Kementrian Lembaga: BNPB

  • BNPB Bicara Potensi Pelanggaran Hukum dalam Insiden Gedung Ponpes Al Khoziny Runtuh

    BNPB Bicara Potensi Pelanggaran Hukum dalam Insiden Gedung Ponpes Al Khoziny Runtuh

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto bicara soal potensi dugaan pelanggaran hukum dalam insiden runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa.

    Suharyanto mengatakan bahwa pihak yang lebih berwenang untuk menyampaikan pengusutan peristiwa ini adalah dari instansi kepolisian (POLRI). Namun, saat ini segenap petugas gabungan masih fokus terhadap pencarian korban, meskipun potensi pengusutan hukum akan dilakukan.

    “Ini memang domainnya dari kepolisian ya. Tapi saya dapat informasi, tentu saja setiap kejadian, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa itu sudah otomatis,” kata Suharyanto di Posko Pencarian, Kamis (2/10/2025).

    Suharyanto juga menyebutkan, bahwa informasi yang ia terima sebagian orang tua/wali santri dan pihak pesantren sudah ada upaya pemanggilan oleh kepolisian.

    Dari situ, dirinya bilang kejadian seperti ini sudah menjadi prosedur konsekuensi logis dalam hidup bernegara di negara hukum.

    “Memang ada beberapa kemarin upaya sudah memanggil orang tua, santri, kemudian mungkin pihak pesantren di Polda, di Polres, itu yang informasi. Walaupun secara koordinasi karena itu memang wewenang pemenang aparat penegak hukum, ya kita sampaikan mungkin agak ditahan dulu sampai dengan kegiatan evakuasi ini selesai. Tapi artinya tetap semuanya ada konsekuensi hukum karena kita tinggal di negara hukum,” jelasnya.

    Lebih lanjut, terkait dengan kelalaian maupun kesalahan dalam proses pembangunan, kata dia, ia belum bisa menerangkan secara terperinci penyebabnya.

    “Dari kami, kami karena sudah menangani tanggap darurat ya, bencana, kami tidak mendalami penyebabnya dulu. Dan tadi dari orang tua, semua santri juga belum ada yang menanyakan kenapa ini terjadi. Semuanya masih fokus bagaimana anak saya, ponakan saya untuk bisa selamat, gimana dicarinya, itu masih situ. Jadi, kami belum bisa menjawab itu,” ucapnya.

    Meskipun demikian, nantinya penyebab runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala akan didalami oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

    “Tentu saja tadi kan Pak Menko juga sudah menyampaikan dengan ke Menko Infrastruktur ini pasti akan terus didalami gimana penyebabnya. Kita tidak bisa terus memvonis dengan mata telanjang. Nanti salah kan, ilmu kita enggak di situ gitu. Nanti silakan tanya kepada ahlinya,” tutupnya.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Kamis (2/10/2025), tercatat total 108 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 18 korban dievakuasi petugas dengan 5 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 59 orang. (rma/ian)

  • Evakuasi Ponpes Al Khoziny Gunakan Crane, Ratusan Personel Diterjunkan

    Evakuasi Ponpes Al Khoziny Gunakan Crane, Ratusan Personel Diterjunkan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Proses evakuasi bangunan tiga lantai yang runtuh dan menelan banyak korban di Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran mulai dilakukan dengan bantuan alat berat.

    Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto menjelaskan, pengerahan alat berat berupa truk crane serta ratusan personel tim evakuasi sudah dilakukan di lokasi kejadian. Crane tersebut difungsikan untuk mengangkat balok-balok besar yang menumpuk di atas reruntuhan.

    “Crane sudah masuk, ratusan personel sudah siap. Jadi crane-nya itu mengambil balok-baloknya diawasi oleh petugas yang disiagakan,” ujar Suharyanto, Kamis (2/10/2025).

    Ia menambahkan, sterilisasi dan pengendalian aroma di sekitar lokasi kejadian telah dipastikan dalam kondisi bersih. Untuk meminimalisir dampak lingkungan, tim SAR juga melakukan penyemprotan sebelum masuk ke area reruntuhan.

    “Lokasi disterilkan atau sudah bersih. Untuk memperkecil aroma, misalnya, sebelum masuk timnya juga sudah kita semprot,” tukasnya.

