Kementrian Lembaga: BNPB

  • Update Ponpes Al Khoziny: 25 Santri Meninggal, Tim SAR Masih Cari 38 Korban – Page 3

    Update Ponpes Al Khoziny: 25 Santri Meninggal, Tim SAR Masih Cari 38 Korban – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) gabungan kembali menemukan 11 jenazah santri yang tertimbun reruntuhan gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada hari keenam pascakejadian, Sabtu (4/10/2025).

    Hingga pukul 23.37 WIB, total jenazah yang berhasil ditemukan mencapai 11 orang, sementara satu potongan tubuh juga ditemukan di lokasi pencarian sektor A4. Temuan ini menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 25 orang.

    “Korban pertama ditemukan pada pukul 14.35 WIB, disusul korban kedua pada 16.15 WIB. Potongan tubuh berupa kaki kanan ditemukan pukul 17.33 WIB. Kemudian korban ketiga hingga kesebelas ditemukan antara pukul 21.17 hingga 23.30 WIB,” demikian laporan tertulis Tim SAR Gabungan yang diterima BNPB, Sabtu malam.

    Kesebelas jenazah dan potongan tubuh tersebut segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

    Proses identifikasi dilakukan guna memastikan identitas korban secara sah, menjaga martabat jenazah, serta memberikan kepastian hukum bagi keluarga.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa hingga malam hari, total korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 129 orang.

    Dari jumlah itu, 104 orang selamat, 95 di antaranya telah diperbolehkan pulang, delapan masih dirawat di rumah sakit, dan satu orang tidak memerlukan perawatan medis.

    “Sementara jumlah santri yang masih dalam pencarian diperkirakan mencapai 38 orang berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok,” ujar Abdul Muhari.

     

    Kisah dramatis datang dari reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Seorang santri bernama Alfatih Cakra Buana berhasil selamat setelah tiga hari terjebak di bawah puing bangunan musala yang ambruk.

  • Update Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 16 Jenazah Ditemukan

    Update Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 16 Jenazah Ditemukan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Tim gabungan evakuasi korban tragedi pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny Sidoarjo kembali menemukan 1 jenazah tambahan. Kini, total korban tragedi memilukan itu terkonfirmasi menjadi 16 orang.

    Pada hari keenam sampai pada pukul 17.28, Tim SAR yang bertugas menemukan dua jenazah di sektor A2 atau di sekitar area tempat wudhu mushola Ponpes AL Khoziny Sidoarjo.

    “Sebelumnya kami temukan pada pukul 14.35 dan yang terbaru pada pukul 17.28 sementara ada dua jenazah yang kami temukan di sektor A2,” kata Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit.

    Nanang menyebut sampai hari keenam dari data terbaru, masih terdapat 47 santri yang tidak diketahui keberadaannya. Ia memastikan tim evakuasi terus bekerja maksimal.

    “Proses (evakuasi) masih terus berlangsung. Petugas di lapangan bekerja dengan maksimal dan efektif. Kami mohon dukungan dan doa dari masyarakat,” jelasnya.

    Diketahui sebelumnya, Tragedi Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo telah memasuki hari keenam, Sabtu (4/10/2025). Data terbaru, ambruknya bangunan mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu menewaskan 14 orang. 103 nyawa santri selamat. Sementara 48 santri masih belum ditemukan.

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pada hari keenam pencarian, pihaknya sudah mulai memasukkan alat berat ke titik reruntuhan. Selain itu, petugas evakuasi juga memetakan titik-titik yang diduga terdapat korban.

    “(hari ini) alat berat sudah masuk ke titik yang runtuh. Sehingga mudah-mudahan per hari ini ini akan lebih banyak lagi yang ditemukan,” kata Suharyanto. (ang/ian)

  • Update Terbaru Proses Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 15 Jenazah Ditemukan

    Update Terbaru Proses Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 15 Jenazah Ditemukan

    Surabaya (beritajatim.com) – Satu jenazah korban tragedi pondok pesantren Al Khoziny Sidoarjo kembali ditemukan Sabtu (04/10/2025) sore. Data terbaru, total ada 15 jenazah yang sudah ditemukan oleh petugas evakuasi.

    Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit mengatakan tambahan satu korban itu ditemukan petugas di area dekat tempat wudhu mushola ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

    “Korban di sektor A2, dievakuasi pukul 14.35 WIB ke RS Bhayangkara Surabaya,” ujar Nanang.

