Kementrian Lembaga: BMKG

  • Waspadai Potensi Hujan Lebat di Berbagai Daerah hingga 3 Februari 2025

    Waspadai Potensi Hujan Lebat di Berbagai Daerah hingga 3 Februari 2025

    loading…

    BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat pada 31 Januari hingga 3 Februari 2025. Ini dipengaruhi sejumlah fenomena atmosfer seperti La Nina, MJO, dan Gelombang Atmosfer. Foto: Dok SINDOnews

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat pada 31 Januari hingga 3 Februari 2025. Ini dipengaruhi sejumlah fenomena atmosfer seperti La Nina, Madden Julian Oscillation (MJO), dan Gelombang Atmosfer.

    “Pada akhir Januari, angin Monsun Asia masih dominan menjadi faktor utama pemicu hujan, sedangkan potensi hujan meningkat akibat MJO yang kini berada di fase 3 (Samudra Hindia Timur), La Nina yang lemah, serta gelombang atmosfer aktif,” tulis BMKG, Jumat (31/1/2025).

    BMKG memprediksi fenomena MJO akan mempengaruhi wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara. Selain itu, gelombang atmosfer mendukung pertumbuhan awan konvektif terpantau di berbagai daerah.

    Gelombang Rossby Ekuator terlihat di Kalimantan Barat dan Selatan, Sulawesi Selatan, serta NTT, yang bergerak ke arah Sumatera, Jawa, Bali, dan NTB, meningkatkan curah hujan di wilayah tersebut. Gelombang Kelvin juga terpantau di bagian tengah dan timur Indonesia mencakup Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Utara, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, serta Sumatera pada awal Februari.

    Kemudian, BMKG memantau indeks seruakan udara dingin yang signifikan dalam beberapa hari terakhir diprediksi menjangkau wilayah Selat Karimata hingga bagian barat Pulau Jawa pada akhir Januari.

    Seruakan udara dingin ini adalah aliran massa udara dingin dari Siberia yang bergerak menuju wilayah ekuator. Fenomena ini berpotensi memicu cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang di berbagai wilayah Indonesia.

    Selain itu, sirkulasi siklonik terdeteksi di beberapa lokasi yaitu Samudra Hindia selatan Sumatera, Samudera Hindia selatan Jawa, dan Laut Australia. Kondisi ini menciptakan daerah konvergensi yang meliputi wilayah Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, hingga Papua Barat.

    Di sisi lain, pola belokan angin yang terjadi mulai dari Sumatera Selatan hingga Papua turut berkontribusi dalam meningkatkan peluang pembentukan awan hujan.

    “Gabungan fenomena seruakan udara dingin, sirkulasi siklonik, konvergensi, dan belokan angin tersebut mendukung peningkatan aktivitas hujan di sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Fenomena ini menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem di berbagai daerah di Indonesia,” kata BMKG.

  • Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Petir! Berikut Cuaca Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo Akhir Januari 2025

    Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Petir! Berikut Cuaca Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo Akhir Januari 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Jumat (31/1/2025) berpotensi hujan.

    “Sejumlah daerah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik diprakirakan akan diguyur hujan ringan dan bahkan disertai petir pada pagi hari ini,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr..

    Berikut ini informasi lebih lengkap terkait prakiraan cuaca di Surabaya Raya hari ini.

    Cuaca di Surabaya

    Pada pagi hari cuaca Surabaya diprediksi sempat terjadi hujan petir. Termasuk yang terjadi di kecamatan Gunung Anyar, Rungkut, Tambaksari, hingga Genteng. Adapun selebihnya, cuaca cenderung berawan.

    Untuk suhu hari ini cukup rendah, sekitar 24 derajat celcius, kelembapan sekitar 90-93 persen, dan kecepatan angin 11,5 km/jam dari Barat.

    Cuaca di Sidoarjo

    Sama seperti Kota Pahlawan, cuaca di Sidoarjo pagi ini diprakirakan hujan dengan disertai petir. Termasuk di Sedati, Buduran, Waru, Krembung, dan Jabon Selebihnya, cuaca cenderung berawan.

    Suhu di sini cukup rendah, yakni 25 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapannya sekitar 82-86 persen, dan kecepatan angin 20,5 km/jam dari Barat.

    Cuaca di Gresik

    Gresik pun juga sama, sejumlah titik mengalami hujan petir, sebagian lainnya diguyur hujan ringan di pagi hari. Termasuk di kecamatan Menganti, Benjeng, Wringinanom, dan Balongpanggang.

