Kementrian Lembaga: BNPB

  • Demokrat Pamekasan Doa Bersama untuk Korban Banjir Aceh-Sumatra

    Demokrat Pamekasan Doa Bersama untuk Korban Banjir Aceh-Sumatra

    Pamekasan (beritajatim.com) – Ratusan kader Partai Demokrat Pamekasan, menggelar dzikir dan doa bersama untuk para korban bencana banjir bandang yang terjadi di Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.

    Dzikir dan doa tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan Safari Kecamatan Partai Demokrat Pamekasan, di Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Minggu (7/12/2025). Diikuti jajaran Pengurus Anak Cabang (PAC), ranting dan kader tersebut sebagai rangkaian dari kegiatan serupa yang dilaksanakan di setiap daerah pemilihan (dapil) berbeda.

    “Dzikir dan doa bersama ini kita laksanakan untuk para korban bencana banjir bandang di Aceh dan Sumatera, sekaligus doa bersama memohon kesehatan, keselamatan, ketabahan dan kesabaran bagi para korban terdampak,” kata Ketua DPC Demokrat Pamekasan, Ismail.

    Bencana nasional yang mengakibatkan rakyat kehilangan tempat tinggal, harta benda hingga mengakibatkan ratusan korban jiwa, juga diharapkan dapat menjadi pelajaran bersama. “Dari kondisi ini kita berharap semoga penderitaan para korban segera berakhir, serta dapat memulai kembali dengan kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.

    “Kegiatan ini bukan sekedar bentuk ibadah, tetapi wujud nyata sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyat Indonesia, khususnya mereka yang sedang dilanda musibah. Kami hadir mengirimkan doa terbaik bagi para korban yang telah mendahului kita semua, serta memohon kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan,” imbuhnya.

    Tidak hanya itu, politisi yang tercatat sebagai Wakil Ketua DPRD Pamekasan, juga sangat berharap doa terbaik kepada Sang Pencipta Alam, Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Tentu kita sangat berharap semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dan memulihkan daerah-daerah terdampak bencana,” harapnya.

    “Hal ini tentunya menjadi empati bagi kita semua untuk bersatu dalam doa dan aksi kemanusiaan, mari kita bersama-sama berdoa untuk saudara-saudara kita agar selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT, mereka yang telah wafat semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” sambung Ismail.

    Selain itu, pihaknya juga memberi perhatian khusus terhadap upaya pencarian, penyelamatan, dan penyaluran bantuan yang sedang dilakukan oleh berbagai unsur, termasuk BNPB, TNI, Polri, pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, dan relawan setempat.

    “Kita doakan agar proses rehabilitasi dan bantuan cepat bagi para korban dapat berjalan lancar. Semoga para petugas yang berada di lapangan diberikan kekuatan untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak,” pungkasnya. [pin]

  • Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Anggaran Rp51,82 Triliun, Prabowo: Kemampuan Kita Ada

    Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Anggaran Rp51,82 Triliun, Prabowo: Kemampuan Kita Ada

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mencatat data sementara menunjukkan anggaran yang dibutuhkan Rp51,82 triliun untuk memulihkan keadaan di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat ke keadaan semula. Itu termausk upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. 

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan, nilai perkiraan sementara anggaran yang dibutuhkan itu berdasarkan penghitungan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terhadap kerusakan akibat bencana tersebut.

    Apabila mengacu pada nilai perkiraan anggaran yang dibutuhkan, tingkat kerusakan paling besar terdampak yakni Aceh di mana dibutuhkan anggaran sekitar Rp25,41 triliun. 

    “Tadi dari Bapak Menteri PU, khusus untuk Aceh saja pemulihan sampai dengan saat ini ke kondisi seperti semula membutuhkan anggaran Rp25,41 triliun,” ujarnya pada rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Aceh, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden (Setpres), Minggu (7/12/2025). 

    Di Aceh, terang Suharyanto, masih terdapat dua kabupaten yang terisolasi dan terdampak cukup berat. Terdapat akses jalan nasional yang juga masih putus. 

    Adapun dari segi komunikasi, sebanyak 15 dari 17 kabupaten/kota sudah pulih dan beberapa di antaranya menggunakan jaringan WiFi Starlink. 

    “Tidak ada lagi yang sama sekali tidak bisa berkomunikasi,” terang Suharyanto. 

    Adapun mengenai listrik, pemulihan sudah mencapai sekitar 81%. 

    Di sisi lain, jumlah rumah masyarakat yang rusak mencapai 37.546 bangunan baik rusak berat, sedang dan ringan. Kategori rusak berat termasuk yang tersapu oleh banjir.

    Kemudian, pemerintah mencatat ada dua kabupaten di Sumatra Utara yang masih terisolasi dari 17 yang terdampak. 

    Mengenai jaringan komunikasi, tingkat pemulihannya sudah mencapai 100% atau lebih baik dari Aceh, begitu pula dengan pemulihan listrik. 

    “Data sementara wilayah Sumatra Utara kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian PU, ini mengembalikan kondisi semula, rehabilitas, rekonstruksi membutuhkan anggaran sekitar Rp12,88 triliun. Data ini masih terus kami perbaiki secara terus menerus,” ujarnya.  

