Kementrian Lembaga: BNPB

  • Rencana Relokasi Warga Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Realisasinya?

    Rencana Relokasi Warga Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Realisasinya?

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, ada enam desa terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang warganya bakal direlokasi. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah dalam keterangan di Jakarta, Minggu (17/11/2024) mengatakan, keenam desa yang direkomendasikan untuk direlokasi antara lain Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, Desa Nawakote (Kecamatan Wulanggitang), Desa Nobo (Kecamatan Ile Boleng) dan Desa Dulipali (Kecamatan Ile Bura). Sementara jumlah warga dari keenam desa tersebut tercatat dalam Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Flores Timur ada sebanyak 2.209 keluarga.

    “Keenam desa direlokasi karena berada di bawah kaki Gunung Lewotobi Laki-Laki atau dalam radius sekitar 4-5 kilometer dari puncak erupsi,” katanya.

    Jarwansyah mengatakan, rekomendasi yang diberikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) zona aman Gunung Lewotobi Laki-Laki berada enam kilometer dari puncak. Maka rumah warga yang berada di dalam radius bahaya 4-5 kilometer akan direlokasi.

    Jarwansyah yang mendatangi satu-persatu pos pengungsian di Flores Timur itu meminta, semua kepala desa dari keenam desa tersebut untuk meyosialisasikan rencana relokasi yang sudah dijelaskan secara tertulis dalam formulir persetuan untuk dipindahakan, terutama kepada warganya yang saat ini sedang mengungsi mandiri di luar pos pengungsian

    “Jika warga tidak hafal Nomor Induk Kependudukan dan nomor KK maka tulis nama sesuai KTP dan nantinya akan kami cek di Dukcapil,” katanya.

    Pada sosialisasi tersebut petugas BNPB juga membuka kesempatan kepada kepala desa dan warganya untuk memberikan rekomendasi permukiman baru mereka nantinya mau dipindahkan kemana.

    Hal ini dilakukan karena menurutnya, ada dua opsi yang diberikan antara lain relokasi terpusat dengan lahan dan rumah disiapkan oleh pemerintah atau relokasi mandiri dengan warga dibangunkan rumah oleh pemerintah di lahan miliknya. Tipe rumah yang akan dibangun merupakan rumah tahan gempa RISHA tipe-36 dengan luas lahan per rumah 90 meter persegi.

    BNPB memastikan pemilihan lokasi relokasi mempertimbangkan kemudahan akses warga untuk bisa kembali mengolah aset-aset pertanian atau peternakannya di tempat yang lama. ​​​​​​

    Hanya saja ia mengakui bahwa kelayakan lokasi serta adanya konflik sosial terkait tanah ulayat warga di wilayah Flores Timur masih menjadi tantangan dalam pencarian lahan ini. Jawarsyah menegaskan, pihaknya juga telah memiliki daftar rumah warga yang rusak untuk dibantu pembangunan menggunakan dana stimulan yang masing-masing tersebar di Desa Pululera, Borukedang, dan Boru.

    Skema dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak antara lain sebesar Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan. BNPB menekankan bahwa dana stimulan ini hanya diperuntukkan untuk pembangunan rumah dengan prosedur yang bertahap dan uang itu hanya boleh untuk membangun rumah, tidak boleh untuk beli motor, mobil, atau yang lainnya.

    Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Bang Ara memastikan, pembangunan rumah relokasi harus melibatkan warga korban bencana yang akan menjadi calon penghuninya.

    “Selain dari hasil pendataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk warga korban bencana yang akan direlokasi, juga harus ada dialog dengan warga calon penghuninya agar tepat sasaran. Jangan sampai ada kejadian rumah yang sudah dibangun tidak dihuni,” kata Ara.

    Hal itu bertujuan untuk memastikan rumah yang telah dibangun akan tepat sasaran dihuni oleh korban bencana. Agar konstruksi dapat segera terlaksana, Ara meminta pendataan segera dilakukan sehingga ada kepastian titik dan jumlah rumah yang akan dibangun.

