Kementrian Lembaga: BPBD DKI Jakarta

  • Pekerja Tewas Tersengat Listrik Saat Pasang Sensor Banjir BPBD Jakarta

    Pekerja Tewas Tersengat Listrik Saat Pasang Sensor Banjir BPBD Jakarta

    ERA.id – Seorang pria berinisial AD (21) tewas diduga akibat tersengat listrik di Kali Banjir Kanal Barat, Jalan Jati Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus), Senin (9/12) kemarin. 

    Kapolsek Tanah Abang, AKBP Aditya Simanggara Pratama menjelaskan kejadian berawal ketika korban dan dua teman kerjanya, SY (29) dan DT (24) datang ke lokasi untuk memasang sensor pengendali banjir. Saat itu, cuaca sedang gerimis.

    “Dengan tujuan melakukan pemasangan unit sensor pengendali banjir,” kata Aditya kepada wartawan, Selasa (10/12/2024).

    Mereka lalu memasang scaffolding atau steger pada tiang yang akan dipasang sensor. Setelah steger terpasang, SY mengingatkan AD dan DT agar tak memasang sensor terlebih dahulu. Sensor dipasang ketika hujan reda. 

    SY kemudian meneduh di sebuah warung tak jauh dari TKP sambil meminum kopi Namun rupanya, peringatan itu tak digubris oleh AD dan DT.

    Dia tiba-tiba melihat dan mendengar suara ledakan dan percikan api dari arah tiang yang akan dipasang sensor. SY lalu kembali dan mendapati DT duduk tak sadarkan diri.

    “SY langsung mendatangi tempat kejadian dan saat itu SY melihat DT sudah ada di atas scaffolding sedang duduk akibat tersengat listrik,” ujarnya.

    Korban AD rupanya tercebur ke kali usai tersengat listrik. SY langsung menghubungi orang tua DT agar korban ini dibawa ke rumah sakit untuk diberi pengobatan.

    Sementara untuk AD yang tercebur ke kali ditemukan tewas setelah dilakukan pencarian oleh petugas. Jenazah korban dilarikan ke RSCM.

    “Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.

    Terpisah, Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan menjelaskan kedua korban bukan pegawai BPBD.

    “Memang mereka betul sedang memasang alat sensor pengendali banjir. Tapi mereka bukan petugas, ataupun PJLP. Mereka pekerja yang ditugaskan perusahaan yang memasang alat sensor. Alat sensor itu memang dipasang untuk BPBD ada 90 titik,” jelas Yohan.

  • Hendak pasang sensor banjir, seorang pria tewas tersengat listrik

    Hendak pasang sensor banjir, seorang pria tewas tersengat listrik

    Jakarta (ANTARA) – Seorang pria berinisial AD (21) tewas diduga akibat tersengat listrik saat hendak memasang sensor banjir milik BPBD DKI Jakarta di Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (9/12).

    “Tempat kejadian perkara (TKP) di Kali Banjir Kanal Barat dekat Rel Kereta Pintu Air Petamburan Jalan Jati Petamburan RW 11 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat,” kata Kapolsek Metro Tanah Abang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Aditya Simanggara Pratama.

    Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, Aditya menjelaskan, peristiwa tersebut berawal pada pukul 12.25 WIB saksi SY, saksi DT, korban AD dan pekerja lainnya tiba di TKP dengan tujuan melakukan pemasangan unit sensor pengendali banjir.

    Saat itu cuaca sedang gerimis, kemudian mereka memasang “scaf folding” (steger/tangga) di tempat tiang yang akan dipasangkan alat. “Setelah terpasang steger SY menyampaikan ke DT dan AD untuk tidak melakukan pemasangan alat, sampai dengan cuaca hujan reda atau berhenti,” katanya.

    Ketika saksi SY sedang beristirahat tiba-tiba melihat dan mendengar suara ledakan dan percikan api dari arah tiang yang akan dipasang alat. Menurut keterangan saksi asal ledakan dan percikan tersebut berasal kabel listrik yang menempel di tiang.