    Selain itu, gedung-gedung di sekitar lokasi yang dinilai berpotensi membahayakan telah dikosongkan untuk menjamin keamanan. “Gedung-gedung yang ada di sekitar lokasi itu sudah kosong,” tutup Suharyanto. [isa/ian]

  • MAIPARK: Kurang dari 0,1 persen rumah di RI miliki asuransi bencana

    MAIPARK: Kurang dari 0,1 persen rumah di RI miliki asuransi bencana

    Nilai ini menggambarkan bagaimana penetrasi pelindungan akibat gempa melalui mitigasi asuransi itu masih rendah

    Jakarta (ANTARA) – Strategic Planning & Risk Management Group Head PT Reasuransi MAIPARK Indonesia Ruben Damanik menyatakan terdapat kurang dari 0,1 persen rumah tinggal di Indonesia yang diasuransikan sebagai upaya proteksi terhadap dampak bencana.

    Menurut data yang dihimpun pihaknya, ia menuturkan hanya 36 ribu rumah dari total 64 juta rumah di Indonesia yang diasuransikan pada 2023.

    “Nilai ini menggambarkan bagaimana penetrasi pelindungan akibat gempa melalui mitigasi asuransi itu masih rendah,” kata Ruben Damanik dalam webinar Media Workshop Allianz Indonesia yang diikuti di Jakarta, Kamis.

    Ruben mengatakan rendahnya inklusi asuransi tersebut menimbulkan kesenjangan besar antara total kerugian ekonomi akibat bencana dengan nilai kerugian yang dijamin asuransi, tidak hanya terkait kerusakan properti, tapi juga dampak kerusakan lainnya.

    Ia mencontohkan, saat terjadi gempa dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, kerugian ekonomi mencapai Rp41,4 triliun, sementara nilai kerugian yang diasuransikan hanya Rp650 miliar. Dengan demikian, rasio aset yang dilindungi asuransi hanya sekitar 1,6 persen.

    Bahkan hampir 20 tahun kemudian, tren serupa juga masih terjadi. Terdapat sekitar 530 ribu rumah yang rusak akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November 2022, tapi hanya seribu unit yang tercatat memiliki asuransi.

    Bencana tersebut juga memiliki rasio perlindungan asuransi yang rendah, yakni sekitar 1,2 persen, dengan total kerugian senilai Rp4 triliun dan nilai kerugian yang diasuransikan hanya Rp50 miliar.

    Ruben menyatakan kondisi tersebut menunjukkan masih rendahnya literasi dan kesadaran masyarakat terkait mitigasi risiko bencana melalui asuransi.

    Padahal, mengacu pada data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah rawan bencana, mulai dari banjir, cuaca ekstrem, hingga gempa bumi yang memiliki frekuensi tinggi.

    Ia pun mendorong perlunya pendekatan mitigasi risiko yang terukur melalui kesiapan masyarakat agar kerugian akibat bencana dapat diminimalkan.

    “Mitigasi harus disesuaikan dengan jenis bencananya. Untuk banjir, bisa dengan membangun bendungan atau meninggikan rumah. Namun untuk gempa, solusinya lain, seperti memperkuat struktur bangunan, memahami zona rawan, hingga melakukan simulasi evakuasi. Dan tentu, asuransi menjadi instrumen penting untuk membantu pemulihan pascabencana,” jelasnya.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ribuan Warga Ikuti Fun Run PRB 2025 di Mojokerto, BNPB Tekankan Edukasi Bencana

    Ribuan Warga Ikuti Fun Run PRB 2025 di Mojokerto, BNPB Tekankan Edukasi Bencana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 di Kota Mojokerto berlangsung meriah sekaligus edukatif. Ribuan warga mengikuti Fun Run bertajuk “Run For Resilience: Kenali Ancamannya, Kurangi Risikonya” yang digelar di Alun-Alun Wiraraja, Kamis (2/10/2025).

    Acara ini dilepas langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bersama Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Menariknya, Ning Ita—sapaan akrab wali kota—turut berlari bersama Kepala BNPB dan para peserta untuk memberikan semangat di sepanjang rute sejauh 5 kilometer.

    “Fun Run ini bukan sekadar olahraga, tapi bagian dari edukasi. Masyarakat diajak untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, sekaligus menikmati suasana kebersamaan,” ujar Suharyanto.

    Event nasional ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Bulan PRB 2025 yang berlangsung selama tiga hari di Mojokerto Raya. Sebanyak 1.422 peserta dari Mojokerto, Surabaya, Malang, hingga Yogyakarta turut ambil bagian, dengan rentang usia mulai anak-anak hingga lansia berusia 61 tahun.

