Kementrian Lembaga: BMKG

  • Prediksi Cuaca Hari Ini Jumat 5 September 2025: Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan Sore Ini – Page 3

    Prediksi Cuaca Hari Ini Jumat 5 September 2025: Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan Sore Ini – Page 3

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprakirakan wilayah Sumatera Utara diguyur hujan ringan hingga sedang secara merata pada Jumat (5/9).

    Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan Budi Hutasoit, menyampaikan pada Jumat (5/9) pagi diperkirakan berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang, terutama di Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, dan sekitarnya.

    Pada siang hingga sore hari, hujan ringan, hingga sedang berpotensi terjadi hampir merata di seluruh wilayah Sumut, dengan intensitas sedang berpeluang terjadi di Kabanjahe, Pematangsiantar, Langkat, Mandailing Natal, Padang Lawas, Serdang Bedagai, Simalungun, dan sekitarnya.

    Pada malam hari, potensi hujan ringan hingga sedang masih merata di sebagian besar wilayah Sumut. Dini hari diprakirakan berawan dengan peluang hujan ringan di beberapa daerah.

    Suhu udara berkisar 15–33 derajat Celcius, kelembapan udara 65–90 persen, dengan angin bertiup dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan 4–10 km per jam.

  • Megathrust Mengintai Indonesia, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

    Megathrust Mengintai Indonesia, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

    Jakarta

    Indonesia berada di wilayah megathrust yang merupakan zona tumbukan antara lempeng tektonik di bawah laut yang bisa memicu gempa bumi besar. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun mengungkapkan fakta-fakta fenomena alam tersebut dan cara mitigasinya yang bisa dilakukan masyarakat.

    Di Indonesia, gempa megathrust bukanlah hal yang baru. Berdasarkan data yang dikompilasi oleh BMKG, terdapat banyak gempa megathrust yang terjadi di berbagai wilayah.

    Peneliti Ahli Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa mengatakan beberapa waktu lalu, bahwa sebagian besar gempa megathrust dan tsunami terjadi di sepanjang Sumatera, beberapa di Jawa, dan cukup banyak di Indonesia Timur.

    Terdapat beberapa lokasi terlihat kosong yang sebenarnya bukan berarti tidak ada potensi tsunami, melainkan disebut sebagai ‘seismic gap’. Artinya, sebuah area yang memungkinkan akan terjadinya gempa besar kapan saja.

    “Hasil riset yang telah banyak dilakukan dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko gempa. Megathrust beserta potensi gempanya adalah nyata, namun hal ini sebagai bagian dari fenomena alam yang harus dihadapi dengan adaptasi dan mitigasi,” tutur Rahma dikutip dari laman BRIN, Kamis (4/9/2024).

    Menurutnya, secara harfiah megathrust berarti patahan naik yang sangat besar. Indonesia, yang berada di atas Ring of Fire, memiliki wilayah yang luas dan rentan terhadap megathrust.

    “Gempa megathrust pertama kali menjadi perhatian utama pada 2011, dengan semakin banyak riset yang dilakukan dan penerapan hasil riset yang berkembang. Upaya untuk menjembatani antara riset dan kebijakan sangat penting untuk membangun mitigasi terhadap megathrust,” ujar Koordinator Kelompok Riset Geohazard Risk & Resilience tersebut.

    Rahma menambahkan, berdasarkan peta gempa 2017 yang sedang diperbarui dan diproyeksikan selesai pada akhir 2024, lokasi megathrust di Indonesia umumnya terletak di sisi barat Sumatera hingga selatan Jawa.

    “Bidang megathrust ini seukuran Pulau Jawa. Bayangkan jika bergerak 20 meter secara serentak, goncangannya akan sangat besar,” jelasnya.

    Di selatan Jawa, megathrust terbentang sepanjang 1.000 km dengan bidang kontak selebar 200 km, yang menghujam hingga kedalaman sekitar 60 km, dan terus mengakumulasi energi yang siap dilepas kapan saja.

