Kementrian Lembaga: BNPB

  • KLH telusuri 8 perusahaan diduga melanggar aturan lingkungan di Sumut

    KLH telusuri 8 perusahaan diduga melanggar aturan lingkungan di Sumut

    Kita akan menganalisis dari semua sisi, apakah mencemarkan atau tidak

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menyatakan pemerintah menelusuri dugaan pelanggaran lingkungan oleh delapan perusahaan di Sumatera Utara (Sumut) menyusul bencana banjir dan longsor yang melanda kawasan tersebut.

    “Kita sedang telusurin,” kata Diaz usai menghadiri pelepasan ekspor udang bersertifikat bebas Cesium-137 di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Rabu.

    Ia menjelaskan terdapat 8 perusahaan yang beroperasi di kawasan Batang Toru dan yang akan dikaji menyeluruh oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), namun ia belum merinci nama-nama perusahaan tersebut.

    “Di Sumatera Utara itu, khususnya di Batang Toru, itu ada 8 perusahaan (yang ditelusuri),” ujar Diaz.

    Menurut dia, pemerintah akan menganalisis perusahaan-perusahaan itu dari berbagai aspek, mulai dari kondisi alam, ketentuan lahan, vegetasi, hingga kepatuhan terhadap perizinan dan ketentuan lingkungan hidup.

    “Kita akan menganalisis dari semua sisi, apakah mencemarkan atau tidak,” ujarnya menambahkan.

    Diaz menegaskan aparat penegakan hukum (Gakkum) akan menindaklanjuti bila ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan lingkungan hidup.

    “Akan ada tindak lanjut dari Gakkum kalau memang ada pelanggaran-pelanggaran,” ujarnya menegaskan.

    Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan dimaksud akan dipanggil untuk pemeriksaan perizinan dan kepatuhan lingkungan dalam waktu dekat.

    Diaz menambahkan penelusuran serupa juga dilakukan di wilayah terdampak lain, termasuk di Sumatera Barat.

    “Kita akan undang untuk lihat apakah perizinan sudah lengkap atau belum, minggu depan,” ungkapnya.

    Sementara itu, pemerintah melaporkan sejumlah daerah di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat masih mengalami dampak lanjutan bencana banjir dan longsor, dengan banyak warga kehilangan rumah dan membutuhkan bantuan kebutuhan dasar.

    Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disampaikan dalam acara tersebut, bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat telah mengakibatkan 712 orang meninggal dunia dan 500 orang masih dinyatakan hilang, disertai kebutuhan mendesak berupa pakaian layak pakai, air bersih, serta dukungan logistik lainnya bagi masyarakat terdampak.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bencana Sumatera, Polres Gumas kirim bantuan kemanusiaan

    Bencana Sumatera, Polres Gumas kirim bantuan kemanusiaan

    “Personel Polres Gumas juga menyerahkan sumbangan, sebagai simbol gotong royong institusi Polri, untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak musibah,”

    Palangka Raya (ANTARA) – Kepolisian Resor (Polres) Gunung Mas (Gumas), Kalimantan Tengah mengirim bantuan kemanusiaan untuk korban bencana alam banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera.

    Kapolres Gumas AKBP Heru Eko Wibowo di Kuala Kurun, Rabu, mengatakan paket bantuan yang dikirim kepada korban bencana alam Sumatera berisi pakaian, sarung, dan keperluan lainnya.

    “Personel Polres Gumas juga menyerahkan sumbangan, sebagai simbol gotong royong institusi Polri, untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak musibah,” ungkapnya.

    Ia menyebut, bantuan kemanusiaan ini merupakan wujud solidaritas tinggi dan kepedulian antarsesama anak bangsa, terhadap korban bencana alam yang melanda sebagian wilayah Pulau Sumatera.

    Jarak tidak menjadi hambatan untuk menyalurkan bantuan. Ia yakin bantuan yang dikirim, meski sederhana, dapat meringankan beban warga yang terdampak bencana dan membantu mereka dalam proses pemulihan.

