Kementrian Lembaga: BPBD

  • Dua Hari Menembus Longsor, Perjuangan Masuk Sungai Batang yang Terisolir Banjir Bandang

    Dua Hari Menembus Longsor, Perjuangan Masuk Sungai Batang yang Terisolir Banjir Bandang

    Liputan6.com, Jakarta – Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, merupakan salah satu wilayah di Sumatera Barat yang rusak parah akibat banjir bandang.

    BPBD Agam mencatat 10 orang meninggal dunia akibat banjir yang membawa material batu-batu dan kayu besar. Selain itu juga ratusan orang lainnya masih mengungsi.

    Pada Sabtu (6/12/2025), jurnalis Liputan6.com bergabung dengan tim warga bantu warga yang menyalurkan bantuan melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, untuk masuk ke Nagari Sungai Batang.

    Butuh dua hari menembus medan hingga bisa sampai ke lokasi ini. Bantuan untuk warga baru bisa sampai pada tanggal 7 Desember 2025.

    Di hari pertama perjalanan terkendala karena hujan deras yang mengguyur, menyebabkan daerah Bayur Maninjau dilanda banjir yang bercampur lumpur dan bebatuan.

    Kemudian di titik selanjutnya juga terjadi longsor. Bantuan yang semula akan dikirim melalui jalan darat kemudian disambung dengan perahu nelayan, dibatalkan. Tim sempat terjebak di wilayah Koto Kaciak, Maninjau.

    Kemudian setelah mendapat masukan dari sejumlah warga setempat, perjalanan menuju Sungai Batang akhirnya dialihkan melalui jalan darat melewati Tanjung Sani, yang sebelumnya juga dilanda longsor.

    Longsor di daerah ini sebelumnya yang membuat Nagari Sungai Batang terisolir sehingga bantuan harus dikirim dengan kapal nelayan.

    Namun beruntung pada tanggal 7 Desember 2025, material sudah dibersihkan meski masih sangat riskan ketika hujan deras mengguyur.

    Perjalanan melalui rute ini membutuhkan waktu yang lebih panjang dibanding jalur biasanya menuju Sungai Batang, sejumlah titik longsor juga memperlambat laju kendaraan.

    Pada 7 Desember siang, rombongan warga bantu warga tiba di Sungai Batang, tanah kelahiran Buya Hamka.

    Ketika masuk lebih dalam, Danau Maninjau yang biasanya dapat dilihat sebegitu indah dari lokasi ini dengan hamparan persawahan, kini menyisakan kepiluan. Material sisa-sisa banjir bandang terlihat jelas, bebatuan dan kayu-kayu besar menimbun lahan pertanian dan rumah warga.

    Warga bantu warga membawa bantuan bahan pokok, pakaian anak-anak, pakaian dalam dan selimut untuk para pengungsi di tiga jorong (dusun) di Nagari Sungai Batang.

    Selain itu, di dalam tim ini juga terdapat paramedis yang memeriksa kesehatan para pengungsi.

    Warga Masih Mengungsi

    Ratusan warga masih bertahan di pengungsian. Mereka seperti hidup dengan jam kondisi darurat: pagi pulang ke rumah sebentar, malam kembali mengungsi.

    “Saat siang kami pulang, kalau hujan kami balik ke pengungsian. Kalau hujan, banjir lagi,” kata warga bernama Eva Susanti (55).

    Eva menyebut kebutuhan utama mereka kini bukan sekadar bantuan makanan. “Kami butuh cangkul membersihkan rumah, kebutuhan perempuan dan popok anak,” ujarnya.

    Alat berat jug sangat dibutuhkan untuk mengalihkan aliran air dari hulu agar banjir tidak kembali setiap hujan turun. “Ini sudah sembilan hari, tiap hujan masih banjir,” ujar warga lain.

  • Selain di Semanding, Atap Parkir Kodim 0811 Tuban Hingga SMA N 2 Tuban Juga Terkena Angin Puting Beliung

    Selain di Semanding, Atap Parkir Kodim 0811 Tuban Hingga SMA N 2 Tuban Juga Terkena Angin Puting Beliung

    Tuban (beritajatim.com) – Tak hanya wilayah Kecamatan Semanding yang terdampak angin puting beliung, atap parkir Kodim 0811 Tuban juga ikut porak poranda dan SMA Negeri 2 Tuban atap yang tertimpa pohon tumbang.

