Kementrian Lembaga: BMKG

  • Dishub hentikan angkutan ke Kepulauan Seribu akibat cuaca buruk

    Dishub hentikan angkutan ke Kepulauan Seribu akibat cuaca buruk

    Arsip foto – Petugas Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara mengevakuasi penumpang kapal Dishub KM Sangaji yang terombang-ambing di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Selasa (10/9/2024). (ANTARA/HO-Sudin Gulkarmat Jakarta Utara)

    Dishub hentikan angkutan ke Kepulauan Seribu akibat cuaca buruk
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 10 Desember 2024 – 12:18 WIB

    Elshinta.com – Dinas Perhubungan DKI Jakarta menghentikan sementara operasional angkutan perairan ke Kepulauan Seribu akibat cuaca buruk yang terjadi di wilayah tersebut pada Selasa.

    “Sesuai prakiraan BMKG, hari ini Selasa 10 Desember 2024 kapal UP Angkutan Perairan Dishub DKI Jakarta sementara berhenti operasi,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok Jakarta menyampaikan gelombang laut sedang dengan ketinggian maksimum 2 meter berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian Barat, Perairan Kepulauan Seribu, Karawang, Subang Indramayu dan Perairan Cirebon.

    Selain itu BMKG memperkirakan kecepatan angin di daerah tersebut mencapai 25 knot dan kondisi cuaca di perairan DKI Jakarta dan Perairan Utara Jawa Barat berawan hingga hujan ringan dan berpeluang terjadi hujan dengan Intensitas sedang hingga lebat di Perairan Kepulauan Seribu.

    Dalam situasi cuaca normal, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyediakan 11 kapal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun wisatawan ke wilayah Kepulauan Seribu yang dapat diakses dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.

    “Total ada 11 kapal Dishub DKI Jakarta yang melayani kebutuhan transportasi menuju wilayah Kepulauan Seribu, dengan jumlah pelayaran empat kapal setiap harinya,” kata Kepala Unit Pengelola Angkutan Perairan (UPAP) Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Anthon R Parura di Jakarta.

    Ia mengatakan, 11 kapal disiapkan untuk memenuhi layanan transportasi menuju sembilan pulau penduduk yang ada di wilayah Kepulauan Seribu.

    Menurut dia, sembilan pulau berpenduduk yang dijangkau dengan kapal Dishub DKI Jakarta. Yaitu Pulau Tidung, Pulau Payung, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Panggang dan Pulau Sabira.

    Sedangkan rute yang ditempuh untuk layanan tersebut, yaitu lintasan pertama untuk rute Muara Angke, Pulau Untung Jawa, Pulau Lancang, Pulau Payung dan Pulau Tidung.

    Lintasan kedua untuk rute Muara Angke, Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Panggang dan Pulau Pramuka.

    Kemudian lintasan ketiga untuk rute Muara Angke, Pulau Pari, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa. Lintasan keempat untuk rute Muara Angke, Pulau Kelapa dan Pulau Sabira

    Sumber : Antara

  • Viral Air Terjun Dadakan di Gunung Agung Bali, Ini Penjelasan BMKG

    Viral Air Terjun Dadakan di Gunung Agung Bali, Ini Penjelasan BMKG

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebuah video viral di media sosial menunjukkan air terjun dadakan muncul di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali. Simak penjelasannya.

    Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkap air terjuk dadakan yang muncul tersebut dikarenakan tingginya volume air akibat hujan lebat.

    “Derasnya debit air di atas [gunung], sehingga dari jauh terlihat seperti air terjun,” kata Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali BBMKG Wilayah III Made Dwi Wiratmaja, mengutip Antara, Selasa (10/12).

    Ia mengatakan, sejak memasuki awal Desember 2024, berdasarkan pengamatan cuaca hujan turun dengan intensitas lebat-sangat lebat di beberapa titik pos pengamatan hujan di Rendang, Karangasem.

