Kementrian Lembaga: BMKG

  • Curah Hujan di Bali Lebih dari 300 mm/hari, Ibarat Hujan Sebulan Turun Sehari

    Curah Hujan di Bali Lebih dari 300 mm/hari, Ibarat Hujan Sebulan Turun Sehari

    Jakarta

    Beberapa hari mendatang, potensi curah hujan tinggi di Bali masih membayangi. Stasiun Klimatologi Bali pun mengimbau masyarakat Bali untuk selalu waspada dan menyarankan sejumlah hal.

    Untuk kondisi saat ini, Kamis (11/9/2025) curah hujan yang ditakar di beberapa tempat di Bali mencapai lebih dari 300 mm/hari, ini menjadi rekor curah hujan harian. Sehingga wajar apabila curah hujan menjadi penyebab utama terjadinya banjir hingga luapan sungai di sebagian besar lokasi di Bali.

    “Ibaratnya curah hujan sebulan turun dalam 1 hari, sehingga dampaknya luar biasa,” tutur Kepala Pokja Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali, I Made Dwi Wiratmaja kepada detikINET.

    Meski begitu, walaupun curah hujan memang berpengaruh, Made mengatakan kejadian banjir tidak selalu disebabkan karena hujan yang lebat saja.

    “Bisa jadi kondisi alam lingkungan yang sudah terdegradasi sehingga tidak mampu lagi menopang curah hujan ekstrem yang turun sehingga terjadi banjir dan genangan,” ujar Made.

    Adapun hal yang dapat dilakukan masyarakat bisa dilakukan dari hal terkecil seperti mengamati lingkungan sekitar. Apabila diperlukan, tak ada salahnya untuk membuat jalan-jalan air atau memperbaiki drainase agar apabila turun hujan lebat, maka airnya tidak sampai menggenang.

    “Pembuatan biopori, mulai menanam pohon di sekitar kita dan membuang sampah pada tempatnya mungkin langkah kecil yang terdengar sepele, tapi jika dilakukan bersama mungkin dapat mengurangi dampak banjir akibat hujan lebat,” imbuhnya.

    Untuk hujan yang terjadi tanggal 9 kemarin, setelah diukur atau ditakar maka tercatat beberapa lokasi memang sangat ekstrem. Contohnya di Jembrana tercatat hujan 1 hari di angka 385,5 mm (curah hujan tertinggi untuk Kabupaten Jembrana). Sedangkan untuk keseluruhan hujan tertinggi terukur di daerah Kapal (kab Badung) yaitu 390 mm.

    Nilai ini merupakan curah hujan tertinggi yang pernah dicatat baik di Jembrana maupun Kapal.

    “Masyarakat diharap terus waspada terhadap potensi curah hujan beberapa hari ke depan, wilayah-wilayah pinggiran sungai yang rawan banjir mungkin dapat disterilkan sementara sehingga jika terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir tidak sampai jatuh korban jiwa,” saran Made.

    Lebih lanjut, BMKG Bali telah menyebarkan peringatan dini terkait bencana banjir di Bali. Diharapkan, masyarakat selalu awas dengan prediksi cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa hari terakhir.

    Peringatan dini BMKG untuk masyarakat Bali terkait potensi curah hujan tinggi. Foto: BMKGPeringatan dini BMKG untuk masyarakat Bali terkait potensi curah hujan tinggi. Foto: BMKG

    (ask/fay)

  • Gempa M 3,8 Terjadi di Malang

    Gempa M 3,8 Terjadi di Malang

    Jakarta

    Gempa bumi dengan magnitudo (M) 3,8 terjadi di Malang, Jawa Timur. Gempa ada pada kedalaman 10 kilometer.

    “Gempa 117 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM,” tulis BMKG melalui akun X-nya, Kamis (11/9/2025).

    Gempa terjadi pada pukul 05.41 WIB. Gempa ada pada titik koordinat 9,17 lintang selatan dan 112,81 bujur timur.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” jelasnya.

    (whn/whn)

  • Bali Diguncang Gempa Magnitudo 4,0 Pagi Ini

    Bali Diguncang Gempa Magnitudo 4,0 Pagi Ini

    Bisnis.com, BALI – Gempa Magnitudo 4,0, mengguncang kawasan Karangasem Bali hari ini, Kamis 11 September 2025 pukul 04:50:43 WIB.

    Menurut data BMKG gempa itu berlokasi di titik 8.33LS, 115.50BT (3 km BaratLaut KARANGASEM-BALI).

