Kementrian Lembaga: BNPB

  • KemenPANRB: Transformasi layanan publik kunci bangun birokrasi tangguh

    KemenPANRB: Transformasi layanan publik kunci bangun birokrasi tangguh

    Jakarta (ANTARA) – Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Otok Kusuwandaru mengatakan transformasi pelayanan publik adalah kunci untuk membangun birokrasi yang tangguh, daerah mandiri, dan masyarakat yang percaya pada pemerintahnya.

    Otok mengatakan keterbukaan informasi adalah napas dari pelayanan publik yang modern karena dengan keterbukaan, masyarakat bisa tahu, bisa menilai, dan bisa berpartisipasi.

    “Mari kita lanjutkan sinergisitas antara reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan keterbukaan informasi, agar ke depan birokrasi Indonesia bukan hanya efisien, tapi juga terbuka, inklusif, dan berdaya saing global,” kata Otok dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Otok menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya birokrasi yang responsif, efisien, dan berbasis teknologi. Fokusnya ada pada pemberantasan korupsi, percepatan implementasi kebijakan, penguatan koordinasi lintas lembaga, serta kedisiplinan dan produktivitas ASN.

    “Tantangan utama kita bukan lagi pada prosedur, tapi pada kepercayaan publik. Reformasi pelayanan publik adalah cara kita membangun kembali kepercayaan itu lewat birokrasi yang bersih, cepat, dan manusiawi,” ujarnya.

    Otok menekankan, dalam agenda Reformasi Birokrasi Tematik 2025-2029 menekankan hasil nyata di lapangan. Setiap fokus RB dari penanggulangan kemiskinan, peningkatan investasi, hilirisasi sumber daya, prioritas presiden, hingga transformasi digital bermuara pada bagaimana layanan publik dijalankan secara nyata dan terbuka.

    “Misalnya, penanggulangan kemiskinan diwujudkan melalui akses layanan dasar investasi melalui perizinan yang transparan; hilirisasi melalui layanan energi dan pangan yang efisien; serta digitalisasi melalui SPBE dan SIPP Nasional yang partisipatif. Di sinilah keterbukaan informasi publik menjadi pengikatnya masyarakat bisa tahu, menilai, dan ikut mengawasi hasil pelayanan,” kata Otok.

    Untuk memastikan transformasi pelayanan publik berjalan sistematis, lanjutnya, dikembangkan lima pilar dengan 15 inisiatif strategis. Dimulai dari kebijakan yang berkualitas, layanan yang partisipatif dan inklusif, hingga inovasi dan evaluasi yang berkelanjutan.

    “Contohnya melalui Forum Konsultasi Publik, SP4N-Lapor!, Mal Pelayanan Publik, Survei Kepuasan Masyarakat, dan layanan ramah kelompok rentan. Semua inisiatif ini menghidupkan prinsip transparansi dan partisipasi dalam pelayanan publik,” ungkapnya.

    Otok menegaskan, inovasi menjadi motor utama transformasi pelayanan publik. ASN didorong untuk terus belajar dan berinovasi sepanjang ia mengabdi untuk negara. Mereka dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan zaman.

    “Inovasi dari daerah dan K/L Indonesia kini sudah dikenal di dunia: Aceh Singkil, Sragen, Teluk Bintuni, BNPB, KLHK, dan Kota Semarang telah mendapat pengakuan dari UN Public Service Awards. Ini menunjukkan bahwa pelayanan publik Indonesia mulai diakui sebagai model yang bisa menginspirasi dunia,” tuturnya.

    Otok juga menjelaskan, saat ini pemerintah sedang mengembangkan Indeks Pelayanan Publik (IPP) yang tidak hanya menjadi alat ukur, tapi juga umpan balik bagi pengambilan kebijakan dan pengembangan karier ASN. Dengan melibatkan lebih dari 600 instansi, 300 ribu unit layanan, dan 5 juta ASN, IPP akan memetakan kualitas tata kelola, tingkat inovasi, dan kepuasan masyarakat secara real-time.

    “IPP juga terhubung dengan indikator reformasi birokrasi, prioritas nasional, dan indeks tata kelola lainnya menjadikannya fondasi bagi birokrasi yang berbasis data dan kinerja nyata,” kata Otok.

