Kementrian Lembaga: BNPB

  • Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk-Makan Banyak Korban, AHY Buka Suara

    Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk-Makan Banyak Korban, AHY Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Perumahan Rakyat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), angkat suara terkait insiden tragis rubuhnya sebuah pondok pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur. Peristiwa ini mengakibatkan banyak korban jiwa, termasuk para santri yang masih berusia sangat muda.

    AHY menyampaikan rasa duka mendalam atas kejadian tersebut dan menekankan perlunya tindakan serius agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

    “Kita sangat berduka atas insiden rubuhnya Pondok Pesantren di Sidoarjo yang kemudian mengakibatkan korban jiwa banyak sekali yang meninggal, anak-anak kita yang benar-benar harus kita sikapi ke depan agar tidak terjadi lagi,” kata AHY di Jakarta, Senin (6/10/2025).

    Dalam keterangannya, AHY menegaskan bahwa penyelamatan korban menjadi prioritas utama sejak awal kejadian. Namun, kondisi bangunan yang sangat buruk membuat proses evakuasi berjalan sulit, dan banyak korban yang tidak bisa diselamatkan.

    “Saya rasa ini sesuatu yang sangat serius, oleh karena itu sejak awal kejadian ini kita ketahui bersama, maka pertama dan utama harus kita selamatkan korban, dan memang banyak yang tidak bisa selamat karena kondisi yang buruk sekali, tertimpa dan terjepit sehingga tidak mudah bagi para petugas untuk bisa mengevakuasi, ada yang sudah dievakuasi tapi akhirnya tidak selamat juga,” jelasnya.

    Foto: lokasi insiden robohnya pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025). (Dok. BNPB)
    lokasi insiden robohnya pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025). (Dok. BNPB)

    Lebih lanjut, AHY menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar konstruksi, terutama pada bangunan fasilitas publik seperti sekolah, pondok pesantren, dan rumah sakit.

    “Artinya memang kita harus kembali pada, mengapa kita harus benar-benar mematuhi standar konstruksi pembangunan fisik, janganlah kemudian sampai ini memakan korban, dimanapun,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk memastikan keamanan infrastruktur di seluruh Indonesia.

    “Jadi saya tentunya ingin ke depan bersama-sama dengan semua kalangan, Kementerian PU, tentu juga dengan semua pemerintah di daerah, berusaha agar menyakinkan bahwa bangunan-bangunan infrastruktur, baik itu sekolah, kemudian juga pondok pesantren, termasuk rumah-rumah sakit, dan semua yang menjadi fasilitas publik ini memiliki kekuatan dan aman, jangan sampai kita abai, tidak mematuhi,” tambah AHY.

    Menutup pernyataannya, AHY mengajak seluruh pihak untuk menjaga dan mengawal pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) konstruksi yang sudah terbukti secara ilmiah demi keselamatan masyarakat.

    “SOP itu ada karena memang sudah menjadi hasil riset dan terbukti, mari sama-sama kita kawal ini sehingga tidak ada lagi kejadian yang memakan korban seperti itu,” pungkasnya.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

    BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut runtuhnya mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo sebagai bencana terbesar di Indonesia sepanjang 2025. Jumlah korban jiwa cukup besar, lebih dari 50 orang.

    ​Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan mengungkapkan bahwa jumlah korban dalam peristiwa ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang melanda daerah-daerah di Indonesia sepanjang 2025.

    ​”Bahwa korban kali ini, di sepanjang tahun 2025 ini, adalah korban yang cukup besar menurut BNPB,” kata Budi Irawan saat memberikan keterangan pers di Posko Pencarian Korban Insiden Ponpes Al Khoziny, Senin (6/10/2025).

    ​Budi Irawan kemudian membandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang terjadi di tahun yang sama. Ia menyebutkan sejumlah peristiwa besar seperti gempa bumi di Poso, kemudian banjir bandang yang melanda Bali dan Nagi Keo.

    ​”Karena dari bencana-bencana alam yang terjadi baik gempa bumi di Poso, termasuk banjir bandang di Bali, kemudian Nagi Keo, semuanya korbannya hanya sedikit,” urainya.

