Kementrian Lembaga: BMKG

  • Hujan di Jam Ini, Berikut Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 13 November 2025

    Hujan di Jam Ini, Berikut Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 13 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Kamis 13 November 2025.

    “Beberapa wilayah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik diprakirakan hujan ringan, sedang, hingga disertai petir hari ini. Untuk suhu, yakni antara 23°C hingga 34°C. Sedangkan kelembabannya antara 67%-97%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Rabu (12/11/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut wilayah di Surabaya cenderung hujan, terlebih pada siang hingga sore hari ini. Mulai dari intensitas ringan, sedang, hingga disertai petir. Termasuk di antaranya Kecamatan Dukuh Pakis, Karangpilang, Lakarsantri, Sambikerep, Wiyung, dan Tambaksari.

    Suhu udara: 24°C – 34°C
    Kelembapan: 67% – 94%
    Kecepatan angin: 18,5 Km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hari ini cuaca di Sidoarjo cenderung hujan ringan, terlebih sekitar pukul 10.00—15.00 WIB. Termasuk di antaranya Kecamatan Gedangan, Porong, Krian, Buduran, Sukodono, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu, Taman, Candi, hingga Krembung.

    Suhu udara: 23°C – 31°C
    Kelembapan: 67%-97%
    Kecepatan angin: 18,5 km/jam dari arah Barat.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, beberapa wilayah diprediksi hujan pada siang hingga sore ini. Mulai dari intwnsitas ringan, sedang, hingga disertai petir. Termasuk Kecamatan Driyorejo, Cerme, Gresik, Kedamean, Menganti, dan Wringinanom.

    Suhu udara: 25°C – 31°C
    Kelembapan: 69%-91%
    Kecepatan angin: 19,9 km/jam dari arah Barat Daya.

    Masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/aje]

  • Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi hingga Februari 2026, BMKG Minta Masyarakat Waspada

    Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi hingga Februari 2026, BMKG Minta Masyarakat Waspada

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.

    Hingga akhir Oktober, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan. 

    Peralihan musim ini membawa konsekuensi meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah, mulai dari hujan lebat, angin kencang, hingga ancaman siklon tropis dari arah selatan Indonesia.
    Cuaca ekstrem 
    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan hujan kini mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang.

    “Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Jakarta beberapa waktu lalu yang dikutip kembali pada Rabu, 12 November 2025.
     

    Berdasarkan analisis BMKG, kata dia, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan kisaran di atas 150 milimeter per dasarian berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.

    Dalam sepekan terakhir yakni pekan terakhir Oktober, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa daerah, seperti Tampa Padang, Sulawesi Barat dengan 152 milimeter per hari, Torea, Papua Barat 135,7 milimeter, serta Naha, Sulawesi Utara 105,8 milimeter. 

    Selama periode 26 Oktober hingga 1 November 2025, BMKG juga mencatat 45 kejadian bencana cuaca ekstrem, didominasi hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan bangunan di berbagai daerah.

    Meski hujan mulai meningkat, lanjut Dwikorita, namun suhu maksimum harian masih cukup tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, mencapai 37 derajat Celsius di Riau dan lebih dari 36 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara. Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu.

    Dwikorita menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini cukup aktif dengan pengaruh MJO, gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia yang memperkuat pembentukan awan hujan.

    “Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tegasnya.
    Potensi siklon tropis selatan
    Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga memperingatkan meningkatnya potensi siklon tropis selatan yang dapat membawa hujan ekstrem dan angin kencang di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. 

    Ia menambahkan bahwa pada November ini, periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang dapat berkembang menjadi siklon tropis.

    “Siklon tropis yang berkembang di Samudra Hindia dapat memicu peningkatan curah hujan secara drastis dan menyebabkan banjir besar di wilayah pesisir. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk memastikan kesiapsiagaan infrastruktur dan masyarakat terhadap kemungkinan dampak bencana,” tambah Dwikorita.

    Selain itu, pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir telah terjadi pendinginan di wilayah Pasifik dan melewati ambang batas La Niña, yaitu pada September dengan anomali suhu muka laut di Pasifik tengah dan timur sebesar -0,54°C dan pada Oktober sebesar -0,61°C. Sementara itu, kondisi atmosfer juga menunjukkan adanya penguatan angin timuran.