    Maka dari itu dirinya berharap, instansi pemerintah untuk membangun penguatan transformasi pelayanan publik, yakni dengan melihat, memahami, dan mendengarkan keluhan masyarakat secara langsung agar dapat memperbaiki sistem pelayanan.

    Hal ini ditujukan untuk memastikan layanan publik dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Biaya Perpanjang SIM A dan C Sekaligus, Siap-siap Kena Dobel!

    Biaya Perpanjang SIM A dan C Sekaligus, Siap-siap Kena Dobel!

    Jakarta

    SIM A dan SIM C bisa diperpanjang sekaligus. Siap-siap, kamu bakal kena biaya dobel untuk BNPB, tes kesehatan, dan tes psikologi.

    Perpanjang SIM (Surat Izin Mengemudi) dilakukan setiap lima tahun sekali. Untuk perpanjangan, biar hemat waktu bisa kamu lakukan sekaligus. Perpanjang SIM A dan C sekaligus ini bisa dilakukan di Satpas dan juga gerai SIM keliling. Untuk biayanya, siap-siap ada yang dobel.

    Adapun untuk surat keterangan sehat dari dokter dan surat keterangan lulus tes psikologi bisa didapatkan di tempat. Kamu biasanya akan dites buta warna dan dicek kesehatannya dengan biaya Rp 35 ribu. Selanjutnya tes psikologi juga bisa dilakukan di tempat. Kamu akan diminta memindai barcode yang sudah terhubung dengan situs tes psikologi Korlantas Polri. Biaya tes psikologi di tempat itu dikenakan tarif Rp 100 ribu. Nah karena perpanjangan SIM A dan C dilakukan sekaligus, maka biaya tes kesehatan dan juga psikologi kamu kena dobel.

    Artinya, tes kesehatan akan dikenai tarif Rp 70 ribu sementara tes psikologi Rp 200 ribu. Oiya, biaya penerbitan SIM juga dobel ya. Sebab, tarif PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) untuk penerbitan SIM A dan SIM C berbeda. SIM A dikenai tarif PNBP Rp 80 ribu. Tarif PNBP untuk SIM C lebih murah yaitu Rp 75 ribu per penerbitan. Selain itu, ada juga biaya asuransi yang dibebankan yakni sebesar Rp 50 ribu.

    Biaya Perpanjang SIM A dan SIM C Sekaligus

    Bila ditotal secara keseluruhan, maka estimasi biaya yang kamu keluarkan untuk SIM A dan SIM C sekaligus sebesar Rp 525 ribu. Rinciannya berikut ini.

    SIM A:

    – Penerbitan : Rp 80 ribu
    – Tes kesehatan: Rp 35 ribu
    – Tes psikologi: Rp 100 ribu
    – Asuransi: Rp 50 ribu
    – Total: Rp 265 ribu

    SIM C:

    – Penerbitan : Rp 75 ribu
    – Tes kesehatan: Rp 35 ribu
    – Tes psikologi: Rp 100 ribu
    – Asuransi: Rp 50 ribu
    – Total: Rp 260 ribu

    (dry/din)

  • Kisah Tunarungu Perjuangkan Keadilan Iklim Lewat Lokakarya Bahasa Isyarat di Semarang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Kisah Tunarungu Perjuangkan Keadilan Iklim Lewat Lokakarya Bahasa Isyarat di Semarang Regional 13 Oktober 2025