    Dia juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran Polres Gumas, atas kepedulian sosial yang ditunjukkan melalui penggalangan bantuan.

    “Hari ini kita melepas bantuan kemanusiaan untuk saudara-saudara kita di Sumatera. Bencana adalah tanggung jawab bersama, dan sebagai warga negara kita wajib saling membantu,” imbuhnya.

    Ia pun menyampaikan duka mendalam atas bencana tersebut, seraya mendoakan agar masyarakat yang mengalami bencana diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.

    Diketahui, bencana hebat banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera menimbulkan duka mendalam bangsa ini. Ratusan orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya dinyatakan hilang dalam bencana tersebut.

    Berdasarkan data sementara di laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (2/12/2025) malam, bencana banjir dan longsor di Sumatera menyebabkan 753 orang meninggal dunia, 650 jiwa dinyatakan hilang dan sekitar 2.600 orang terluka.

    Pewarta: Rendhik Andika/Chandra
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warga Sibolga yang Menjarah Minimarket Saat Banjir Dibebaskan Polisi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Desember 2025

    Warga Sibolga yang Menjarah Minimarket Saat Banjir Dibebaskan Polisi Nasional 3 Desember 2025

    Warga Sibolga yang Menjarah Minimarket Saat Banjir Dibebaskan Polisi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan akan membebaskan warga yang menjarah minimarket di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut).
    Penjarahan itu dilakukan usai warga kesulitan mendapatkan
    bantuan makanan
    pasca banjir bandang dan tanah longsor yang menyerang wilayah tersebut.
    “Adanya informasi penjarahan, bahwa sampai saat ini sudah tidak ada lagi yang diamankan, semua kita lepas,” kata Listyo dalam konferensi pers penanganan
    bencana banjir
    dan longsor di Posko Terpadu TNI, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025).
    Ia memahami, masyarakat terpaksa menjarah karena membutuhkan makanan.
    Mereka kelaparan setelah dilanda musibah berhari-hari.
    “Saat itu mereka hanya membutuhkan logistik makanan, saat ini semuanya sudah dilepas,” jelas dia.
    Sebelumnya diberitakan, sejumlah minimarket menjadi sasaran penjarahan korban banjir di Sibolga, Sumatera Utara, dan sekitarnya pada Sabtu (29/11/2025).
    Salah satu warga, Baim, mengaku dirinya terpaksa menjarah minimarket di kota Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, karena minimnya bantuan.
    “Kami terpaksa mengambil ini karena bantuan untuk makan tidak juga datang,” kata dia, dikutip dari Kompas.id, Senin (1/12/2025).
    Bersama dengan tiga temannya, dia mengambil beberapa air mineral, camilan, sosis, dan yoghurt.
    “Ini bukan buat saya, tapi buat orang di rumah. Ada sepuluh orang di rumah, termasuk om, sama nenek,” lanjut Baim mengungkap alasannya menjarah minimarket di kota tersebut.
    Menurut pengakuannya, petugas keamanan tidak memberikan penindakan ketika penjarahan dilakukan.
    Bantuan dari donatur pribadi dan komunitas baru datang pada Minggu (30/11/2025) malam.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, penjarahan dipicu oleh bantuan untuk korban banjir di Sumatera Utara yang tak kunjung diterima karena terkendala akses ke lokasi.
    “Sebenarnya bukan minim (bantuan), tetapi memang akses darat dari Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, itu belum tembus ke Sibolga,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/12/2025).
    Untuk menyalurkan bantuan, Abdul mengatakan bahwa pihaknya harus menempuh jalur udara menggunakan armada helikopter.
    Upaya ini sudah dilakukan sejak 3-4 hari yang lalu.
    Namun, armada udara itu tidak sanggup menampung atau membawa banyak logistik.
    “Tapi karena tonase angkutan melalui udara ini tidak sebesar tonase angkutan kalau menggunakan truk, sehingga proses pemenuhan kebutuhan logistik membutuhkan waktu,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Listyo: Polisi Lepaskan Semua Warga yang Lakukan Penjarahan saat Banjir Sumatra

    Kapolri Listyo: Polisi Lepaskan Semua Warga yang Lakukan Penjarahan saat Banjir Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa isu penjarahan yang sempat muncul pada awal masa tanggap darurat banjir Sumatra kini sudah dapat ditangani.

