Kementrian Lembaga: BMKG

  • Sebagian Jakarta diperkirakan hujan pada Selasa pagi hingga malam

    Sebagian Jakarta diperkirakan hujan pada Selasa pagi hingga malam

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di sebagian wilayah DKI Jakarta hujan ringan hingga sedang pada Selasa pagi hingga malam hari.

    BMKG melalui laman resminya https://bmkg.go.id/ merinci pada pagi hari wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara diperkirakan berawan, sedangkan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan diperkirakan hujan ringan. Kepulauan Seribu diperkirakan hujan disertai petir pada pagi hari.

    Memasuki siang hari, seluruh wilayah Jakarta seperti Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu diperkirakan hujan ringan.

    Pada sore hingga malam hari wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, diperkirakan hujan ringan hingga sedang, sedangkan Kepulauan Seribu diperkirakan berawan.

    Suhu udara pada hari ini di Jakarta pagi hari diperkirakan berada pada kisaran minimum 26 hingga 30 derajat Celsius, memasuki siang hari suhu udara mencapai 28 hingga 29 derajat Celsius, sedangkan malam hari mencapai 26 hingga 28 derajat Celcius.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Warga Pariaman Dikejutkan Gempa Bumi Magnitudo 4,9

    Warga Pariaman Dikejutkan Gempa Bumi Magnitudo 4,9

    Pariaman, Beritasatu.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang Kota Pariaman, Sumatera Barat, dan sekitarnya pada Senin (9/12/2024) sekitar pukul 16.50 WIB. Kejadian ini mengejutkan warga yang tengah menjalani aktivitas sehari-hari.

    Seorang warga, Rafkiman, yang sedang merekam video di telepon pintarnya, mengaku terkejut karena tiba-tiba merasakan gempa.

    “Tiba-tiba bumi bergoyang,” ujarnya.

    Dia mengaku sempat berhenti merekam video karena khawatir kekuatan gempa semakin besar dan dapat mengancam keselamatannya. Namun, beruntung gempa tersebut hanya berlangsung sebentar.

    Warga lain, Rehasa, yang sedang beristirahat di rumah, menceritakan bahwa ia segera duduk setelah merasakan gempa, meskipun tidak langsung keluar rumah untuk mengevakuasi diri. Rehasa sempat mengonfirmasi adanya gempa kepada anggota keluarga sambil mencari tahu lokasi dan kekuatan gempa.

    Namun, ada juga warga yang tidak merasakan gempa karena sedang sibuk bekerja dan tidak menyadari adanya pergeseran bumi.

    Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi berpusat di 59 kilometer barat daya Pariaman dengan kedalaman 68 kilometer.

    Meskipun cukup mengejutkan, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan rumah atau fasilitas umum akibat gempa tersebut, karena kekuatannya yang relatif kecil dan durasinya yang singkat.

    Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman, Radius Syahbandar, mengingatkan bahwa daerah ini rawan bencana alam, termasuk gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, dan pohon tumbang akibat angin kencang.

    Oleh karena itu, pihaknya terus mengimbau warga Pariaman untuk selalu waspada dan siap menghadapi kemungkinan bencana gempa yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

  • Bukan BMKG, Google Kasih Peringatan Cuaca Ekstrem

    Bukan BMKG, Google Kasih Peringatan Cuaca Ekstrem

    Jakarta, CNBC Indonesia – Implementasi sistem kecerdasan buatan (AI) menyebar makin luas ke berbagai lini kehidupan. Terbaru, tim Google DeepMind meluncurkan model AI untuk meramal cuaca yang disebut ‘GenCast’.

    Dalam dokumen yang dipublikasikan di Nature, para peniliti DeepMind mengatakan GenCast mampu mengalahkan ENS, yakni sistem ramalan cuaca yang dirancang untuk mengindikasikan kondisi cuaca hingga 15 hari ke depan. 