    Diketahui, hujan deras dimulai sekitar pukul 15.00 Wib disertai angin kencang yang hampir di wilayah Kabupaten Tuban. Namun, di Kecamatan Semanding diduga terdapat angin puting beliung yang mengakibatkan rumah, fasilitas umum rusak, pohon tumbang dan gardu listrik roboh.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji menyampaikan bahwa pihaknya telah menangani beberapa dampak yang terkena angin puting beliung.

    Pohon tumbang di SMA Negeri 2 Tuban.

    “Kami telah bekerjasama dengan Polres, Kodim, Camat dan Kepala Desa untuk melakukan penanganan yang terdampak puting beliung,” ungkap Sudarmaji. Senin (08/12/2025).

    Sedangkan, untuk data pasti wilayah mana saja atau berapa rumah warga yang terdampak pihaknya masih melakukan assesment dan akan dirilis besok Selasa 9 Desember 2025.

    “Terkait data akan segera kami informasikan lebih lanjut,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Pemkab Bojonegoro Kirim Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra

    Pemkab Bojonegoro Kirim Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Gelombang solidaritas masyarakat Kabupaten Bojonegoro untuk korban bencana alam di Pulau Sumatra resmi disalurkan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro memberangkatkan iring-iringan delapan truk bermuatan bantuan logistik dari Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jalan Ahmad Yani, Senin (8/12/2025).

    Pemberangkatan armada kemanusiaan ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, tepat pukul 16.00 WIB. Bantuan ini ditujukan untuk meringankan beban warga terdampak longsor dan banjir bandang yang melanda tiga provinsi sekaligus, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

    Gotong Royong 124 Donatur

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Heru Wicaksi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas antusiasme luar biasa dari masyarakat Bojonegoro. Dalam waktu singkat, sejak posko donasi dibuka pada 3 hingga 6 Desember 2025, terkumpul bantuan dalam jumlah masif dari 124 donatur.

    “Ini adalah bukti nyata kepedulian warga Bojonegoro. Donasi mengalir dari berbagai pihak, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pelajar, civitas akademika, organisasi sosial kemasyarakatan, hingga perorangan. Semua bersatu untuk saudara kita di Sumatra,” ujar Heru Wicaksi di sela-sela pemberangkatan.

    Heru menjelaskan mekanisme penyaluran bantuan akan dilakukan secara berjenjang. “Hari ini kita berangkatkan 8 truk menuju BPBD Provinsi Jawa Timur. Nantinya, BPBD Jatim yang akan memfasilitasi penyaluran langsung ke lokasi bencana di Sumatra,” tambahnya.

    Rincian Bantuan Logistik

    Bantuan yang dikirimkan tidak hanya berupa bahan makanan pokok, tetapi juga menyasar kebutuhan spesifik kelompok rentan seperti bayi dan wanita. Berdasarkan data BPBD Bojonegoro, logistik yang dikirimkan meliputi, Sembako: 30,4 ton beras, 1.128 dus mi instan, serta ribuan paket pelengkap seperti minyak goreng, sarden, gula, dan air mineral.

    Kidware (Perlengkapan Anak): 385 set perlengkapan bayi, 529 bal popok anak, gendongan, selimut, hingga pakaian bayi. Family Kit: Ribuan paket kebersihan diri (sabun, sampo, pasta gigi), pembalut wanita, handuk, dan perlengkapan ibadah.

    Perlengkapan Sekolah: Tas sekolah, ratusan buku tulis, dan alat tulis lengkap untuk memastikan anak-anak terdampak tetap bisa belajar.

    Proses pengiriman bantuan ini melibatkan kolaborasi armada gabungan. Delapan truk yang diberangkatkan terdiri dari unit milik BPBD, Kodim 0813, Satpol PP, Brimob, dan Bagian Umum Setda Kabupaten Bojonegoro. [lus/but]

  • Digulirkan Sejak 2021, Bunga Desa Banyuwangi Jangkau Lebih Seratus Desa

    Digulirkan Sejak 2021, Bunga Desa Banyuwangi Jangkau Lebih Seratus Desa

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) yang digagas Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus berjalan untuk mempercepat penyelesaian persoalan di tingkat desa. Sejak 2021 hingga kini, Ipuk telah berkantor langsung di 110 desa, lebih dari separuh total 189 desa di Kabupaten Banyuwangi.

