Kementrian Lembaga: BNPB

  • Wapres minta rehab prasarana dan relokasi warga pascabanjir Sukabumi

    Wapres minta rehab prasarana dan relokasi warga pascabanjir Sukabumi

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meminta dalam penanganan pascabanjir di Sukabumi bisa diprioritaskan untuk rehabilitasi prasarana atau pemulihan infrastruktur serta melakukan relokasi warga terdampak.

    Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu, Gibran melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang terdampak oleh banjir bandang di Sukabumi.

    Banjir bandang yang terjadi di Sukabumi tersebut terjadi karena hujan deras sepanjang hari pada Kamis (6/3) yang mengguyur Sukabumi serta diperparah dengan banyaknya saluran air yang tersendat.

    Banjir ini menyebabkan longsor di Kampung Cikujang bahkan banjir terjadi di sejumlah wilayah lainnya dan menyebabkan kerusakan infrastruktur.

    Wapres secara khusus meninjau Jembatan Cidadap di Jalan Pelabuhan Ratu No.16, Kecamatan Simpenan yang amblas akibat banjir itu dan akibatnya memakan satu korban meninggal dunia akibat terseret arus banjir.

    Setibanya di lokasi, Wapres langsung mengecek area jembatan penghubung Desa Simpenan dan Bojong Kopi yang putus tersebut, serta menyapa warga terdampak.

    Selanjutnya, Wapres meninjau kawasan terdampak banjir lainnya di Terminal dan Pasar Semi Modern Palabuhanratu, yang juga luluh lantak akibat terjangan banjir bandang.

    Didampingi Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti, ia memeriksa langsung permukiman warga, termasuk rumah ibadah seperti masjid dan gereja yang rusak parah.

    Di kedua lokasi tersebut, selain menyapa warga, Wapres juga membagikan paket sembako, alat kebersihan, selimut, serta paket buku dan mainan untuk anak-anak.

    Menurut penuturan Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti, Wapres menekankan perlunya langkah strategis dalam penanganan pascabencana banjir yang kali ini lebih berat dibandingkan kejadian sebelumnya pada November 2024 lalu.

    Salah satu fokus utamanya adalah normalisasi sungai melalui pengerukan dan pengurangan sedimentasi guna memperlancar aliran air.

    “Bapak Wakil Presiden sangat prihatin terkait dengan hal ini dan beliau menyampaikan pertama, masalah sungai itu juga harus dilakukan pengerukan, sedimentasinya. Tadi kami sudah diskusi dengan Pak Bupati [Sukabumi] dan juga nanti [pemerintah] provinsi yang akan melakukan pengerukan terhadap sungai tadi,” ungkapnya.

    Selain itu, lanjut Diana, Wapres juga telah mengimbau warga yang terdampak banjir ini agar tidak kembali bermukim di daerah sempadan sungai demi menghindari risiko bencana serupa di masa mendatang.

    Dengan demikian nantinya jalur air sungai bisa lebih optimal dan tidak lagi tersendat apabila terjadi hujan dengan intensitas deras.

    “Saya harapkan juga penduduk-penduduk yang di sekitar sempadan sungai, jangan kembali lagi di sempadan sungai tadi, biarkan sungai tadi, kalau bisa diperlebar. Dengan diperlebar maka jalannya air itu akan lebih leluasa, tidak mengganggu dan nantinya juga tidak berdampak kepada penduduk-penduduk yang diam di situ,” kata Diana.

    Dari segi infrastruktur lainnya, Diana menyampaikan bahwa Wapres menginstruksikan percepatan perbaikan Jembatan Cidadap yang rusak agar arus transportasi, baik bagi warga maupun distribusi barang, dapat kembali berjalan lancar.

    “Sementara ini supaya lebih bermanfaat, bisa difungsionalkan, nanti akan dipasang Jembatan Bailey dulu agar bisa difungsionalkan. Nanti secara permanen akan dilakukan setelah lebaran, akan ada penggantian jembatan tersebut,” ujarnya.

    Menurut Diana, upaya relokasi warga yang bermukim di sempadan sungai juga turut menjadi perhatian, mengingat pentingnya mitigasi risiko untuk mencegah dampak bencana serupa di masa mendatang.

    Diana menyebutkan Pemda kota akan bertugas mencari lahan untuk relokasi tersebut dan akan didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sementara untuk pembangunan huniannya didukung oleh Pemprov Jawa Barat.

    Selain Wamen PU, Wapres juga didampingi Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dan Bupati Sukabumi Asep Japar.

    Pewarta: Livia Kristianti
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gaya Pejabat Tinjau Banjir: Pramono Naik Helikopter, Doel Perahu Karet, Gibran Jalan Kaki  – Halaman all

    Gaya Pejabat Tinjau Banjir: Pramono Naik Helikopter, Doel Perahu Karet, Gibran Jalan Kaki  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gaya para pejabat saat meninjau korban banjir Jabodetabek beberapa hari belakangan tuai sorotan.