    Kisah Tunarungu Perjuangkan Keadilan Iklim Lewat Lokakarya Bahasa Isyarat di Semarang
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Perubahan iklim ekstrem berdampak luas di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pada tahun 2025, pola cuaca menjadi tak menentu, bahkan hujan deras terjadi di musim kemarau.
    Kondisi ini memperparah risiko dan kerentanan bagi masyarakat, khususnya kelompok penyandang disabilitas seperti tunarungu.
    Untuk mendorong inklusi dalam isu iklim, kotakita.org bersama Urban Citizenship Academy (UCA) Semarang mengadakan Lokakarya Bahasa Isyarat untuk Keadilan Iklim.
    Kegiatan ini berlangsung di Blue House Kota Semarang, Sabtu (11/10/2025), sebagai bagian dari rangkaian acara bertajuk Warga-Wargi Meniti Keadilan Iklim dari Pinggir yang digelar pada 10-11 Oktober 2025.
    Delvani Utami, Program Manager Kotakita.org, menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan krisis iklim di kalangan orang muda dan kelompok rentan perkotaan.
    “Kami ingin mengamplifikasi masyarakat terpinggirkan dalam pembahasan krisis iklim, terutama pelibatan terhadap lansia, perempuan, orang muda, dan kelompok yang termarginalkan,” ujarnya kepada
    Kompas.com.
    Kotakita, sebagai lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada isu urban, menekankan pentingnya keterlibatan aktif kelompok rentan dalam setiap penyusunan kebijakan iklim di tingkat kota.
    “Harapan program ini adalah kota untuk semua, secara khusus seperti krisis iklim bukan hanya dirasakan publik pada umumnya, namun juga kelompok rentan seperti disabilitas. Kami sadar dampak krisis iklim dirasakan secara timpang kepada kelompok-kelompok tertentu,” lanjutnya.
    Delvani juga menyoroti bahwa Kota Semarang termasuk daerah dengan kerentanan iklim tinggi.
    “Kota Semarang berada di kerentanan yang multi hazard, seperti rob, banjir, dan panas ekstrem. Membicarakan krisis iklim dengan menghadirkan kelompok tunarungu adalah upaya menciptakan ruang yang inklusif untuk pembahasan masalah iklim yang terkadang tersegmentasi,” jelasnya.
    Aprilian Bima Purnanta, seorang tunarungu yang juga Koordinator Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (PUSBISINDO) Jawa Tengah, menceritakan perjuangan komunitasnya menghadapi krisis iklim, dibantu oleh juru bahasa isyarat.
    “Bagi komunitas kami terutama tunarungu, kami lalu mendata tentang akibat apa saja yang dirasakan kelompok kami mengenai krisis iklim. Seperti halnya ketika ada musim pancaroba kita harus seperti apa? Atau ketika banjir, teman-teman harus melakukan evakuasi seperti apa?” ungkapnya.
    Kurangnya edukasi dan informasi yang inklusif, terutama dalam hal kebencanaan dan perubahan iklim, membuat tunarungu semakin rentan. Sosialisasi mengenai evakuasi bencana, perubahan cuaca ekstrem, hingga dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental belum menjangkau mereka secara optimal.
    “Edukasi dan informasi terhadap krisis iklim dan akibat yang ditimbulkannya seperti kesehatan mental bagi kami adalah sangat penting. Karena krisis iklim bagi kami berpengaruh terhadap mental dan kecemasan kita,” kata Aprilian.
    Aprilian menekankan bahwa program edukasi seperti lokakarya ini sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali, namun berkelanjutan dan dimasifkan.
    “Kami melakukan pendataan dan penginformasian terhadap teman-teman tuli jika ada hambatan. Kita juga melakukan pengelompokan keterdampakan krisis iklim terhadap tunarungu secara gender juga penting,” tuturnya.
    “Kita memang perlu berkolaborasi dengan pihak terkait, seperti BNPB. Teman-teman tuli juga punya tanggung jawab menginformasikan ke kawan-kawan tuli lainnya,” lanjut Aprilian.
    Aprilian menutup dengan menyerukan pentingnya dukungan dari pemerintah, khususnya dalam pemenuhan hak aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sebagaimana diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
    “Jadi saya berharap pemerintah juga memberikan dukungan kepada teman-teman tuli khususnya dan bertanggung jawab memberikan fasilitas dan aksesibilitas yang layak untuk kelompok tuli seperti yang dibutuhkan teman-teman. Karena menurut undang-undang itu penting ya untuk memenuhi hak teman-teman tuli,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gubernur Khofifah Kenang Duka Ponpes Al Khoziny di Upacara Hari Jadi ke-80 Jawa Timur

    Gubernur Khofifah Kenang Duka Ponpes Al Khoziny di Upacara Hari Jadi ke-80 Jawa Timur

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenang peristiwa duka runtuhnya mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo dalam Upacara Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/10/2025).

    Dalam amanatnya sebagai inspektur upacara, Gubernur Khofifah menekankan tanggung jawab besar pemerintah terkait insiden tersebut. Ia secara tegas mengingatkan, bahwa merupakan tugas Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menjamin dan memastikan bahwa semua institusi pendidikan memiliki lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

    “Peristiwa ini adalah duka mendalam bagi kita semua sekaligus mengingatkan kita akan tanggung jawab besar untuk menjamin lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi setiap santri dan pelajar di Jawa Timur,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/10/2025).