    Suhu di sini juga cukup rendah, antara 25-26 derajat celcius, kelembapan sekitar 89-92 persen, dan kecepatan angin 26 km/jam dari Barat Daya.

    Itulah cuaca di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini menurut BMKG Juanda. Prakiraan cuaca tersebut mungkin bisa berubah-ubah, sehingga masyarakat dihimbau untuk selalu antisipasi payung atau jas hujan saat berkegiatan di luar ruangan. (fyi/ian)

  • Kurangi Risiko Bencana, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Kurangi Risiko Bencana, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan langkah mitigasi melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang terus mengintai sejumlah wilayah di Indonesia. Langkah ini diambil untuk menanggulangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang berpotensi merugikan di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.

    “Operasi ini melibatkan kerjasama antara BNPB, BPBD, dan TNI Angkatan Udara, serta menggunakan teknologi canggih untuk memitigasi bencana,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis (30/1/2025).

    Dia menjelaskan, Jawa Tengah dikenal dengan potensi bencana hidrometeorologi yang tinggi, menjadi prioritas dalam OMC. Berdasarkan analisis cuaca yang cermat, Monsun Asia masih aktif dan Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di Kuadran 4, yang mendukung pembentukan awan hujan yang sangat besar. Ditambah dengan perlambatan angin yang memperburuk ketidakstabilan atmosfer, kondisi ini meningkatkan potensi hujan lebat di wilayah tersebut.

    “Prediksi cuaca selama 24 jam menunjukkan bahwa intensitas hujan yang tinggi akan mengarah pada peningkatan risiko bencana, seperti banjir dan tanah longsor,” katanya.

    Untuk itu, lanjut Muhari, BNPB melakukan operasi dengan menggunakan metode penyemaian awan dengan Natrium Klorida (NaCl), yang bertujuan untuk mempercepat hujan di wilayah perairan sebelum bergerak menuju daratan.

    Operasi ini dilaksanakan pada Rabu, (29/1) dalam tiga sorti penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNN), yang disesuaikan dengan lokasi strategis untuk mengurangi dampak bencana. Sorti pertama dimulai pukul 07.58 WIB hingga 10.06 WIB, dengan penyemaian 1.000 kg NaCl di perairan utara Jawa Tengah. Sorti kedua berlangsung pada pukul 14.08 WIB hingga 16.05 WIB, dan sorti ketiga dilakukan pada sore hari antara pukul 16.32 WIB hingga 18.01 WIB. “Tidak hanya Jawa Tengah, Kalimantan Selatan juga menghadapi tantangan serupa,” tambah Muhari.

    Menurutnya, di wilayah ini, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) juga berperan dalam meningkatkan pembentukan awan hujan. Ditambah dengan gelombang equatorial Rossby yang mempengaruhi kondisi atmosfer, Kalimantan Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang yang dapat menyebabkan banjir serta angin puting beliung.

    Dengan kelembaban udara yang tinggi dan tingkat labilitas atmosfer yang signifikan, BNPB berkoordinasi dengan BMKG, BPBD, dan TNI Angkatan Udara untuk melakukan OMC di wilayah pesisir Tanah Laut. Penyeimbang cuaca dilakukan dengan cara penyemaian 1.000 kg NaCl pada ketinggian 10.000 kaki menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNP). Penerbangan dilakukan selama 2 jam 30 menit pada 29 Januari 2025, dengan tujuan mengalihkan hujan dari wilayah terdampak banjir dan ke daerah yang lebih aman. “Proses ini diharapkan dapat menurunkan intensitas hujan, sekaligus mencegah dampak yang lebih besar,” ujarnya.

    Muhari menjelaskan, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi kunci dalam mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh fenomena cuaca ekstrem. Dengan strategi yang sangat terencana dan penerapan teknologi terkini, OMC di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan diharapkan dapat mengurangi risiko bencana yang ditimbulkan oleh hujan lebat, banjir, dan tanah longsor.

    Di lain sisi, dia mengimbau, masyarakat untuk terus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat di wilayah rawan bencana diimbau untuk memantau perkembangan informasi dari sumber yang terpercaya.