    Ada Gubernur Jakarta Pramono Anung memantau banjir menggunakan helikopter.

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno alias Bang Doel memakai perahu karet saat meninjau korban banjir.

    Lanjut Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka pilih jalan kaki.

    Gibran menerjang lumpur saat mendatangi Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi yang kompleknya terendam banjir hingga 3 meter.

     

    Gubernur Pramono Naik Helikopter

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menggunakan helikopter saat meninjau banjir.

    Dia ingin memastikan langsung kondisi Jakarta berangsur normal setelah diterjang banjir sejak Senin (3/3/2025) kemarin.

    “Kalau dilihat dari atas tadi kehidupan Jakarta sudah mulai normal kembali,” ucapnya, Kamis (6/3/2025).

    Tak cuma berkeliling di wilayah Jakarta, Pramono bersama rombongan juga turut memantau banjir di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

    Dari hasil pantauan udara, Pramono menyebut, beberapa wilayah di Bekasi masih lumpuh akibat banjir.

    “Dari tinjauan tadi, malah Bekasi sampai hari ini masih serius, Babelan tadi hampir semua rumah-rumah penduduk masih terkendala banjir yang serius,” kata dia.

    Selama memantau banjir via udara, Pramono turut didampingi oleh Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Ika Agustin Ningrum, Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Marulitua Sijabat, Kepala Korpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih, serta Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Erdi A Chaniago.

     

    Rano Karno Pakai Perahu Karet

    Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno atau Si Doel meninjau lokasi banjir dan warga yang terdampak di Jalan Kamboja, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (4/3/2025).

    Rano Karno bersama Wali Kota Jakarta Selatan menaiki perahu karet saat mendatangi langsung titik banjir.

    Rano Karno menyapa warga yang masih bertahan di rumah mereka. 

    Dia juga menyalurkan bantuan kepada para korban yang terdampak banjir.

    Rano Karno mengatakan Pemprov Jakarta akan fokus pada program pengendalian banjir dengan menormalisasi Sungai Ciliwung menggunakan dana Program Strategis Nasional atau PSN dari pemerintah pusat.

    “Kerja sama Si Doel kudu cepat. Enggak cepat gue suruh dorong oplet lu,” kata Si Doel dikutip dari akun instagram @si.rano, Selasa (4/3/2025).

    Rano Karno juga menyapa lansia yang sedang berbaring di ruang tamu rumahnya.

    “Bisa tidur, beh,” katanya. Ia pun memberi bantuan kepada warga yang terdampak banjir.

    “Tadi pagi, saya diketuk tetangga, katanya kebanjiran. saya langsung bergegas ke lokasi untuk melihat langsung kondisi warga yang terdampak,” tulis Si Doel dalam caption di instagram.

    Di lokasi, Si Doel mengaku bertemu dengan tim medis yang cepat door-to-door membantu warga. 

    Mereka sudah siap siaga dengan ambulans, memastikan setiap yang butuh pertolongan bisa segera ditangani.

    “Saya juga menghimbau kepada warga, kalau ada yang perlu dirujuk ke rumah sakit, jangan ragu, langsung saja! Kesehatan yang utama, kita pastikan semua tertangani dengan baik,” katanya.

     

    Wapres Gibran Jalan Kaki Terjang Lumpur

    Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka meninjau banjir di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi pada Rabu (5/3/2025). 

    Gibran tiba di lokasi sekira pukul 10.07 WIB, dia awalnya menemui korban banjir di tempat pengungsian Gudang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di dekat perumahan PGP. 

    Dia lokasi pengungsian, Gibran sempat menyapa dan berbincang dengan warga korban banjir yang masih belum bisa kembali ke rumah. 

    Setelah dari lokasi pengungsian, Gibran didampingi Kepala BNPB Suharyanto dan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto langsung menuju lokasi banjir Perumahan PGP. 

    Mengenakan setelan kemeja putih dipadukan celana dan sepatu kasual hitam, putra sulung Presiden ke-7 Joko Widodo itu menerjang lumpur yang memenuhi kawasan perumahan. 

    Banjir di Perumahan PGP Bekasi telah surut sejak dini hari tadi, air yang menggenang setinggi empat meter menyisakan lumpur dan sampah. 

    TINJAU BANJIR- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terjang lumpur saat tinjau lokasi banjir di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Jatiasih, Kota Bekasi pada Rabu (5/3/2025) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    Tak peduli kotor, Gibran terus melangkah menuju permukiman meski sepatunya makin tebal diselimuti lumpur. 