    Hingga hari keenam, petugas di lapangan terus bekerja maksimal dengan menggunakan alat berat untuk segera menemukan 48 korban lain yang belum ditemukan. Pantauan Beritajatim.com dari layar monitor posko di lokasi ponpes, petugas saat ini berfokus membersihkan puing-puing bangunan di area Utara bangunan.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” jelas Nanang.

    Diketahui sebelumnya, Tragedi Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo telah memasuki hari keenam, Sabtu (4/10/2025). Data terbaru, ambruknya bangunan mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu menewaskan 14 orang. 103 nyawa santri selamat. Sementara 49 santri masih belum ditemukan.

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pada hari keenam pencarian, pihaknya sudah mulai memasukkan alat berat ke titik reruntuhan. Selain itu, petugas evakuasi juga memetakan titik-titik yang diduga terdapat korban.

    “(hari ini) alat berat sudah masuk ke titik yang runtuh. Sehingga mudah-mudahan per hari ini ini akan lebih banyak lagi yang ditemukan,” kata Suharyanto. (ang/ian)

  • Update Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bertambah 2, Total 16 Orang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Oktober 2025

    Update Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bertambah 2, Total 16 Orang Surabaya 4 Oktober 2025

    Update Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bertambah 2, Total 16 Orang
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Korban meninggal dunia akibat reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah dua orang.
    Tim SAR gabungan masih melanjutkan proses evakuasi korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny dengan menggunakan sejumlah alat berat seperti
    crane
    dan ekskavator.
    Alat tersebut digunakan untuk membuka akses ruang yang ditimpa puing-puing bangunan.
    Tujuannya ialah agar posisi-posisi korban dapat terlihat.
    Memasuki hari keenam evakuasi, korban meninggal dunia yang ditemukan tim SAR gabungan terus bertambah.
    Hingga Sabtu (4/10/2025) pukul 16.15 WIB, dua korban ditemukan.
    “Total terdapat dua korban berhasil diekstrikasi pada hari keenam di sektor A2,” kata Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, Sabtu (4/10/2025).
    Korban meninggal dunia yang ditemukan hari ini pukul 14.35 WIB dan 16.15 WIB.
    Namun, identitasnya belum diketahui dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi.
    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” terang Bramantyo.
    Dengan begitu, korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 120 orang, 29 di antaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri.
    Sebanyak 16 orang dinyatakan meninggal dunia dan 104 orang selamat.
    Namun, 47 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
    Berikut ini daftar korban meninggal dunia:
    1. Maulana Ibrahimific (15) warga Bangkalan berdomisili Surabaya
    2. Mashudul Haq (14) asal Surabaya
    3. Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung
    4. Rafi Catur Okta Mulya (17) warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya
    5. Mochammad Agus Ubaidillah (14) warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya
    6. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 07.30 WIB
    7. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 07.36 WIB
    8. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 10.19 WIB
    9. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 11.34 WIB
    10. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 14.00 WIB
    11. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.15 WIB
    12. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.20 WIB
    13. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.30 WIB
    14. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 23.00 WIB
    15. Mr. X ditemukan Sabtu (4/10/2025) pukul 14.35 WIB
    16. Mr. X ditemukan Sabtu (4/10/2025) pukul 16.15 WIB
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Oktober 2025

    Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny Surabaya 4 Oktober 2025

    Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Polda Jawa Timur (Jatim) memanggil satu saksi terkait proyek pembangunan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Akibatnya, belasan santri ditemukan meninggal dunia, puluhan lainnya mengalami luka-luka hingga amputasi. Sementara data terakhir, 48 orang masih dicari.
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny disebabkan kualitasnya tidak memenuhi standar atau kegagalan konstruksi.
    Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, mengatakan petugas kepolisian tengah mengumpulkan data-data terkait insiden ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny.
    “Dari anggota saya juga melakukan kegiatan investigasi, pendataan dengan teman-teman BNPB,” kata Nanang, Jumat (3/10/2025).
    Meski begitu, Nanang juga meminta agar publik tetap bersabar untuk proses tindak lanjut masalah ini.
    Sebab, petugas masih berfokus pada evakuasi korban dan reruntuhan hingga tuntas.
    Terpisah, dalam penanganan ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim memanggil satu saksi atas nama Shaka Nabil Ichsani untuk memberikan klarifikasi ambruknya bangunan tersebut.
    “Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim, AKP Edi Iskandar, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (4/10/2025).
    Pemanggilan tersebut juga berdasarkan surat laporan polisi nomor: LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tanggal 29 September 2025.
    Juga, Surat Perintah Penyelidikan Nomor SP.Lidik/4579/X/RES.1.2./2025/Ditreskrimsus/Polda Jatim tanggal 01 Oktober 2025.
    Shaka dipanggil sebagai saksi dari pihak santri pada tanggal Jumat (3/10/2025) pukul 13.00 WIB di Unit II Subdit Tipid Indagsi. “(Shaka) Salah satu santri,” ucap Edi Iskandar.
    Diketahui, korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 119 orang.
    Sebanyak 28 di antaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri.
    Adapun 15 orang dinyatakan meninggal dunia, 104 orang selamat.
    Namun, 48 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
    Satu korban tanpa perawatan atas nama Ibnu Fairus yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian ditemukan selamat di tempat lain.
    Sementara itu, seluruh korban meninggal dunia yang dievakuasi sejak Jumat kemarin belum diketahui identitasnya karena masih dalam proses identifikasi tim DVI Polda Jatim.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Duga Masih Ada 49 Santri Tertimbun Reruntuhan Ponpes di Sidoarjo

    BNPB Duga Masih Ada 49 Santri Tertimbun Reruntuhan Ponpes di Sidoarjo

    Sidoarjo

    Sebanyak 49 orang diduga masih tertimbun di balik reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Angka perkiraan itu didapat dari data pondok pesantren.

    “Apakah yakin 49 itu ada di situ, kita semua nggak tahu. Karena kan ada di reruntuhan. Harapannya ya mudah-mudahan sama, 49 itu sesuai dengan data dari pondok pesantren yang sudah ada foto-fotonya,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Suharyanto dilansir detikJatim, Sabtu (4/10/2025).

    Dia mengatakan secara keseluruhan ada 167 orang yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Saat ini, berdasarkan data sementara, sebanyak 118 korban telah ditemukan.

    Ada 103 korban selamat dan satu korban lagi ditemukan selamat, namun berada di tempat lain. Sementara 14 di antaranya meninggal dunia.

    “118 itu 103 itu yang selamat. Tambah satu namanya Ibnu Fairuz, (sempat) di dalam daftar yang hilang, tiba-tiba dia selamat, tapi tidak di sini,” kata Suharyanto, Sabtu (4/10/2025).

    Lebih lanjut, dari 14 korban meninggal dunia yang telah dievakuasi, ada sembilan jenazah yang masih dalam proses identifikasi. Saat ini, petugas masih terus melanjutkan proses pencarian korban yang diduga terjebak di antara reruntuhan bangunan.

    (zap/dhn)

  • Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo 49 Korban Belum Ditemukan, DVI Kesulitan Lakukan Identifikasi

    Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo 49 Korban Belum Ditemukan, DVI Kesulitan Lakukan Identifikasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Tragedi Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo telah memasuki hari keenam pada Sabtu (4/10/2025). Data terbaru mencatat ambruknya bangunan mushola ponpes tersebut menewaskan 14 orang, 103 santri berhasil selamat, sementara 49 santri masih belum ditemukan.

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pada hari keenam pencarian, pihaknya sudah mulai memasukkan alat berat ke titik reruntuhan. Selain itu, petugas evakuasi juga memetakan lokasi-lokasi yang diduga terdapat korban.

    “(hari ini) alat berat sudah masuk ke titik yang runtuh. Sehingga mudah-mudahan per hari ini ini akan lebih banyak lagi yang ditemukan,” kata Suharyanto.

    Ia mengakui muncul desakan dari anggota keluarga korban di lokasi, namun menegaskan para petugas telah bekerja maksimal. Menurutnya, keluarga inti selalu mendapatkan laporan dan rencana evakuasi sejak hari pertama.

    “Mungkin ada sedikit masyarakat keluarga yang sebetulnya bukan keluarga inti. Kalau keluarga inti orang tuanya itu sudah dijelaskan sejak hari pertama dan setiap langkah-langkah yang dilakukan oleh tim ini semuanya dikomunikasikan dengan keluarga,” tegasnya.

    Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Mabes Polri menghadapi tantangan besar dalam mengidentifikasi jenazah yang ditemukan sejak hari keempat pencarian. Kendalanya, sebagian besar korban berusia di bawah 17 tahun sehingga tidak memiliki data sidik jari di kependudukan. Selain itu, pakaian korban cenderung seragam, yakni baju koko dan sarung tanpa tanda khusus.

