Gempa Magnitudo 2,3 Guncang Kota Bogor
Penulis
BOGOR, KOMPAS.com
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa bumi dengan magnitudo 2,3 yang terjadi di wilayah barat daya Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (19/9/2025) malam.
“Gempa Magnitudo 2.3 pukul 18:58:34 WIB,” demikian informasi BMKG melalui akun X
@infoBMKG
.
Dalam laporannya, gempa terjadi dengan lokasi 6.73 Lintang Selatan dan 106.58 Bujur Timur.
Pusat gempa berada di darat, sekitar 28 kilometer barat daya Kota Bogor, dengan kedalaman 10 kilometer.
BMKG menyampaikan bahwa informasi ini merupakan hasil pemodelan cepat.
“Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” demikian pernyataan BMKG.
Hingga kini, belum ada laporan terkait dampak kerusakan maupun korban akibat gempa tersebut
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BMKG
-

BPBD Sampang Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Masih Panjang
Sampang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang memperkirakan musim kemarau tahun ini akan berlangsung lebih lama dibandingkan biasanya. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca panas masih akan terjadi hingga awal tahun depan.
“Angin kencang diperkirakan bertahan dari bulan September hingga Februari 2026,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman, Jumat (19/9/2025).
Ia menambahkan, meski belum menerima pembaruan resmi dari BMKG, tanda-tanda kemarau panjang sudah terlihat nyata di lapangan. Tahun ini, BPBD mencatat sebanyak 95 desa terdampak kekeringan. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, namun kebutuhan masyarakat terhadap pasokan air bersih tetap tinggi.
Untuk mengantisipasi dampak kekeringan, BPBD Sampang telah mengerahkan empat unit armada tangki air. Air bersih didistribusikan ke desa-desa yang paling membutuhkan.
“Distribusi air kami prioritaskan ke desa-desa dengan kondisi krisis air. Karena warga masih harus menghadapi masa kemarau yang cukup panjang ke depan,” ujar Fajar.
Meski dalam beberapa hari terakhir cuaca di Sampang sempat mendung, BMKG memprediksi awal musim penghujan baru akan terjadi pada akhir Desember 2025 atau bahkan awal Januari 2026. [sar/beq]
-

BMKG Ungkap Potensi Banjir Rob Diperkirakan Dua Kali Hingga Akhir September di Pesisir Jatim
Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menginformasikan adanya potensi banjir rob yang akan melanda wilayah pesisir Jawa Timur sebanyak dua kali selama akhir bulan September 2025.
Potensi banjir rob ini dipicu oleh fase bulan baru yang mengakibatkan meningkatkan ketinggian air laut maksimum, terjadi pada rentang tanggal 18-23 September 2025 serta 28-30 September 2025.
Menurut Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, pasang air laut bisa mencapai ketinggian 130 cm. Pasang ini akan berdampak pada potensi banjir rob di wilayah pesisir Surabaya Barat, Gresik, Lamongan, dan Tuban.
“Untuk wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob sebagian besar di pesisir utara Jawa Timur, antara pukul 08.00-12.00 WIB, dengan ketinggian mulai 130 cm dari permukaan air laut,” kata Ady, Jumat (19/9/2025)
BMKG turut mengimbau masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah pesisir, agar senantiasa waspada, sebab genangan air rob tersebut memiliki sifat korosif dan berpotensi mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
“Masyarakat bisa menghindari melewati jalan dan wilayah yang tergenang oleh banjir rob karena airnya bersifat korosif atau mudah membuat karat benda-benda dari metal atau logam,” urainya.
Selain itu, banjir rob juga bisa mengganggu aktivitas tambak garam dan perikanan darat. Sehingga para pemilik tambak juga diimbau untuk meninggikan tanggulnya agar tidak terdampak kerugian.
“Untuk pemilik tambak hendaknya meninggikan tanggulnya meminimalisir kerugian karena tambak yang meluber,” bebernya.
BMKG pun mengingatkan agar masyarakat bisa mengikuti informasi terkini yang disampaikan BMKG, sebelum melakukan aktivitas di wilayah pesisir Jawa Timur. [rma/aje]
-