    Di momen ini Gibran juga menyempatkan berbincang dengan warga, bahkan dia masuk ke dalam rumah meninjau kondisi pasca direndam banjir hebat pada Selasa (4/3/2025) kemarin. 

    Karena lumpur kian tebal, Gibran akhirnya memutuskan memakai sepatu bot dan terus berjalan meninjau permukiman warga terdampak banjir. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)

  • Momen Pengungsi Banjir GOR Pengadegan Jakarta Selatan, Sambut Antusias Kedatangan Kaesang Pangarep – Halaman all

    Momen Pengungsi Banjir GOR Pengadegan Jakarta Selatan, Sambut Antusias Kedatangan Kaesang Pangarep – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum DPP PSI, Kaesang Pangarep, menyambangi dan menyerahkan bantuan kepada pengungsi korban banjir di GOR Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan.

    Mengenakan kaus-celana hitam, Kaesang datang membawa bantuan sembako, air mineral dan susu, disambut antusias oleh pengungsi, terutama anak-anak.

    Tampak Kaesang menyampirkan sarung di bahunya.

    Mereka berebut bersalaman, foto bareng dan meminta tanda tangan.

    “Mas Kaesang, lihat sini Mas,” minta mereka dalam keterangannya, Jumat (7/5/2025).

    Selain itu, Kaesang dan rombongan sempat keliling melihat lokasi banjir yang merendam rumah warga. 

    Kepada Kaesang, pengungsi mengharapkan bantuan lain, seperti kasur, obat-obatan dan buku tulis untuk anak mereka. 

    “Iya, kami catat, besok segera kami kirimkan bantuan yang dibutuhkan lebih banyak lagi. Terpenting semuanya selamat dan sehat dulu,” jawab Kaesang.  

    Banjir besar luapan Kali Ciliwung ini memaksa ratusan kepala keluarga mengungsi. 

    Di GOR Pengadegan, tercatat pengungsi berjumlah 196 KK. Hujan deras yang intens mengguyur Jakarta disertai banjir kiriman dari Bogor dengan cepat menenggelamkan permukiman warga Kampung Lubang di RT 05, 06 dan 07 RW 01. Ini wilayah terdampak paling parah.

    Menurut salah seorang warga, ketinggian banjir mencapai 4 meter. Mereka tak bisa berbuat banyak untuk mengamankan harta benda.

    Sejumlah pengungsi pun mengaku hanya mampu menyelamatkan diri dan keluarga dengan membawa baju di badan. 

    Banjir sudah surut. Tapi mereka belum bisa kembali karena menunggu pembersihan sampah yang menggunung.

    “Banyak warga yang kehilangan barang-barang berharganya, gak bisa diselamatin lagi, karena parah banget banjirnya,” ujar Sekretaris RW 01, Erna

    Mendampingi Kaesang, turut hadir pengurus DPP, DPW dan legislator PSI DPRD Jakarta.

    Sebelumnya, Pemerintah mengambil langkah-langkah penanggulangan dalam menangani banjir yang melanda wilayah Jabodetabek. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menegaskan bahwa evakuasi warga terdampak menjadi prioritas utama.

    “Iya tadi siang, tadi pagi ya saya bersama Kepala BNPB sudah mengundang rapat koordinasi. Yang hadir ada dari penanganan bencana di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan juga DKI, serta Basarnas dan BMKG,” ujar Pratikno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/2/2025).

    Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah berkoordinasi untuk memastikan lokasi yang membutuhkan bantuan dan pertolongan sesegera mungkin.

    “Memang yang kami tangani saat ini adalah penanganan secara cepat untuk penyelamatan masyarakat. Oleh karena itu evakuasi dikerahkan tadi kami sudah koordinasi untuk evakuasi itu, lokasi mana butuh bantuan apa, kami sudah koordinasi,” katanya.

    Selain itu, kebutuhan para pengungsi juga menjadi perhatian utama, termasuk penyediaan makanan dan pelayanan kesehatan.

    Terkait pengungsi, kata Pratikno telah berkoordinasi dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

    “Terus kemudian juga pengungsian, pengungsian juga demikian. Apa saja yang dibutuhkan, saya sudah koordinasi juga dengan Pak Mensos, Pak Mensos juga sudah turunkan membawanya,” katanya.

    Selain upaya penanganan langsung, pemerintah juga melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengurangi curah hujan di wilayah terdampak. 

    Langkah ini dilakukan bekerja sama dengan BMKG dan BNPB.

    “Tapi pada saat yang sama, kita juga menambah operasi modifikasi cuaca. karena banjir ini terjadi juga ada dikiriman dari hulu dari hulu, juga di hilirnya sendiri juga hujan terus ya di daerah Jabodetabek. makanya ini harus dikurangi curah hujannya, curah hujannya dikurangi,” ujarnya.