    Di Pos Hujan Besakih misalnya, tercatat curah hujan di atas 50 milimeter per hari dengan kategori hujan lebat pada 1-3 Desember 2024, dan pada 6 Desember 2024 tercatat curah hujan lebih dari 100 milimeter per hari atau kategori sangat lebat.

    Selain itu, di Pos Pengamatan Hujan Pempatan di Rendang, Karangasem pada 6 Desember 2024, tercatat curah hujan lebih dari 150 milimeter per hari yang masuk dalam kategori ekstrem.

    Begitu juga di Pos Pengamatan Hujan di Singaraja tercatat hujan ekstrem mencapai lebih dari 150 milimeter per hari pada 1 dan 4 Desember 2024.

    Ia memperkirakan air terjun dadakan itu muncul karena tanah sudah jenuh menampung air dengan akumulasi air hujan dalam sepekan terakhir.

    “Sehingga air hujan yang turun menjadi aliran permukaan atau runoff menuju jalur sungai di sekitar Gunung Agung,” jelas dia.

    Wayan Widi Yasa, salah satu pemandu pendakian Gunung Agung, menjelaskan sejak beberapa hari terakhir hujan lebat mengguyur kawasan Gunung Agung dan diperkirakan titik air terjun dadakan itu lebih banyak dibanding saat musim hujan tahun sebelumnya.

    Ia pun mengaku menerima sejumlah pembatalan pesanan karena cuaca buruk.

    Ia menjelaskan air terjun dadakan itu terlihat di sejumlah titik termasuk pada ketinggian sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut (MDPL) di jalur pendakian Pasar Agung dan aliran air itu mengalir di jalur-jalur lahar yang saat musim kemarau mengering.

    Meski air terjun dadakan itu menyajikan pemandangan menarik, tapi hujan lebat berpotensi menimbulkan risiko karena membuat jalur pendakian menjadi lebih licin, tanah labil, dan mengganggu jarak pandang.

    “Ada empat grup termasuk turis dari Portugal yang harus membatalkan pendakian karena cuaca buruk dan jalur licin sehingga itu berisiko,” kata Widi.

    Ia mengimbau calon pendaki atau pecinta alam berkoordinasi atau menghubungi pemandu lokal yang berada di masing-masing pos pendakian, di antaranya Pengubengan, Edelwis, Pasar Agung, hingga pos Pucang, sebelum berencana mendaki untuk memastikan keamanan dan keselamatan.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • BMKG Klaim Sukses Modifikasi Cuaca Kurangi Risiko Bencana di Jakarta dan Sekitarnya

    BMKG Klaim Sukses Modifikasi Cuaca Kurangi Risiko Bencana di Jakarta dan Sekitarnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengklaim sukses melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada 7-8 Desember 2024.

    Operasi yang bertujuan mengurangi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta ini terbukti mampu mengurangi intensitas hujan hingga 67% di beberapa wilayah, sehingga menurunkan risiko banjir dan genangan.

    Sebagai informasi, sebelumnya pada tanggal 5 Desember 2024 yang lalu, BMKG mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem yg diprediksi akan terjadi pada tanggal 6 – 8 Desember 2024 dan dapat berlanjut hingga 9 Desember 2024.

    Dampaknya, berupa hujan lebat, yang dapat disertai kilat-petir, dan angin kencang. Cuaca ekstrem yang dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang terjadi dalam waktu yg bersamaan ini diprakirakan dapat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di Jawa Barat, Banten Selatan dan Jakarta.

    Situasi tersebut diprakirakan berlangsung selama 3 hingga 4 hari setelah Peringatan Dini dikeluarkan. OMC yang dilakukan merupakan bagian dari mitigasi lanjut terhadap hasil prakiraan dan Peringatan Dini yang dikeluarkan oleh BMKG.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, bahwa upaya ini dilakukan dengan melakukan penyemaian awan selama dua hari berturut-turut. Sebanyak lima sorti penerbangan dilakukan menggunakan empat ton bahan semai untuk mengendalikan distribusi hujan di wilayah Jakarta.