    ENS selama ini dikatakan sebagai sistem ramalan cuaca terbaik di dunia dan bisa meramalkan potensi bencana. Di Indonesia, ramalan cuaca biasanya dibagikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Begitu juga imbauan terhadap waspada bencana alam seperti gempa dan hujan lebat.

    Dalam sebuah postingan blog, tim DeepMind menawarkan penjelasan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat awam.

    Meskipun model cuaca sebelumnya bersifat “deterministik, dan memberikan satu perkiraan cuaca terbaik di masa depan,” GenCast “terdiri dari kumpulan 50 prediksi atau lebih, masing-masing mewakili kemungkinan lintasan cuaca,” sehingga menciptakan “distribusi probabilitas yang kompleks dari skenario cuaca masa depan,” tertulis dalam blog tersebut, dikutip dari TechCrunch, Senin (9/12/2024).

    Mengenai perbandingannya dengan ENS, tim tersebut mengatakan bahwa mereka melatih GenCast berdasarkan data cuaca hingga tahun 2018, kemudian membandingkan perkiraannya untuk tahun 2019, dan menemukan bahwa GenCast lebih akurat 97,2 persen.

    Google mengatakan GenCast adalah bagian dari rangkaian model cuaca berbasis AI, yang mulai dimasukkan ke dalam Google Search dan Maps. Mereka juga berencana untuk merilis perkiraan real-time dan historis dari GenCast, yang dapat digunakan siapa saja dalam penelitian dan model mereka sendiri.

    (fab/fab)

  • Ahli Ungkap Penyebab Pergerakan Tanah di Sukabumi

    Ahli Ungkap Penyebab Pergerakan Tanah di Sukabumi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Fenomena pergerakan tanah yang yang terjadi di beberapa wilayah Sukabumi disebut akibat kondisi geologis tanah serta hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita menyebut retakan dan pergeseran tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi terjadi akibat hujan lebat yang menyebabkan longsor. Selain itu, berdasarkan data BMKG, dalam 10 hari terakhir terjadi gempa bumi di wilayah Jawa Barat dengan magnitudo lemah dan tidak sampai dirasakan masyarakat.

    “Karena gempanya dapat menggoyang tebing dan ketika diguyur hujan maka dampak lanjutannya akan jadi lebih mudah longsor,” jelas Dwikorita dalam keterangannya, Sabtu (7/12).

    Alhasil, setelah longsor terjadi maka materialnya akan menutup lembah-lembah sungai dan membendung air hujan. Namun, ketika hujan terjadi terus menerus dengan intensitas lebat maka bendungan tidak akan kuat menahan dan akhirnya jebol sehingga menjadi banjir bandang.

    “Potensi longsor dan banjir bandang masih dapat terjadi selama bulan-bulan ini–di mana puncak musim hujan di Jawa Barat itu Desember di bagian selatan dan Januari di bagian utara sehingga mohon diwaspadai,” tutur Dwikorita.

    Terpisah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan pergerakan tanah yang terjadi di wilayah tersebut adalah longsoran atau gelinciran rotasi dan translasi.

    Kepala Badan Geologi M Wafid menyebut wilayah Sukabumi sebagian besar masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi selama Desember 2024, terutama jika curah hujan di atas normal.

    “Artinya daerah ini dapat hingga sering terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah baru dan lama dapat aktif kembali akibat curah hujan tinggi dan erosi yang kuat,” kata Wafid, dikutip dari Detik.

    Senada dengan Dwikorita, Wafid menjelaskan faktor penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan karena hujan intensitas tinggi dan kemiringan lereng yang terjal. Selain itu, batuan berupa batu lempung, napal dan batu lanau diperkirakan banyak mengontrol gerakan tanah rotasi dengan pergerakan yang lambat (creep).

    “Sementara gerakan tanah dengan pergerakan cepat dikontrol oleh produk pelapukan gunung api. Material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air pada bagian atas sementara pada bagian bawah berdasarkan analisis kemungkinan tersusun oleh batulempung yang plastis dan mudah sebagai bidang gelincir,” terangnya.