    ​Berbeda dengan kejadian di Ponpes Sidoarjo, Budi Irawan menegaskan, “Ini adalah korbannya cukup banyak jadi 50 orang meninggal,”.

    ​Oleh karena itu, Budi menegaskan, kejadian ini mendapat perhatian besar yang diberikan langsung oleh Kepala BNPB. Perhatian khusus tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan korban bencana.

    ​”Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto. Pada kesempatan ini pula kami menargetkan dari BNPB hari ini kita akan selesai selesaikan pencarian korban,” ucap Budi.

    ​Berdasarkan data terbaru Basarnas per Senin (6/10) pukul 03.35 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 157 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 54 orang meninggal dunia, di mana lima di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    ​Sementara itu, pihak Basarnas mencatat bahwa terdapat 9 orang yang belum ditemukan. Jumlah korban hilang tersebut masih berpotensi bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum bisa teridentifikasi secara pasti keterkaitannya satu sama lain.

    ​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan. [rma/beq]

  • Korban Tewas Ponpes Sidoarjo Terus Bertambah, Ini Update Terbarunya

    Korban Tewas Ponpes Sidoarjo Terus Bertambah, Ini Update Terbarunya

    Jakarta

    Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Tim gabungan masih mengupayakan mengevakuasi korban yang masih tertimbun.

    Sepekan pascakejadian, proses pencarian korban masih berlangsung di tengah kondisi bangunan yang tidak stabil. Petugas 24 jam penuh menyisir sejumlah sektor yang menjadi titik korban tertimbun reruntuhan bangunan.

    Jumlah Korban Tewas 52 Orang

    Jumlah korban meninggal telah mencapai 52 orang per pukul 21.00 WIB. Rinciannya, jumlah korban sampai dengan pencarian hari ketujuh, sebanyak 156 orang, korban selamat sebanyak 104 orang, lalu korban meninggal 52 orang termasuk 5 bagian tubuh.

    Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut para korban dievakuasi di beberapa titik mulai dari pintu masuk bangunan hingga area belakang.

    Data terakhir menyebut korban berupa body part atau bagian tubuh tanpa kaki kanan berhasil diekstrikasi (dikeluarkan) dari reruntuhan pada pukul 21.01 WIB dan dilanjutkan dengan proses evakuasi.

    “Hingga laporan terakhir, total terdapat 26, dengan 4 body part korban berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada hari ketujuh,” ujar Bramantyo, Minggu (5/10/2025).

    Korban maupun potongan tubuh yang ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk diidentifikasi oleh Tim DVI. Sementara itu proses pembersihan puing dan evakuasi di lokasi kejadian masih terus dilakukan oleh Tim Basarnas hingga malam ini.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” pungkasnya.

    BNPB Ungkap Kendala dan Titik Temuan Korban

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menjelaskan sebagian besar korban ditemukan di lantai satu bangunan musala.

    “Setahu saya, tadi baru saja saya diskusi, ternyata kebanyakan korban itu ditemukan di lantai 1,” ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (5/10/2025).

    Budi mengungkap proses evakuasi masih menghadapi satu kendala yakni beton yang menempel pada bangunan di sisi kiri.

    “Cuma ada satu kendala, beton ada yang menempel di sebelah kiri, Pak Muji dari ITS akan datang sehingga pemotongan beton tak menyebabkan gedung itu akan rusak atau runtuh,” jelasnya.

    BNPB menargetkan evakuasi diharapkan rampung secepatnya dengan koordinasi lintas instansi, termasuk Basarnas dan tenaga ahli.

    Mobil Mercy Ditemukan dari Reruntuhan

    Petugas juga menemukan satu unit mobil Mercedes-Benz yang ringsek tertimpa reruntuhan bangunan di sekitar rumah pengasuh ponpes. Proses evakuasi dilakukan oleh petugas gabungan menggunakan alat berat.

    “Betul, selain korban jiwa, satu unit mobil Mercy juga ikut hancur tertimpa reruntuhan. Mobil itu sebelumnya diparkir di samping rumah pengasuh ponpes,” kata Munir, Ketua RT 7 RW 3 Desa/Kecamatan Buduran.