    Selain itu, Khofifah mengajak seluruh peserta upacara dan tamu undangan yang hadir untuk memanjatkan doa bagi korban santri di musibah Al Khoziny, agar mereka berpulang dengan tenang dan husnul khatimah.

    “Semoga mereka yang dipanggil ke haribaan Allah SWT mendapat tempat mulia di sisi Allah, dipanggil dalam keadaan syahid, Aamiin,” terang Khofifah.

    Ia juga menyampaikan terimakasih kepada semua unsur terlibat dalam penanganan musibah runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Dalam kesempatan itu juga, Khofifah menyematkan tanda penghargaan dan penghormatan kepada Basarnas, BNPB, dan institusi kepolisian Polda Jawa Timur serta unsur tenaga medis.

    “Izinkan kami juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya Kepada Basarnas kepada BNPB Seluruh jajaran TNI seluruh jajaran Polri, dan seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat luas atas dedikasi tanpa batas selama proses penanganan dan evakuasi. Dan sampai saat ini identifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur juga masih tetap berlangsung,” tutupnya.

    Seperti diketahui, musibah runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo itu terjadi dan menimbulkan puluhan korban jiwa pada sore Senin (29/9/2025), saat ratusan santri sedang menunaikan salat ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan.

    Berdasarkan data Basarnas hari Selasa (9/10/2025), total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 171 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 67 orang meninggal dunia, di mana delapan di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    Sementara itu, dari 67 orang korban yang ditemukan meninggal dunia, baru 51 yang berhasil teridentifikasi identitasnya oleh Tim DVI Polda Jawa Timur. [rma/beq]

  • DPR RI minta pemerintah pastikan evakuasi ponpes di Sidoarjo “clear”

    DPR RI minta pemerintah pastikan evakuasi ponpes di Sidoarjo “clear”

    “Jadi tidak ada yang tersisa di situ, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,”

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Saan Mustopa meminta pemerintah memastikan evakuasi korban pondok pesantren (pesantren) ambruk di Sidoarjo, Jawa Timur, selesai dengan bersih atau clear.

    “Jadi tidak ada yang tersisa di situ, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,” ujar Saan saat ditemui di Jakarta, Sabtu.

    Dengan demikian, ia menegaskan dalam proses evakuasi harus benar-benar dipastikan sudah tidak ada korban yang tertinggal, khususnya di bawah reruntuhan ponpes yang ambruk.

    Saan menuturkan ambruknya ponpes di Sidoarjo menjadi keprihatinan bersama karena merupakan duka mendalam bagi generasi yang akan datang.

    Terkait rencana Menteri Perencanaan Umum (PU) untuk membangun kembali ponpes tersebut, dia menyebutkan rencana itu harus dibicarakan terlebih dahulu minimal di tingkat kementerian karena pembangunan kembali akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Selain di tingkat pemerintahan, dia mengingatkan pembicaraan tersebut juga harus dilakukan dengan DPR, khususnya dengan Komisi V yang membidangi infrastruktur dan perhubungan, agar tidak menimbulkan masalah.

    “Jadi penting juga. Tujuannya memang baik ya untuk membantu, tapi kalau misalkan ada polemik kan kasihan pesantrennya juga karena yang akan terseret mereka,” ungkapnya.

    Maka dari itu, ia mengingatkan niat baik dari Menteri PU harus dilakukan dengan cara yang baik pula agar tidak menimbulkan polemik.

    Namun demikian meski telah diselesaikan secara kekeluargaan, dirinya menilai ambruknya ponpes di Sidoarjo tetap harus menjadi pelajaran bagi semua pihak.

    Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 50 jenazah korban robohnya bangunan Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa proses identifikasi dilakukan secara bertahap sejak evakuasi korban dimulai pada awal pekan lalu.

    “Data hasil identifikasi sampai hari Jumat 10 Oktober, sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali,” kata dia.