    Pada pelaksanaan pekan ini, Ipuk menjalani Bunga Desa di empat desa wilayah Kecamatan Licin, yakni Desa Jelun, Licin, Tamansari, dan Pakel, Senin (8/12/2025). Sejumlah layanan publik, intervensi sosial, serta penguatan potensi desa digelar secara menyeluruh.

    Di Desa Jelun, Pemkab Banyuwangi membuka pelayanan kesehatan gratis yang menghadirkan dokter spesialis penyakit dalam dan geriatri, ditambah sarasehan kesehatan mental untuk lansia oleh psikolog. “Ketika diperiksa terdapat indikasi gangguan kesehatan, bisa langsung ditangani oleh dokter spesialis,” kata Ipuk. Pemkab juga tengah memperluas layanan dokter spesialis di puskesmas agar warga tidak perlu menempuh jarak jauh ke rumah sakit.

    Program sosial turut digelar, meliputi bedah rumah tidak layak huni, bantuan alat usaha Warung Naik Kelas (Wenak), pembagian sembako, hingga santunan bagi anak yatim. Di sektor pendidikan, berbagai kegiatan dilaksanakan di SMPN 1 Licin, mulai dari pembelajaran Coding dan AI bagi guru, pelatihan Smart Gasing PISA, edukasi kebencanaan oleh BPBD, hingga sesi parenting untuk wali murid.

    Ipuk juga meninjau potensi ekonomi lokal dan wisata desa. Di Desa Licin, ia meninjau sejumlah UMKM serta mengunjungi Wisata Banyukuwung, pemandian mata air alami di lereng Gunung Ijen yang menawarkan panorama pegunungan. “Tempatnya bagus dan asri, cocok untuk liburan keluarga. Saya minta pendampingan terus dilakukan agar makin berkembang,” ujarnya. Untuk mendukung promosi wisata, diberikan pula pelatihan pembuatan konten serta bantuan peralatan konten kreator kepada para pelaku wisata.

    Selain berbagai program tersebut, layanan administrasi publik dihadirkan secara lengkap, mulai dari Adminduk (KTP, KK, Identitas Anak), layanan HAKI, perizinan/NIB, klinik UMKM, pembayaran pajak daerah dan kendaraan bermotor, hingga layanan BPJS Ketenagakerjaan.

    Ipuk juga berdialog dengan seluruh kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga Kecamatan Licin untuk menampung aspirasi serta mengurai permasalahan desa. “Apa yang menjadi aspirasi warga kami tampung, dan kami carikan solusinya. Ada yang membutuhkan waktu seperti persoalan infrastruktur, ada yang bisa langsung kami eksekusi,” jelasnya. [ayu/but]

     

  • Jalan Penghubung 6 Desa di Lembata Putus Total Usai Diterjang Banjir
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Desember 2025

    Jalan Penghubung 6 Desa di Lembata Putus Total Usai Diterjang Banjir Regional 8 Desember 2025

    Jalan Penghubung 6 Desa di Lembata Putus Total Usai Diterjang Banjir
    Tim Redaksi
    LEMBATA, KOMPAS.com
    – Jalan penghubung antar desa di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), putus total akibat diterjang banjir pada Senin (8/12/2025).
    Jalur tersebut merupakan satu-satunya akses warga enam desa menuju Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten
    Lembata
    .
    “Jalur ini menghubungkan enam desa, yaitu Lamawolo, Lamatokan, Baolaliduli, Lamau, Aulesa, dan Lamagute,” ujar Sandro, salah seorang warga, Senin.
    Sandro mengungkapkan,
    banjir
    dipicu hujan deras yang mengguyur Desa Jontona dan sekitarnya.
    Menurut dia, banjir ini juga berasal dari Gunung Ile Lewotolok, akibat hujan intensitas tinggi yang melanda kawasan puncak dalam durasi yang lama.
    Camat Ile Ape Timur, Niko Wutun menyampaikan bahwa sampai saat ini jalur tersebut belum bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
    “Untuk sementara belum bisa dilalui kendaraan,” kata Niko Wutun, Senin.
    Niko mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengerahkan alat berat.
    Dia juga menghimbau agar warga selalu waspada karena saat ini sedang terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Imbas Puting Beliung Terjang Tuban, 2 Orang Tertimpa Rumah Ambruk

    Imbas Puting Beliung Terjang Tuban, 2 Orang Tertimpa Rumah Ambruk

    Tuban (beritajatim.com) – Dua warga Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, mengalami luka di bagian kepala setelah tertimpa puing atap rumah akibat angin puting beliung yang melanda wilayah tersebut. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

    Camat Semanding, drh. R. Cipta Dwi Priyata, menyebutkan bahwa puting beliung yang terjadi pada Senin (08/12/2025) itu menerjang sejumlah wilayah dan menyebabkan kerusakan cukup parah.