    Tidak berbeda jauh dengan Sumatra Utara, pemerintah mencatat masih ada dua kabupaten di Sumatra Barat yang perlu penanganan khusus. Komunikasi di provinsi tersebut juga sudah mencapai 100%, sebagaimana juga pasokan listrik. 

    “Untuk Sumatra Barat, hasil penghitungan sementara Kementerian PU untuk memulihkan ke sebelum terjadi bencana membutuhkan anggaran Rp13,52 triliun,” terang Suharyanto.

    ARAHAN PRABOWO

    Adapun Presiden Prabowo Subianto menyatakan pemerintah memiliki kemampuan yang cukup untuk memulihkan daerah terdampak bencana.

    “Kemampuan kita ada, kita lakukan dengan teliti dan manajemen yang baik,” ujar Prabowo dalam rapat tersebut.

    Pada hari ini Prabowo telah memantau kondisi terkini penanggulangan bencana di Aceh. Dia menyebut telah memantau langsung di antaranya pembangunan jembatan yang lumpuh, di mana pekerjaannya dilakukan oleh Kementerian PU dan TNI. 

    Prabowo mengaku mendapatkan laporan bahwa masih banyak kondisi yang cukup memprihatinkan, termasuk kondisi sawah dan sistem irigasi. 

    “Bendungan-bendungan cukup banyak yang jebol, yang besar-besar maupun yang kecil,” paparnya.  

    Prabowo turut berpesan perlunya pembangunan kembali rumah masyarakat. Dia menyebut pemerintah harus ikut membantu pembangunan kembali tempat tinggal masyarakat. 

    “Tetapi secara umum sementara saya melihat kegiatan kita cukup masif responsif, di beberapa tempat memang masih tantangan karena kondisi alam,” pungkasnya. 

  • Update Korban Jiwa Bencana Sumatera Jadi 921 Orang, Sejumlah Wilayah di Aceh Belum Bisa Diakses melalui Darat

    Update Korban Jiwa Bencana Sumatera Jadi 921 Orang, Sejumlah Wilayah di Aceh Belum Bisa Diakses melalui Darat

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jumlah korban jiwa akibat bencana alam di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus mengalami peningkatan seiring upaya yang dilakukan pemerintah di lapangan.

    Saat rapat terbatas (ratas) yang di Presiden Prabowo Subianto di Aceh pada Minggu (7/12),
    jumlah korban jiwa yang dilaporkan sudah mencapai angka 921 jiwa.

    Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto. Dia menyebut, jumlah korban jiwa itu tersebar dari tiga provinsi yang dilanda banjir bandang dan tanah longsor.

    “Kami laporkan bahwa korban jiwa per hari ini meninggal dunia 921 orang,” kata dia melaporkan data ke Prabowo dalam rapat seperti disiarkan YouTube akun Sekretariat Presiden, Minggu.

    Suharyanto juga menyampaikan 392 orang masih dilaporkan hilang setelah peristiwa banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

    “Mengungsi 975.079 orang. Ini di tiga provinsi baik Aceh, Sumut, dan Sumbar,” kata dia dalam rapat.

    Dia mengatakan sebanyak 366 jiwa dari 921 yang meninggal dunia dari peristiwa banjir dan longsor berada di Aceh. “Hilang 97 orang, dan mengungsi 914.202 orang,” ujarnya.

    Suharyanto dalam rapat juga mengatakan tiga akses nasional di Aceh masih terputus akibat bencana banjir dan longsor.

    Titik itu ialah jembatan yang menuju batas Pidie Jaya, yakni Meureudu, kemudian jalan yang menghubungkan Biruen dan Bener Meriah, serta perlintasan dari dan menuju Biruen-Aceh Utara.

    “Itu masih putus, sehingga mengakibatkan dua kabupaten atau kota di Biruen dan Aceh Tengah tidak bisa diakses darat,” kata Suharyanto. (fajar)

  • Besok Siang, Listrik di Aceh Bakal 100 Persen Menyala
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Desember 2025

    Besok Siang, Listrik di Aceh Bakal 100 Persen Menyala Nasional 7 Desember 2025

    Besok Siang, Listrik di Aceh Bakal 100 Persen Menyala
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Aliran listrik di Provinsi Aceh dilaporkan bakal menyala 100 persen pada Senin (8/12/2025) pukul 12.00 WIB.
    Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
    BNPB
    ) Letjen TNI Suharyanto dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden
    Prabowo
    dan Kementerian/Lembaga terkait.
    “Untuk listrik di Provinsi Aceh, ini dari 23 Kabupaten/Kota, per hari ini 81 persen, Bapak Presiden. Ini akan terus di-update,” kata Suharyanto dikutip Kompas.com dari siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (7/12/2025).
    “Tadi kami akan mendapatkan arahan dari Bapak Menteri ESDM. Besok siang, jam 12.00 WIB, seluruh Aceh ini sudah 100 persen (menyala),” tambah dia.
    Menanggapi hal tersebut, Prabowo terlihat senang sambil mengucapkan syukur kepada Tuhan.
    Lantas, dia pun mengonfirmasi langsung kepada Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang turut hadir dalam ratas tersebut.
    “Bisa, Pak,” jawab Bahlil.
    Bahlil juga menjelaskan hingga malam ini untuk wilayah Aceh Tengah listrik mulai menyala pukul 20.30 WIB. Lalu Listrik di Bener Meriah akan menyala mulai pukul 20.45 WIB. 
    Sedangkan
    listrik Aceh
    Tamiang diperkirakan mulai menyala 20.30 WIB. Sementara Gayo Lues sudah menyala sejak pagi. 
    “Kemudian untuk Banda Aceh full 100 persen, itu besok siang sampai besok malam. Kalau malam ini baru 95 persen,” tuturnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Sumatera, Kementerian PU Kebut Pemulihan Akses Utama di Aceh