  • Cara Dapat Peringatan Dini Bencana Lewat TV Digital, Cek Infonya

    Cara Dapat Peringatan Dini Bencana Lewat TV Digital, Cek Infonya

    Jakarta

    Bencana alam dapat terjadi kapan saja. Penting bagi masyarakat untuk mendapatkan peringatan dini, khususnya di setiap rumah melalui TV digital.

    Berikut ini cara mendapatkan peringatan dini via TV digital.

    Apa itu Peringatan Dini?

    Menurut “Pedoman Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat” yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

    Adapun menurut situs Indonesiabaik oleh Kominfo, sistem peringatan dini (early warning system/EWS) adalah bagian penting dari mekanisme kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi dari kegiatan pengurangan risiko bencana. Agar dapat berjalan efektif, sistem peringatan dini harus dikelola secara terpadu dan menyeluruh, serta melibatkan secara aktif masyarakat dan para pemangku kepentingan terkait.

    Sumber peringatan dini resmi hanya berasal dari lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan peringatan. Lembaga-lembaga tersebut adalah:

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    BPBD DKI Jakarta menginformasikan beberapa manfaat adanya peringatan dini bencana untuk masyarakat. Apa saja?

    Masyarakat bisa mendapatkan peringatan dini secara langsung lewat TV digital di rumah. Silakan lakukan langkah-langkah di bawah ini.

  • Dedi Mulyadi Tawarkan Rumah Panggung untuk Warga Bekasi Korban Banjir, Pemprov Siapkan Rp 40 Miliar – Halaman all

    Dedi Mulyadi Tawarkan Rumah Panggung untuk Warga Bekasi Korban Banjir, Pemprov Siapkan Rp 40 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI –  Guna mengatasi dampak banjir terhadap warga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menawarkan konsep pembuatan rumah panggung untuk warga Kota Bekasi.

    Rumah panggung diprioritaskan untuk warga yang rumahnya berada di bantaran sungai.

    “Hal yang paling utama, rumah panggung itu untuk di daerah bantaran sungai, kemudian di daerah yang sering banjir,” kata Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Jumat (7/3/2025).

    Dedi Mulyadi menjelaskan program rumah panggung itu akan disampaikan kepada kepala daerah yang wilayahnya dilanda banjir pada Selasa (4/3/2025).

    “Tadi saya sudah menyepakati ada 1.000 rumah dalam hitungan saya yang akan diperbaiki, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) menyiapkan Rp 40 miliar untuk pembangunan rumah panggung,” jelasnya.

    Dedi menuturkan nantinya untuk teknis akan diberikan tanggung jawab ke setiap kepala daerah.

    “Ya itu semuanya kewenangan Wali Kota secara teknis, kalau Pemprov adalah menyiapkan bantuan, dan kami ingin bersama sama merancang gambarnya,” tuturnya.

    Dedi mengungkapkan nantinya desain rumah akan dibuat menarik, sehingga selain nyaman untuk ditempati, rumah itu dapat menarik jika dilihat sebagai seni.

    “Agar rumah itu menjadi rumah yang menarik, bukan rumah yang berantakan, rumah yang tertata yang memiliki desain arsitektur yang memikat orang melihat dan nyaman bagi yang menempatinya,” pungkasnya. 

    Anggaran Rp150 juta

    Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan satu rumah bisa mencapai Rp 150 juta.

    “Ideal satu rumah Rp 150 juta itu sudah bagus loh. Berarti kalau 1.000 rumah, membutuhkan Rp 150 miliar,” lanjut dia.

    Dedi menekankan, pembuatan rumah tersebut tidak boleh dilakukan secara perseorangan.

    “Misalnya untuk satu rumah sekitar 30 juta ukurannya itu harus sekian, bentangnya sekian, ketinggiannya sekian biar rapi dan tertata. Jangan kalah sama kampung adat,” jelas dia.

    Menurut Dedi, kampung adat dapat diadopsi menjadi rumah-rumah mewah yang dikembangkan oleh para pengembang.

    “Kita saatnya hari ini menata perkampungan-perkampungan kumuh menjadi perkampungan yang tertata,” tutur dia.

    Warga diminta siap-siap

    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto yang berada di samping Dedi, meminta masyarakat yang hari ini ada di bantaran sungai untuk siap-siap.

    Pemerintah berencana membuat rumahnya bertingkat atau ditinggikan.

    Dedi menimpali, Pemprov Jawa Barat akan meninggikan 1.000 rumah. Bantuan per murah nilainya Rp 45 juta.

    Wali Kota Bekasi Tri Adhianto tak mau kalah. Pemkot Bekasi juga akan mengalokasikan anggaran Rp 30 juta.