    “Selain itu, juga segera disiapkan estimasi biaya pembangunan rumahnya beserta isinya. Pastikan juga stok bahan pembangunan rumahnya sudah siap, untuk besok kita laporkan saat rapat bersama Wakil Presiden,” ujar Ara.

    Ara juga menyebutkan, pihaknya telah melakukan survei di dua titik lokasi untuk relokasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Survei dilakukan secara komprehensif bersama pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi NTT, Kementerian Perumahan dan Permukiman, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

    “Kami mendapatkan arahan dari pak presiden dan pak wapres untuk memakai pola dialog, apakah pengungsi di sini dan anak-anaknya mau pindah atau tidak, jawabannya dari dua titik mau pindah ibu-ibu jawabannya mau pindah bapak-bapak mau pindah, alasannya karena mereka sudah trauma karena beberapa tahun lalu sudah mengalami hal yang sama dan ada korban jiwa,” katanya.

    Ara juga mengklaim, dalam hal ini pemerintah, sangat memperhatikan soal adat istiadat saat proses relokasi. “Kami juga perhatikan karena punya pengalaman masalah adat di sini cukup sensitif jadi kami sangat menghargai soal adat,” katanya.

    Hasil Pendataan Sementara

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, dari hasil pendataan sementara ada sekitar 2.700 unit rumah yang perlu dibangun untuk warga korban bencana yang akan direlokasi.

    Hingga saat ini bersama TNI/Polri dan pemda masih melakukan pendataan jumlah kerusakan yang terjadi di lapangan.

    “Sudah ada dua lahan rencana untuk relokasi yakni di Lakangkledang Wilayah Ulayat Desa Nobo Desa Konga (50 hektare) dan Kramak Kobasoma Desa Kobasoma (50 hektare),” ujar Letjen TNI Suharyanto.

    kondisi Gunung Lewotobi Laki-Laki, kata Suharyanto, hingga saat ini masih erupsi dan masyarakat juga menyadari tidak dapat kembali ke desa asal karena terdampak. Pendataan telah dilakukan dan sebanyak delapan desa di daerah itu terdampak erupsi dengan jumlah rumah sebanyak 2.905 unit.

    “Ribuan rumah ini masih didata, apakah direlokasi semua atau ada yang relokasi mandiri, tadi pak menteri sudah menyampaikan dua titik itu, ini tentu saja ada pengalaman dan kami dialog dengan masyarakat mana yang mau ke titik itu atau mereka punya titik-titik lain dekat keluarganya,” katanya.

    Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hadi Wijaya menilai kedua titik lokasi untuk rencana relokasi warga itu aman dari dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

    “Kami ikut dalam survei di dua lokasi, dari aspek keamanan untuk gunung api karena jaraknya 15 kilometer aman, lalu yang kedua radius 10 kilometer jadi masih aman dalam radius bahaya, lalu dari gerakan tanah longsor aman,” katanya.

    Sedan Dirjen Perumahan Iwan Suprijanto mengatakan, untuk pembangunan rumah bagi korban bencana saat ini sudah tersedia teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (risha) dan Rumah Sistem Panel Instan (ruspin) yang sudah terbukti cepat dan tangguh.

    “Kami sudah mempunyai stok di katalog pengadaan barang dan jasa dan semuanya merupakan UMKM. Kita sudah siapkan rencana pembangunannya, jika semua data sudah selesai divalidasi maka sudah bisa mulai konstruksi pertengahan Desember 2024 dan target selesai pada April 2025,” ujar Iwan.

     

     

  • Pemerintah Sosialisasi Rencana Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

    Pemerintah Sosialisasi Rencana Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

    Flores, Beritasatu.com – Pemerintah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memulai sosialisasi rencana relokasi warga terdampak erupsi Gunungi Lewotobi Laki-laki pada Minggu (17/11/2024). Kegiatan ini dipimpin oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansyah, yang mengunjungi pos pengungsian untuk berdialog dengan kepala desa dan masyarakat.