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire Papua Tengah, Ini Penyebabnya
Bisnis.com, JAKARTA – Jumat 19 September 2025 pukul 01.19.50 WIB wilayah Nabire, Papua Tengah diguncang gempa tektonik.
Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5.
Episenter terletak pada koordinat 3,47° LS ; 135,49° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Nabire, Papua Tengah pada kedalaman 24 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar anjak Weyland.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa ini dirasakan di Nabire sangat kuat dalam skala intensitas V-VI MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, menimbulkan kerusakan ringan). Di Wasior dalm skala intensitas IV-V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk). Di Enarotali dalam skala intensitas III-IV (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Di Timika dlm skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Di Biak dan Supiori dengan skala intensitas II-III (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI.
Hingga pukul 01.47 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 (empat) aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan maghnitudo terbesar M4,2.***
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354302/original/095715400_1758235310-Untitled.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa Dangkal M 6,6 Guncang Nabire Papua Tengah, BMKG Ungkap Pemicunya
Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 6,6 mengguncang Nabire Papua Tengah, Jumat (19/9/2025), pukul 01.19.50 WIB. Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar anjak Weyland.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.
Daryono juga mengatakan, gempa Nabire berdampak dan dirasakan di daerah Nabire dengan skala intensitas V MMI, daerah Wasior dengan skala intensitas IV-V MMI, daerah Enarotali dengan skala intensitas III-IV, daerah Timika dengan skala intensitas III MMI, daerah Biak dan Supiori dengan skala intensitas II-III.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Hingga pukul 01.47 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan maghnitudo terbesar M4,2.
Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” imbau Daryono.
Sebelumnya Gempa Magnitudo 6,6 mengguncang Nabire Papua Tengah, Jumat (19/9/2025), pukul 01.19.50 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Nabire ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5.
Lokasi gempa Nabire ini berada pada koordinat 3,47° LS ; 135,49° BT, dengan episenter gempa berada di darat wilayah Nabire, dengan kedalaman 24 km.
-
/data/photo/2023/06/03/647b463f3cd10.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Terasa hingga Timika Regional 19 September 2025
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Terasa hingga Timika
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,6 mengguncang Nabire, Papua Tengah, pada Jumat (19/9/2025) pukul 01:19:50 WIB.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berlokasi di 3.47 derajat Lintang Selatan – 135.49 derajat Bujur Timur pada kedalaman 24 kilometer.
Adapun pusat gempa berada di darat 12 kilometer barat daya Nabire.
“Tidak berpotensi tsunami” kata BMKG dalam keterangannya.
Berikut daerah yang merasakan gempa:
III MMI (dirasakan banyak orang):
Timika
IV-V MMI (dirasakan banyak orang):
Wasior
V MMI (dirasakan banyak orang):
Nabire
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Gempa M 6,6 Terjadi di Nabire Papua Tengah
Jakarta – Gempa magnitudo (M) 6,6 terjadi di Nabire, Papua Tengah. Pusat gempa 29 km barat laut Nabire.
“Kedalaman: 24 Km, tidak berpotensi tsunami,” kata BMKG di akun X, Jumat (19/9/2025).
Gempa terjadi pada pukul 01.19 WIB dengan titik koordinat 3,47 LS, 135,49 BT.
(rfs/rfs)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/736877/original/099368000_1410679191-gelombang.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Perairan Lampung, Nelayan Diminta Waspada
Untuk mengantisipasi risiko kecelakaan laut, lanjut dia, BMKG mengimbau masyarakat pesisir dan para pelaku pelayaran agar waspada. Kapal nelayan berisiko terdampak jika angin mencapai 15 knot dengan gelombang setinggi 1,25 meter.
Kemudian, kapal tongkang berpotensi terhambat jika kecepatan angin 16 knot dan gelombang 1,5 meter.
Sementara, kapal feri berisiko terganggu jika kecepatan angin mencapai 21 knot dengan gelombang 2,5 meter.
-

Viral Video Seram Laut Makan Daratan, Ini Penjelasan BMKG
Jakarta –
Viral video di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, di mana lautnya ‘memakan’ daratan hingga rontok ke air. Eko Prasetyo selaku Direktur Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutnya sebagai pengikisan pantai.
Menurut Eko, peristiwa itu tepatnya disebut sebagai pengikisan pantai sebagai akibat ekstremnya unsur meteo oseanografi. Abrasi biasanya pada dinding pantai yang kuat.
“Namun tidak perlu diperdebatkan perbedaan penamaannya karena dampak yang ditimbulkan hampir sama,” ujarnya kepada detikINET, Kamis (18/9/2025), melalui pesan singkat.
Berdasarkan data analisis OFS BMKG (angin dan gelombang) diketahui bahwa pada saat kejadian terjadi kecepatan angin, gelombang signifikan dan gelombang maksimum dalam kategori rendah. Akan tetapi, untuk ketinggian gelombang maksimum yang dapat mencapai 1,25 meter, jika sampai menghantam daratan akan cukup memperparah dampak abrasi/pengikisan pantai.
“Sedangkan kondisi arus permukaan laut dalam kategori rendah tetapi terjadi pola siklonik di perairan sekitar lokasi kejadian yang cukup memperparah dampak abrasi/pengikisan yang terjadi,” imbuhnya.
Untuk mengatasinya dan mencegah di kemudian hari, pertama-tama pemerintah perlu memahami struktur pantai yang ada. Jika struktur berpasir, maka dapat dikurangi dengan pembangunan break water.
“Jika struktur lainnya dapat dicegah dengan penanaman mangrove,” ucap Eko.
Abrasi di pesisir pantai Desa Laimeo, Kecamatan Sawa, Konawe Utara, terjadi pada Senin (15/9) sekitar pukul 12.30 Wita. Kepala BPBD Konawe Utara Muhammad Aidin mengatakan abrasi pantai itu menjadi perhatian semua pihak terkait.
“Kalau penyebab pasti itu kita masih tahap penelitian dan pengamatan. Semua pihak sudah turun tangan,” katanya kepada detikNews.
Dia mengungkapkan sejumlah fasilitas seperti dermaga umum dan rumah warga terancam akibat abrasi tersebut. Pihaknya pun meminta warga di sekitar lokasi untuk waspada.
(ask/ask)
/data/photo/2024/12/06/67527840768a0.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