    “Di bawah Pulau Jawa, terdapat lempeng samudra Indo-Australia yang menghujam ke bawah selatan Jawa, sedangkan di atasnya ada lempeng kontinental. Pertemuan antara lempeng samudra dan lempeng kontinental inilah yang disebut bidang megathrust,” ungkap Rahma, peneliti lulusan S3 Nagoya University pada 2014 ini.

    Lebih lanjut Rahma menjelaskan, dalam konsep bencana terdapat hal yang bisa dan tidak bisa dikontrol, seperti pergerakan bumi, dan pertumbuhan penduduk. Risiko bencana adalah fungsi dari bahaya dan kerentanan, yang dibagi dengan kapasitas atau kemampuan beradaptasi. Agar selamat, orang Indonesia yang tinggal di atas megathrust harus memahami cara mitigasi dan adaptasi bencana.

    “Kerentanan ini berhubungan dengan eksposur atau pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko bencana dari potensi megathrust, kapasitas adaptasi penduduk harus ditingkatkan. Jika hal ini tidak ditingkatkan, sementara kita sudah tahu akan adanya bencana tetapi tidak mengambil tindakan apa-apa, maka kapasitas kita rendah, dan ini akan meningkatkan risiko bencana,” ujarnya.

    Rahma menekankan pentingnya pemahaman yang baik tentang megathrust untuk meningkatkan kapasitas adaptasi.

    “Ancaman dari megathrust terbagi menjadi ancaman primer seperti goncangan gempa permukaan dan surface rupture. Kemudian ada ancaman sekunder seperti tsunami, longsor, likuifaksi, dan kebakaran,” ujarnya.

    “Kita bisa hidup berdampingan dengan fenomena megathrust, dan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Kita memang harus hidup bersama dengan megathrust, apalagi kita berada di negara kepulauan,” pungkasnya.

    (agt/agt)

  • Cara Menikmati Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025

    Cara Menikmati Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025

    Jakarta: Fenomena langit Gerhana Bulan Total (GBT) akan hadir pada 7-8 September 2025. Salah satu peristiwa yang ditunggu tahun ini dapat diamati dari berbagai wilayah di Indonesia.

    “Pada 7–8 September 2025, langit Indonesia akan menyuguhkan pemandangan langka: Gerhana Bulan Total, atau yang sering disebut Blood Moon,” tulis @bosschaobservatory seperti dikutip Kamis, 4 September 2025.
    Apa Itu Gerhana Bulan Total?
    Menurut BMKG, Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. 

    Dikenal dengan Blood Moon

    Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar, sehingga Bulan masuk ke bayangan inti (umbra) Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah. Hal ini yang membuat fenomena GBT juga disebut dengan Blood Moon.
     

     

    Gerhana Bulan Total Bisa Disaksikan di Mana?

    Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia pada 7-8 September 2025 dengan durasi total hampir lima jam. 

    Selain di Indonesia Gerhana Bulan Total ini juga bisa diamati di beberapa wilayah lain seperti Asia, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga Australia Barat dalam kondisi berbeda.
     
    Jadwal Gerhana Bulan Total
    Berdasarkan informasi dari Observatorium Bosscha melalui unggahan di akun Instagram @bosschaobservatory, berikut adalah jadwal lengkap GBT di wilayah Indonesia:

    Gerhana Penumbra mulai (P1): 22.26 WIB (7 September)

    Gerhana Sebagian mulai (U1): 23.26 WIB

    Gerhana Total mulai (U2): 00.30 WIB (8 September)

    Puncak Gerhana: 01.11 WIB

    Gerhana Total berakhir (U3): 01.53 WIB

    Gerhana Sebagian berakhir (U4): 02.56 WIB

    Gerhana Penumbra berakhir (P4): 03.56 WIB

    Durasi totalitas gerhana diperkirakan sekitar 1 jam 22 menit, dengan keseluruhan fase gerhana berlangsung selama 5 jam 26 menit.
    Cara Menyaksikan Gerhana Bulan Total

    1. Pilih lokasi terbuka: Cari tempat yang minim polusi cahaya, seperti lapangan, atap gedung, atau tepi pantai.

    2. Gunakan mata telanjang: Gerhana Bulan aman dilihat langsung tanpa alat bantu. Namun, menggunakan teleskop atau binokular dapat memperjelas detail permukaan Bulan.