    “Melihat hal tersebut SY langsung mendatangi tempat kejadian dan saat itu SY lihat DT sudah ada di atas ‘scaf folding’ sedang duduk akibat tersengat listrik,” katanya.

    Beberapa saat kemudian SY melihat besi yang akan dipasang ke tiang sudah jatuh ke pinggir atau bawah kali. “Saat itu SY berasumsi jika korban AD jatuh ke kali,” kata Aditya.

    Selanjutnya saksi SY bersama pekerja lain mencari tahu keberadaan korban AD. Sedangkan DT dibawa ke Rumah Sakit Pelni dan saksi menghubungi pihak Damkar, Basarnas dan BPBD.

    “Ketika pihak Damkar, Basarnas dan BPBD tiba, SY menjelaskan kronologis dan menyampaikan jika dugaan kuat korban tercebur ke kali, sekitar pukul 15.00 WIB korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” katanya.

    Petugas Damkar menemukan korban AD di Kali Banjar Kanal Barat, tidak jauh dari tempat pemasangan alat. “Kemudian palang hitam membawa korban ke RSCM, ” katanya.

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan membenarkan peristiwa tersebut.

    “Betul, memang mereka sedang memasang alat sensor pengendali banjir. Mereka pekerja yang ditugaskan perusahaan yang memasang alat sensor,” katanya.

    Yohan menambahkan, rencananya alat sensor itu memang akan di pasang untuk BPBD ada sekitar 90 titik.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Seorang Pekerja Tewas Tersengat Listrik lalu Tenggelam Saat Pasang Sensor Pengendali Banjir BPBD
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Desember 2024

    Seorang Pekerja Tewas Tersengat Listrik lalu Tenggelam Saat Pasang Sensor Pengendali Banjir BPBD Megapolitan 10 Desember 2024

    Seorang Pekerja Tewas Tersengat Listrik lalu Tenggelam Saat Pasang Sensor Pengendali Banjir BPBD
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pekerja berinisial AD (21)
    tewas tersengat listrik
    dan tenggelam saat memasang sensor pengendali
    banjir
    milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Jakarta, Senin (9/12/2024).
    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.25 WIB di Pintu Air Petamburan, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat AD bersama dua rekannya, SY (29) dan DT (24), serta beberapa pekerja tiba untuk melakukan pemasangan unit sensor pengendali banjir. Cuaca saat itu sedang gerimis.
    Kapolsek Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara Pratama menjelaskan, pekerjaan awal dilakukan dengan memasang
    scaffolding
    atau
    steger
    di sekitar tiang yang akan dipasangkan alat.
    Setelah itu, SY memberi peringatan kepada AD dan DT untuk menunggu hingga hujan reda sebelum melanjutkan pemasangan alat.
    “Namun, peringatan itu tidak digubris oleh AD dan DT. Mereka tetap melanjutkan pemasangan,” ujar Aditya.
    Sementara SY memilih berteduh di sebuah warung kopi yang berjarak sekitar 15 meter dari lokasi pekerjaan. Tidak lama setelah itu, SY mendengar suara ledakan dan melihat percikan api dari arah tiang tempat alat sensor akan dipasang.
    SY segera mendatangi lokasi kejadian dan melihat DT sudah terjatuh ke atas scaffolding akibat tersengat listrik.
    “Menurut keterangan saksi DT, asal ledakan dan percikan tersebut berasal dari kabel listrik yang menempel di tiang,” jelas Aditya.
    SY juga melihat besi yang akan dipasangkan ke tiang jatuh ke pinggir kali, dan menduga DT ikut terjatuh ke dalam kali.
    SY bersama pekerja lainnya segera mencari AD dan menghubungi pihak Damkar, Basarnas, dan BPBD.
    Sekitar pukul 15.00 WIB, AD ditemukan dalam keadaan meninggal dunia oleh petugas Damkar di Kali
    Banjir
    Kanal Barat, tidak jauh dari tempat pemasangan alat. DT dilarikan ke Rumah Sakit Pelni.
    Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, membenarkan peristiwa tersebut, namun menjelaskan bahwa korban bukanlah petugas BPBD DKI Jakarta.
    “Memang mereka betul sedang memasang alat sensor pengendali banjir, tapi mereka bukan petugas BPBD,” kata Yohan saat dikonfirmasi.
    Yohan menambahkan bahwa pekerja yang terlibat berasal dari perusahaan swasta yang ditugaskan untuk memasang alat sensor tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada Pergerakan Tanah di Jakarta

    Waspada Pergerakan Tanah di Jakarta

    JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan, ada 10 titik di Jakarta yang berpotensi mengalami pergerakan tanah pada bulan ini.

    10 titik itu di antaranya, 8 titik Jakarta Selatan dan dua lainnya di Jakarta Timur. Untuk wilayah Jakarta Selatan ada di Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu dan Pesanggarahan. Sementara di Jakarta Timur berada di Kramat Jati dan Pasar Rebo. Semua titik ini memiliki potensi pergerakan tanah kategori menengah.

    Wilayah dengan potensi menengah tersebut, gerakan tanah akan terjadi jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir (dinding terjal), tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

    “Potensi pergerakan tanah ini levelnya menengah artinya bila curah hujan di atas normal berpotensi terjadi longsor,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Iwan Ibrahim kepada ANTARA saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu 10 Oktober.

    Iwan menyebutkan, setiap bulan BPBD DKI Jakarta selalu mengunggah informasi potensi pergerakan tanah di wilayah Jakarta. Dan 10 titik tersebut merupakan wilayah rawan pergerakan tanah. Kebanyakan dari 10 titik tersebut merupakan wilayah yang beririsan langsung dengan pinggiran sungai, tebing maupun lereng.

    Ia mengatakan, pengamatan dan pengukuran mengenai potensi pergerakan tanah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). BPBD sebagai badan koordinasi bidang kebencanaan memperbaharui informasi tersebut tersebut sebagai upaya antisipasi dan edukasi kepada masyarakat dan aparat di wilayah terdampak.

    BPBD merilis ini untuk memberikan informasi kepada lurah dan masyarakat agar berhati-hati atau waspada terhadap daerah tersebut, dikarenakan jika curah hujan di atas normal maka ada potensi bisa terjadi pergerakan tanah longsor. Dengan informasi ini, tambahnya, upaya penanggulangan bisa dilakukan lebih cepat, terutama mitigasi atau mencegah jangan sampai terjadi gerakan tanah.

    “Yang terpenting itu jangan ada yang membuat bangunan di daerah potensi seperti tebingan dan pinggir sungai. Camat dan lurah yang mengawasi ini,” kata Iwan.

    Melansir dari laman bpbd.jakarta.go.id, disebutkan gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. 

    Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali.

    Tanah longsor merupakan bentuk erosi di mana pengangkutan atau gerakan massa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar. Ditinjau dari segi gerakannya, maka selain erosi longsor masih ada beberapa erosi akibat gerakan massa tanah, yaitu rayapan (creep), runtuhan batuan (rock fall), dan aliran lumpur (mud flow).

    Karena massa yang bergerak dalam longsor merupakan massa yang besar maka sering kejadian longsor akan membawa korban, berupa kerusakan lingkungan, yaitu lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur, serta hilangnya nyawa manusia. Proses terjadinya gerakan tanah melibatkan interaksi yang kompleks antara aspek geologi, geomorfologi, hidrologi, curah hujan, dan tata guna lahan.