    Listyo memastikan ahwa seluruh warga yang sebelumnya diamankan atas aksi penjarahan sudah dilepaskan.

    “Adanya informasi penjarahan, bahwa sampai saat ini sudah tidak ada lagi yang diamankan. Semua kita lepas,” ujarnya dalam keterangan pers di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).

    Lebih lanjut, dia menekankan bahwa kepolisian memahami kondisi masyarakat yang terdampak bencana dan memastikan penanganan dilakukan dengan mengedepankan pendekatan humanis.

    Menurutnya, kebutuhan mendesak warga terhadap logistik menjadi faktor utama yang memicu insiden tersebut.

    Kapolri memastikan aparat kepolisian tetap bersiaga untuk menjaga situasi tetap stabil, sekaligus mendukung distribusi bantuan bersama TNI dan BNPB.

    Pemerintah, ujar dia, terus mempercepat penyaluran logistik agar kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi tanpa hambatan.

    “Jadi kami juga paham saat itu mereka hanya membutuhkan logistik, makanan. Saat ini semuanya sudah dilepas,” pungkas Listyo.

    Berdasarkan catatan Bisnis.com, warga yang telah terisolasi sejak Senin (25/11/2025) dilaporkan beramai-ramai menerobos masuk ke gudang. Mereka merobohkan pagar gerbang, merusak gembok, dan mengambil beras serta minyak goreng yang tersimpan di dalam gudang.

    “Kami memahami bahwa masyarakat sedang berada dalam situasi darurat akibat bencana banjir yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan terputusnya akses pangan,” kata Kepala Bulog Kanwil Sumut Budi Cahyanto, Minggu (30/11/2025).

  • Banjir dan Longsor Sumatera, BNPB Catat 753 Korban Jiwa dan 650 Warga Hilang

    Banjir dan Longsor Sumatera, BNPB Catat 753 Korban Jiwa dan 650 Warga Hilang

    Jakarta: Banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat meninggalkan dampak kemanusiaan yang besar. 

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru per Rabu, 3 Desember 2025 pukul 12.00 WIB, yang menggambarkan skala bencana yang begitu luas.

    BNPB menyebut 753 jiwa meninggal dunia, sementara 650 orang masih dinyatakan hilang. Selain itu, lebih dari 2.600 warga mengalami luka-luka akibat bencana yang memukul tiga provinsi tersebut sejak akhir November.
    Kerusakan rumah dan fasilitas publik meluas
    Tak hanya menimbulkan korban jiwa, bencana banjir dan longsor ini juga menyebabkan kerusakan fisik yang signifikan.

    Menurut BNPB, terdapat 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak sedang, dan 3.700 rumah rusak ringan. 
     

    Kerusakan fasilitas umum juga tidak kalah parah. Berdasarkan data BNPB itu kerusakan pada infrastruktur jembatan sebesar 39,34 persen, fasilitas peribadahan sebesar 16,97 persen, fasilitas pendidikan sebesar 42,5 persen, dan sebesar 1,18 persen fasilitas kesehatan.

    Kerusakan ini memperlambat proses evakuasi dan distribusi bantuan, sekaligus menghambat aktivitas warga yang terdampak.
    Ratusan ribu mengungsi
    Dalam laporan yang sama, BNPB menyebut 576.300 warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

    Secara keseluruhan, sebanyak 3,3 juta jiwa tercatat terdampak banjir dan longsor di tiga provinsi. Skala persebaran bencana juga sangat luas, mencakup 49 kabupaten.