    Banjir Sumatera, Kementerian PU Kebut Pemulihan Akses Utama di Aceh

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menegaskan fokus utama penanganan pascabencana di Aceh adalah memulihkan konektivitas jalan dan jembatan yang terputus akibat banjir dan longsor. 

    Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan seluruh personel teknis telah dikerahkan untuk memastikan akses warga dan jalur distribusi logistik kembali normal secepat mungkin.

    “Kami memastikan pemulihan akses utama di Aceh menjadi prioritas. Tim di lapangan bergerak maksimal, termasuk pemasangan jembatan bailey dan pembersihan material longsoran,” ujar Dody dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (7/12/2025).

    Upaya percepatan terus dilakukan pada infrastruktur yang terdampak, terutama jalan nasional dan jembatan yang hingga kini masih terputus. Dari total 477 lokasi bencana, kerusakan terbesar terjadi pada banjir tanggul kritis sebanyak 143 lokasi, disusul longsor 46 lokasi dan banjir akibat tanggul jebol di 36 lokasi.

    Balai dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian PU telah menyelesaikan 48,34% penanganan darurat. Bencana ini turut merusak 30 ruas jalan nasional dan 15 jembatan nasional. Beberapa akses strategis kini kembali bisa dilalui, termasuk jalur Banda Aceh-Meureudu, Lhokseumawe-Langsa, dan Kuala Simpang-Perbatasan Sumatera Utara.

    Meski begitu, sejumlah ruas masih terputus dan ditargetkan pulih bertahap hingga pertengahan Desember 2025. Untuk mempercepat konektivitas, Kementerian PU memasang jembatan bailey di Teupin Mane, Alue Kulus, Enang-enang, Weihni Rongka, hingga Timang Gajah.

    Material sebagian sudah berada di lokasi, sedangkan sisanya masih dalam proses mobilisasi ke Aceh. Salah satu yang menjadi prioritas adalah Jembatan Teupin Mane.

    Di luar sektor jalan, kerusakan juga melanda infrastruktur air minum dan permukiman. Sebanyak 20 sistem penyediaan air minum (SPAM) di 10 kabupaten/kota terdampak, termasuk satu instalasi pengolahan air di Kota Langsa. Berbagai infrastruktur sanitasi masyarakat, seperti Sanimas, TPS3R, dan fasilitas PISEW turut mengalami kerusakan.

    Untuk mendukung percepatan perbaikan, Kementerian PU mengerahkan alat berat dan logistik darurat, termasuk 41 ekskavator, 25 dump truck, tenda, perlengkapan sanitasi, serta bantuan dasar bagi warga yang masih mengungsi.

    Dody memastikan pemulihan dilakukan secara bertahap hingga seluruh layanan publik kembali berfungsi. “Kami tidak hanya memulihkan konektivitas, tetapi juga layanan dasar, seperti air bersih dan fasilitas permukiman. Masyarakat Aceh harus segera kembali pada aktivitas yang aman dan produktif,” ujarnya.

    Kementerian PU juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan BNPB hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi demi memastikan Aceh pulih sepenuhnya dan lebih tangguh menghadapi bencana di masa depan.

  • Komdigi Pasang Internet 100 Mbps di Lokasi Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Komdigi Pasang Internet 100 Mbps di Lokasi Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan perkembangan terbaru jaringan telekomunikasi pasca-banjir dan tanah longsor yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Berdasarkan data Sabtu (6/12/2025) tercatat ada 413 titik internet publik di tiga provinsi terdampak bencana yang telah berhasil dipulihkan dan digunakan masyarakat setempat. Sedangkan, 189 titik di lokasi bencana masih dalam proses pemulihan secara bertahap seiring mulai masuknya pasokan listrik dan BBM.

    Selain itu, Komdigi juga mengaktifkan 17 titik internet darurat berbasis satelit pemerintah, yakni Satria-1, untuk mem-backup layanan di lokasi yang infrastruktur telekomunikasinya masih belum pulih.