    ‘Selain itu, penting untuk menjaga kewaspadaan, mengantisipasi bahaya banjir, longsor, dan cuaca buruk lainnya dengan mempersiapkan diri sesuai dengan protokol darurat yang telah disosialisasikan,” kata Muhari. [kun]

  • 20 Wilayah Jatim Bakal Hujan Petir Besok Jumat, 31 Januari 2025, Pasuruan Sejak Pagi hingga Siang

    20 Wilayah Jatim Bakal Hujan Petir Besok Jumat, 31 Januari 2025, Pasuruan Sejak Pagi hingga Siang

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah ramalan cuaca Jatim besok Jumat, 31 Januari 2025.

    Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puluhan wilayah Jawa Timur akan hujan petir.

    Sebagian besar hujan ini akan turun saat pagi hingga siang.

    Sekitar pukul 06.00 WIB, cuaca ini akan terjadi di Malang, Probolinggo, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, dan Trenggalek.

    Wilayah yang terguyur hujan petir ini bertambah pada pukul 09.00 WIB.

    Daerah-daerah yang dimaksud antara lain Banyuwangi, Blitar, Bondowoso, Kota Batu, Pasuruan, Lamongan, Magetan, Malang, Pacitan, Ponorogo, Sidoarjo, Trenggalek, Tuban, dan Tulungagung.

    Selain hujan petir, hujan ringan juga turun di waktu bersamaan di Jombang, Kediri, Madiun, Mojokerto, Probolinggo, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Probolinggo, dan Situbondo.

    Hujan petir terus berlangsung saat siang sekira pukul 12.00 WIB, seperti Blitar, Bojonegoro, Kota Batu, Madiun, Malang, Lumajang, Magetan, Nganjuk, Pasuruan, Trenggalek, dan Tulungagung.

    Saat sore, hujan petir masih mengguyur di Trenggalek dan Tulungagung.

    Malang kembali diguyur hujan pada pukul 18.00 WIB.

    Selain cuaca hujan, sebagian besar wilayah akan berawan saat sore hingga malam.

    Mengingat cuaca hujan, warga diharapkan membawa jas hujan atau payung sebelum beraktivitas di luar ruangan.

    Para pengguna jalan juga diimbau berhati-hati sebab jalanan basah.

    Informasi selengkapnya mengenai ramalan cuaca Jatim besok, 31 Januari 2025, bisa diakses melalui tautan ini: KLIK.

    Selamat beraktivitas!

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

  • Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Pacitan (beritajatim.com) – Angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, mengakibatkan sebuah pohon Trembesi tumbang. Naasnya, pohon Trembesi yang tumbang itu, menimpa rumah milik Sukardi, warga RT 1/RW 9 Dusun Batu, Desa Donorojo, pada Kamis (30/1/2025) sore.

    Akibat kejadian tersebut, bagian belakang rumah mengalami kerusakan, terutama di bagian atap dapur dan kamar mandi. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena penghuni rumah sedang berada di luar rumah saat kejadian.

    “Kerusakan terjadi pada bagian dapur dan kamar mandi. Beberapa peralatan rumah tangga juga tertimpa material bangunan,” ujar Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis sore.

    Warga setempat bersama pemerintah desa dan kecamatan segera melakukan kerja bakti. Para warga ini, melakukan evakuasi barang-barang yang ada, serta memperbaiki atap rumah yang runtuh akibat pohon Trembesi yang tumbang. “Perbaikan sudah dilakukan, hanya bagian kamar mandi yang masih dalam proses,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pacitan, Radite Suryo Anggono, menjelaskan bahwa saat kejadian cuaca di lokasi setempat berawan. Namun, saat itu berhembus angin yang cukup kencang.

    Berdasarkan peringatan dini dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Timur, termasuk Pacitan, sejak 27 Januari hingga 5 Februari 2025. “Cuaca ekstrem ini dapat menyebabkan hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung,” kata Radite.

    Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak antara lain Pacitan, Ponorogo, dan Magetan. Fenomena ini diperparah dengan adanya aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby, yang berkontribusi pada peningkatan curah hujan.

    Dia mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah dengan topografi curam, tebing, dan rawan banjir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana. “Kami menghimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca resmi dari BMKG serta menghindari aktivitas di area rawan bencana selama periode ini,” pungkasnya. (end/kun)

  • Demi Menjaga Warisan Cagar Budaya, Berjibaku Bersihkan Sampah di Bawah Jembatan Lama Kediri

    Demi Menjaga Warisan Cagar Budaya, Berjibaku Bersihkan Sampah di Bawah Jembatan Lama Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Sebagai upaya menjaga warisan cagar budaya sekaligus mitigasi bencana, Pemerintah Kota Kediri melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar aksi pembersihan di bawah Jembatan Lama, Kamis (30/1/2025). Kegiatan ini melibatkan tim gabungan dari Dinas PU, DLKHP, dan Perum Jasa Tirta 1, dengan fokus utama pada pembersihan sampah yang menyangkut di bawah pilar Jembatan Lama.