    Menurut Munir, kendaraan itu baru terlihat setelah pembersihan puing-puing dilakukan. Saat kejadian, perhatian warga terfokus pada penyelamatan para santri yang diduga tertimbun di dalam bangunan.

    Instruksi Presiden Prabowo untuk Evaluasi Bangunan

    Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pendataan dan pengecekan konstruksi seluruh pondok pesantren di Indonesia. Prabowo juga mengingatkan agar Ponpes memastikan keamanan bangunan.

    “Evaluasi ke depan, ke semua pondok pesantren, kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan, infrastruktur pondok masing-masing,” ujar Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025)..

    Ia menambahkan, Prabowo terus memantau perkembangan evakuasi dan memerintahkan para menteri serta gubernur untuk memberi perhatian penuh terhadap penanganan di Sidoarjo.

    Halaman 2 dari 2

    (wia/idn)

  • Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa sebagian area reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, sengaja belum dipindahkan atau dibersihkan karena rentan memicu bangunan lain runtuh, Minggu (5/10/2025).

    Bagian runtuhan bangunan tiga lantai ponpes yang akan dibersihkan tersebut ternyata didesain masih terhubung dengan bangunan lama di sisi selatannya. Sedangkan bangunan yang masih berdiri itu telah mengalami kemiringan dan sangat rentan untuk roboh jika penanganannya tidak tepat.

    Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, mengatakan bahwa, pembersihan puing tersisa tersebut akan dilakukan dengan penanganan khusus dan melibatkan seorang ahli profesional.

    “Kalau ini asal kita lepas atau kita potong, tentu kekuatan gedung (bangunan) yang lama tadi, seperti saya sampaikan, di sebelah selatan itu pasti akan tidak ada keseimbangan lagi. Pasti akan menimbulkan kerobohan,” kata Hery, Minggu (5/10/2025).

    Oleh karena itu, Tim SAR Gabungan telah memutuskan untuk melibatkan Ahli Struktur Bangunan dari Departemen Teknik Sipil ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya), Muji Hermawan, sebelum proses pembersihan dan pencarian korban di area tersebut dilanjutkan.

    ​Secara teknis, Hery menjelaskan, akan dibuat topangan atau sanggahan terlebih dahulu terhadap bangunan lama yang masih berdiri dan miring. Hal ini penting untuk memastikan struktur tersebut tidak ikut runtuh saat puing di sampingnya dipotong dan dipindahkan.

    “Sudah diputuskan oleh tim teknis bahwa itu akan diberikan semacam penopang dulu sanggahan-sanggahan terhadap bangunan yang lama dan terhadap puing yang akan kita potong,” jelasnya.

    Setelah penopangan terpasang, pemindahan dan pembersihan baru akan dilakukan menggunakan sistem cutting atau pemotongan. Tujuannya adalah untuk mengurangi getaran secara signifikan, yang berpotensi memicu keruntuhan, sebelum puing diangkat ke dalam dump truck.

    ​”Kita akan menggunakan mekanisme teknis yang khusus dengan didampingi oleh Pak Muji dari ITS ya, beliau selaku konsultan dalam penanganan ini untuk khususnya konsultan di bidang teknis konstruksi,” imbuhnya

    ​Sementara itu, Kolonel Hery juga menginformasikan bahwa di sekitar lokasi selatan reruntuhan yang belum dibersihkan tersebut, diduga masih terdapat korban jiwa yang belum ditemukan.

    ​Dugaan ini didasarkan pada keterangan para korban selamat. Mereka menceritakan bahwa saat kejadian, banyak santri yang berlarian menuju arah pintu keluar di sisi selatan dan utara bangunan.

    ​”Pada saat terjadi keretakan ataupun sudah mulai roboh, mereka korban memang berupaya untuk mengevakuasi diri atau menyelamatkan diri itu melalui ke arah utara dan selatan,” paparnya.

    Atas dasar itu, Tim SAR Gabungan hingga saat ini masih terus berupaya melakukan pemindahan dan pembersihan area reruntuhan selama 24 jam non-stop demi mencari dan menemukan keberadaan korban yang hilang.