    Jakarta: Banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat meninggalkan dampak kemanusiaan yang besar. 
     
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru per Rabu, 3 Desember 2025 pukul 12.00 WIB, yang menggambarkan skala bencana yang begitu luas.
     
    BNPB menyebut 753 jiwa meninggal dunia, sementara 650 orang masih dinyatakan hilang. Selain itu, lebih dari 2.600 warga mengalami luka-luka akibat bencana yang memukul tiga provinsi tersebut sejak akhir November.
    Kerusakan rumah dan fasilitas publik meluas
    Tak hanya menimbulkan korban jiwa, bencana banjir dan longsor ini juga menyebabkan kerusakan fisik yang signifikan.

    Menurut BNPB, terdapat 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak sedang, dan 3.700 rumah rusak ringan. 
     

    Kerusakan fasilitas umum juga tidak kalah parah. Berdasarkan data BNPB itu kerusakan pada infrastruktur jembatan sebesar 39,34 persen, fasilitas peribadahan sebesar 16,97 persen, fasilitas pendidikan sebesar 42,5 persen, dan sebesar 1,18 persen fasilitas kesehatan.
     
    Kerusakan ini memperlambat proses evakuasi dan distribusi bantuan, sekaligus menghambat aktivitas warga yang terdampak.
    Ratusan ribu mengungsi
    Dalam laporan yang sama, BNPB menyebut 576.300 warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
     
    Secara keseluruhan, sebanyak 3,3 juta jiwa tercatat terdampak banjir dan longsor di tiga provinsi. Skala persebaran bencana juga sangat luas, mencakup 49 kabupaten.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • KKP percepat pemulihan tambak udang terdampak banjir Sumatera

    KKP percepat pemulihan tambak udang terdampak banjir Sumatera

    Kita ketahui bersama, di wilayah tersebut banyak tambak udang dan itu rata semuanya..,

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempercepat pemulihan tambak-tambak udang yang terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat agar pasokan dan stabilitas rantai pasok industri udang nasional tetap terjaga.

    Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan sekaligus Komandan Satgas KKP Peduli Bencana Sumatera Pung Nugroho Saksono mengatakan, wilayah pesisir yang selama ini menopang produksi udang ikut terimbas bencana.

    “Kita ketahui bersama, di wilayah tersebut banyak tambak udang dan itu rata semuanya. Satgas KKP kerja cepat agar pemulihan rantai produksi bisa segera dilakukan,” kata Pung saat menyampaikan laporan dalam kegiatan pelepasan ekspor udang bersertifikat bebas Cesium-137 di Jakarta, Rabu.

    Ia menambahkan, Satgas telah mengarahkan armada laut dan udara, termasuk kapal pengawas dan satu pesawat patroli, membawa bantuan ke Aceh sejak 2 Desember untuk menjangkau lokasi yang masih terisolasi serta membantu pemulihan ekonomi masyarakat pesisir.

    Pada tahap awal, KKP mendirikan posko terpadu dan menyalurkan sedikitnya 10 ton bantuan logistik ke Lhokseumawe, serta menyiapkan dapur umum bersama unsur pemerintah daerah dan relawan guna memastikan distribusi bantuan tepat sasaran.

    Sebelumnya, KKP juga telah menerjunkan armada laut dan udara serta mengirim logistik bantuan ke kawasan terdampak bencana di Sumatera.

    Melalui pesawat pengawasan dan kapal patroli, kementerian mengirim 10.000 kaleng ikan olahan serta kebutuhan pokok lainnya ke Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Banjir bandang dan longsor di Sumatera telah menimbulkan kerusakan fasilitas budidaya dan mengganggu mata pencaharian sebagian masyarakat pesisir yang menjadi tulang punggung pasokan udang nasional.

    KKP juga terus menerima dan menghimpun donasi berbagai pihak untuk mempercepat pemulihan.