    Dua indikasi tersebut menandakan perkembangan awal La Niña dan menunjukkan bahwa La Niña lemah telah terjadi. Namun demikian, Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena ini tidak akan berdampak signifikan terhadap curah hujan di Indonesia, karena kondisi hujan pada November–Desember 2025 hingga Januari–Februari 2026 diprediksi tetap berada pada kategori normal.

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.
     
    Hingga akhir Oktober, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan. 
     
    Peralihan musim ini membawa konsekuensi meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah, mulai dari hujan lebat, angin kencang, hingga ancaman siklon tropis dari arah selatan Indonesia.
    Cuaca ekstrem 
    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan hujan kini mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang.

    “Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Jakarta beberapa waktu lalu yang dikutip kembali pada Rabu, 12 November 2025.
     

    Berdasarkan analisis BMKG, kata dia, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan kisaran di atas 150 milimeter per dasarian berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.
     
    Dalam sepekan terakhir yakni pekan terakhir Oktober, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa daerah, seperti Tampa Padang, Sulawesi Barat dengan 152 milimeter per hari, Torea, Papua Barat 135,7 milimeter, serta Naha, Sulawesi Utara 105,8 milimeter. 
     
    Selama periode 26 Oktober hingga 1 November 2025, BMKG juga mencatat 45 kejadian bencana cuaca ekstrem, didominasi hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan bangunan di berbagai daerah.
     
    Meski hujan mulai meningkat, lanjut Dwikorita, namun suhu maksimum harian masih cukup tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, mencapai 37 derajat Celsius di Riau dan lebih dari 36 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara. Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu.
     
    Dwikorita menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini cukup aktif dengan pengaruh MJO, gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia yang memperkuat pembentukan awan hujan.
     
    “Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tegasnya.
    Potensi siklon tropis selatan
    Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga memperingatkan meningkatnya potensi siklon tropis selatan yang dapat membawa hujan ekstrem dan angin kencang di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. 
     
    Ia menambahkan bahwa pada November ini, periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang dapat berkembang menjadi siklon tropis.
     
    “Siklon tropis yang berkembang di Samudra Hindia dapat memicu peningkatan curah hujan secara drastis dan menyebabkan banjir besar di wilayah pesisir. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk memastikan kesiapsiagaan infrastruktur dan masyarakat terhadap kemungkinan dampak bencana,” tambah Dwikorita.
     
    Selain itu, pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir telah terjadi pendinginan di wilayah Pasifik dan melewati ambang batas La Niña, yaitu pada September dengan anomali suhu muka laut di Pasifik tengah dan timur sebesar -0,54°C dan pada Oktober sebesar -0,61°C. Sementara itu, kondisi atmosfer juga menunjukkan adanya penguatan angin timuran.
     
    Dua indikasi tersebut menandakan perkembangan awal La Niña dan menunjukkan bahwa La Niña lemah telah terjadi. Namun demikian, Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena ini tidak akan berdampak signifikan terhadap curah hujan di Indonesia, karena kondisi hujan pada November–Desember 2025 hingga Januari–Februari 2026 diprediksi tetap berada pada kategori normal.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)

  • Seorang Lansia Luka Akibat Longsor di Panekan, BPBD Magetan Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem

    Seorang Lansia Luka Akibat Longsor di Panekan, BPBD Magetan Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, pada Selasa (11/11/2025) sore memicu terjadinya tanah longsor di Dusun Dagung, Desa Bedagung. Satu orang warga dilaporkan mengalami luka akibat tertimpa material longsoran.

    Korban diketahui bernama Pardi (76), warga Dusun Sengonan, Desa Bedagung. Ia mengalami patah tulang tangan kiri setelah tertimpa material tanah yang kembali ambles saat dirinya melintas di area kebun pasca longsor. Saat ini, korban telah mendapatkan perawatan di RSUD dr. Sayidiman Magetan.

    Menurut laporan resmi BPBD Kabupaten Magetan, longsor terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di area kebun milik warga bernama Purwanto. Material tanah dengan tinggi sekitar 15 meter, lebar 10 meter, dan ketebalan 1 meter tersebut menutup saluran irigasi pertanian serta menimbun kebun milik Kasiran seluas 100 meter persegi yang ditanami rumput.

    Kepala Pelaksana BPBD Magetan melalui laporan resminya menyebutkan, informasi pertama diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada pukul 19.22 WIB dari warga setempat. Setelah mendapat laporan, Tim Reaksi Cepat (TRC-PB) langsung diterjunkan ke lokasi pada Rabu (12/11) pagi untuk melakukan pendataan, koordinasi, dan menyalurkan bantuan darurat.

