Kementrian Lembaga: BMKG

  • Warga Jakarta, Jabar dan Jateng Waspada, Potensi Hujan Lebat Diprediksi Sampai 7 November

    Warga Jakarta, Jabar dan Jateng Waspada, Potensi Hujan Lebat Diprediksi Sampai 7 November

    Sebagai langkah mitigasi, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiagakan operasi modifikasi cuaca di tiga posko utama, yaitu di Semarang, Solo, dan Jakarta (Halim Perdanakusuma) untuk mengatur lokasi jatuhnya hujan agar tidak menimbulkan genangan di area padat penduduk.

    “Operasi ini merupakan hasil koordinasi dengan pemerintah daerah dan BNPB sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem di musim hujan,” ujar Budi.

    Ia menambahkan, pelaksanaan OMC di Pulau Jawa dilakukan berdasarkan permintaan resmi pemerintah daerah yang telah menetapkan status siaga darurat bencana.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan disertai petir dan angin kencang, serta menghindari aktivitas di area rawan banjir dan longsor selama periode cuaca ekstrem berlangsung.

     

  • Siklon Tropis Tiba di Indonesia, BMKG Peringatkan Dampaknya

    Siklon Tropis Tiba di Indonesia, BMKG Peringatkan Dampaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya siklon tropis di Indonesia. Aktivitas ini terjadi di wilayah pesisir selatan, yakni Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Maluku bagian selatan.

    Siklon tropis akan terjadi pada bulan November hingga Februari. Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan periode itu bisa terjadi lebih panjang hingga Maret atau April 2026 mendatang.

    “Mulai bulan November, wilayah selatan Indonesia telah memasuki periode aktifnya siklon tropis yang berpotensi mempengaruhi pola cuaca nasional dan meningkatkan risiko cuaca ekstrim di berbagai daerah,” jelasnya dikutip Senin (3/11/2025).

    “Aktifitas siklon tropis dari arah selatan dapat membawa angin kencang, hujan deras, dan badai besar, terutama di wilayah pesisir selatan Indonesia seperti di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Maluku bagian selatan,” dia menambahkan.

    Dwikorita menjelaskan siklin tropis berpotensi meningkatkan curah hujan secara signifikan. Termasuk dapat memicu banjir besar, banjir bandang, longsor, bencana hidrometeorologi, kerusakaan, hingga angin kencang.

    “Jadi ini mohon untuk disiagakan bagaimana kita semua siaga untuk menghadapi berbagai potensi bencana hidrometeorologi yang akan semakin meningkat di masa-masa puncak musim hujan di bulan November hingga Februari nanti,” kata Dwikorita.

    Dia menambahkan jika fenomena badai seroja juga akan meningkat frekuensinya pada periode yang sama nanti. Badai tersebut sebelumnya juga pernah terjadi pada sekitar tahun 2021 lalu.

    Pada kesempatan yang sama, Dwikorita mengatakan BMKG telah mendeteksi adanya La Nina lemah. Fenomena tersebut terjadi sejak November ini hingga Februari mendatang.

    La Nina lemah, dia menjelaskan dipengaruhi adanya perbedaan suhu pada Samudera Pasifik dengan kepulaua Indonesia. Indeksnya mencapai -0,61 atau lebih tinggi dari batasannya -0,5.

    “Nah, pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudera Pasifik menunjukkan bahwa dalam 2 bulan terakhir, yaitu tadi September, Oktober mulai terdeteksi adanya La Nina lemah tersebut,” ungkapnya.

    Namun La Nina lemah ini tidak membuat curah hujan meningkat. Peningkatan itu terjadi karena semakin hangatnya suhu muka air laut.

