Kementrian Lembaga: BMKG

  • 10 Hotspot Tidak Wajar Terdeteksi di Lampung, Terbanyak di Mesuji dan Way Kanan

    10 Hotspot Tidak Wajar Terdeteksi di Lampung, Terbanyak di Mesuji dan Way Kanan

    Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II mendeteksi 10 titik panas (hotspot) tak wajar yang tersebar di beberapa wilayah di Provinsi Lampung.

    Titik panas itu terpantau melalui hasil analisis citra satelit Terra, Aqua, SNPP, dan NOAA20 pada 31 Oktober 2025.

    Prakirawan BMKG Lampung, Adi Saputra menjelaskan bahwa sebaran hotspot terdeteksi di Kabupaten Lampung Utara, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, dan Mesuji.

    “Pemantauan dilakukan menggunakan satelit NOAA20 dan SNPP pada pukul 13.13 hingga 13.35 WIB. Setiap titik diidentifikasi bertipe fire atau api, yang menunjukkan adanya aktivitas panas signifikan di permukaan,” ujar Adi, Sabtu (1/11).

    Dari hasil analisis, seluruh titik panas dikategorikan memiliki tingkat sedang (medium) yang ditandai dengan kode warna kuning.

    Adi bilang, citra satelit mendeteksi hotspot dengan membandingkan suhu di area tertentu terhadap suhu sekitarnya.

    “Biasanya hotspot mulai muncul ketika suhu permukaan mencapai sekitar 50 derajat Celsius atau lebih. Untuk kebakaran aktif, suhunya bisa mencapai ratusan derajat,” katanya.

    Dia menegaskan, satelit tidak mengukur suhu api secara langsung, melainkan menangkap anomali panas di permukaan bumi.

    “Jika terdeteksi panas yang jauh lebih tinggi dibanding kondisi sekitarnya, satelit akan menandainya sebagai hotspot,” ungkapnya.

    Temuan BMKG itu menjadi peringatan dini terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Lampung bagian utara yang kini mulai memasuki puncak musim kemarau.

    Berikut persebaran 10 titik panas yang terdeteksi BMKG di Lampung:

    1. 1 titik di Kecamatan Muara Sungkai, Kabupaten Lampung Utara

    2. 1 titik di Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Tulang Bawang Barat

    3. 1 titik di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat

    4. 1 titik di Kecamatan Penawaran, Kabupaten Tulang Bawang

    5. 1 titik di Kecamatan Bahuga, Kabupaten Way Kanan

    6. 1 titik di Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan

    7. 1 titik di Kecamatan Pakuan Ratu, Kabupaten Way Kanan

    8. 3 titik di Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji.

  • Video Kapan Puncak Musim Hujan di Indonesia? Ini Kata BMKG

    Video Kapan Puncak Musim Hujan di Indonesia? Ini Kata BMKG

    Kapan puncak musim hujan di Indonesia akan terjadi? Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan jawaban berikut ini…

    “Saat ini (puncak musim hujan) mulai November hingga Februari dengan pola umum pergerakan dari arah barat ke timur.Artinya terjadinya puncak musim hujan itu tidak serempak,” jelas Dwikorita dalam konferensi pers yang digelar Sabtu (1/11).

    “Namun, fase puncak musim hujan utama… Jadi puncaknya puncak. Fase puncak musim hujan utama di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026,” tambahnya.

    Tonton berita video lainnya di sini!

  • Siap-Siap La Nina Datang. Begini Dampaknya di Musim Hujan RI

    Siap-Siap La Nina Datang. Begini Dampaknya di Musim Hujan RI

    “BMKG juga mendeteksi sejak bulan November hingga diprediksi sampai Desember (2025), Januari, Februari (2026) terdeteksi adanya La Nina lemah dipengaruhi perbedaan suhu di Samudera Pasifik terhadap kepulauan Indonesia,” kata Dwikorita dalam konferensi pers, Sabtu (1/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Info BMKG)

  • RI Siaga 1! BMKG Ingatkan Ancaman Badai Mirip Seroja, La Nina OTW

    RI Siaga 1! BMKG Ingatkan Ancaman Badai Mirip Seroja, La Nina OTW

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia bersiap menghadapi aktivitas La Nina dan aktivitas badai Seroja dalam beberapa tahun ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi aktivitas tersebut bakal terjadi selama periode November 2025 hingga Maret 2026 mendatang.

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan pihaknya mendeteksi adanya potensi La Nina lemah. Aktivitas ini dipengaruhi karena adanya perbedaan suhu di Samudera Pasifik dan wilayah kepulauan Indonesia.

    Suhu La Nina juga telah melewati ambang batas, dan juga adanya kondisi atmosfer penguatan angin timuran.

    Meski begitu, La Nina lemah ini tak berdampak signifikan pada curah hujan di tanah air. Kondisi musim hujan nantinya masih dalam kategori normal.

    “Bukan berarti curah hujan akan meningkat signifikan. Memang di sebagian Indonesia curah hujannya di atas rata-rata normal. Namun menurut ahli klimatologi BMKG, peningkatan bukan karena La Nina lemah. Namun disebabkan karena semakin hangatnya suhu muka air laut tadi,” jelasnya, dalam konferensi pers, Sabtu (1/11/2025).

    Potensi Badai Meningkat dan Semakin Sering

    Aktivitas lain yang perlu diwaspadai adalah adanya siklon tropis di wilayah selatan tanah air mulai bulan November ini. Siklon tropis akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di berbagai daerah Indonesia, dari angin kencang, hujan deras, hingga banjir bandang.

    Ini akan terjadi di sejumlah wilayah pesisir selatan Indonesia, termasuk Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga sebagian Maluku bagian selatan.

    “Jadi ini mohon disiagakan bagaimana kita semua siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang akan semakin meningkat di masa-masa puncak musim hujan bulan November-Februari,” dia menambahkan.

    Fase siklon tropis ini akan terjadi November 2025 hingga Februari 2026, namun tak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga Maret atau April 2026 mendatang.

    Dwikorita juga menyebutkan bakal ada fenomena seperti Badai Seroja. Frekuensinya akan makin meningkat dalam periode yang sama.

    “Fenomena semacam Badai Seroja itu pun akan makin meningkat frekuensi kejadiannya di fase bulan November hingga Februari atau bahkan Maret dan April,” ungkapnya.

    Seperti diketahui, Badai Seroja menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia pada April 2021 lampau. Bencana ini menyebabkan setidaknya 181 orang meninggal dunia.

    Kepala BMKG Minta Siaga

    Dwikorita mengatakan, dengan potensi peningkatan curah hujan yang akan melanda wilayah Indonesia di bulan-bulan musim hujan 2025/2026 ini, semua pihak, masyarakat dan pemerintah diminta siap siaga.

    “Mohon untuk disiagakan bagaimana kita semua siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang akan semakin meningkat di masa-masa puncak musim hujan, bulan November (2025) hingga Februari nanti (2026,” katanya.

    “Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia kerap kena dampak Siklon Tropis. Kewaspadaan dan kesiap-siagaan perlu terus ditingkatkan. Jadi ingat, fasenya itu mulai bulan November sampai Februari nanti, juga bisa berlanjut Maret hingga April (2026). Seperti tahun 2021 lalu, kejadiannya terakhir itu bulan April, Badai Seroja,” tegas Dwikorita.

    Dia pun meminta masyarakat aktif memantau peringatan dini dari BMKG.