    Sosialisasi dilakukan berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang menetapkan zona aman di luar radius enam kilometer dari puncak gunung. Enam desa yang direkomendasikan untuk relokasi adalah Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, dan Desa Nawakote di Kecamatan Wulanggitang, Desa Nobo di Kecamatan Ile Boleng, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura.

    “Untuk skema relokasi ada dua opsi. Pertama, relokasi terpusat yakni pemerintah menyediakan lahan dan membangun rumah di lokasi baru. Kedua, relokasi mandiri, yakni rumah dibangun pemerintah di lahan milik warga,” ujar Jarwansyah dalam siaran pers.

    Setiap rumah yang dibangun adalah tipe RISHA tahan gempa dengan luas 36 meter persegi di atas lahan 90 meter persegi. Bagi desa yang tidak direlokasi, pemerintah akan memberikan dana stimulan perbaikan rumah sesuai tingkat kerusakan, yakni Rp 60 juta untuk rusak berat, Rp 30 juta untuk rusak sedang, dan Rp 15 juta untuk rusak ringan.

    “Dana ini hanya boleh digunakan untuk pembangunan rumah, bukan keperluan lain,” tegas Jarwansyah.

    Relokasi menghadapi tantangan seperti konflik sosial terkait tanah ulayat di Flores Timur dan kelaikan lokasi. Pemerintah memastikan lokasi relokasi tetap memungkinkan warga mengakses aset pertanian dan peternakan mereka.

  • Pertamina Kirim Bantuan ke Pos Pengungsian Gunung Lewotobi

    Pertamina Kirim Bantuan ke Pos Pengungsian Gunung Lewotobi

    Jakarta

    PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan bantuan sembako kepada pengungsi bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Tujuh Posko Pengungsian yang tersebar di wilayah Kabupaten Flores Timur. Selain itu, Pertamina juga mengirimkan bantuan berupa 1.400 liter minyak tanah untuk kebutuhan dapur posko.

    “Untuk menunjang kebutuhan posko pengungsian dan dapur umum dan berdasarkan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat maka tadi malam kami mensuplai kebutuhan minyak tanah ke semua titik posko pengungsian di Kabupaten Flores Timur. Sebelumnya bantuan sembako untuk pengungsi juga telah disalurkan” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).

    Area Manager Communication, Relation & CSR Jatimbalinus, Ahad Rahedi menjelaskan bahwa bantuan tersebut disalurkan dengan menempuh jarak tempuh hingga 3,5 jam dari Fuel Terminal Maumere ke Kabupaten Flores Timur dengan berbagai tantangan.

    “Kondisi cuaca di posko pengungsian sejak Sabtu pagi diguyur hujan deras dan kondisi jalanan yang terjal cukup menantang bagi kami untuk mengirimkan bantuan energi tersebut,” jelas Ahad.

    Lebih lanjut Ahad menyampaikan bahwa sebelum bantuan ini, Pertamina Patra Niaga juga telah mengirimkan bantuan berupa 100 liter BBM Pertamax, 12 tabung isi ulang BrightGas 12 Kg, 4 set kompor LPG dan 16 regulator serta beberapa kebutuhan logistik pangan seperti 500 kg beras, 23 pack telur, minyak goreng, air mineral hingga paket perlengkapan bayi dan ibu pasca secara bertahap sejak Kamis (4/11) lalu untuk kebutuhan para pengungsi dan operasional posko.

    Seperti yang diketahui, Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsi sejak Senin (4/11) lalu dan letusannya terus bererupsi hingga beberapa hari setelahnya. Sejak saat itu Dinas Sosial Kabupaten Flores Timur mulai mendistribusikan bahan kebutuhan pokok ke posko pengungsian dan dapur umum yang berada di wilayah pengungsian. Posko pengungsian dan dapur umum ini berfungsi untuk melayani kebutuhan pokok kepada para pengungsi.