    “Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, yang sering melanda Jakarta akibat intensitas hujan yang tinggi. Hasilnya, kami berhasil menurunkan curah hujan di sejumlah wilayah dengan intensitas pengurangan mencapai 13% hingga 67% pada tanggal 7 dan 8 Desember, berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP),” ujar Dwikorita.

    Sementara itu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, memaparkan, merujuk pada data satelit, pada 7 Desember 2024, operasi ini berhasil mengurangi curah hujan di sisi timur Jakarta. Sementara itu, curah hujan di sisi tengah dan barat Jakarta meningkat. Namun pada 8 Desember, pengurangan hujan terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta.

    Menurutnya, hal tersebut menunjukkan keberhasilan teknik modifikasi cuaca dalam mendistribusikan hujan ke lokasi yang lebih aman dan mengurangi tekanan pada daerah-daerah rawan banjir, khususnya di Wilayah Jakarta

    “Melalui teknologi modifikasi cuaca ini, kami dapat mengarahkan hujan agar tidak menumpuk di satu lokasi. Sebagai contoh, pada 8 Desember, hampir seluruh wilayah Jakarta mengalami pengurangan curah hujan, sehingga risiko genangan berkurang secara signifikan,” jelas Seto.

    Selanjutnya, Kepala BMKG Dwikorita juga menyebutkan bahwa OMC menjadi salah satu langkah strategis BMKG untuk mendukung upaya mitigasi bencana di musim penghujan, terutama untuk mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

    Modifikasi cuaca yang dilakukan di awal bulan Desember dinilai masih cukup efektif dalam membantu mengendalikan intensitas hujan di daerah-daerah rawan, khususnya di perkotaan padat seperti Jakarta. Namun saat menjelang puncak musim hujan yang diprediksi bersamaan dengan terjadinya beberapa fenomena dinamika atmosfer, kemampuan modifikasi cuaca masih relatif terbatas.

    “Meskipun masih ada keterbatasan dengan mempertimbangkan kuatnya intensitas hujan akibat beberapa fenomena labilitas atmosfer yang terjadi bersamaan, kami akan terus melakukan upaya ini selama musim penghujan berlangsung, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, untuk mengurangi intensitas hujan guna melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem,” tambah Dwikorita.

    Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga mengimbau masyarakat tetap terus waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun upaya mitigasi terus dilakukan. Informasi terkini mengenai prakiraan cuaca dan potensi bencana dapat diakses melalui kanal resmi BMKG untuk memastikan masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan baik

  • Menko Zulkifli Hasan Klaim Kondisi Stok Pangan Aman Meski RI Sedang Dilanda Cuaca Ekstrem – Halaman all

    Menko Zulkifli Hasan Klaim Kondisi Stok Pangan Aman Meski RI Sedang Dilanda Cuaca Ekstrem – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kondisi Indonesia yang tengah dilanda cuaca ekstrem diklaim Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan tidak akan mempengaruhi kondisi stok pangan dalam negeri.

    Menurut pria yang akrab disapa Zulhas itu, produksi berbagai komoditas pangan di dalam negeri sedang dalam kondisi yang bagus, sehingga ia yakin stoknya aman.

    “Ini kan tahun ini kita perkirakan lebih bagus dari tahun lalu, termasuk perikanan, pertanian, produksi garam,” katanya ketika ditemui di sela-sela acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum di Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).

    Ia mengatakan, stok garam berada di angka 883 ribu ton. Ini merupakan jumlah yang ada di BUMN yang bergerak di bidang garam, yaitu PT Garam. 

    Produksi gula pun diproyeksikan pada tahun ini akan mencapai 2,6 juta ton. 

    Lebih lanjut, ia mengungkap jumlah beras saat ini totalnya sebanyak 8,5 juta ton, di mana 2 juta di antaranya ada di gudang Bulog.