    3. Ikuti jadwal: Sesuaikan waktu sesuai zona wilayah (WIB, WITA, WIT) agar tidak terlewat momen puncaknya.

    4. Dokumentasikan momen: Gunakan kamera dengan tripod untuk hasil foto yang stabil dan jelas.

    5. Ikut pengamatan bersama: Komunitas astronomi sering mengadakan nonton bareng gerhana di sejumlah lokasi.
    Tips Tambahan Agar Pengamatan Maksimal

    Cek cuaca lebih dulu: Pastikan langit cerah karena awan tebal atau hujan bisa mengganggu pengamatan.
    Bawa perlengkapan sederhana: Jaket, alas duduk, dan minuman hangat bisa membuat pengalaman lebih nyaman, mengingat gerhana berlangsung hingga dini hari.
    Ajak keluarga atau teman: Menikmati gerhana bersama orang terdekat membuat pengalaman lebih berkesan.
    Gunakan aplikasi peta langit: Aplikasi seperti Stellarium atau Sky Map membantu melacak posisi Bulan selama fase gerhana.

    Dengan persiapan yang tepat, Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025 bisa menjadi momen langit malam yang tak terlupakan sekaligus kesempatan belajar dan mengagumi keindahan alam semesta.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Fenomena langit Gerhana Bulan Total (GBT) akan hadir pada 7-8 September 2025. Salah satu peristiwa yang ditunggu tahun ini dapat diamati dari berbagai wilayah di Indonesia.
     
    “Pada 7–8 September 2025, langit Indonesia akan menyuguhkan pemandangan langka: Gerhana Bulan Total, atau yang sering disebut Blood Moon,” tulis @bosschaobservatory seperti dikutip Kamis, 4 September 2025.
    Apa Itu Gerhana Bulan Total?
    Menurut BMKG, Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. 

    Dikenal dengan Blood Moon

    Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar, sehingga Bulan masuk ke bayangan inti (umbra) Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah. Hal ini yang membuat fenomena GBT juga disebut dengan Blood Moon.
     

     

    Gerhana Bulan Total Bisa Disaksikan di Mana?

    Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia pada 7-8 September 2025 dengan durasi total hampir lima jam. 
     
    Selain di Indonesia Gerhana Bulan Total ini juga bisa diamati di beberapa wilayah lain seperti Asia, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga Australia Barat dalam kondisi berbeda.
     
    Jadwal Gerhana Bulan Total
    Berdasarkan informasi dari Observatorium Bosscha melalui unggahan di akun Instagram @bosschaobservatory, berikut adalah jadwal lengkap GBT di wilayah Indonesia:

    Gerhana Penumbra mulai (P1): 22.26 WIB (7 September)
     
    Gerhana Sebagian mulai (U1): 23.26 WIB
     
    Gerhana Total mulai (U2): 00.30 WIB (8 September)
     
    Puncak Gerhana: 01.11 WIB
     
    Gerhana Total berakhir (U3): 01.53 WIB
     
    Gerhana Sebagian berakhir (U4): 02.56 WIB
     
    Gerhana Penumbra berakhir (P4): 03.56 WIB
     
    Durasi totalitas gerhana diperkirakan sekitar 1 jam 22 menit, dengan keseluruhan fase gerhana berlangsung selama 5 jam 26 menit.

    Cara Menyaksikan Gerhana Bulan Total

    1. Pilih lokasi terbuka: Cari tempat yang minim polusi cahaya, seperti lapangan, atap gedung, atau tepi pantai.
     
    2. Gunakan mata telanjang: Gerhana Bulan aman dilihat langsung tanpa alat bantu. Namun, menggunakan teleskop atau binokular dapat memperjelas detail permukaan Bulan.
     