    Sebagai tuan rumah, Kota Mojokerto juga menyiapkan beragam agenda pendukung, seperti pameran kebencanaan, simulasi evakuasi, lomba edukatif, khitan massal, seminar, hingga hiburan rakyat. Seluruh rangkaian dikemas agar masyarakat tidak hanya terhibur, tetapi juga mendapatkan pengetahuan praktis mengenai mitigasi bencana.

    Untuk memeriahkan Fun Run, panitia menyediakan 500 medali finisher, hadiah uang tunai bagi tiga pelari tercepat, serta puluhan doorprize yang dibagikan di akhir acara. [tin/beq]

  • Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, 162 Gempa Susulan Terjadi Sampai Hari Ini

    Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, 162 Gempa Susulan Terjadi Sampai Hari Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa merusak berkekuatan M 6,5 mengguncang wilayah Sumenep dan Pulau Sapudi di Jawa Timur, pada Selasa (30/9), pukul 23:49:43 WIB.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa Stasiun Geofisika Sleman selaku Pusat Gempa Regional 7 mencatat sebanyak 162 kejadian gempa susulan hingga hari ini, Kamis (2/10/2025).

    Sebanyak 2 di antaranya, termasuk gempa utama M 6,5, dirasakan oleh warga sekitar. Adapun gempa susulan yang terjadi memiliki kekuatan beragam, berkisar M 4,4-1,9. Adapun frekuensi kejadian gempa terus menurun.

    Berdasarkan kategorisasinya, gempa susulan terbanyak berkekuatan M 2,0 hingga kurang dari M 3,0, yakni sebanyak 141 gempa. Kemudian gempa berkekuatan M 3,0 hingga kurang dari M,0 sebanyak 16 gempa.

    Sebanyak 42 gempa susulan terjadi dalam kurun waktu 3 jam pasca gempa utama M 6,5 pada Selasa (30/9). Sepanjang pukul 02:49:43-05:49:43 pada hari ini, Kamis (2/10/2025), gempa susulan tersisa 6 kali.

    Sebelumnya, hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,35° LS ; 114,22° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 Km arah Tenggara Sumenep, Jawa Timur pada kedalaman 12 km.

    Menurut Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa tersebut merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif di dasar laut.

    Ia mengatakan gempa tersebut merupakan gempa destrucive atau merusak. Gempa ini dirasakan sampai ke Tuban, Denpasar dan Gianyar, Lombok Utara, Kuta, hingga Blitar. Dilaporkan, terjadi kerusakan di sejumlah lokasi.

    “Gempa memicu kerusakan bangunan rumah di Pulau Sapudi,” sebut Daryono.

    “Kerusakan bangunan disebabkan karena hiposenter gempa yang dangkal, kondisi tanah lunak dan struktur bangunan lemah, tidak standar tahan gempa,” ia menambahkan.

    Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, hingga Rabu (1/10) pukul 08.28 WIB, gempa di Sumenep menyebabkan 3 warga luka-luka. Data sementara, tercatat 30 unit rumah rusak termasuk empat fasilitas ibadah terdampak dan satu fasilitas kesehatan.

    “Gempa yang terjadi pada pukul 23.49 WIB itu sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar oleh guncangan yang cukup kuat,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BNPB Ungkap 59 Orang Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    BNPB Ungkap 59 Orang Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    Jakarta

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melaporkan perkembangan pencarian dan pertolongan korban bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. BNPB menyebut masih ada 59 orang yang terjebak di reruntuhan bangunan.

    “Data sementara yang dimutakhirkan per Rabu (1/10) pukul 23.00 WIB, ada sebanyak 59 orang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Angka tersebut diperoleh dari daftar absensi yang dirilis oleh pihak pondok pesantren, termasuk dari laporan kehilangan pihak keluarga korban,” kata Abdul dalam keterangannya, Kamis (2/10/2025).

    “Adapun dinamika data yang berubah disebabkan dari berbagai hal, seperti nama-nama yang sebenarnya selamat atau tidak berada di tempat kejadian perkara saat insiden terjadi tidak melaporkan diri,” tambahnya.

    Dalam pencarian di hari ketiga hingga pukul 22.00 WIB kemarin malam, sebanyak lima orang berhasil dievakuasi dalam kondisi masih hidup. Namun satu orang dalam keadaan kritis dan memerlukan penanganan medis khusus. Seluruh korban itu dibawa ke RSUD Sidoarjo.