    “Memang di sebagian wilayah Indonesia telah diprediksi curah hujannya akan berada di atas rata-rata normal, namun menurut para ahli klimatologi di BMKG, peningkatan itu bukan karena La Nina lemah ini, namun lebih disebabkan karena semakin hangatnya suhu muka air laut tadi,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prakiraan Cuaca Hari Ini 3 November 2025: Malang Raya Berpotensi Hujan Petir

    Prakiraan Cuaca Hari Ini 3 November 2025: Malang Raya Berpotensi Hujan Petir

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Senin, 3 November 2025, di wilayah kabupaten, kota Malang, dan kota Batu.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang (meliputi Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, dan Sukun) pada pagi hari cuaca didominasi berawan.

    “Memasuki pukul 16.00 hingga 17.00 WIB, cuaca di kota Malang berpotensi hujan ringan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Sore hari cuaca kembali berawan. Malam hari cuaca di kota Malang diperkirakan berawan, beralih ke cerah berawan menjelang tengah malam.

    Hari Selasa (4/11/2025) dini hari, cuaca di Malang umumnya berawan, dengan potensi cerah berawan sekitar pukul 03.00 WIB.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Senin (3/11/2025) pagi hari umumnya berawan. Namun, hujan ringan berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti Dau, Kasembon, Ngantang, Pujon, Lawang, dan Singosari.

    Kemudian, pukul 11.00 WIB hingga 16.00 WIB, hujan dengan intensitas ringan hingga petir diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah.

    “Cuaca hujan petir diprakirakan terjadi meluas antara pukul 14.00 dan 16.00 WIB,” dikutip dari laman BMKG Juanda.

    Wilayah yang berpotensi hujan petir tersebut di antaranya Bantur, Bululawang, Dau, Gedangan, Gondanglegi, Jabung, Kalipare, Karangploso, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngantang, Pagak, Pagelaran, Pakis, Pakisaji, Poncokusumo, Pujon, Singosari, Sumbermanjing, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, dan Wonosari.

    Malam hari, hujan di sebagian besar wilayah kabupaten diprakirakan mereda dan berganti menjadi cuaca berkabut atau berawan. Dini hari Selasa (4/11/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca umumnya berawan hingga berkabut.

    Kota Batu pada Senin, 3 November 2025, pagi hari berawan, namun hujan ringan mulai turun sekitar pukul 08.00 WIB. Mulai pukul 11.00 WIB, hujan ringan diprediksi turun, dan berpotensi menjadi hujan petir antara pukul 12.00 dan 16.00 WIB.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo, cuaca hujan ringan masih terjadi pada sore hari. Kemudian malam hari cuaca berkabut. Dini hari Selasa, 4 November 2025, cuaca kembali berawan. [dan/aje]

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo dan Gresik 3 November 2025

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo dan Gresik 3 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Senin 3 November 2025.

    “Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik cenderung cerah dan berawan hari ini. Untuk suhu, yakni antara 24°C hingga 35°C. Sedangkan kelembabannya antara 59%-96%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Minggu (2/11/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut wilayah di Surabaya cenderung berawan sepanjang hari ini. Namun, tidak ada tanda akan turun hujan, termasuk di Kecamatan Asemrowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Kenjeran, dan Krembangan.

    Suhu udara: 24°C – 34°C
    Kelembapan: 66% – 96%
    Kecepatan angin: 18,5 Km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Cuaca di Sidoarjo diprakirakan hujan ringan pada pagi hari ini. Adapun siangnya tampak cerah, dan selebihnya cenderung berawan. Termasuk di Kecamatan Taman, Sukodono, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Wonoayu, Candi, Gedangan, Buduran, Balongbendo, dan Krian.

    Suhu udara: 24°C – 35°C
    Kelembapan: 59%-96%
    Kecepatan angin: 18,5 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, pada Senin pagi sempat turun hujan ringan, kemudian siangnya tampak terik. Sedangkan sore dan malamnya cenderung berawan. Adapun di antaranya seperti di Kecamatan

    Suhu udara: 25°C – 29°C
    Kelembapan: 72%-91%
    Kecepatan angin: 18,5 km/jam dari arah Selatan.

    Masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/aje]

  • Indonesia Masuki Puncak Musim Hujan, BMKG Peringatkan Ancaman La Nina

    Indonesia Masuki Puncak Musim Hujan, BMKG Peringatkan Ancaman La Nina

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan dengan sedang hingga lebat seiring dengan masuknya sebagian besar wilayah Indonesia ke puncak musim hujan.

    Kondisi ini turut didukung dengan dinamika atmosfer yang aktif, sehingga meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan dalam beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda sebagian besar wilayah Jawa bagian barat dan tengah, meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta sebagian wilayah Yogyakarta. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

    “Kondisi atmosfer sangat labil dan kaya uap air akibat aktifnya monsun Asia serta suhu muka laut yang hangat. Hujan lebat hingga sangat lebat dengan curah hujan 80-150 mm per hari sudah terjadi di beberapa wilayah. Ini adalah sinyal kuat bahwa kita harus meningkatkan kesiapsiagaan,” kata Dwikorita dilansir dari laman BMKG.

    Saat ini, sekitar 43,8% wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan. Sementara puncak musim hujan di Indonesia diperkirakan terjadi secara bertahap mulai November 2025 hingga Februari 2028 dengan pola umum pergerakan dari barat ke timur.

    “Namun demikian, pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026 menjadi fase puncak musim hujan utama bagi sebagian besar wilayah Indonesia yang berpotensi meningkatnya curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi,” ujarnya.

    Di sisi lain, pada November ini periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang memicu hujan sangat lebat dan angin kencang, serta gelombang tinggi terutama di pesisir Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Dalam sepekan ke depan, sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami kondisi cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, disertai potensi peningkatan hujan menjadi sedang hingga sangat lebat di sejumlah daerah. Berdasarkan analisis peringatan dini BMKG, hujan berintensitas sedang hingga lebat yang perlu diwaspadai berpotensi terjadi di berbagai wilayah, meliputi Aceh, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

    Sementara itu, hujan lebat hingga sangat lebat (kategori Siaga) diprakirakan terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Papua, dan dalam beberapa hari ke depan berpotensi meluas hingga Maluku Utara dan sebagian wilayah Sulawesi.

    Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG bekerjasama dengan BNPB dan unsur terkait saat ini sedang melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk wilayah sekitar DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta untuk mengurangi intensitas hujan ekstrem di wilayah rawan bencana.

    Di Jawa Tengah, operasi dilakukan sejak 25 Oktober dan masih berlanjut hingga awal November, dengan pelaksanaan dari Posko Semarang dan Solo. OMC ini telah melaksanakan 41 sorti penerbangan menggunakan dua pesawat Cessna Caravan, dengan hasil efektif menurunkan dan meredistribusi curah hujan di wilayah target.

    Sementara untuk wilayah Jawa bagian barat, operasi dilakukan sejak 23 Oktober dan juga masih berlanjut, dengan pelaksanaan dari Posko Jakarta. Sebanyak 29 sorti penerbangan telah dilakukan dan menunjukkan hasil pengurangan curah hujan di wilayah sasaran secara signifikan.

    Ancaman La Nina

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan berdasarkan pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di samudra pasifik menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir telah terjadi pendinginan di samudra pasifik dan melewati ambang batas La Nina yaitu pada September dengan anomali suhu muka laut di pasifik tengah dan timur sebesar -0.54 dan pada Oktober sebesar -0.61.

    Sementara kondisi atmosfer juga menunjukkan adanya penguatan angin timuran. Dua indikasi tersebut menunjukkan terjadinya perkembangan awal La Nina dan respon atmosfer menegaskan bahwa La Nina lemah telah terjadi.

    “Namun demikian, La Nina lemah diprediksi tidak memberikan dampak yang signifikan pada curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, dengan kondisi curah hujan pada November-Desember 2025 dan Januari-Februari 2026 diprediksi tetap pada kategori normal,” ujar Guswanto.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan peningkatan potensi hujan ini didukung oleh beberapa fenomena atmosfer yang aktif secara bersamaan, antara lain aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut yang hangat di perairan Indonesia. Kombinasi faktor ini meningkatkan suplai uap air dan pembentukan awan hujan secara signifikan.