    “Hingga saat ini, Pertamina Patra Niaga terus berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD serta Pemda setempat untuk memantau kebutuhan pengungsi yang terdampak akibat erupsi. Upaya yang dilakukan dengan Pemda dan Instansi terkait juga merupakan wujud bakti kami sebagai bagian dari BUMN untuk hadir bersama masyarakat,” tutup Ahad.

    (acd/acd)

  • KRI Ahmad Yani-351 Bawa Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

    KRI Ahmad Yani-351 Bawa Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

    Labuan Bajo, Beritasatu.com – Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Ahmad Yani-351 tiba di Pelabuhan Pelni Larantuka, Flores Timur, NTT, pada Minggu (17/11/2024), membawa bantuan kemanusiaan bagi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Kapal ini bertolak dari Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu, Labuan Bajo, sehari sebelumnya, setelah juga mengumpulkan bantuan di Surabaya.

    Penjabat Bupati Flores Timur Sulastri Rasyid menyampaikan rasa terima kasih kepada TNI Angkatan Laut atas bantuan logistik yang dikirimkan.

    “Jumlah pengungsi telah mencapai lebih dari 12.000 jiwa dari sembilan desa terdampak. Logistik sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka,” kata Sulastri saat menerima bantuan di atas KRI Ahmad Yani-351 di Selat Gonzalo.

    Bantuan yang dibawa oleh KRI Ahmad Yani-351 akan didistribusikan ke sejumlah posko pengungsian di Flores Timur. Mengingat kondisi perairan Pelabuhan Pelni Larantuka yang dangkal, kapal ini tidak dapat bersandar dan terpaksa berlabuh di Selat Gonzalo. Bantuan dipindahkan menggunakan dua kapal motor.

    Komandan KRI Ahmad Yani-351 Kolonel Laut (P) Fadhlon menyampaikan kapal tersebut disiagakan untuk membantu masyarakat terdampak bencana di berbagai wilayah.

    “Bantuan ini merupakan kontribusi dari masyarakat, pemerintah daerah, dan TNI yang kami kumpulkan sepanjang perjalanan dari Surabaya hingga Labuan Bajo. Kami siap mendukung distribusi bantuan lebih lanjut ke Maumere, Kupang, atau wilayah lainnya jika diperlukan,” jelasnya.

    Sementara itu, Komandan Lanal Maumere Kolonel Marinir Anjas Wicaksono Putro menegaskan komitmennya untuk membantu korban erupsi.

    “Personel kami sudah diterjunkan sejak 4 November 2024, bersinergi dengan Polri, pemerintah daerah, BNPB, Basarnas, Kemensos, Tagana, dan pihak lainnya,” kata Anjas.

    Sejak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, jumlah pengungsi terus bertambah, mencapai lebih dari 12.000 jiwa. Penanganan logistik menjadi prioritas utama, dengan dukungan berbagai pihak yang terlibat dalam koordinasi bantuan dan pengelolaan posko pengungsian.

  • Mensos Gus Ipul Sebut Proses Rehabilitasi Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Sudah Berjalan – Page 3

    Mensos Gus Ipul Sebut Proses Rehabilitasi Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Sudah Berjalan – Page 3

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan jajaran pemerintah bergerak menangani dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Menindaklanjuti arahan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung ke lokasi penampungan warga di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Kamis, 14 November 2024.

    Setibanya di Larantuka, Gibran Rakabuming Raka langsung mengunjungi pusat-pusat pengungsian. Lokasi pertama yang didatangi adalah Posko Lapangan Konga di SDK Konga, di mana ia berdialog langsung dengan warga pengungsi untuk mendengar kondisi dan kebutuhan mereka. Setelah itu, Wapres melanjutkan kunjungan ke Posko Lapangan Kobasoma di SDK Pukaunu.

    Dikutip dari keterangan tertulis, Gibran didampingi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala BNPB Suharyanto, Pj. Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, serta Pj. Bupati Flores Timur Sulastri H.I. Rasyid.

    Wapres menyempatkan diri mengunjungi area trauma healing untuk anak-anak, memberikan mainan, dan menyapa mereka dengan hangat.