    “Informasinya dari Desa Tegalagung ada dua yang tertimpa genteng di kepala dan sudah dibawa ke rumah sakit. Untuk desa lain belum ada laporan korban,” jelas Cipta.

    Rumah warga yang terdampak angin puting beliung di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban .[foto: Diah Ayu/beritajatim.com]Berdasarkan pengecekan di lapangan, terdapat enam desa yang terdampak, yakni Prunggahan Wetan, Penambangan, Semanding, Gedongombo, Tegalagung, dan Prunggahan Kulon. Di empat desa pertama, kerusakan meliputi rumah warga dan pohon tumbang, sementara di Tegalagung dan Prunggahan Kulon kerusakan terfokus pada rumah warga.

    “Kami sudah koordinasi dengan BPBD Tuban terkait penanganan pohon tumbang yang melintang di jalan. Untuk jumlah rumah terdampak masih kami identifikasi,” ujar Cipta.

    Saat ini petugas gabungan bersama relawan terus melakukan pendataan, evakuasi, dan penanganan awal untuk memulihkan akses serta membantu warga yang terdampak. [dya/but]

  • Unesa Lelang Jersey Bertanda Tangan Shin Tae-yong untuk Korban Bencana Sumatera
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Desember 2025

    Unesa Lelang Jersey Bertanda Tangan Shin Tae-yong untuk Korban Bencana Sumatera Surabaya 8 Desember 2025

    Unesa Lelang Jersey Bertanda Tangan Shin Tae-yong untuk Korban Bencana Sumatera
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melelang jersey bertanda tangan mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong untuk menggalang dana bantuan korban bencana Sumatera.
    Unesa
    menggalang dana melalui skema donasi dan lelang produk untuk membantu korban
    bencana Sumatera
    di Kampus Lidah Wetan, Surabaya, pada Senin (8/12/2025).
    Barang yang dilelang yakni jersey bertanda tangan Shin Tae-yong, raket Leani Ratri Oktila peraih medali emas Paralympic Tokyo 2020 dan Paris 2024 hingga jersey Marselino Ferdinan dan Rachmat Irianto.
    “Kepedulian itu tidak berhenti di sana, sebab para korban masih membutuhkan bantuan kita semua,” kata Wakil Rektor IV Unesa, Dwi Cahyo Kartiko, Senin.
    Sebelumnya, Unesa memberikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan
    living cost
    kepada korban terdampak bencana Sumatera. Kemudian, bantuan dilanjutkan dengan penggalangan dana.
    “Untuk itu, hari ini kami berdoa bersama, menggalang dana dan melakukan pelelangan barang dan produk Unesa yang hasilnya nanti untuk diserahkan kepada para korban bencana di Sumatera,” ujarnya.
    Hasil dari kegiatan penggalangan dana dan lelang produk ini, uang yang terkumpul sebanyak Rp 148 juta.
    “Dengan solidaritas nasional, dan dengan bersama-sama, kita bisa melewati bencana ini dan bangkit darinya,” sambungnya.
    Terpisah, Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS), Mutimmatul Faidah menyebut ada sekitar 458 mahasiswa asal Sumatera, 63 di antaranya yang berasal dari daerah terdampak bencana.
    Unesa juga memberikan program pendampingan psikologis secara berkelompok untuk membantu memulihkan kondisi psikis para korban.
    “Kami berikan penguatan psikologis, psikososial, konseling dan penguatan spiritual sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Mutimmatul.
    Tim SMCC-PPIS Unesa juga diberangkat ke daerah terdampak bencana dan sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan jajaran kementerian terkait.
    “Tujuannya untuk membawa bantuan pokok yang sudah dikumpulkan sekaligus memberikan
    trauma healing
    , membuka layanan kesehatan, dan pemulihan kondisi fisik bagi korban di posko pengungsian,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Una, Mahasiswi Unesa Asal Pidie Jaya Dapat Beasiswa Usai Keluarga Terdampak Bencana Sumatera
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Desember 2025