  • 3 RT di Jakarta Barat Terendam Banjir Pagi Ini, Ketinggian 40-70 Cm

    3 RT di Jakarta Barat Terendam Banjir Pagi Ini, Ketinggian 40-70 Cm

    loading…

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat tiga RT di Jakarta Barat terendam banjir, Minggu (8/12/2024) pagi. FOTO ILUSTRASI/DOK.SINDOnews

    JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat tiga RT di Jakarta Barat terendam banjir, Minggu (8/12/2024) pagi. Banjir tersebut sebagai imbas hujan deras yang turun sejak semalam.

    Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, M Yohan mengatakan informasi tersebut berdasarkan pukul 06.30 WIB.

    “BPBD mencatat genangan saat ini terjadi di 3 RT atau 0,009 % dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta,” kata Yohan saat dikonfirmask Minggu (8/12/2024).

    Adapun data wilayah terdampak sebagai berikut:

    Kelurahan Joglo

    Jumlah: 3 RT
    Ketinggian: 40-70 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    Yohan menuturkan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” ujarnya.

    Dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop.

    (abd)

  • Legislator minta DKI persiapkan lima langkah konkret antisipasi banjir

    Legislator minta DKI persiapkan lima langkah konkret antisipasi banjir

    Pedagang sayur menarik gerobaknya melintasi banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Senin (2/12/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan banjir pesisir atau rob di Jakarta pada 28 November hingga 6 Desember 2024 yang disebabkan adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru. ANTARA FOTO/Zaky Fahreziansyah

    Legislator minta DKI persiapkan lima langkah konkret antisipasi banjir
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 07 Desember 2024 – 10:49 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempersiapkan lima langkah konkret sebagai kesiapsiagaan dalam mengantisipasi banjir di musim hujan ini.

    “Saya meminta Pemprov Jakarta untuk lebih proaktif dan cepat dalam menghadapi potensi bencana tersebut,” kata Kenneth di Jakarta, Sabtu.

    Hal ini disampaikannya menanggapi prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yakni musim hujan saat ini disertai fenomena La Nina membuat curah hujan meningkat hingga 20 persen dari normalnya.

    “Koordinasi yang lebih baik, peningkatan infrastruktur dan edukasi kepada masyarakat menjadi langkah-langkah penting dalam mengurangi dampak banjir yang dapat merugikan banyak pihak,” katanya.

    Fenomena itu bisa berdampak pada skenario terburuk curah hujan yang ekstrem hingga banjir bandang seperti yang pernah terjadi di Jakarta pada 2020.

    Dengan kesiapsiagaan yang baik diharapkan Jakarta dapat mengurangi risiko banjir dan memastikan keselamatan warganya.

    “Ada beberapa saran konkret kepada Pemprov Jakarta dalam rangka mengantisipasi potensi bencana banjir di musim hujan ini,” ujar Kenneth.

    Pertama, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta harus segera memastikan bahwa seluruh infrastruktur drainase berfungsi maksimal dengan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin.

    Pemprov juga diharapkan dapat melakukan pengerukan lumpur di sungai atau kali di Jakarta serta mempercepat normalisasi sungai dan saluran air agar mampu menampung volume air yang tinggi.

    Kedua, Pemprov Jakarta perlu memastikan sistem peringatan dini berjalan efektif dan cepat tersampaikan ke masyarakat. Simulasi evakuasi untuk masyarakat juga perlu diperkuat sehingga warga yang tinggal di kawasan rawan banjir bisa dengan cepat bergerak menuju tempat aman.

    Ketiga, Pemprov perlu memaksimalkan kapasitas pompa air dan memastikan operasionalnya berjalan lancar. Hal ini penting untuk menghindari genangan air di wilayah-wilayah yang rawan banjir.

    Keempat, Pemprov juga diminta untuk menggencarkan kampanye edukasi kepada masyarakat terkait cara-cara mitigasi banjir yang sederhana namun efektif, seperti menjaga kebersihan saluran air dan mengurangi pembuangan sampah sembarangan.