    “Material longsor yang menimbun saluran irigasi telah dibersihkan secara gotong royong oleh warga sekitar,” tulis laporan BPBD.

    Kronologi kejadian bermula ketika korban, Pardi, pulang dari sawah dalam kondisi hujan gerimis. Ia melintas di area kebun yang sebelumnya telah longsor tanpa menyadari kondisi tanah masih labil. Tiba-tiba tanah kembali ambles, membuat korban terjatuh dan tertimpa material tanah.

    Beruntung, teriakan korban didengar oleh Sarmin, warga setempat yang saat itu sedang memeriksa aliran air sawah yang tersumbat. Ia segera menolong korban bersama anaknya, Sukir, sebelum akhirnya korban dibawa ke rumah Sarmin untuk pertolongan pertama dan kemudian ke rumah sakit.

    Dalam penanganan di lapangan, unsur yang terlibat antara lain BPBD Magetan, TNI-Polri, pemerintah desa, dan masyarakat. BPBD juga memberikan bantuan kebutuhan mendesak serta melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur untuk dukungan sosial lanjutan.

    Sebagai langkah antisipasi, BPBD Magetan mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana untuk lebih waspada terhadap potensi longsor.

    “Warga diimbau memperhatikan tanda-tanda awal longsor seperti munculnya retakan di tanah atau dinding rumah, pohon miring, keluarnya air keruh dari celah tanah, hingga suara gemuruh dari arah lereng. Hindari aktivitas di sekitar lereng terjal, terutama saat dan setelah hujan deras,”tulis BPBD dalam himbauannya.

    BPBD juga mengingatkan masyarakat agar selalu memantau informasi cuaca resmi dari BMKG dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda bencana di wilayahnya.

    Peristiwa ini menjadi peringatan bagi masyarakat Magetan agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di tengah intensitas hujan yang mulai meningkat pada November ini. [fiq/suf]

  • Waspada! BMKG Prakirakan Hujan Lebat hingga Sangat Lebat Terjadi Sepekan ke Depan

    Waspada! BMKG Prakirakan Hujan Lebat hingga Sangat Lebat Terjadi Sepekan ke Depan

    Jakarta: Fenomena cuaca ekstrem kembali melanda berbagai wilayah di Indonesia. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai oleh warga karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, angin kencang hingga tanah longsor.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas cuaca ini dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer berskala global hingga lokal.

    “Beberapa faktor utama yang berperan pada dinamika cuaca periode ini antara lain Siklon Tropis Fung-Wong, aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang diprediksi masih aktif di wilayah Indonesia hingga pertengahan November 2025,” ujar Guswanto dalam keterangan resminya, seperti dikutip Rabu, 12 November 2025.

    Menurut BMKG, Siklon Tropis Fung-Wong yang terbentuk di Laut Filipina bagian timur bergerak ke arah barat laut menuju Luzon, Filipina. Fenomena ini berdampak tidak langsung terhadap wilayah Indonesia, terutama berupa peningkatan pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, dan Papua bagian utara.

    Selain itu, aktivitas MJO fase 5 (Maritime Continent) yang berinteraksi dengan gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby turut meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur selama sepekan ke depan.
     

     

    Prakiraan Cuaca: Hujan Lebat-Sangat Lebat
    BMKG memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat pada 10–12 November 2025 di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, DKI Jakarta, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Adapun potensi hujan lebat hingga sangat lebat (kategori siaga) berpeluang terjadi di Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

    Selain curah hujan tinggi, potensi angin kencang juga perlu diwaspadai di wilayah Banten, Bengkulu, Lampung, NTB, dan Sumatra Barat. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko pohon tumbang, gangguan transportasi, hingga gelombang tinggi di beberapa perairan.

    Memasuki periode 13–16 November 2025, potensi hujan lebat masih dapat terjadi di Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian tengah dan selatan, Sulawesi Selatan, serta wilayah Papua bagian tengah dan pegunungan. Potensi angin kencang juga masih terpantau di Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.

    Jakarta: Fenomena cuaca ekstrem kembali melanda berbagai wilayah di Indonesia. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai oleh warga karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, angin kencang hingga tanah longsor.
     
    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas cuaca ini dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer berskala global hingga lokal.
     
