Kementrian Lembaga: BMKG

  • BMKG: Cuaca Indonesia Jelang Akhir Pekan Jumat 17 Oktober 2025 Bakal Diguyur Hujan – Page 3

    BMKG: Cuaca Indonesia Jelang Akhir Pekan Jumat 17 Oktober 2025 Bakal Diguyur Hujan – Page 3

    Sebelumnya, berbagai wilayah di Indonesia tengah dilanda cuaca panas yang signifikan, memicu perhatian publik dan pertanyaan mengenai penyebabnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan penjelasan komprehensif terkait fenomena ini, menegaskan bahwa kondisi tersebut bukanlah gelombang panas (heatwave) seperti yang terjadi di negara subtropis.

    BMKG mencatat suhu maksimum di Indonesia mencapai di atas 35°C dan menyebar luas. Pada 14 Oktober 2025, suhu bahkan menyentuh 37,6°C di Majalengka, Jawa Barat, dan Boven Digoel, Papua, menunjukkan intensitas panas yang tinggi.

    Kondisi cuaca panas ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung pada waktu masuknya musim hujan di masing-masing daerah. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti imbauan kesehatan dari BMKG.

    BMKG secara tegas menyatakan bahwa cuaca panas yang dirasakan di Indonesia saat ini berbeda dengan gelombang panas atau heatwave. Meskipun suhu terasa sangat tidak nyaman, kondisi ini masih berada dalam batas wajar untuk wilayah beriklim tropis.

    Suhu maksimum yang tercatat di beberapa daerah menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 12 Oktober 2025, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat) mencatat suhu tertinggi 36,8°C. Sehari kemudian, 13 Oktober 2025, Sabu Barat (NTT) mencatat 36,6°C.

    Puncak suhu terjadi pada 14 Oktober 2025, di mana Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) mencapai 37,6°C. Wilayah lain seperti Kalimantan, Papua, Jawa, NTB, dan NTT juga mengalami suhu maksimum antara 35–37°C, dengan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) mencapai 37,6°C di Jatiwangi.

    BMKG memperkirakan bahwa kondisi cuaca panas ini akan terus berlangsung. Durasi fenomena ini bervariasi di setiap daerah, dengan perkiraan berakhir pada akhir Oktober atau awal November 2025, seiring dengan dimulainya musim hujan.

  • Jaga Ketahanan Air di Sungai Brantas PJT I Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Jaga Ketahanan Air di Sungai Brantas PJT I Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Malang (beritajatim.com) – Operasi modifikasi cuaca (OMC) dilakukan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I di daerah tangkapan air Wilayah Sungai Brantas. OMC dilaksanakan selama 15 hari sejak 14 Oktober lalu dan akan diakhir pada 28 Oktober 2025 mendatang.

    Direktur Utama PJT I, Fahmi Hidayat mengatakan, OMC dilakukan sebagai upaya menjaga ketahanan air di saat curah hujan masih sangat rendah dan ketersediaan sumber daya air di bendungan semakin berkurang.

    Secara teknis, pelaksanaan OMC dilakukan dengan cara menyemai awan menggunakan bahan semai bubuk NaCl. Tujuannya untuk mempercepat proses kejenuhan awan sehingga terjadi hujan di wilayah target daerah tangkapan air.

    “Melalui kegiatan ini, kami berupaya meningkatkan curah hujan di wilayah tangkapan air waduk agar dapat menambah pasokan air secara alami dan menjaga keberlanjutan fungsi waduk. Untuk OMC kali ini kami menargetkan hujan di atas Bendungan Sutami (Karangkates Kabupaten Malang),” ujar Fahmi Hidayat Jumat (17/10/2025).

    Waduk Sutami merupakan salah satu prasarana sumber daya air utama di Wilayah Sungai Brantas. Waduk tersebut memiliki peran strategis dalam penyediaan air baku untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi pertanian, air minum serta sebagai sumber energi listrik melalui PLTA.