    Menurut Pung, Satgas berkolaborasi dengan TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah daerah, dan unit pelaksana teknis KKP untuk memastikan pemulihan ekonomi masyarakat perikanan berjalan terukur dan berkelanjutan.

    “Kami terus mengidentifikasi kebutuhan masyarakat kelautan dan perikanan di lapangan, dan memastikan bantuan yang diberikan benar-benar sampai kepada mereka yang terdampak,” ungkapnya.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, pemerintah akan terus mendampingi pemulihan usaha perikanan di Sumatera karena sektor tersebut menyerap banyak tenaga kerja.

    “Selain sembako, yang mendesak adalah pakaian dan air bersih. Pemerintah menggerakkan bantuan besar-besaran untuk meringankan beban masyarakat, termasuk yang menggantungkan hidupnya pada tambak udang,” ujar Zulhas.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menata Ulang Hidup di Rumah Berdinding Anyaman Kayu

    Menata Ulang Hidup di Rumah Berdinding Anyaman Kayu

    Kepala Desa Mekarsari M. Ilham Maulana menjelaskan Kampung KDM singkatan yang diberikan warga sebagai bentuk apresiasi kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. 

    Dari target 28 rumah, saat ini 26 unit rumah telah berdiri di lahan seluas 2.700 meter persegi yang menampung 21 KK dari Desa Mekarsari. 

    “Total semua dari Pak Gubernur ada 20 unit rumah, Pak Bupati 5 unit, dan dari desa kita baru 1 unit. Sekarang sudah 26 unit yang berdiri,” jelas Ilham.

    Rumah-rumah tersebut dibangun dengan desain unik, yakni rumah panggung berukuran 5×7 meter, dengan ruang utama 5×5 meter dan dapur dan WC seluas 5 meter. Ilham menyebut desain ini adalah permintaan khusus dari Gubernur Jawa Barat. 

    “Pak Gubernur langsung meminta supaya pembangunan itu dikembalikan ke ornamen zaman dulu. Inginnya rumah panggung,” ujarnya. 

    Desain rumah panggung ini berbeda dengan rencana awal BNPB yang mengusulkan bangunan permanen. Menurut Misbah, desain kayu ini memberikan kenyamanan.

    “Kalau di sini adem, kalau panas gini kita masuk ke dalam enak adem gitu. Ini karena kayu, jadi tidak dingin kalau malam,” tuturnya.  

    Anggaran untuk pembangunan ini mencapai ratusan juta rupiah. Meliputi bantuan provinsi sejumlah Rp 800 juta, dengan rincian Rp 40 juta kali 20 unit rumah, bersumber dari CSR Bank BJB.

    “Jadi Rp 800 juta itu dari Gubernur, Rp 200 juta dari Bupati, dari desa baru satu di angka Rp 40 juta,” jelasnya. 

    Misbah, yang kini kembali bekerja sebagai petani sawah dan kebun di sekitar lokasi baru, merasakan manfaat relokasi ini. 

    “Paling kita dari rumah yang awal dipindah ke sini. Kita tinggal terima kunci saja, tidak ada biaya tambahan,” katanya.

     

  • TNI Kirim Bantuan ke Aceh Tamiang, Logistik Diterjunkan Pakai Parasut dari Pesawat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Desember 2025

    TNI Kirim Bantuan ke Aceh Tamiang, Logistik Diterjunkan Pakai Parasut dari Pesawat Nasional 3 Desember 2025