    3. Ikuti jadwal: Sesuaikan waktu sesuai zona wilayah (WIB, WITA, WIT) agar tidak terlewat momen puncaknya.
     
    4. Dokumentasikan momen: Gunakan kamera dengan tripod untuk hasil foto yang stabil dan jelas.
     
    5. Ikut pengamatan bersama: Komunitas astronomi sering mengadakan nonton bareng gerhana di sejumlah lokasi.
    Tips Tambahan Agar Pengamatan Maksimal

    Cek cuaca lebih dulu: Pastikan langit cerah karena awan tebal atau hujan bisa mengganggu pengamatan.
    Bawa perlengkapan sederhana: Jaket, alas duduk, dan minuman hangat bisa membuat pengalaman lebih nyaman, mengingat gerhana berlangsung hingga dini hari.
    Ajak keluarga atau teman: Menikmati gerhana bersama orang terdekat membuat pengalaman lebih berkesan.
    Gunakan aplikasi peta langit: Aplikasi seperti Stellarium atau Sky Map membantu melacak posisi Bulan selama fase gerhana.

    Dengan persiapan yang tepat, Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025 bisa menjadi momen langit malam yang tak terlupakan sekaligus kesempatan belajar dan mengagumi keindahan alam semesta.
     
    (Sheva Asyraful Fali)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Catat! Waktu Gerhana Bulan Total 7 September 2025 di Indonesia

    Catat! Waktu Gerhana Bulan Total 7 September 2025 di Indonesia

    Jakarta

    Masyarakat Indonesia akan menikmati pemandangan astronomi berupa astronomi berupa Gerhana Bulan Total pada 7 September 2025. Lantas, di jam berapa Gerhana Bulan Total tersebut berlangsung?

    Berbeda dengan Gerhana Matahari yang berbahaya jika dilihat secara langsung, Gerhana Bulan aman disaksikan dengan mata telanjang.

    Seperti dikutip dari detiknews, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini terdiri dari Gerhana Penumbra mulai (P1), Gerhana Sebagian mulai (U1), Gerhana Total mulai (U2), Puncak Gerhana (Puncak), Gerhana Total berakhir (U3), Gerhana Sebagian berakhir (U4), dan Gerhana Penumbra berakhir (P4).

    Supaya tidak ketinggalan menyaksikan Gerhana Bulan Total 7 September, simak waktu terjadi peristiwanya.

    Waktu Gerhana Bulan Total 7 September di Indonesia

    BMKG memaparkan bahwa Gerhana Bulan Total 7 September 2025 di Indonesia akan terjadi pada pukul:

    Gerhana Penumbra mulai (P1): 22.26 WIBGerhana Sebagian mulai (U1): 23.26 WIBGerhana Total mulai (U2): 00.30 WIBPuncak Gerhana (Puncak): 01.11 WIBGerhana Total berakhir (U3): 01.53 WIBGerhana Sebagian berakhir (U4): 02.56 WIBGerhana Penumbra berakhir (P4): 03.56 WIB

    Dapat diketahui, durasi gerhana dari fase Gerhana mulai (P1) hingga Gerhana berakhir (P4) adalah 5 jam 26 menit 39 detik. Adapun durasi parsialitas, yaitu lama waktu dari fase Gerhana Sebagian mulai (U1) hingga Gerhana Sebagian berakhir (U4) terjadi selama 3 jam 29 menit 24 detik. Durasi totalitas Gerhana Bulan Total 7 September 2025 ini akan berlangsung selama 1 jam 22 menit 6 detik.

    Proses Terjadinya Gerhana Bulan Total

    Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

    Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar (di satu garis lurus) dan membuat Bulan masuk ke bayangan inti (umbra) Bumi. Saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah jika langit cerah. Warna merah pada Bulan disebabkan oleh hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi.

    Cahaya matahari yang melewati atmosfer Bumi akan terhambur, sehingga cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti biru akan tersebar lebih banyak, sementara cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah akan lolos dan mencapai permukaan Bulan, sehingga Bulan tampak merah.