    Joko Arianto, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, menjelaskan bahwa pembersihan ini menargetkan tumpukan sampah yang didominasi oleh dahan dan pohon bambu. Tumpukan sampah tersebut berpotensi menyumbat aliran Sungai Brantas serta menyebabkan korosi pada struktur pilar jembatan. “Pembersihan sampah yang berada di tiga pilar yang ada di bawah jembatan kita estimasikan akan selesai hingga tiga hari ke depan,” jelasnya saat ikut memantau kegiatan.

    Karena ukuran dan jumlah sampah yang cukup besar, Joko menambahkan bahwa pihaknya bersama tim gabungan menerjunkan alat berat guna memperlancar proses evakuasi. “Untuk mendukung kelancaran pembersihan, kita menggunakan alat berat milik Perum Jasa Tirta 1. Kegiatan pembersihan ini kita targetkan akan selesai tiga hari mendatang, satu hari bisa selesai satu pilar,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Joko menyampaikan bahwa berdasarkan prediksi BMKG, hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan terjadi hingga Februari mendatang. Oleh karena itu, kegiatan pembersihan ini diharapkan dapat mencegah potensi luapan air Sungai Brantas.

    “Mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan warisan cagar budaya yang harus dilindungi,” tuturnya.

    Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk lebih berhati-hati terhadap cuaca ekstrem, dengan tidak berteduh atau memarkirkan kendaraan di bawah pohon besar serta tidak membuang sampah sembarangan. [nm/kun]

  • Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Januari 2025

    Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025 Regional 30 Januari 2025

    Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Wilayah
    Jawa Tengah
    mengalami hujan deras dan cuaca ekstrem sejak 29 Januari 2025.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ahmad Yani telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berlaku hingga 31 Januari 2025.
    Menanggapi potensi risiko yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Provinsi Jawa Tengah telah meminta dukungan untuk melakukan
    Operasi Modifikasi Cuaca
    (OMC) kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
    OMC dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dari 29 hingga 31 Januari 2025.
    “OMC sudah mulai dari Rabu (29/1/2025) kemarin, rencana tiga hari, berakhir Jumat (31/1/2025) besok. Operasi ini dilakukan di laut Jawa, tidak ada kendala,” ungkap Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, melalui telepon pada Kamis (30/1/2025).
    Operasi Modifikasi Cuaca yang dilakukan dengan menggunakan pesawat Cesna ini dinilai efektif untuk mengendalikan curah hujan di Jawa Tengah.
    OMC diharapkan dapat mengerem pertumbuhan awan Cumulonimbus guna meminimalisir dampak bencana.
    “Kita sudah melakukan OMC ini bukan sekali-dua kali. Hanya saja, berkaitan dengan pertumbuhan awan, ada awan dan angin dari utara bergeser. Jika masih terlihat berada di laut Jawa, akan dilakukan OMC,” jelas Bergas.
    Saat ini, penaburan garam dalam OMC dilakukan di atas laut, yang diharapkan dapat mengurangi debit air hujan yang turun di daratan Jawa Tengah.
    Bergas memperkirakan bahwa OMC akan berlanjut hingga Februari jika masih diperlukan untuk pengendalian cuaca.
    “Menurut jadwal, ketersediaan bisa dilakukan sampai besok. Kami akan melihat kondisi cuaca; bila memungkinkan akan diperpanjang, namun jika sudah dianggap cukup aman, kami tidak akan melanjutkan, tergantung perkembangan,” tuturnya.
    Lebih lanjut, Bergas menyebutkan bahwa cuaca ekstrem telah menyebabkan bencana di beberapa daerah.
    Berdasarkan laporan BPBD, dari Rabu pukul 19.00 WIB hingga pagi tadi pukul 07.00 WIB, tercatat satu bencana dan 21 kejadian bencana di sembilan kabupaten/kota, termasuk tanah longsor, cuaca ekstrem, banjir, serta kejadian lainnya seperti pohon tumbang dan angin kencang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sebagian Besar Wilayah Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini

    Sebagian Besar Wilayah Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah di Indonesia akan diguyur hujan pada Kamis, 30 Januari 2025. Intensitas hujan bervariasi, mulai dari hujan ringan hingga hujan lebat yang disertai petir.