    “Mudah-mudahan apa yang dilakukan BNPB sesuai janjinya. Akan memberikan anggaran Rp 60 juta untuk rehabilitasi total,” kata Tri. (Tribun Bekasi/Kompas.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Tawarkan Rumah Panggung bagi Warga Bekasi Terimbas Banjir, Pemprov Jabar Siap Bantu Rp 40 Miliar

     

  • Jokowi Singgung Bendungan Ciawi-Sukamahi Terkait Banjir Jabodetabek, Ini Kata PU

    Jokowi Singgung Bendungan Ciawi-Sukamahi Terkait Banjir Jabodetabek, Ini Kata PU

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) merespons tentang Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang kewalahan menampung curah hujan di Jabodetabek beberapa waktu lalu hingga akhirnya banjir. Persoalan ini sebelumnya disinggung oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

    Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU Lilik Retno Cahyadiningsih mengatakan, kedua bendungan tersebut sebetulnya telah menunjukkan kinerja yang menakjubkan. Hal ini mengingat curah hujan yang terjadi di Jabodetabek beberapa waktu lalu sangat ekstrem.

    “Sebenarnya Ciawi-Sukamahi itu sudah menunjukkan kinerja menakjubkan. Karena kemarin waktu banjir itu sudah mampu menahan (aliran air) 2 juta (meter kubik) Ciawi, 0,3 juta (meter kubik) Sukamahi, jadi sudah cukup besar yang ditahan,” kata Lilik, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

    Lilik menjelaskan, alasan bencana banjir masih tetap terjadi walau sudah ada kedua bendungan tersebut lantaran curah hujan ekstrem tersebut. Bahkan curah hujan tersebut tembus hingga 350 milimeter (mm) kubik per hari, melebihi daya tampung bendungan.

    “Kenapa terjadi masih banjir? Karena di bawahnya memang curah hujannya cukup ekstrem. Sangat ekstrem. Kalau sangat lebat dan ekstrem itu ukurannya adalah lebih besar dari 150 mm kubik per hari. Dan yang terjadi berapa? 356 mm kubik per hari. Jadi memang sangat ekstrim,” ujarnya.

    Di Bekasi sendiri, Lilik mengatakan, pihaknya akan membuat satu kolam retensi dalam rencana jangka panjangnya. Namun rencana tersebut belum sampai ke tahap pendanaan.

    “Dan itu juga untuk jangka pendeknya adalah kita berdarurat ya. Melakukan penanganan-penanganan darurat ya,” kata dia.

    Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana untuk mengevaluasi efektivitas Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi usai banjir bandang melanda Jabodetabek.

    Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bendungan yang diresmikan tahun 2022 lalu itu merupakan bendungan kering yang dibangun untuk mengendalikan banjir di Jakarta. Namun, bila airnya terlalu banyak, waduk tidak bisa menampung.

    “Mau tidak mau air harus keluar dan kemarin saya mendapatkan informasi intensitas hujan sangat tinggi sekali,” kata Jokowi di Sumber, Kamis (6/3/2025) dikutip dari detikJateng.

    Di sisi lain, Jokowi menyebut banjir terjadi di Jakarta dan sekitarnya beberapa waktu terakhir akibat intensitas hujan yang sangat besar. Ia mengingatkan bahwa bendungan itu dibangun untuk mereduksi aliran Sungai Ciliwung, padahal di Jakarta terdapat 13 aliran sungai. Adapun bendungan yang ada saat ini yang berkaitan sungai Ciliwung.

    “Memang Jakarta dan sekitarnya tempat turunnya air dari atas. Lewat sungai-sungai tadi yang saya sebutkan. Saya kira kita sudah membangun Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi kemudian sodetan Ciliwung, kemudian menormalisasi Sungai Ciliwung yang tinggal 16 kilometer,” ujar Jokowi.

    “Itu memang harus segera dilanjutkan setelah Ciliwung selesai masih ada sungai lain yang perlu dinormalisasi. Jadi ada 12 sungai lagi yang perlu. Belum lagi urusan air dari atas (laut), masih ada lagi air dari laut yang naik setiap 8-12 cm, sehingga diperkirakan satelit NASA memang 2050-an sepertiga Jakarta bisa terkena banjir dari laut atas (utara),” sambungnya.

    (shc/rrd)

  • Nasib Bayi 17 Bulan Terjebak di Loteng saat Rumah Terendam Banjir, Gemeteran Tunggu Dievakuasi

    Nasib Bayi 17 Bulan Terjebak di Loteng saat Rumah Terendam Banjir, Gemeteran Tunggu Dievakuasi

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang bayi berusia 17 bulan atau 1,5 tahun terjebak di loteng saat banjir masuk Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/3/2025).

    Ia gemeteran menunggu untuk dievakuasi.

    Bayi tersebut menyelamatkan diri bersama ibunya dengan duduk di loteng rumah mereka.

