BNPB Minta Sukabumi Siapkan Lahan Relokasi Warga Korban Tanah Bergerak
Tim Redaksi
SUKABUMI, KOMPAS.com
– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB
) meminta pemerintah Kabupaten
Sukabumi
untuk menyiapkan lahan sebagai langkah antisipasi jika
relokasi
warga yang terdampak
pergerakan tanah
diperlukan.
Permintaan ini disampaikan oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto setelah melakukan peninjauan langsung ke lokasi pergerakan tanah di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
“Meskipun kita masih menggunakan mata telanjang, tetapi kelihatannya rumah-rumah yang rusak berat akibat pergeseran tanah ini mirip dengan yang terjadi di Cianjur Selatan kemarin. Tidak mungkin lagi masyarakat tinggal di situ, masyarakat harus direlokasi,” ujar Suharyanto dalam wawancaranya dengan awak media di Desa Sukamaju, Jumat (6/12/2024).
Suharyanto juga menekankan pentingnya Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk segera menyiapkan lahan bagi relokasi warga yang terdampak.
Ia menyebutkan bahwa keputusan mengenai relokasi akan diambil dalam waktu dekat.
“Pemerintah Kabupaten, Desa, dan Camat harus menyiapkan lahan, nanti Pemerintah pusat yang akan membangun,” tambah Suharyanto.
Selain itu, Suharyanto meminta masyarakat untuk bersabar menghadapi situasi ini.
Ia menyampaikan optimisme bahwa kondisi akan membaik seiring berjalannya waktu.
“Saya katakan kondisi hari ini pasti belum sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan. Namun, lambat laun saya pastikan semua itu bisa terlaksana,” tegas Suharyanto.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BNPB
-
/data/photo/2024/12/06/67530df6a3a66.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BNPB Minta Sukabumi Siapkan Lahan Relokasi Warga Korban Tanah Bergerak Bandung 6 Desember 2024
-

Gibran Instruksikan Kementerian/Lembaga Beri Bantuan Warga Sukabumi dan Cianjur
Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menginstruksikan semua kementerian/lembaga agar menyalurkan bantuan untuk masyarakat Sukabumi dan Cianjur yang jadi korban bencana alam.
Gibran memerintahkan bahwa pelaksanaan tanggap darurat harus bisa berjalan cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran. Selain itu, dia menekankan pentingnya penanganan prioritas terhadap pengungsi, termasuk penyediaan kebutuhan dasar seperti di antaranya adalah makanan, air bersih, hingga obat-obatan, dan tempat tinggal sementara.
Dalam keterangan resminya, Wapres juga meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk mempercepat pemetaan daerah rawan bencana dan mengevakuasi warga yang masih berada di zona bahaya.
Tidak hanya itu, Gibran menginstruksikan agar infrastruktur yang terdampak, seperti akses jalan dan fasilitas umum lainnya, segera diperbaiki untuk memudahkan mobilitas warga dan bantuan.
Kepada masyarakat, Gibran mengimbau agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa Gibran memerintahkan langsung pada dirinya untuk mengatasi bencana ini sampai tuntas.
“Karena itu BNPB dengan pemerintah provinsi Jawa Barat, kabupaten/kota, TNI/Polri, dan semua relawan bertekad untuk menangani masyarakat terdampak sampai tuntas,” ujarnya.
-

Pemprov DKI akan lakukan rekayasa cuaca hingga akhir 2024
kita akan bicarakan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tentu saja dengan BMKG juga terkait penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk rekayasa cuaca
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melakukan rekayasa cuaca hingga akhir tahun 2024 guna mengantisipasi potensi curah hujan yang diprediksi tinggi pada akhir tahun.
“Rekayasa cuaca yang akan kita lakukan untuk pertengahan sampai dengan akhir tahun, ini sedang dijajaki, kita akan bicarakan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tentu saja dengan BMKG juga terkait penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk rekayasa cuaca,” kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta Pusat, Jumat.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024 -
/data/photo/2024/12/06/6752a03d6f872.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi
Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi
Tim Redaksi
SUKABUMI, KOMPAS.com –
Wakil Ketua DPR RI
Cucun Ahmad Syamsurijal
meminta agar alat berat seperti eskavator segera diturunkan di setiap jalan yang tertutup akibat
bencana alam
di
Sukabumi
, Jawa Barat.
Bencana banjir dan pergeseran tanah yang melanda sejumlah wilayah di Sukabumi telah menyebabkan akses jalan retak dan tertimbun tanah.
“Jadi kita pastikan penanganan cepat dan juga barusan bapak kapolda supaya bisa bantu eskavator alat berat turun di setiap titik-titik yang menutupi jalan,” kata Cucun di Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, pada Jumat (6/12/2024).
Cucun juga menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan warga yang terdampak bencana.
Ia mengingatkan agar stok bahan bakar minyak (BBM) tidak kosong, agar transportasi bantuan dan logistik tidak terhambat.
“Tadi BBM juga untuk transportasi yang penanganan sampai enggak ada sehingga lalu lintas dari semua pembawa bantuan segala macam ke lokasi pusat bencana banjir kemarin itu bisa segera masuk. Kalau kayak gini kan orang akses sudah susah,” ujarnya.
Ia menambahkan, sudah lima hari sebagian SPBU di Sukabumi mengalami kekurangan pasokan BBM, yang mengganggu koneksi jaringan di sekitar area bencana.
“Tadi dikatakan sudah lima hari SPBU sudah tidak ada suplai. Kalau kehabisan BBM malah menjadi susah juga orang mau melakukan koordinasi,” ujar politikus PKB itu.
“Bahkan sinyal segala macam tadi koordinasi dari BPBD tidak bisa sampai ke BNPB,” ucapnya lagi.
Sebagai bentuk kepedulian, Cucun menyambangi beberapa titik di Sukabumi yang terdampak bencana, termasuk bencana pergeseran tanah di Kampung Cisayar, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
Ia ingin memastikan bahwa pemerintah siap tanggap dalam melayani para warga yang mengungsi akibat bencana.
“Nah kami dengan BNPB dengan pak deputi dari Kementerian Sosial juga, langsung. Jumat ini kita akan cek ada pertemuan pak pj gubernur dengan kapolda dengan pangdam, saya akan temui segera penanganan kalau perlu misalkan disuplai dari BPBD-BPBD terdekat untuk bisa membantu penanganan di Sukabumi ini,” ungkapnya.
Bencana tanah bergerak yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi ini memaksa ratusan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman sejak Rabu (4/12/2024).
Jalanan dan rumah-rumah di Sukabumi juga mengalami keretakan akibat dampak dari bencana tersebut.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/12/06/67528543d7690.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cek Kondisi Warga Terdampak Bencana Sukabumi, Pimpinan DPR Imbau Warga Waspada
Cek Kondisi Warga Terdampak Bencana Sukabumi, Pimpinan DPR Imbau Warga Waspada
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Ketua
DPR
RI Cucun Ahmad Syamsurijal meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Kampung Cisayar Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten
Sukabumi
, Jawa Barat, Jumat (6/12/2024).
Pantauan
Kompas.com
di lokasi, Cucun langsung disambut kepala desa setempat, serta jajaran dari BNPB dan Kementerian Sosial (Kemensos).
Tampak di lokasi, retakan-retakan di area jalan serta rumah juga terdampak bencana tanah bergerak. Bencana ini membuat banyak warga harus mengungsi dari tempat tinggalnya.
“Kalau diimbau untuk waspada ya waspada. Jangan sampai kita melawan satu kehendak yang kita juga enggak paham,” kata Cucun di lokasi pengungsian.
“Makanya pada kesempatan ini saya hadir menyampaikan salam dari seluruh teman-teman pimpinan DPR RI. Kemarin kita turut berduka cita melihat bencana di Sukabumi, banjir yang tiba-tiba kejadian alam yang tanpa diprediksi tanpa disangka,” ujarnya.
Dia juga memastikan pemerintah termasuk TNI dan Polri untuk hadir membantu dan melayani masyarakat terdampak bencana alam.
Dari informasi yang diterima Cucun, ada sekitar 72 kartu keluarga (KK) dengan jumlah 260 jiwa yang terdampak bencana sehingga harus mengungsi.
“Saya pastikan juga bapak polisi, bapak tentara tni sudah hadir untuk betul-betul sekarang ini katakan siaga satu, karena kondisi pergerakan tanah seperti ini enggak bisa diprediksi, ya mudah-mudahan mah enggak ada apa-apa bapak ibu ya,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Cucun juga memastikan pemerintah khususnya BNPB dan Kementerian Sosial (Kemensos) hadir di tengah-tengah masyarakat.
Dia meminta jangan sampai ada akses jalan yang terputus akibat bencana alam.
“Tapi pasti kami ini hadir di sini bahwa bapak-bapak yang dari BNPB dan Kemensos koordinasi juga dengan PU karena perjalanan hidup kan harus terus berlanjut, tidak boleh ada istilah jalan tidak bisa dilalui,” ujarnya.
Menurut Cucun, saat ini pemerintah sudah cukup sigap merespons kejadian bencana tanah gerak di Desa Mekarsari. Sederet personel TNI dan Polri juga sudah mendukung penanganan bencana.
Cucun juga meminta Kemensos untuk memberikan bantuan baik pemulihan trauma (trauma healing), makanan, hingga tempat tinggal.
“Yang paling penting adalah bantuan tanggap darurat. Terutama makanan, kemudian juga pakaian, tenda, sama terpal yang pentingkan selimut,” katanya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Profil Adita Irawati, Jubir Presiden yang Viral Karena Sebut Rakyat Jelata
loading…
Adita Irawati yang menjabat sebagai Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan mendadak viral setelah menyebut istilah rakyat jelata untuk rakyat kecil. FOTO/DOK.BNPB
JAKARTA – Adita Irawati yang menjabat sebagai Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan mendadak viral setelah menyebut istilah rakyat jelata untuk rakyat kecil . Adita mengucapkan rakyat jelata ketika merespons tindakan Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es.
Setelah mendapat banyak kritik dari warganet, Adita Irawati langsung meminta maaf atas tindakannya. Dia memahami jika penggunaan diksi tersebut memang kurang tepat untuk disampaikan ke publik.
Adita mengaku jika tidak sengaja dan tidak memiliki maksud tertentu ketika menggunakan diksi rakyat jelata. Ia juga menilai jika sangat mungkin terjadi pergeseran makna dalam pernyataannya.
Setelahnya, Adita menjelaskan jika diksi tersebut telah sesuai dengan arti dan makna yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di mana arti dari rakyat jelata adalah rakyat biasa.
Profil Adita IrawatiAdita Irawati lahir pada 15 Februari 1971, di Yogyakarta. Dalam riwayat pendidikannya, ia telah mendapat gelar sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Setelah lulus kuliah, Adita memulai karier sebagai Trainee Manager di McDonald’s Indonesia Yogyakarta pada 1994 hingga 1995.
Kemudian, ia melanjutkan perjalanan kariernya di bidang komunikasi sebagai Public Relations Assistant di Surya Citra Televisi (SCTV) Surabaya pada 1995–1996.
Adita selanjutnya diterima menjadi Surabaya Division Account Executive di PT Indosat, dan kemudian ditunjuk jadi Management Trainee di PT Indosat, dari 1996 hingga 1997.
Kariernya di PT Indosat berlanjut hingga menjadi Investor Relations Analyst di Divisi Hubungan Investor pada 1997 sampai 2001.
-

Sukabumi Diguncang Bencana, Anggota DPR: Pemerintah Mesti Tertibkan Penggunaan Lahan!
ERA.id – Anggota DPR RI, Slamet, mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar cepat memberi bantuan tenda darurat, makanan, obat-obatan, selimut, dan peralatan masak, kepada warga terdampak banjir dan longsor di Sukabumi, Jawa Barat.
“Saya meminta dan mendesak pemerintah pusat melalui pimpinan, agar khususnya BNPB untuk segera hadir memberikan bantuan yang nyata dan cepat,” kata Slamet saat menyampaikan interupsi dalam Rapat Paripurna Ke-9 DPR RI Penutupan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024–2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Slamet berduka atas rentetan peristiwa bencana, mulai dari banjir hingga longsor, yang terjadi setelah sebagian besar wilayah Sukabumi diguyur hujan deras dengan durasi yang panjang sejak Selasa (3/12) siang sampai dengan Rabu (4/12) pagi.
Dampak bencana itu menjadi lebih besar akibat luapan empat aliran sungai di Sukabumi yang tidak mampu membendung debit hujan deras.
“Bencana ini telah merusak infrastruktur dan meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat, terutama mereka yang kehilangan rumah, kebun, dan harta benda lainnya dalam situasi darurat ini,” ucap Slamet.
Lebih lanjut Slamet menilai bencana seperti itu terjadi bukan hanya karena cuaca ekstrem, melainkan juga akibat kerusakan ekosistem.
“Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sukabumi bukan semata-mata cuaca ekstrem, melainkan juga akibat kerusakan ekosistem di daerah hulu. Banyak kawasan hutan yang dulunya subur dan menjadi penyangga lingkungan kini gundul bahkan terlantar. Lahan-lahan HGU, termasuk milik perusahaan dibiarkan tidak terawat,” ucapnya.
Sejalan dengan persoalan itu, Slamet mendesak pemerintah segera mengambil langkah mengembalikan fungsi kawasan hutan sebagai pengatur tata air, pencegah banjir, pengendali erosi, dan pemelihara kesuburan tanah.
“Oleh karena itu saya mendesak pemerintah mengambil langkah serius, mengembalikan fungsi kawasan hutan di daerah hulu melalui reboisasi dan penertiban penggunaan lahan,” ujarnya.
-

10 Jembatan Putus, 2 Warga Meninggal
Jakarta, CNN Indonesia —
Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tepatnya di Kampung Cisarakan pada Rabu (4/12) membuat satu keluarga tertimbun. Akibatnya dua warga dinyatakan meninggal dunia dan dua lainnya masih hilang.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, longsor yang terjadi di Desa Loji menimbun sebuah rumah yang dihuni lima jiwa, empat di antaranya merupakan anak-anak.
Camat Simpenan R Ade Akhsan Bratadiredja mengatakan korban yang sudah ditemukan yakni Aden Dafa dan Ade Wahyu.
“Aden ditemukan dalam kondisi kritis karena tertimpa lemari pakaian namun sayang nyawanya tidak berhasil diselamatkan dan meninggal dunia saat hendak dibawa ke rumah sakit,” kata Ade dikutip Antara, Jumat (6/12).
Sementara Ade Wahyu ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian pada Kamis (5/12).
Kemudian untuk dua korban lainnya Elma Ayunda dan Siti Hamidah, hingga kini masih dalam proses pencarian tim SAR gabungan yang melibatkan BPBD Kabupaten Sukabumi, relawan, Basarnas, TNI, Polri dan masyarakat setempat.
Pencarian korban terkendala dengan kondisi cuaca dan medan yang berat, sehingga tim yang tengah melakukan pencarian harus waspada karena khawatir terjadi longsor susulan.
Meskipun kecil kemungkinan dua korban bisa ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi pihaknya berharap dapat menemukan korban dalam kondisi selamat, meski kondisi medan dan cuaca menjadi tantangan utama.
Ade mengatakan, untuk memobilisasi kendaraan berat terkendala oleh akses jalan menuju lokasi dari Jalan Raya Bagbagan hingga Kiaradua tidak bisa dilalui kendaraan akibat longsoran.
10 jembatan putus
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah mencatat sementara ini ada sebanyak 10 jembatan yang putus.
“Akan digantikan dengan jembatan, satu di antaranya merupakan jembatan di daerah Kecamatan Simpenan Sukabumi yang putus dihantam banjir bandang,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan dari hasil pendataan sementara bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, dan cuaca ekstrem melanda 33 titik di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selama dua hari.
Bencana banjir bandang yang disertai tanah longsor ini mengakibatkan ratusan jiwa terdampak, bahkan satu warga dinyatakan meninggal akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Gegerbitung yang hingga saat ini masih dalam pencarian.
Data rekapitulasi BPBD Sukabumi merincikan untuk bencana tanah longsor terjadi di 13 titik, banjir sembilan titik, angin kencang tujuh titik, dan pergerakan tanah di empat titik yang tersebar di 22 kecamatan.
Kemudian untuk jumlah warga yang terdampak sebanyak 103 kepala keluarga atau 243 jiwa, mengungsi sebanyak 46 kepala keluarga atau 93 jiwa, kemudian terancam sebanyak tujuh kepala keluarga atau 19 jiwa serta satu orang meninggal dunia.
Selanjutnya untuk jumlah rumah yang rusak sebanyak 40 unit dengan rincian 36 unit rusak ringan, tiga rusak sedang dan satu rusak berat serta enam fasilitas umum rusak.
(tim/DAL)
[Gambas:Video CNN]
-

10 Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Sukabumi
Jakarta –
Banjir bandang serta tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya ada 10 jembatan putus akibat peristiwa itu.
Dalam keterangan BNPB, beberapa daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Salah satu wilayah yang sempat terisolir adalah Kecamatan Simpenan.
Jembatan yang menjadi penghubung aktivitas warga, kini rusak diterjang material yang terbawa saat banjir.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah saat berkunjung ke lokasi, Kamis (5/12), mengatakan akan menyiapkan jembatan darurat.
“Kami akan mempelajari kira-kira jembatan mana saja yang rusak dan harus dibangun untuk kita bisa menolong di lokasi lain,” Ujar Lukmansyah, dalam keterangan BNPB Jumat (6/12/2024).
Lukmansyah menegaskan, dirinya akan menyiapkan jembatan bailey dengan mengerahkan kekuatan dari PUPR maupun Batalyon Zeni Kodam III Siliwangi.
(aik/aik)
-

Pj Gubernur Jabar Minta 3 Fokus Utama Tangani Banjir Bandang Sukabumi
Jakarta, CNN Indonesia —
Penjabat Gubernur (Pj) Jawa Barat Bey Machmudin meminta tiga hal menjadi fokus utama penangangan usai meninjau sejumlah titik yang terdampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/12).
Ada empat lokasi yang ditinjau, yaitu Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar yang mengalami pergerakan tanah; Puskesmas Pelabuhan Ratu dan Dermaga Pelabuhan Ratu yang terdampak banjir, serta Jembatan Cihaur yang berada di Loji terputus.
Bey mengatakan pihaknya meninjau kawasan Desa Sukamajau, Kecamatan Cikembar, Sukabumi yang menjadi titik paling parah.
Usai meninjau, digelar rapat penanganan dampak banjir bandang dan longsor. Bey meminta fokus utama yaitu evakuasi warga.
“Pertama fokus pada evakuasi warga, fokus pada transport [akses] yang terputus oleh longsor, karena ada beberapa jembatan dan jalan yang putus,” kata Bey dalam keterangan tertulis, Kamis
Fokus ketiga adalah penyaluran bantuan dan logistik ke daerah yang terisolir akibat putusnya akses. Ia mengatakan penyaluran dilakukan melalui jalur laut.
Bey mengatakan pemerintah mendirikan posko utama penanggulangan bencana di Pelabuhan Ratu.
“Kami belajar dari pengalaman sebelumnya, harus ada posko utama. Agar semua bantuan terkoordinasi, tadi saran Deputi BNPB, jadi semua terkontrol dengan baik,” ujar Bey.
Listrik padam
Bey memastikan meski sudah tidak terjadi banjir susulan, pemerintah mengutamakan keselamatan warga.
Ia meminta warga untuk tetap tinggal di pengungsian sambil menunggu hasil kajian PVMBG terkait lokasi pergerakan tanah di Cikembar.
“Apakah lokasi itu sudah tidak layak dihuni, kalau tidak layak harus direlokasi, kalau [ditetapkan] tanggap darurat, sesuai aturan BNPB yang rusak berat diganti Rp 50 juta, sedang Rp30 juta, rusak ringan Rp 10 juta dengan asesmen,” paparnya.
Bey juga mengakui dampak dari bencana membuat aliran listrik 138.000 pelanggan terputus.
Akibatnya data korban bencana terlambat karena saluran komunikasi terputus akibat listrik mati. Saat ini menurut laporan PLN hampir 58.000 pelanggan sudah bisa kembali menikmati listrik.
“Yang tidak bisa tersambungkan karena ada jalan yang tidak bisa ditempuh oleh PLN. Jadi data memang agak terhambat, kami akan update lewat Posko Utama Pelabuhan Ratu,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi sebelumnya mencatat ada empat orang hilang akibat bencana banjir dan longsor. Korban dalam pencarian tim gabungan.
Jumlah itu berdasarkan pendataan BPBD Kabupaten Sukabumi hingga Kamis (5/12) pukul 12.00 WIB.
“Hilang atau dalam pencarian empat jiwa, diakibatkan longsor,” kata Pranata Humas Ahli Muda BPDB Jabar Hadi Rahmat.
BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat ada 180 KK atau 461 jiwa yang terdampak bencana banjir dan longsor. Kemudian, ada 96 KK atau 247 jiwa mengungsi dan 143 KK atau 239 jiwa terancam.
(yoa/dmi)
[Gambas:Video CNN]