    Kisah Una, Mahasiswi Unesa Asal Pidie Jaya Dapat Beasiswa Usai Keluarga Terdampak Bencana Sumatera Surabaya 8 Desember 2025

    Kisah Una, Mahasiswi Unesa Asal Pidie Jaya Dapat Beasiswa Usai Keluarga Terdampak Bencana Sumatera
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Unaysah Azkia Madania, mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menjadi satu dari 63 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa pendidikan dari Unesa.
    Diketahui,
    Unesa
    memberikan beasiswa biaya pendidikan penuh sampai lulus untuk mahasiswa yang orangtuanya terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.
    Wakil Rektor IV Unesa, Dwi Cahyo Kartiko, mengatakan bahwa dari 458 mahasiswa yang tercatat berasal dari wilayah terdampak, terdapat 63 mahasiswa yang benar-benar terdampak langsung.
    “UNESA melalui Cak Hasan sudah komitmen akan memberikan beasiswa full sampai lulus. Artinya sampai semester 8,” kata Dwi di acara Doa Bersama, Lelang Amal, dan Pemberian Beasiswa untuk mahasiswa terdampak banjir Sumatra di Gedung Rektorat Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya, Senin (8/12/2025).
    Selain beasiswa pendidikan, mahasiswa yang rumahnya rusak atau kehilangan orang tua juga akan menerima tambahan bantuan living cost. Bahkan, satu dosen yang turut kehilangan rumah di Tapanuli juga mendapat perhatian khusus.
    Mendapatkan beasiswa,
    Unaysah Azkia Madania
    mengaku terharu sekaligus lega karena dia sempat mengkhawatirkan uang kuliah Rp 3,2 juta per semester di tengah musibah yang dialami keluarganya di
    Pidie Jaya
    , Aceh.
    “Satu sisi senang ya, karena kepikiran duh nih semester depan bayar UKT (Uang Kuliah Tunggal)-nya gimana,” kata mahasiswi yang karib disapa Una tersebut.
    Saat berbincang dengan
    Kompas.com
    , Una bahkan mengatakan, sempat berpikir untuk mencari pekerjaan jika keluarganya tak lagi mampu membayar kuliahnya.
    Sebab, mahasiswi semester lima ini tetap ingin melanjutkan pendidikannya.
    “Tapi, tiba-tiba langsung dihubungi. Alhamdulillah ini bantuan yang membantu banget.” ujarnya sambil tersenyum.
    Di tengah kebahagiannya, Una teringat momen paling menakutkan saat keluarganya menjadi korban
    banjir Sumatera
    .
    Una adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adik bungsunya yang tinggal bersama orang tua masih berusia 12 tahun. Sementara dua adiknya yang lain tinggal di pondok pesantren di Madura dan tidak memiliki akses ponsel.
    “Kami dapat kabar itu tengah malam (tanggal 23 November 2025), dan itu pun notif dari hape gitu, yang ting-ting gitu,” katanya.
    Awalnya, dia mengira itu banjir biasa atau banjir tahunan yang tingginya tidak pernah melebihi dari paha atau lutut orang dewasa.
    Namun, keesokannya, dia mendapat kabar mengenai bencana banjir dan longsor yang cukup parah terjadi di Sumatera.
    Una lantas mencoba menghubungi keluarganya untuk menanyakan kabar. Tetapi, usahanya tidak berhasil.
    Dia menjadi panik dan berusaha menghubungi berbagai sosial media milik polisi, keamanan, pemadam kebakaran, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
    “Hari pertama itu frustrasi. Enggak ada yang bisa dihubungi semua,” ucapnya.
    Kecemasan soal keselamatan orang tua menjadi hal pertama yang memenuhi kepalanya saat itu.
    “Takut orang tua enggak ada aja sih. Keluarga hilang, itu yang paling ditakutin.” Imbuhnya sambil menunjukkan senyum getir.
    Hingga pada Rabu pagi, tanggal 26 Desember 2026, dia mendapatkan telepon dari sang ibu.
    Namun, suara panik di ujung telepon membuat tubuh perempuan 21 tahun itu gemetar.
    “Tanggal 26 pagi, itu ibu saya telepon, panik. Saya kaget, kok sepanik ini. Dan itu ibu saya sudah sampai teriak-teriak untuk minta tolong keluar,” ujar Una dengan raut wajah getir.
    Di rumah keluarga mereka di desa atau Gampong Meunasah Mancang, air sudah mencapai sebahu orang dewasa. Ayah dan ibunya hanya bisa naik ke atas meja agar tak tenggelam.
