Kementrian Lembaga: BNPB

  • Fahira Idris DPD Dorong Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya Atasi Banjir di Sumatera: Keselamatan Warga yang Utama

    Fahira Idris DPD Dorong Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya Atasi Banjir di Sumatera: Keselamatan Warga yang Utama

    Saat ini dan ke depan, lanjut Fahira Idris ada sejumlah langkah mendesak yang perlu dilakukan pemerintah dan para pemangku kepentingan di semua level. Pertama, memperkuat koordinasi pusat–daerah sebagai satu komando penanganan bencana. Melihat besarnya dampak bencana yang simultan di tiga provinsi, koordinasi terpadu mutlak diperlukan. BNPB sudah mengaktifkan langkah ini, namun perlu dipastikan bahwa perintah, data, dan distribusi logistik berjalan cepat dan satu jalur.

    Kedua, mengaktifkan jalur transportasi alternatif untuk akses bantuan. Karena banyak jalan darat terputus, operasi udara baik helikopter maupun pesawat kargo, harus dimaksimalkan. Bantuan harus bergerak ke titik-titik pengungsian.

    Ketiga, memastikan layanan dasar tetap berfungsi. Walau, Kemenkes telah mengaktifkan puskesmas dan RS di wilayah terdampak, namun perlu dukungan tambahan antara lain berupa tim medis rotasi 24 jam, suplai obat-obatan penyakit banjir, penyediaan air bersih mobile, dan fasilitas sanitasi sementara.

    Keempat, memulihkan telekomunikasi dengan teknologi darurat agar upaya penangan cepat dan tepat. Dengan banyaknya site telekomunikasi lumpuh di Aceh dan Sumut, komunikasi darurat harus dipulihkan, antara lain melalui satelit multifungsi negara, konsolidasi operator satelit swasta, routing jaringan sementara dan genset darurat yang segera dimobilisasi ke titik-titik kritis.

    Kelima, penanganan pascabencana. Pemulihan tentunya tidak hanya infrastruktur. Untuk itu, Pemerintah perlu membuka akses jalan yang terputus secepat mungkin, melakukan pendataan kerusakan rumah dan fasilitas umum, memberikan bantuan stimulan untuk keluarga terdampak, dan melakukan rehabilitasi daerah rawan longsor dan banjir.

    “Bencana di Sumatera ini juga harus menjadi momentum untuk memperkuat tata ruang berbasis mitigasi risiko, memperbaiki DAS, membersihkan sedimentasi sungai, hingga menata kawasan rawan longsor dan banjir,” pungkas Fahira Idris yang juga relawan penanggulan bencana ini.

  • Pemerintah Kirim 34.200 Ton Beras & 6.858 KL Minyak Goreng ke Aceh-Sumut

    Pemerintah Kirim 34.200 Ton Beras & 6.858 KL Minyak Goreng ke Aceh-Sumut

    Jakarta

    Pemerintah akan mengirim bantuan pangan beras dan minyak goreng ke daerah dilanda banjir dan longsor, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Secara total disiapkan sebanyak 34.200 ton beras dan 6.858 kiloliter (KL) minyak goreng.

    Secara rinci, untuk Aceh akan dikirim bantuan beras sebanyak 10.613 ton dan minyak goreng 2.122 KL, Sumatera Utara 16.893 ton beras dan minyak goreng 3.378 KL, dan Sumatera Barat 6.794 ton beras dan minyak goreng 1.358 KL.

    “Pemerintah akan mengirim bantuan pertama beras (untuk) Sumatera Utara 16.000 ton kemudian minyak goreng 3.000 (kiloliter). (Untuk) Sumatera Barat, kita kirim beras 6.700 ton, minyak goreng 1.300 (kiloliter) dan Aceh kita kirim beras 10.000 ton, minyak goreng 2.000 (kiloliter),” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2025).

    Pengiriman bantuan pangan ini melibatkan Perum Bulog dan Satuan Tugas (Satgas Pangan) TNI-Polri. Untuk menindaklanjuti dampak banjir terhadap kondisi pertanian di tiga wilayah tersebut, Amran telah memerintahkan tim Kementan untuk turun langsung mengecek.