    Meski demikian, ia menyebutkan bahwa tim DVI masih memiliki tugas untuk memproses 11 jenazah lainnya, termasuk lima potongan tubuh korban yang ditemukan tim SAR gabungan secara bertahap di lokasi kejadian.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Pastikan Dukungan Penuh dari Pemerintah

    Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Pastikan Dukungan Penuh dari Pemerintah

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Komisi Nasional Disabilitas (KND) menjenguk Syaifur Rosi Abdillah, santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, di Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

    Rosi kini menjalani masa pemulihan setelah salah satu kakinya harus diamputasi akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Sekitar pukul 10.00 WIB, Gus Ipul tiba di kediaman Rosi. Ia duduk di samping tempat tidur Rosi, berbicara hangat dengan sang santri dan keluarganya.

    Dalam kunjungan itu, Mensos memastikan seluruh kebutuhan Rosi dipenuhi mulai dari layanan kesehatan, pendampingan sosial, hingga jaminan pendidikan agar masa depannya tetap terjaga.

    “Alhamdulillah, kondisi adik kita Rosi terus membaik. Semangatnya luar biasa. Ia adalah contoh keteguhan hati anak muda yang tidak menyerah pada keadaan,” ujar Gus Ipul.

    Mensos menjelaskan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, seluruh unsur pemerintah harus bekerja bersama menangani dampak musibah ini dari kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah.

    “Presiden berpesan agar semua bergerak bersama. Ada Kemensos, Kemenko PMK, BNPB, Basarnas, Pemerintah Daerah, hingga Komisi Nasional Disabilitas. Semua hadir untuk memastikan korban tidak sendirian,” kata dia.

    Kemensos berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Sidoarjo untuk memberikan dukungan perlindungan sosial, termasuk bantuan sekolah, kebutuhan pokok, dan jaminan kesehatan. Setelah fase darurat, Kemensos juga menyiapkan rehabilitasi sosial agar Rosi dan keluarganya dapat beradaptasi dengan kehidupan baru.

    “Yang paling penting adalah semangat anaknya tetap hidup, dan keluarga siap menerima serta mendukung. Rehabilitasi sosial tidak hanya fisik, tapi juga hati dan lingkungan,” kata Gus Ipul.

    Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas, Jonna Aman Damanik, menegaskan bahwa kedisabilitasan bukanlah akhir perjalanan hidup. Ia memastikan negara hadir untuk menjamin masa depan korban tetap terbuka lebar.

    “Kami memastikan proses rehabilitasi dan intervensi medis tidak membuat masa depan anak-anak terhambat, justru harus menjadi lebih baik,” ujarnya.

    Jonna juga menegaskan bahwa korban akan mendapatkan bantuan kaki palsu fungsional, yang tidak sekadar alat bantu, tetapi benar-benar mampu mengembalikan mobilitas dan kepercayaan diri.

    “Kalau dik Rosi kehilangan kaki kiri, maka tugas kami adalah memastikan alat bantu yang tepat untuk mengurangi hambatan itu. Setelahnya, akan ada pelatihan adaptasi tubuh dan mobilitas agar ia bisa kembali beraktivitas dengan percaya diri,” jelasnya.

    Pembuatan kaki palsu akan berlangsung sekitar tiga bulan dengan pendampingan penuh dari Sentra Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial.

    Bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny roboh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, ketika para santri tengah menunaikan salat Ashar. Dugaan sementara, beban lantai empat yang baru dicor menyebabkan struktur pondasi tidak kuat menahan tekanan sehingga ambruk hingga lantai dasar. [tok/ian]

  • Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ponpes Ambruk: Tak Menyerah pada Keadaan

    Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ponpes Ambruk: Tak Menyerah pada Keadaan

    Jakarta

    Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Komisi Nasional Disabilitas (KND) menjenguk santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, di Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Syaifur Rosi Abdillah.

    Rosi kini menjalani masa pemulihan setelah salah satu kakinya harus diamputasi akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Sekitar pukul 10.00 WIB, Gus Ipul tiba di kediaman Rosi.

    Ia duduk di samping tempat tidur Rosi, berbicara hangat dengan sang santri dan keluarganya. Dalam kunjungan itu, Gus Ipul memastikan seluruh kebutuhan Rosi dipenuhi mulai dari layanan kesehatan, pendampingan sosial, hingga jaminan pendidikan agar masa depannya tetap terjaga.

