Kementrian Lembaga: BNPB

  • AMSI Desak Pemerintah Tetapkan Banjir Besar Sumatera sebagai Bencana Nasional

    AMSI Desak Pemerintah Tetapkan Banjir Besar Sumatera sebagai Bencana Nasional

    Jakarta (beritajatim.com) – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyampaikan duka cita mendalam atas bencana banjir bandang dan tanah longsor besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, meliputi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga Sabtu (29/11/2025) sore, tercatat 303 orang meninggal dunia dan 279 orang masih hilang.

    Melihat dampak kerusakan yang masif—mulai ribuan rumah rusak, kelangkaan bahan pangan, lumpuhnya akses transportasi, hingga hilangnya jaringan komunikasi—AMSI mendesak Pemerintah Pusat mengambil langkah cepat dan terintegrasi dalam penanganan darurat. AMSI juga menekankan pentingnya menempatkan media sebagai mitra strategis untuk menjaga transparansi penanganan bencana.

    AMSI menilai skala kerusakan lintas provinsi sudah layak dipertimbangkan sebagai bencana nasional yang membutuhkan penanganan terpusat.

    6 Sikap Resmi AMSI Terkait Banjir Besar Sumatera

    1. Pembentukan Pusat Komando Penanganan Cepat

    Pemerintah diminta segera membuka posko komando di Aceh, Sumut, dan Sumbar dengan kewenangan penuh untuk menggerakkan kementerian/lembaga secara langsung.

    2. Pengerahan Personel Gerak Cepat

    BNPB, TNI, Polri, dan Basarnas diminta memprioritaskan:

    – pembukaan akses jalan yang terputus

    – pemulihan jaringan komunikasi

    – menjangkau wilayah yang masih terisolasi

    Contoh gangguan: terputusnya jalur nasional Sidempuan–Sibolga, Sipirok–Medan, serta akses Sumut–Aceh.

    AMSI menilai skala kerusakan lintas provinsi sudah layak dipertimbangkan sebagai bencana nasional yang membutuhkan penanganan terpusat.

    3. Distribusi Logistik Melalui Udara

    Karena banyak jalur darat lumpuh total, pengiriman bantuan harus dipercepat lewat jalur udara, terutama ke wilayah terisolasi seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.

    4. Pendirian Dapur Umum Darurat

    AMSI mendesak pengoperasian dapur umum menggunakan Dapur MBG milik TNI, Polri, dan BNPB, mengingat harga pangan melambung (misalnya cabai naik dari Rp50.000/kg menjadi Rp100.000/kg di Padang Sidempuan).

    5. Konsolidasi Data Nasional Bencana

    Data penanganan lintas provinsi harus terintegrasi agar langkah pemerintah lebih terukur dan tidak parsial.

    6. Penguatan Sinergi Kementerian/Lembaga

    Ditekankan keterlibatan Kementerian PU, Kominfo, dan Kementerian Kesehatan untuk infrastruktur, komunikasi, dan layanan kesehatan.

    Faktor Pemicu: Kerusakan Lingkungan & Industri Ekstraktif

    AMSI menyoroti bahwa bencana tidak hanya disebabkan cuaca ekstrem dan Siklon Tropis Senyar, tetapi juga diperparah oleh:

    – Kerusakan hutan dan deforestasi, ditandai temuan gelondongan kayu yang terseret banjir.

    – Industri ekstraktif tak taat regulasi, yang mengubah kawasan resapan menjadi area tambang.

    AMSI mengingatkan bahwa perlindungan lingkungan adalah isu seluruh warga, bukan sekadar aktivis.

    Peran Vital Media di Tengah Krisis

    Krisis komunikasi—mulai listrik padam total hingga sinyal hilang—memaksa banyak posko menggunakan perangkat Starlink. Dalam kondisi seperti ini, media kredibel menjadi pilar utama penjaga informasi dan akuntabilitas publik.