    Adapun kedalaman gempa berkisar 215 Km.

    Selain di Bali berikut deretan gempa di Indonesia hari ini

    Gempa Mag:2.9, 11-Sep-2025 04:26:49WIB, Lok:4.28LS, 102.35BT (33 km BaratDaya SELUMA-BENGKULU), Kedlmn:32 Km

    Gempa Mag:3.2, 11-Sep-2025 04:01:12WIB, Lok:2.49LU, 126.85BT (150 km BaratLaut

    Gempa Mag:2.8, 11-Sep-2025 03:42:05WIB, Lok:9.48LS, 117.12BT (85 km Tenggara SUMBAWABARAT-NTB), Kedlmn:20 Km

    Gempa Mag:4.3, 11-Sep-2025 03:22:08WIB, Lok:5.87LS, 131.30BT (160 km BaratDaya MALUKUTENGGARA), Kedlmn:104 Km

  • Breaking News: Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 4,6

    Breaking News: Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 4,6

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sukabumi, Jawa Barat diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,6. BMKG mencatat, gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.

    Mengutip laporan BMKG dalam akun resmi twitternya atau X menyatakan, bahwa gempa bumi di Sukabumi ini terjadi pada pukul 20:26 WIB.

    Lokasi titik gempa berada di 7.50 lintang selatan dan 106.65 bujur timur.

    Titik gempa berada di jarak 57 km arah tenggara Kabupaten Sukabumi. Gempa memiliki kedalaman 31 km

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tegas BMKG, Rabu (9/10/2025)

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.

    Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.

    Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.

    “Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

    Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.

    Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.

    “Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.

    Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]

  • Dispar Bali minta pengelola DTW antisipasi cuaca buruk

    Dispar Bali minta pengelola DTW antisipasi cuaca buruk

    saya mengimbau seluruh pengelola khususnya DTW alam mempersiapkan seluruh sumber daya dalam rangka mitigasi bencana

    Denpasar (ANTARA) – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali meminta pengelola daya tarik wisata (DTW) mengantisipasi cuaca buruk meskipun hingga kini tak ada yang ditemukan terdampak banjir.

    “Sampai saat ini sesuai info kabupaten/kota, belum ada (DTW terdampak), untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka saya mengimbau seluruh pengelola khususnya DTW alam agar mempersiapkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam rangka mitigasi bencana,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali I Wayan Sumarajaya di Denpasar, Rabu.

    Diketahui hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Bali terutama Kota Denpasar selama lebih dari 24 jam sejak Selasa (9/9) pagi kemarin mengakibatkan banjir di hampir seluruh Denpasar dan kabupaten sekitarnya.

    Kepala Dispar Bali menyadari kondisi ini adalah faktor cuaca, sehingga yang dapat dilakukan adalah langkah-langkah pencegahan yang setidaknya dapat memperkecil potensi bencana.

    “Seperti melakukan penataan pohon di lingkungan DTW untuk menghindari terjadinya pohon tumbang akibat hujan, membersihkan semua saluran drainase untuk mencegah banjir, memasang media-media informasi di area DTW sehingga wisatawan mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,” ujarnya.

    Kepada pengelola aktivitas wisata, terutama wisata alam seperti wisata petualangan pendakian, wisata air arung jeram, selam, snorkeling, memancing, wisata udara paragliding dan paralayang diminta memperhatikan kondisi cuaca.

    Sumarajaya mengingatkan rutin memantau perkiraan cuaca dari BMKG dan menginformasikan kepada wisatawan kapan bisa beraktivitas kapan tidak.

    “Kepada seluruh pengelola atau biro perjalanan pengelola akomodasi agar selalu memberikan informasi kepada wisatawan tentang hal-hal yang mesti dilakukan jika berwisata di Bali pada musim hujan, dengan rutin memantau perkiraan cuaca dari BMKG,” kata dia.

    Tidak lupa Kepala Dispar Bali mengingatkan wisatawan yang sedang berada di Bali agar mematuhi segala aturan yang ada, baik peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, aturan-aturan yang ada di tempat menginap, dan aturan-aturan di tempat wisata.

    “Selalu waspada dan berhati-hati jika melakukan wisata, mempersiapkan segala perlengkapan agar tidak basah jika hujan serta selalu mengajak pemandu yang profesional,” ujarnya.