    “Beberapa faktor utama yang berperan pada dinamika cuaca periode ini antara lain Siklon Tropis Fung-Wong, aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang diprediksi masih aktif di wilayah Indonesia hingga pertengahan November 2025,” ujar Guswanto dalam keterangan resminya, seperti dikutip Rabu, 12 November 2025.

    Menurut BMKG, Siklon Tropis Fung-Wong yang terbentuk di Laut Filipina bagian timur bergerak ke arah barat laut menuju Luzon, Filipina. Fenomena ini berdampak tidak langsung terhadap wilayah Indonesia, terutama berupa peningkatan pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, dan Papua bagian utara.
     
    Selain itu, aktivitas MJO fase 5 (Maritime Continent) yang berinteraksi dengan gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby turut meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur selama sepekan ke depan.
     

     

    Prakiraan Cuaca: Hujan Lebat-Sangat Lebat
    BMKG memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat pada 10–12 November 2025 di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, DKI Jakarta, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara.
     
    Adapun potensi hujan lebat hingga sangat lebat (kategori siaga) berpeluang terjadi di Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
     
    Selain curah hujan tinggi, potensi angin kencang juga perlu diwaspadai di wilayah Banten, Bengkulu, Lampung, NTB, dan Sumatra Barat. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko pohon tumbang, gangguan transportasi, hingga gelombang tinggi di beberapa perairan.
     
    Memasuki periode 13–16 November 2025, potensi hujan lebat masih dapat terjadi di Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian tengah dan selatan, Sulawesi Selatan, serta wilayah Papua bagian tengah dan pegunungan. Potensi angin kencang juga masih terpantau di Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Warga Tangerang Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan, Cek Peringatan BMKG

    Warga Tangerang Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan, Cek Peringatan BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait peningkatan curah hujan yang diprakirakan terjadi di sejumlah wilayah Provinsi Banten selama periode 12-16 November 2025.

    Menurut catatan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II kondisi atmosfer saat ini cenderung labil, sehingga mendukung terbentuknya cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Provinsi Banten dalam beberapa hari ke depan.

    Ada beberapa dinamika atmosfer yang memengaruhi potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat-sangat lebat, disertai angin kencang. Dalam akun Instagram resminya, BMKG Wilayah II mengatakan Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) aktif di Pasifik Barat.

    Ada juga aktivitas gelombang ekuatorial seperti Kelvin, Rossby, MJO, dan Low Frequency yang terpantau aktif, sehingga memperkuat potensi hujan dalam beberapa hari ke depan.

    Kemudian, pola siklonik di wilayah Samudra Hindia Barat Daya Banten meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, dikutip dari akun Instagram BMKG Wilayah II, Rabu (12/11/2025).

    Tak cuma itu, Anomali Suhu Muka Laut (SST) yang hangat turut berkontribusi meningkatkan potensi penguapan ke atmosfer. Terakhir, Kelembapan Udara pada lapisan 850-500 mb di wilayah Banten terpantau tinggi, berkisar antara 70-100%. Hal ini mendukung pembentukan awan konvektif secara insentif.

    Lebih perinci, BMKG Wilayah II membeberkan area-area di Banten yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, sebagai berikut:

    Hujan Lebat-Sangat Lebat: Kab. Lebak, Kab. Pandeglang, Kab. Serang bagian Barat dan Selatan.

    Hujan Sedang-Lebat: Kab. Tangerang bagian Selatan dan Timur, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang.

    Angin Kencang: Sebagian besar wilayah Provinsi Banten.

    BMKG Wilayah II juga memberikan rekomendasi bagi masyarakat, sebagai berikut:

    Waspada Banjir dan Genangan Air, terutama di daerah dengan drainase buruk saat hujan lebat.
    Antisipasi Tanah Longsor, terutama bagi masyarakat di daerah berbukit atau tebing rawan.
    Keselamatan Pengguna Jalan perlu diperhatikan, sebab hujan tiba-tiba dapat mengurangi jarak pandang saat berkendara.
    Pantau Informasi Cuaca, pantau terus update terbaru dari BMKG di berbagai channel resminya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Pasang Status Siaga di 10 Provinsi, Waspada Banjir dan Longsor

    BMKG Pasang Status Siaga di 10 Provinsi, Waspada Banjir dan Longsor

    Di Sulawesi, beberapa wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) seperti Kab. Luwu, Kab. Barru, Pangkep, Maros, hingga Kota Makassar dan Kepulauan Selayar diprediksi mengalami hujan sangat lebat.