    Data PJT I, sejak 2024 hingga awal 2025 Waduk Sutami mengalami kondisi tahun kering yang berdampak pada penurunan debit air yang masuk ke waduk. Untuk itu OMC menjadi langkah solutif dan adaptif terhadap kondisi tersebut.

    “Kami berupaya menjaga keandalan pasokan air untuk kebutuhan masyarakat, sektor pertanian, air minum dan energi. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dukungan kami terhadap Asta Cita Presiden poin kedua, yaitu memperkuat ketahanan air, energi, dan pangan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Fahmi.

    PJT I bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PT PLN Nusantara Power UP Brantas, dan PT Alkonost Aviasi Indonesia melaksanakan kegiatan operasi udara ini. Pembukaan kegiatan OMC dilaksanakan di Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Kabupaten Malang.

    “Langkah OMC ini merupakan upaya nyata dan konkret dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan sumber daya air, khususnya di Wilayah Sungai Brantas yang menjadi tulang punggung kehidupan dan ekonomi masyarakat Jawa Timur,” ujar Fahmi. [luc/aje]

     

  • Masih Gerah! Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Jumat 17  Oktober 2025, Cerah dan Berawan

    Masih Gerah! Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Jumat 17 Oktober 2025, Cerah dan Berawan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Jumat 17 Oktober 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca cerah dan cerah berawan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca cerah,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca berawan juga terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca kabut dan berawan. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca berawan dan kabut.

    Hari Sabtu (18/10/2025) dini hari cuaca di Malang cuaca cerah berawan. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentang 21 sampai 31 derajat celcius. Pagi hari cuaca cerah.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Jumat (17/10/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca cerah berawan dan sebagian lainnya hujan ringan. Cuaca berawan terjadi di Lawang, Ngajum, Pakis, Singosari, Pujon, Tumpang diperkirakan cuaca cerah.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cerah, cerah berawan dan berawan. Cuaca udara kabut terjadi di Jabung, Poncokusumo, Pakis, Wajak, Turen, dan Pujon.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca udara berawan dan kabut. Sementara itu cuaca udara kabut terjadi di Kalipare, Pujon, Singosari, Tumpang, Wajak, Turen,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca kabut dan cerah. Cuaca berkabut terjadi di Karangploso, Kasembon, Ngantang, Pujon, Lawang.

    Dini hari Sabtu (18/10/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca cerah dan cerah berawan. Cerah berawan terjadi di Pakis, Singosari, dan Karangploso. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 20 sampai 31 derajat celcius.

    Kota Batu pada Jumat 17 Oktober 2025 pagi hari perkirakan cuaca cerah berawan. Pukul 10.00 WIB cuaca udara kabut. Cuaca berawan terjadi pada siang hari. Sore hari udara kabut.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca cerah terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca berkabut. Dini hari Sabtu, 18 Oktober 2025 cuaca cerah. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca hujan ringan. Suhu berada pada rentan 16 – 24 derajat celcius. [dan/aje]

  • Cuaca Panas Berisiko Picu Heatstroke, Dokter Jantung Ungkap Cara Mencegahnya

    Cuaca Panas Berisiko Picu Heatstroke, Dokter Jantung Ungkap Cara Mencegahnya

    Jakarta

    Cuaca panas belakangan ini banyak dikeluhkan oleh warga Indonesia. Salah satu masalah kesehatan yang sering dikaitkan dengan cuaca panas adalah heatstroke.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan heatstroke adalah kondisi gawat darurat medis yang terjadi ketika suhu tubuh naik di atas 40 derajat celcius akibat paparan panas berlebihan. Pada kondisi ini tubuh sudah kehilangan kemampuannya untuk melakukan pendinginan tubuh.

    “Ini akibat paparan panas berlebihan, dan mekanisme pendinginan tubuh tidak lagi mampu mengimbanginya. Gejalanya bisa berupa pusing, bingung, kulit kering atau sangat merah, bahkan sampai kehilangan kesadaran,” kata dr Vito ketika dihubungi detikcom, Kamis (16/10/2025).

    dr Vito mengatakan kondisi ini bisa dicegah. Langkah pencegahan sebaiknya dilakukan agar heatstroke tidak terjadi dan memengaruhi kondisi tubuh. Terlebih, masalah paparan cuaca panas ekstrem secara berlebihan juga dapat memengaruhi kesehatan jantung dan kardiovaskular.