    Untuk tahun depan, Zulhas mengatakan produksi beras diperkirakan bisa mencapai 32 juta ton.

    “Jadi (pada saat) natal tahun baru, beras cukup, garam cukup, daging ayam, telur cukup, gula cukup,” ujar Zulhas.

    Adapun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperpanjang status peringatan dini cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024.

    Status peringatan dini cuaca ekstrem seharusnya berakhir pada 8 Desember 2024, tetapi diperpanjang seiring dengan meningkatnya curah hujan.

    Puncak cuaca ekstrem pada periode saat ini diperkirakan BMKG akan jatuh pada 15 Desember 2024. 

  • Bibit Siklon Tropis 93S di Selatan Pulau Sumba Menguat, Cek Dampaknya

    Bibit Siklon Tropis 93S di Selatan Pulau Sumba Menguat, Cek Dampaknya

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pakar klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap bibit siklon tropis 93S malah semakin membesar, alih-alih meluruh. Simak prediksi dampaknya.

    Bibit siklon tropis 93S terpantau di sekitar Samudera Hindia selatan Pulau Sumba, tepatnya di sekitar 15,7 derajat Lintang Selatan dan 119,1 Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1002 hPa.

    “Update Badai Siklon: alih-alih melemah atau meluruh, 93S makin menguat dan kini terbentuk bibit siklon 94S berlokasi di Laut Timor,” cuit Erma di X, Selasa (10/12).

    “Bibit-bibit siklon yang muncul di timur-selatan Indonesia ini terjadi karena pertemuan gelombang. MJO [Madden-Julian Oscillation] dan Rossby, didukung SST [Sea Surface Temperature] yang memanas,” lanjut dia.

    Menurut Erma menguatnya bibit siklon tropis ini berdampak ke daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami hujan persisten hari ini. Daerah-daerah yang paling terdampak adalah Flores Timur, Adonara, Lembata, Alor, Kupang, dan sekitarnya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara terpisah mengatakan sejumlah fenomena atmosfer, termasuk bibit siklon tropis, diperkirakan bakal memengaruhi pola cuaca di sejumlah daerah di Tanah Air.

    Hal tersebut meningkatkan potensi hujan lebat, terutama di wilayah yang sedang memasuki puncak musim hujan. Menurut BMKG, saat ini terpantau dua bibit siklon tropis di Samudera Hindia barat daya Lampung dan Samudera Hindia Selatan Pulau Sumba.

    Sedangkan, Supsect Area di Laut Timor sebelah barat daya Kepulauan Tanimbar. Selain itu, sirkulasi siklonik terdeteksi di Laut Natuna Utara Kalimantan.

    “Baik bibit siklon tropis, Supsect Area, dan sirkulasi siklon memperkuat dengan meningkatkan pengangkatan massa udara, yang mempermudah pembentukan awan hujan berintensitas tinggi di wilayah sekitarnya.

    “Akibatnya, potensi curah hujan signifikan menjadi lebih tinggi di daerah-daerah terdampak, sehingga masyarakat di wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan cuaca,” ujar BMKG dalam keterangan resminya.

    BMKG mengungkap fenomena atmosfer ini juga diperkuat oleh aktivitas MJO, gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency di sebagian besar wilayah Indonesia. Kombinasi tersebut menciptakan dinamika atmosfer yang mendukung hujan dengan durasi lebih panjang dan intensitas lebih tinggi, khususnya wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

    “Seiring dengan memasuki pertengahan Desember, curah hujan masih tinggi yang berdampak bencana hidrometeorologi, banjir, genangan air, atau tanah longsor, menjadi ancaman bagi sebagian besar penduduk Indonesia di daerah-daerah rawan,” kata lembaga.

    “Perhatian juga harus diberikan pada daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang sedang aktif, karena hujan sangat lebat dapat meningkatkan risiko banjir lahar di kawasan tersebut,” imbuhnya.