    Prakirawan BMKG, Yohanes Agung, dalam keterangannya yang dikutip dari ANTARA, Kamis pagi, menyebutkan bahwa sejumlah kota besar diperkirakan akan mengalami hujan ringan.

    Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Bengkulu, Pangkal Pinang (Kepulauan Bangka Belitung), Tanjung Selor (Kalimantan Utara), dan Samarinda (Kalimantan Timur).

    “Hujan ringan juga diprakirakan terjadi di Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Palu (Sulawesi Tengah), Gorontalo, Manado (Sulawesi Utara), Kendari (Sulawesi Tenggara), Ambon (Maluku), Nabire (Papua), Jayawijaya (Papua Tengah), dan Merauke (Papua Selatan),” ujarnya.

    Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang diperkirakan melanda beberapa wilayah, seperti Palembang (Sumatera Selatan), Serang (Banten), Yogyakarta, Denpasar (Bali), Mataram (Nusa Tenggara Barat), dan Mamuju (Sulawesi Barat).

    Adapun hujan lebat diperkirakan terjadi di Makassar (Sulawesi Selatan), sedangkan hujan disertai petir berpotensi terjadi di Surabaya (Jawa Timur), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Pontianak (Kalimantan Barat).

    Selain hujan, beberapa wilayah juga diprediksi mengalami cuaca berawan tebal, di antaranya Banda Aceh, Medan (Sumatera Utara), Padang (Sumatera Barat), Pekanbaru (Riau), Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), Jambi, Bandar Lampung, Ternate (Maluku Utara), serta Sorong dan Manokwari (Papua Barat).

    Yohanes mengingatkan bahwa prakiraan cuaca ini bersifat umum dan dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini yang diperbarui setiap tiga jam melalui aplikasi Info BMKG.

    “Informasi cuaca terkini juga dapat diakses melalui laman resmi BMKG di www.bmkg.go.id atau melalui media sosial @info.bmkg,” tutupnya.

  • Data dan Fakta Banjir Masih Rendam Jakarta

    Data dan Fakta Banjir Masih Rendam Jakarta

    Jakarta

    Banjir merendam sejumlah kawasan di Jakarta sejak Rabu (28/1) malam. Bahkan, air masih merendam sebagian lokasi hingga hari ini. Berikut adalah data dan fakta soal banjir di bulan pertama 2025 ini.

    Data dan fakta berikut dihimpun redaksi detikcom hingga Kamis (30/1/2025) petang.

    Data dan fakta berikut ini meliputi jumlah daerah yang masih dilanda banjir, penyebab banjir, hingga jumlah pengungsi. Simak selengkapnya:

    1. Ada 35 RT masih kebanjiran, terbanyak di Jakbar

    Menurut data yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta tadi, masih ada 35 wilayah RT dan 1 ruas jalan yang tergenang banjir per pukul 15.00 WIB sore.

    Titik banjir terbanyak berada di Jakbar yakni sebanyak 17 RT dengan rincian Kelurahan Cengkareng Barat sebanyak 8 RT, Kelurahan Rawa Buaya 1 RT, Kelurahan Pegadungan 3 RT, dan Kelurahan Tegal Alur 5 RT. Banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi. Ketinggian banjir saat ini dilaporkan 30-75 cm.

    Sementara di Jaksel ada 3 RT di Kelurahan Pejaten Timur yang kebanjiran. Banjir disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung dengan ketinggian banjir 65 cm.

    Sedangkan di Jaktim, dilaporkan ada 14 RT yang kebanjiran dengan rincian 4 RT di Kelurahan Kampung Melayu, 5 RT di Kelurahan Cawang, 2 RT di Kelurahan Cililitan, dan 3 RT di Kelurahan Bidara Cina. Banjir disebabkan luapan Kali Ciliwung. Ketinggian banjir saat ini dilaporkan 30-1560 cm.

    Di Jakut, 1 RT di Kelurahan Semper Barat, Cilincing masih kebanjiran dengan ketinggian 40 cm. Jalan tergenang berlokasi di Jalan Cakung Cilincing, Kelurahan Sukapura, dengan ketinggian 15 cm.

    Halaman selanjutnya, penyebab banjir:

    Penyebab Banjir

    Foto ilustrasi awan hujan di Jakarta (Agus Purnomo/detikcom)

    2. Penyebab banjir

    BPBD mengatakan penyebab banjir adalah curah hujan yang tinggi. Banjir datang usai hujan deras pada Rabu (28/1) malam lalu.

    Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan penyebab hujan deras adalah siklus balik fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), yakni angin dingin yang menyeruak dari Samudera Hindia sejak November 2024 lalu.

    Tak hanya fenomena MJO saja, hujan deras Jakarta juga didorong adanya bibit siklon tropis yang mengakibatkan hujan deras (30-50 mm). Hujan deras ini bakal terus terjadi sampai Februari. Ini adalah puncak musim hujan.

    “Poinnya adalah hampir setiap bulan atau seminggu-dua minggu terjadi cuaca ekstrem seperti ini,” kata Dwikorita.

    Dwikorita Karnawati Foto: Dwi Rahmawati/detikcom

    3. Angka curah hujan lampaui kapasitas Jakarta

    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan infrastruktur pengendali banjir Jakarta hanya mampu menangani hujan dengan intensitas 150 mm/hari. Ternyata hujan Selasa (28/1) malam melampaui kemampuan itu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi hal ini.

    “Di sebagian besar Pos Hujan BMKG tercatat curah hujan melampaui 150 mm/hari,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada detikcom, Rabu (29/1/2025).

    Halaman selanjutnya, jumlah pengungsi:

    Soal Pengungsi Banjir Jakarta

    Foto ilustrasi banjir Jakarta Januari 2025. (Antara Foto/Fauzan)

    4. Jumlah pengungsi di Jakbar

    Banjir membuat banyak orang mengungsi. Di Jakarta Barat saja, ada 1.179 warga yang mengungsi di tiga titik.

    Sebagaimana disampaikan oleh Kasatlak Pengelolaan Data dan Informasi Pusat Data dan Informasi BPBD Jakarta, Kristian Gottam Sihombing pada Kamis (30/1/2025), pengungsi terbanyak, yaitu sebanyak 690 jiwa dari 310 keluarga, berada di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres yang berlokasi di Musala Al Madin, Masjid RW 015.

    Pengungsian lain berlokasi di Masjid Sawatul Ummah Kelurahan Pegadungan, Kalideres, yakni sebanyak 300 orang dari 75 keluarga. Satu pengungsian lain berlokasi di Masjid An Nur Kelurahan Cengkareng Barat, berisi 189 orang dari 48 keluarga.

    5. Fakta dari sudut Cengkareng: Banjir terparah sejak 1998

    Fakta dari banjir di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat diungkap oleh warga di RT 004 RW 014 bernama Hendi. Pria berusia setengah abad itu bersaksi bahwa banjir ini adalah banjir terparah yang dia alami selama 27 tahun terakhir.

    “Saya tinggal di sini dari tahun 98-an. Ini paling tinggi. Ini udah dicor dua kali, kalau enggak dicor dua kali bisa sepinggang. Ini kemarin, ini kan kata orang banjir lima tahunan, ya itu paling dalam kemarin,” kata Hendi (50) saat ditemui detikcom di lokasi, Kamis (30/1/2025).

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Cuaca Ekstrem di Kota Malang: Terjadi Pohon Tumbang di 9 Lokasi

    Cuaca Ekstrem di Kota Malang: Terjadi Pohon Tumbang di 9 Lokasi

    Malang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kota Malang, pada Kamis (30/1/2025). Angin kencang yang menyertai cuaca buruk ini menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik di kota tersebut.

    Menurut Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, laporan dari lapangan menyebutkan ada 9 titik kejadian pohon tumbang.

    “Untuk sementara informasi yang masuk kepada kami, ada 9 titik terjadinya pohon tumbang. Tersebar di Kecamatan Blimbing, Lowokwaru, dan Kecamatan Kedungkandang,” ujar Prayitno.

    Tim gabungan dari BPBD Kota Malang dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang langsung bergerak untuk menangani insiden ini. Faktor utama penyebabnya adalah angin kencang dan kondisi pohon yang sudah lapuk.

    “Enam titik penanganan dilakukan oleh URC BPBD Kota Malang. Sedangkan 3 titik lainnya ditangani oleh DLH Kota Malang. Rata-rata kondisi pohon lapuk, dipicu angin kencang sesaat,” tambah Prayitno.

    Meskipun cuaca ekstrem ini menimbulkan kerusakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Untuk korban jiwa nihil,” ujarnya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur memperingatkan bahwa hujan lebat hingga ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Timur hingga 5 Februari 2025. Cuaca ekstrem seperti ini rentan memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan bahkan hujan es. [luc/suf]