    “Alhamdulillah, kondisi adik kita Rosi terus membaik. Semangatnya luar biasa,” ujar Gus Ipul, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025).

    “Ia adalah contoh keteguhan hati anak muda yang tidak menyerah pada keadaan,” sambungnya.

    “Presiden berpesan agar semua bergerak bersama. Ada Kemensos, Kemenko PMK, BNPB, Basarnas, Pemerintah Daerah, hingga Komisi Nasional Disabilitas,” kata Gus Ipul.

    “Semua hadir untuk memastikan korban tidak sendirian,” sambungnya.

    “Yang paling penting adalah semangat anaknya tetap hidup, dan keluarga siap menerima serta mendukung. Rehabilitasi sosial tidak hanya fisik, tapi juga hati dan lingkungan,” kata Gus Ipul.

    Dalam kesempatan yang sama, Komisioner KND Jonna Aman Damanik menegaskan kedisabilitasan bukanlah akhir perjalanan hidup. Jonna memastikan negara hadir untuk menjamin masa depan korban tetap terbuka lebar.

    “Kami memastikan proses rehabilitasi dan intervensi medis tidak membuat masa depan anak-anak terhambat, justru harus menjadi lebih baik,” ujar Jonna.

    Jonna juga menegaskan korban akan mendapatkan bantuan kaki palsu fungsional, yang tidak sekadar alat bantu, tetapi benar-benar mampu mengembalikan mobilitas dan kepercayaan diri.

    “Kalau dik Rosi kehilangan kaki kiri, maka tugas kami adalah memastikan alat bantu yang tepat untuk mengurangi hambatan itu. Setelahnya, akan ada pelatihan adaptasi tubuh dan mobilitas agar ia bisa kembali beraktivitas dengan percaya diri,” jelas Jonna.

    Pembuatan kaki palsu akan berlangsung sekitar tiga bulan dengan pendampingan penuh dari Sentra Rehabilitasi Sosial Kemensos.

    Diketahui, bangunan Ponpes Al-Khoziny roboh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, ketika para santri tengah menunaikan salat Asar. Dugaan sementara, beban lantai empat yang baru dicor menyebabkan struktur pondasi tidak kuat menahan tekanan sehingga ambruk hingga lantai dasar.

    (akd/akd)

  • BNPB: 50 Jenazah Korban Ponpes Al-Khoziny Ambruk Berhasil Diidentifikasi – Page 3

    BNPB: 50 Jenazah Korban Ponpes Al-Khoziny Ambruk Berhasil Diidentifikasi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 50 jenazah korban robohnya bangunan Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (Tim DVI) Polri.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta mengatakan, proses identifikasi dilakukan secara bertahap sejak evakuasi korban dimulai pada awal pekan lalu.

    “Data hasil identifikasi sampai hari Jumat 10 Oktober, sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali,” ujar Abdul, melansir Antara, Sabtu (11/10/2025).

    Meski demikian, ia menyebutkan, tim DVI Polri masih memiliki tugas untuk memproses 11 jenazah lainnya, termasuk lima potongan tubuh korban yang ditemukan tim SAR gabungan secara bertahap di lokasi kejadian.

    “BNPB mengkonfirmasi seluruh jenazah yang telah teridentifikasi telah diserahkan kembali kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” ucap Abdul.

    Sementara itu, lanjut dia, sejumlah keluarga korban dilaporkan masih menunggu hasil identifikasi lanjutan di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, tempat proses DVI dilakukan.

    Menurut Abdul, sebagaimana hasil rapat tingkat menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, sejumlah kementerian dan lembaga terkait bakal mendampingi upaya rehabilitasi, termasuk melakukan audit terhadap material dan desain bangunan serta memberikan rekomendasi teknis untuk memastikan keselamatan pada pembangunan berikutnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menegaskan bantuan rehabilitasi bangunan pondok pesantren hanya akan diberikan kepada ponpes yang tidak mampu.

     

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB melakukan pencarian korban tewas, robohnya Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur selesai hari ini, Senin (6/10).