    “Karena usia masih anak-anak, kan belum membuat KTP. Lalu juga karena proses pembusukan, secara visual juga sudah berubah,” ujar Kabid DVI Kapusdokkes Mabes Polri Kombes Pol dr. Wahyu Hidajati.

    Dari sisi struktur gigi, lanjut Wahyu, pertumbuhan anak-anak hampir serupa sehingga tidak ditemukan ciri khas. “Misalnya ada yang copot satu atau apa itu belum ada yang khas dari laporan keluarga, dan yang ditemukan. Jadi untuk dari gigi juga agak kesulitan untuk membandingkan,” paparnya.

    Ia menambahkan, data pembanding dari keluarga korban juga masih minim. Banyak orang tua tidak mengingat letak tahi lalat, tanda lahir, atau ciri fisik anak mereka secara detail. “Banyak keluarga yang tidak hafal detail letak tahi lalat anaknya. Meskipun ada yang hafal, tapi sampai sekarang perbandingannya itu belum ketemu gitu. Jadi itulah kondisi saat ini yang menjadi kendala kami,” pungkasnya.

    Hingga hari keenam tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, keluarga korban dihimbau menunggu informasi di RS Bhayangkara Polda Jatim yang kini menjadi posko terbaru. Lokasi tersebut dinilai lebih representatif dengan dukungan logistik yang lebih baik, sehingga diharapkan keluarga bisa melewati masa krisis dengan lebih tenang. (ang/ian)

  • Kisah Haru Santri Al Khoziny, Senator Lia Ungkap Haikal Sholat di Reruntuhan dan Diberi Minum Anak Kecil

    Kisah Haru Santri Al Khoziny, Senator Lia Ungkap Haikal Sholat di Reruntuhan dan Diberi Minum Anak Kecil

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki hari keenam evakuasi korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, perhatian publik tertuju pada kisah haru para santri yang selamat dan gugur.

    Hingga Sabtu (4/10/2025) hari ini, Tim SAR gabungan masih mencari korban, sementara total korban tewas tercatat sebanyak 14 orang.

    ​Menurut Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari, total korban yang terdata adalah 167 orang. Sebanyak 118 orang telah ditemukan (103 selamat, 14 meninggal, 1 kembali ke rumah). Sementara, 49 orang lainnya masih dalam pencarian.

    ​Di antara para korban selamat, kisah heroik Syailendra Haikal (13) dan Yusuf (16) yang bertahan hidup di bawah timbunan puing selama lebih dari dua hari menjadi atensi nasional. Percakapan lirih Haikal dengan tim rescue saat tertimbun, seperti “Semuanya sakit,” viral dan menyentuh hati warganet.

    ​Anggota DPD RI Komite III, Dr. Lia Istifhama, yang menjenguk Haikal di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo pada Kamis (2/10/2025), membagikan kisah haru yang ia dapat langsung dari ibunda Haikal.

    Ning Lia, sapaan akrabnya, menyebut Haikal bukan hanya kuat secara fisik, tetapi juga cermin keteguhan iman dan kecerdasan luar biasa.

    Senator DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama.

    ​Berikut adalah rangkuman kisah haru Haikal yang disoroti oleh Ning Lia:

    ​1. Berjuang Sholat di Bawah Puing
    Dalam kondisi gelap, terhimpit beton, dan tubuh yang terbatas bergerak, Haikal tetap berusaha menegakkan kewajiban sholat.

    ​Sholat Berjemaah: Haikal bahkan sempat membangunkan temannya di bawah reruntuhan dan bersahutan mengajak salat Isya berjemaah, bahkan mendengar suara seseorang mengimami.

    ​Sholat Sendirian: Pada hari kedua, Haikal mengajak Sholat Subuh, namun sahutan temannya tidak berbalas, saat itulah ia sadar sahabatnya sudah tiada, dan ia pun sholat sendirian. “Masya Allah betapa kuat iman dan mentalnya,” ujar Ning Lia.

    ​2. Kehadiran Sosok Anak Kecil
    ​Di hari pertama tertimbun, saat haus, Haikal didatangi sosok anak kecil yang membawakannya air minum. Sosok tersebut kemudian menghilang. Ning Lia menyebut kisah ini sebagai “mukjizat” dan hikmah besar bagi publik akan keselamatan santri.