    Ia meyakini semua pihak sudah menjalankan tanggung jawab dengan baik di kondisi saat ini, dengan menaati imbauan ini, Sumarjaya juga meyakini seluruh proses pariwisata dapat berjalan dengan baik.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Waspada Bencana di Jateng Selatan, Hujan Lebat Berisiko Turun 3 Hari ke Depan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 September 2025

    Waspada Bencana di Jateng Selatan, Hujan Lebat Berisiko Turun 3 Hari ke Depan Regional 10 September 2025

    Waspada Bencana di Jateng Selatan, Hujan Lebat Berisiko Turun 3 Hari ke Depan
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com
    – Masyarakat di Jawa Tengah bagian selatan diimbau untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap memperkirakan bahwa dalam beberapa hari ke depan, wilayah ini masih berpotensi mengalami hujan lebat.
    “Potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, kepada wartawan pada Rabu (10/9/2025).
    Teguh menjelaskan bahwa potensi hujan ini dipicu oleh beberapa dinamika atmosfer.
    “Pantauan kami menunjukkan indeks Dipole Mode (DMI) negatif tercatat hingga minus 1,27, sehingga meningkatkan curah hujan di Indonesia bagian barat,” ujarnya.
    Selain itu, terdapat gelombang Rossby ekuatorial yang melewati Pulau Jawa, serta tekanan rendah di Samudera Hindia barat daya Sumatera.
    Data yang diperoleh pada Senin (8/9/2025) menunjukkan bahwa wilayah Cilacap sempat diguyur hujan dengan intensitas sedang sebesar 23 milimeter setelah sebelumnya mengalami cuaca relatif cerah hingga berawan.
    Pada Selasa (9/9/2025), curah hujan di wilayah perkotaan Cilacap tercatat 10 milimeter (kategori ringan), Sidareja sebesar 64 milimeter (kategori lebat), Dayeuhluhur 85 milimeter (kategori lebat), Cimanggu 135 milimeter (kategori sangat lebat), dan Maos 35 milimeter (kategori sedang).
    Dalam tiga hari ke depan, Teguh memprediksi arah angin akan bertiup dari timur hingga selatan dengan kecepatan 5-40 kilometer per jam.
    Suhu udara diperkirakan berkisar antara 24-32 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 63-96 persen.
    Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Analisis BMKG Penyebab Hujan Ekstrem Bikin Bali Dikepung Banjir

    Analisis BMKG Penyebab Hujan Ekstrem Bikin Bali Dikepung Banjir

    Liputan6.com, Jakarta Banjir menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Bali. Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan, sebagian besar kabupaten kota di Bali mengalami curah hujan lebat hingga ekstrem di atas 150 milimeter per hari, pada periode 9-10 September 2025.

    “Dalam tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu (10/09/2025).

    Berdasarkan hasil pantauan, hujan turun sejak Selasa (9/9) di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Klungkung dan Karangasem dalam kategori lebat di atas 50 milimeter (mm) per hari hingga kategori ekstrem di atas 150 mm.

    Hujan tersebut bahkan berlanjut hingga Rabu pagi ini, hingga menyebabkan bencana hidrometeorologi, di antaranya banjir di sejumlah titik.

    Dia menambahkan, dari analisis dinamika atmosfer menunjukkan kondisi ekstrem tersebut dipicu oleh aktif gelombang ekuatorial Rosby yang berdampak memicu pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan.

    Selain itu, ada juga kelembaban udara dalam kategori lembab hingga lapisan 200 milibar (mb) atau hingga 12.000 meter.

    “Kondisi itu mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat atau petir,” ucapnya.

    Sementara itu, banjir terjadi di sejumlah titik di Denpasar, di antaranya di permukiman Pura Demak, kemudian kawasan Pasar Badung yang berada dekat aliran Tukad (Sungai) Badung di Denpasar.

    Banjir juga melanda permukiman di Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana mengakibatkan satu orang hilang terseret arus banjir yang saat ini masih dalam pencarian.

    Bencana alam di Jembrana itu juga berdampak terhadap lalu lintas vital jalur Denpasar-Gilimanuk sehingga menyebabkan kemacetan di sejumlah titik menuju Pelabuhan Gilimanuk.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali juga mendata di Tabanan dan Karangasem juga terjadi pohon tumbang yang menutup akses jalan dan menimpa kabel listrik.

  • BMKG prakirakan sebagian Jakarta diselimuti awan tebal pada Rabu pagi

    BMKG prakirakan sebagian Jakarta diselimuti awan tebal pada Rabu pagi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah DKI Jakarta diselimuti awan tebal pada Rabu pagi.