    TNI Kirim Bantuan ke Aceh Tamiang, Logistik Diterjunkan Pakai Parasut dari Pesawat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendistribusikan bantuan logistik untuk warga yang masih terisolasi akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kualasimpang, Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (2/12/2025).
    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes
    TNI
    Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan logistik tersebut dibawa oleh dua pesawat angkut milik TNI Angkatan Udara, CN-295 A-2904 dan C-130J Super Hercules.
    Sementara itu, pendistribusian menggunakan metode
    airdrop
    yang dilengkapi dengan parasut.
    “Pesawat C-130J Super Hercules 1340 juga turut memperkuat operasi kemanusiaan dengan melaksanakan
    dropping
    20 bendel LCA paket bantuan dengan total berat 2,5 ton,” kata Freddy, dalam siaran pers, Rabu (3/12/2025).
    Menurut dia, kapasitas angkut besar dan jangkauan luas yang dimiliki Hercules menjadikan peran vital dalam pengiriman bantuan skala besar ke wilayah terdampak.
    “Pesawat CN-295 A-2904 menyalurkan bantuan melalui penerjunan sebanyak 90 helibox berisi bahan kebutuhan pokok dan perlengkapan darurat. Penerjunan dilakukan dalam tiga kali penurunan dengan total beban 450 kilogram,” kata dia.
    Dalam hal ini, Freddy menuturkan metode
    airdrop
    digunakan karena sebagian besar akses darat masih terputus akibat tingginya genangan dan kondisi medan yang belum memungkinkan dilalui kendaraan.
    Diberitakan sebelumnya, sebanyak 753 jiwa dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 
    Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 yang tertulis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) menunjukkan jumlah korban jiwa, korban hilang, dan korban luka-luka. 
    “Jumlah meninggal dunia 753 jiwa, hilang 650 jiwa, dan korban luka-luka 2.600 jiwa,” tulis data tersebut pada Rabu (3/12/2025), sebagaimana dilihat Kompas.com pada pukul 06.30 WIB.
    Data Pusdatin BNPB juga memperlihatkan jumlah kerusakan pada rumah-rumah warga di tiga provinsi tersebut.
    Sebanyak 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak ringan, dan 3.700 rusak ringan.
    Banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan sejumlah fasilitas umum yang rusak, termasuk fasilitas pendidikan dan tempat ibadah.
    Sementara itu, jumlah pengungsi per hari ini mencapai 106.200 di Sumatera Barat, 538.000 di Sumatera Utara, dan 1,5 juta warga Aceh. 
    Dengan demikian, ada 141.800 warga Sumbar yang terdampak, 1,5 juta di Aceh, dan 1,7 juta di Sumut. 
    Total yang terdampak bencana ini adalah 3,3 juta jiwa. Data ini pun masih terus diperbarui oleh BNPB secara berkala.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Truk Bantuan Warga Kediri untuk Korban Bencana Sumatra Diberangkatkan, Mas Dhito: Semoga Berkah

    6 Truk Bantuan Warga Kediri untuk Korban Bencana Sumatra Diberangkatkan, Mas Dhito: Semoga Berkah

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak enam truk berisi sumbangan dari warga Kediri untuk korban bencana di Sumatera diberangkatkan dari Mako BPBD Kabupaten Kediri, menjadi salah satu pengiriman bantuan terbesar di Jawa Timur. Bantuan dikirim untuk mendukung penyintas banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Joko Sukrisno, menyampaikan bahwa jumlah bantuan dari warga Kediri sementara ini tercatat sebagai yang terbanyak se-Jawa Timur. Barang yang dikirim meliputi beras, kopi, teh, obat-obatan, pampers, pembalut wanita, roti kering, dan mie instan sebagai item terbanyak.

    “Kabarnya ini yang paling banyak di Jawa Timur. Untuk sementara, informasi yang saya dapatkan seperti itu. Karena kemarin kami lihat dari grup Kalaksa, Kabupaten Kediri yang paling banyak,” ujarnya.

    Dalam pemberangkatan tersebut, Stefanus juga menyampaikan pesan dari Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, yang berharap bantuan tersebut dapat membawa manfaat bagi korban terdampak.

    “Pesan dari Mas Dhito, ya semoga bantuan yang kita berikan ini dapat membawa berkah dan meringankan beban teman-teman kita yang berada di Sumatra,” terangnya.