    [Gambas:Twitter]

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gempa Bumi Magnitudo 5,2 Guncang Kepulauan Talaud Sulut

    Gempa Bumi Magnitudo 5,2 Guncang Kepulauan Talaud Sulut

    Jakarta, Beritasatu.com – Gempa bumi dengan magnitudo 5,2 mengguncang Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (10/12/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tersebut terjadi pada pukul 13.13 WIB.

    Episentrum gempa terletak pada koordinat 3,72 derajat lintang selatan utara (LU) dan 127,84 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 kilometer arah Tenggara Kota Melonguane, Sulut pada kedalaman 136 km.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi  di Kepulauan Talaud Sulut ini yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan pada lempeng Laut Filipina yang tersubduksi di bawah laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik dengan kombinasi mendatar (oblique thrust fault),” ujar Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Selasa (10/12/2024).

    Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di Kepulauan Talaud daerah Nanusa, Damau dan Rainis dengan skala intensitas II-III MMI.

    “Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi di Kepulauan Talaud Sulut ini tidak berpotensi tsunami,” tambah Daryono.

  • BMKG Keluarkan Peringatan, Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Sulut

    BMKG Keluarkan Peringatan, Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Sulut

    Liputan6.com, Manado – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Sulut masih berpotensi dilanda hujan deras dan angin kencang. Masyarakat diminta untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem ini.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 11 Desember 2024,” tutur Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG, Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle pada, Senin (9/12/2024).

    Dia mengatakan, di sebagian besar wilayah kabupaten dan kota di Sulut berpeluang hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

    Karena itu, dia berharap, warga berhati-hati apabila melakukan aktivitas saat kondisi cuaca ekstrem. Warga diharapkan waspada terhadap bencana banjir, tanah longsor atau pohon tumbang.

    Dia mengatakan, pada Selasa (10/12/2024), cuaca ekstrem terjadi di wilayah Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

    Sedangkan pada Rabu (11/12/2024), kondisi cuaca seperti itu akan terjadi di Kota Manado, Kotamobagu, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara.

    “Berikutnya, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,” ujarnya memungkasi.

  • BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi 4 Meter di Laut Selatan Banyuwangi

    BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi 4 Meter di Laut Selatan Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi Cuaca ekstrem pada musim penghujan tengah melanda. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir agar selalu waspada adanya potensi gelombang tinggi yang bisa mencapai 4 meter di perairan selatan Banyuwangi.

    “Tentu perlu diwaspadai untuk gelombang laut, karena dengan kemunculan awan CB (Cumulonimbus) di perairan akan dapat meningkatkan kecepatan angin dan tinggi gelombang,” kata Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa, Selasa (10/12/2024).

    Dijelaskan Gede, untuk tinggi gelombang di perairan selat Bali atau kawasan penyeberangan saat ini berkisar antara rendah hingga tinggi. Sedangkan pada perairan selatan Banyuwangi bisa pada kategori sedang hingga tinggi.

    Jika menilik data panduan tinggi gelombang BMKG, kategori rendah berkisar antara 0,5 – 1,25 meter. Untuk kategori gelombang sedang yakni 1,25 – 2,5 meter. Lalu untuk gelombang tinggi 2,5 – 4 meter.

    Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat pesisir yang hendak mencari ikan, khususnya yang berada di wilayah Banyuwangi Selatan, sebelum pergi melaut, sebaiknya perhatikan perkembangan update informasi terkait cuaca dan gelombang tinggi.

    “Untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui akun resmi BMKG,” tutur Gede.

    Lebih detail Gede menjabarkan, berdasarkan perkembangan kondisi dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim di Jawa Timur khususnya Banyuwangi, pada awal bulan Desember 2024 wilayah Jawa Timur dan Banyuwangi telah berada pada musim hujan. 