    (agt/agt)

  • Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Kamis 4 September 2025, Berawan dan Cerah Berawan

    Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Kamis 4 September 2025, Berawan dan Cerah Berawan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Kamis 4 September 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca cerah dan cerah berawan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca cerah,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca kabut terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca kabut. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca kabut.

    Hari Jumat (5/9/2025) dini hari cuaca di Malang cuaca cerah dan cerah berawan. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentang 19 sampai 30 derajat celcius. Pagi hari cuaca cerah.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Kamis (4/9/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca cerah dan cerah berawan. Jabung, Poncokusumo, Pujon, terjadi cuaca berawan.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cuaca cerah berawan dan berawan. Jabung, Pakis, Pujon, Poncokusumo, Sumbermanjing Wetan cuaca cerah berawan. Dampit, Tumpang, Wajak cuaca kabut.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berkabut. Cuaca udara kabut terjadi di Ampelgading, Dampit, Wagir, Wajak,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca berkabut. Sementara itu di Jabung, Lawang, Tumpang, Wajak, Poncokusumo, Pujon, cuaca berkabut.

    Dini hari Jumat (5/9/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca cerah dan sebagian lainnya cerah berawan. Jabung dan Tumpang cuaca cerah berawan. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 19 sampai 31 derajat celcius.

    Kota Batu pada Kamis 4 September 2025 pagi hari diperkirakan cuaca berawan. Pukul 10.00 WIB cuaca cerah berawan. Cuaca udara kabut terjadi pada siang hari. Sore hari cuaca udara kabut.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca udara kabut terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca udara kabut. Dini hari Jumat, 5 September 2025 cuaca cerah. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca cerah berawan. Suhu berada pada rentan 15 – 25 derajat celcius. (dan/ian)

  • Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 4 September 2025

    Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 4 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Kamis 4 September 2025.

    “Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, diprediksi tidak turun hujan hari ini, lantaran cuaca cenderung cerah berawan hingga cerah terik hari ini. Untuk suhu antara 24°C hingga 33°C, dan kecepatan angin hingga capai 33 KM/jam,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Rabu (3/9/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut cuaca Surabaya cenderung terik sepanjang hari ini, adapun sempat cerah berawan pada sorenya. Meskipun begitu, tidak ada tanda akan diguyur hujan, termasuk di Dukuh Pakis, Gayungan, Gubeng, Jambangan, Mulyorejo, Sawahan, Sukolilo, dan Tegalsari.

    Suhu udara: 25°C – 32°C
    Kelembapan: 51% – 88%
    Kecepatan angin: 36,5 km/jam dari arah Timur.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Cuaca di Sidoarjo cenderung terik sepanjang hari ini. Meskipun pagi harinya diprediksi sempat cerah berawan, tetapi tidak ada tanda akan diguyur hujan, termasuk di Kecamatan Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, hingga Sidoarjo.

    Suhu udara: 24°C – 32°C
    Kelembapan: 45% – 91%
    Kecepatan angin: 18,8 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Hampir sama seperti Kita Pahlawan, menurut data dari BMKG Juanda, tidak ada tanda akan turun hujan di Gresik, meski beberapa daerah sempat berawan pada sore harinya. Namun, selebihnya diprediksi cenderung terik, termasuk di Kecamatan Driyorejo, Duduksampeyan, Dukun, dan Kedamean.

    Suhu udara: 25°C – 31°C
    Kelembapan: 57%-87%
    Kecepatan angin: 37,4 km/jam dari arah Timur.

    Meski cuaca tidak ada tanda hujan, tetapi masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya. [fyi/suf]

  • Gempa M 5 Terjadi di Sarmi Papua, Tak Berpotensi Tsunami

    Gempa M 5 Terjadi di Sarmi Papua, Tak Berpotensi Tsunami

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,0 terjadi di Papua. Kedalaman gempa 10 km.

    Melalui akun X-nya, BMKG melaporkan gempa terjadi pada Rabu (3/9/2025) pukul 23.41 WIB. Gempa berada pada 42 km timur laut Sarmi, Papua.

    “Gempa Mag:5,0,” tulis BMKG.

    BMKG menyampaikan gempa tak berpotensi tsunami.

    “Tidak berpotensi tsunami,” imbuhnya.

    (dek/rfs)

  • Gerhana Bulan Total 2025 Bisa Disaksikan di Indonesia, Ini Waktu, Lokasi, dan Caranya

    Gerhana Bulan Total 2025 Bisa Disaksikan di Indonesia, Ini Waktu, Lokasi, dan Caranya

    Jakarta: Akhir pekan ini, masyarakat dunia bisa menikmati salah satu peristiwa astronomi paling menakjubkan yaitu gerhana bulan total atau yang dikenal dengan istilah Blood Moon. 

    Pada momen ini, Bulan purnama akan berubah menjadi merah tua ketika melintasi bayangan Bumi.

    Di Indonesia, fenomena ini akan terjadi pada 7 September 2025, dengan durasi total hampir lima jam, menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Waktu yang cukup panjang sehingga masyarakat memiliki kesempatan luas untuk menyaksikannya.

    Sementara itu, di Inggris dan beberapa wilayah lain seperti Asia, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga Australia Barat, gerhana juga bisa diamati, meskipun dalam kondisi berbeda.
    Kapan puncak gerhana bulan terjadi?
    Melansir BBC, Rabu, 3 September 2025, berdasarkan catatan astronomi, fase penumbral atau saat bulan mulai masuk ke bayangan luar Bumi dimulai pukul 17:28 UTC. Lalu fase gerhana sebagian dimulai pukul 18:27 UTC sebelum akhirnya mencapai puncak sekitar 19:11 UTC.

    Di Indonesia, masyarakat berkesempatan menyaksikan peristiwa ini sejak awal hingga akhir karena berlangsung cukup lama.
     

    Apa itu gerhana bulan dan blood moon?
    Gerhana bulan terjadi ketika posisi Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari terhalang dan bayangan Bumi menutupi Bulan. Ada tiga jenis utama:

    Gerhana bulan total: Bulan sepenuhnya masuk ke dalam bayangan Bumi dan berubah merah mencolok.
    Gerhana bulan sebagian: Hanya sebagian permukaan Bulan yang tertutup bayangan.
    Gerhana bulan penumbral: Bulan hanya melewati bayangan luar Bumi sehingga terlihat lebih redup.

    Fenomena warna merah pada Blood Moon terjadi karena Rayleigh scattering, proses yang juga membuat langit biru dan matahari terbenam berwarna jingga. Saat cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, cahaya biru tersebar, sementara cahaya merah tetap terlihat dan dipantulkan ke Bulan.

    “Sepanjang sejarah, orang menganggapnya sebagai pertanda buruk. Namun sebenarnya, itu hanyalah pembiasan cahaya melalui atmosfer bumi, efek yang sama yang memberikan kita matahari terbenam berwarna merah,” jelas astronom dari Royal Observatory Greenwich, Dr. Edward Bloomer.
    Tips Menyaksikan Gerhana Bulan Total
    Untuk mendapatkan pengalaman terbaik saat menyaksikan Blood Moon, berikut beberapa tips sederhana:

    – Cari lokasi dengan cakrawala luas seperti bukit, lapangan terbuka, atau pantai akan memberi pandangan lebih jelas.
    – Datang sebelum bulan terbit. Di Indonesia pastikan sudah siap sebelum pukul 19.00 WIB.
    – Gunakan teleskop atau teropong untuk melihat detail permukaan Bulan, meski mata telanjang pun cukup memadai.
    – Periksa cuaca seperti awan tebal bisa menutupi pandangan, jadi pantau prakiraan cuaca setempat.

    Jakarta: Akhir pekan ini, masyarakat dunia bisa menikmati salah satu peristiwa astronomi paling menakjubkan yaitu gerhana bulan total atau yang dikenal dengan istilah Blood Moon. 
     
    Pada momen ini, Bulan purnama akan berubah menjadi merah tua ketika melintasi bayangan Bumi.
     
    Di Indonesia, fenomena ini akan terjadi pada 7 September 2025, dengan durasi total hampir lima jam, menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Waktu yang cukup panjang sehingga masyarakat memiliki kesempatan luas untuk menyaksikannya.

    Sementara itu, di Inggris dan beberapa wilayah lain seperti Asia, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga Australia Barat, gerhana juga bisa diamati, meskipun dalam kondisi berbeda.

    Kapan puncak gerhana bulan terjadi?
    Melansir BBC, Rabu, 3 September 2025, berdasarkan catatan astronomi, fase penumbral atau saat bulan mulai masuk ke bayangan luar Bumi dimulai pukul 17:28 UTC. Lalu fase gerhana sebagian dimulai pukul 18:27 UTC sebelum akhirnya mencapai puncak sekitar 19:11 UTC.
     
    Di Indonesia, masyarakat berkesempatan menyaksikan peristiwa ini sejak awal hingga akhir karena berlangsung cukup lama.
     

    Apa itu gerhana bulan dan blood moon?
    Gerhana bulan terjadi ketika posisi Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari terhalang dan bayangan Bumi menutupi Bulan. Ada tiga jenis utama:
     
    Gerhana bulan total: Bulan sepenuhnya masuk ke dalam bayangan Bumi dan berubah merah mencolok.
    Gerhana bulan sebagian: Hanya sebagian permukaan Bulan yang tertutup bayangan.
    Gerhana bulan penumbral: Bulan hanya melewati bayangan luar Bumi sehingga terlihat lebih redup.
     
    Fenomena warna merah pada Blood Moon terjadi karena Rayleigh scattering, proses yang juga membuat langit biru dan matahari terbenam berwarna jingga. Saat cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, cahaya biru tersebar, sementara cahaya merah tetap terlihat dan dipantulkan ke Bulan.
     
    “Sepanjang sejarah, orang menganggapnya sebagai pertanda buruk. Namun sebenarnya, itu hanyalah pembiasan cahaya melalui atmosfer bumi, efek yang sama yang memberikan kita matahari terbenam berwarna merah,” jelas astronom dari Royal Observatory Greenwich, Dr. Edward Bloomer.
    Tips Menyaksikan Gerhana Bulan Total
    Untuk mendapatkan pengalaman terbaik saat menyaksikan Blood Moon, berikut beberapa tips sederhana:
     
    – Cari lokasi dengan cakrawala luas seperti bukit, lapangan terbuka, atau pantai akan memberi pandangan lebih jelas.
    – Datang sebelum bulan terbit. Di Indonesia pastikan sudah siap sebelum pukul 19.00 WIB.
    – Gunakan teleskop atau teropong untuk melihat detail permukaan Bulan, meski mata telanjang pun cukup memadai.
    – Periksa cuaca seperti awan tebal bisa menutupi pandangan, jadi pantau prakiraan cuaca setempat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • 53 Desa di Bangkalan Dilanda Bencana Kekeringan

    53 Desa di Bangkalan Dilanda Bencana Kekeringan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan terus berupaya mengatasi krisis air bersih akibat musim kemarau panjang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyalurkan bantuan berupa tandon air dan distribusi air bersih ke sejumlah wilayah rawan kekeringan.

    Bupati Bangkalan Lukman Hakim menyebutkan, sebanyak 26 unit tandon air akan disebar ke daerah terdampak. Selain itu, suplai air bersih juga dikerahkan setiap hari ke desa-desa yang mengalami krisis.

    “Bantuan tandon dan air bersih ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam menghadapi kekeringan saat ini,” ujarnya, Rabu (03/09/2025).

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, saat ini terdapat 53 desa di sembilan kecamatan yang terdampak kekeringan, di antaranya Kecamatan Tanah Merah, Kwanyar, Blega, Konang, Kokop, Geger, Klampis, Sepulu, dan Arosbaya.

    Sebagian wilayah masuk kategori kekeringan kritis, di mana warga hanya memperoleh air dengan jarak tempuh lebih dari 3 kilometer.