    Sementara kondisi lantai rumah sudah dipenuhi air yang merendam barang-barang di dalamnya.

    Video bayi terjebak di banjir itu pun viral usai dibagikan oleh akun TikTok @ayudesstaarinii, dikutip dari Tribun Bengkulu.

    Terlihat sang bayi dan keluarganya duduk di loteng depan rumah lantai dua.

    Sementara bagian lantai satu rumahnya sudah terendam banjir.

    Bahkan posisi mereka berdiri sudah sejajar dengan kabel yang menjuntai di tiang listrik.

    “Astaghfirullah tolong kami bapak ibu, kondisi terkini saya ada bayi usia 17 bulan.

    Posisi saya sedang di loteng rumah lantai 2,” tulis akun @Ayudesstaarinii, dilansir dari Tribun Bogor.

    Rupanya bayi 17 bulan tersebut terjebak di loteng lantai 2 hingga keesokan harinya.

    Pada pagi hari, mereka masih berusaha meminta pertolongan untuk dievakuasi.

    BANJIR DI BEKASI – Tangkapan layar unggahan akun TikTok @ayudesstaarinii. Bayi terjebak di loteng rumah gara-gara banjir di Bekasi, Selasa (4/3/2025). Kabar bayi 17 bulan terjebak di Loteng saat banjir Bekasi, gemetaran nunggu dievakuasi. (TikTok/ayudesstaarini)

    Ia memperlihatkan kondisi rumahnya yang sudah terendam banjir sampai atap lantai satu.

    Mereka masih bertahan di lantai dua yang mulai digenangi air.

    Terdengar mereka berteriak pada petugas yang sedang melakukan evakuasi.

    “Pak bayi, pak, tolong bayi,” katanya.

    Bahkan tetangga yang terkena banjir juga ikut membantu mencarikan pertolongan.

    “Pak Tolong, gemeteran astaghfirullah,” tulisnya.

    Beruntung, bayi berusai 17 tahun tersebut kini sudah dievakuasi oleh petugas.

    Menurut pemilik akun, dirinya memposting video tersebut untuk mencari pertolongan, bukan untuk viral.

    Dirinya juga menjawab beberapa pertanyaan warganet, kenapa dirinya tidak buru-buru mengevakuasi mandiri sebelum air naik.

    Menurut dia, air yang datang sangat cepat dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

    “Serasa kami sekeluarga dan seluruh warga Pondok Gede Permai ini dikejar sama air yang begitu cepat alirannya,” tulis dia.

    Saat air mulai masuk, ia dan keluarga pun berusaha menyelamatkan terlebih dahulu barang-barang yang bisa dibawa ke lantai dua.

    “Semua itu gak selamat bahkan semua itu hanyut,” tulisnya lagi.

    Apalagi kejadian air masuk ke rumahnya tersebut dimulai pada dini hari.

    Bahkan hingga siang hari, mereka belum juga dievakuasi.

    “Kalian tau kondisi di jam set 3 subuh sampe 12 siang kami pun belum minum makan dari subuh, tidak bisa tidur tenang di atas loteng rumah,” katanya lagi.

    Mereka juga bahkan tidak berhasil menyelamatkan pakaian untuk ganti sambil menunggu dievakuasi.

    BANJIR BANDANG – Ratusan rumah di kota dan Kabupaten Bekasi terendam banjir akibat hujan deras pada Senin (3/3/2025) malam hingga Selasa (4/3/2025) dini hari. (Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB)

    Alhasil baju basah yang mereka pakai sampai kering lagi.

    “Bahkan kami pun cuma pakai baju yang kami pakai di badan kami dengan kondisi basah sampe kering, karna baju kami udah ga ada sama sekali di lantai 2 tersebut,” tulisnya.

    Ia juga mengabarkan kalau kondisi anaknya saat ini memprihatinkan, meski sudah dievakuasi.

    “Anak saya sekarang kaki kanan kiri semua memar biru, bentol, luka, bahkan sempet muntah karena masuk angin,” katanya.

    Ia pun meminta didoakan agar ia dan anaknya beserta keluarganya sehat.

    “Sekali lagi saya ucapkan untuk semua teman, sahabat, keluarga, telah membantu kami proses evakuasi ini,” pungkasnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca Selama 24 Jam untuk Tekan Risiko Banjir Jabodetabek

    BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca Selama 24 Jam untuk Tekan Risiko Banjir Jabodetabek

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi didasarkan pada data dan analisis atmosfer yang akurat.

    BMKG, sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam kebijakan dan pelaksanaan modifikasi cuaca, bekerja sama dengan BNPB dalam pelaksanaan OMC.