    Selain itu, tim SAR gabungan juga menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia. Penemuan ini sekaligus menambah data jumlah korban meninggal dunia dalam insiden yang terjadi akibat kegagalan konstruksi menjadi lima orang. Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke RS Siti Hajar.

    “Apabila memang masih ditemukan tanda-tanda kehidupan, maka tim akan memaksimalkan pencarian dengan langkah-langkah yang harus diperhitungkan secara matang. Sebab, lokasi korban yang terakhir ini terdeteksi berada di posisi yang cukup sulit dan menantang, sehingga selain keahlian tentunya juga dibutuhkan strategi khusus agar korban maupun tim yang bertugas semuanya dapat selamat dalam operasi ini,” ucap Abdul.

    “Apabila tidak lagi ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, maka BNPB bersama Basarnas dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, akan mengajak keluarga korban untuk kembali bermusyawarah dan memohon kesediaan dari segala keadaan yang ada. Adapun harapannya, babak baru dalam operasi SAR menggunakan alat berat dapat segera dilaksanakan guna mengangkat seluruh korban dengan berbagai kondisi,” imbuhnya.

    (fas/fas)

  • Wali Santri Ponpes Ambruk Sidoarjo Cemas Karena TKP Bau Menyengat

    Wali Santri Ponpes Ambruk Sidoarjo Cemas Karena TKP Bau Menyengat

    Para wali santri korban robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny mulai cemas karena bau menyengat mulai tercium dari lokasi kejadian. Mereka pun berharap proses evakuasi bisa dipercepat.

    Sementara itu di lokasi kejadian alat berat belum bisa digunakan oleh tim penyelamat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan bahwa penggunaan alat berat berisiko memperparah kondisi reruntuhan.

  • Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Sementara itu, tim gabungan melakukan upaya evakuasi terhadap korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

    “Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

    Abdul mengungkapkan, pihaknya menerjunkan personel SAR gabungan sebanyak 332 dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

    “BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim,” ucapnya.

    Abdul mengatakan, peralatan berat juga telah disiagakan, namun penggunaannya sementara belum dapat dilakukan karena dikhawatirkan getaran dapat memperparah kondisi reruntuhan.

    “Upaya penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali lubang dan celah untuk mengevakuasi korban yang masih hidup,” ujarnya.

    Tim SAR gabungan mendeteksi adanya indikasi enam orang korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan.

    “Melalui celah yang ada, petugas telah menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban,” ucapnya.

    Sementara itu, lanjut Abdul, proses evakuasi juga menunggu asesmen dari pihak berwenang di bawah komando Basarnas.

    “Jika hasil asesmen menyatakan tidak ada lagi korban yang masih hidup, tahapan selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban meninggal dunia yang masih tertimbun,” ujarnya.

    “Di sisi lain, tim tengah merumuskan langkah teknis bersama ahli konstruksi untuk membersihkan puing pada jalur evakuasi secara aman tanpa memicu reruntuhan susulan,” imbuh Abdul.

     

  • Media Internasional Soroti Insiden Ambruknya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

    Media Internasional Soroti Insiden Ambruknya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

    Bisnis.com, JAKARTA – Tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9) tidak hanya mengejutkan masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi perhatian media internasional.

    Beberapa media internasional seperti Reuters, BBC News, The Guardian, Al Jazeera, CNN, dan lainnya mengangkat kejadian ini ke halaman depan media mereka.

    Pemberitaan internasional menyoroti kegagalan konstruksi pada pondasi bangunan yang membuat bangunan tidak mampu menahan beban pembangunan di lantai empat, yang menjadi dugaan sebab runtuhnya gedung tersebut.

    Ambruknya pondok pesantren tersebut terjadi setelah Solat Ashar berjamaah. Kejadian yang mendadak dan cepat ini membuat puluhan santri yang sedang berkumpul di masjid lantai dasar gedung tersebut terjebak reruntuhan.

    BBC News menggambarkan bangunan yang runtuh seperti “lapisan kue” dengan lapisan-lapisan beton yang hanya menyisakan rongga-rongga sempit dan kondisinya sangat tidak stabil.

    Petugas gabungan sejumlah 332 orang dikerahkan untuk misi penyelamatan korban yang bekerja secara bergantian. Penggunaan alat berat sementara belum dapat dilakukan karena dikhawatirkan dapat memperparah kondisi reruntuhan akibat getaran alat berat.

    ”Upaya penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali lubang dan celah untuk mengevakuasi korban yang masih hidup,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, pada Rabu (1/10/2025). 

