Kementrian Lembaga: BMKG

  • BMKG Modifikasi Cuaca Amankan Momen Libur Nataru

    BMKG Modifikasi Cuaca Amankan Momen Libur Nataru

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah mitigasi bencana hidrometeorologi di tengah meningkatnya intensitas hujan di akhir tahun.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa operasi ini bertujuan mendukung kelancaran perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, terutama di wilayah-wilayah dengan potensi bencana tinggi, seperti Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    “Operasi Modifikasi Cuaca ini merupakan langkah mitigasi yang kami ambil untuk mengendalikan curah hujan, meminimalkan dampak bencana, dan melindungi keselamatan masyarakat,” jelas Dwikorita seperti dikutip dari situs resmi BMKG.

    Penyemaian Garam

    Melalui teknologi penyemaian garam NaCl superfine ke dalam awan potensial, BMKG mengupayakan agar lokasi dan intensitas hujan tidak terjadi penumpukan curah hujan di wilayah yang rawan bencana.

    OMC dilaksanakan secara bertahap di beberapa wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana. Di Jakarta, operasi telah dilakukan pada 7-9 dan 13-16 Desember 2024, dengan total 17 sorti penerbangan yang beroperasi dari Bandara Budiarto Curug, Tangerang.

    Di Jawa Barat, operasi berlangsung pada 11-16 Desember 2024 dan direncanakan berlanjut hingga 20 Desember 2024, dengan total 34 sorti penerbangan dari Lanud Halim Perdanakusuma.

    Sementara itu, di Jawa Tengah, operasi dimulai pada 11 Desember 2024 dengan total 23 sorti penerbangan dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, dan masih berlangsung.
    Untuk Jawa Timur, operasi dilaksanakan pada 18 hingga 22 Desember 2024, dengan kemungkinan perpanjangan jika situasi membutuhkan.

    Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

    Sementara itu, menurut Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, OMC merupakan solusi adaptif untuk mengurangi dampak buruk bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di musim penghujan.

    “Selain untuk mitigasi bencana, operasi ini juga mendukung kelancaran infrastruktur transportasi selama periode Natal dan Tahun Baru, memastikan masyarakat dapat beraktivitas dengan aman,” ujarnya.

    Seto menambahkan, operasi ini dilaksanakan dengan dukungan dari BNPB, BPBD, dan operator-operator swasta yang terlibat dalam modifikasi cuaca. Selain sebagai langkah mitigasi bencana, OMC juga memiliki fokus pada pengamanan jalur transportasi darat, laut, dan udara selama Nataru.

    Intensitas hujan tinggi yang biasanya terjadi pada akhir tahun kerap menyebabkan gangguan pada infrastruktur, sehingga upaya ini diharapkan dapat memastikan keselamatan masyarakat yang melakukan perjalanan. Posko operasional juga didirikan di lokasi strategis untuk memonitor pelaksanaan operasi secara real-time dan memastikan efektivitasnya.

    Lebih lanjut, Kepala BMKG Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama di wilayah rawan bencana. Informasi terkini mengenai cuaca dapat diakses melalui berbagai platform resmi BMKG untuk membantu masyarakat merencanakan aktivitasnya dengan lebih baik.

    “Mari rayakan Natal dan Tahun Baru dengan penuh kehati-hatian. Hindari aktivitas yang berisiko di tengah cuaca ekstrem, rencanakan perjalanan dengan matang, dan selalu prioritaskan keselamatan bersama,” imbaunya.

    Dengan langkah-langkah mitigasi ini, BMKG berharap potensi bencana dapat ditekan semaksimal mungkin dan masyarakat dapat merasakan kenyamanan serta keselamatan selama musim penghujan dan libur akhir tahun.

    (rns/rns)

  • Harga Tiket Diskon 10%, Pergerakan Penumpang Capai 1,8 Juta

    Harga Tiket Diskon 10%, Pergerakan Penumpang Capai 1,8 Juta

    Jakarta, FORTUNE – Pemerintah mencatatkan adanya lonjakan pergerakan penumpang Pesawat selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025. Sejak dimulai pada 18 Desember hingga 25 Desember 2024, jumlah pergerakan penumpang pesawat secara akumulatif mencapai 1.839.552 orang, meningkat 2,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. 