    Bahkan, Komdigi menyebutkan 17 titik layanan internet darurat itu dipastikan dibekali dengan kapasitas minimal 100 Mbps. Berikut daftar lokasinya:

    1. Bandara Dr Fredric Lumban Tobing, Pinangsori, Sibolga, Sumatera Utara
    2. SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Sibuluan Indah, Pandan, Tapanuni Tengah, Sumatera Utara
    3. RSUD Pandan, Sibolga, Tapanuni Tengah, Sumatera Utara
    4. Posko Kantor Kecamatan Tapian Nanuli, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
    5. Kantor BPBD Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
    6. Masjid Raya Pase Panton Labu, Tanah Jumbo Aye, Aceh Utara
    7. Masjid At Taqwa, Padang Meriah, Langkahan, Aceh Utara
    8. Posko Kantor Cmaat Indra Makmur, Aceh Timur
    9. Psko GOR Aceh Tamiang, Aceh Timur
    10. Pokso Masjid Al Ikhsan Sungapi Liput, Kejuruan Muda, Aceh Tamiang
    11. Posko Jorong Bukik Malanca, Malalak Timur, Agam, Sumatera Barat
    12. UPT BNPB Regional Padang, Padang, Sumatera Barat
    13. Posko Basarnas Koto Alam, Salareh Aia Timur, Agam, Sumatera Barat
    14. Posko Subarang Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat
    15. Posko SDN 04 Koto Ranah, Bayang Utara, Pesisir Selatan, Sumatera Barat
    16. Posko Utama BPBD Rumah Dinas Bupati, Agam, Sumatera Barat
    17. Gedung Nasional Jl. Dr. FL Tobing, Kota Sibolga, Sumatera Utara.

    Komdigi menjelaskan titik akses internet ini guna membantu posko, rumah sakit, sekolah, hingga bandara tetap terhubung di saat akses darat dan pasokan energi masih terbatas.

    “Selama pemulihan jaringan telekomunikasi masih berlangsung, akses internet darurat melalui satelit menjadi solusi. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan masyarakat dan petugas untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dalam rangka pemulihan bencana,” ujar Menkomdigi Meutya Hafid dikutip dari akun Instagram @kemkomdigi, Minggu (7/12/2025).

    (agt/agt)

  • Hasto Ungkap Aspirasi Warga ke PDIP, Ingin Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Desember 2025

    Hasto Ungkap Aspirasi Warga ke PDIP, Ingin Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional Nasional 7 Desember 2025

    Hasto Ungkap Aspirasi Warga ke PDIP, Ingin Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Sekretaris Jenderal (Sekjen) P-DIP, Hasto Kristiyanto, menyampaikan partainya menerima banyak aspirasi masyarakat agar penanganan banjir di Sumatera ditingkatkan menjadi bencana nasional.
    “Aspirasi yang diterima oleh PDI Perjuangan adalah mari kita bersama-sama dengan pemerintah agar mencanangkan ini menjadi
    bencana nasional
    ,” kata Hasto usai acara Konferensi Daerah dan Konferensi Cabang
    PDIP
    di Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/12/2025).
    Hasto mengatakan, peningkatan status menjadi bencana nasional dapat membangun kesadaran bersama untuk memitigasi bencana susulan.
    PDIP, kata dia, siap mendukung upaya pemerintah untuk bergerak cepat memitigasi bencana.
    “Inilah yang kemudian kita dorong, dan tidak ada salahnya aspirasi dari masyarakat untuk mencanangkan ini sebagai bencana nasional. Kita dengarkan agar ini memberikan dukungan politik bagi pemerintah dalam melakukan langkah-langkah penanggulangan bencana secara cepat dan efektif,” ujarnya.
    Sebelumnya, pemerintah mengungkapkan alasan tidak menetapkan status banjir di sejumlah wilayah di Sumatera sebagai bencana nasional.
    Menurutnya, sejauh ini penanganan yang diberikan sudah bertaraf nasional.
    Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno dalam konferensi pers di Posko Terpadu TNI, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025).
    “Penanganannya sudah nasional,” kata Pratikno, Rabu.
    Ia menyebut, Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan seluruh kementerian/lembaga, termasuk TNI/Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk mengerahkan sumber dayanya semaksimal mungkin dalam menangani bencana di Sumatera.
    “Jadi sekali lagi, penanganannya benar-benar penanganan full kekuatan secara nasional,” beber dia.
    Ia mengungkapkan, hal itu terjadi lantaran Kepala Negara menginstruksikan situasi bencana sebagai prioritas nasional.
    Dana dan logistik tersedia secara penuh dengan menggunakan Dana Siap Pakai (DSP).
    Prabowo menginstruksikan agar seluruh lembaga ekstra responsif dan fokus dalam penyelamatan korban, distribusi bantuan, dan pemulihan berbagai fasilitas dan layanan vital.
    Di sisi lain, ia menyampaikan, pemerintah akan terus waspada dan siap siaga mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan potensi hujan lebat, bahkan sangat lebat, hingga akhir tahun 2025.
    Termasuk di wilayah banjir bandang saat ini, serta Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pulihkan Objek Vital, PLN Terbangkan Genset untuk Listrik RSUD Datu Beru Takengon

    Pulihkan Objek Vital, PLN Terbangkan Genset untuk Listrik RSUD Datu Beru Takengon

    Jakarta: Untuk memastikan objek vital tetap menyala pascabencana, PLN bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerbangkan genset berkapasitas 250 kiloVolt Ampere (kVA) menggunakan helikopter Sikorsky S-61A dari Banda Aceh untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, pada Sabtu (6/12).
     
    Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, mengapresiasi respons cepat PLN dalam memulihkan kelistrikan pascabencana, meski akses medan sangat terbatas. Ia menekankan pentingnya upaya ini untuk menjaga layanan publik yang krusial seperti rumah sakit tetap beroperasi.
     
    “Kami atas nama masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah mengucapkan terima kasih kepada PLN yang hari ini meskipun jaringan listrik terputus tapi kami masih dapat pelayanan yang terbaik, yaitu untuk rumah sakit,” ujar Haili.