    Dalam operasi ini, BMKG tidak hanya menyediakan data cuaca, tetapi juga merancang strategi operasi, menentukan lokasi penyemaian, serta memantau kondisi atmosfer secara real-time untuk memastikan efektivitas intervensi cuaca.

    BMKG menurunkan tim dengan kekuatan penuh yang bekerja selama 24 jam guna mendukung kelancaran operasi ini.

    “Operasi Modifikasi Cuaca bukan sekadar menyemai garam ke langit, tetapi memerlukan pemodelan atmosfer yang tepat agar intervensi yang dilakukan benar-benar efektif. BMKG memastikan bahwa setiap rekomendasi yang diberikan berbasis pada data meteorologi terbaru dan perhitungan ilmiah yang terukur,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dilansir dari laman resmi BMKG.

    Dwikorita menjelaskan bahwa dalam OMC, BMKG berperan dalam menentukan kapan dan di mana pesawat harus terbang, bahan apa yang digunakan, serta memastikan setiap tindakan berbasis pada analisis atmosfer terkini.

    Hal ini untuk memastikan bahwa penyemaian dilakukan pada waktu dan lokasi yang paling optimal, sehingga potensi hujan dapat dikendalikan secara efektif. Dwikorita menambahkan bahwa tanpa perhitungan yang akurat, penyemaian bisa menjadi tidak efektif atau bahkan kontraproduktif.

    “Setiap intervensi dalam OMC harus berbasis pada data yang presisi. Jika tidak, upaya ini bisa sia-sia atau justru memperburuk kondisi cuaca di wilayah lain. Itulah mengapa BMKG menurunkan tim khusus yang bekerja selama 24 jam untuk memastikan setiap langkah dalam operasi ini didasarkan pada analisis ilmiah yang mendalam,” tegas Dwikorita.

    Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengungkapkan bahwa OMC telah dilakukan sejak 5 Maret dan direncanakan berlangsung hingga 8 Maret 2025 atau menyesuaikan dengan update prediksi cuaca terbaru. Operasi ini berfokus pada pengurangan curah hujan di daerah tangkapan air Sungai Ciliwung dan Cisadane, mulai dari Bogor sebagai hulu hingga Jakarta dan Bekasi sebagai hilir.

    “Awan-awan yang berpotensi membawa hujan deras dihujankan lebih awal di atas laut sebelum mencapai daratan. Sementara itu, awan yang berkembang di daratan disemai agar pertumbuhannya terganggu sehingga curah hujannya berkurang,” jelas Tri Handoko Seto.

    Menurut Seto, pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa OMC mampu mengurangi curah hujan sebesar 30-60% pada awan hujan yang cukup masif. Dengan demikian, diharapkan risiko banjir di wilayah terdampak dapat ditekan.

    OMC kali ini dikendalikan dari Pos Komando di Lanud Halim Perdanakusuma dan dilakukan oleh BMKG dan BNPB bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara. Selain itu, hari ini, Kamis (6/3) juga akan digelar rapat persiapan untuk pelaksanaan OMC tambahan yang didanai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Kepala BMKG, Dwikorita menambahkan bahwa keberhasilan OMC tidak hanya bergantung pada pelaksanaannya di lapangan, tetapi juga pada koordinasi antar-lembaga yang solid dan transparan. BMKG juga mengajak masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan secara aktif mengakses informasi cuaca melalui website BMKG, aplikasi InfoBMKG, media sosial resmi BMKG, serta layanan SMS peringatan dini.

    “Dengan koordinasi yang baik antar-lembaga dan kesiapsiagaan masyarakat, dampak dari bencana hidrometeorologi dapat ditekan semaksimal mungkin,” pungkasnya. 

  • Banjir Jakarta dan Sekitarnya, Pimpinan DPR Minta Pemda Tak Asal Lakukan Alih Fungsi Lahan – Halaman all

    Banjir Jakarta dan Sekitarnya, Pimpinan DPR Minta Pemda Tak Asal Lakukan Alih Fungsi Lahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah daerah (pemda) diminta untuk tidak sembarangan melakukan alih fungsi lahan.

    Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, mengatakan hal tersebut usai bencana banjir melanda daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) baru-baru ini.

    “Ditata lebih baik lagi. Jadi enggak sembarangan alih fungsi itu, jadi itu salah satunya (penyebab banjir) alih fungsi (lahan) menurut saya,” kata Saan kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

    Saan menilai salah satu faktor banjir adalah alih fungsi lahan. Ada juga faktor banjir kiriman yang membuat banyak daerah terdampak.

    “Karena apa yang terjadi hari ini, banjir-banjir ini salah satu faktornya adalah alih fungsi lahan. Jadi, lahan-lahan yang misalnya daerah-daerah Bogor, daerah Puncak, Cisarua, itu kan banyak yang dialihfungsikan. Nah, alih fungsi ini harus benar-benar menjadi fokus perhatian untuk dibenahi,” ucapnya.

    Dia pun meminta adanya koordinasi lintas wilayah antara pemerintah daerah yang terdampak banjir.

    “Misalnya antara Provinsi DKI dan Provinsi Jabar, ya itu harus saling berkoordinasi untuk menyelesaikan secara komprehensif terkait dengan banjir ini, ya penanganannya,” ucap politikus NasDem itu.

    Sebelumnya, pemerintah telah mengambil langkah-langkah penanggulangan dalam menangani banjir yang melanda wilayah Jabodetabek. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menegaskan bahwa evakuasi warga terdampak menjadi prioritas utama.

    “Iya, tadi siang, tadi pagi ya, saya bersama Kepala BNPB sudah mengundang rapat koordinasi. Yang hadir ada dari penanganan bencana di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan juga DKI, serta Basarnas dan BMKG,” ujar Pratikno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/3/2025).

    Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah berkoordinasi untuk memastikan lokasi yang membutuhkan bantuan dan pertolongan sesegera mungkin.

    “Memang yang kami tangani saat ini adalah penanganan secara cepat untuk penyelamatan masyarakat. Oleh karena itu, evakuasi dikerahkan. Tadi kami sudah koordinasi untuk evakuasi itu, lokasi mana yang butuh bantuan apa, kami sudah koordinasi,” katanya.

    Selain itu, kebutuhan para pengungsi juga menjadi perhatian utama, termasuk penyediaan makanan dan pelayanan kesehatan. Terkait pengungsi, Pratikno mengatakan telah berkoordinasi dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

    “Terus kemudian juga pengungsian, pengungsian juga demikian. Apa saja yang dibutuhkan, saya sudah koordinasi juga dengan Pak Mensos. Pak Mensos juga sudah turunkan bantuan,” katanya.

    Selain upaya penanganan langsung, pemerintah juga melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengurangi curah hujan di wilayah terdampak. Langkah ini dilakukan bekerja sama dengan BMKG dan BNPB.

    “Tapi pada saat yang sama, kita juga menambah operasi modifikasi cuaca. Karena banjir ini terjadi juga akibat kiriman dari hulu, juga di hilirnya sendiri hujan terus ya di daerah Jabodetabek. Makanya ini harus dikurangi curah hujannya,” tutupnya.

  • Cuaca Besok, Akhir Pekan Sabtu 8 Maret 2025: Jabodetabek Pagi Hari Diprediksi Berawan – Page 3

    Cuaca Besok, Akhir Pekan Sabtu 8 Maret 2025: Jabodetabek Pagi Hari Diprediksi Berawan – Page 3

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyatakan, bencana banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) relatif terkendali. Menurut dia, situasi hari ini, Rabu (5/3/2025) secara umum sudah semakin baik. 

    “Jadi kemarin kita laksanakan operasi modifikasi cuaca bahkan sampai malam ada hasilnya, rata-rata di wilayah Jabodetabek ini tidak turun hujan sehingga relatif tinggi muka air juga sudah semakin kecil untuk yang masih tergenang ada di kota Bekasi di beberapa,” kata Suharyanto saat meninjau posko pengungsian BNPB di Bekasi, Rabu (5/3/2025).

    Meski terkendali, Suharyanto memastikan tugasnya belum selesai. Sebab tinggi muka air di sejumlah tempat masih belum kembali normal.

    Contohnya di Kabupaten Bekasi yang masih ada genangan di sejumlah titik. Kemudian Jakarta sudah turun jumlah genangan dan banjir dari yang kemarin hingga 3 meter di Kebon Pala sekarang sudah surut.

    “Ada di Tangerang tinggal Kabupaten Tangerang, Depok sudah surut, Kabupaten Bogor juga sudah surut tinggal pembersihan dan jembatan yang terputus, sementara Kota Bogor relatif terkendali. Itu update per hari ini,” beber Suharyanto.

    Melihat kondisi tersebut, Suharyanto mengamini banyak warga yang memilih untuk pulang dan membersihkan rumahnya secara mandiri. 

    “Masyarakat yang terdampak secara lambat laun juga sudah kembali, mereka fokus hari ini melaksanakan pembersihan,” ujar Suharyanto.

    Sebagai informasi, Kepala BNPB memastikan, operasi modifikasi cuaca akan terus dilakukan hingga tanggal 11 Maret seperti prediksi BMKG yabg menyebut akan datangnya curah hujan ekstrem.

    “Operasi modifikasi cuaca akan kita lakukan sampai tanggal 8 kemudian istirahat sebentar, lalu tanggal 11 akan dimulai lagi karena prediksi BMKG di tanggal 11 akan muncul hujan yang ekstrem,” katanya memungkasi.