    Namun, dia meyakini ketahanan pangan di tiga wilayah tersebut dalam kondisi aman. Ia mengatakan, untuk Aceh dan Sumatera Utara saja produksi berasnya suplus, sehingga diklaim kondisi pangan daerah tersebut aman.

    “Ini segera kita turun di lapangan. Insyaallah, kalau kami sudah agak pulih, kami langsung turun ke lapangan, cek langsung. Nggak masalah (kondisi pangan), (stok) 871.000 ton beras Aceh. Kemudian Sumatera Utara, kita juga surplus, cukup besar,” terang dia.

    Sementara dampak dari produksi pangan di tiga wilayah tersebut, Amran mengakui bencana tersebut akan berdampak pada produksi beras. Namun, besaran lahan yang terdampak menurutnya tidak besar, sehingga pengaruh ke produksi pangan sangat kecil.

    “Oh nggak, nggak, kecil (dampaknya). Dari luas lahan kita 7,3 juta hektare (total seluruh Indonesia). Yang kena (dampak banjir) 50 ha, 100 ha, kecil, sangat kecil. Iya menurunkan (produksi), tapi 0,0001%,” pungkasnya.

    Lihat Video ‘BNPB Bakal Modifikasi Cuaca Demi Percepat Penanganan Bencana Sumatera’:

    (ahi/ara)

  • Menkes Pastikan Layanan Kesehatan Korban Banjir-Longsor Sumut Tertangani Baik

    Menkes Pastikan Layanan Kesehatan Korban Banjir-Longsor Sumut Tertangani Baik

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan korban-korban banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut) mendapatkan penanganan terbaik.

    Namun, Menkes Budi menambahkan bahwa untuk saat ini pihaknya masih memberikan kewenangan kepada Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat.

    “Kami bikinnya itu berjenjang, kami selalu ada di pusat krisis nasional yang mem-back up Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota, kalau mereka nggak bisa, kami akan masuk,” kata Menkes Budi, di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2025).

    Menkes Budi juga memastikan bahwa Kemenkes terus berkomunikasi dengan Dinkes setempat terkait bencana alam tersebut.

    Terpisah, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bayu Teja mengatakan Kemenkes mengaktifkan seluruh layanan kesehatan di daerah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat untuk memastikan kebutuhan medis warga tetap terpenuhi selama masa tanggap darurat bencana.

    Selain itu, ia juga memastikan penebalan bantuan logistik kesehatan berupa obat-obatan, bahan medis habis pakai, serta makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil sudah disiapkan.

    “Kami sudah mengirimkan dokter, perawat, ahli kesehatan lingkungan, dan epidemiolog untuk membantu penanganan kesehatan di sana. Untuk pengiriman bantuan dilakukan secara bertahap menyesuaikan akses wilayah dan koordinasi dengan pemerintah daerah,” kata Bayu Teja selepas rapat terbatas di Kantor BNPB Jakarta.

    Polda Sumut mencatat bahwa berdasarkan data sementara, ada 34 korban tewas saat bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Sumut. Korban jiwa paling banyak terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan mengatakan jumlah tersebut merupakan data sementara terhitung sejak 24-26 November. Korban meninggal dunia terbanyak adalah Tapsel, sebanyak 17 orang.

    “Untuk Tapsel, meninggal dunia 17 orang, luka berat 4 orang dan ringan 69 orang. Yang belum ditemukan nihil,” kata Ferry, dikutip dari detikSumut, Jumat (28/11/2025).

    Lalu, data korban meninggal lainnya, yakni 8 orang di Sibolga, 4 orang di Tapteng, 2 korban di Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan 2 orang, dan Nias Selatan 1 orang.

    Ferry menjelaskan berdasarkan laporan hingga Rabu (26/11) pukul 22.00 WIB, ada 148 kejadian bencana alam yang terjadi. Bencana terjadi di sekitar 12 kabupaten/kota di Sumut. Bencana tersebut terdiri dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, hingga angin puting beliung.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Banjir Aceh – Sumut, Jalur Darat & Telekomunikasi Masih Terganggu

    Banjir Aceh – Sumut, Jalur Darat & Telekomunikasi Masih Terganggu

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan akses jalur darat hingga jaringan telekomunikasi masih mengalami gangguan akibat banjir di Provinsi Aceh dan Sumatra Utara.