    Petugas PLN tengah menyiapkan genset untuk diangkut menggunakan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuju Takengon, Aceh Tengah, guna memulihkan pasokan listrik bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru. (dok. PLN)
     
    Direktur Utama RSUD Datu Beru, Takengon, Gusnarwin turut mengapresiasi gerak cepat PLN dalam memastikan layanan medis tetap berjalan meski jaringan listrik utama terdampak bencana.
     
    “Kami sangat terbantu dengan respons cepat PLN, listrik adalah nadi operasional rumah sakit. Dengan adanya genset ini, kami dapat memastikan ruang operasi,  layanan gawat darurat, dan perawatan pasien tetap berlangsung tanpa kendala. Ini benar-benar menyelamatkan banyak nyawa,” ujar Gusnarwin.
     
    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa langkah ini mencerminkan komitmen PLN dan kehadiran negara yang sigap dalam menjamin keberlangsungan layanan kesehatan pascabencana.

    Tampak salah satu ruang perawatan RSUD Datu Beru, Takengon, Aceh Tengah, kembali terang setelah pasokan listrik pulih menggunakan genset PLN. (dok. PLN)

    “Kami bergerak cepat memulihkan listrik di rumah sakit sebagai fasilitas vital bagi masyarakat. Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Kesehatan, Bapak Budi Gunadi Sadikin agar sektor layanan kesehatan mendapat prioritas energi, sehingga operasional medis tetap berjalan. Bagi kami ini bukan hanya tugas teknis, tetapi tanggung jawab kemanusiaan yang kami emban untuk masyarakat,” ujar Darmawan.
     
    Kolaborasi lintas sektor antara PLN, BNPB, dan TNI menjadi kunci keberhasilan dalam mempercepat pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak. Langkah ini juga menegaskan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa dalam memastikan layanan publik tetap berjalan di tengah kondisi darurat.
     
    “Kami ucapkan terima kasih atas dukungan luar biasa dari BNPB dan TNI yang memperkuat langkah kami di lapangan. Berkat sinergi ini, Alhamdulillah genset darurat dapat tiba di lokasi terdampak dengan cepat dan aman,” ujar Darmawan.
     

    Genset PLN berhasil diterbangkan dan tiba di Takengon, Aceh Tengah, melalui helikopter BNPB guna mempercepat pemulihan pasokan listrik di RSUD Datu Beru. (dok. PLN)

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi Aceh, Eddi Saputra, menambahkan bahwa pengiriman melalui udara menjadi solusi terbaik agar genset tiba tepat waktu di lokasi prioritas.
     
    “Pengiriman melalui udara menjadi satu-satunya opsi agar genset tiba secepatnya, karena seluruh akses darat menuju RSUD Datu Beru terputus dan tidak dapat dilalui akibat bencana. Dengan dukungan helikopter, proses distribusi dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit,” jelas Eddi.
     
    Lebih lanjut Eddi menambahkan bahwa setibanya genset di lokasi, petugas PLN bergerak cepat melakukan instalasi dan pengujian agar dapat beroperasi sebagai sumber listrik sementara. Langkah ini memastikan layanan kesehatan bagi masyarakat Aceh Tengah tetap berlangsung hingga jaringan utama kembali normal.
     
    “Dalam proses mobilisasi via udara diperlukan ketelitian yang tinggi. Material seberat 3,6 ton, yang terdiri atas genset seberat 2,6 ton dan trailer seberat 1 ton ini sempat gagal diterbangkan pada percobaan pertama. Namun, akhirnya berhasil diterbangkan pada percobaan kedua setelah penyesuaian beban serta titik angkat,” tutup Eddi.

     

    Jakarta: Untuk memastikan objek vital tetap menyala pascabencana, PLN bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerbangkan genset berkapasitas 250 kiloVolt Ampere (kVA) menggunakan helikopter Sikorsky S-61A dari Banda Aceh untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, pada Sabtu (6/12).
     
    Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, mengapresiasi respons cepat PLN dalam memulihkan kelistrikan pascabencana, meski akses medan sangat terbatas. Ia menekankan pentingnya upaya ini untuk menjaga layanan publik yang krusial seperti rumah sakit tetap beroperasi.
     
    “Kami atas nama masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah mengucapkan terima kasih kepada PLN yang hari ini meskipun jaringan listrik terputus tapi kami masih dapat pelayanan yang terbaik, yaitu untuk rumah sakit,” ujar Haili.
     

    Petugas PLN tengah menyiapkan genset untuk diangkut menggunakan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuju Takengon, Aceh Tengah, guna memulihkan pasokan listrik bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru. (dok. PLN)
     
    Direktur Utama RSUD Datu Beru, Takengon, Gusnarwin turut mengapresiasi gerak cepat PLN dalam memastikan layanan medis tetap berjalan meski jaringan listrik utama terdampak bencana.
     
    “Kami sangat terbantu dengan respons cepat PLN, listrik adalah nadi operasional rumah sakit. Dengan adanya genset ini, kami dapat memastikan ruang operasi,  layanan gawat darurat, dan perawatan pasien tetap berlangsung tanpa kendala. Ini benar-benar menyelamatkan banyak nyawa,” ujar Gusnarwin.
     