    ​”Sekali lagi mohon dukungan, mudah-mudahan kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dan kita bisa menangani ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih, selamat malam,” pungkasnya. (rma/aje)

  • BNPB Targetkan Operasi Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Selesai Besok

    BNPB Targetkan Operasi Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Selesai Besok

    Jakarta

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan masih ada 20 orang belum terevakuasi akibat ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Kapusdalops) BNPB Hery Setiono mengatakan operasi pencarian korban ditargetkan selesai esok hari.

    “Ini kita akan langsungkan sampai kapan selesai, harapannya progress yang kita ingin capai sekitar hari Senin, paling lambat Senin malam atau Senin sore sudah bisa selesai,” kata Hery dalam konferensi pers disiarkan di YouTube BNPB, Minggu (5/10/2025).

    Hery merincikan, dari total data 167 korban tertimbun, sebanyak 8 korban sudah teridentifikasi oleh Tim DVI Polri. Sementara masih ada 32 jenazah yang belum teridentifikasi.

    “Dengan data dari 167, yang sudah terevakuasi ada 40 sehingga masih ada sekitar 20 orang lagi yang belum terevakuasi. Dari 40 jenazah yang sudah kita temukan, 8 sudah teridentifikasi. Masih ada 32 orang belum teridentifikasi,” katanya.

    “Sektor tengah pembersihan 80%, tinggal nanti sisi selatan. Sisi selatan ini memerlukan penanganan khusus ketika membersihkan atau memotong puing tersisa, karena konstruksi bangunan masih menyambung bangunan lama. Di sektor utara, bangunan tidak tersambung (dengan bangunan lama),” kata dia.

    Diketahui, sampai saat ini korban meninggal dunia ditemukan di balik reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny sebanyak 45 orang. Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo selaku SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan ada 19 korban yang telah dievakuasi dari reruntuhan bangunan pada hari ini.

    (fca/fca)

  • BNPB Temukan 40 Lagi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, 20 Korban Belum Dievakuasi – Page 3

    BNPB Temukan 40 Lagi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, 20 Korban Belum Dievakuasi – Page 3

    Sementara itu, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Surabaya mencatat telah menerima sebanyak 45 kantong jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny hingga Minggu pukul 18.00 WIB.

    “Sampai dengan hari ini, sampai saat ini teman-teman, data korban kantong jenazah yang dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya ini, totalnya sudah sebanyak 45 kantong jenazah,” ujar Kabid Dokkes Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol M Khusnan saat jumpa pers di RS Bhayangkara Surabaya.

    Ia menyampaikan dari 45 kantong jenazah itu, sebanyak 10 korban telah teridentifikasi. Masing-masing lima orang teridentifikasi di Sidoarjo dan lima lainnya di RS Bhayangkara Surabaya.

    “Dari 45 ini teman-teman, yang lima diidentifikasi ketika di Sidoarjo, yang tiga kemarin sudah dikirim berarti total delapan. Ditambah sekarang ada dua yang sudah teridentifikasi,” ujarnya.

    Khusnan menambahkan dari total 45 kantong jenazah tersebut, empat di antaranya berisi potongan tubuh atau body part. Seluruhnya telah diambil sampel DNA untuk proses identifikasi.

  • 10
                    
                        Ponpes Al Khoziny Ambruk: 37 Korban Meninggal Dunia Ditemukan, 8 Teridentifikasi 
                        Surabaya