    AMSI juga menyoroti kondisi jurnalis di wilayah terdampak. Banyak dari mereka kehilangan rumah dan terisolasi, sementara ketersediaan BBM sangat terbatas, terutama di wilayah Tapanuli Selatan.

    Data wilayah terdampak:

    – Aceh: 14 kabupaten/kota
    – Sumatera Utara: 5 kabupaten/kota
    – Sumatera Barat: 13 kabupaten/kota

    Per Minggu (30/11/2025) pukul 10.00 WIB, masa darurat diperkirakan berlangsung 2–3 hari ke depan.

    AMSI mendesak pemerintah memberi akses prioritas bagi jurnalis, termasuk logistik makanan, BBM, dan komunikasi darurat agar peliputan tetap berjalan.

    AMSI berharap rekomendasi ini dapat mempercepat penanganan bencana banjir besar Sumatera dan meringankan beban warga terdampak.
    #PrayForSumatera. [but]

     

     

     

  • DPR RI Salurkan Bantuan ke Wilayah Terdampak di Sumatra hingga Aceh

    DPR RI Salurkan Bantuan ke Wilayah Terdampak di Sumatra hingga Aceh

    Bisnis.com, JAKARTA – Para pimpinan DPR RI mengirimkan bantuan ke wilayah yang terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh.

    Pengiriman logistik dilakukan dari Jakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (30/11/2025). Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan pengiriman logistik dilakukan secara bertahap.

    “Hari ini DPR menyerahkan bantuan untuk wilayah Sumatra dalam bentuk kargo pesawat yang akan disampaikan kepada masyarakat terdampak bencana. Pengiriman bantuan dilakukan bertahap mulai hari ini dan besok, dengan rute Tapanuli Tengah, Padang, dan Aceh,” jelas Dasco dalam akun Instagram pribadinya.

    Dasco mengatakan penyerahan dan pengarahan bantuan di lapangan akan berkoordinasi dengan Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal. Dari postingan tersebut, tampak juga Wakil Ketua DPR, Saan Mustopa.

    Bantuan yang dikirim per Minggu (30/11/2025) lebih dulu menyasar Tapanuli Tengah. Logistik yang diterbangkan berisi pembalut, sarung, selimut, biskuit, dan mie instan cup.

    “Kami berharap bantuan dari DPR RI membantu meringankan beban saudara-saudara yang paling membutuhkan,” pungkas Dasco.

    Sebelumnya, pemerintah juga telah mengirimkan bantuan ke wilayah tersebut. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan total 11 helikopter terdiri dari TNI dan Basarnas yang diterbangkan langsung dari Jakarta ke wilayah yang terdampak. Selain itu, pemerintah juga telah mengirimkan 4 pesawat.

    Dia menuturkan bahwa penerbangan kali ini memfokuskan penyebaran logistik terutama di daerah terdalam yang sulit diakses karena lumpuhnya jalur darat.

    Pengiriman dilakukan atas instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto, yang sejak hari pertama bencana telah memerintahkan seluruh jajaran untuk bergerak cepat mengirim bantuan ke lapangan.

    Per Sabtu (29/11/2025), Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkan korban jiwa mencapai 303 akibat bencana hidrometerologi di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, Sabtu (29/11/2025).

    Suharyanto mengatakan, tercatat 166 korban meninggal dunia dan 143 orang hilang semenjak peristiwa pada tiga hari lalu. Di Aceh, sebanyak 47 korban meninggal dunia, 51 orang hilang, serta 8 orang luka-luka. 

    Kemudian di Sumatra Barat tercatat 90 korban meninggal dunia, 85 orang hilang, dan 10 orang mengalami luka-luka. Kabupaten Agam mencatat jumlah korban tertinggi.

  • Posko DVI Identifikasi Ratusan Jenazah Korban Bencana di Agam Sumbar

    Posko DVI Identifikasi Ratusan Jenazah Korban Bencana di Agam Sumbar

    Agam

    Posko Disaster and Victim Identification (DVI) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mulai mengidentifikasi jenazah korban banjir bandang dan longsor. Hingga saat ini sudah ada 148 jenazah yang teridentifikasi.