    Kombinasi antara kondisi atmosfer yang sudah aktif ini dengan kemunculan siklon tropis dari arah selatan menciptakan potensi ancaman bencana hidrometeorologi seperti angin kencang dan gelombang tinggi. Mengingat dalam beberapa tahun terakhir Indonesia sering mengalami dampak merusak dari siklon tropis, BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan.

    Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan terdampak.

    Selain itu, saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, masyarakat diimbau menghindari berteduh di bawah pohon, baliho, atau bangunan yang rapuh, serta tetap menjaga kesehatan dan asupan cairan tubuh karena suhu panas pada siang hari masih dapat terjadi.

  • Warga Jakarta, Jabar dan Jateng Waspada, Potensi Hujan Lebat Diprediksi Sampai 7 November

    Prakiraan Cuaca Hari Ini Senin 3 November 2025: Jakarta dan Sekitarnya Bakal Diguyur Hujan

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem pada 1-5 November 2025. Hujan dengan intensitas ringan hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah pada siang hingga malam hari.

    Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa kondisi tersebut dipicu oleh beberapa faktor global dan regional yang memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah barat Indonesia.

    “Saat ini fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) aktif di kuadran 5 atau kawasan maritim Indonesia. Ditambah suhu permukaan laut yang hangat di perairan sekitar Jawa Barat, kondisi ini mendorong peningkatan curah hujan,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).

    Selain MJO, indeks Indian Ocean Dipole (IOD) yang berada di angka -1,61 juga berperan memperkuat pola konvektif atau pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Pola angin juga mulai bergeser dari timuran menuju baratan, menandai berakhirnya pengaruh Monsun Australia dan masuknya Monsun Asia.

    BMKG mencatat, suhu udara di Bandung Raya berkisar antara 20–33°C dengan kelembapan 50–90 persen. Sementara kecepatan angin umumnya 5–18 km/jam dari arah tenggara. Meski cuaca cenderung cerah berawan di pagi hari, potensi hujan deras disertai petir meningkat pada siang hingga malam hari.

    “Kondisi atmosfer saat ini menunjukkan dinamika yang cepat berubah. Warga perlu waspada terutama terhadap hujan dengan intensitas lebat yang bisa memicu banjir, longsor, atau pohon tumbang,” kata Teguh.

     

  • Hujan di Semua Wilayah, Waspadai Petir

    Hujan di Semua Wilayah, Waspadai Petir

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa wilayah Jakarta akan diguyur hujan pada Minggu 2 November. Hujan dengan intensitas bervariasi diperkirakan terjadi mulai siang hingga dini hari di hampir seluruh wilayah ibu kota.

    Pada pagi hari, seluruh wilayah Jakarta diprediksi berawan tebal. Memasuki siang hari, BMKG memprakirakan hujan mengguyur seluruh Jakarta, dengan Jakarta Timur berpotensi mengalami hujan disertai petir.

    Menjelang sore hingga malam hari, hujan dengan intensitas ringan diperkirakan masih akan turun di sebagian besar wilayah Jakarta, sementara Kepulauan Seribu diprediksi tetap berawan tebal pada dini hari.

    Suhu udara di Jakarta diperkirakan berada pada kisaran 24 hingga 30 derajat celsius, dengan kecepatan angin mencapai 1 hingga 12 kilometer per jam.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan hujan disertai petir dan angin kencang, terutama di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan pada siang hingga sore hari.

    Suhu udara di Jakarta diperkirakan berada pada kisaran 24 hingga 30 derajat celsius, dengan kecepatan angin mencapai 1 hingga 12 kilometer per jam.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan hujan disertai petir dan angin kencang, terutama di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan pada siang hingga sore hari.

