkelanjutan, dengan fokus pada proyek-proyek strategis jangka menengah.

    “Saya lagi konsentrasi untuk penanganan yang jangka menengah. Maka untuk itu, normalisasi Ciliwung menjadi hal yang utama,” kata Pramono.

    Sebelumnya, hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sejak Senin (4/8) sore mengakibatkan sejumlah wilayah di Jakarta Timur kembali tergenang pada Selasa pagi.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sedikitnya 12 rukun tetangga (RT) terdampak genangan akibat luapan Sungai Ciliwung.

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, menyampaikan bahwa genangan mulai terjadi usai kenaikan status Bendung Katulampa menjadi Waspada/Siaga 3 pada Senin (4/8) pukul 16.30 WIB.

  • Wilayah terendam banjir di Jakarta telah surut

    Wilayah terendam banjir di Jakarta telah surut

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memastikan bahwa semua wilayah atau rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur yang sempat terendam banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung telah dinyatakan surut.

    “Kami mencatat hingga pukul 11.00 WIB, seluruh genangan sudah surut,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan bahwa pada Selasa pagi sebanyak 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir disebabkan meluapnya Sungai Ciliwung. Ketinggian banjir pada pagi mulai dari 30-80 sentimeter.

    Yohan mengatakan bahwa berkat upaya kolaboratif yang dilakukan oleh sejumlah instansi terkait dengan mengerahkan personel berikut peralatan pendukung banjir bisa tertangani dengan cepat.

    “Seperti pompa mobile dalam menyedot genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik. Peran dari unsur masyarakat juga dilibatkan dalam upaya ini,” katanya.

    Berikut data wilayah yang sempat terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi;

    Jakarta Timur terdapat 16 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 4 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 55 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cawang: 5 RT
    * Ketinggian: 45 s.d 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cillitan: 3 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPBD Jaktim kerahkan personel pantau dan atasi banjir di titik rawan

    BPBD Jaktim kerahkan personel pantau dan atasi banjir di titik rawan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur (Jaktim) mengerahkan sebanyak 45 personel untuk menangani dan memantau genangan air atau banjir yang terjadi di sejumlah titik rawan.

    “Sekitar 45 personel kami kerahkan untuk melakukan penanganan dan pemantauan genangan ataupun banjir di sejumlah titik,” kata Kepala Satuan Tugas Koordinator Wilayah BPBD Jakarta Timur Ali Kojim saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Ali menyebut langkah itu dilakukan sebagai respons cepat atas penyimpangan (anomali) kondisi cuaca yang belakangan masih terjadi.

    Pemantauan genangan dan banjir tersebut berkolaborasi dengan jajaran Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat).

    “Kami lakukan upaya maksimal agar genangan cepat surut. Warga perlu tetap waspada mengingat belakangan ini masih terjadi anomali cuaca,” ucap Ali.

    Personel gabungan juga memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik, sekaligus menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    Ali mengimbau masyarakat agar terus memantau informasi cuaca dan melapor jika menemukan genangan atau kondisi darurat lainnya di lingkungan sekitar.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 16 rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur masih terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30-80 cm akibat luapan Sungai Ciliwung pada Selasa pagi.

    Berikut 16 RT di Jakarta Timur yang terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi sekitar pukul 07.00 WIB:

    1. Kel. Bidara Cina: 4 RT

    Ketinggian air: 35-55 cm​​​​​​

    2. Kel. Kampung Melayu: 4 RT

    Ketinggian air: 50 cm

    3. Kel. Cawang: 5 RT

    Ketinggian air: 45-50 cm

    4. Kel. Cillitan: 3 RT

    Ketinggian air: 80 cm

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.