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • BPBD Jakarta Siapkan Rp 4 M untuk Modifikasi Cuaca Antisipasi Hujan Lebat

    BPBD Jakarta Siapkan Rp 4 M untuk Modifikasi Cuaca Antisipasi Hujan Lebat

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi Jakarta bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI melakukan modifikasi cuaca hingga akhir tahun 2024. Rekayasa cuaca itu menggunakan anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencapai Rp 4 Miliar.

    “Anggarannya yang tersedia di BPBD saat ini kurang lebih sekitar Rp 4 miliar. Ini nanti kita akan optimalkan sesuai dengan kebutuhan,” kata Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Senin (9/12/2024).

    Meski begitu, ia menjelaskan bahwa pihaknya juga berjaga-jaga untuk menggunakan biaya tak terduga (BTT) jika anggaran BPBD belum tersedia. Jika menggunakan biaya tak terduga, kata Teguh, pihaknya harus membuat pernyataan status darurat.

    “Kalau anggarannya belum tersedia di BPBD, kami menggunakan anggaran BTT, biaya tak terduga. Namun karena menggunakan anggaran BTT nantinya, kita juga harus mengeluarkan status kondisi darurat,” ujarnya.

    “Ini kami juga sedang koordinasi, pastinya dengan BNPB, dengan BMKG, kemudian juga berbagai kementerian lembaga yang terkait,” sambungnya.

    Diketahui, Pemprov Jakarta melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) dengan menyebarkan 3,2 ton garam untuk meminimalkan dampak dari potensi hujan ekstrem. OMC ini berlangsung selama tiga hari dari 7-9 Desember 2024.

    Yohan mengatakan, OMC dapat mengurangi intensitas curah hujan di Jakarta dan mempercepat proses pengendapan di wilayah udara luar Jakarta.

    “OMC dapat mendistribusikan curah hujan secara merata sehingga dampak dari potensi hujan ekstrem juga bisa diminimalkan,” ujarnya.

    “Penyemaian dilakukan pada awan-awan di sekitar perbatasan wilayah Jakarta untuk mengurangi intensitas hujan sebelum masuk ke kawasan urban,” tuturnya.

    Hasil sementara dari modifikasi cuaca ini, kata Yohan, menunjukkan adanya penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah yang sebelumnya berpotensi mengalami curah hujan tinggi. Selain OMC, Pemprov juga menyiagakan pompa air, menyiapkan logistik darurat, dan memastikan kesiapan posko pengungsian jika diperlukan.

    “Kami terus memantau dinamika atmosfer dan menyesuaikan strategi penyemaian agar hasil operasi lebih maksimal,” imbuhnya.

    (bel/lir)

  • Muncul Pemandangan Air Terjun Dadakan di Karangasem Bali, Begini Penjelasan BMKG

    Muncul Pemandangan Air Terjun Dadakan di Karangasem Bali, Begini Penjelasan BMKG

     

     

    Liputan6.com, Bali – Pemandangan air terjun dadakan muncul di kawasan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali. Terkait fenomena alam langka itu, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebut, air terjun dadakan muncul karena tingginya volume air hujan yang turun di daerah tersebut.

    “Derasnya debit air di atas (gunung) sehingga dari jauh terlihat seperti air terjun,” kata Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali BBMKG Wilayah III Made Dwi Wiratmaja dihubungi di Denpasar, Bali, Senin (9/12/2024).

    Adapun Stasiun Klimatologi Bali berkedudukan di Kabupaten Jembrana, Bali.

    Berdasarkan pengamatan cuaca, memasuki awal Desember 2024, terjadi hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat di beberapa titik pos pengamatan hujan di Rendang, Karangasem.

    Di Pos Hujan Besakih misalnya, tercatat curah hujan di atas 50 milimeter per hari dengan kategori hujan lebat pada 1-3 Desember 2024, dan pada 6 Desember 2024 tercatat curah hujan lebih dari 100 milimeter per hari atau kategori sangat lebat.