    Salah satu anak pengungsi, Gratia dari Desa Nawokote, menyampaikan kegembiraannya menerima hadiah dari Wapres.

    “Dapat lego dari Pak Wapres. Nanti legonya akan dibangun bentuk rumah,” ujar Gratia.

     

  • Wapres Gibran Minta Warga Dilibatkan dalam Relokasi Pasca-erupsi Gunung Lewotobi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 November 2024

    Wapres Gibran Minta Warga Dilibatkan dalam Relokasi Pasca-erupsi Gunung Lewotobi Nasional 15 November 2024

    Wapres Gibran Minta Warga Dilibatkan dalam Relokasi Pasca Erupsi Gunung Lewotobi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Presiden
    Gibran Rakabuming Raka
    menginstruksikan jajarannya untuk melibatkan warga yang terdampak erupsi
    Gunung Lewotobi
    di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, dalam penentuan lokasi pembangunan tempat tinggal baru.
    Permintaan ini disampaikan Gibran saat meninjau korban erupsi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (14/11/2024), setelah menyelesaikan kunjungan kerja di Makassar dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
    “Proses relokasi yang nanti masih di survei beberapa tempat ya Pak, ya pastikan dalam menentukan titik lokasi yang baru ini untuk lebih dulu berdialog dengan warga,” kata Gibran saat memberikan arahan kepada jajarannya, seperti dilansir dari video yang dibagikan Sekretariat Wakil Presiden pada Jumat (15/11/2024).
    Gibran menekankan pentingnya mendengarkan seluruh aspirasi warga setempat sebelum pembangunan tempat pemukiman baru dilakukan.
    Ia juga menegaskan bahwa pembangunan harus dilengkapi dengan fasilitas umum (fasum) yang memadai.
    “Jadi jangan sampai nanti sudah dibangun tapi tempatnya tidak ditinggali. Pastikan juga nanti dari pemangku wilayah, gubernur, bupati, pastikan fasum-nya juga siap,” ungkap Gibran.
    Dalam kunjungannya ke NTT, Gibran didampingi oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, Pj. Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, dan Pj. Bupati Flores Timur Sulastri H.I. Rasyid.
    Saat ini, tercatat sebanyak 13.649 pengungsi yang tersebar di berbagai titik pengungsian, dengan rincian sebagai berikut:
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kunjungi Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Gibran Beri Mainan untuk Anak Pengungsi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        14 November 2024

    Kunjungi Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Gibran Beri Mainan untuk Anak Pengungsi Nasional 14 November 2024

    Kunjungi Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Gibran Beri Mainan untuk Anak Pengungsi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Presiden (Wapres)
    Gibran Rakabuming Raka
    melakukan kunjungan ke lokasi penampungan warga yang terdampak erupsi
    Gunung Lewotobi
    di
    Larantuka
    , Kabupaten Flores Timur, pada Kamis, 14 November 2024.
    Dilansir dari siaran pers Sekretariat Wakil Presiden, kunjungan ini dilakukan setelah Wapres menyelesaikan rangkaian kegiatan kunjungan kerja di Makassar dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
    Setibanya di Larantuka, Wapres langsung mengunjungi beberapa pusat pengungsian.
    Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Posko Lapangan Konga di SDK Konga.
    Di tempat ini, Gibran berdialog langsung dengan para
    pengungsi
    untuk mendengar kondisi dan kebutuhan mereka.
    Selanjutnya, Wapres melanjutkan kunjungan ke Posko Lapangan Kobasoma di SDK Pukaunu.
    Wapres Gibran didampingi oleh sejumlah pejabat, antara lain Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala BNPB Suharyanto, Pj. Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, dan Pj. Bupati Flores Timur Sulastri H.I. Rasyid.
    Dalam kunjungannya, Wapres juga menyempatkan diri mengunjungi area Trauma Healing untuk anak-anak, di mana ia memberikan mainan dan menyapa mereka dengan hangat.
    Salah satu anak pengungsi, Gratia dari Desa Nawokote, menyampaikan kegembiraannya menerima hadiah dari Wapres.
    “Dapat lego dari Pak Wapres. Nanti legonya akan dibangun bentuk rumah,” ucapnya.
    Sementara itu, pengungsi lain, Margareta Noba dari Nawakote mengungkapkan rasa syukur atas keselamatan dan kenyamanan selama berada di pengungsian.
    Kepada Wapres, dia berharap agar mereka segera dapat direlokasi ke tempat yang lebih aman.
    “Puji Tuhan kami sehat, selamat, makanan pun cukup, dan anak-anak bisa belajar di sini. Kami berharap cepat dapat tempat baru,” ucapnya.
    Selain mengunjungi kedua lokasi pengungsian tersebut, Wapres juga meninjau Posko Lapangan Lewolaga dan Eputobi untuk memastikan kesiapan logistik dan kenyamanan para pengungsi.
    Kunjungan ini dilakukan sebagai tindak lanjut instruksi Presiden Prabowo Subianto kepada jajaran pemerintah untuk bergerak cepat dalam menangani dampak erupsi Gunung Lewotobi yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT).
    Saat ini, tercatat sebanyak 13.649 pengungsi yang tersebar di berbagai titik pengungsian, termasuk:
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4 Bandara Masih Belum Beroperasi Akibat Abu Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