    Laporan BNPB menyebutkan bahwa setidaknya tiga provinsi menghadapi banjir dan longsor yakni Aceh, Sumatra Utara hingga Sumatra Barat dengan masing-masing provinsi mencatat lebih dari 10 kabupaten kota terdampak bencana alam tersebut.

    “Khusus di Aceh, Sumatra Utara, jalur transportasi, jalur komunikasi belum lancar, sehingga itu dulu yang pertama bisa dipastikan normal. Terutama jalur transportasi darat yang masih banyak tertutup,” katanya melalui siaran video resmi, Jumat (28/11/2025).

    Beberapa wilayah yang mengalami hambatan akses seperti jalur darat antara Kabupaten Tapanuli Utara dengan Tapanulis Tengah yang dilaporkan tertutup longsor.

    Kemudian, terputusnya beberpa jembatan seperti di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen, Aceh menyebabkan akses transportasi Medan – Banda Aceh lumpuh total.

    Sementara di Sumatra Barat tercatat wilayah Padang Pariaman dan Kota Padang mengalami dampak terparah banjir dan longsor.

    Selain berfokus pada pemulihan jalur transportasi, akses komunikasi dan distribusi logistik, BNPB juga memanfaatkan angkutan udara untuk menyalurkan logistik ke daerah terisolasi.

    “Selain itu, ada dua pesawat yang digunakan untuk modifikasi cuaca. Satu di Sumatra Utara dan satu di Aceh. Memang untuk menghentikan sama sekali siklon tidak bisa sehingga operasi modifikasi cuaca ini difokuskan pada titik-titik untu penanganan darurat,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Diana Kusumastuti, melaporkan bahwa upaya identifikasi kerusakan infrastruktur masih terkendala hujan yang belum berhenti.

    Empat jembatan dilaporkan terputus di Aceh, sementara di Sibolga dan Tapanuli Tengah terdapat sekitar 20 titik longsor yang masih sulit dipetakan.

    Kementerian PUPR telah mengirimkan alat berat untuk membersihkan material longsoran dan membuka akses, dengan harapan dapat segera mencapai lokasi terdampak.

    “Sampai saat ini kami sudah mengirimkan beberapa alat berat untuk membersihkan longsoran. Mudah-mudahan segera bisa sampai ke lokasi,” kata Diana dalam keterangan resmi BNPB.

  • Lembaga Tanggap Bencana Berjibaku di Tengah Keterbatasan Anggaran

    Lembaga Tanggap Bencana Berjibaku di Tengah Keterbatasan Anggaran

    Bisnis.com, JAKARTA — Status darurat bencana yang melanda sejumlah wilayah Indonesia kini dihadapkan pada persoalan lain yang tak kalah krusial yakni minimnya anggaran lembaga-lembaga penanganan bencana.

    Pemerintah telah menetapkan status darurat bencana di Provinsi Aceh dan Sumatra Barat menyusul banjir dan longsor yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Kabupaten Lumajang juga menaikkan status darurat setelah adanya aktivitas erupsi Gunung Semeru.

    Di tengah upaya penanganan yang berlangsung serentak di berbagai daerah, muncul kekhawatiran terkait terbatasnya anggaran yang dimiliki lembaga penopang operasi tanggap darurat. Pemangkasan anggaran akibat efisiensi pemerintah pusat membuat kesiapan lembaga teknis berada dalam sorotan.

    Badan SAR Nasional (Basarnas) tahun ini hanya mendapat pagu indikatif sekitar Rp1 triliun, turun dari usulan awal Rp1,4 triliun untuk kebutuhan operasional 2025. 

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ikut terdampak. Anggarannya terpangkas menjadi Rp1,4 triliun dari sebelumnya Rp2,8 triliun, padahal lembaga ini memegang peran vital dalam penyediaan peringatan dini dan pemantauan cuaca ekstrem yang makin intens.

    Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hanya mengantongi sekitar Rp956,97 miliar setelah penyesuaian anggaran dilakukan. 