    Foto: Materi paparan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Kesiapsiagaan Hadapi Puncak Musim Hujan 2025/2026 pada Sabtu (1/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Info BMKG)
    Materi paparan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Kesiapsiagaan Hadapi Puncak Musim Hujan 2025/2026 pada Sabtu (1/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Info BMKG)

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Siap-Siap Puncak Musim Hujan Dimulai, Ini Penjelasan Kepala BMKG

    Siap-Siap Puncak Musim Hujan Dimulai, Ini Penjelasan Kepala BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, puncak pertama musim hujan agan segera mulai. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan di beberapa wilayah RI sudah mulai di bulan September dan Oktober lalu, kemudian ada yang akan baru mulai di bulan November.

    Dalam beberapa hari terakhir, kata dia, hujan dengan intensif sedang hingga lebat melanda sebagian besar wilayah Jawa bagian Barat dan Tengah, meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta sebagian wilayah Yogyakarta. Dwikorita menyoroti, hujan kerap mengguyur langit saat mulai gelap, setelah panas menyengat kala hari masih terang.

    “Meskipun hujan cenderung terjadi pada sore hari hingga malam, pagi hingga siang hari masih terasa panas. Jadi hujannya biasanya sore hingga malam,” ujarnya saat jumpa pers virtual, Sabtu (1/11/2025).

    Menurut Dwikorita, keadaan ini merupakan karakteristik umum periode peralihan menuju awal musim hujan.

    “Tapi mulai hari ini, mulai bulan November ini, kita memasuki puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia,” tukasnya.

    Dwikorita melanjutkan, berdasarkan pembaruan data zona musim, pada dasarian ketiga Oktober, sekitar 43,8% wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan.

    Wilayah-wilayah yang saat ini mengalami musim hujan mencakup sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Sumatra Selatan, sebagian Lampung, Kepulauan Bangkah-Belitung, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, DKI Jakarta, sebagian Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur bagian Timur, sebagian Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, wilayah Utara Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Maluku, serta sebagian wilayah Pulau Papua.

    Ia mengatakan puncak musim hujan di Indonesia dimulai hari ini hingga Februari 2026. Dwikorita menyebut periode tersebut relatif berbeda signifikan dengan tahun-tahun sebelumnya.

    “Puncak musim hujan itu biasanya tidak sepanjang ini ya, jadi biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari. Saat ini mulai November hingga Februari, yaitu November 2025 hingga Februari 2026, dengan pola umum pergerakan dari arah Barat ke Timur, artinya terjadinya puncak musim hujan itu tidak serempak,” terang Dwikorita.

    Ia merincikan, puncak musim hujan bulan ini terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat, itu November-Desember. Selanjutnya berkembang di Indonesia Tengah hingga Timur pada bulan Januari-Februari.

    Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    – Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan terdampak.

    – Saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, masyarakat diimbau menghindari berteduh di bawah pohon, baliho, atau bangunan yang rapuh, serta tetap menjaga kesehatan dan asupan cairan tubuh karena suhu panas pada siang hari masih dapat terjadi.

    – BMKG mengimbau masyarakat untuk memantau informasi peringatan dini secara aktif serta memastikan kesiapan infrastruktur dan langkah mitigasi risiko dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah masing-masing.

    Untuk informasi cuaca dan iklim terkini serta peringatan dini resmi, masyarakat diimbau memantau kanal resmi BMKG melalui situs www.bmkg.go.id, media sosial @infoBMKG, dan aplikasi InfoBMKG.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Mulai November 2025-Februari 2026

    BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Mulai November 2025-Februari 2026

    BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Mulai November 2025-Februari 2026
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia akan menghadapi puncak musim hujan mulai bulan ini, November 2025 hingga Februari 2026.
    Prediksi ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam agenda jumpa pers Kesiapsiagaan Hadapi Puncak Musim Hujan 2025/2026, Sabtu (1/11/2025).
    “Jadi ini sesuai dengan prediksi sebelumnya yang disampaikan BMKG bulan Oktober yang lalu, dimulai di bulan November atau mulai hari ini, hingga Februari. Jadi November 2025 hingga Februari 2026,” ujar Dwikorita dalam paparannya terkait prakiraan puncak musim hujan.
    Dwikorita menyampaikan, puncak musim hujan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang berlangsung dalam waktu lebih singkat.
    “Jadi ini relatif berbeda signifikan dengan tahun-tahun sebelumnya, puncak musim hujan itu biasanya tidak sepanjang ini, jadi biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari,” kata dia.
    Ia menjelaskan, mulai November 2025 hingga Februari 2026, akan terjadi pola umum pergerakan awan dari arah Barat ke Timur.
    “Artinya terjadinya puncak musim hujan itu tidak serempak. Di bulan November, puncak musim hujan ini diawali untuk wilayah Indonesia bagian Barat,” ucapnya.
    Kemudian, puncak musim hujan di Indonesia bagian Tengah hingga Timur terjadi pada bulan Januari-Februari 2026.
    Sebagian besar wilayah Sumatra bagian Barat, Jawa bagian Barat dan Tengah, serta Kalimantan bagian Barat dan Tengah, diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada Desember 2025 hingga Januari 2026.
    Sementara wilayah Jawa bagian Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, umumnya akan mencapai puncak musim hujan sedikit lebih lambat, yakni Januari-Februari 2026.
    “Jadi tadi meskipun dikatakan periode puncak musim hujan antara November 2025 sampai Februari 2026, tapi di fase puncak musim hujan utama, di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026,” jelasnya.
    Berdasarkan pembaruan data zona musim (ZOM) pada dasarian ketiga Oktober, sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan.
    Wilayah-wilayah yang saat ini mengalami musim hujan di antaranya di Jakarta, Jawa Barat, Banten, sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Selatan, dan Kepulauan Bangka Belitung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Peringatan Terbaru Kepala BMKG Ungkap Kapan La Nina Hantam RI

    Peringatan Terbaru Kepala BMKG Ungkap Kapan La Nina Hantam RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kapan La Nina akan terjadi di Indoensia. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memprediksi La Nina lemah akan terjadi hingga tahun depan.

    “BMKG juga mendeteksi sejak bulan November hingga diprediksi sampai Desember (2025), Januari, Februari (2026) terdeteksi adanya La Nina lemah dipengaruhi perbedaan suhu di Samudera Pasifik terhadap kepulauan Indonesia,” kata Dwikorita dalam konferensi pers, Sabtu (1/11/2025).

    Berdasarkan pemantauan BMKG, suhu muka laut di Samudera Pasifik mengalami pendinginan. Selain itu juga melewati ambang bata La Nina pada September dengan anomali suhu di pasifik tengah dan timur sebesar -0,54 dan Oktober sebesar -0,61.

    Adapula kondisi atmosfer penguatan angin timuran. Dua kondisi ini menunjukkan awal la Nina.

    BMKG memprediksi La Nina tak berdampak signifikan pada curah hujan di Indonesia. Kondisi curah hujan November 2025-Februari 2026 masih dalam kategori normal.

    Menurutnya, peningkatan curah hujan di sebagian daerah Indonesia bukan akibat La Nina lemah. Namun akibat suhu hangat di muka air laut.

    “Bukan berarti curah hujan akan meningkat signifikan. Memang di sebagian Indonesia curah hujannya di atas rata-rata normal. Namun menurut ahli klimatologi BMKG, peningkatan bukan karena La Nina lemah. Namun disebabkan karena semakin hangatnya suhu muka air laut tadi,” dia menjelaskan.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Catat 1,28 Juta Sambaran Petir di Jabar, Sumedang Tertinggi

    BMKG Catat 1,28 Juta Sambaran Petir di Jabar, Sumedang Tertinggi

    Sepanjang Oktober 2025, Stasiun Geofisika Bandung mencatat 1.285.310 kali sambaran petir terjadi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Angka ini menunjukkan aktivitas atmosfer yang cukup tinggi di tengah peralihan musim.