    4 Bandara Masih Belum Beroperasi Akibat Abu Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikabarkan masih beroperasional secara terbatas hingga hari ini, Kamis (14/11/2024).

    Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat beberapa bandara yang belum dapat beroperasi, termasuk Bandara H Hasan Aroeboesman Ende, Bandara Soa Bajawa, Bandara Frans Sales Lega Ruteng, dan Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere.

    Sementara itu, beberapa bandara di wilayah Flores telah kembali beroperasi, antara lain Bandara Komodo (Labuan Bajo), Bandara Lewoleba, Bandara Waingapu, Bandara Salahudin Bima, dan Bandara Lede Kalumbang Tambolaka.

    Meski demikian, sejumlah maskapai terpaksa membatalkan penerbangan karena pertimbangan keselamatan. Hal ini juga memengaruhi Bandara Lombok, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan Bandara Komodo di Labuan Bajo.

    “Pada 14 November 2024, tercatat pembatalan tiga penerbangan internasional di Bandara Lombok. Selain itu, ada 11 penerbangan domestik dan 41 penerbangan internasional yang dibatalkan di Bandara Ngurah Rai, Bali. Di Bandara Komodo, Labuan Bajo, terdapat pembatalan 12 penerbangan domestik dan dua penerbangan internasional,” tutur Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo, dalam keterangan resminya, Kamis (14/11/2024).

    Untuk mengantisipasi terbatasnya operasional bandara di sekitar wilayah erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kemenhub bersama dengan pemangku kepentingan terkait telah mengambil langkah untuk meningkatkan jumlah kapal dan frekuensi pelayaran.

    Budi Rahardjo melaporkan, pada Kamis pukul 08.00 Wita, terdapat 119 kapal yang telah mengangkut 4.387 penumpang. Dari total tersebut, tingkat keterisian kapal milik PT Pelni, PT Berlian Lautan Sejahtera, dan PT Dharma Lautan Utama mencapai 50%.

    “Dengan persentase keterisian ini, evakuasi penumpang melalui jalur laut masih dapat tercukupi dan terlayani dengan baik,” kata Budi.

    Selain itu, angkutan penyeberangan juga tetap beroperasi untuk melayani angkutan orang dan barang, termasuk distribusi bantuan bagi korban erupsi.

    Budi menyebut, kapal KMP Ranaka berangkat dari Kupang menuju Larantuka, mengangkut 13 truk bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 2 truk bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

  • ATR: Lahan pemukiman korban bencana Lewotobi sudah disetujui suku adat

    ATR: Lahan pemukiman korban bencana Lewotobi sudah disetujui suku adat

    Tugas kita hanya menyiapkan lahan dan memastikan lahannya clean and clearJakarta (ANTARA) – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengungkapkan lahan untuk pemukiman korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan tanah ulayat dan sudah disetujui oleh suku adat.