    Ia menambahkan paparan panas ekstrem juga berisiko untuk orang-orang dengan kondisi rentan. Misalnya, lansia, anak-anak, pasien hipertensi, orang dengan penyakit jantung, dan pengidap diabetes melitus.

    “Pencegahannya sederhana tapi penting. Harus minum cukup air walaupun tidak terasa haus, lalu hindari terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca terik,” kata dr Vito.

    “Selain itu, gunakan pakaian yang longgar dan terang, istirahat di tempat sejuk bila merasa terlalu kepanasan,” tandasnya.

    Sampai Kapan Cuaca Panas?

    Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan dalam beberapa hari ke depan, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan diprediksi didominasi cuaca cerah hingga berawan. Potensi hujan disebut relatif kecil.

    Menurutnya, kondisi panas ini kemungkinan masih akan berlangsung sampai akhir Oktober atau awal November 2025. Kondisinya juga akan tergantung masuknya musim hujan di masing-masing daerah.

    “Meski demikian, pada sore hingga malam hari masih berpotensi terjadi hujan lokal akibat aktivitas konvektif, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • Pramono instruksikan mitigasi dampak cuaca panas ekstrem di Jakarta

    Pramono instruksikan mitigasi dampak cuaca panas ekstrem di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah menginstruksikan jajarannya untuk mengambil langkah-langkah mitigasi guna mengurangi dampak cuaca panas ekstrem di ibu kota.

    “Bapak Gubernur telah memerintahkan dinas-dinas terkait untuk segera bertindak dengan langkah konkret berbasis data, mulai dari modifikasi cuaca hingga edukasi masyarakat, demi menjaga kenyamanan dan kesehatan warga Jakarta,” ujar Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Chico Hakim melalui pesan singkatnya di Jakarta, Kamis.

    Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Jakarta pada 16 Oktober 2025 mencapai 35 derajat Celsius, dengan kisaran suhu harian antara 26 hingga 34 derajat Celsius.

    Pada 14 Oktober 2025, suhu tercatat antara 34-37 derajat Celsius di beberapa wilayah, dan kondisi panas ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025 akibat pengaruh gerak semu matahari dan Monsun Australia.

    Menurut dia, langkah mitigasi ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Jakarta untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

    Chico menjelaskan, langkah-langkah yang telah diinstruksikan Pramono meliputi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melanjutkan dan memperluas Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengatur distribusi curah hujan dan mengurangi intensitas panas, bekerja sama dengan BMKG untuk pemantauan cuaca ekstrem.

    “Lalu Dinas Kesehatan DKI Jakarta meningkatkan kesiapan fasilitas kesehatan untuk menangani kasus terkait panas ekstrem, seperti dehidrasi, heatstroke, dan ISPA,” kata Chico.

    Tak hanya itu, Dinkes juga akan meluncurkan kampanye edukasi masyarakat untuk mengurangi aktivitas luar ruangan pada jam puncak panas (pukul 10.00-14.00), memastikan asupan air yang cukup, dan mencari tempat teduh.

    Dinas Pertamanan dan Hutan Kota serta Dinas Lingkungan Hidup juga diinstruksikan untuk mempercepat program penanaman pohon untuk mengurangi efek “urban heat island”, memperkuat sistem drainase guna mencegah banjir rob, dan memantau pohon rawan tumbang akibat angin kencang.

    Selain itu, Pemprov Jakarta juga menggandeng komunitas untuk menyebarkan imbauan prioritas pejalan kaki dan pesepeda, serta mempercepat pengembangan kota transit ramah lingkungan guna mengurangi emisi kendaraan yang berkontribusi pada panas ekstrem jangka panjang.