    Selain itu, di Pos Pengamatan Hujan Pempatan di Rendang, Karangasem pada 6 Desember 2024 tercatat curah hujan lebih dari 150 milimeter per hari yang memiliki kategori ekstrem

    Begitu juga di Pos Pengamatan Hujan di Singaraja tercatat hujan ekstrem mencapai lebih dari 150 milimeter per hari pada 1 dan 4 Desember 2024.

    Made Dwi juga menjelaskan, air terjun dadakan itu muncul diperkirakan karena tanah sudah jenuh menampung air dengan akumulasi air hujan dalam sepekan terakhir.

    “Sehingga air hujan yang turun menjadi aliran permukaan atau runoff menuju jalur sungai di sekitar Gunung Agung,” imbuhnya.

     

  • 2 Bibit Siklon Tropis Terdeteksi di RI, Waspada Dampaknya

    2 Bibit Siklon Tropis Terdeteksi di RI, Waspada Dampaknya

    Daftar Isi

    Picu squall line

    Dampak bibit siklon tropis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dua bibit siklon tropis terdeteksi berada di dekat lautan Indonesia. Masyarakat diminta mewaspadai dampaknya.

    Merujuk laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), per 8 Desember 2024 ada dua bibit siklon tropis yang terdeteksi berada di sekitar wilayah Indonesia.

    Pertama, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, tepatnya di sekitar 10,0 derajat Lintas Selatan dan 99,1 derajat Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 25 knot (46 km/jam) dan tekanan udara minimum 1003 hPa.

    Kendati begitu, menurut BMKG secara umum potensi bibit siklon tropis 91S menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan cukup rendah. Begitu juga untuk periode 48 hingga 72 jam ke depan.

    Kedua, bibit siklon tropis 93S yang terpantau di sekitar Samudera Hindia selatan Pulau Sumba, tepatnya di sekitar 15,7 derajat Lintang Selatan dan 119,1 Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1002 hPa.

    “Secara umum, potensi bibit siklon tropis 93S menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan adalah rendah,” ujar BMKG dalam sebuah unggahan di Instagram.

    BMKG mengungkap suspect area yang mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi bibit siklon tropis saat ini terpantau di Laut Arafura sebelah selatan Kepulauan Tanimbar dengan kecepatan angin maksimum 5-10 knot (9-19 km/ jam) dan tekanan minimum sekitar 1007 hPa.

    Menurut BMKG supsect area gangguan tropis menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan adalah rendah.

    Kemunculan siklon tropis di dekat wilayah Indonesia ini berdampak tidak langsung terhadap cuaca di Tanah Air, misalnya hujan lebat, angin kecang, hingga gelombang tinggi.

    Picu squall line

    Pakar klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap dua bibit siklon tropis yang terdeteksi di selatan Indonesia itu kini bergabung dan memicu squall line.

    “Update: proses penggabungan dua bibit siklon yg memicu squall line tengah terjadi malam ini. Sejumlah wilayah alami hujan deras di Jateng dan Jatim, yg berpotensi awet. Semoga tak memicu banjir,” cuit Erma di X, Minggu (8/12).

    Erma mengatakan, sejumlah wilayah di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan mengalami hujan dini hari tadi, efek pembentukan squall line yang dipicu oleh penggabungan dua bibit siklon di perairan selatan Jawa. Menurutnya hujan berpotensi awet dan terus meluas.

    Lantas, apa itu squall line?

    Menurut National Weather Service Amerika Serikat (NWS), fenomena squall line atau garis squall adalah salah satu tipe badai.

    Terkadang badai petir akan terbentuk dalam garis yang dapat memanjang ke samping hingga ratusan mil. ‘Garis badai’ ini dapat bertahan selama berjam-jam dan menghasilkan angin dan hujan es yang merusak.

    Aliran udara ke atas terus menerus terbentuk kembali di ujung depan sistem badai. Hujan mengikutinya. Aliran naik dan turun badai individu di sepanjang garis badai ini bisa menjadi sangat kuat.