    “Itu tanah ulayat, punya adat dan suku adatnya sudah setuju,” ujar Nusron di Jakarta, Kamis.

    Tugas Kementerian ATR/BPN, lanjutnya, menyiapkan lahan dan memastikan lahan untuk pemukiman korban bencana erupsi Gunung Lewotobi tersebut berstatus clean and clear.

    “Tugas kita hanya menyiapkan lahan dan memastikan lahannya clean and clear, karena mau dibangun untuk pemukiman untuk mengganti rumah penduduk yang terkena dampak,” katanya.

    Menurut Nusron, pemukiman untuk penduduk yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Lewotobi tersebut akan dibangun oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.

    “Kita menyiapkan lahan, lahannya harus clean and clear,” katanya.

    Sebagai informasi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menyiapkan 50 hektare tanah untuk relokasi korban bencana Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Kewenangan Kementerian ATR/BPN adalah untuk memastikan ketersediaan tanah untuk relokasi korban bencana.

    Untuk mempercepat proses penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusron dalam waktu dekat akan melakukan verifikasi ulang terhadap tanah yang rencananya digunakan untuk relokasi.

    Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menyampaikan bahwa di atas tanah seluas 50 hektare itu, nantinya pemerintah akan mendirikan sebanyak 1.100 rumah untuk relokasi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

    Ara memastikan pembangunan rumah bencana untuk masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, NTT, dekat dengan lokasi kerja warga.

    Titik-titik rumah akan ditentukan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga melalui rekomendasi kepala daerah.

    Baca juga: Penerbangan di Bandara Lombok kembali normal
    Baca juga: Wisatawan difasilitasi selama evakuasi erupsi Lewotobi Laki-laki
    Baca juga: Kemenhub: 73 kapal bantu angkut 1.668 korban terdampak erupsi Lewotobi

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • BMKG: Lombok Bebas Debu Vulkanik Gunung Lewotobi karena Abu Bergeser ke Sumba

    BMKG: Lombok Bebas Debu Vulkanik Gunung Lewotobi karena Abu Bergeser ke Sumba

    Mataram, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan debu vulkanik letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini sudah menghilang dari langit Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Kondisi pantauan terakhir sebaran abu bergeser ke tenggara (Pulau Sumba) dengan ketinggian sekitar 3.300 meter,” kata Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG NTB Bastian Andriano saat dihubungi di Mataram, Kamis (14/11/2204) dilansir Antara.

    Bastian mengatakan, sejak Rabu (13/11/2024) sore, Bandara Lombok sudah membuka kembali beberapa jadwal penerbangan dari dan menuju Lombok. Adapun untuk hari ini, jadwal penerbangan sudah kembali normal.

    Menurutnya, kondisi sebaran partikel debu vulkanik  letusan Gunung Lewotobi hari ini tidak seluas dan setinggi kemarin. “Berdasarkan pantauan terakhir, tidak ada sebaran abu di atas wilayah NTB,” ucap Bastian.

    Pada Rabu, BMKG mengungkapkan sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki sampai ke Pulau Lombok dan berada pada ketinggian 30.000 kaki atau sekitar 9.144 meter di atas permukaan laut.

    Jarak Lombok dengan Gunung Lewotobi Laki-laki sejauh sekitar 1.000 kilometer. Namun, tiupan angin barat hingga barat daya membuat partikel debu vulkanik  letusan Gunung Lewotobi menyebar ke lokasi yang jauh dari titik erupsi.

    Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas letusan Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini tercatat landai. Tinggi kolom erupsi hanya 1-2 kilometer pada 13 November 2024 dan hari ini sejak pukul 00.00-06.00 Wita hanya setinggi 1-1,5 kilometer.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 2.735 keluarga atau 12.200 jiwa mengungsi dan terkena dampak erupsi gunung berapi kembar tersebut.