  • Puting Beliung Terjang Dau, Malang Siaga Bencana Hidrometeorologi

    Puting Beliung Terjang Dau, Malang Siaga Bencana Hidrometeorologi

    Malang (beritajatim.com) – Angin puting beliung menerjang kawasan Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Minggu (2/11/2025). BPBD Kabupaten Malang hingga kini masih mendata dampak kerusakan akibat tiupan angin puting beliung. Secara keseluruhan, cuaca ekstrem diwilayah Malang kini dilanda hujan deras dan tiupan angin kencang.

    Beberapa pohon berukuran cukup besar, juga dilaporkan tumbang di sejumlah titik ruas jalan.

    “Hujan dengan intensitas sedang hingga deras yang disertai angin kencang diduga menjadi pemicu terjadinya cuaca ekstrem yang mengakibatkan terjadinya angin puting beliung,” ungkap Kabid Kedaruratan dan Logistik Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Minggu (2/11/2025).

    Dampak kerusakan, kata Sadono, pihaknya masih dalam Proses assesment. “Pusdalops PB terus berkoordinasi dengan pihak terkait,” tegasnya.

    Dampak puting beliung yang melanda wilayah Kabupaten Malang.

    Menurut Sadono, Posko BPBD kini melaksanakan kegiatan monitoring di 33 Kecamatan melalui perangkat radio komunikasi Repeater VHF / UHF, internet, SMS, WA dan Call Center.

    “Kita siaga 24 Jam, ada 3 Shift dalam rangka siaga darurat bencana Hidrometeorologi 2025. Koordinasi bersama 4 Pos Lapang di 4 wilayah Kabupaten Malang di Kecamatan Ngantang, Singosari, Tumpang dan Tirtoyudo,” bebernya

    Beberapa petugas juga melakukan penanganan pohon tumbang di Jalibar Kepanjen oleh shift 2. Termasuk di shift 1, terus berkoordinasi dengan personil Poslap Tirtoyudo dan perangkat desa setempat terkait kejadian banjir dan tanah longsor. Serta, melakukan distribusi bantuan ke Desa Lebakharjo. Juga BKO Basarnas USS Malang Raya untuk pencarian orang hilang terbawa arus Sungai Glidik di Ampelgading, Kabupaten Malang.

    Adapun prakiraan Cuaca BMKG untuk Wilayah Kabupaten Malang Saat Ini, cuaca hujan dengan Suhu mencapai 22 – 29°C. Sementara kelembaban pada angka 66 – 97 persen. (yog/but)

  • Peringatan Terbaru BMKG RI! Puncak Musim Hujan Tiba, Waspada Bencana

    Peringatan Terbaru BMKG RI! Puncak Musim Hujan Tiba, Waspada Bencana

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat. Peringatan ini disampaikan seiring dengan masuknya sebagian besar wilayah Indonesia ke puncak musim hujan.

    Aktivitas atmosfer yang sedang meningkat juga membuat risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, menjadi lebih tinggi.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda sebagian besar wilayah Jawa bagian barat dan tengah, meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta sebagian wilayah Yogyakarta. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

    “Kondisi atmosfer sangat labil dan kaya uap air akibat aktifnya monsun Asia serta suhu muka laut yang hangat. Hujan lebat hingga sangat lebat dengan curah hujan 80-150 mm per hari sudah terjadi di beberapa wilayah. Ini adalah sinyal kuat bahwa kita harus meningkatkan kesiapsiagaan,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (2/11/2025).

    Saat ini, lanjut dia, sekitar 43,8% wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan. Sementara puncak musim hujan di Indonesia diperkirakan terjadi secara bertahap mulai November 2025 hingga Februari 2028 dengan pola umum pergerakan dari barat ke timur.

    “Namun demikian, pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026 menjadi fase puncak musim hujan utama bagi sebagian besar wilayah Indonesia yang berpotensi meningkatnya curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi,” ujarnya.