  • Mensos Gus Ipul Jenguk Santri Selamat dari Tragedi Runtuhnya Bangunan Ponpes, Penanganan Korban Jadi Atensi Presiden

    Mensos Gus Ipul Jenguk Santri Selamat dari Tragedi Runtuhnya Bangunan Ponpes, Penanganan Korban Jadi Atensi Presiden

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengunjungi salah satu santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran bernama Syehlendra Haical Aditya, di RSUD R.T Notopuro, Sidoarjo, Jawa Timur, Jum’at (10/10/2025).

    Gus Ipul tiba di lokasi sekitar pukul 8.15 WIB dan langsung menuju ruangan HCI, di mana Haical dirawat. Di sana, Gus Ipul berbincang dan memberikan semangat kepada Haical yang kakinya terpaksa harus diamputasi karena luka infeksi paska tertimbun reruntuhan.

    “Kamu dapat salam dari Presiden, Presiden memberikan perhatian, memberikan atensi, makanya yang kerja keroyokan dari berbagai Kementerian, untuk mendukung Haical supaya cepat sehat,” kata Gus Ipul kepada Haical.

    Sebelumnya, Gus Ipul secara langsung juga menyaksikan proses evakuasi Haical oleh tim SAR pada Rabu (1/10). Ia tertimbun selama dua hari dan berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Haical merupakan salah satu korban luka berat yang memerlukan penanganan dan perawatan khusus dikarenakan kakinya diamputasi.

    “Saya bisa menjenguk kembali Haical, di mana pada waktu itu hari ke-3, hari Rabu, tepatnya saya pas bersama Ibu Kadinsos Provinsi, Pak Wagup, dan Kepala Basarnas menyaksikan secara langsung evakuasi terhadap Haical ini. Saya melihat layanan di rumah sakit ini cukup bagus, ditangani oleh dokter-dokter yang profesional, dan terus mengikuti perkembangan dari kesehatan saudara atau anak kita, adik kita Haical,” ungkapnya.

    Perbesar

    Mensos Jenguk Korban Selamat Reruntuhan Pondok Pesantren. (Foto: Kemensos)… Selengkapnya

    Lebih lanjut, Gus Ipul menyatakan, Kemensos terus berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah untuk memberikan penguatan kepada para korban. “Sampai sekarang kita juga terus mendampingi, secara bersama-sama pada seluruh keluarga yang masih menunggu identifikasi yang dilakukan oleh Polda Jatim,” ujarnya.

    Gus Ipul menjelaskan ada tiga tahap yang dilakukan dalam penanganan korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny. 

    “Pertama adalah tahap evakuasi dan kedaruratan, saya ingin berterima kasih juga tim evakuasi, Basarnas, BNPB, Kepolisian, TNI telah bekerja dengan baik pada masa-masa evakuasi dan masa-masa kedaruratan,” jelasnya.

    Setelah tahap evakuasi dan tahap kedaruratan, tahap terakhir adalah masa rehabilitasi dan rekontruksi. “Rehabilitasi itu yang pertama difokuskan kepada korban-korban yang sekarang masih memerlukan perhatian bersama. Baik itu korban luka berat maupun luka sedang dan luka ringan,” urainya.

    Sebagai informasi,  jumlah korban luka ringan sekitar 74 orang, korban luka berat 24 orang, dan yang meninggal 63 orang. “Nah semua ini tentu kita akan terus didampingi terus ya, untuk sama-sama kita lakukan rehabilitasi, baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial,” ujar Gus Ipul.

    Perbesar

    Mensos Jenguk Santri. (Foto: Kemensos)… Selengkapnya

    Gus Ipul menjelaskan, selain memberikan perhatian dalam bentuk perlindungan dan jaminan sosial, ke depannya keluarga korban juga akan mendapatkan pemberdayaan.

    “Kita akan mendampingi keluarga terutama bagi keluarga yang putranya itu cukup mengalami luka berat sampai ada amputasi atau juga luka-luka lain yang memang memerlukan pendampingan sampai nanti tentu pemberdayaan, jadi segala kebutuhan-kebutuhannya ini sesuai arahan Presiden, akan didukung sepenuhnya,” tambahnya.

    Diketahui, peristiwa ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny terjadi pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri menunaikan salat Ashar. Diduga, pengecoran lantai atas yang dilakukan sebelumnya membuat pondasi tak mampu menahan beban sehingga bangunan ambruk hingga ke lantai dasar dan menimpa para santri.