    Puncak pergerakan terjadi pada 22 Desember 2024, dengan jumlah penumpang domestik dan internasional mencapai 301.488 orang, naik 3,92 persen dari puncak pergerakan tahun sebelumnya yang mencapai 290.102 orang. Angka ini diproyeksikan masih akan terus bertambah hingga masa angkutan Nataru berakhir pada 5 Januari 2025.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Budi Rahardjo, mengatakan kenaikan tersebut didorong oleh kebijakan pemerintah yang memberikan diskon harga tiket pesawat sebesar 10 persen selama 16 hari masa Nataru.

    “Pemerintah menurunkan harga tiket pesawat untuk mengurangi beban masyarakat. Efeknya dapat terlihat dari data pergerakan penumpang,” kata Budi dalam keterangannya, Jumat (27/12).

    Berbanding terbalik dengan angkutan udara, sejumlah moda transportasi lainnya mengalami penurunan jumlah penumpang. Berdasarkan data Posko Pusat Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, moda transportasi jalan mengalami penurunan akumulatif hingga 30 persen, dengan jumlah penumpang 89.363 orang.

    Sementara itu, moda penyeberangan turun 32 persen, dengan total 1.036.943 penumpang hingga 26 Desember 2024 pukul 06.00 WIB.

    Kenaikan penumpang menggunakan kereta api

    Moda kereta api juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,02 persen, dengan total akumulatif 2.681.063 penumpang. Penurunan terbesar terjadi pada moda transportasi laut, yang mencatat penurunan 8,6 persen menjadi 711.441 penumpang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Hingga Hari Raya Natal, jumlah akumulatif tiap moda menunjukkan penurunan, kecuali angkutan udara yang terus mengalami kenaikan. Namun, angka ini masih bersifat dinamis dan akan terus berkembang hingga masa angkutan selesai,” kata Budi.

    Menurut survei Badan Kebijakan Transportasi Perhubungan, puncak arus keberangkatan diprediksi akan terjadi menjelang Tahun Baru pada 1 Januari 2025. 

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya potensi cuaca buruk selama masa angkutan Nataru. Kondisi ini menjadi tantangan bagi seluruh moda transportasi, termasuk angkutan udara yang saat ini menunjukkan tren positif.

  • Gempa Baru Saja Terjadi Siang Tadi, Jumat 27 Desember 2024, Cek Lokasi dan Magnitudo, Info BMKG

    Gempa Baru Saja Terjadi Siang Tadi, Jumat 27 Desember 2024, Cek Lokasi dan Magnitudo, Info BMKG

    Gempa Baru Saja Terjadi Siang Tadi, Jumat 27 Desember 2024, Cek Lokasi dan Magnitudo, Info BMKG

    TRIBUNJATENG.COM- Terjadi gempa bumi di sejumlah wilayah Indonesia pada Jumat siang (27/12/2024).

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi di Gunung Kidul Yogyakarta.

    Berikut informasi titik lokasi gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia pada Jumat 27 Desember 2024:

    1. Gempa Bumi NTB

    Gempa Mag:2.5, 27-Des-24 12:01:37 WIB, Lok:8.83 LS,110.38 BT (96 km BaratDaya GUNUNGKIDUL-DIY),Kedlmn:70 Km

    Pukul 12.01.37 WIB, sebuah gempa dengan magnitudo 2.5 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 8.83 Lintang Selatan (LS) dan 110.38 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 96 km Barat Daya Gunung Kidul DIY. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 70 kilometer.

    Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

    Sama seperti gempa sebelumnya, informasi ini disampaikan oleh BMKG dengan peringatan bahwa hasil pengolahan data masih bisa mengalami perubahan seiring dengan kelengkapan data yang lebih lanjut.

    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan atau dampak lebih lanjut akibat gempa ini.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi resmi yang akan diumumkan secara lebih detail.

     

  • Hujan Lebat dan Angin Kencang Saat Perayaan Natal di Sulut

    Hujan Lebat dan Angin Kencang Saat Perayaan Natal di Sulut

    Liputan6.com, Manado – Momen perayaan Natal 2024 serta menjelang Tahun Baru 2025 di Sulut diwarnai dengan hujan lebat dan angin kencang. Sebagian jemaat memilih untuk tidak ke gereja karena cuaca ekstrem.

