Kementrian Lembaga: BMKG

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 11 Oktober 2025, Berawan?

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 11 Oktober 2025, Berawan?

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Sabtu, 11 Oktober 2025.

    “Cuaca di Surabaya, Gresik, maupun Sidoarjo cenderung cerah dan berawan. Namun, tidak ada tanda akan turun hujan. Untuk suhu antara 25°C hingga 34°C. Sedangkan kelembabannya antara 28%-86%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Jumat (10/10/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut cuaca di Surabaya hari ini cenderung cerah dan berawan hari ini. Tidak ada tanda akan turun hujan, termasuk di Kecamatan Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Simokerto, dan Sukolilo.

    Suhu udara: 26°C – 34°C
    Kelembapan: 40% – 81%
    Kecepatan angin: 14,6 Km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Sama seperti Kota Pahlawan, Sidoarjo juga tidak ada tanda akan turun hujan, lantaran cenderung cerah dan berawan hari ini, termasuk di Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Tulangan, Waru, Wonoayu, Prambon, Krembung, Candi, dan Buduran.

    Suhu udara: 25°C – 34°C
    Kelembapan: 38%-84%
    Kecepatan angin: 17,8 km/jam dari arah Barat.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, daerah di Gresik cenderung cerah di pagi dan siang hari. Namun, sore hingga malamnya tampak berawan. Meski begitu tidak ada tanda akan turun hujan, termasuk di Kecamatan Tambak, Sidayu, Sangkapura, Driyorejo, Duduk Sampeyan, Tambak, dan Sangkapura.

    Suhu udara: 26°C – 31°C
    Kelembapan: 54%-86%
    Kecepatan angin: 20,1 km/jam dari arah Tengggara.

    Meski beberapa daerah diprakirakan tidak turun hujan, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. (fyi)

  • Pakailah masker, kualitas udara Jakarta Sabtu pagi masih tak sehat

    Pakailah masker, kualitas udara Jakarta Sabtu pagi masih tak sehat

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki peringkat ke-15 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

    Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.20 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 112 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 40 mikrogram per meter kubik.

    Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

    Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan.

    Jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

    Sedangkan kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

    Kemudian, kategori sedang,yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

    Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

    Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

    Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, yaitu Delhi (India) di angka 191, urutan kedua Lahore (Pakistan) di angka 170 dan urutan ketiga Kolkata (India) di angka 167.

    Urutan keempat Ho Chi Minh City (Vietnam) di angka 165 dan urutan kelima Milano (Italia);di angka 162.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meluncurkan platform perantau kualitas udara terintegrasi yang didukung 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di wilayah kota metropolitan tersebut.

    Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara. Hal ini dibuat sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

    Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategies.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG: Cuaca Hari Ini Sabtu 11 Oktober 2025, Jakarta dan Sekitarnya Diprediksi Berawan hingga Hujan – Page 3

    BMKG: Cuaca Hari Ini Sabtu 11 Oktober 2025, Jakarta dan Sekitarnya Diprediksi Berawan hingga Hujan – Page 3

    Dengan demikian, BMKG memprakirakan jika kondisi ini benar-benar terjadi, La Nina yang terbentuk termasuk kategori lemah, dengan dampak yang tidak sebesar La Nina sedang atau kuat.

    Supari menjelaskan bahwa pada kondisi La Nina lemah, perubahan sirkulasi atmosfer seperti penguatan angin pasat dan peningkatan konveksi di wilayah barat Pasifik memang masih mungkin terjadi.

    Namun, intensitasnya tidak cukup kuat untuk menimbulkan anomali curah hujan ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia.

    “Secara umum, tidak memberikan peningkatan curah hujan yang besar di Indonesia. Pengaruhnya lebih terbatas dan bersifat lokal,” terang Supari.

    BMKG juga mencatat suhu muka laut (SST) di perairan Indonesia saat ini terpantau dalam kondisi hangat. Dia menyebut, kondisi ini diperkirakan tetap berlanjut dan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan aktivitas konvektif di atmosfer.