    Seluruh wilayah di NTB dan NTT juga masih berada dalam zona siaga.

    Selain itu, wilayah Kalimantan Utara, terutama Nunukan, Malinau, dan Kota Tarakan, diprediksi turut dihantam hujan lebat, sementara Kepulauan Bangka Belitung dan Bengkulu juga masih masuk dalam daftar siaga BMKG.

    Pada 14 November, BMKG mencatat potensi hujan lebat masih mengancam wilayah Jawa Tengah secara meluas.

    Sementara itu, di Sulawesi Selatan, wilayah utara hingga selatan, termasuk Luwu Utara, Makassar, dan Gowa, kembali siaga hujan lebat.

    Satu daerah baru yang masuk kategori siaga hujan lebat-sangat lebat adalah Papua Pegunungan, mencakup Jayawijaya, Nduga, hingga Yalimo.

    Kondisi siaga ini juga masih berlaku di sebagian besar NTB dan NTT.

    Secara spesifik, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi Angin Kencang yang patut diwaspadai di wilayah Sulawesi Selatan pada tanggal 14 November.

    Selain wilayah siaga, hampir seluruh provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Maluku dan Papua, berada pada level WASPADA (Hujan Sedang-Lebat) sepanjang periode 12-14 November.

    Masyarakat diimbau untuk memantau terus perkembangan informasi dari BMKG dan segera melakukan mitigasi mandiri, terutama bagi yang tinggal di lereng bukit atau dataran rendah rawan banjir.

    Sekadar diketahui, informasi lebih lanjut dapat diakses melalui website resmi BMKG: www.bmkg.go.id atau aplikasi INFO BMKG.

  • Imbauan Kemenkes di Tengah Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Siapkan ‘Starter Kit’ Ini

    Imbauan Kemenkes di Tengah Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Siapkan ‘Starter Kit’ Ini

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti cuaca ekstrem sepekan ke depan, termasuk di DKI Jakarta. Ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang.

    Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat menyiapkan ‘starter kit’ dan menjaga pola hidup sehat. Pola hidup bersih dan sehat tidak hanya soal higiene atau kebersihan lingkungan, tetapi juga memerhatikan asupan makanan.

    “Konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, rutin aktivitas fisik, jaga kebersihan diri dan lingkungan,” tandas Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman saat dihubungi detikcom, Senin (11/11/2025).

    Bila mengeluhkan gejala batuk, Aji mengimbau pemakaian masker agar menekan risiko penularan. Di tengah cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi, kasus influenza juga dilaporkan meningkat.

    Bagi masyarakat yang belum melakukan vaksinasi influenza rutin, untuk setidaknya menerima suntikan satu kali dalam setahun. Terlebih, bagi mereka yang masuk kelompok berisiko tinggi.

    “Apabila diperlukan, dapat melakukan vaksinasi influenza setahun sekali, khususnya bagi pelaku perjalanan dan masyarakat kelompok berisiko tinggi seperti tenaga kesehatan, lansia, ibu hamil, dan individu dengan penyakit kronis,” cerita dia.

    “Meskipun vaksin influenza tahunan belum menjadi bagian dari program imunisasi rutin nasional di Indonesia, namun tetap direkomendasikan,” pungkasnya.

    Saat keluhan dirasa tidak membaik, Aji juga menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Sebelumnya diberitakan, DKI Jakarta termasuk wilayah yang menjadi perhatian, lantaran berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat di periode 10 sampai 12 November, bersama sebagian besar Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Hujan lebat disertai angin kencang juga masih akan terjadi di DKI Jakarta hingga pekan berikutnya. Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Banten juga dihantui potensi yang sama.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan potensi cuaca ekstrem yang signifikan diperkirakan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia sepanjang pekan ini.

    Ada beberapa wilayah yang diperkirakan masuk status Siaga atau kondisi hujan lebat dan sangat lebat, yakni:

    Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Sumatera Barat, NTB, Kaltim, Sulawesi Selatan, dan NTT.

    “Untuk potensi angin kencang, BMKG memprediksi wilayah Banten, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Barat menjadi area yang perlu diwaspadai,” beber Andri dalam keterangannya, Senin (10/11/2025).