    “Sejak 24 Desember hingga perayaan Natal kedua 26 Desember ini hujan lebat dan angina kencang menerjang wilayah Kabupaten Minahasa. Sehingga banyak jemaat yang tidak ke gereja untuk beribadah,” ujar Albert Warokka, salah satu warga Kabupaten Minahasa, Sulut, Jumat (27/12/2024).

    Dia mengatakan, meski ada beberapa jadwal ibadah dalam sehari, tetapi karena cuaca ekstrem sepanjang hari maka dia bersama sejumlah jemaat memilih untuk tidak ke gereja.

    Sementara itu, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah di Sulut masih berpotensi cuaca ekstrem.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 28 Desember 2024,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Ben A Molle pada, Kamis (26/12/2024).

    Dia mengatakan kabupaten dan kota di Sulut berpotensi hujan dengan intensitas sedang atau lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

    Dia berharap agar warga berhati-hati apabila melakukan aktivitas dalam kondisi cuaca ekstrem karena dapat menyebabkan banjir, tanah longsor ataupun pohon tumbang.

    Hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada tanggal 26 Desember 2024 terjadi di Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara.

    Selanjutnya, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Talaud.

    Di tanggal 27 Desember 2024, diperkirakan terjadi di Kota Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Sementara di tanggal 28 Desember 2024, diprakirakan terjadi di Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, serta Kabupaten Kepulauan Sitaro.

  • ASDP: 206 Ribu Penumpang Menyeberang dari Jawa ke Bali di Libur Natal 2024 – Halaman all

    ASDP: 206 Ribu Penumpang Menyeberang dari Jawa ke Bali di Libur Natal 2024 – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat, sebanyak 206.016 penumpang dan 51.744 kendaraan telah menyeberang dari Jawa ke Bali melalui penyeberengan feri Ketapang-Gilimanuk sejak H-7 pada 18 Desember hingga hari raya Natal 25 Desember 2024.

    Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengungkapkan bahwa puncak arus mudik terjadi pada 22 Desember 2024 atau H-3, dengan total 7.231 kendaraan menyeberang ke Bali.

    Puncak arus balik dari Bali ke Jawa tercatat pada 25 Desember sebanyak 7.250 kendaraan menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Ketapang.

    Di satu sisi, ASDP mengingatkan seluruh pengguna jasa untuk membeli tiket secara mandiri melalui aplikasi atau website Ferizy dan menghindari perantara seperti calo. 

    “Penjualan tiket di pelabuhan sudah tidak diberlakukan. Reservasi tiket dapat dilakukan hingga 60 hari sebelum keberangkatan atau minimal satu hari sebelumnya (H-1),” ujar Shelvy dalam keterangannya, Jumat (27/12/2024).

    Pengguna jasa diimbau tiba ke pelabuhan sesuai jadwal keberangkatan yang tertera di tiket demi menghindari kepadatan di area pelabuhan.

    General Manager ASDP Ketapang, Yani Andriyanto, menambahkan bahwa jam-jam padat penyeberangan biasanya terjadi mulai pukul 18.00 hingga dini hari. 

    “Kami sarankan pengguna jasa memilih waktu perjalanan yang lebih longgar untuk kenyamanan. Selain itu, perhatikan kondisi cuaca ekstrem dan siapkan perlengkapan seperti jas hujan dan payung,” ungkapnya.

    Sementara untuk menghadapi cuaca ekstrem, ASDP terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan keselamatan pelayaran.

    Pengguna jasa diminta untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi, seperti BMKG, dan mengikuti arahan petugas di pelabuhan. 

    Dari data Posko Ketapang pada 25 Desember 2024, tercatat 30 kapal beroperasi melayani lintasan ini.

    Realisasi total penumpang pada hari tersebut mencapai 29.201 orang, menurun 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

    Total kendaraan yang menyeberang sebanyak 6.944 unit, terdiri dari 1.639 kendaraan roda dua atau turun 22 persen dan 3.059 kendaraan roda empat atau turun 23 persen.

    Secara keseluruhan, total penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Bali sejak H-7 hingga H tercatat 206.016 orang, atau turun 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

    Total kendaraan mencapai 51.744 unit, mengalami penurunan 11 persen dari tahun sebelumnya.

     

  • Kemenhub: Puncak Pergerakan Penumpang Pesawat Periode Natal 2024 Terjadi pada 22 Desember – Halaman all

    Kemenhub: Puncak Pergerakan Penumpang Pesawat Periode Natal 2024 Terjadi pada 22 Desember – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat puncak pergerakan penumpang pesawat domestik dan internasional periode Natal, pada 22 Desember 2024 sebesar 301.488 penumpang.

    Angka tersebut naik 3,92 persen dibandingkan puncak pergerakan penumpang pesawat 2023 yang berjumlah 290.102 penumpang. 

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Budi Rahardjo mengatakan, kenaikan jumlah pergerakan penumpang pesawat tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket sebesar 10 persen selama 16 hari pada masa angkutan Nataru 2024/2025. 

    “Pemerintah menurunkan harga tiket pesawat untuk mengurangi beban masyarakat. Efeknya dapat terlihat dari data pergerakan penumpang,” ujar Budi dalam keterangannya, Jumat (27/12/2024).

    Budi mengatakan, jumlah akumulatif pergerakan penumpang pesawat dalam negeri, mulai 18-25 Desember 2024 terhitung sebanyak 1.839.552 orang. Angka tersebut naik 2,6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 dan masih bersifat dinamis hingga masa angkutan Nataru 2024/2025 selesai pada 5 Januari 2025.

    Sedangkan, berdasarkan data yang terkumpul pada Posko Pusat Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, diketahui terjadi kecenderungan penurunan pada moda lain yaitu angkutan jalan dengan akumulatif jumlah penumpang sebesar 89.363 orang. 

    Angka tersebut turun 30 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal yang sama terjadi pula pada angkutan penyeberangan. Hingga 26 Desember 2024 pukul 06.00 WIB, tercatat akumulatif jumlah penumpang sebesar 1.036.943 orang. Angka tersebut turun 32 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Pada moda kereta api, akumulatif jumlah penumpang terhitung sebesar 2.681.063 orang. Angka tersebut turun 0,02 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

    Penurunan juga terjadi pada moda transportasi laut. Terhitung, akumulatif jumlah penumpangnya sebesar 711.441 orang. Angka turun tersebut turun 8,6 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

    “Hingga Hari Raya Natal, jumlah akumulatif tiap moda menunjukkan penurunan, kecuali pada angkutan udara yang mengalami kenaikan. Namun angka tersebut masih terus berjalan,” ujar Budi.

    Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Perhubungan, diprediksi masih terdapat kemungkinan terjadinya puncak arus keberangkatan jelang tahun baru pada 1 Januari 2025. 

    Untuk itu, seluruh jajaran yang terlibat pada penyelenggaraan angkutan Nataru 2024/2025 masih terus mewaspadai perkembangan yang terjadi di lapangan. Terlebih menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat potensi cuaca buruk selama masa penyelenggaraan Nataru 2024/2025.

     

  • Bencana Alam Terdahsyat di Indonesia, Ada yang Tewaskan Hampir Seluruh Penduduk

    Bencana Alam Terdahsyat di Indonesia, Ada yang Tewaskan Hampir Seluruh Penduduk

    Jakarta: Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Akibatnya, bencana alam kerap kali melanda negara ini.
     
    Sepanjang sejarah, Indonesia telah mengalami banyak peristiwa bencana alam besar, seperti gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami. Peristiwa memilukan ini menorehkan luka mendalam bagi bangsa.
     
    Bencana Alam Terbesar yang Terjadi di Indonesia
    Dikutip dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut adalah beberapa bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia:

     

     

    1. Letusan Gunung Toba
    Mengutip situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang sudah tidak aktif. Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba meluluhlantahkan sebagian besar umat manusia.
     
    Letusan dahsyat ini diperkirakan menciptakan awan abu vulkanik yang menyelimuti sebagian besar belahan bumi utara, menyebabkan pendinginan global dan perubahan iklim yang signifikan. Sementara itu, hanya 5.000-10.000 orang saja yang berhasil selamat dari bencana ini.
     
    2. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)
    Bencana gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 merupakan salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern. Gempa berkekuatan 9,1 skala Richter memicu tsunami besar yang menghantam wilayah Aceh. Dampaknya bahkan sampai ke sejumlah negara.
     
    Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak seperti Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan Somalia.
     
    3. Letusan Gunung Tambora (1815)
    Puncak letusan eksplosif itu terjadi pada 10 April 1815. Bencana alam dahsyat ini menyebabkan bumi mengalami tahun tanpa musim panas pada 1816 dan menelan korban sebanyak 80.000 jiwa.

     

     

    4. Letusan Gunung Krakatau (1883)
    Letusan Gunung Krakatau Purban dipercaya sebagai letusan eksplosif terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia, yang mengakibatkan Pulau Jawa dan Sumatra. Puncak letusan terjadi pada 27 Agustus 1883.
     
    Letusan dahyat yang terdengar sampai ke Australia itu diduga setara dengan ledakan bom berkekuatan 200 megaton. Kejadian ini menewaskan lebih dari 36.000 orang dan mendinginkan seluruh suhu Bumi selama beberapa bulan.
     
    5.. Gempa Yogyakarta (2006)
    Pada 27 Mei 2006, gempa gempa bumi berkekuatan 5,9 SR mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Karena terjadi sekitar pukul 05.53 pagi, banyak warga yang masih terlelap sehingga berakhir terjebak di dalam rumah yang roboh.
     
    Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Sementara itu, sejumlah bangunan dan infrastruktur hancur, termasuk situs bersejarah Candi Prambanan.
     
    6. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)
    Pada 28 September 2018, wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan Kota Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Nahas, gelombang tsunami setinggi enam meter terlanjur menyapu Kota Palu sebelum warga menyelamatkan diri ke dataran tinggi.
     
    Bencana likuifasi juga terjadi sehingga tanah melarut dan membawa semua yang berada di atasnya. Disebutkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang dalam bencana ini.

     

    7. Letusan Gunung Merapi (1930)
    Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Merapi tercatat telah meletus lebih dari 80 kali sejak abad ke-17, dengan selang waktu empat tahun antar letusan.
     
    Letusan terbesar terjadi pada tahun 1930. Ketika itu, awan panas turun di lereng 20 kilometer ke arah barat, menghancurkan 23 desa dan menewaskan 1.369 warga. Delapan puluh tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010, letusan kembali terjadi.
     
    Abu vulkanik tidak hanya menutupi wilayah Yogyakarta, tetapi juga mencapai beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat. BNPB menyebutkan, jumlah korban tewas di Merapi sebanyak 275 orang, termasuk pengurus Mba Marijan alias Ki Thraxo Hargo.
     
    8. Gempa Sumatra Barat (2009)
    Gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 merupakan bencana alam yang menghancurkan. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengakibatkan lebih dari 1.115 orang meninggal dunia, 2.32 terluka, dan 279.000 bangunan mengalami kerusakan.

     

    Jakarta: Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Akibatnya, bencana alam kerap kali melanda negara ini.
     
    Sepanjang sejarah, Indonesia telah mengalami banyak peristiwa bencana alam besar, seperti gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami. Peristiwa memilukan ini menorehkan luka mendalam bagi bangsa.
     
    Bencana Alam Terbesar yang Terjadi di Indonesia
    Dikutip dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut adalah beberapa bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia:
     
     

     

    1. Letusan Gunung Toba

    Mengutip situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang sudah tidak aktif. Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba meluluhlantahkan sebagian besar umat manusia.
     
    Letusan dahsyat ini diperkirakan menciptakan awan abu vulkanik yang menyelimuti sebagian besar belahan bumi utara, menyebabkan pendinginan global dan perubahan iklim yang signifikan. Sementara itu, hanya 5.000-10.000 orang saja yang berhasil selamat dari bencana ini.
     

    2. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)

    Bencana gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 merupakan salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern. Gempa berkekuatan 9,1 skala Richter memicu tsunami besar yang menghantam wilayah Aceh. Dampaknya bahkan sampai ke sejumlah negara.
     
    Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak seperti Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan Somalia.
     

    3. Letusan Gunung Tambora (1815)

    Puncak letusan eksplosif itu terjadi pada 10 April 1815. Bencana alam dahsyat ini menyebabkan bumi mengalami tahun tanpa musim panas pada 1816 dan menelan korban sebanyak 80.000 jiwa.
     
     

     

    4. Letusan Gunung Krakatau (1883)

    Letusan Gunung Krakatau Purban dipercaya sebagai letusan eksplosif terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia, yang mengakibatkan Pulau Jawa dan Sumatra. Puncak letusan terjadi pada 27 Agustus 1883.
     
    Letusan dahyat yang terdengar sampai ke Australia itu diduga setara dengan ledakan bom berkekuatan 200 megaton. Kejadian ini menewaskan lebih dari 36.000 orang dan mendinginkan seluruh suhu Bumi selama beberapa bulan.
     

    5.. Gempa Yogyakarta (2006)

    Pada 27 Mei 2006, gempa gempa bumi berkekuatan 5,9 SR mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Karena terjadi sekitar pukul 05.53 pagi, banyak warga yang masih terlelap sehingga berakhir terjebak di dalam rumah yang roboh.
     
    Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Sementara itu, sejumlah bangunan dan infrastruktur hancur, termasuk situs bersejarah Candi Prambanan.
     

    6. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)

    Pada 28 September 2018, wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan Kota Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Nahas, gelombang tsunami setinggi enam meter terlanjur menyapu Kota Palu sebelum warga menyelamatkan diri ke dataran tinggi.
     
    Bencana likuifasi juga terjadi sehingga tanah melarut dan membawa semua yang berada di atasnya. Disebutkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang dalam bencana ini.
     

    7. Letusan Gunung Merapi (1930)

    Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Merapi tercatat telah meletus lebih dari 80 kali sejak abad ke-17, dengan selang waktu empat tahun antar letusan.
     
    Letusan terbesar terjadi pada tahun 1930. Ketika itu, awan panas turun di lereng 20 kilometer ke arah barat, menghancurkan 23 desa dan menewaskan 1.369 warga. Delapan puluh tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010, letusan kembali terjadi.
     
    Abu vulkanik tidak hanya menutupi wilayah Yogyakarta, tetapi juga mencapai beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat. BNPB menyebutkan, jumlah korban tewas di Merapi sebanyak 275 orang, termasuk pengurus Mba Marijan alias Ki Thraxo Hargo.
     

    8. Gempa Sumatra Barat (2009)

    Gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 merupakan bencana alam yang menghancurkan. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengakibatkan lebih dari 1.115 orang meninggal dunia, 2.32 terluka, dan 279.000 bangunan mengalami kerusakan.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)

  • Puluhan Bangunan di Pamekasan Jatim Rusak Diterjang Angin Kencang

    Puluhan Bangunan di Pamekasan Jatim Rusak Diterjang Angin Kencang

    Jakarta

    Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, diterjang angin kencang dalam kurun waktu dua hari terakhir. Sedikitnya 22 unit bangunan berupa rumah, dapur dan fasilitas umum mengalami kerusakan atas bencana tersebut.

    “Jumlah bangunan rusak akibat cuaca buruk berupa hujan deras yang disertai angin kencang ini, merupakan hasil pendataan yang kami lakukan hingga malam ini,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Achmad Zainullah, dilansir Antara, Jumat (27/12/2024).

    Ia menjelaskan, puluhan bangunan rusak itu tersebar di tiga desa di Kecamatan Galis, yakni Desa Ponteh, Konang, dan Desa Galis. Rinciannya, di Desa Konang ada 16 rumah, Desa Ponteh 2 rumah, dan Desa Galis 3 rumah.

    “Selain itu, satu bangunan berupa fasilitas umum yang juga dilaporkan mengalami kerusakan,” kata Zainul.

    Selain merusak puluhan bangunan, hujan deras disertai angin kencang juga menyebabkan banjir di beberapa lokasi. Di antaranya di Perumahan Nyalabu Indah, dan di Proppo, Pamekasan.

    Namun, sambung Zainul, banjir yang terjadi di dua lokasi berbeda itu hanya berupa genangan akibat luapan saluran air.

    Zainul mengimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan. Sebab, lanjutnya, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca buruk masih berpotensi terjadi di Kabupaten Pamekasan dan sejumlah kabupaten lain di Jawa Timur dalam beberapa hari ke depan.

    “Kami memang telah membentuk tim khusus penanganan bencana, tapi kewaspadaan oleh masyarakat harus ditingkatkan, demi untuk mengurangi risiko apabila terjadi bencana,” kata Zainullah.

    (taa/taa)

  • Penumpang Pelabuhan Merak Turun 13 Persen Selama Libur Natal 2024

    Penumpang Pelabuhan Merak Turun 13 Persen Selama Libur Natal 2024

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pelabuhan Merak mengalami penurunan penumpang selama libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru 2024/2025 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan penumpang itu tercatat sejak 18-25 Desember 2024.

    Berdasarkan data dari posko Pelabuhan Merak, tercatat ada penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera mulai dari 18 Desember 2024 atau H-7 hingga 25 Desember 2024 atau hari H tercatat 309.953 orang atau turun 13 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 354.247 orang.

    “Dan untuk total kendaraan yang telah menyeberang tercatat 73.556 unit atau turun 8 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 80.274 unit,” ujar Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin, dalam keterangan resminya, Kamis, (26/12/2024).

    Disisi lain, pada saat libur Natal, Rabu, 25 Desember 2024, ada 44.800 penumpang yang disebrangkan atau naik sekitar 10 persen, dibanding periode sebelumnya yang berjumlah 40.888 orang.

    Kendaraan roda empat mencapai 5.260 unit atau naik 5 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu, sebanyak 4.999 unit. Sehingga total seluruh kendaraan tercatat 10.580 unit yang telah menyeberang dari Jawa ke Sumatera pada H atau naik 34 persen, dibandingkan realisasi periode dengan tahun lalu sebanyak 7.879 unit.

    “Pada hari H kemarin, pergerakan masyarakat alami peningkatan cukup tinggi dari Merak menuju Bakauheni. Sejak pagi terjadi peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang signifikan mulai pukul 11.00 wib hingga 17.00 Wib,” terangnya.

    Perusahaan BUMN itu memprediksi, akan ada peningkatan arus kendaraan dan masyarakat yang menyebrang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni pada 28-30 Desember 2024 untuk menikmati libur Tahun Baru 2025.

    Calon pengguna jasa yang akan melintas diminta membeli tiket melalui aplikasi resmi Ferizy, serta datang ke pelabuhan sesuai jadwal keberangkatan, agar tidak menyebabkan antrean dan kepadatan lalu lintas.

    Masyarakat juga diminta tidak memaksakan perjalanan ketika cuaca buruk, demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

    “Di saat periode libur saat ini, volume kendaraan alami kenaikan di waktu bersamaan, sehingga berpotensi terjadi antrian. ASDP bekerja sama dengan BMKG dan stakeholder lainnya terus berupaya memastikan keamanan dan kenyamanan perjalanan pengguna jasa dengan memantau kondisi lalu lintas dan cuaca,” jelasnya.

    (ynd/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Peringatan BMKG, Sebagian Besar Wilayah Sulut Berpotensi Cuaca Ekstrem

    Peringatan BMKG, Sebagian Besar Wilayah Sulut Berpotensi Cuaca Ekstrem

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah di Sulawesi Utara (Sulut) berpotensi cuaca ekstrem. Kabupaten dan kota di Sulawesi Utara berpotensi hujan dengan intensitas sedang atau lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 28 Desember 2024,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Ben A Molle di Manado, Kamis, 26 Desember.

    Dia berharap agar warga berhati-hati apabila melakukan aktivitas dalam kondisi cuaca ekstrem karena dapat menyebabkan banjir, tanah longsor ataupun pohon tumbang.

    Hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada tanggal 26 Desember 2024 berpeluang terjadi di Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara.

    Selanjutnya, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Talaud.

    Di tanggal 27 Desember 2024, diperkirakan terjadi di Kota Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Sementara di tanggal 28 Desember 2024, diprakirakan terjadi di Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, serta Kabupaten Kepulauan Sitaro.