    “Suhu laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 150 persen dari normalnya, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian tengah dan selatan, serta Sulawesi,” kata Supari.

     

  • Jakarta dan sekitarnya diprakirakan berawan hingga hujan ringan

    Jakarta dan sekitarnya diprakirakan berawan hingga hujan ringan

    Jakarta (ANTARA) – Cuaca DKI Jakarta dan sekitarnya diprakirakan berawan pada sebagian wilayah dan hujan ringan pada kawasan lainnya dengan sejumlah peringatan cuaca ekstrem di kota penyangga.

    Berdasarkan informasi yang dikutip dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pada Sabtu, kondisi langit berawan diprediksi terjadi di Kota Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

    Sementara kota administratif Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur diproyeksikan hujan ringan.

    Kondisi hujan ringan ini juga diperkirakan terjadi di beberapa kota penyangga ibu kota seperti Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

    Sedangkan untuk Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi diperkirakan cuaca cerah.

    Selain itu, BMKG juga merilis wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan angin kencang pada provinsi Jawa Barat dan Banten.

    Pewarta: Aditya Ramadhan
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warga Talaud Lega, Peringatan Tsunami Berakhir Setelah Gempa 7,4 Magnitudo di Laut Filipina
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Oktober 2025

    Warga Talaud Lega, Peringatan Tsunami Berakhir Setelah Gempa 7,4 Magnitudo di Laut Filipina Regional 10 Oktober 2025

    Warga Talaud Lega, Peringatan Tsunami Berakhir Setelah Gempa 7,4 Magnitudo di Laut Filipina
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami di wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara dan sekitarnya berakhir, setelah sempat diberlakukan menyusul gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di Laut Filipina, Jumat pagi.
    “Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pukul 13.25 WIB,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (10/10/2025), dikutip dari Antara.
    Menurut dia, keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil observasi dari seluruh tsunami gauge di kawasan utara Sulawesi dan Maluku Utara.
    Ia menyebutkan, tidak terpantau lagi adanya kenaikan tinggi muka laut yang berpotensi menimbulkan ancaman.
    BMKG sempat mencatat adanya kenaikan permukaan air laut atau anomali tsunami minor di sejumlah titik pengamatan. Di antaranya di Essang, Kepulauan Talaud, dengan ketinggian 17 centimeter, Sangihe 16 centimeter; serta di Morotai, Maluku Utara, sekitar 10 centimeter.
    Gelombang tersebut menurut analisa BMKG bersifat minor. Namun, sesuai prosedur mitigasi, tetap mengeluarkan peringatan dini sebagai langkah preventif agar masyarakat tetap waspada.
    Sebelumnya diketahui peringatan dini tsunami dikeluarkan setelah gempa tektonik berkekuatan 7,4 magnitufo mengguncang Laut Filipina pada pukul 08.43 WIB.
    Episenter gempa terletak pada koordinat 7,23° LU dan 126,83° BT, atau sekitar 275 kilometer arah barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 58 kilometer.
    BMKG menyebut gempa tersebut dipicu oleh aktivitas subduksi di zona Laut Filipina dan memiliki mekanisme sesar naik.
    Getaran dirasakan kuat di Tahuna, Kepulauan Sangihe, dengan intensitas IV MMI, serta terasa ringan di Manado dengan intensitas II MMI.
    Sejumlah warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, mengaku sempat panik dengan gempa bumi magnitudo 7,6 yang terjadi pada Jumat, pukul 08:43:58 WIB.
    “Getaran gempa cukup kuat serta satu menit lamanya. Saya langsung keluar ruangan untuk menghindari dampak buruk,” kata Sekretaris Kecamatan Tahuna Barat, Kabupaten Kepulauah Sangihe, Joffre Dalita, saat dihubungi ANTARA.
    Menurutnya, gempa bumi yang berpusat di barat laut Pulau Karatung, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud itu, membuat dirinya serta sejumlah staf kantor kecamatan menjadi panik.
    Apalagi pria yang hobi menyanyi ini langsung melihat sejumlah tiang listrik yang bergoyang dengan keras.
    “Apalagi lokasi tempat tinggal kami ada di pesisir pantai, serta berjaga jangan sampai ada tsunami. Ketika BMKG umumkan peringatan dini potensi tsunami dicabut, kami langsung lega,” tegas Dalita.
    Sementara salah satu warga yang tinggal di Melonguane, ibukota Kabupaten Talaud, Alwina Inang, mengaku terkejut dengan gempa yang terjadi pagi hari itu.
    “Saya lagi siap-siap mau ke kantor ada urusan penting, tiba-tiba beberapa benda di rumah mulai bergerak dan bunyi. Ternyata sementara gempa,” tandas istri dari salah satu personil polisi di Polres Talaud ini.
    Menurutnya, setelah diketahui informasi dari pemda dan BMKG bahwa potensi gempa susulan dan potensi tsunami dikatakan tidak ada, ibu rumah tangga itu langsung melanjutkan aktivitasnya.
    “Beberapa warga di lingkungan kami memang masih ada yang diliputi rasa takut jika ada gempa susulan,” ujarnya, sambil menyebut belum ada informasi warga terkait kerusakan rumah maupun bangunan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Surabaya (beritajatim.com) – Fenomena kulminasi atau yang populer disebut ‘hari tanpa bayangan’ diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 hingga 14 Oktober 2025.