    ​3. Cerdas Menghemat Energi
    ​Haikal memilih tidak banyak bergerak dan berbicara selama tertimpa reruntuhan. Menurut ibundanya, Haikal mengingat pelajaran IPAS di sekolah bahwa semakin banyak bergerak, semakin cepat energi tubuh habis.

    “Dia benar-benar mengimplementasikan pelajaran di sekolah dan pondoknya untuk bertahan hidup,” salut Ning Lia.

    ​Di tengah kekhawatiran Haikal harus diamputasi, Ning Lia menyampaikan mimpi besar santri cilik itu.

    Haikal berkeinginan melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Probolinggo. Ning Lia bahkan telah menyambungkan komunikasi dengan pihak sekolah untuk memfasilitasi mimpi Haikal.

    ​”Haikal juga bercita-cita menjadi tentara. Ia sangat kuat mental, teguh iman, cerdas akal pikiran, dan memiliki solidaritas tinggi. Inilah sosok patriot sejati,” tukas Ning Lia.

    ​Ning Lia juga menyampaikan duka mendalam dan mendoakan para korban yang meninggal dunia. “Korban yang meninggal, insya Allah syahid. Mereka meninggal sebagai pencari ilmu dan sedang melangsungkan shalat Ashar,” pungkas Ning Lia, sembari menegaskan bahwa duka para santri adalah duka seluruh bangsa. [tok/beq]

  • BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Oktober 2025

    BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny Nasional 4 Oktober 2025

    BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, proses pembersihan material reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny terus dilakukan 24 jam.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menuturkan bahwa 49 korban masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan tersebut.
    “Sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan,” jelas Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (4/10/2025).
    “Hingga saat ini, pembersihan material reruntuhan dilaksanakan selama 24 jam penuh,” tambahnya.
    Dalam proses tersebut, tim pembersihan akan dibantu oleh tim evakuasi apabila ditemukan jenazah.
    “Tenaga medis dan ambulans langsung bergerak untuk melakukan proses evakuasi hingga penanganan jenazah lebih lanjut,” jelasnya.
    Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal dunia mencapai 14 orang, dan data ini masih terus berkembang seiring proses pencarian.
    Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
    Proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran, dan unsur relawan lainnya.
    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan bahwa Tim SAR bekerja 24 jam mencari korban yang kemungkinan sudah meninggal dunia akibat terimbun bangunan mushalla.
    “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ungkap Suharyanto, Jumat.
    Para keluarga korban disebut sudah mengikhlaskan semuanya setelah sehari sebelumnya diberikan penjelasan bahwa dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan.
    Seluruh pihak keluarga korban juga sudah menyetujui penggunaan alat berat untuk mencari para korban.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    BNPB mengirim peralatan evakuasi berupa 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set APD, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan lapangan.
    Selain itu, ada alat berat dan kendaraan operasional meliputi tiga unit crane, satu unit excavator breaker, 30 unit dump truck, empat set alat pemotong beton, dan 30 unit ambulans.
    Anggaran operasional peralatan berat ini juga disiapkan BNPB untuk menunjang proses evakuasi yang diperkirakan berlangsung selama sepekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Oktober 2025

    BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari Nasional 4 Oktober 2025

    BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan update daftar korban tewas dari tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang bertambah menjadi 14 orang.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menuturkan bahwa total korban tercatat sebanyak 167 orang.
    “103 orang dalam kondisi selamat, 14 orang meninggal dunia, dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan penanganan medis lanjutan,” ungkap Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (4/10/2025).
    Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
    “Sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan,” jelasnya.
    Sampai saat ini, proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan penuh dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran, dan unsur relawan lainnya.
    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan bahwa Tim SAR bekerja 24 jam mencari korban yang kemungkinan sudah meninggal dunia akibat terimbun bangunan musala.
    “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ungkap Suharyanto, Jumat.
    Para keluarga korban disebut sudah mengikhlaskan semuanya, setelah sehari sebelumnya diberikan penjelasan bahwa dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan.
    Seluruh pihak keluarga korban juga sudah menyetujui penggunaan alat berat untuk mencari para korban.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    BNPB mengirim peralatan evakuasi berupa 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set APD, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan lapangan.
    Selain itu, ada alat berat dan kendaraan operasional meliputi tiga unit crane, satu unit excavator breaker, 30 unit dump truck, empat set alat pemotong beton, dan 30 unit ambulans.
    Anggaran operasional peralatan berat ini juga disiapkan BNPB untuk menunjang proses evakuasi yang diperkirakan berlangsung selama sepekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.