    Media Inggris, The Guardian, mengungkapkan kondisi keluarga-keluarga berkumpul di sekitar papan tulis putih yang berisi daftar korban selamat yang diketahui untuk mencari nama-nama anak mereka yang terjebak di reruntuhan beton. 

    “Sebuah ekskavator dan derek telah dikerahkan untuk membantu tim penyelamat memindahkan puing-puing, tetapi Nanang Sigit, seorang pejabat pencarian dan penyelamatan lokal, mengatakan otoritas tidak akan menggunakan peralatan berat karena khawatir akan menyebabkan struktur yang tersisa runtuh,” tulis The Guardian. 

    Sementara itu, Reuters menuliskan Tim penyelamat yang berjuang untuk menyelamatkan siswa dari reruntuhan musala di Ponpes Al Khoziny yang ambruk, menewaskan tiga orang di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, menghadapi tugas yang lebih sulit setelah gempa bumi yang dikhawatirkan membuat reruntuhan semakin padat.

    Pihak berwenang atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan 91 orang terdaftar sebagai hilang, dengan 100 orang dievakuasi dan puluhan terluka setelah ambruknya musala saat siswa sedang melakukan salat di masjid di lantai bawah bangunan yang lantai atasnya masih dalam tahap konstruksi.

    Dari jumlah tersebut, 26 orang masih menjalani rawat inap, 70 orang telah diperbolehkan pulang, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan satu pasien dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.

    Rincian rumah sakit dan jumlah korban yang sedang ditangani adalah sebagai berikut:

    RSUD RT Notopuro, 40 pasien dengan delapan pasien rawat inap dan dua meninggal dunia;
    RS Siti Hajjar, 52 pasien dengan 11 pasien rawat inap, satu meninggal dunia dan satu pasien dirujuk;
    RS Delta Surya, enam pasien rawat inap;
    RS Sheila Medika menangani satu pasien yang telah diperbolehkan pulang, sedangkan
    RS Unair merawat satu pasien rawat inap. (Stefanus Bintang Agni) 

  • Sekretaris Utama BNPB : Penthahelix Jadi Kunci Tangguh Bencana

    Sekretaris Utama BNPB : Penthahelix Jadi Kunci Tangguh Bencana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian membuka secara resmi kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2025 di GOR Seni Mojopahit, Kota Mojokerto. Rustian menegaskas penthahelix menjasi kunci tangguh bencana.

    Dalam sambutannya, Rustian menegaskan bahwa upaya pengurangan risiko bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata. Menurutnya, semua pihak harus bergerak bersama dalam semangat kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, TNI/Polri, dunia usaha, akademisi, media, serta komunitas masyarakat.

    “Di Jawa Timur, hampir semua jenis bencana ada, baik bencana alam, non-alam, maupun sosial. Karena itu, penanganan bencana tidak bisa dikerjakan oleh satu pihak saja, tetapi harus melibatkan seluruh elemen bangsa,” ungkapnya, Rabu (1/10/2025).

    Ia menambahkan, pameran dalam rangkaian bulan PRB ini menjadi sarana edukasi, khususnya bagi generasi muda, untuk memahami potensi ancaman sekaligus cara mengurangi risiko bencana. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ruang kolaborasi dan inspirasi.

    Bahwa sekecil apapun kontribusi setiap pihak akan sangat berarti bagi terwujudnya Indonesia tangguh bencana. Rustian juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, dunia usaha, para penggiat penanggulangan bencana, hingga komunitas yang turut serta dalam peringatan PRB 2025.

    “Momentum ini harus kita jadikan energi positif untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan menumbuhkan semangat kebersamaan dalam menghadapi bencana. Kita harus siap siaga mulai dari pra-bencana, saat bencana, hingga pasca-bencana,” tandasnya.

    Peringatan Bulan PRB 2025 di Kota Mojokerto mengusung tagline khas Jawa Timur ‘Tangguh Rek’, yang bermakna semangat kebersamaan dalam membangun ketangguhan bangsa. Agenda akan berlangsung tiga hari dengan beragam kegiatan, antara lain Pameran Penanggulangan Bencana, Pelayanan Masyarakat, serta Permainan Edukasi.

    Hadir dalam pembukaan pameran kebencanaan antara lain Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Suwandy, Sekretaris BPBD Provinsi Jawa Timur, Andhika Nurrahmad Sudigda, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra. [tin/kun]