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Menkes Bahas Revisi Anggaran 2026 di Rapat Tambahan Bareng DPR”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • BMKG Ungkap Wilayah yang Hadapi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wanti-wanti Kemenkes

    BMKG Ungkap Wilayah yang Hadapi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wanti-wanti Kemenkes

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Kondisi ini diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan, 10 hingga 16 November 2025.

    Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan potensi cuaca ekstrem yang signifikan diperkirakan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia sepanjang pekan ini.

    BMKG juga memperkirakan hujan dengan kategori lebat, sangat lebat, masih akan berlanjut di sejumlah wilayah hingga periode 13-16 November 2025

    Penyebab Cuaca Ekstrem

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan peningkatan intensitas hujan kali ini dipicu oleh berbagai faktor dinamika atmosfer berskala global hingga lokal yang tengah aktif secara bersamaan. Kondisi ini dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

    “Beberapa faktor utama yang berperan pada periode ini antara lain Siklon Tropis FUNG-WONG, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang masih aktif di wilayah Indonesia hingga pertengahan November,” ujar Guswanto di Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Siklon Tropis FUNG-WONG kini terpantau di Laut Filipina timur dan bergerak ke arah barat laut menuju Luzon, yang bisa berdampak tidak langsung bagi Indonesia. Fenomena ini mendorong peningkatan pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin lebih dari 25 knot di wilayah Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua bagian utara.

    Kombinasi antara Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator memperkuat pembentukan awan di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.

    “Kondisi ini membuat potensi hujan sedang hingga sangat lebat meningkat di banyak wilayah dalam beberapa hari ke depan,” kata Guswanto.

    Wilayah yang Terdampak

    Di periode 10-12 November 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di:

    Sebagian besar Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Sementara itu, hujan lebat, sangat lebat (status siaga) berpotensi terjadi di:

    Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Sumatra Barat, NTB, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan NTT.

    Sementara di periode 13-16 November, wilayah dengan status Siaga mencakup:

    Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

    Adapun hujan sedang-lebat berpotensi terjadi di wilayah yang lebih luas, termasuk:

    Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, hingga Papua Selatan.

    Potensi angin kencang juga masih terpantau di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, NTB, Bali, DKI Jakarta, dan Banten.

    Imbauan BMKG untuk Masyarakat

    BMKG mengimbau agar masyarakat yang ada di wilayah dengan intensitas hujan tinggi, perlu ada kesiapsiagaan terkait potensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Ini terutama di wilayah dengan topografi curam dan daerah aliran sungai.

    Maka dari itu, BMKG meminta masyarakat untuk menghindari aktivitas saat hujan lebat turun yang disertai petir dan angin kencang. Hindari beberapa area, seperti:

    Area terbuka.Pohon.Bangunan yang rapuh.

    Wanti-wanti Kemenkes di Tengah Cuaca Ekstrem

    Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan juga mengimbau agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit selama menghadapi cuaca ekstrem tersebut. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, mengingatkan untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

    Mulai dari mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, rutin melakukan aktivitas fisik, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.

    “Cuci tangan dengan air mengalir dan sabut atau hand sanitizer. Gunakan juga masker bagi orang yang sedang sakit atau jika di keramaian, dan terapkan etika batuk atau bersin,” beber Aji saat dihubungi detikcom, Selasa (11/11).

    “Apabila diperlukan, dapat melakukan vaksinasi influenza setahun sekali, khususnya bagi pelaku perjalanan dan masyarakat kelompok berisiko tinggi. Misalnya seperti tenaga kesehatan, lansia, ibu hamil, dan individu dengan penyakit kronis,” tambahnya.

    Aji mengungkapkan vaksin influenza tahunan memang belum menjadi bagian dari program imunisasi rutin nasional di Indonesia. Tetapi, vaksin tersebut tetap direkomendasikan bila dibutuhkan.

    “Jika sakit memberat, segera ke dokter atau fasyankes terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Mensos Imbau Masyarakat Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini, 12 November 2025

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini, 12 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Rabu 12 November 2025.

    “Beberapa wilayah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik diprakirakan hujan ringan hingga disertai petir hari ini. Untuk suhu, yakni antara 24°C hingga 32°C. Sedangkan kelembabannya antara 68%-99%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Rabu (12/11/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut wilayah di Surabaya cenderung hujan, terlebih pada pagi hingga malam hari ini. Mulai dari intensitas ringan, sedang, hingga disertai petir. Termasuk di antaranya Kecamatan Dukuh Pakis, Asemrowo, Gayungan, Gubeng, Jambangan, Karangpilang, dan Lakarsantri.