    Una bercerita, rumahnya sudah dibuat tinggi, sekitar satu setengah meter dari permukaan tanah, namun air tetap menerobos dan memenuhi seluruh ruangan di rumahnya.
    “Dan kondisi di dalam sudah seperti itu, apalagi yang di luar,” katanya memejam sejenak.
    Una mengaku semakin takut karena di saat banjir semakin tinggi, ibunya mengabari bahwa sang ayah berada di Panti Asuhan Darul Aitam di Meunasah Lhok, tempatnya bekerja.
    “Walaupun enggak jauh dari rumah, tapi posisi mereka terpencar,” tutur Una.
    Setelah itu, Una semakin cemas dan kalut karena selama dua hari tidak mendapat kabar lagi dari kedua orangtuanya.
    Barulah pada 28 Desember 2025, telepon selularnya kembali berdering. Ayah dan ibunya memberikan kabar.
    “Tiba-tiba nelepon, dan habis itu sinyal susah. Tapi, di situ udah sedikit lega, ‘oh Alhamdulillah selamat’,” katanya.
    Tetapi, rupanya banjir susulan datang dan kembali memutus akses. Kabar terakhir dari ibunya datang pada Sabtu, 29 Desember 2025, pagi, ketika air kembali naik dan semua harus bertahan di lantai dua panti asuhan.
    “Karena di sana itu mau ke mana juga sulit, karena posisi kayu itu di mana-mana,” ujarnya sambil menunjukkan foto tumpukan kayu yang memblokir jalan masuk ke rumah.
    Sementara itu, air sungai yang meluap mencari jalannya sendiri, mengisi rumah-rumah warga hingga tidak menyisakan ruang untuk evakuasi.
    “Bahkan, untuk pengevakuasian kayak mayat atau bangkai-bangkai gitu sulit. Masih belum bisa, karena enggak ada alat berat,” kata Una dengan suara kecil.
    Saat bercerita, Una mengisahkan kembali kesulitan kedua orangtuanya bertahan hidup di tengah kepungan banjir.
    “Orangtua saya cuma mengandalkan, ya sehari itu cuma bisa minum dua gelas aqua kecil. Ya itu pun dihemat-hemat,” kata Una.
    Untuk makan, mereka menemukan Indomie yang dimakan tanpa dimasak, cukup diremukkan.
    Setelah air surut, barulah bantuan makanan mulai masuk, meski tidak banyak.
    Tak hanya itu, menurut Una, semua barang di rumahnya rusak karena terendam banjir beberapa hari.
    “Motor terendam lumpur. Lumpurnya kan udah mengering. Udah nggak bisa dipakai lagi,” ujarnya.
    Namun, kehilangan harta benda tidak membuatnya terpukul karena yang terpenting kedua orangtuanya selamat.
    “Yang terpenting ya kondisi keluarga aja sih. Barang itu masih bisa dicari lagi,” katanya.
    Di tengah bencana, Una mengaku, tidak ingin bertemu orangtuanya di Pidie Jaya. Sebaliknya, dia berharap ayah dan ibunya yang datang ke Surabaya, untuk mengungsi.
    “Kayaknya enggak sih. Cuma orangtua aja yang ke sini. Justru mengamankan diri di sini. Mending ke sini aja,” ujarnya.
    Di akhir percakapan, Una sempat terdiam lama ketika diminta menyampaikan sesuatu untuk orang tuanya.
    Ketika akhirnya dia berbicara, suaranya pelan tapi mantap, “Alhamdulillah selamat. Enggak apa-apa. Maksudnya, kalau barang masih bisa kita cari, setidaknya kita menyelamatkan diri saja dulu. Terus, bersyukur juga kalau kita masih dikasih kesempatan walaupun kita dapat yang parah, tapi masih ada yang lebih parah dibanding kita”.
    Sementara itu, pihak kampus tak hanya memberikan beasiswa, Unesa menyediakan trauma
    healing
    kelompok bagi mahasiswa yang keluarga terdampak bencana banjir Sumatera.
    Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis Unesa, Mutimmatul Faidah, mengatakan bahwa trauma akibat kehilangan kabar keluarga membuat banyak mahasiswa rapuh secara mental.
    “Sebagian mereka belum terhubung dengan keluarganya. Tidak ada koneksi sama sekali. Sehingga mereka juga belum tahu bagaimana kabar ayah, ibu, dan seterusnya,” ujarnya.
    Oleh karena itu, Unesa mengadakan trauma
    healing
    kelompok, penguatan psikologi, sosial, hingga spiritual.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puting Beliung Terjang Tuban, Ratusan Rumah Rusak