    “Sampai hari ini dari seluruh posko yang dibuka Polda Sumbar dan jajaran, itu ada 148 orang. Yang sudah teridentifikasi sebanyak 123, sisanya belum teridentifikasi,” kata Tim Posko DVI, Kombes Wahono Edhi di lokasi, Minggu (30/11/2025).

    Wahono yang juga menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Riau menyampaikan, saat ini tim SAR masih melakukan pencarian. Proses pencarian melibatkan tim gabungan dari Basarnas, BNPB, Polda Sumbar, Polda Riau, Polda Jambi dan instansi terkait lainnya.

    “Ini masih ada pencarian ada BKO dari Polda Riau, termasuk DVI juga dari Mabes Polri dan Polda Riau,” imbuhnya.

    Seperti diketahui, bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di wilayah Sumatera Barat telah menelan ratusan korban jiwa. Ratusan orang lainnya dinyatakan hilang.

    Hingga saat ini, proses evakuasi masih berlangsung melibatkan tim gabungan Polda Sumbar, BKO Polda Riau, Polda Jambi, BNPB, Basarnas, TNI, dan instansi lainnya.

    Selain itu, Polda Riau juga menurunkan tim anjing pelacak (K-9) untuk membantu percepatan pencarian korban bencana. Untuk pemulihan trauma korban yang ada di tenda pengungsian, Polda Riau mengirimkan puluhan psikolog dari SDM Polda Riau dan kampus-kampus se-Riau.

    (mea/wnv)

  • Terdampak Bencana, Navigasi Penerbangan di Aceh-Sumut-Sumbar Aman?

    Terdampak Bencana, Navigasi Penerbangan di Aceh-Sumut-Sumbar Aman?

    Jakarta

    Layanan navigasi penerbangan di wilayah terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor dijamin masih berfungsi dengan lancar dan aman. Sejak minggu lalu bencana banjir dan tanah longsor menerpa beberapa titik di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Selaku penyedia layanan navigasi penerbangan, AirNav Indonesia mengambil langkah cepat, terukur, dan terkoordinasi dalam menjaga kelancaran serta keamanan layanan navigasi penerbangan di wilayah terdampak bencana.

    Upaya ini juga menjadi bagian dari dukungan penuh AirNav terhadap operasi kemanusiaan yang sedang berlangsung. Diketahui, beberapa bantuan hanya bisa dikirim lewat jalur udara.

    Direktur Utama AirNav Indonesia Avirianto Suratno menegaskan komitmen perusahaan dalam memastikan layanan navigasi penerbangan tetap terjaga, kendati sejumlah unit layanan menghadapi dampak langsung bencana.

    “Dalam kondisi darurat seperti ini, prioritas kami adalah menjaga keberlangsungan layanan navigasi penerbangan. Sekaligus pula memastikan operasional misi kemanusiaan dapat berlangsung tanpa hambatan,” jelas Avirianto melalui keterangan resminya, Minggu (30/11/2025).

    Sebagai langkah tanggap darurat awal, dia menjelaskan, AirNav Indonesia telah menerbitkan NOTAM TIBA (Traffic Information Broadcast by Aircraft) di Bandara Lhokseumawe, Takengon, dan Mandailing Natal. Langkah ini ditempuh karena sebagian personel navigasi yang bertugas di lokasi tersebut turut terdampak banjir atau mengalami kendala akses menuju lokasi kerja.

    Di sisi lain, manajemen juga mengaktifkan Posko Operasional Navigasi Penerbangan di fasilitas INMC (Indonesia Network Management Center) sebagai pusat kendali, koordinasi, dan monitoring layanan terhadap unit-unit di wilayah terdampak.

    Untuk menjaga stabilitas operasional, AirNav Indonesia melakukan penambahan personel operasional dan teknis dari sejumlah kantor cabangnya. Antara lain kantor cabang Makassar Air Traffic Service Center (MATSC), Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC), Halim Perdanakusuma, dan Pekanbaru untuk memperkuat pelayanan di Kantor Cabang Aceh dan Medan.