    Suhu udara: 24°C – 32°C
    Kelembapan: 69% – 98%
    Kecepatan angin: 18,5 Km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hari ini cuaca di Sidoarjo cenderung hujan. Adapun paginya beberapa wilayah tampak hujan dengan intensitar sedang. Kemudian siangnya disertai petir. Termasuk di Kecamatan Sukodono, Taman, Tanggulangin, Waru, Gedangan, Wonoayu, dan Krembung.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 69%-99%
    Kecepatan angin: 18,5 km/jam dari arah Barat.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, beberapa wilayah diprediksi hujan ringan hari ini. Bahkan, pada siang harinya tampak disertai petir, termasuk Driyorejo, Benjeng, Duduk Sampeyan, Menganti, dan Manyar. Bahkan Sangkapura dan Tambak diprediski hujan sejak dini hari ini.

    Suhu udara: 25°C – 30°C
    Kelembapan: 76%-93%
    Kecepatan angin: 18,5 km/jam dari arah Barat Daya.

    Masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/suf]

  • Tips Liburan Aman dan Nyaman saat Musim Hujan

    Tips Liburan Aman dan Nyaman saat Musim Hujan

    JAKARTA – Memasuki musim hujan, banyak orang mulai menyesuaikan rencana liburan mereka. Meskipun cuaca tidak selalu bersahabat, berwisata di tengah hujan tetap bisa menjadi pengalaman menyenangkan asalkan dilakukan dengan persiapan yang baik.

    Kementerian Pariwisata pun memberikan sejumlah imbauan agar masyarakat dapat menikmati liburan yang aman, nyaman, dan tetap berkesan selama periode penghujan ini.

    Kementerian menyampaikan bahwa panduan tersebut mengacu pada Surat Edaran Menteri Pariwisata tentang Penyelenggaraan Kegiatan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan.

    Dalam surat tersebut, ditekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, pelaku usaha, pengelola destinasi, dan wisatawan dalam menciptakan kegiatan wisata yang bertanggung jawab serta memperhatikan aspek keselamatan.

    “Kementerian Pariwisata mengimbau masyarakat yang merencanakan perjalanan wisata pada musim penghujan, yang dalam waktu dekat ini di periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 agar selalu memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam berwisata,” tertulis dalam keterangan pers Kementerian Pariwisata, seperti dikutip ANTARA.

    Masyarakat diingatkan untuk bijak dalam memilih destinasi wisata dan menghindari lokasi yang rawan terkena dampak cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, atau longsor.

    Penggunaan moda transportasi yang layak dan telah memenuhi standar keselamatan dari instansi berwenang juga sangat disarankan demi mencegah risiko kecelakaan selama perjalanan.

    Kementerian menekankan pentingnya mencari informasi terkait destinasi sebelum berangkat, termasuk jam operasional, kapasitas pengunjung, serta aturan keselamatan di lokasi wisata. Dengan mempersiapkan informasi tersebut sejak awal, wisatawan dapat mengatur waktu lebih efisien dan menikmati perjalanan tanpa kendala berarti.

    Selain itu, wisatawan diharapkan tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan serta mendukung penerapan pariwisata berkelanjutan di setiap destinasi yang dikunjungi. Masyarakat juga disarankan memanfaatkan asuransi perjalanan atau perlindungan wisata, terutama bagi mereka yang berencana mengunjungi kawasan dengan risiko tinggi.

    Kementerian Pariwisata turut mendorong pengelola destinasi wisata untuk menerapkan manajemen risiko pariwisata sesuai dengan Petunjuk Teknis Implementasi Manajemen Risiko di Destinasi Pariwisata.

    Pengelola juga diimbau memedomani prinsip CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) serta memperhatikan aspek penanggulangan kebencanaan dan pengelolaan pengunjung agar destinasi tetap aman dan berkelanjutan.

    Sebelum dan selama perjalanan, wisatawan disarankan memperhatikan informasi cuaca dan potensi bencana yang dikeluarkan BMKG, serta mengikuti arahan dari BNPB maupun BPBD setempat.

    “Wisatawan diharapkan dapat tetap berwisata secara aman, nyaman, dan menyenangkan selama musim penghujan, serta turut berperan aktif dalam menciptakan pariwisata yang tangguh, berkelanjutan, dan berkeselamatan,” tutup kementerian.