    “Menghasilkan rangkaian hujan es besar dan angin aliran keluar yang kuat yang bergerak cepat di depan sistem,” lanjut NWS.

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    Dampak bibit siklon tropis

    BMKG, dalam unggahannya di Instagram, mengungkap sejumlah daerah yang berpotensi terdampak dari kemunculan dua bibit siklon tropis tersebut. Berikut rinciannya:

    Dampak bibit siklon tropis 91S

    Hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang berpotensi terjadi di wilayah: Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat

    Kemudian, angin kencang berpotensi terjadi di wilayah: Bengkulu dan Lampung

    Gelombang tinggi (1,25-2,5 meter) berpotensi terjadi di wilayah: Perairan barat Aceh hingga Bengkulu, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, Selat Karimata, Laut Jawa

    Gelombang tinggi (2,5-4 meter) berpotensi terjadi di wilayah: Perairan barat Bengkulu dan Lampung, Samudera Hindia barat Bengkulu – Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Pulau Jawa, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa

    Dampak bibit siklon tropis 93S

    Hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang berpotensi terjadi di wilayah: Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur

    Gelombang tinggi (1,25-2,5 meter) berpotensi terjadi di wilayah: Selat Makassar bagian selatan, Selat Bali-Badung-Lombok-Alas bagian selatan, Laut Sawu, Laut Bali, Laut Flores

    Gelombang tinggi (2,5-4 meter) berpotensi terjadi di wilayah: Perairan selatan Bali, NTB, dan NTT; Samudera Hindia selatan Bali, NTB, dan NTT

    [Gambas:Instagram]

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Banjir, Longsor, dan Tanah Bergerak di Kabupaten Lebak: 5 Orang Meninggal, 2.247 Rumah Terdampak

    Banjir, Longsor, dan Tanah Bergerak di Kabupaten Lebak: 5 Orang Meninggal, 2.247 Rumah Terdampak

     

    Liputan6.com, Lebak – Sebanyak 2.247 rumah di Kabupaten Lebak, Banten, terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor, dan tanah bergerak. Tak hanya itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebupaten Lebak Banten juga mencatat, ada lima orang dilaporkan meninggal dunia.  

    “Kita minta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan siaga bencana alam menyusul cuaca ekstrem,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Pratama Rizky, di Lebak, Senin (9/12/2024).

    BPBD Lebak kini siaga bencana alam menghadapi cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir/kilat.

    Berdasarkan laporan bencana alam yang terjadi sejak Senin (2/12/2024) sampai Minggu (8/12/2024) tercatat 2.247 rumah terdampak banjir, longsor, dan pergerakan tanah. Sedangkan, rumah rusak berat akibat longsor sebanyak 45 unit, rusak sedang 3 unit, dan rusak ringan 158 unit.

    Selain itu, sebanyak 1.949 rumah, 10 fasilitas sosial dan fasilitas umum terendam banjir, dan lima orang dilaporkan meninggal dunia.

    “Bencana alam di Kabupaten Lebak itu terjadi di 22 kecamatan,” ujarnya.

    Febby Pratama juga mengatakan, petugas kebencanaan BPBD dan relawan kecamatan kini siaga bencana, karena laporan BMKG potensi bencana hidrometeorologi sampai 10 Desember 2024 curah hujan dengan intensitas tinggi.

    Untuk itu, BPBD Lebak mempersiapkan peralatan evakuasi mulai kendaraan roda dua, roda empat, mobil dapur, peralatan tenda, perahu karet, pelampung, gergaji mesin, tali, dan lainnya.

    BPBD Lebak juga menyiapkan logistik bahan pokok dan obat-obatan untuk didistribusian ke lokasi bencana alam.

    “Kami selama 24 jam berada di Posko Utama BPBD untuk melayani masyarakat jika terdampak bencana hidrometeorologi,” katanya.

  • Ngawi Gempa Magnitudo 3,9 Hari Ini

    Ngawi Gempa Magnitudo 3,9 Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Gempa Magnitudo 3.9 mengguncang Ngawi Jawa Timur pagi ini, 09-Des-24 pukul 07:06:34 WIB.