    Selain itu, dilakukan pula penugasan langsung personel ke unit layanan di Lhokseumawe dan Takengon. Langkah ini guna memastikan operasional bandara tetap berjalan dan mendukung misi kemanusiaan melalui jalur udara yang dilakukan sejumlah instansi.

    “Seperti Basarnas, TNI, BNPB, serta lembaga kemanusiaan lainnya. Dengan pemulihan personel tersebut, NOTAM TIBA kemudian dicabut,” lanjut Avirianto.

    Di sisi infrastruktur, AirNav Indonesia juga memperkuat sistem komunikasi penerbangan melalui penyediaan dan pemasangan jaringan internet Starlink di Lhokseumawe, Sibolga, dan Gunung Sitoli untuk memastikan konektivitas operasional tetap stabil meskipun infrastruktur telekomunikasi darat mengalami gangguan.

    AirNav juga mengirimkan peralatan teknis pendukung untuk memastikan seluruh fasilitas navigasi tetap berfungsi optimal.

    (kil/kil)

  • Update Bencana Sumatra-Aceh Minggu (30/11): Total 442 Korban Jiwa

    Update Bencana Sumatra-Aceh Minggu (30/11): Total 442 Korban Jiwa

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan memasuki hari keempat penanganan banjir dan longsor di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, total korban jiwa sebanyak 442, Minggu (30/11/2025).

    Penambahan jumlah korban setelah Satuan Tugas Gabungan dari TNI, Polri, BNPB, dan personel lainnya melakukan penyisiran di tiga provinsi tersebut.

    “Jadi korban jiwa untuk Sumatra Utara 217 jiwa yang meninggal dunia. Kemudian 209 yang masih hilang,” kata Suharyanto dilansir akun YouTube @BNPB, Minggu (30/11/2025).

    Dia menyebut, korban terbanyak berada di Tapanuli Selatan. Sedangkan sisanya di Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.

    Dia juga melaporkan, pengungsi juga turut bertambah menjadi 3.600 jiwa di Tapanuli Utara. Lalu di Tapanuli Selatan sebanyak 4.661 jiwa yang mengungsi, Sibolga sebanyak 4.456 jiwa, Humbang Hasundutan sebanyak 2.200 jiwa, dan Mandailing Natal 1.378 jiwa.

    Dari segi akses transportasi, jalur Tarutung-Sibolga masih proses normalisasi dan baru berhasil ditembus sepanjang 40 km. Suharyanto menyampaikan masih ada warga yang terjebak di antara jalan Sibolga ke Tapanuli Tengah, di mana mereka mengungsi di area tersebut. 

    Lalu jalan Tarutung-Tapanuli Utara masih lumpuh, di mana personel gabungan membawa logistik ke titik-titik itu. Jalur Mandailing Natal berangsur pulih.

    Tapanuli Utara ke Tapanuli Tengah hanya bisa diakses melalui jalur udara. Lalu, Bandara Pinangsori sudah dapat diakses jalur darat sehingga pendistribusian logistik ke Tapanuli Tengah bisa menggunakan jalur udara dan darat. Tapanuli Tengah ke Sibolga sudah bisa ditembus.

    Korban Jiwa di Aceh 96 Orang

    Suharyanto menjelaskan bahwa korban jiwa di Aceh menjadi 96 orang, dan 75 masih dinyatakan hilang. Korban jiwa terdampak di 11 kabupaten dan kota. 

    Dia merincikan jalur transportasi yang masih lumpuh adalah Sumatra Utara-Aceh Tamiang, Banda Aceh-Lhokseumawe, Aceh Utara-Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Bener Meriah, Subusalam, Singkil, dan Aceh Selatan.

    Namun, akses komunikasi di Bener Meriah telah lancar, begitupun Aceh Timur, dan Langsa. 

    Korban Jiwa Sumatra Barat menjadi 129

    Suharyanto menyampaikan bahwa korban Jiwa di Sumatra Barat mencapai 129 orang, 118 masih hilang, dan 16 luka-luka. Wilayah Padang Pariaman juga telah pulih dan banyak warga yang berangsur angsur mengunjungi rumahnya.

    Di Agam, katanya, korban jiwa menjadi 87, sedangkan 76 masih dinyatakan hilang. Terdapat 8 kabupaten/kota yang terdampak dan masih menjadi fokus utama.

    Jalur Kota Padang Panjang dan Secincin masih putus. Dia mengatakan akses dari Jakarta ke Sumatra Barat menggunakan jalur darat masih bisa diakses.

    Adapun sampai saat ini Satgas Gabungan masih mendistribusikan kebutuhan pokok mulai dari makanan, minuman, selimut, tenda keluarga dan tenda pengungsian. Selain itu, sejumlah lokasi telah dipasangi Starlink untuk mempermudah komunikasi. Proses penyaluran akan terus bertambah setiap harinya yang didominasi dari jalur udara.

  • MenPAN-RB Ajak ASN Perkuat Solidaritas, Siaga, & Ketahanan Hadapi Bencana

    MenPAN-RB Ajak ASN Perkuat Solidaritas, Siaga, & Ketahanan Hadapi Bencana

    Jakarta

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI (MenPAN-RB) Rini Widyantini mengimbau seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di instansi pusat maupun pemerintah daerah untuk memperkuat solidaritas.

    Selain itu, Rini juga mengajak ASN untuk mendukung penanganan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), dan sejumlah wilayah lainnya.

    “Kami mengimbau dan mengajak seluruh ASN di mana pun bertugas untuk memberikan bantuan secara ikhlas dan sukarela kepada saudara-saudara kita yang tengah dilanda musibah. Hal tersebut menjadi bentuk solidaritas dan kepedulian antar sesama untuk setidaknya meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak bencana,” ujar Rini, dalam keterangan tertulis, Minggu (30/11/2025).

    Pimpinan instansi juga diminta untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengoordinasikan bantuan yang dihimpun di instansi masing-masing agar penyalurannya dapat lebih cepat, tepat, dan terkoordinasi.

    Rini menegaskan ASN yang berada di wilayah terdampak diberikan pengecualian atas ketentuan kehadiran dan penyesuaian kinerja, sesuai kondisi di lapangan. Pimpinan instansi diminta mengutamakan keselamatan pegawai, melakukan pendataan cepat ASN terdampak, serta menyiapkan pengaturan kerja yang fleksibel.

    Pada saat yang sama, ASN di daerah sekitar wilayah bencana maupun dari Kementerian/Lembaga terkait didorong untuk dapat dimobilisasi mendukung penanganan darurat dan pemulihan (recovery) sesuai koordinasi pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Menteri Rini juga meminta unit pelayanan publik di seluruh daerah, khususnya yang rawan bencana, untuk menyiapkan dan mengaktifkan SOP pelayanan darurat, termasuk rencana kesinambungan layanan (continuity plan), agar pelayanan dasar tetap berjalan bagi masyarakat yang membutuhkan.

    Hal ini termasuk perlakuan khusus nantinya ketika bencana sudah mulai teratasi, seperti misalnya kemudahan penggantian dokumen administrasi kependudukan yang hilang, rusak atau ⁠pelayanan prioritas bagi warga yang memerlukan akses kesehatan, logistik, dan bantuan sosial akibat dampak bencana.

    “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada ASN, tenaga kesehatan, petugas layanan publik, BPBD, dan seluruh aparatur daerah yang saat ini telah dan terus bekerja siang maupun malam di lapangan. Mereka adalah garda depan yang memastikan masyarakat tetap mendapatkan layanan dan pertolongan. Kami berpesan untuk tetap berhati-hati dan bekerja dengan hati,” tutur Rini.

    Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan negara hadir sepenuhnya dan seluruh elemen pemerintah bergerak untuk menyelamatkan nyawa serta mempercepat pemulihan di daerah terdampak.

    (prf/ega)

  • 10
                    
                        Update Bencana Sumatera: 442 Orang Meninggal, 402 Warga Masih Hilang
                        Nasional

    10 Update Bencana Sumatera: 442 Orang Meninggal, 402 Warga Masih Hilang Nasional

    Update Bencana Sumatera: 442 Orang Meninggal, 402 Warga Masih Hilang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera terus bertambah.
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
    BNPB
    ) mencatat, hingga Minggu (30/11/2025), total 442 warga meninggal dunia dan 402 orang masih hilang.
    Data tersebut merupakan akumulasi dari tiga provinsi terdampak, yakni
    Sumatera
    Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, yang dilaporkan Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers pada Minggu malam.
    Di Aceh, kata Suharyanto, korban meninggal dilaporkan bertambah menjadi 96 jiwa, sedangkan 75 orang masih dinyatakan hilang.
    “Per hari ini Aceh, Aceh korban jiwa jadi 96 dan 75 hilang ya,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring.
    Korban tersebut berlokasi di 11 kabupaten/kota di Aceh dari total 18 kabupaten/kota yang terdampak bencana di provinsi tersebut.
    Dalam kesempatan itu, Suharyanto juga memastikan Kota Langsa yang sebelumnya menjadi sorotan, kini sudah dapat diakses dan tidak ditemukan korban meninggal.
    “Dan ternyata di sana tidak ada korban jiwa ya. Jadi artinya mudah-mudahan ini berita yang baik ya,” ucap dia.
    Di antara tiga provinsi, Sumatera Utara menjadi daerah dengan korban meninggal terbanyak, yakni 217 jiwa dengan 209 orang yang masih hilang.
    “Jadi, korban jiwa untuk Sumatera Utara 217 jiwa ya, yang meninggal dunia. Kemudian 209 yang masih hilang,” kata Suharyanto.
    Dia menjelaskan bahwa korban banyak ditemukan di Kabupaten Tapanuli Selatan, seiring operasi pencarian yang terus dilakukan.
    Jumlah pengungsi juga melonjak menjadi puluhan ribu jiwa karena warga mulai berpindah dari pengungsian mandiri ke pengungsian resmi seiring fasilitas yang semakin memadai.
    “Jadi, masyarakat yang tadinya mengungsi mandiri ini masuk ke titik-titik pengungsian. Sehingga jumlah pengungsi ini juga bertambah,” kata Suharyanto.
    Di Sumatera Barat, korban meninggal bertambah menjadi 129 jiwa dan 118 warga masih hilang.
    Namun, dia menyampaikan bahwa kondisi di provinsi tersebut mulai berangsur pulih.
    “Jadi, Sumatera Barat itu dibandingkan Sumatera Utara dan Aceh, sekarang sudah lebih pulih, sudah lebih pulih di hari ketiga ini. Apalagi sekarang sudah tidak ada hujan ya,” jelas Suharyanto.
    Sebagian pengungsi di sejumlah wilayah Sumbar bahkan telah mulai kembali ke rumah pada siang hari untuk melakukan pembersihan.
    Adapun Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan korban jiwa terbanyak, yakni 87 warga meninggal dan 76 warga masih hilang.
    Suharyanto menegaskan bahwa proses pencarian dan pertolongan masih berlangsung di seluruh daerah terdampak.
    Selain itu, distribusi logistik juga terus dilakukan dengan berbagai skema, bersamaan dengan upaya membuka akses transportasi darat yang masih terputus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ​Banjir Sumatera Tidak Berstatus Darurat Nasional, Ini Alasan Pemerintah

    ​Banjir Sumatera Tidak Berstatus Darurat Nasional, Ini Alasan Pemerintah

    Jakarta: Pemerintah menegaskan bahwa penetapan status darurat nasional untuk bencana banjir bandang di Sumatera belum diperlukan. Alasannya, penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dinilai sudah berjalan optimal dengan pengerahan penuh seluruh unsur pemerintah.

    Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sekaligus Koordinator Penanganan Bencana di Sumatera, Pratikno. Menurutnya, seluruh kekuatan negara sudah dikerahkan sesuai instruksi Presiden.

    “Atas perintah Bapak Presiden, kekuatan nasional telah dan terus dikerahkan total untuk penanganan tanggap darurat bencana di 3 provinsi,” ujar Pratikno dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 30 November 2025. 
     

    Ia menambahkan, kementerian/lembaga, TNI-Polri, serta BUMN bekerja di bawah koordinasi BNPB, sembari mulai mempersiapkan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi.

    Menanggapi pertanyaan mengenai alasan status darurat nasional belum diberlakukan, Pratikno menegaskan bahwa langkah tanggap darurat yang dijalankan pemerintah daerah telah berjalan efektif dan langsung diperkuat oleh pemerintah pusat.

    Dari lokasi terdampak, Pratikno menjelaskan bahwa hambatan terbesar saat ini ialah akses darat yang terputus.

    “Karena banyak jalur darat terputus, maka pengiriman bantuan logistik untuk warga dikirim dari luar kota ke lokasi via udara dan laut, kemudian didistribusikan via darat dan laut,” terangnya.

    Ia menyebutkan sejumlah jalur distribusi yang digunakan, antara lain bantuan udara melalui Bandara Silangit dan bantuan laut melalui Pelabuhan Sibolga. Dari titik-titik tersebut, bantuan diteruskan menggunakan kendaraan darat serta helikopter untuk menjangkau wilayah yang masih terisolasi.

    Jakarta: Pemerintah menegaskan bahwa penetapan status darurat nasional untuk bencana banjir bandang di Sumatera belum diperlukan. Alasannya, penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dinilai sudah berjalan optimal dengan pengerahan penuh seluruh unsur pemerintah.
     
    Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sekaligus Koordinator Penanganan Bencana di Sumatera, Pratikno. Menurutnya, seluruh kekuatan negara sudah dikerahkan sesuai instruksi Presiden.
     
    “Atas perintah Bapak Presiden, kekuatan nasional telah dan terus dikerahkan total untuk penanganan tanggap darurat bencana di 3 provinsi,” ujar Pratikno dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 30 November 2025. 
     

    Ia menambahkan, kementerian/lembaga, TNI-Polri, serta BUMN bekerja di bawah koordinasi BNPB, sembari mulai mempersiapkan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi.
     
    Menanggapi pertanyaan mengenai alasan status darurat nasional belum diberlakukan, Pratikno menegaskan bahwa langkah tanggap darurat yang dijalankan pemerintah daerah telah berjalan efektif dan langsung diperkuat oleh pemerintah pusat.
     
    Dari lokasi terdampak, Pratikno menjelaskan bahwa hambatan terbesar saat ini ialah akses darat yang terputus.
     
    “Karena banyak jalur darat terputus, maka pengiriman bantuan logistik untuk warga dikirim dari luar kota ke lokasi via udara dan laut, kemudian didistribusikan via darat dan laut,” terangnya.
     
    Ia menyebutkan sejumlah jalur distribusi yang digunakan, antara lain bantuan udara melalui Bandara Silangit dan bantuan laut melalui Pelabuhan Sibolga. Dari titik-titik tersebut, bantuan diteruskan menggunakan kendaraan darat serta helikopter untuk menjangkau wilayah yang masih terisolasi.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Ketum Kadin Anindya Bakrie Ajak Pengusaha Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatra

    Ketum Kadin Anindya Bakrie Ajak Pengusaha Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyerukan solidaritas para pelaku usaha untuk membantu korban banjir yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

    Dia mengajak seluruh peserta untuk ikut berprihatin, mendoakan, dan menggalang bantuan bagi masyarakat di tiga provinsi tersebut.

    “Sehingga kita bisa menggalang suatu kekuatan untuk bisa membantu saudara-saudara kita di sana,” kata Anindya dalam acara Parallel Session Rapat Pimpinan Nasional 2025 Kadin Indonesia di Jakarta pada Minggu (30/11/2025).

    Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir besar di wilayah tersebut menimbulkan korban jiwa dalam jumlah signifikan. BNPB melaporkan terdapat 174 orang meninggal dunia, 79 orang hilang, dan 12 orang luka-luka akibat bencana tersebut.

    Rapimnas Kadin 2025 mengusung tema “Kadin Bergotong Royong Memperluas Lapangan Kerja untuk Kesejahteraan dan Kemandirian Indonesia”, dengan fokus pada strategi peningkatan inovasi, produktivitas, investasi, dan perdagangan. Rangkaian kegiatan dimulai pada 30 November 2025 melalui fun walk, pembukaan resmi, serta penandatanganan MoU antara Kemenparekraf dan Kadin.

    Acara tersebut menonjolkan agenda penguatan ekosistem ekonomi kreatif hingga peluncuran platform pelatihan daring Kadin AI Academy. 

    Pada 1 Desember 2025, pembahasan bergeser ke prospek ekonomi dan stabilitas nasional 2026 melalui sesi pleno bersama Bank Indonesia, Kementerian Pertahanan, hingga Menko Perekonomian.

    Setelah itu, sejumlah sesi paralel digelar untuk membahas strategi pemerintah 2026 di berbagai sektor, mulai dari pangan, kesehatan, ketenagakerjaan, konektivitas, industri, pertanian, riset, perdagangan, hingga hubungan luar negeri. Sejumlah MoU strategis dengan kementerian terkait juga ditandatangani dalam kesempatan tersebut.

    Pada 2 Desember 2025, Rapimnas memasuki tahap pembahasan internal organisasi melalui Sidang Pleno Pertama dan Kedua, yang mencakup penetapan jadwal acara, tata tertib, laporan tahunan, serta pandangan umum Kadin provinsi dan Anggota Luar Biasa. Rangkaian Rapimnas kemudian ditutup dalam Sidang Pleno Ketiga melalui penetapan hasil akhir Rapimnas 2025.

  • Komdigi Sediakan Internet SATRIA-1 di 10 Titik Terdampak Banjir Aceh-Sumatra

    Komdigi Sediakan Internet SATRIA-1 di 10 Titik Terdampak Banjir Aceh-Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyediakan layanan internet berbasis satelit SATRIA-1 di 10 lokasi terdampak banjir bandang di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

    Pada hari ini, tim BAKTI Komdigi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tim Search and Rescue (SAR), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah mengirimkan perangkat ke titik-titik pemasangan dan ditargetkan layanan tersebut dapat segera beroperasi. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan konektivitas di wilayah yang terdampak bencana. 

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan penyediaan akses internet darurat menjadi prioritas untuk memastikan warga tetap bisa terhubung setelah jaringan komunikasi terputus akibat banjir.

    “Ketika jaringan komunikasi terputus, SATRIA-1 hadir sebagai penyelamat. Dengan cara ini, warga dapat kembali terhubung meskipun infrastruktur konektivitas sedang mengalami gangguan,” kata Meutya dalam keterangan resmi dikutip pada Minggu (30/11/2025).

    Meutya menyampaikan satelit SATRIA-1, yang beroperasi sejak tahun lalu, memang dirancang untuk menjangkau wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) serta area yang sulit diakses, termasuk saat terjadi bencana besar.

    Dia juga mengimbau masyarakat tetap waspada, mengikuti arahan petugas di lapangan, dan memanfaatkan akses internet yang disediakan untuk memperoleh informasi resmi.

    10 Lokasi Pemasangan Layanan Internet SATRIA-1:

    Bandara Pinangsori/Dr. Fredric Lumban Tobing, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
    SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
    Dekat Masjid Baitul Gafur, Kabupaten Aceh Utara, Aceh
    Command Center, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh
    Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Kota Lhokseumawe, Aceh
    Kota Langsa, Aceh
    Kabupaten Aceh Timur, Aceh
    Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh
    Jorong Bukik Malanca, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatra Barat
    UPT BNPB Regional Sumatra Barat, Kota Padang, Sumatra Barat