    “Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga untuk tetap waspada, mengikuti informasi resmi dari BMKG, dan melaporkan kondisi darurat melalui layanan 112. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui JAKI, situs resmi Pemprov DKI Jakarta atau akun media sosial @DKIJakarta,” jelas Chico.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cuaca RI Belakangan Makin Panas? Hati-Hati dengan 6 Masalah Kesehatan Ini

    Cuaca RI Belakangan Makin Panas? Hati-Hati dengan 6 Masalah Kesehatan Ini

    Jakarta

    Belakangan netizen mengeluhkan cuaca panas yang melanda berbagai wilayah di Indonesia. Suhu yang meningkat ekstrem ini membuat mereka gerah, dan mengeluhkan kondisi di platform media sosial seperti X.

    “CUACA BENER-BENER PANAS BANGET. CURIGA ABIS INI JADI PRIBADI YANG LEBIH MATANG,” tulis salah satu netizen, dikutip detikcom dari X, Rabu (15/10/2025).

    “cuaca kyk gini mending beli freezer segedeh kamar, panas bgt ya rab,” tambah lainnya.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa cuaca panas ekstrem kemungkinan akan mereda di akhir Oktober hingga November 2025. Cuaca panas ekstrem ini dipicu oleh pergeseran semu matahari ke selatan Indonesia.

    “Ini seiring masuknya musim hujan dan peningkatan tutupan awan,” bebernya pada wartawan, Selasa (14/10).

    Fenomena ini menyebabkan tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari langsung terasa di permukaan. Selain itu, radiasi matahari meningkat, terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Dengan kondisi seperti sekarang, masyarakat tentu harus lebih waspada dalam menjaga kesehatan. Dikutip dari Healthline, berikut adalah masalah kesehatan yang berpotensi bisa terjadi saat cuaca panas.

    1. Serangan Migrain

    Sebuah penelitian menunjukkan bahwa cuaca panas dapat meningkatkan risiko serangan migrain. Lalu, sebuah studi observasional tahun 2023, lebih dari 40.000 responden, termasuk 15.000 orang dengan migrain menunjukkan bahwa cuaca yang berbeda, termasuk kelembaban tinggi meningkatkan risiko sakit kepala.

    2. Serangan Jantung

    Sebuah studi tahun 2023, terhadap lebih dari 202.000 kematian akibat serangan jantung di Jiangsu, sebuah provinsi di China, menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kemungkinan seseorang meninggal akibat serangan jantung dengan suhu yang sangat panas dan dingin.

    Hal ini karena saat seseorang terpapar cuaca panas yang melebihi suhu tubuh, maka jantung akan bekerja lebih keras dan berdetak lebih cepat karena organ ini perlu mengedarkan darah ke kulit untuk proses berkeringat dan mekanisme lain untuk melindung tubuh dari panas.

    3. Stroke

    Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan kondisi cuaca, termasuk suhu tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke.

    Panas ekstrem ini dapat memberikan tekanan pada tubuh, terutama para lansia dan ini meningkatkan risiko stroke. Terlebih bagi para lansia yang memiliki faktor lain seperti tekanan darah tinggi.

    4. Heat Stroke

    Cuaca panas meningkatkan risiko seseorang mengalami heat stroke. Ini adalah keadaan darurat medis yang tidak boleh diabaikan.

    Tanda-tanda dari heat stroke adalah kebingungan, perubahan perilkau, perubahan cara bicara, dan bahkan kejang pada beberapa orang.

    5. Tekanan Darah Tinggi atau Rendah

    Panas yang ekstrem dapat menyebabkan tekanan darah menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi. Alasannya, saat seseorang berkeringat, tubuh akan kehilangan cairan dan volume darah. Penurunan ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

    Pada beberapa orang, cuaca panas dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini karena tubuh harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah agar tetap dingin, serta mengatur terkait keringat.