    Kelima, Pemprov Jakarta perlu untuk melibatkan sektor swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat dalam berbagai program mitigasi banjir. Pendekatan kolaboratif ini akan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk pembangunan infrastruktur yang lebih baik.

    Langkah-langkah mitigasi BPBD DKI Jakarta seharusnya bisa berjalan lebih efektif dalam menghadapi bencana, khususnya banjir dan angin kencang.

    Ke depannya, kata dia, penting untuk terus memperkuat koordinasi antar instansi, meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan memanfaatkan teknologi untuk pemantauan dan respons bencana yang lebih cepat.

    Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta bersama BMKG akan melakukan rekayasa cuaca hingga akhir tahun 2024 guna mengantisipasi potensi curah hujan yang diprediksi tinggi pada akhir tahun.

    Rekayasa cuaca akan dilakukan untuk pertengahan sampai akhir tahun. Hal ini sedang dijajaki dan akan dibicarakan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

    “Tentu saja dengan BMKG juga terkait penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk rekayasa cuaca,” kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta Pusat, Jumat (6/12).

    Sumber : Antara

  • Mitigasi Cuaca Ekstrem di Jakarta, BPBD DKI Aktifkan Posko Siaga Bencana 24 Jam – Page 3

    Mitigasi Cuaca Ekstrem di Jakarta, BPBD DKI Aktifkan Posko Siaga Bencana 24 Jam – Page 3

    Isnawa menjelaskan, bersama Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta juga dilakukan pemantauan serta pemotongan dahan dan pohon yang berisiko tumbang di area rawan.

    “BPBD DKI Jakarta memperkuat koordinasi dengan PPSU, FKDM, LMK, RT/RW, dan Tagana untuk memastikan kesiapan wilayah dalam menghadapi cuaca ekstrem,” ucapnya.

    Tak hanya itu, buffer stock berupa paket pangan dan sandang untuk kebutuhan darurat bagi korban bencana. Peralatan penyelamatan seperti perahu evakuasi, pelampung, dan perlengkapan lainnya pun telah didistribusikan ke kelurahan dan kecamatan rawan banjir di Jakarta.

  • Wanti-wanti soal Potensi Banjir Besar 2020 di Jakarta Terulang Lagi

    Wanti-wanti soal Potensi Banjir Besar 2020 di Jakarta Terulang Lagi

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan ada potensi banjir besar di wilayah Jakarta. BPBD DKI Jakarta pun mengungkap rencana antisipasi bencana hidrometeorologi itu.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan musim dan cuaca selama periode liburan Natal dan tahun baru 2025. Dwikorita mewanti-wanti skenario terburuk banjir besar Jakarta yang pernah terjadi saat tahun baru 2020 bisa terjadi lagi.

    Hal itu disampaikan Dwikorita dalam rapat bersama Komisi V DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Dwikorita menjelaskan beberapa daerah di Indonesia sudah masuk musim penghujan.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah itu mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” ujar Dwikorita.

    Dwikorita menjelaskan musim hujan saat ini disertai fenomena La Nina. Kondisi itu membuat curah hujan meningkat hingga 20% dari normalnya.

    “Jadi, tadi kondisi normal menuju puncak selama Januari, kemudian bersamaan dengan potensi penambahan 20% curah hujan akibat terjadinya La Nina lemah. Itu dua fenomena,” kata dia.

    “Kemudian saat landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI, ini peristiwanya mirip, kalau skenario terburuk, doa kami tidak akan, tapi skenario terburuk itu meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi,” ujar Dwikorita.

    “Skenario teringan, yang terjadi sekitar 2 tahun lalu saat penyeberangan Merak di Bakauheni. Tiba-tiba kapal yang sudah parkir oleng, sementara masih ada yang menyeberang, jadi waktu itu satu truk masuk ke laut, satu mobil masuk ke laut,” katanya.