    Di sisi lain, pada November ini periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang memicu hujan sangat lebat dan angin kencang, serta gelombang tinggi terutama di pesisir Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Dalam sepekan ke depan, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami kondisi cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, disertai potensi peningkatan hujan menjadi sedang hingga sangat lebat di sejumlah daerah.

    Berdasarkan analisis peringatan dini BMKG, hujan berintensitas sedang hingga lebat yang perlu diwaspadai berpotensi terjadi di berbagai wilayah, meliputi Aceh, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

    Sementara itu, hujan lebat hingga sangat lebat (kategori Siaga) diperkirakan terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Papua, dan dalam beberapa hari ke depan berpotensi meluas hingga Maluku Utara dan sebagian wilayah Sulawesi.

    Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG bekerjasama dengan BNPB dan unsur terkait saat ini sedang melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk wilayah sekitar DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta untuk mengurangi intensitas hujan ekstrem di wilayah rawan bencana.

    Di Jawa Tengah, operasi dilakukan sejak 25 Oktober dan masih berlanjut hingga awal November, dengan pelaksanaan dari Posko Semarang dan Solo. OMC ini telah melaksanakan 41 sorti penerbangan menggunakan dua pesawat Cessna Caravan, dengan hasil efektif menurunkan dan meredistribusi curah hujan di wilayah target.

    Sementara untuk wilayah Jawa bagian barat, operasi dilakukan sejak 23 Oktober dan juga masih berlanjut, dengan pelaksanaan dari Posko Jakarta. Sebanyak 29 sorti penerbangan telah dilakukan dan menunjukkan hasil pengurangan curah hujan di wilayah sasaran secara signifikan.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, berdasarkan pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di samudra pasifik menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir telah terjadi pendinginan di samudra pasifik dan melewati ambang batas La Nina yaitu pada September dengan anomali suhu muka laut di pasifik tengah dan timur sebesar -0.54 dan pada Oktober sebesar -0.61.

    Sementara kondisi atmosfer juga menunjukkan adanya penguatan angin timuran. Dua indikasi tersebut menunjukkan terjadinya perkembangan awal La Nina dan respon atmosfer menegaskan bahwa La Nina lemah telah terjadi.

    “Namun demikian, La Nina lemah diprediksi tidak memberikan dampak yang signifikan pada curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, dengan kondisi curah hujan pada November-Desember 2025 dan Januari-Februari 2026 diprediksi tetap pada kategori normal,” ujar Guswanto.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan peningkatan potensi hujan ini didukung oleh beberapa fenomena atmosfer yang aktif secara bersamaan, antara lain aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut yang hangat di perairan Indonesia. Kombinasi faktor ini meningkatkan suplai uap air dan pembentukan awan hujan secara signifikan.

    Kombinasi antara kondisi atmosfer yang sudah aktif ini dengan kemunculan siklon tropis dari arah selatan menciptakan potensi ancaman bencana hidrometeorologi seperti angin kencang dan gelombang tinggi. Mengingat dalam beberapa tahun terakhir Indonesia sering mengalami dampak merusak dari siklon tropis, BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan.

    Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan terdampak.

    Selain itu, saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, masyarakat diimbau menghindari berteduh di bawah pohon, baliho, atau bangunan yang rapuh, serta tetap menjaga kesehatan dan asupan cairan tubuh karena suhu panas pada siang hari masih dapat terjadi.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui aplikasi InfoBMKG. Aplikasi ini menyediakan informasi prakiraan cuaca yang lebih detail dan berbasis geolokasi serta diperbarui secara rutin termasuk prakiraan cuaca dalam tujuah harian, diulang tiga harian, hingga tiga jam sebelum cuaca ekstrem di seluruh kecamatan di Indonesia.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Respons BMKG soal Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik

    Respons BMKG soal Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik

    Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan. Adapun ditemukan BRIN, ada sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada sampel hujan di kawasan pesisir Jakarta.

    Merespons hasil penelitian BRIN tersebut, begini kata Direktur Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab.