Kementrian Lembaga: BMKG

  • Misteri Awan Jatuh di Kalteng: Efek Aktivitas Tambang yang Menyerupai Fenomena Alam

    Misteri Awan Jatuh di Kalteng: Efek Aktivitas Tambang yang Menyerupai Fenomena Alam

    Jakarta, Beritasatu.com – Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan gumpalan putih mirip awan “jatuh” ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, menghebohkan jagat media sosial. Banyak yang bertanya-tanya, apakah benar awan bisa turun ke tanah? Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan ilmiah yang menarik di balik fenomena ini.

    Menurut BMKG, benda putih dalam video tersebut bukanlah awan alami. Fenomena tersebut kemungkinan besar adalah gumpalan uap air atau gas yang terbentuk akibat aktivitas manusia, khususnya di area pertambangan.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan bahwa apa yang terlihat seperti “awan jatuh” sebenarnya adalah hasil dari proses kondensasi.

    Fenomena ini diyakini terjadi karena pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang. Dalam kondisi tertentu, seperti suhu yang rendah dan kelembapan tinggi, gas ini mengalami kondensasi dan membentuk gumpalan uap yang menyerupai awan. Gumpalan tersebut lebih padat dibandingkan awan biasa, sehingga bergerak ke area yang lebih rendah, memberikan kesan “jatuh.”

    “Kondensasi ini adalah efek visual. Gas yang dilepaskan dari tambang dapat mendingin dan berubah menjadi uap padat yang terlihat seperti awan. Namun, ini sama sekali bukan awan alami,” ungkap Andri dikutip dari Antara, Sabtu (16/11/2024).

    Secara ilmiah, awan terbentuk dari partikel kecil berupa tetesan air atau kristal es yang sangat ringan. Partikel ini melayang di atmosfer karena terbawa arus udara. Jika awan mencapai tanah, biasanya dalam bentuk hujan, bukan sebagai gumpalan padat.

    “Awan alami tidak mungkin jatuh ke tanah karena densitasnya sangat rendah,” tambah Andri.

    BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya. Gumpalan uap atau gas tersebut bersifat sementara dan tidak menunjukkan adanya gangguan alam yang serius. Meski demikian, masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi bahaya dari aktivitas tambang itu sendiri.
     

  • Genangan banjir rob di Jakarta Utara berangsur turun

    Genangan banjir rob di Jakarta Utara berangsur turun

    Sejumlah pelajar menaiki kendaraan yang melaju di atas genangan air di kawasan Muara Baru Penjaringan Jakarta Utara pada Jumat (15/11/2024) pagi. ANTARA

    BPBD DKI : Genangan banjir rob di Jakarta Utara berangsur turun
    Dalam Negeri   
    Calista Aziza   
    Sabtu, 16 November 2024 – 16:37 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan genangan banjir rob pada sejumlah titik di Jakarta Utara telah mengalami penurunan pada Sabtu siang.

    “Kami catat genangan saat ini mengalami penurunan dari lima rukun tetangga (RT) menjadi tiga RT,” kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, banjir rob yang masih terjadi pada tiga RT di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter (cm) hingga 60 cm.

    Sementara wilayah yang sudah surut pada Sabtu siang di dua RT di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing.

    Selain itu, genangan air di Jalan RE Martadinata di depan Jakarta International Stadium (JIS), Kelurahan Papanggo Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara juga sudah mulai surut.

    BPBD DKI Jakarta, kata Isnawa, tetap mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” katanya.

    BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ucapnya.

    Berdasarkan siaran pers BMKG, terdapat peringatan dini banjir pesisir (Rob) pada tanggal 14 November – 21 November 2024.

    Hal itu diakibatkan adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir (Rob) di wilayah pesisir utara Jakarta.

    “Pada Sabtu (16/11) ini pasang air laut menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Bahaya/Siaga 1 pada Sabtu (16/11) pukul 10.00 WIB. Hal tersebut menyebabkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta,” kata Isnawa.

    Sumber : Antara

  • Kemen PUPR Kebut Pembangunan Tol Bocimi hingga Sukabumi Timur, Seksi 3 Rampung

    Kemen PUPR Kebut Pembangunan Tol Bocimi hingga Sukabumi Timur, Seksi 3 Rampung

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum memastikan proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dilanjutkan hingga Sukabumi Timur.

    Direktur Jalan Bebas Hambatan Kementerian PU Wilan Oktavian mengatakan pembangunan Tol Bocimi saat ini telah mencapai Seksi 3 yakni ruas Cibadak-Sukabumi Barat. Pengerjaan tol di Jawa barat itu pun akan menyusul seksi 4 dari Cibadak menuju ke Sukabumi Timur.

    “Jaringan jalan tol ini akan memberikan manfaat dalam memudahkan pergerakan barang dan manusia di Jawa Barat terutama wilayah Selatan seperti Bogor, Ciawi, dan Sukabumi,” kata Wilan melalui keterangan resmi dikutip Sabtu (16/11/2024).

    Adapun seksi 4 Tol Bocimi itu akan membentang antara Sukabumi Barat–Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km.

    Dia pun mengatakan bahwa setiap jalan tol yang Kementerian PU tangani termasuk Ciawi-Sukabumi ini telah memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). Menurutnya, hal ini demi menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan tol.

    Wilan pun menjelaskan pihaknya juga telah mengupayakan mitigasi pada seluruh jalan tol seperti, mengumumkan pada semua balai untuk membiasakan mengecek BMKG terkait cuaca untuk memastikan potensi longsor dan banjir.

    “Kemudian kami melakukan pengecekan di saluran dan tali-tali air, tersedianya posko jaringan jalan nasional, serta penempatan Disaster Relief Unit (DRU) pada daerah rawan longsor,” imbuhnya.

    Selain itu, Wilan berpesan bagi pengguna jalan tol untuk tetap mengikuti aturan saat berkendara, mencari alternatif jalan yang aman, serta mengemudi dengan selamat.

    Jalan Tol Bocimi sendiri memiliki panjang 54 kilometer (km). Lebih rinci, Tulus mengatakan jalan tol ini terdiri dari empat seksi yakni Seksi 1 Ciawi-Cigombong sepanjang 15,3 km dan Seksi 2 Cigombong- Cibadak sepanjang 11,9 km.

    Sedangkan, Seksi 3 Cibadak–Sukabumi Barat sepanjang 13,7 km masih dalam tahap konstruksi dengan progres 16,4%. Pembangunan seksi ini ditargetkan selesai konstruksinya pada kuartal II/2026. Adapun Seksi 4 Sukabumi Barat–Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km dalam tahap persiapan konstruksi.

  • Viral Awan Kinton Jatuh di Kalimantan Tengah, Ini Penjelasan BMKG

    Viral Awan Kinton Jatuh di Kalimantan Tengah, Ini Penjelasan BMKG

    TRIBUNJATENG.COM – Sebuah video dengan narasi benda yang disebut mirip awan kinton jatuh di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), beredar di media sosial Instagram.

    Video tersebut viral.

    Untuk diketahui, awan kinton adalah awan terbang yang muncul dalam animasi Jepang, Dragon Ball.

    Dalam video yang diunggah akun @und****, gumpalan putih mirip awan tersebut nampak melayang-layang di udara.

    Tampak pula beberapa orang berseragam “Adaro Energy” melihat benda tersebut terbang dari jarak dekat.

    Tidak berselang lama, benda yang disebut awan kinton itu jatuh dan menyentuh tanah dengan kondisi masih utuh.

    Lantas, benarkah ada awan kinton yang muncul di Kalteng?

    Penjelasan BMKG soal “awan kinton” jatuh di Kalteng

    Terkait video viral di Murung Raya, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, awan tidak pernah jatuh ke permukaan tanah sebagai gumpalan padat.

    Ia menjelaskan, awan adalah kumpulan partikel air atau kristal es yang berada di atmosfer dan terbentuk ketika uap air di udara mengembun atau mengkristal.

    Proses tersebut terjadi ketika uap air yang ada di udara dingin cukup untuk membentuk tetesan air atau kristal es yang sangat kecil lalu kemudian berkumpul menjadi awan.

    Meskipun awan tampak seperti objek padat yang mengambang, awan sebenarnya terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang tersebar dalam jumlah besar.

    “Awan tidak pernah jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat karena partikelnya sangat kecil dan ringan, tersebar dengan kerapatan rendah, dan arus udara. Gaya angkat atmosfer menjaga partikel tetap tersuspensi,” jelas Ida, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).

    Faktor lainnya adalah perubahan lingkungan seperti suhu dan kelembapan yang menyebabkan partikel-partikel tersebut menguap sebelum mencapai tanah.

    “Yang kita lihat sebagai jatuhnya awan sebenarnya adalah presipitasi seperti hujan dan hujan es, yang merupakan hasil penggabungan (koalesensi) tetesan atau kristal es menjadi cukup besar untuk mengatasi arus udara dan jatuh ke permukaan Bumi,” kata Ida.

    Awan dapat terlihat turun karena beberapa faktor

    Ida mengatakan, awan seolah-olah dapat terlihat turun ke permukaan Bumi karena kondisi atmosfer dan mekanisme fisik yang memengaruhi posisi awan di atmosfer.

    Hal tersebut dipengaruhi oleh:

    Perubahan atmosfer seperti peningkatan kelembapan, pendinginan permukaan, atau inversi suhu
    Topografi yang membawa awan ke area lebih rendah
    Fenomena cuaca seperti tekanan rendah, kabut, atau arus udara dalam awan
    Efek visual yang membuat awan terlihat lebih dekat.

    Ida mengatakan, peristiwa yang memperlihatkan awan seolah-olah turun adalah hasil dari interaksi dinamis antara kelembapan, suhu, tekanan, dan gerakan udara dalam atmosfer.

    Terkait kemunculan benda yang disebut awan kinton di Kalteng, Ida menuturkan, pihaknya memerlukan data dan informasi lebih detail untuk bisa memastikannya.

    Adaro tegaskan bukan awan tapi busa

    Terpisah, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira menyatakan, benda berbentuk awan kinton yang jatuh di tambang milik Adaro di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalteng tersebut adalah busa.

    Busa tersebut jatuh di tanah diambil pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 06.00-07.00 Wita.

    “Iya benar kejadiannya. Tapi, itu busa,” ujar Nadira, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/11/2024). (*)

     

  • Hari Ini Solo Dilanda Hujan Es, Berikut Penjelasan BMKG

    Hari Ini Solo Dilanda Hujan Es, Berikut Penjelasan BMKG

    TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Sabtu (16/11/2024) siang, fenomena hujan es terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah.

    Hujan es terjadi sekitar pukul 13.45 WIB dan berlangsung selama beberapa menit di awal hujan deras.

    Sejumlah warganet di media sosial X (Twitter) pun turut mengunggah momen ketika hujan es terjadi di Solo.

    “SOLO HUJAN ES BATU BJ***,” tulis akun @piercethe***.

    Tangkapan layar video hujan es di Solo, Sabtu (16/11/2024). (Kompas.com)

    “Solo diguyur hujan lebat dan angin kencang ±30 menit. Sempat tadi hujan es batu mas zak,” tulis akun @masmas***.

    “Solo hujan es ini fenomena apa,” tulis akun @leadthewor***.

    Lantas, apa penyebab hujan es di Solo?

    Penjelasan BMKG

    Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang, Winda Ratri mengatakan bahwa fenomena hujan es yang terjadi di Solo merupakan fenomena cuaca yang normal terjadi.

    Menurut dia, potensi hujan es paling besar terjadi di masa peralihan musim, dari musim kemarau ke musim penghujan.

    “Fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektifitas, yaitu pola yang signifikan di atmosfer dalam skala lokal-regional yang dapat memicu terjadinya hujan es,” ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu.

    Winda menjelaskan, hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut.

    Kondisi tersebut pada akhirnya dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.

    “Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es,” jelasnya.

    Adapun, kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan ketika jatuh ke permukaan Bumi masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.

    Winda menekankan, fenomena hujan es merupakan hal yang umum terjadi di beberapa wilayah Indonesia. (*)

     

  • BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara berangsur turun

    BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara berangsur turun

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan genangan banjir rob pada sejumlah titik di Jakarta Utara telah mengalami penurunan pada Sabtu siang.

    “Kami catat genangan saat ini mengalami penurunan dari lima rukun tetangga (RT) menjadi tiga RT,” kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, banjir rob yang masih terjadi pada tiga RT di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter (cm) hingga 60 cm.

    Sementara wilayah yang sudah surut pada Sabtu siang di dua RT di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing.

    Selain itu, genangan air di Jalan RE Martadinata di depan Jakarta International Stadium (JIS), Kelurahan Papanggo Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara juga sudah mulai surut.

    BPBD DKI Jakarta, kata Isnawa, tetap mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” katanya.

    BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ucapnya.

    Berdasarkan siaran pers BMKG, terdapat peringatan dini banjir pesisir (Rob) pada tanggal 14 November – 21 November 2024.

    Hal itu diakibatkan adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir (Rob) di wilayah pesisir utara Jakarta.

    “Pada Sabtu (16/11) ini pasang air laut menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Bahaya/Siaga 1 pada Sabtu (16/11) pukul 10.00 WIB. Hal tersebut menyebabkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta,” kata Isnawa.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Misteri Awan Jatuh di Kalteng: Efek Aktivitas Tambang yang Menyerupai Fenomena Alam

    Viral Video Awan Jatuh ke Tanah di Kalteng, Ini Penjelasan BMKG

    Jakarta, Beritasatu.com – Di media sosial tengah viral sebuah vidio yang memperlihatkan benda mirip awan jatuh di ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

    Menurut penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), benda putih yang terlihat melayang dari langit hingga turun ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, bukanlah awan yang jatuh. Fenomena tersebut diduga merupakan gumpalan uap yang terbentuk di area pertambangan.

    “Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas karena adanya aktivitas manusia di wilayah pertambangan,” kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani, dikutip dari Antara, Sabtu (16/11/2024).

    Andri menjelaskan, secara ilmiah, awan tidak mungkin jatuh ke permukaan sebagai gumpalan padat. Awan terdiri dari partikel kecil berupa tetesan air atau kristal es yang sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah. Partikel ini tetap melayang di atmosfer karena terbawa oleh arus udara.

    Menurutnya, partikel awan biasanya menguap sebelum mencapai permukaan tanah, terutama apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan. Karena itu, benda dalam video tersebut hampir pasti bukan awan alami, melainkan hasil kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas teknis,” tambahnya.

    Fenomena ini diduga terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang, yang dalam kondisi tertentu, seperti suhu rendah dan kelembapan tinggi, dapat memicu terbentuknya gumpalan uap.

    Gumpalan tersebut tampak seperti awan yang turun karena densitasnya lebih berat daripada udara di sekitarnya, sehingga bergerak ke area yang lebih rendah. Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan biasa, sehingga tampak seolah-olah bisa disentuh. Namun, itu hanyalah efek visual dan bersifat sementara.

    BMKG menegaskan, fenomena ini tidak berbahaya dan bersifat sementara. Oleh karena itu, masyarakat yang berada di sekitar lokasi kejadian tidak perlu khawatir, karena ini bukan merupakan indikasi gangguan alam atau fenomena luar biasa.

  • Hujan guyur Jakarta Sabtu malam nanti

    Hujan guyur Jakarta Sabtu malam nanti

    Sejumlah pengendara motor berhenti untuk memakai jas hujan di Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (11/11/2024). ANTARA FOTO/Idlan Dziqri Mahmudi/fzn/rwa. (ANTARA FOTO/IDLAN DZIQRI MAHMUDI)

    BMKG: Hujan guyur Jakarta Sabtu malam nanti
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 16 November 2024 – 06:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan akan mengguyur seluruh wilayah Jakarta mulai Sabtu malam hari nanti. BMKG melalui laman media sosial resminya, Sabtu, mencatat Jakarta Barat berawan pada pagi hari, lalu berawan tebal pada siang hari, dan dilanda hujan dengan intensitas ringan mulai pukul 19.00 WIB.

    Untuk Jakarta Pusat diprediksi cerah pada pagi hari, kemudian berawan tebal pada siang hari, dan mulai dilanda hujan pukul 19.00 WIB. Kemudian untuk Jakarta Selatan, BMKG memprakirakan wilayah ini berawan pagi ini, lalu dilanda hujan dengan intensitas ringan mulai pukul 13.00 WIB dan ini berlangsung hingga malam hari.

    Untuk Jakarta Timur, pagi ini kemungkinan berawan, dan mulai diguyur hujan pukul 13.00 WIB hingga malam hari nanti. Lalu untuk Jakarta Utara diprakirakan berawan pagi ini hingga siang nanti, dan mulai dilanda hujan sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam hari nanti.

    Sementara itu, Kepulauan Seribu diprediksi berawan pagi ini hingga siang nanti, lalu mulai diguyur hujan dengan intensitas ringan mulai pukul 19.00 WIB. Suhu hari ini di Jakarta Barat berkisar antara 24 – 30 derajat Celcius, Jakarta Pusat 25 – 30 derajat Celcius, Jakarta Selatan berkisar antara 24 – 30 derajat Celcius, Jakarta Timur 24 – 30 derajat Celcius, Jakarta Utara 25 – 29 derajat Celcius, dan Kepulauan Seribu 27 – 28 derajat Celcius.

    Sumber : Antara

  • Cuaca Besok Minggu 17 November 2024: Jabodetabek Pagi Hari Seluruhnya Berawan Tebal – Page 3

    Cuaca Besok Minggu 17 November 2024: Jabodetabek Pagi Hari Seluruhnya Berawan Tebal – Page 3

    Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Tarjono mengingatkan masyarakat di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi banjir rob (banjir pesisir) yang diprediksi terjadi antara 15 hingga 20 November 2024. 

    Tarjono menjelaskan bahwa banjir rob dapat terjadi pada waktu yang berbeda di setiap lokasi, tergantung pada waktu pasang surut dan kondisi geografis daerah tersebut.

    “Misalnya, di Bandar Lampung banjir rob bisa terjadi di siang hari, sementara di tempat lain seperti Pesisir Barat bisa terjadi di sore hari. Tinggi dan durasi banjir rob juga bervariasi di setiap lokasi,” ujar Tarjono dikonfirmasi, Kamis (14/11/2024).

    Ia juga menjelaskan bahwa meskipun sejarah mencatatkan ketinggian banjir rob bisa mencapai 1,6 meter, potensi ketinggian dan durasi yang lebih tinggi atau lebih rendah tetap mungkin terjadi, tergantung pada sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi di lapangan.

    Fenomena ini, menurut Tarjono, dipengaruhi oleh fase bulan, baik itu bulan baru, bulan purnama, maupun fase bulan gelap.

    “Fase-fase bulan inilah yang berpotensi meningkatkan terjadinya banjir rob,” jelasnya.

    Seiring dengan adanya potensi banjir rob, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca dan tidak panik. Masyarakat yang beraktivitas di laut, seperti nelayan dan masyarakat pesisir, diimbau untuk selalu berhati-hati.

  • BMKG: Hujan guyur Jakarta Sabtu malam nanti

    BMKG: Hujan guyur Jakarta Sabtu malam nanti

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan akan mengguyur seluruh wilayah Jakarta mulai Sabtu malam hari nanti.

    BMKG melalui laman media sosial resminya, Sabtu, mencatat Jakarta Barat berawan pada pagi hari, lalu berawan tebal pada siang hari, dan dilanda hujan dengan intensitas ringan mulai pukul 19.00 WIB.

    Untuk Jakarta Pusat diprediksi cerah pada pagi hari, kemudian berawan tebal pada siang hari, dan mulai dilanda hujan pukul 19.00 WIB.

    Kemudian untuk Jakarta Selatan, BMKG memprakirakan wilayah ini berawan pagi ini, lalu dilanda hujan dengan intensitas ringan mulai pukul 13.00 WIB dan ini berlangsung hingga malam hari.

    Untuk Jakarta Timur, pagi ini kemungkinan berawan, dan mulai diguyur hujan pukul 13.00 WIB hingga malam hari nanti.

    Lalu untuk Jakarta Utara diprakirakan berawan pagi ini hingga siang nanti, dan mulai dilanda hujan sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam hari nanti.

    Sementara itu, Kepulauan Seribu diprediksi berawan pagi ini hingga siang nanti, lalu mulai diguyur hujan dengan intensitas ringan mulai pukul 19.00 WIB.

    Suhu hari ini di Jakarta Barat berkisar antara 24 – 30 derajat Celcius, Jakarta Pusat 25 – 30 derajat Celcius, Jakarta Selatan berkisar antara 24 – 30 derajat Celcius, Jakarta Timur 24 – 30 derajat Celcius, Jakarta Utara 25 – 29 derajat Celcius, dan Kepulauan Seribu 27 – 28 derajat Celcius.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2024