    Sebagai langkah darurat, Pemkab Bangkalan telah menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan. Armada tangki air milik BPBD, PDAM, Dinas Sosial, dan PMI dikerahkan dengan kapasitas rata-rata 6.000 liter per hari.

    “Kami ingin hadir langsung dengan solusi nyata agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan air bersih,” tegas Lukman.

    Meski beberapa kali turun hujan, kondisi itu belum cukup untuk menambah cadangan air. BMKG memprediksi musim kemarau masih akan berlangsung hingga September 2025, sehingga penyaluran bantuan air bersih akan terus dilakukan.

    “Selain penanganan darurat, kami juga berupaya memaksimalkan sumber mata air yang ada agar ketersediaan air bersih tetap terjamin,” pungkasnya. [sar/but]

  • Cuaca Buruk Hentikan Kapal Cepat ke Bawean, Penumpang Terlantar dan Penginapan di Gresik Penuh

    Cuaca Buruk Hentikan Kapal Cepat ke Bawean, Penumpang Terlantar dan Penginapan di Gresik Penuh

    Gresik (beritajatim.com) – Imbas cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Laut Jawa membuat dua kapal cepat tujuan ke Pulau Bawean tak beroperasi. Kedua kapal cepat yang melayani penumpang itu yakni Ekspres Bahari 3F dan 6F.

    Selain menyebabkan kapal cepat tak beroperasi. Penginapan di dekat sekitar Pelabuhan Gresik juga penuh. Pasalnya penumpang kapal cepat menunggu cuaca normal.

    Data BMKG di Pulau Bawean, gelombang laut mulai tanggal 2 hingga 4 September 2025 mencapai 1, 25 meter sampai 2,5 meter. Atas dasar ini, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik ,memberikan surat penundaan untuk kapal cepat tujuan ke Pulau Bawean.

    Kepala KSOP Kelas II Gresik, Capt Herbert EP Marpaung mengatakan, penundaan keberangkatan kapal cepat sejak kemarin. Berlaku hingga nanti benar-benar cuaca membaik.

    “Penundaan itu menindaklanjuti Surat Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Maritim (BMKG) Tanjung Perak, Nomor: e.B/ME.01.02/WP/457/MPrk.II/IX/2025 tanggal 1 September 2025 tentang Informasi Tinggi Gelombang di Jawa Timur,” katanya, Rabu (3/9/2025).

    Saat ini dua kapal cepat milik PT Pelayaran Sakti Inti Makmur, masih sandar di Pelabuhan Gresik menunggu laporan cuaca dari BMKG.

    Sementara itu, salah satu penumpang Ida Azlina (22) warga Malaysia asal Bawean bersama lima rekannya terpaksa bertahan di salah satu penginapan dekat Pelabuhan Gresik. Ida bersama suami, anak serta kerabatnya masih berada di penginapan.

    “Ya mau bagaimana lagi, kami terpaksa menambah lagi satu hari menginap. Seharusnya berangkat kemarin namun ada informasi cuaca buruk. Akhirnya kapal tidak boleh beroperasi demi keselamatan,” ujarnya.

    Dirinya sengaja pulang kampung ke Bawean, bersama lima rombongan keluarga mengikuti kegiatan tahunan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di kampung halamannya. “Selain silaturahmi ke keluarga di Pulau Bawean. Kami sudah lama belum pernah menengok di kampung halaman,” ungkapnya.

    Ida menceritakan apabila kapal cepat tak beroperasi. Dirinya biasanya menggunakan KMP Gili Iyang. Namun, kapal tersebut masih dalam perbaikan karena mengalami kebakaran. “Dulu biasanya menggunakan KMP Gili Iyang. Tapi sekarang masih dalam tahap perbaikan,” urainya.

    Sementara itu, salah satu pengelola penginapan Totok mengatakan, imbas cuaca buruk dan gelombang tinggi ini. Banyak penumpang yang menginap di tempatnya. “Lumayan ketiban rejeki tapi kasihan juga kalau berlama-lama di penginapan karena tak ada kapal,” paparnya. [dny/kun]