    Suhu muka laut di perairan Jawa Timur yang hangat mengakibatkan peningkatan pasokan uap air di atmosfer.

    Selain itu, kelembapan udara yang tinggi mulai lapisan bawah hingga menengah mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang masif.

  • Antisipasi Banjir Akhir Tahun, Pemerintah Bakal Modifikasi Cuaca di Jabodetabek

    Antisipasi Banjir Akhir Tahun, Pemerintah Bakal Modifikasi Cuaca di Jabodetabek

    Antisipasi Banjir Akhir Tahun, Pemerintah Bakal Modifikasi Cuaca di Jabodetabek
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah bakal melaksanakan
    modifikasi cuaca
    untuk meminimalisir banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
    Hal itu disepakati dalam rapat kerja antara Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), BMKG, BNPB, Basarnas, dan perwakilan pemerintah daerah, Selasa (10/12/2024).
    “Pertama akan dilanjutkan terus modifikasi cuaca baik yang dilakukan oleh BNPB bersama dengan BMKG, maupun juga oleh pemerintah provinsi terutama oleh Pemprov DKI,” Menko PMK Pratikno selepas rapat di Kantor Kemenko PMK, Selasa.
    Pratikno menjelaskan, langkah ini diambil karena tingginya intensitas hujan di Jabodetabek pada periode Desember 2024 hingga awal Januari 2025.
    Berdasarkan laporan BMKG, curah hujan yang sangat tinggi terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, khususnya Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
    Pratikno menyebutkan, modifikasi cuaca mampu mengurangi curah hujan berlebihan yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, termasuk banjir.
    “Jadi modifikasi ini akan mengurangi curah hujan yang berlebihan. Tidak bisa meniadakan, tidak mungkin, tapi mengurangi dan itu mengurangi beban terhadap
    infrastruktur air
    yang ada di wilayah Jabodetabek,” kata dia.
    Dalam rapat tersebut, Pratikno juga mendorong pemerintah daerah Jabodetabek untuk mengoptimalkan infrastruktur dalam rangka mengantisipasi dampak dari hujan deras.
    “Yang sudah ada diperbaiki, direnovasi, dioptimalkan baik melalui perawatan infrastruktur, maupun melalui kesiapsiagaan dari petugas teknis yang ada di lapangan. Jangan sampai petugas teknis lengah,” kata Pratikno.
    “Jika pun kemudian banjir tidak bisa terhindarkan, kita harapkan banjirnya sudah bisa mulai terkendali, dengan langkah-langkah tadi yang saya sampaikan,” ujar mantan Menteri Sekretaris Negara itu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awas! Cuaca Ekstrem Berpotensi selama Natal dan Tahun Baru, di Sulut sudah Terjadi

    Awas! Cuaca Ekstrem Berpotensi selama Natal dan Tahun Baru, di Sulut sudah Terjadi

    Liputan6.com, Manado – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan sebesar 20 persen yang diperkirakan melanda sejumlah daerah selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada, Minggu (8/12/2024).

    Dwikorita Karnawati mengatakan dinamika atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Nataru.

    “Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut,” tuturnya.

    Dia mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, diprediksi akan ada 110,67 juta orang yang akan melakukan perjalanan musim libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

    “Mayoritas pelaku perjalanan tersebut menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil dan motor sehingga sangat rentan menghadapi cuaca ekstrem dalam perjalanannya,” katanya.

    Di Sulut, cuaca ekstrem sudah menerjang wilayah utara Pulau Sulawesi itu dalam beberapa hari terakhir ini. curah hujan yang tinggi disertai angin kencang membuat sejumlah kawasan di Kota Manado terendam banjir.

    “Kami terus mewaspadai dampak cuaca ekstrem ini. Apalagi hujan dengan intensitas tinggi disertai angina kencang,” ujar Mikael Labaro, waga Kecamatan Malalayang, Kota Manado.

    Heboh Hujan Es di Gumelar dan Pekuncen Banyumas