    Minimnya anggaran pada lembaga-lembaga kunci ini menjadi catatan penting di tengah meningkatnya kebutuhan penanganan darurat di beberapa wilayah. 

    Untuk mengatasi persoalan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan pemerintah pusat dan daerah telah diberi ruang untuk melakukan pergeseran anggaran agar penanganan tanggap darurat tidak terhambat prosedur administratif.

    Kementerian/lembaga teknis dan pemerintah daerah diminta segera mengaktifkan mekanisme penggunaan dana tak terduga untuk mempercepat penanganan darurat bencana yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    “BNPB bisa menggunakan Dana Siap Pakai. Secara administratif dan keuangan tidak ada masalah untuk deployment dukungan infrastruktur maupun bantuan lain yang dibutuhkan,” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (27/11/2025).

    Kebijakan tersebut juga berlaku bagi pemerintah daerah yang wilayahnya terdampak bencana hidrometeorologi.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, kata dia, telah mengonfirmasi bahwa daerah diperbolehkan mengalihkan pos anggaran demi mempercepat respons kedaruratan.

    “Untuk pergeseran alokasi-anggaran di daerah juga dibuka. Ini adalah masalah kemanusiaan yang harus kita selesaikan secepat-cepatnya, semaksimal mungkin,” katanya.

    Dalam rapat terbatas itu, gubernur, wali kota, dan bupati juga diminta segera mengidentifikasi kebutuhan paling mendesak, termasuk logistik, akses pergerakan tim SAR, perbaikan sementara infrastruktur vital, dan dukungan layanan publik bagi pengungsi.

    Pratikno memastikan bahwa pemerintah pusat akan terus melakukan evaluasi harian terhadap kondisi di lapangan, termasuk perkembangan cuaca, situasi pengungsian, dan kebutuhan rehabilitasi awal.

    “Koordinasi lintas instansi dipastikan berjalan untuk memastikan percepatan pemulihan warga terdampak,” ujarnya.

    Prabowo Minta Penanganan Cepat

    Presiden Prabowo Subianto telah menggelar rapat terbatas bersama dengan 20 anggota Kabinet Merah Putih pada Kamis (27/11/2025) di Istana Merdeka.

    Dalam rapat tersebut, Presiden membahas sejumlah hal, antara lain stimulus ekonomi serta kesiapan menghadapi Natal dan Tahun Baru di seluruh wilayah Indonesia.

    Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya mengatakan salah satu pokok pembahasan penting adalah instruksi Presiden agar seluruh sektor terus bergerak cepat dalam mengevakuasi korban terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat serta memastikan bantuan terus-menerus dikirimkan ke lokasi-lokasi terdalam.

    “Presiden telah memerintahkan Panglima TNI, Kapolri, Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Kemen PU dan Kemensos serta tim medis dan kesehatan TNI–Polri dan Kemenkes untuk terus dikerahkan dalam penanganan bencana tersebut,” ujar Teddy dikutip dari Instagram Sekretariat Kabinet, Kamis (27/11/2025).

    Teddy menambahkan, pada malam terjadinya bencana di Tapanuli, Presiden langsung menghubungi Kepala BNPB dan Kepala Basarnas beserta tim untuk segera menuju lokasi melakukan evakuasi cepat. Selanjutnya menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan.

    “Menko PMK, Pratikno, selaku koordinator, ditugaskan Bapak Presiden untuk terus memantau dan mengoordinasikan jalannya evakuasi serta penanganan para korban terdampak,” jelasnya.

     

  • Banjir di Sumatera, Kemendagri Instruksikan Pergeseran Anggaran Pemda ke Pos BTT
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 November 2025

    Banjir di Sumatera, Kemendagri Instruksikan Pergeseran Anggaran Pemda ke Pos BTT Nasional 28 November 2025