    Mekanisme pengiriman bantuan dari Kediri ke wilayah terdampak diatur oleh BPBD Provinsi Jawa Timur dan dilakukan menggunakan pesawat untuk mempercepat distribusi.

    Sementara itu, data terbaru dari BNPB Indonesia menyebutkan bahwa sebanyak 708 orang telah dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi tersebut.

    Informasi itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapuspedatin) BNPB, Abdul Muhari, melalui jumpa pers yang disiarkan akun YouTube BNPB Indonesia pada Selasa (2/12/2025). [ADV PKP/nm]

  • Viral Video Banjir Bandang Sibolga, Netizen: Mirip Tsunami Aceh

    Viral Video Banjir Bandang Sibolga, Netizen: Mirip Tsunami Aceh

    Jakarta

    Sebuah video banjir bandang yang menerjang Kota Sibolga, Sumatera Utara, viral di media sosial X. Rekaman dramatis berdurasi 15 detik itu membuat ribuan netizen teringat pada tragedi tsunami Aceh 2004 karena deras dan tingginya arus banjir.

    Video tersebut diunggahakun @WeatherMonitors pada Selasa (2/12/2025) malam. Dalam rekamannya, empat warga berdiri di balkon rumah sambil menatap cemas ke arah banjir bandang yang mengamuk.

    Arus air cokelat pekat membawa puing-puing rumah, kendaraan, dan kayu-kayu besar, menyapu habis apa saja di jalurnya. Di latar belakang, terlihat deretan rumah-rumah yang sebagian sudah porak-poranda, dikelilingi banjir nyaris menyentuh atap. Hingga kini, unggahan itu telah ditonton lebih dari 134 ribu kali, dengan ribuan like dan repost.

    Netizen di X ramai bereaksi terhadap video tersebut, banyak yang membandingkannya dengan tsunami Aceh karena skala kehancurannya yang masif.

    “Kupikir awalnya ini video Aceh tahun 2004 yang diambil dari balkon waktu tsunami ternyata ini video 2025 banjir Sumatera,” ujar @2199063112lb.

    “persis TSUNAMI ACEH suasananya !!!” kata @brandojtdaunan.

    “Menyayat hati. 753 jiwa melayang dan seluruh masyarakat tertimbun lumpur di Sibolga dan sekitarnya. Belasungkawa terdalam saya untuk seluruh keluarga yang berduka malam ini. Semoga mereka yang hilang segera ditemukan dan semoga Indonesia diberikan kekuatan dalam menghadapi tragedi ini,” tulis @TechSoulGeeta mengomentari video.

    Untuk diketahui, seperti dikutip dari detiknews, BNPB telah memperbarui data rekapitulasi terdampak bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. BNPB mengungkapkan per pagi ini korban meninggal dunia mencapai 753 jiwa.

    Data ini dilihat di website resmi BNPB pukul 07.15 WIB, Rabu (3/12/2025). Tertulis jumlah korban meninggal 753 jiwa, kemudian orang hilang sebanyak 650 jiwa, dan korban terluka sebanyak 2.600 jiwa.

    Sebanyak 576.300 orang tercatat mengungsi. Jumlah pengungsi ini tersebar di Sumut, Aceh, dan Sumbar. Selain itu, BNPB mendata rumah warga yang mengalami kerusakan dan kerusakan pada fasilitas umum. Berikut datanya:

    Jembatan rusak sebanyak 299⁠Fasilitas peribadatan rusak sebanyak 129⁠Fasilitas kesehatan rusak ada 9⁠Fasilitas pendidikan rusak sebanyak 323⁠Rumah warga rusak berat sebanyak 3.600⁠Rumah warga rusak sedang sebanyak 2.100⁠Rumah warga rusak ringan sebanyak 3.700

    Secara keseluruhan jumlah korban terdampak dalam bencana ini di Sumut, Aceh, dan Sumbar tercatat 3,3 juta jiwa. BNPB juga mencatat ada 50 kabupaten terdampak bencana.

    (afr/afr)