    10 Ponpes Al Khoziny Ambruk: 37 Korban Meninggal Dunia Ditemukan, 8 Teridentifikasi Surabaya

    Ponpes Al Khoziny Ambruk: 37 Korban Meninggal Dunia Ditemukan, 8 Teridentifikasi
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga korban meninggal dunia di dalam runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur pada hari ketujuh pencarian, Minggu (5/10/2025).
    Penemuan ini menambah jumlah total korban yang telah dievakuasi menjadi 37 orang.
    “Sementara untuk hari ini total 11 korban yang diekstraksi pada proses evakuasi hari ketujuh,” ujar Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo.
    Tiga jenazah yang ditemukan berada di sektor A3 dan A4 pada pukul 02.37 WIB, 03.00 WIB, dan 03.24 WIB.
    Dari 37 korban yang ditemukan, satu di antaranya berupa anggota tubuh yang tidak utuh.
    Hingga saat ini, baru delapan jenazah yang berhasil teridentifikasi oleh tim DIV Polda Jatim.
    Tiga dari delapan jenazah tersebut adalah Firman Nur (16), warga Tembok Lor Surabaya; Muhammad Azka Ibadurrahman (13), warga Kenjeran, Surabaya dan Daul Milal (15), warga Sidokapasan Surabaya.
    Identifikasi dilakukan melalui gigi, medis, sidik jari, serta properti yang cocok dengan data Ante Mortem.
    “Sampai hari ini tim gabungan berhasil mengidentifikasi delapan dari 17 jenazah dan satu body part yang ditemukan,” ungkap Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol Mohammad Khusnan Marzuki.
    Proses identifikasi ini masih terus berlangsung dengan melakukan pendalaman data ante mortem dan post mortem.
    Secara keseluruhan, selama proses evakuasi yang telah berlangsung selama tujuh hari, sebanyak 141 orang telah terevakuasi. Rinciannya, 104 orang selamat dan 37 orang dinyatakan meninggal dunia.
    Berikut daftar korban meninggal dunia yang berhasil teridentifikasi:
    Sementara itu, 29 orang lainnya masih dalam proses identifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menyoal Kemungkinan KLB Nasional Pasca 8 Ribuan Anak Keracunan MBG

    Menyoal Kemungkinan KLB Nasional Pasca 8 Ribuan Anak Keracunan MBG

    Jakarta

    Dorongan penetapan status kejadian luar biasa (KLB) nasional mencuat pasca lebih dari 7 ribu anak dilaporkan keracunan makanan bergizi gratis (MBG). Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) bahkan mencatat sebanyak 8.649 anak menjadi korban keracunan MBG hingga 27 September 2025.

    Kasus yang paling banyak disorot adalah insiden keracunan yang menimpa 1.300-an siswa di Bandung Barat dalam waktu kurang dari sepekan. Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertanggung jawab penuh dalam program MBG juga didesak untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh.

    Walhasil, pemerintah menutup sementara satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) bermasalah dan mulai mewajibkan sertifikasi laik higiene dan sanitasi (SLHS) untuk seluruh SPPG sebelum beroperasi. Sayangnya, baru ada 198 dari 10.012 dapur MBG yang mengantongi sertifikat tersebut, berdasarkan data BGN per 30 September. Targetnya dalam sebulan ke depan, seluruh SPPG sudah memiliki sertifikasi terkait.

    Karenanya, sejumlah pihak kemudian menilai kondisi keracunan MBG yang belakangan marak dinilai sudah tepat masuk dalam level KLB nasional.

    Apa Kata Pakar?

    Pakar epidemiologi Iwan Ariawan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia menjelaskan sejumlah tahapan yang menjadi pertimbangan suatu kondisi dinyatakan KLB nasional. Menurutnya, belum tepat bila keracunan MBG saat ini masuk dalam status tersebut.

    KLB disebutnya masih terjadi pada lingkup kabupaten dan kota. “Penanganan KLB masih dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, meskipun tetap dipantau dengan ketat oleh tingkat nasional di Kemenkes,” tuturnya saat dihubungi detikcom Sabtu (4/10/2025).

    KLB nasional ditetapkan saat KLB di daerah meluas ke banyak provinsi dan meningkat dalam waktu cepat, serta memerlukan penanganan komprehensif dari tingkat nasional oleh sejumlah lembaga maupun kementerian, dalam hal ini Kemenkes RI, BNPB, BGN, dan beberapa institusi terkait.

    “Penetapan KLB nasional dilakukan oleh Menkes setelah mempertimbangkan luasnya daerah yang mengalami KLB, peningkatan kasus yang cepat serta kemampuan daerah dalam menangani KLB,” lanjutnya.