    Banjir di Sumatera, Kemendagri Instruksikan Pergeseran Anggaran Pemda ke Pos BTT
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menginstruksikan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) untuk melakukan pergeseran anggaran ke pos biaya tak terduga (BTT).
    Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir menjelaskan, pihaknya memahami bahwa anggaran di pos BTT di daerah-daerah sudah menipis menjelang akhir tahun.
    “Berkaitan dengan keperluan penganggaran, yang tentunya anggaran biaya tidak terduga di masing-masing kabupaten, kota, dan provinsi mendekati akhir tahun itu juga semakin menipis. Kita juga sudah memberikan arahan berkaitan dengan pergeseran-pergeseran anggaran dari pos-pos yang lain ke BTT tersebut,” ujar Tomsi dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (27/11/2025).
    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, kata Tomsi, juga telah memberikan arahan kepada pemerintah daerah terkait kesiapsiagaan bencana.
    Di samping itu, tim dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Administrasi Kewilayahan telah diturunkan untuk membantu penanganan bencana di
    Aceh
    ,
    Sumut
    , dan
    Sumbar
    .
    “Mudah-mudahan teman-teman di daerah dan atas koordinasi Bapak Menko beserta seluruh teman-teman kementerian bisa all out dengan penyiapan sarana dan anggaran yang cukup,” ujar Tomsi.
    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan, semua kementerian/lembaga terkait sudah turun ke lapangan untuk menangani bencana yang terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
    “Tim sudah, semua kementerian sudah turun di lapangan. Saat ini Kepala BNPB berada di posko di Tarutung, sehingga bisa juga mengawal implementasinya di Sumatera Barat maupun di Aceh, dan Sumatera Utara,” ujar Pratikno.
    “Jadi ini tim terus bekerja keras, bersama-sama bupati dan wali kota, gubernur. Seluruh jajaran saat ini bekerja keras,” sambungnya.
    Dalam kesempatan tersebut, Pratikno juga menyampaikan perintah Presiden Prabowo Subianto yang meminta proses tanggap darurat di tiga provinsi tersebut dilakukan dengan serius dan cepat.
    Selain proses tanggap darurat, pemerintah juga telah mempersiapkan upaya pemulihan untuk daerah-daerah yang terdampak bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
    “Pada saat yang sama, pemerintah mulai menyiapkan pemulihan agar infrastruktur yang terdampak dapat segera kembali berfungsi,” ujar Pratikno.
    Sebagai informasi, kepolisian dan BNPB memperbarui data sementara korban
    banjir
    dan
    longsor
    di Sumut selama empat hari belakangan ini. Dari data terakhir per Kamis (27/11/2025), total ada 48 korban tewas dan 88 hilang.
    Sedangkan di Sumbar, tercatat sembilan orang warga Sumbar yang tewas akibat bencana banjir dan longsor per Kamis (27/11/2025)
    Rinciannya, lima orang akibat banjir di Padang, tiga orang karena banjir bandang di Agam, dan satu orang akibat tertimbun longsor di Agam.
    Kemudian, berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Aceh yang dirangkum Kompas.com, hingga saat ini jumlah warga yang meninggal dunia berjumlah 30 orang, per Kamis (27/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemerintah Buka Posko di Tapanuli Utara, Bantuan Disalurkan Via Udara

    Pemerintah Buka Posko di Tapanuli Utara, Bantuan Disalurkan Via Udara

    Jakarta

    Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama BNPB membangun Posko Nasional di Tapanuli Utara. Upaya ini untuk basis penyaluran logistik via udara ke lokasi bencana Sibolga-Tapanuli Tengah karena jalur darat terputus total.

    “Kita bangun Posko Nasional di Tapanuli Utara untuk penyaluran logistik via udara karena jalur darat terputus total. Termasuk membawa berbagai bantuan untuk masyarakat,” ujar Dirjen Bina Adwil Kemendagri, Safrizal ZA dalam keterangannya, Kamis (27/11/2025).

    Dia mengatakan pelayanan publik di Pemerintah Daerah (Pemda) Sibolga dan Tapanuli tetap berjalan. Pelayanan di kawasan bencana banjir bandang dan longsor dipastikan tidak akan berhenti.

    “Pak Mendagri menginstruksikan saya untuk pimpin langsung tim ke lokasi. Prinsip utamanya adalah Pemerintahan Daerah yang terdampak bencana harus berjalan, jangan sampai mandeg dalam memberikan pelayanan publik, kami terus mengasistensi” kata

    Safrizal menuturkan, pihaknya telah memantau langsung ke lokasi banjir bandang dan longsor di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sejak Rabu (26/11). Akibat bencana itu, dia mencatat empat kecamatan terdampak di Kota Sibolga, lalu 20 kecamatan di Tapanuli Tengah.