    Menurut laman resmi BMKG di Instagram @infobmkg di Jakarta, Rabu, cuaca berawan tebal terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

    Sementara kondisi cuaca berawan diprediksi terjadi di Jakarta Timur pada Rabu pagi.

    Beranjak pada siang hari, sebagian besar wilayah Jakarta akan diguyur hujan kecuali Kabupaten Kepulauan Seribu yang diprediksi diselimuti awan tebal.

    Cuaca hujan ringan ini terus berlanjut di sore hari di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara.

    Kemudian, kondisi cuaca hujan sedang terjadi di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, kemudian Kabupaten Kepulauan Seribu masih diselimuti awan tebal.

    Pada malam harinya, seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi diguyur hujan ringan kecuali Kepulauan Seribu masih diselimuti awan tebal.

    Sementara untuk suhu udara di DKI Jakarta diperkirakan berkisar antara 24 hingga 30 Derajat Celcius. BMKG juga menyatakan bahwa kecepatan angin berkisar 1-13 kilometer (Km) per jam.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Irwan Suhirwandi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bapanas dan BMKG sinergi bangun fondasi ketahanan pangan berkelanjutan

    Bapanas dan BMKG sinergi bangun fondasi ketahanan pangan berkelanjutan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersinergi membangun fondasi ketahanan pangan berkelanjutan melalui pemanfaatan data yang lebih komprehensif dan akurat.

    Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy mengatakan kerja sama itu merupakan tonggak penting dalam menjawab tantangan pangan di tengah perubahan iklim dan dinamika global.

    “Dengan memadukan data pangan dan iklim, Bapanas bersama BMKG membangun fondasi kebijakan yang lebih presisi, adaptif, dan berpihak pada masyarakat,” kata Sarwo dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Sinergitas Pertukaran dan Pemanfaatan Data dan Informasi dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan Nasional di Jakarta, Senin (8/9).

    Ia menambahkan data meteorologi, klimatologi, dan geofisika dari BMKG akan sangat mendukung analisis pangan nasional, mulai dari stabilisasi harga dan stok, penguatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), hingga penyusunan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).

    “Dengan data yang lebih komprehensif, kebijakan pangan bisa lebih antisipatif, sehingga kita tidak hanya menunggu krisis datang, tetapi bisa menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” ujar Sarwo.

    Sinergi tersebut juga menjadi tindak lanjut dari kesepahaman bersama yang sebelumnya ditandatangani Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati tentang Sinergitas Program dan Kegiatan dalam rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional pada 2 Juni 2025.

    Selain itu, implementasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang mengamanatkan penyelenggaraan Sistem Informasi Pangan.

    Selain itu, kerja sama ini sesuai dengan Peraturan BMKG Nomor 12 Tahun 2019 yang membuka akses data untuk kepentingan pemerintah, memperkuat prinsip Satu Data Indonesia.

    Sebagai tindak lanjut, Bapanas telah menugaskan jajaran terkait untuk menyusun rencana aksi implementasi beserta timeline, melakukan monitoring bersama, dan memastikan bahwa pertukaran data berjalan sesuai regulasi.

    Kolaborasi itu juga membuka ruang bagi pengembangan sistem peringatan dini pangan berbasis iklim, kajian bersama, serta pemanfaatan teknologi big data dan kecerdasan buatan untuk analisis prediktif.

    “Sinergi data pangan dan iklim akan membawa kita pada kebijakan yang lebih kokoh, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk menjawab tantangan pangan di masa depan,” kata Sarwo.

    Kepala Pusat Data dan Informasi Pangan Bapanas, Kelik Budiana menambahkan bahwa integrasi data tersebut menjadi fondasi penting dalam membangun Sistem Informasi Pangan (SIP).

    “Kami memastikan setiap data yang ditukar bukan sekadar angka melainkan bahan baku bagi analisis yang tajam dan kebijakan yang tepat. Dengan SIP yang terintegrasi, Bapanas dapat merespons lebih cepat terhadap gejolak harga, ketersediaan, maupun kerawanan pangan,” jelas Kelik.

    Sementara itu, Plt Sekretaris Utama BMKG, Guswanto menegaskan dukungan penuh lembaganya dalam menyediakan data iklim dan cuaca yang relevan bagi pangan nasional.

    “BMKG berkomitmen menghadirkan informasi meteorologi dan klimatologi yang akurat, terpercaya, dan tepat waktu,” kata Guswanto.

    Oleh karena itu, tambah Guswanto, sinergi tersebut memastikan data dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung stabilitas pangan dan kesejahteraan masyarakat.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Endang Sukarelawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.