    Peristiwa unik ini terjadi karena posisi Matahari berada tepat di atas kepala pengamat, atau di titik zenit.

    Secara ilmiah, kulminasi utama terjadi tepat ketika nilai deklinasi Matahari sama dengan nilai lintang pengamat.

    Deklinasi adalah sudut antara garis khatulistiwa dengan benda langit, sementara lintang pengamat menunjukkan posisi geografis pengamat di Bumi. Kesamaan nilai sudut ini adalah syarat utama terjadinya fenomena ‘hari tanpa bayangan’.

    Ketika syarat tersebut terpenuhi, Matahari akan berada tepat di atas pengamat. Akibatnya, bayangan dari benda tegak, seperti tiang atau tugu, akan terlihat ‘menghilang’. Ini terjadi karena bayangan tersebut jatuh tepat di bawah benda dan bertumpuk dengannya. Inilah alasan mengapa hari kulminasi utama juga dikenal sebagai ‘hari tanpa bayangan’.

    Sementara, dampak yang mungkin dirasakan saat terjadi kulminasi adalah cuaca terasa lebih terik dari biasanya.

    Menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Bhilda Maulida, fenomena kulminasi akan memiliki pengaruh langsung pada suhu udara. Hal ini berpotensi membuat cuaca yang dirasakan menjadi semakin terik.

    “Saat kulminasi, apabila kondisi cuaca cerah dan tutupan awan sedikit, panas matahari akan langsung masuk ke permukaan bumi tanpa hambatan,” ujar Bhilda, Jumat (10/10/2025).

    ​Namun, Bhilda menambahkan, dampak sebaliknya juga bisa terjadi. Pemanasan matahari tidak akan maksimal atau terasa menyengat apabila terdapat banyak tutupan awan atau kondisi cuaca lain yang menghalangi sinar matahari, seperti hujan.

    ​Mengingat potensi cuaca terik saat kulminasi dengan kondisi cerah, BMKG menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghindari paparan sinar matahari secara langsung.

    ​”Karena intensitas radiasi matahari dan sinar UV sangat tinggi, maka akan memiliki dampak buruk bagi kulit” imbau Bhilda.

    ​Selain itu, Bhilda juga mengimbau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum harian yang cukup. Minum air yang cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi, terutama saat cuaca benar-benar terasa terik.

    ​Imbauan serupa juga berlaku bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengamati momen langka ini.