    Selanjutnya Safrizal mengingatkan Pemda yang terdampak untuk menetapkan status tanggap darurat. Menurutnya anggaran Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dapat digunakan.

    “Peran kepala daerah sangat sentral untuk menetapkan status tanggap darurat bencana sehingga Pemda dapat memanfaatkan Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sehingga dapat segera memulihkan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik” ungkap Safrizal.

    “Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini berada pada tingkat risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor. Kondisi cuaca ekstrem, curah hujan yang meningkat, siklon serta tingginya kerentanan wilayah menjadi faktor yang harus diantisipasi dengan langkah kesiapsiagaan yang terukur dan terpadu, sinergi antara perangkat Pemda, Forkopimda dan seluruh masyarakat mutlak dilakukan,” katanya.

    (lir/lir)

  • Akses Darat Lumpuh, Basarnas Kerahkan Personel Bantuan ke Aceh-Sumut Via Laut

    Akses Darat Lumpuh, Basarnas Kerahkan Personel Bantuan ke Aceh-Sumut Via Laut

    Jakarta

    Basarnas mengerahkan personel perbantuan dari sejumlah kantor SAR di luar daerah untuk memperkuat operasi pencarian dan evakuasi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat melalui jalur laut. Hal ini menyusul masih terputusnya akses darat akibat banjir dan tanah longsor.

    “Karena jalur darat beberapa titik masih terputus, kita mengerahkan dengan fasilitas laut, KN SAR kami sudah siaga,” kata Kepala Basarnas Mohammad Syafii dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, dilansir Antara, Kamis (27/11/2025).

    Basarnas sebagai pengampu dalam koordinasi operasi pencarian dan pertolongan (SAR) telah mengaktifkan delapan operasi, mencakup Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang sedang terdampak bencana hidrometeorologi. Personel tambahan Basarnas dari sejumlah kantor-kantor SAR sudah diberangkatkan di antaranya dari Bengkulu, Pangkal Pinang, bahkan Kamis malam ini dikerahkan tim khusus Basarnas Special Group (BSG) dari Kantor Basarnas Pusat di Jakarta.

    Syafii mengungkapkan bahwa operasi SAR di wilayah-wilayah tersebut akan diprioritaskan untuk mengevakuasi warga yang masih terisolasi maupun korban yang belum ditemukan.

    “SAR Mission Corodinator bersama seluruh potensi SAR yang ada di wilayah saat ini sedang berjuang melaksanakan operasi, khususnya mengevakuasi korban-korban yang terisolasi,” kata Syafii.

    Namun berdasarkan laporan sementara Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kamis sore, diketahui banjir bandang, dan tanah longsor meluas di 13 kabupaten/kota di provinsi itu. Adapun 13 wilayah yang dilanda bencana alam terdiri dari sembilan kabupaten dan empat kota yakni Kabupaten Langkat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Tapanuli Utara.

    Sementara di Aceh dilaporkan sebanyak 10 dari 23 kabupaten/kota menetapkan status darurat bencana banjir yang membuat 1.497 jiwa mengungsi dan dua warga dilaporkan meninggal dunia.

    “Harapan kami, informasi dari masyarakat dan media massa dapat menjadi kepanjangan tangan kami untuk melaksanakan tugas, terutama di titik-titik bencana yang membutuhkan penanganan segera,” kata Syafii.