  • Gus Ipul Jenguk Haical, Tegaskan Penanganan Korban Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Jadi Atensi Presiden

    Gus Ipul Jenguk Haical, Tegaskan Penanganan Korban Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Jadi Atensi Presiden

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa penanganan para korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menjadi perhatian serius Presiden Republik Indonesia.

    Hal ini disampaikan saat Gus Ipul menjenguk salah satu korban selamat, Syehlendra Haical Aditya, di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Jumat (10/10/2025).

    Gus Ipul tiba di rumah sakit sekitar pukul 08.15 WIB dan langsung menuju ruang perawatan HCI, tempat Haical dirawat. Dalam kunjungannya, ia berbincang hangat dan memberikan semangat kepada Haical yang harus menjalani amputasi kaki akibat infeksi pasca tertimbun reruntuhan bangunan.

    “Kamu dapat salam dari Presiden. Presiden memberikan perhatian, memberikan atensi, makanya yang kerja keroyokan dari berbagai kementerian, untuk mendukung Haical supaya cepat sehat,” ujar Gus Ipul kepada Haical.

    Sebelumnya, Gus Ipul turut menyaksikan langsung proses evakuasi Haical oleh tim SAR pada Rabu (1/10). Haical diketahui tertimbun selama dua hari di bawah reruntuhan sebelum akhirnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

    “Saya bisa menjenguk kembali Haical, di mana waktu itu hari ke-3, hari Rabu, saya bersama Ibu Kadinsos Provinsi, Pak Wagub, dan Kepala Basarnas menyaksikan secara langsung proses evakuasinya,” ungkap Gus Ipul usai menjenguk Haical.

    Menurut Gus Ipul, Haical termasuk korban dengan luka berat yang membutuhkan penanganan medis intensif dan perawatan jangka panjang.

    “Saya melihat layanan di rumah sakit ini cukup bagus, ditangani oleh dokter-dokter profesional, dan terus memantau perkembangan kesehatan anak kita, Haical,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Gus Ipul menyampaikan bahwa Kementerian Sosial terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan pendampingan dan penguatan kepada seluruh korban serta keluarga yang masih menunggu hasil identifikasi dari Polda Jawa Timur.

    “Sampai sekarang kita juga terus mendampingi, secara bersama-sama kepada seluruh keluarga yang masih menunggu proses identifikasi korban,” jelasnya.

    Tiga Tahap Penanganan Korban

    Gus Ipul menjelaskan bahwa penanganan korban tragedi Ponpes Al-Khoziny dilakukan dalam tiga tahap, yakni evakuasi, kedaruratan, dan rehabilitasi.

    “Pertama adalah tahap evakuasi dan kedaruratan. Saya berterima kasih kepada tim evakuasi — Basarnas, BNPB, Kepolisian, dan TNI — yang telah bekerja dengan baik pada masa-masa darurat,” tutur Gus Ipul.

    Ia menambahkan, tahap selanjutnya adalah rehabilitasi dan rekonstruksi, yang kini tengah difokuskan pada pemulihan para korban luka berat, sedang, maupun ringan.

    “Rehabilitasi difokuskan kepada korban-korban yang masih memerlukan perhatian bersama, baik korban luka berat, sedang, maupun ringan,” jelasnya.

    Berdasarkan data terbaru, jumlah korban luka ringan mencapai 74 orang, luka berat 24 orang, dan korban meninggal dunia sebanyak 63 orang.

    “Semua korban akan terus kita dampingi dalam proses rehabilitasi, baik secara medis maupun sosial,” tambahnya.

    Selain memberikan layanan kesehatan dan jaminan sosial, Kemensos juga berencana memberikan program pemberdayaan bagi keluarga korban yang terdampak berat.

    “Kita akan mendampingi keluarga, terutama yang anaknya mengalami luka berat atau amputasi. Sesuai arahan Presiden, segala kebutuhan mereka akan didukung sepenuhnya,” tegas Gus Ipul.

    Kronologi Runtuhnya Bangunan

    Sebagaimana diketahui, bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran ambruk pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar. Dugaan sementara, proses pengecoran lantai atas yang dilakukan sebelumnya menyebabkan pondasi tidak mampu menahan beban, hingga akhirnya seluruh bangunan runtuh menimpa para santri di lantai dasar. (ted)