    6. Dehidrasi

    Dehidrasi akibat cuaca panas terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi, terutama melalui keringat saat tubuh mendinginkan diri. Gejala dari dehidrasi yang ringan seperti haus dan mulut kering, hingga berat, termasuk pusing, kebingungan, dan peningkatan detak jantung.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/up)

  • ISPA Merebak di Jakarta, Dinkes Catat 1,9 Juta Kasus Sejak Awal 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    ISPA Merebak di Jakarta, Dinkes Catat 1,9 Juta Kasus Sejak Awal 2025 Megapolitan 16 Oktober 2025

    ISPA Merebak di Jakarta, Dinkes Catat 1,9 Juta Kasus Sejak Awal 2025
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat 1.966.308 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sepanjang Januari hingga Oktober 2025.
    Angka ini menandai lonjakan signifikan yang mulai teridentifikasi sejak pertengahan tahun.
    “Total kasus ISPA merupakan penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di Puskesmas karena penularannya dapat terjadi dengan sangat mudah melalui percikan droplet maupun partikel aerosol di udara,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, saat dihubungi, Kamis (16/10/2025), dikutip
    Antara
    .
    Peningkatan kasus ISPA dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama polusi udara dan fenomena musim kemarau basah yang melanda Jakarta tahun ini.
    Kedua hal tersebut membuat daya tahan tubuh warga menurun dan meningkatkan jumlah agen penyebab infeksi pernapasan di lingkungan padat penduduk.
    Gejala ISPA umumnya berupa batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam.
    “Pada kondisi yang berat, penderita bisa mengalami sesak napas yang membutuhkan penanganan medis segera,” tuturnya.
    Untuk mencegah penularan, Ani mengimbau warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
    Langkah sederhana seperti mencuci tangan, memakai masker di area publik, menerapkan etika batuk, serta menghindari asap rokok dinilai efektif menekan penyebaran penyakit.
    “Segera mengakses layanan kesehatan apabila mengalami gejala batuk dan pilek,” tambah Ani.
    Sementara itu, laporan BMKG mencatat suhu maksimum di Jakarta mencapai 36,7 derajat Celcius pada Oktober 2025, seiring posisi gerak semu matahari yang berada di selatan ekuator.
    Fenomena cuaca panas ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga November.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Panas Menyengat di Jawa Tengah, Cilacap dan Banyumas Sentuh 34 Derajat Celsius, Semarang Terpanas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Oktober 2025

    Cuaca Panas Menyengat di Jawa Tengah, Cilacap dan Banyumas Sentuh 34 Derajat Celsius, Semarang Terpanas Regional 16 Oktober 2025

    Cuaca Panas Menyengat di Jawa Tengah, Cilacap dan Banyumas Sentuh 34 Derajat Celsius, Semarang Terpanas
    Editor
    CILACAP, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap mencatat tren peningkatan suhu udara di sejumlah wilayah Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir.
    Peningkatan ini terjadi seiring pergeseran posisi semu matahari ke belahan bumi selatan.
    Ketua Tim Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, suhu maksimum di beberapa daerah mulai menunjukkan kenaikan signifikan.
    “Di Semarang, suhu maksimum mencapai 35 derajat Celsius pada 14 Oktober 2025, sementara di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya berdasarkan pengukuran hingga hari ini, pukul 10.00 WIB, tercatat 32 derajat Celsius,” kata Teguh dikutip
    Antara
    , Kamis.
    Teguh Wardoyo bahkan membeberkan bahwa pengukuran melalui alat Automatic Agroclimate Weather Station (AAWS) menunjukkan suhu di wilayah Kroya lebih tinggi dari Kota Cilacap.
    “Bahkan, kata dia, berdasarkan pengukuran melalui Automatic Agroclimate Weather Station (AAWS) menunjukkan suhu di Kroya, Kabupaten Cilacap, lebih tinggi dari Kota Cilacap, karena mencapai 34 derajat Celsius,” ungkapnya.
    Demikian pula, suhu udara di Kabupaten Banyumas pada 14 Oktober 2025 tercatat mencapai 34 derajat Celcius berdasarkan AAWS.
    Fenomena meningkatnya suhu udara terjadi karena posisi semu matahari saat ini sudah bergeser ke atas Pulau Jawa.
    Kondisi ini membuat udara terasa panas lantaran berkurangnya tutupan awan yang menyebabkan radiasi sinar matahari langsung ke permukaan bumi.
    BMKG juga mencatat data historis suhu di Cilacap.
    Berdasarkan data klimatologi periode 1991–2020, suhu udara maksimum di Cilacap pada bulan Oktober pernah mencapai 34 derajat Celsius pada 2016.
    Sementara suhu tertinggi tercatat 35,3 derajat Celsius pada Maret 2012.
    BMKG memperkirakan suhu panas akan terus berlangsung hingga akhir Oktober.
    Suhu diperkirakan mulai menurun pada awal November 2025, seiring meningkatnya curah hujan.
    Masyarakat diimbau melakukan langkah antisipasi sederhana untuk melindungi diri dari paparan panas.
    BMKG meminta warga mengenakan pakaian pelindung, menggunakan payung, memperbanyak minum air putih, serta membatasi aktivitas di luar ruangan saat siang hari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Jelaskan Suhu Panas Terus Berlangsung di Indonesia, Kapan Hujan Turun?