    Pemprov DKI Antisipasi

    “Selain itu, teknologi pemantauan cuaca berbasis data real-time digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi deteksi dini,” kata Gottam dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).

    Dia mengatakan jajaran Pemprov DKI Jakarta juga terus merevitalisasi sungai, mengeruk saluran air, dan menambah kapasitas pompa untuk memperkuat infrastruktur pengendalian banjir. Selain itu, BPBD mengedukasi masyarakat soal kesiapsiagaan bencana, simulasi evakuasi, dan pelatihan tanggap darurat.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • 44 pohon di Jakpus terkena dampak hujan disertai angin kencang

    44 pohon di Jakpus terkena dampak hujan disertai angin kencang

    Petugas tengah menangani pohon yang roboh akibat angin kencang di wilayah Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024). ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta.

    44 pohon di Jakpus terkena dampak hujan disertai angin kencang
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 03 Desember 2024 – 16:29 WIB

    Elshinta.com – Sebanyak 44 pohon di Jakarta Pusat terkena dampak (roboh hingga patah dahan) akibat hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Senin (2/12) sore.

    “Sebanyak 44 pohon tersebut terdiri atas 26 pohon patah dahan atau ranting (sempal) yang menutupi rambu-rambu lalu lintas ataupun lampu di jalanan dan 18 pohon tumbang,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota Jakarta Pusat Mila Ananda saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
     

    Akibat peristiwa tersebut, Suku Dinas Tamhut Jakarta Pusat menurunkan lebih dari 100 personel Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) yang terdiri atas Tim Penanganan Pohon, Tim Truk, dan PJLP Perawat Ruang Terbuka Hijau (RTH).

    Tim tersebut di bawah koordinasi langsung Wali kota Jakarta Pusat. Selain itu, penanganan pohon tumbang dan sempal juga didukung personel Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) di wilayah Jakarta Pusat, yaitu Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup, Kecamatan, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan.

    Lalu, Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas Bina Marga, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Suku Dinas Perhubungan. Sebelumnya di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, dua orang harus dilarikan ke rumah sakit karena rumahnya tertimpa pohon besar yang tumbang akibat hujan disertai angin kencang pada Senin (2/12).

    “Kejadian pohon tumbang menimpa rumah di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran, terdapat dua orang korban,” kata Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Pusat, Subadi saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/12).
     

    Selain menutup ruas jalan, batang pohon yang tumbang juga merusak rumah warga yang tertimpa pohon. Dua korban tersebut, yakni William (32) dan Kardi (70). Setelah dievakuasi di tempat kejadian perkara (TKP) langsung dilarikan ke rumah sakit. Korban dibawa oleh Pusat Krisis Dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) dan ditangani bersama Dinas Kesehatan Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Hujan dan Angin Kencang Bikin Pohon Tumbang Timpa Atap Rumah di Jakut-Jaktim

    Hujan dan Angin Kencang Bikin Pohon Tumbang Timpa Atap Rumah di Jakut-Jaktim

    Jakarta

    Hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di DKI Jakarta. Akibatnya ada dua peristiwa pohon tumbang menimpa atap rumah.

    Informasi pohon tumbang itu disampaikan oleh Kapusdatin Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan, Selasa (3/12/2024) pukul 14.20 WIB. Dua pohon tumbang itu terjadi di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

    “Penyebab (pohon tumbang) hujan intensitas lebat dan angin kencang,” kata Yohan dalam keterangan tertulisnya.

    Meski begitu, Yohan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Menurutnya, pohon tumbang ini sudah selesai dievakuasi.

    “Pohon tumbang selesai ditangani oleh Damkar, Distamhut, TRC BPBD, PPSU Kelurahan,” ucapnya.

    Berikut titik lokasi pohon tumbang timpa rumah di Jakarta Utara dan Jakarta Timur:

    Jalan Ancol Selatan (RPTRA Kampung Indah Lestari) Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok.

    Jakarta Timur

    (bel/fas)