    Menurut data BMKG gempa berpusat di titik Lok:7.35 LS, 111.55 BT (Pusat gempa berada di darat 12 km Timur Laut Ngawi).

    Gempa dengan kedalaman 11 Km itu dirasakan juga di Blora.

    Selain di Ngawi, ini deretan gempa terjadi hari ini

    Gempa Mag:4.1, 09-Dec-2024 04:16:31WIB, Lok:2.07LU, 126.64BT (132 km BaratLaut HALMAHERABARAT-MALUT), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:4.3, 09-Dec-2024 02:45:17WIB, Lok:0.26LS, 125.48BT (148 km Tenggara TUTUYAN-BOLTIM-SULUT), Kedlmn:13 Km

    Gempa Mag:4.2, 09-Dec-2024 01:51:33WIB, Lok:2.85LU, 128.33BT (89 km TimurLaut DARUBA-MALUT), Kedlmn:213 Km

    Gempa Mag:3.5, 09-Dec-2024 01:34:59WIB, Lok:0.37LS, 123.15BT (100 km Tenggara BONEBOLANGO-GORONTALO), Kedlmn:49 Km

  • Mengawali pekan, BMKG prakirakan beberapa kota besar alami hujan

    Mengawali pekan, BMKG prakirakan beberapa kota besar alami hujan

    Arsip foto – Warga mengenakan payung saat hujan di Jalan Raya Petir – Tunjung, Kabupaten Serang, Banten, Senin (25/11/2024). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim hujan di Provinsi Banten terjadi pada Januari – Februari 2025, sedangkan awal musim hujan terjadi pada 10 hari terakhir bulan Desember 2024. (ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/gp/Spt/pri)

    Mengawali pekan, BMKG prakirakan beberapa kota besar alami hujan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 09 Desember 2024 – 07:10 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca hujan dengan beragam intensitas berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk di beberapa kota besar.

    Prakirawan BMKG Adinda Dara Vahada dalam prakiraan cuaca daring dikutip dari Jakarta, Senin, mengatakan dimulai dari Pulau Sumatera seluruh ibu kota provinsinya berpotensi hujan, mulai dari hujan ringan di Banda Aceh, Tanjung Pinang, Padang, Bengkulu, Palembang dan Pangkal Pinang.

    Intensitas hujan sedang diprakirakan terjadi di Medan serta hujan disertai petir di Pekanbaru, Jambi dan Bandar Lampung.

    “Di Pulau Jawa, hujan intensitas ringan diprediksi terjadi di wilayah Bandung dan Yogyakarta. Untuk hujan intensitas sedang diprediksi terjadi di wilayah Serang serta hujan disertai petir diprediksi terjadi di wilayah Jakarta, Semarang dan Surabaya,” katanya.

    Dia juga menyampaikan bahwa BMKG memprakirakan potensi hujan disertai petir dapat terjadi di wilayah Denpasar, Mataram dan Kupang pada hari ini.

    Sementara itu, di wilayah Kalimantan hujan ringan diprediksi dialami masyarakat yang berada di daerah Samarinda dan Banjarmasin dengan Kota Pontianak diprakirakan mengalami cuaca berkabut. Di saat bersamaan, hujan petir berpotensi terjadi di Tanjung Selor dan Palangkaraya.

    Di wilayah Sulawesi, hujan ringan diprakirakan BMKG dapat terjadi di Gorontalo, Palu, Kendari dan Makassar serta hujan petir di Mamuju. Sementara itu, Kota Manado berpotensi mengalami cuaca berawan tebal.

    Wilayah timur Indonesia juga didominasi dengan cuaca hujan dengan satu pengecualian Kota Ambon yang mengalami cuaca berkabut. Hujan ringan diprakirakan terjadi di Ternate, Sorong, Manokwari dan Jayapura, hujan intensitas sedang dapat terjadi di Nabire dan Jayawijaya serta hujan petir di Merauke.

    Sumber : Antara