    ​”Jika ingin mengamati fenomena tanpa bayangan di luar ruangan pada detik-detik kulminasi, sebaiknya gunakan tabir surya atau pakaian, payung, dan topi yang dapat melindungi kulit dari panas matahari,” tutup Bhilda. (rma/ted)

    *Berikut jadwal hari tanpa bayangan yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 – 14 Oktober 2025:*

    • 10 Oktober 2025

    – Tuban 11.18 WIB

    • 11 Oktober 2025

    – Sumenep 11.11 WIB
    – Pamekasan 11.12 WIB
    – Sampang 11.13 WIB
    – Bangkalan 11.15 WIB
    – Gresik 11.16 WIB
    – Lamongan 11.17 WIB
    – Bojonegoro 11.19 WIB

    • 12 Oktober 2025

    – Pasuruan 11.14 WIB
    – Bangil 11.15.22 WIB
    – Sidoarjo 11.15 WIB
    – Surabaya 11.15 WIB
    – Mojosari 11.16 WIB
    – Mojokerto 11.16 WIB
    – Jombang 11.17 WIB
    – Nganjuk 11.18 WIB
    – Caruban 11.19 WIB
    – Madiun 11.20 WIB
    – Ngawi 11.20 WIB
    – Magetan 11.21 WIB

    • 13 Oktober 2025

    – Situbondo 11.10 WIB
    – Bondowoso 11.10 WIB
    – Kraksaan 11.12 WIB
    – Probolinggo 11.13 WIB
    – Malang 11.15 WIB
    – Batu 11.16 WIB
    – Ngasem 11.18 WIB
    – Kediri 11.18 WIB
    – Ponorogo 11.20 WIB

    • 14 Oktober 2025

    – Banyuwangi 11.08 WIB
    – Jember 11.11 WIB
    – Lumajang 11.13 WIB
    – Kepanjen 11.15 WIB
    – Kanigoro 11.17 WIB
    – Blitar 11.17 WIB
    – Tulungagung 11.18 WIB
    – Trenggalek 11.19 WIB
    – Pacitan 11.21 WIB.

  • Video: Tsunami Kecil Setinggi 17 Cm Menerjang Talaud Sulut

    Video: Tsunami Kecil Setinggi 17 Cm Menerjang Talaud Sulut

    Jakarta, CNBC Indonesia- BMKG melaporkan telah terjadi tsunami minor di Essang, sebuah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Jumat (10/10/2025) pagi. Mengutip pengumuman BMKG di akun media sosial X, tsunami akibat gempa magnitudo 7,6, telah terdeteksi pada pukul 09:08 WIB, dengan ketinggian 17 centimeter.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Jumat, 10/10/2025) berikut ini.

  • Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Jantho Aceh Besar

    Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Jantho Aceh Besar

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,6 menggetarkan wilayah Jantho Aceh Besar, Jumat (10/10/2025), pukul 13.35.09 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Jantho Aceh ini berada pada koordinat 4.99LU, 94.80BT, dengan episenter gempa berada di laut 94 km barat daya Jantho Aceh Besar.

    “Kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan, gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namu warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gemap susulan.

  • Cerita Warga Sulut Panik Diguncang Gempa Magnitudo 7,6

    Cerita Warga Sulut Panik Diguncang Gempa Magnitudo 7,6

    Liputan6.com, Jakarta Warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, panik saat terjadi gempa bumi magnitudo 7,6, Jumat (10/10/2025) pukul 08.43 WIB.

    “Getaran gempa cukup kuat serta satu menit lamanya. Saya langsung keluar ruangan untuk menghindari dampak buruk,” kata Sekretaris Kecamatan Tahuna Barat, Kabupaten Kepulauah Sangihe, Joffre Dalita. Dikutip dari Antara.

    Menurutnya, gempa bumi yang berpusat di barat laut Pulau Karatung, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud itu, membuat dia serta sejumlah staf kantor kecamatan menjadi panik. Dia melihat sejumlah tiang listrik yang bergoyang dengan keras.