    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa langkah ini mencerminkan komitmen PLN dan kehadiran negara yang sigap dalam menjamin keberlangsungan layanan kesehatan pascabencana.
     

    Tampak salah satu ruang perawatan RSUD Datu Beru, Takengon, Aceh Tengah, kembali terang setelah pasokan listrik pulih menggunakan genset PLN. (dok. PLN)

    “Kami bergerak cepat memulihkan listrik di rumah sakit sebagai fasilitas vital bagi masyarakat. Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Kesehatan, Bapak Budi Gunadi Sadikin agar sektor layanan kesehatan mendapat prioritas energi, sehingga operasional medis tetap berjalan. Bagi kami ini bukan hanya tugas teknis, tetapi tanggung jawab kemanusiaan yang kami emban untuk masyarakat,” ujar Darmawan.
     
    Kolaborasi lintas sektor antara PLN, BNPB, dan TNI menjadi kunci keberhasilan dalam mempercepat pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak. Langkah ini juga menegaskan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa dalam memastikan layanan publik tetap berjalan di tengah kondisi darurat.
     
    “Kami ucapkan terima kasih atas dukungan luar biasa dari BNPB dan TNI yang memperkuat langkah kami di lapangan. Berkat sinergi ini, Alhamdulillah genset darurat dapat tiba di lokasi terdampak dengan cepat dan aman,” ujar Darmawan.
     

    Genset PLN berhasil diterbangkan dan tiba di Takengon, Aceh Tengah, melalui helikopter BNPB guna mempercepat pemulihan pasokan listrik di RSUD Datu Beru. (dok. PLN)
     

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi Aceh, Eddi Saputra, menambahkan bahwa pengiriman melalui udara menjadi solusi terbaik agar genset tiba tepat waktu di lokasi prioritas.
     
    “Pengiriman melalui udara menjadi satu-satunya opsi agar genset tiba secepatnya, karena seluruh akses darat menuju RSUD Datu Beru terputus dan tidak dapat dilalui akibat bencana. Dengan dukungan helikopter, proses distribusi dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit,” jelas Eddi.
     
    Lebih lanjut Eddi menambahkan bahwa setibanya genset di lokasi, petugas PLN bergerak cepat melakukan instalasi dan pengujian agar dapat beroperasi sebagai sumber listrik sementara. Langkah ini memastikan layanan kesehatan bagi masyarakat Aceh Tengah tetap berlangsung hingga jaringan utama kembali normal.
     
    “Dalam proses mobilisasi via udara diperlukan ketelitian yang tinggi. Material seberat 3,6 ton, yang terdiri atas genset seberat 2,6 ton dan trailer seberat 1 ton ini sempat gagal diterbangkan pada percobaan pertama. Namun, akhirnya berhasil diterbangkan pada percobaan kedua setelah penyesuaian beban serta titik angkat,” tutup Eddi.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Pulihkan Objek Vital, PLN Terbangkan Genset untuk Listrik RSUD Datu Beru Takengon

    Pulihkan Objek Vital, PLN Terbangkan Genset untuk Listrik RSUD Datu Beru Takengon

    Jakarta: Untuk memastikan objek vital tetap menyala pascabencana, PLN bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerbangkan genset berkapasitas 250 kiloVolt Ampere (kVA) menggunakan helikopter Sikorsky S-61A dari Banda Aceh untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, pada Sabtu (6/12).
     
    Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, mengapresiasi respons cepat PLN dalam memulihkan kelistrikan pascabencana, meski akses medan sangat terbatas. Ia menekankan pentingnya upaya ini untuk menjaga layanan publik yang krusial seperti rumah sakit tetap beroperasi.
     
    “Kami atas nama masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah mengucapkan terima kasih kepada PLN yang hari ini meskipun jaringan listrik terputus tapi kami masih dapat pelayanan yang terbaik, yaitu untuk rumah sakit,” ujar Haili.

    Petugas PLN tengah menyiapkan genset untuk diangkut menggunakan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuju Takengon, Aceh Tengah, guna memulihkan pasokan listrik bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru. (dok. PLN)
     
    Direktur Utama RSUD Datu Beru, Takengon, Gusnarwin turut mengapresiasi gerak cepat PLN dalam memastikan layanan medis tetap berjalan meski jaringan listrik utama terdampak bencana.
     
    “Kami sangat terbantu dengan respons cepat PLN, listrik adalah nadi operasional rumah sakit. Dengan adanya genset ini, kami dapat memastikan ruang operasi,  layanan gawat darurat, dan perawatan pasien tetap berlangsung tanpa kendala. Ini benar-benar menyelamatkan banyak nyawa,” ujar Gusnarwin.
     
    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa langkah ini mencerminkan komitmen PLN dan kehadiran negara yang sigap dalam menjamin keberlangsungan layanan kesehatan pascabencana.

    Tampak salah satu ruang perawatan RSUD Datu Beru, Takengon, Aceh Tengah, kembali terang setelah pasokan listrik pulih menggunakan genset PLN. (dok. PLN)

    “Kami bergerak cepat memulihkan listrik di rumah sakit sebagai fasilitas vital bagi masyarakat. Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Kesehatan, Bapak Budi Gunadi Sadikin agar sektor layanan kesehatan mendapat prioritas energi, sehingga operasional medis tetap berjalan. Bagi kami ini bukan hanya tugas teknis, tetapi tanggung jawab kemanusiaan yang kami emban untuk masyarakat,” ujar Darmawan.
     