    BMKG mengungkapkan, puncak aktivitas petir terjadi pada minggu pertama Oktober dengan total 446.189 kejadian. Dari jumlah tersebut, sambaran petir Cloud-to-Ground (CG) negatif tercatat sebanyak 258.827 kejadian, sementara CG positif mencapai 187.353 kejadian.

    “Wilayah dengan jumlah petir tertinggi meliputi Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Garut,” ujar Teguh.

    Teguh menjelaskan, meningkatnya aktivitas petir dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yang labil akibat perbedaan suhu permukaan dan kelembapan udara yang cukup tinggi selama peralihan musim. Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika beraktivitas di luar ruangan saat terjadi hujan disertai kilat.

    “Kami mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan selalu mengikuti informasi resmi BMKG,” tegasnya.

    BMKG juga mengimbau agar warga segera mencari tempat aman ketika mendengar suara guntur, menjauh dari area terbuka, pohon tinggi, serta tidak menggunakan ponsel atau perangkat logam di ruang terbuka.

  • ​Ada Konser BLACKPINK, Cek Prakiraan Cuaca di Wilayah GBK Hari Ini

    ​Ada Konser BLACKPINK, Cek Prakiraan Cuaca di Wilayah GBK Hari Ini

    Jakarta: Konser BLACKPINK bertajuk DEADLINE digelar hari ini Sabtu, 1 November 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Rangkaian konser dimulai pukul 11.00 WIB.

    Buat kamu para penggemar yang disapa BLINK yang akan menonton konser BLACKPINK hari ini perlu mengetahui prakiraan cuaca sore hingga malam nanti. Berikut ini informasi prakiraan cuaca di wilayah GBK yang menjadi lokasi venue konser Grup K-pop yang beranggotakan  Ji-soo, Jennie, Rosé, dan Lisa ini.

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan cuaca wilayah Jakarta Pusat yang mencakup area GBK hari Sabtu, 1 November 2025. Berdasarkan informasi di laman BMKG wilayah GBK diprediksi hujan ringan dari siang hari hingga malam.

    Hujan ringan ini akan diprediksi berlangsung sampai pukul 14.00 WIB. Bagi penonton yang dalam perjalanan ke GBK bisa mempersiapkan diri dengan membawa jas hujan.

    Hujan ringan akan terus mengguyur hingga saat para personil BLACKPINK mulai naik panggung pukul 18.30 WIB. Hingga menjelang konser selesai cuaca di wilayah GBK diprediksi berawan pada pukul 22.00 WIB.

    Berikut prakiraan cuaca di wilayah GBK dari siang hingga malam seperti dikutip dari laman resmi BMKG, Sabtu 1 November 2025:
     
    Pukul 14.00 WIB: Hujan Ringan
    Pukul 15:00 WIB: Hujan Ringan
    Pukul 19:00 WIB: Hujan Ringan
    Pukul 22:00 WIB: Berawan
     

     

    Konser BLACKPINK Jakarta 2025
    Grup K-pop BLACKPINK kembali menyapa para penggemarnya di Indonesia. Kali ini, BLACKPINK menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, selama dua hari berturut-turut, pada 1-2 November 2025.

    Antusiasme para BLINK, sebutan bagi penggemar BLACKPINK, terlihat jelas dari cepatnya penjualan tiket. Sejumlah kategori tiket telah habis terjual di Tiket.com. Meskipun demikian, masih ada beberapa kategori tiket yang dilaporkan masih tersedia, seperti CAT 2 (Rp2.885.000) dan CAT 4 (Rp2.225.000).

    Jakarta: Konser BLACKPINK bertajuk DEADLINE digelar hari ini Sabtu, 1 November 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Rangkaian konser dimulai pukul 11.00 WIB.
     