    BMKG Jelaskan Suhu Panas Terus Berlangsung di Indonesia, Kapan Hujan Turun?

    Bisnis.com, JAKARTA – Suhu panas di beberapa wilayah di Indonesia terjadi pada beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa cuaca panas terjadi karena adanya gerak semu matahari dan Monsun Australia.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto memprakirakan bahwa suhu panas ini masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025.

    Adapun penyebab utama suhu panas ini adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator.

    Guswanto mengatakan bahwa faktor lainnya adalah penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

    “Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia,” dikutip dari siaran pers BMKG, Rabu (15/10).

    Lantas kapan hujan turun?

    Cuaca panas hingga 37 derajat membuat masyarakat bertanya-tanya kapan hujan akan turun di langit Indonesia.

    Padahal seharusnya pada bulan Oktober ini sudah mulai turun rintik-rintik hujan. BMKG kemudian
    memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.

    Hal senada juga diungkapkan oleh Peneliti Bidang Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN, Erma Yulihastin.

    Ia menyebutkan bahwa pada sore hingga malam hari, hujan bisa terbentuk akibat konveksi termal dan lokal di berbagai wilayah Jawa, terutama bagian tengah dan timur.

    BRIN mengimbau masyarakat untuk memahami perubahan cuaca yang dapat terjadi secara tiba-tiba, dari panas menyengat menjadi hujan yang didahului angin kencang.

    “Sehingga pada siang hari perlu perlindungan tabir surya untuk melindungi kulit, namun tetap juga waspada dengan hujan pada malam hari,” kata Erma saat dihubungi Bisnis pada Selasa (14/10/2025).

  • Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Papua, Ada Gempa Susulan

    Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Papua, Ada Gempa Susulan

    Bisnis.com, JAKARTA – BMKG melaporkan telah terjadi gempa magnitudo 6,6, pada hari ini, Kamis 16 Oktober 2025 pukul 12:48:53 WIB di Papua.

    Berdasarkan data BMKG, pusat gempa berlokasi 1.94 LS, 139.03 BT, Pusat gempa berada di darat 32 km Tenggara Sarmi.

    Gempa ini merupakan gempa dangkal dengan kedalaman 18 Km dan dirasakan di Sarmi, Jayapura, Wamena, Timika, dan Nabire.

    Berikut kejadian gempa di Papua hari ini

    #Gempa Mag:4.3, 16-Oct-2025 13:30:19WIB, Lok:1.78LS, 139.04BT (78 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:4.4, 16-Oct-2025 13:24:29WIB, Lok:1.87LS, 139.11BT (67 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:3.6, 16-Oct-2025 13:16:21WIB, Lok:2.00LS, 138.91BT (61 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km 

    Gempa Mag:3.9, 16-Oct-2025 13:12:30WIB, Lok:1.81LS, 139.07BT (74 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km