    Kolaborasi lintas sektor antara PLN, BNPB, dan TNI menjadi kunci keberhasilan dalam mempercepat pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak. Langkah ini juga menegaskan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa dalam memastikan layanan publik tetap berjalan di tengah kondisi darurat.
     
    “Kami ucapkan terima kasih atas dukungan luar biasa dari BNPB dan TNI yang memperkuat langkah kami di lapangan. Berkat sinergi ini, Alhamdulillah genset darurat dapat tiba di lokasi terdampak dengan cepat dan aman,” ujar Darmawan.
     

    Genset PLN berhasil diterbangkan dan tiba di Takengon, Aceh Tengah, melalui helikopter BNPB guna mempercepat pemulihan pasokan listrik di RSUD Datu Beru. (dok. PLN)

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi Aceh, Eddi Saputra, menambahkan bahwa pengiriman melalui udara menjadi solusi terbaik agar genset tiba tepat waktu di lokasi prioritas.
     
    “Pengiriman melalui udara menjadi satu-satunya opsi agar genset tiba secepatnya, karena seluruh akses darat menuju RSUD Datu Beru terputus dan tidak dapat dilalui akibat bencana. Dengan dukungan helikopter, proses distribusi dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit,” jelas Eddi.
     
    Lebih lanjut Eddi menambahkan bahwa setibanya genset di lokasi, petugas PLN bergerak cepat melakukan instalasi dan pengujian agar dapat beroperasi sebagai sumber listrik sementara. Langkah ini memastikan layanan kesehatan bagi masyarakat Aceh Tengah tetap berlangsung hingga jaringan utama kembali normal.
     
    “Dalam proses mobilisasi via udara diperlukan ketelitian yang tinggi. Material seberat 3,6 ton, yang terdiri atas genset seberat 2,6 ton dan trailer seberat 1 ton ini sempat gagal diterbangkan pada percobaan pertama. Namun, akhirnya berhasil diterbangkan pada percobaan kedua setelah penyesuaian beban serta titik angkat,” tutup Eddi.

     

    Jakarta: Untuk memastikan objek vital tetap menyala pascabencana, PLN bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerbangkan genset berkapasitas 250 kiloVolt Ampere (kVA) menggunakan helikopter Sikorsky S-61A dari Banda Aceh untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, pada Sabtu (6/12).
     
    Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, mengapresiasi respons cepat PLN dalam memulihkan kelistrikan pascabencana, meski akses medan sangat terbatas. Ia menekankan pentingnya upaya ini untuk menjaga layanan publik yang krusial seperti rumah sakit tetap beroperasi.
     
    “Kami atas nama masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah mengucapkan terima kasih kepada PLN yang hari ini meskipun jaringan listrik terputus tapi kami masih dapat pelayanan yang terbaik, yaitu untuk rumah sakit,” ujar Haili.
     

    Petugas PLN tengah menyiapkan genset untuk diangkut menggunakan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuju Takengon, Aceh Tengah, guna memulihkan pasokan listrik bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru. (dok. PLN)
     
    Direktur Utama RSUD Datu Beru, Takengon, Gusnarwin turut mengapresiasi gerak cepat PLN dalam memastikan layanan medis tetap berjalan meski jaringan listrik utama terdampak bencana.
     
    “Kami sangat terbantu dengan respons cepat PLN, listrik adalah nadi operasional rumah sakit. Dengan adanya genset ini, kami dapat memastikan ruang operasi,  layanan gawat darurat, dan perawatan pasien tetap berlangsung tanpa kendala. Ini benar-benar menyelamatkan banyak nyawa,” ujar Gusnarwin.
     
    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa langkah ini mencerminkan komitmen PLN dan kehadiran negara yang sigap dalam menjamin keberlangsungan layanan kesehatan pascabencana.
     

    Tampak salah satu ruang perawatan RSUD Datu Beru, Takengon, Aceh Tengah, kembali terang setelah pasokan listrik pulih menggunakan genset PLN. (dok. PLN)

    “Kami bergerak cepat memulihkan listrik di rumah sakit sebagai fasilitas vital bagi masyarakat. Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Kesehatan, Bapak Budi Gunadi Sadikin agar sektor layanan kesehatan mendapat prioritas energi, sehingga operasional medis tetap berjalan. Bagi kami ini bukan hanya tugas teknis, tetapi tanggung jawab kemanusiaan yang kami emban untuk masyarakat,” ujar Darmawan.
     
    Kolaborasi lintas sektor antara PLN, BNPB, dan TNI menjadi kunci keberhasilan dalam mempercepat pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak. Langkah ini juga menegaskan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa dalam memastikan layanan publik tetap berjalan di tengah kondisi darurat.
     
    “Kami ucapkan terima kasih atas dukungan luar biasa dari BNPB dan TNI yang memperkuat langkah kami di lapangan. Berkat sinergi ini, Alhamdulillah genset darurat dapat tiba di lokasi terdampak dengan cepat dan aman,” ujar Darmawan.
     