    Puting Beliung Terjang Tuban, Ratusan Rumah Rusak

    Tuban (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Senin (8/11/2025), mengakibatkan ratusan rumah warga dan sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan. Angin puting beliung yang menyertai hujan tersebut juga menumbangkan banyak pohon serta merobohkan gardu listrik, sehingga aliran listrik di kawasan itu padam total.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Sudarmaji, mengatakan peristiwa terjadi menjelang waktu salat ashar. Sejauh ini laporan kerusakan terfokus di wilayah Kecamatan Semanding.

    “Saat ini laporan dari warga yang masuk berada di Kecamatan Semanding. Untuk wilayah lain belum ada laporan,” ujar Sudarmaji.

    Rumah warga yang terdampak angin puting beliung di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban .[foto: Diah Ayu/beritajatim.com]Enam desa dilaporkan terdampak langsung, yakni Desa Penambangan, Bektiharjo, Prunggahan Wetan, Prunggahan Kulon, Tegalagung, dan Semanding. Sejumlah pohon tumbang melintang di jalan serta menimpa kabel listrik sehingga menghambat akses transportasi dan memicu padamnya listrik di beberapa titik.

    “Banyak pohon tumbang, bahkan ada yang mengenai kabel-kabel listrik dan masuk ke badan jalan,” imbuhnya.

    Rumah warga yang terdampak angin puting beliung di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban .[foto: Diah Ayu/beritajatim.com]BPBD bersama petugas terkait kini memfokuskan penanganan pada evakuasi pohon tumbang untuk membuka akses jalan. Sementara itu, tim PLN tengah melakukan perbaikan gardu dan jaringan listrik yang rusak.

    “Untuk jumlah rumah terdampak masih dalam proses asesmen. Besok akan kami rilis data resminya,” jelas Sudarmaji.

    Selain itu, tim relawan juga telah dikerahkan untuk melakukan pengecekan lanjutan ke rumah-rumah warga. “Rencananya besok kita akan kerja bakti bersama,” pungkasnya. [dya/but]

  • 8 Daerah di Riau Tetapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi, 4 Lainnya Diminta Menyusul

    8 Daerah di Riau Tetapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi, 4 Lainnya Diminta Menyusul

    Liputan6.com, Jakarta – Delapan kabupaten/kota di Provinsi Riau telah menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi banjir dan longsor di musim hujan.

    Namun, masih terdapat empat daerah yang belum menetapkan status siaga tersebut, yaitu Kabupaten Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Kepulauan Meranti.

    “Ada empat daerah yang belum menetapkan status siaga hidrometeorologi, dari 12 kabupaten/kota di Riau ini. Kami mengimbau kabupaten/kota yang belum menetapkan jangan sampai setelah kejadian baru ditetapkan,” kata Kepala BPBD dan Damkar Riau, M. Edy Afrizal, dikutip dari Antara, Senin (8/12/2025).

    Adapun untuk delapan daerah yang sudah menetapkan status siaga hidrometeorolgi, Kabupaten Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, Bengkalis, Kota Pekanbaru dan Dumai.

    Edy Afrizal meminta keempat daerah tersebut segera menetapkan status siaga karena merupakan daerah yang rawan terjadinya bencana banjir dan longsor. Termasuk jika pintu waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang dibuka, dan akan menyebabkan terjadi banjir terutama daerah di bantaran sungai, seperti Kabupaten Kampar dan Pelalawan.

    “Daerah yang rawan bencana itu seperti Kampar dan Pelalawan. Sekarang ini curah hujan cukup tinggi dikhawatirkan terjadi banjir apalagi waduk PLTA dibuka. Kalau untuk daerah pesisir itu biasanya rawan banjir rob, dan sudah terjadi di Kota Dumai, Inhil dan Bangkalis. Biasanya banjir rob sebentar dan surut satu dua jam,” jelasnya.