    Buat kamu para penggemar yang disapa BLINK yang akan menonton konser BLACKPINK hari ini perlu mengetahui prakiraan cuaca sore hingga malam nanti. Berikut ini informasi prakiraan cuaca di wilayah GBK yang menjadi lokasi venue konser Grup K-pop yang beranggotakan  Ji-soo, Jennie, Rosé, dan Lisa ini.
     
    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan cuaca wilayah Jakarta Pusat yang mencakup area GBK hari Sabtu, 1 November 2025. Berdasarkan informasi di laman BMKG wilayah GBK diprediksi hujan ringan dari siang hari hingga malam.

    Hujan ringan ini akan diprediksi berlangsung sampai pukul 14.00 WIB. Bagi penonton yang dalam perjalanan ke GBK bisa mempersiapkan diri dengan membawa jas hujan.
     
    Hujan ringan akan terus mengguyur hingga saat para personil BLACKPINK mulai naik panggung pukul 18.30 WIB. Hingga menjelang konser selesai cuaca di wilayah GBK diprediksi berawan pada pukul 22.00 WIB.
     
    Berikut prakiraan cuaca di wilayah GBK dari siang hingga malam seperti dikutip dari laman resmi BMKG, Sabtu 1 November 2025:
     
    Pukul 14.00 WIB: Hujan Ringan
    Pukul 15:00 WIB: Hujan Ringan
    Pukul 19:00 WIB: Hujan Ringan
    Pukul 22:00 WIB: Berawan
     

     

    Konser BLACKPINK Jakarta 2025
    Grup K-pop BLACKPINK kembali menyapa para penggemarnya di Indonesia. Kali ini, BLACKPINK menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, selama dua hari berturut-turut, pada 1-2 November 2025.
     
    Antusiasme para BLINK, sebutan bagi penggemar BLACKPINK, terlihat jelas dari cepatnya penjualan tiket. Sejumlah kategori tiket telah habis terjual di Tiket.com. Meskipun demikian, masih ada beberapa kategori tiket yang dilaporkan masih tersedia, seperti CAT 2 (Rp2.885.000) dan CAT 4 (Rp2.225.000).
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Tangerang, Hujan Es Masih Bisa Terjadi

    BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Tangerang, Hujan Es Masih Bisa Terjadi

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II memperkirakan potensi cuaca ekstrem seperti hujan es dan hujan lebat disertai angin kencang masih dapat terjadi di wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang, Banten, dalam satu hingga tiga hari ke depan.

    “Fenomena hujan es, hujan lebat masih ada potensi 1–3 hari ke depan,” ujar Kepala BMKG Wilayah II, Hartanto, di Tangerang, dikutip dari Antara, Sabtu (1/11/2025).

    Ia menjelaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem berupa hujan es sebelumnya sudah beberapa kali terjadi di wilayah Banten, terutama di kawasan Tangerang Raya.

    Menurutnya, hujan es termasuk salah satu bentuk cuaca ekstrem berskala lokal yang ditandai dengan turunnya butiran es dari awan dalam durasi beberapa menit.

    Berdasarkan laporan yang diterima BMKG pada Jumat (31/10), di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan terjadi fenomena hujan es.

    “Fenomena hujan es memang sering terjadi pada musim peralihan dan musim hujan. Hujan es merupakan bencana hidrometeorologi yang diakibatkan dari awan cumulonimbus,” katanya.

    Dia menerangkan di dalam awan cumulonimbus terdapat arus udara naik dan arus udara turun yang sangat kuat, hal inilah yang memicu terbentuknya tetesan air menjadi butiran es dan turun bersamaan dengan air hujan.

     

    Hujan badai disertai es batu kecil melanda kawasan Kelapa Dua dan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang, pada Jumat (31/10/2025) sore.

    Sebelumnya langit gelap dan angin kencang bertiup, lalu hujan deras turun sekitar pukul 16.55 WIB disertai butiran es kecil berbentuk bulat sempurna yang berjatuhan…