    (eva/lir)

  • Banjir Aceh Utara: Akses Jalan Putus, Evakuasi Sulit Imbas Signal dan Listrik Mati
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 November 2025

    Banjir Aceh Utara: Akses Jalan Putus, Evakuasi Sulit Imbas Signal dan Listrik Mati Regional 27 November 2025

    Banjir Aceh Utara: Akses Jalan Putus, Evakuasi Sulit Imbas Signal dan Listrik Mati
    Tim Redaksi
    ACEH UTARA, KOMPAS.com
    – Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, menyebabkan kesulitan akses jalan dan informasi menuju lokasi-lokasi terisolasi.
    Pemerintah setempat mengumumkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari, terhitung 26 November 2025 hingga 10 Desember 2025.
    Bupati
    Aceh Utara
    , Ismail A Jalil menyatakan, cuaca ekstrem yang terus menerus terjadi dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan terputusnya akses jalan nasional, provinsi, kecamatan, dan desa akibat banjir.
    “Diperlukan langkah strategis untuk menangani dampak yang ditimbulkan,” ungkapnya.
    Pria yang akrab disapa
    Ayahwa
    ini menegaskan, penetapan status tanggap darurat bertujuan untuk mempermudah koordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya membantu warga yang terdampak.
    “Sampai saat ini fokus utama kami adalah evakuasi dan penyelamatan warga yang terjebak serta distribusi logistik yang masih tersendat ke tempat pengungsian,” ujar Ayahwa kepada Kompas.com, Kamis (27/11/2025).
    Kendala dalam proses evakuasi muncul akibat keterbatasan peralatan, personel, dan putusnya saluran komunikasi di lapangan.
    “Oleh sebab itu, kami langsung menggelar rapat dengan Forkopimda untuk segera menggerakkan segala kekuatan dan peralatan, baik TNI/Polri, BNPB, SAR, dan relawan, untuk membantu evakuasi. Keselamatan warga adalah fokus utama kami, terkait persediaan logistik yang semakin menipis,” tutur dia.
    Berdasarkan data sementara dari BPBD Aceh Utara, jumlah korban banjir mencapai 4.451 jiwa (2.668 KK), dengan 3.507 jiwa (1.270 KK) menjadi pengungsi yang tersebar di 16 titik lokasi pengungsian.
    Pengungsi prioritas terdiri dari 15 ibu hamil, 373 balita, 148 lansia, dan 7 penyandang disabilitas.
    Kebutuhan mendesak saat ini mencakup bantuan evakuasi, makanan pokok, bantuan logistik masa panik, dan alat berat untuk melakukan normalisasi saluran yang tersumbat.
    “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk penanganan banjir terparah sepanjang 20 tahun terakhir ini,” pungkasnya.
    Sebelumnya, banjir juga merendam sejumlah daerah lain di Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Aceh Utara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seskab: Prabowo minta respons cepat dan bantuan ke wilayah bencana

    Seskab: Prabowo minta respons cepat dan bantuan ke wilayah bencana

    Pada malam terjadinya bencana di Tapanuli, Presiden langsung menghubungi Kepala BNPB dan Kepala Basarnas, beserta tim untuk segera menuju lokasi melakukan evakuasi cepat

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar seluruh sektor bergerak cepat dalam respons penanganan korban terdampak bencana dan bantuan ke wilayah bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

    “Salah satu pokok pembahasan penting adalah instruksi Presiden agar seluruh sektor terus bergerak cepat dalam mengevakuasi korban terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat serta memastikan bantuan terus-menerus dikirimkan ke lokasi-lokasi terdalam,” ujar Teddy dalam pertemuan bersama 20 anggota Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

    Dalam akun Instagram Sekretariat Kabinet, Seskab Teddy mengatakan Presiden telah memerintahkan Panglima TNI, Kapolri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Basarnas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, serta tim medis dan kesehatan TNI-Polri untuk terus dikerahkan dalam penanganan bencana tersebut.

    Pada malam terjadinya bencana di Tapanuli, Presiden langsung menghubungi Kepala BNPB dan Kepala Basarnas, beserta tim untuk segera menuju lokasi melakukan evakuasi cepat.

    Presiden juga memerintahkan penggunaan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan.

    “Menteri Koordinator Bidang PMK Pratikno, selaku koordinator, ditugaskan Bapak Presiden untuk terus memantau dan mengkoordinasikan jalannya evakuasi serta penanganan para korban terdampak,” kata Teddy.

    Dalam rapat terbatas tersebut, Presiden Prabowo juga membahas sejumlah hal, antara lain stimulus ekonomi serta kesiapan menghadapi Natal 2025 dan tahun baru 2026 di seluruh wilayah Indonesia.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.