    Genset PLN berhasil diterbangkan dan tiba di Takengon, Aceh Tengah, melalui helikopter BNPB guna mempercepat pemulihan pasokan listrik di RSUD Datu Beru. (dok. PLN)
     

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi Aceh, Eddi Saputra, menambahkan bahwa pengiriman melalui udara menjadi solusi terbaik agar genset tiba tepat waktu di lokasi prioritas.
     
    “Pengiriman melalui udara menjadi satu-satunya opsi agar genset tiba secepatnya, karena seluruh akses darat menuju RSUD Datu Beru terputus dan tidak dapat dilalui akibat bencana. Dengan dukungan helikopter, proses distribusi dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit,” jelas Eddi.
     
    Lebih lanjut Eddi menambahkan bahwa setibanya genset di lokasi, petugas PLN bergerak cepat melakukan instalasi dan pengujian agar dapat beroperasi sebagai sumber listrik sementara. Langkah ini memastikan layanan kesehatan bagi masyarakat Aceh Tengah tetap berlangsung hingga jaringan utama kembali normal.
     
    “Dalam proses mobilisasi via udara diperlukan ketelitian yang tinggi. Material seberat 3,6 ton, yang terdiri atas genset seberat 2,6 ton dan trailer seberat 1 ton ini sempat gagal diterbangkan pada percobaan pertama. Namun, akhirnya berhasil diterbangkan pada percobaan kedua setelah penyesuaian beban serta titik angkat,” tutup Eddi.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Banjir Bandang Aceh Timur: 47 Meninggal, 1.200 Luka-luka

    Banjir Bandang Aceh Timur: 47 Meninggal, 1.200 Luka-luka

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur melaporkan sebanyak 10.715 rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan setelah banjir bandang menerjang 24 kecamatan pada pekan lalu. Laporan resmi yang dirilis pada Minggu (7/12/2025) itu juga menyebut sedikitnya 47 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.200 warga luka-luka akibat bencana tersebut.

    Lebih dari 204.000 penduduk terpaksa mengungsi, dengan proses evakuasi dan penyaluran bantuan terhambat pemadaman listrik, pasokan bahan bakar yang minim, serta jembatan yang runtuh sehingga banyak wilayah masih terisolasi.

    Kepala BPBD Aceh Timur, Afifullah mengatakan, data yang disampaikan bersifat sementara karena pendataan lapangan masih berjalan.

    “Angka tersebut dapat berubah seiring membaiknya akses ke daerah terdampak,” ujarnya.

    Menurut BPBD, korban luka terdiri dari 894 orang luka ringan dan 306 orang luka berat. Para korban dirawat di fasilitas kesehatan yang masih beroperasi, sementara lainnya mendapatkan penanganan medis di posko-posko sementara di lokasi evakuasi.

    Dari bangunan yang rusak, 3.823 kategori rusak berat, 3.316 rusak sedang, dan 3.576 rusak ringan. Kerusakan mencakup rumah, jembatan yang runtuh, jalan yang terkena longsor, sekolah, tempat ibadah, meunasah, dermaga, serta fasilitas publik lainnya.

    “Kerusakan infrastruktur telah mengganggu aktivitas ekonomi, pendidikan, dan layanan publik penting di beberapa wilayah terdampak,” kata Afifullah.

    Secara keseluruhan, banjir telah berdampak pada 235.127 jiwa dari 55.483 keluarga. Dari jumlah tersebut, 204.867 jiwa (47.094 keluarga) mengungsi di pusat evakuasi, sementara 33.752 jiwa (8.543 keluarga) masih bertahan di rumah masing-masing.

    Pemerintah daerah telah mengidentifikasi 820 lokasi pengungsian, mulai dari sekolah, balai warga, gedung pemerintahan, hingga rumah-rumah penduduk yang dinilai cukup aman.

    Ketinggian banjir bervariasi dari 10 sentimeter hingga 3 meter, merendam 413 desa di Aceh Timur. Beberapa daerah masih terputus aksesnya akibat jembatan yang rusak, tanah longsor, dan jalan yang tidak dapat dilalui.

    Upaya penanganan darurat juga terhambat oleh pemadaman listrik, keterbatasan bahan bakar, gangguan jaringan komunikasi, serta ketersediaan perahu karet yang belum mencukupi. Kondisi ini memperlambat pendistribusian bantuan dan layanan medis, terutama ke wilayah yang masih terisolasi.

    “Tim tanggap bencana bekerja dengan kapasitas penuh. Prioritas utama kami adalah memastikan keselamatan warga, mengevakuasi korban, dan memenuhi kebutuhan dasar keluarga yang mengungsi,” ujar Afifullah.

    Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat juga menyebabkan kerusakan besar di tingkat regional. BNPB melaporkan sedikitnya 914 korban meninggal dunia, sementara ratusan warga lainnya masih dinyatakan hilang.

    Lebih dari 105.900 bangunan, termasuk rumah, pusat layanan kesehatan, sekolah, tempat ibadah, kantor pemerintahan, serta lebih dari 400 jembatan rusak atau hancur di 52 kabupaten dan kota. Akses ke sejumlah wilayah terputus total, mempersulit operasi penyelamatan dan memperlambat penyaluran bantuan.