    “Apalagi lokasi tempat tinggal kami ada di pesisir pantai, serta berjaga jangan sampai ada tsunami. Ketika BMKG umumkan peringatan dini potensi tsunami dicabut, kami langsung lega,” tegas Dalita.

    Sementara salah satu warga yang tinggal di Melonguane, ibu kota Kabupaten Talaud, Alwina Inang, mengaku terkejut dengan gempa yang terjadi pagi hari itu.

    “Saya lagi siap-siap mau ke kantor ada urusan penting, tiba-tiba beberapa benda di rumah mulai bergerak dan bunyi. Ternyata sementara gempa,” tandas istri dari salah satu personel polisi di Polres Talaud ini.

    Menurutnya, setelah diketahui informasi dari pemda dan BMKG bahwa potensi gempa susulan dan potensi tsunami dikatakan tidak ada, ibu rumah tangga itu langsung melanjutkan aktivitasnya.

    “Beberapa warga di lingkungan kami memang masih ada yang diliputi rasa takut jika ada gempa susulan,” ujarnya.

    BMKG sempat mengingatkan warga tetap tenang setelah terjadi gempa dengan magnitudo 7,6, itu.

    “Terkait gempa Karatung lebih ke Mindanao, Filipina. Meski begitu, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan status waspada untuk wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Muhammad Zulkifli.

    Lokasi gempa, kata dia, membelakangi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Talaud dengan jarak sekitar 287 kilometer.

    Status waspada, kata dia, bila dikonversi ke dalam ketinggian tsunami yaitu di bawah 0,5 meter.

    Dia mengatakan, BMKG akan terus memutakhirkan informasi peringatan dini tsunami akibat gempa yang terjadi beberapa jam yang lalu.

    “Warga diharapkan tetap tenang, tetap waspada dan tidak terpengaruh dengan Informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” harapnya.

  • Tsunami Terjang 8 Wilayah di Sulut dan Malut Usai Gempa 7,6 M di Laut Filipina

    Tsunami Terjang 8 Wilayah di Sulut dan Malut Usai Gempa 7,6 M di Laut Filipina

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan gelombang tsunami akibat gempa bumi 7,6 magnitudo di Laut Filipina telah mencapai sejumlah wilayah Indonesia.

    Berdasarkan data dari aplikasi BMKG per 12.56 WIB, setidaknya delapan daerah di Sulawesi Utara hingga Maluku Utara yang telah terdampak. Tercatat, ketinggian gelombang tsunami dari delapan daerah itu tidak melebihi satu meter.

    “Berdasarkan pengamatan muka air laut, tsunami telah terdeteksi di lokasi Beo, Biak, Essang, Ganalo, Halmahera Barat, Melonguane, Morotai dan Sangihe,” dikutip dalam informasi BMKG, Jumat (10/10/2025).

    Perinciannya, Beo dengan ketinggian gelombang 0,05 meter; Biak setinggi 0,13 meter; Essang setinggi 0,17 meter; Ganalo setinggi 0,05 meter; Halmahera Barat setinggi 0,05 meter.

    Adapun, gelombang tsunami juga telah menyentuh wilayah Melonguane setinggi 0,11 meter; Morotai setinggi 0,10 meter dan Sangihe 0,16 meter.

    Sebelumnya, terdapat lima wilayah yang telah ditetapkan status waspada. Secara terperinci, empat di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Kepulauan Talaud, Kota-Bitung, Minahasa-Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan. Sementara satu lainnya yakni Supiori, Papua 

    Adapun, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengemukakan bahwa gempa bumi 7,6 Magnitudo telah terjadi di Laut Filipina, Kepulauan Talaud Sulawesi Utara berpotensi tsunami.

    Gempa itu terjadi pada 08.43 WIB di laut pada jarak 275 Km arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara pada kedalaman 58 km.

    “Gempabumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman waspada,” ujar Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat (10/10/2025).

    Dia menambahkan berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa bumi ini berjenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik thrust fault,” tutur Daryono.