    Hal itu juga dibarengi dengan pertimbangan yang dilakukan bersama sejumlah pakar di bidang kesehatan masyarakat.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/naf)

  • Update Ponpes Al Khoziny Minggu 5 Oktober 2025: 11 Jenazah Kembali Ditemukan, Total 36 Santri Wafat

    Update Ponpes Al Khoziny Minggu 5 Oktober 2025: 11 Jenazah Kembali Ditemukan, Total 36 Santri Wafat

    Liputan6.com, Jakarta – Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue – SAR) gabungan terus melanjutkan upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak insiden ambruknya gedung musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Data terakhir Minggu (5/10/2025) mulai dari pukul 00.36 WIB hingga 06.30 WIB, sebanyak 11 jenazah kembali ditemukan.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, angka tersebut sekaligus menambah jumlah korban yang meninggal menjadi 36 orang dan satu bagian tubuh (bagian tubuh berupa kaki kanan) yang ditemukan pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Adapun bagian tubuh manusia yang ditemukan itu sementara belum dihitung sebagai temuan baru yang menambah jumlah korban jiwa.

    “Secara akumulasi sementara, total jumlah korban yang terdata atas peristiwa runtuhnya gedung empat lantai itu ada sebanyak 167 orang. Data ini bersifat dinamis dan berpotensi akan ada penambahan lagi seiring dengan upaya tim SAR gabungan yang terus memaksimalkan kinerja selama 24 jam bergantian,” ucap Muhari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/10/2025). 

    Dari jumlah tersebut, sebanyak 140 orang dan satu bagian tubuh telah berhasil ditemukan. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat, terdiri dari satu orang yang telah kembali ke rumah tanpa perawatan, delapan orang yang masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan dan 95 orang yang telah kembali melanjutkan masa perawatan. 

    “Sementara itu, sebanyak 36 orang dilaporkan meninggal dunia dan satu bagian tubuh yang telah dievakuasi untuk proses identifikasi oleh tim DVI (Disaster Victim Identification),” ucap Muhari.  

     

    Kisah dramatis datang dari reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Seorang santri bernama Alfatih Cakra Buana berhasil selamat setelah tiga hari terjebak di bawah puing bangunan musala yang ambruk.

  • Korban Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Temukan 11 Jenazah, Total 36 Korban Jiwa

    Korban Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Temukan 11 Jenazah, Total 36 Korban Jiwa

    Bisnis.com, JAKARTA — Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) gabungan kembali menemukan 11 jenazah imbas runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sehingga menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 36 orang.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan tim SAR gabungan terus melanjutkan upaya pencarian dan evakuasi korban pada hari ini, Minggu (5/10/2025) mulai pukul 00.36 WIB hingga 06.30 WIB.

    “Angka tersebut sekaligus menambah jumlah korban yang meninggal menjadi 36 orang dan satu bagian tubuh [bagian tubuh berupa kaki kanan] yang ditemukan pada Sabtu,” katanya dalam siaran pers, Minggu (5/10/2025).

    Dia menuturkan bagian tubuh manusia yang ditemukan itu sementara belum dihitung sebagai temuan baru yang menambah jumlah korban jiwa.

    Secara akumulasi sementara, lanjutnya, total jumlah korban yang terdata atas peristiwa runtuhnya gedung empat lantai itu ada sebanyak 167 orang.

    Data ini bersifat dinamis dan berpotensi akan ada penambahan lagi seiring dengan upaya tim SAR gabungan yang terus memaksimalkan kinerja selama 24 jam bergantian.

    Dia menjelaskan dari jumlah tersebut, sebanyak 140 orang dan satu bagian tubuh telah berhasil ditemukan.

    Perinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat, terdiri dari satu orang yang telah kembali ke rumah tanpa perawatan, delapan orang yang masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan dan 95 orang yang telah kembali melanjutkan masa perawatan.

    Sementara itu, sebanyak 36 orang dilaporkan meninggal dunia dan satu bagian tubuh yang telah dievakuasi untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

    Adapun sebanyak 27 orang masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan yang terus bekerja di lapangan. Angka tersebut berdasarkan jumlah daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren.

    Upaya pencarian dan identifikasi masih berlangsung dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, PMI, Baznas, Tagana, relawan dan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar.