Kementrian Lembaga: BMKG

  • Gempa Bumi Magnitudo 3,1 Guncang Bayah Banten, Getarannya Terasa Hingga Bogor – Halaman all

    Gempa Bumi Magnitudo 3,1 Guncang Bayah Banten, Getarannya Terasa Hingga Bogor – Halaman all

    Titik gempa bumi tersebut berdasarkan info di akun resmi X(twitter) BMKG terjadi di wilayah Bayah, Banten dengan kedalaman 10 kilometer.

    Tayang: Kamis, 13 Februari 2025 01:28 WIB

    BNPB

    GEMPA DINIHARI DI BANTEN – Ilustrasi gempa bumi.

    Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 3.1 mengguncang Provinsi Banten. Gempa terjadi pada Kamis(13/2/2025) dinihari sekitar pukul 00.27 WIB.

    Titik gempa bumi tersebut berdasarkan info di akun resmi X(twitter) BMKG terjadi di wilayah Bayah, Banten dengan kedalaman 10 kilometer bawah permukaan laut. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 3.1 mengguncang Provinsi Banten. Gempa terjadi pada Kamis(13/2/2025) dinihari sekitar pukul 00.27 WIB.

    Titik gempa bumi tersebut berdasarkan info di akun resmi X(twitter) BMKG terjadi di wilayah Kecamatan Bayah, Banten dengan kedalaman 10 kilometer bawah permukaan laut.

    Titik gempa berada di 6.79 Lintang Selatan, 106.37 Bujur Timur. Belum diketahui apakah gempa ini berpotensi tsunami atau tidak.

    Sementara itu seorang warga di Bogor, Jawa Barat bernama Yayan mengaku sempat merasakan goyangan gempa di Banten tersebut.

    “Tadi terasa sebentar goyang lampu,” ujar Yayan.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Hujan Ringan Pagi Hari, Begini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan dan Ponorogo pada 13 Februari 2025

    Hujan Ringan Pagi Hari, Begini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan dan Ponorogo pada 13 Februari 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo pada Kamis, 13 Februari 2025, diprediksi akan didominasi oleh kondisi berawan dengan hujan ringan yang turun di pagi hari.

    Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, prakirawan Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa ketiga daerah ini memiliki pola cuaca yang hampir serupa sepanjang hari.

    “Ngawi akan mengalami cuaca berawan sejak pagi, kemudian sekitar pukul 09.00 WIB diperkirakan turun hujan ringan. Setelah itu, kondisi berawan akan kembali mendominasi hingga malam hari,” ujar Oky Sukma Hakim pada Rabu (12/2).

    Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 24 hingga 29 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 74 hingga 95 persen. Sementara itu, kecepatan angin bertiup dari arah Barat Daya dengan kecepatan 5,1 km/jam.

    Kondisi cuaca di Magetan juga diperkirakan tidak jauh berbeda. Sejak pagi, langit akan tampak berawan, disusul dengan hujan ringan yang turun pada pukul 09.00 WIB. Suhu di Magetan sedikit lebih rendah dibandingkan Ngawi, dengan suhu minimum 22 derajat Celcius dan suhu maksimum 27 derajat Celcius. Kecepatan angin dari arah Utara sekitar 5,9 km/jam, sementara kelembaban udara berkisar antara 76 hingga 97 persen.

    Sementara itu, di Ponorogo, cuaca juga cenderung berawan sepanjang hari, namun pada pukul 09.00 WIB hujan ringan diprediksi akan turun.

    “Suhu udara di Ponorogo berkisar antara 24 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembaban 69 hingga 92 persen. Angin bertiup dari arah Timur dengan kecepatan 10,6 km/jam,” tambahnya.

    Dengan kondisi cuaca yang diprediksi cenderung berawan dan hujan ringan di pagi hari, masyarakat di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diimbau untuk tetap waspada.

    “Kami menyarankan agar warga selalu membawa payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar ruangan, terutama pada pagi hari,” pesan Oky.

    Selain itu, bagi para pengendara motor, diharapkan lebih berhati-hati di jalan agar tetap aman saat hujan turun. Mengingat kondisi cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca secara berkala. [mnd/aje]

  • Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan 13 Februari 2025, Berawan hingga Hujan Ringan

    Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan 13 Februari 2025, Berawan hingga Hujan Ringan

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda telah merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Kabupaten Madiun, Kota Madiun, dan Pacitan pada Kamis, 13 Februari 2025.

    Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda, wilayah ini diprediksi mengalami kondisi cuaca yang bervariasi, mulai dari hujan ringan hingga langit berawan sepanjang hari.

    Pagi hari di Kota Madiun dan Kabupaten Madiun akan diawali dengan langit yang berawan. Namun, menjelang pukul 09.00 WIB, hujan ringan diperkirakan akan turun, memberikan kesejukan bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan.

    Setelah itu, cuaca kembali berawan hingga malam hari. Sementara itu, di Pacitan, meskipun tidak ada hujan, langit tetap tertutup awan sejak pagi hingga malam.

    Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda, menjelaskan bahwa kondisi cuaca di wilayah ini cukup stabil meskipun ada potensi hujan ringan di Madiun.

    “Secara umum, cuaca di Madiun cenderung berawan dengan kemungkinan hujan ringan di pagi hari. Sedangkan Pacitan akan mengalami cuaca berawan sepanjang hari tanpa hujan,” ungkapnya pada Rabu (12/2).

    Di Kota Madiun, suhu udara diperkirakan berkisar antara 24 hingga 30 derajat Celcius dengan kelembaban udara mencapai 72 hingga 96 persen. Kecepatan angin yang bertiup dari arah barat mencapai 5,3 km/jam.

    Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Kabupaten Madiun, dengan suhu sedikit lebih rendah, yaitu 23 hingga 30 derajat Celcius. Namun, kecepatan angin di wilayah ini lebih tinggi, mencapai 11,2 km/jam dari arah barat.

    Berbeda dengan Madiun, Pacitan diprediksi tidak akan diguyur hujan, meskipun cuaca akan tetap berawan sepanjang hari. Suhu udara di daerah pesisir ini berada pada kisaran 22 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembaban yang lebih tinggi, yakni antara 84 hingga 97 persen.

    “Pacitan memang tidak ada potensi hujan, tapi tetap perlu diwaspadai kondisi angin yang cukup kuat dari arah barat laut dengan kecepatan sekitar 10,4 km/jam,” tambah Oky.

    Dengan kondisi cuaca seperti ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menyesuaikan aktivitas mereka.

    “Bagi warga yang hendak bepergian, terutama di Madiun, sebaiknya membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan. Sementara bagi masyarakat di Pacitan, tetap perhatikan kondisi angin saat beraktivitas di luar ruangan,” pesan Oky.

    Meskipun tidak ada ancaman cuaca ekstrem, perubahan cuaca yang cepat tetap bisa terjadi. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk terus memantau informasi terbaru dari BMKG guna mengantisipasi kondisi cuaca yang mungkin berubah sewaktu-waktu. [mnd/aje]

  • BMKG Kena Efisiensi, tapi Anggaran Deteksi Gempa-Tsunami Rp 41 M Selamat

    BMKG Kena Efisiensi, tapi Anggaran Deteksi Gempa-Tsunami Rp 41 M Selamat

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga terdampak kebijakan pemangkasan anggaran. Namun, anggaran layanan deteksi gempa dan tsunami tetap dipertahankan.

    Nilai anggaran tersebut sebesar Rp 41,9 miliar.

    “Pengelolaan gempa bumi dan tsunami, yang Rp 41,9 miliar itu tetap dipertahankan termasuk kegiatan sekolah lapang gempa bumi,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Rabu (12/2/2025).

    Dwikorita juga mengatakan terkait anggaran pengelolaan Meteorologi Publik BMKG yang di dalamnya ada layanan iklim tidak mengalami pemotongan. tetap Rp 70 miliar. Kemudian untuk layanan deteksi cuaca penerbangan juga tetap sebesar Rp 1 miliar.

    Selain itu itu, anggaran belanja pegawai juga tetap sesuai dengan pagu awal, yakni sebesar Rp 847 miliar.

    Dwikorita menambahkan, awalnya anggaran BMKG sebesar Rp 2,8 triliun, terkena pemangkasan sebesar Rp 1,42 triliun. Alhasil, anggaran setelah pemotongan menjadi Rp 1,403 triliun.

    Namun, setelah rapat dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), bakal ada rekonstruksi efisiensi sehingga pagu anggaran BMKG bisa naik menjadi Rp 1,78 triliun setelah pemotongan.

    “Dengan rekonstruksi itu dari pagu Rp 1,4 triliun, kami mendapatkan pagu 1,78 triliun,” terang Dwikorita.

    (hns/hns)

  • Istana: Tidak benar anggaran BMKG dipangkas 50 persen

    Istana: Tidak benar anggaran BMKG dipangkas 50 persen

    Tidak benar anggaran BMKG terkena efisiensi sebesar 50 persen. Silakan cek lagi ke BMKG untuk data terbaru

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi membantah bahwa anggaran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tahun ini terkena efisiensi 50 persen sebagaimana informasi yang beredar hingga dikhawatirkan menurunkan akurasi alat info cuaca dan deteksi gempa.

    Pernyataan Hasan tersebut merespons soal dampak efisiensi anggaran pada BMKG sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 serta Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025.

    “Tidak benar anggaran BMKG terkena efisiensi sebesar 50 persen. Silakan cek lagi ke BMKG untuk data terbaru,” kata Hasan di Jakarta, Rabu.

    Hasan menjelaskan bahwa efisiensi anggaran dilakukan untuk mengurangi beban negara, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan bahwa anggaran negara harus difokuskan untuk kepentingan rakyat.

    Dalam kesempatan sebelumnya, ia juga menegaskan bahwa efisiensi dilakukan pada hal-hal yang dianggap “lemak” dan memboroskan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    “Efisiensi yang sesuai arahan Presiden Prabowo adalah menghilangkan ‘lemak-lemak’ dalam belanja APBN kita, tapi tidak mengurangi ‘otot’. Tenaga pemerintah dan kemampuan pemerintah tidak akan berkurang karena pengurangan ‘lemak’ ini,” kata Hasan.

    Lebih lanjut, Hasan memastikan ada sejumlah hal yang tidak terpengaruh dari efisiensi APBN di kementerian dan lembaga yang semuanya berhubungan dengan produktivitas serta layanan bagi masyarakat.

    Dalam hal mendukung produktivitas, Pemerintah memastikan bahwa gaji pegawai serta layanan dasar prioritas pegawai tidak akan terdampak efisiensi.

    Sementara untuk layanan bagi masyarakat, program-program yang terkait bantuan sosial dan layanan publik juga anggarannya tidak dilakukan penyesuaian.

    Hasan mencontohkan salah satu layanan publik yang dipastikan tidak terdampak oleh efisiensi adalah terkait dengan mitigasi bencana. Layanan tersebut dipastikan tetap memiliki anggaran khusus.

    “Mitigasi bencana merupakan layanan publik yang dipastikan optimal,” ucap Hasan.

    Dalam kesempatan berbeda, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menyampaikan bahwa anggaran terkait dengan pengelolaan gempa dan tsunami tetap dipertahankan, di tengah adanya kebijakan efisiensi anggaran.

    “Di sini, dalam poin pengelolaan gempa bumi dan tsunami Rp41,9 miliar, di situ tetap dipertahankan, termasuk kegiatan sekolah lapang gempa bumi,” kata Dwikorita dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, dengan agenda pembahasan seputar kebijakan efisiensi anggaran.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2025

  • Anggaran BMKG Dipangkas Rp 1,4 Triliun Tapi Dana Deteksi Tsunami dan Gempa Dinyatakan Aman – Halaman all

    Anggaran BMKG Dipangkas Rp 1,4 Triliun Tapi Dana Deteksi Tsunami dan Gempa Dinyatakan Aman – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengalami pemangkasan Rp 1,4 triliun karena kebijakan efisiensi Presiden RI Prabowo Subianto. 

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2025) menjelaskan, anggaran BMKG sebelumnya sebesar Rp Rp2,826.897.302.000 atau Rp 2,8 trilun. Namun, BMKG kini mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp1.423.397.000.000 atau Rp1,4 triliun.

    “DIPA BMKG adalah Rp2,826.897.302.000. Kemudian terkena pemotongan sebesar kurang lebih Rp1.423.397.000.000. Sehingga pagu setelah pemotongan Rp1.403.500.302.000,” ujar Dwikorita.

    Dengan begitu, belanja pegawai BMKG kini berkurang menjadi Rp847.243.319.000 dan anggaran operasional sebesar Rp556.256.983.000.

    Ia menjelaskan program Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) yaitu program operasional layanan untuk masyarakat, sebelum pemotongan Rp1.502.295.502.000 dan setelah efisiensi menjadi Rp372.751.795.000.

    “Untuk program MKG yaitu program operasional layanan publik dari Rp372 miliar tersebut, kita rinci menjadi 14 kegiatan yang tertera pada layar. Yang tervesar adalah untuk pengelolaan database VMKG serta untuk pengelolaan jaringan komunikasi, jelasnya.

    “Dan lain-lain terutama untuk menjamin keberlanjutan operasional BMKG selama 24 jam nonstop, 7 hari selama 1 minggu atau 365 dalam 1 tahun. Jadi angka tersebut untuk menjamin keberlanjutan operasional BMKG,” sambungnya.

    Di sisi lain, Dwikorita memastikan bahwa anggaran pengelolaan gempa bumi dan tsunami tidak terkena pangkas. Mereka tetap menyediakan anggaran sebesar Rp41,9 miliar.

    “Di sini poin pengelolaan gempa bumi dan tsunami yang Rp41,9 miliar, di situ tetap dipertahankan termasuk kegiatan sekolah lapang gempa bumi. Kemudian layanan informasi iklim terapan yang Rp70 juta di situ termasuk kegiatan sekolah lapang,” pungkasnya.

  • Mengenal Siklon Tropis Zelia, Taliah, dan 93W yang Mengancam Wilayah Indonesia

    Mengenal Siklon Tropis Zelia, Taliah, dan 93W yang Mengancam Wilayah Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Siklon tropis Zelia, Taliah, dan 93W terdeteksi dekat perairan Indonesia. Badai dengan kekuatan besar ini berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia.

    Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan siklon tropis Zelia, Taliah, dan 93W bisa meningkatkan potensi curah hujan hingga gelombang laut setidaknya dalam 24 jam ke depan di Indonesia.

    Berikut Penjelasan Mengenai Siklon Tropis Zelia, Taliah, dan 93W

    Siklon Tropis Zelia
    Bibit siklon tropis 96S yang berkembang menjadi siklon tropis Zelia terdeteksi di Samudera Hindia barat Australia atau sekitar 880 kilometer sebelah barat daya Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani memprediksi siklon tropis Zelia memiliki kecepatan 85 kilometer per jam. Siklon ini berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Siklon tropis Zelia juga berpotensi memicu angin kencang di wilayah Jawa Timur, Bali, NTB hingga NTT. Kemudian berpotensi menimbulkan gelombang laut setinggi 1,25 meter sampai 2,5 meter di perairan selatan Jawa Tengah, Selat Lombok bagian utara, Selat Sape, Selat Sumba, Laut Sawu bagian utara, perairan Kupang-Pulau Rote hingga Samudera Hindia selatan Jawa Tengah.

    “Gelombang laut tinggi 2,5 meter sampai 4 meter atau rough sea di perairan selatan Jawa Timur hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Badung- Lombok-Alas bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Samudera Hindia selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur,” kata Andri dikutip dari Antara, Rabu, (12/2/2025).

    Siklon Tropis Taliah
    Selain badai Zelia, BMKG juga mendeteksi siklon tropis Taliah di Samudera Hindia sebelah barat daya Bengkulu. 

    Taliah istilah baru yang diberikan oleh Badan Meteorologi Australia untuk siklon tropis yang terdeteksi di wilayah perairannya pada awal Februari 2025. Istilah Taliah diambil dari musim di Australia.

    Siklon tropis Taliah berpotensi menimbulkan kecepatan angin 110 kilometer per jam atau 60 knot. Gelombang laut setinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di wilayah Samudera Hindia sebelah barat Pulau Sumatera akibat siklon tropis Taliah dalam 24 jam ke depan atau setidaknya sampai dengan Kamis (13/2/2025) pukul 07.00 WIB. 

    Siklon Tropis 93W
    BMKG mendeteksi bibit siklon tropis 93W di Laut China Selatan atau tepatnya bagian utara Pulau Kalimantan. Siklon ini bisa memicu kecepatan angin maksimum 28 kilometer per jam.

    BMKG dalam enam jam terakhir juga mendapati adanya aktivitas konvenktif di sekitar sistem bibit siklon tropis 93W yang menunjukkan peningkatan kecepatan angin hingga 46 kilometer per jam dan sejumlah pola sirkulasi siklonik lainnya.

    Bibit siklon tropis 93W berpotensi mempengaruhi peningkatan gelombang laut setinggi 1,25 meter sampai 2,5 meter di perairan Kepulauan Anambas, Perairan Kepulauan Natuna, Perairan Kepulauan Subi, dan Laut Natuna utara setidaknya sampai Kamis (13/2/2025) pukul 07.00 WIB.

    BMKG menilai potensi hujan dan gelombang laut tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan masyarakat dan aktivitas pelayaran. 

    BMKG meminta masyarakat agar selalu waspada dengan mengikuti perkembangan fenomena cuaca dari BMKG terutama bagi nelayan dan pelaku transportasi laut seperti kapal tongkang dan kapal feri, menyusul adanya siklon tropis Zelia, Taliah, dan 93W.

  • BMKG Pastikan Anggaran Deteksi Gempa dan Tsunami Tak Dipangkas

    BMKG Pastikan Anggaran Deteksi Gempa dan Tsunami Tak Dipangkas

    BMKG Pastikan Anggaran Deteksi Gempa dan Tsunami Tak Dipangkas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ),
    Dwikorita Karnawati
    memastikan anggaran untuk deteksi gempa bumi dan tsunami tidak terdampak
    efisiensi anggaran
    .
    Ia memastikan anggaran utuk deteksi gempa bumi dan tsunami tak terdampak penghematan anggaran.
    “Di sini poin pengelolaan gempa bumi dan tsunami yang Rp 41,9 miliar, di situ tetap dipertahankan (anggaran deteksi), termasuk kegiatan sekolah lapang gempa bumi,” kata Dwikorita dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2025).
    Tak hanya itu, anggaran untuk layanan publik seperti informasi iklim tetap dipertahankan sebesar Rp 70,8 juta.
    Diketahui, BMKG mengalami pemotongan efisiensi sebesar Rp 1,42 triliun dari total pagu Rp 2,82 triliun sepanjang tahun 2025. Dengan begitu, sisa pagu BMKG setelah efisiensi mencapai Rp 1,42 triliun.
    Namun, setelah rekonstruksi anggaran dan rapat dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan (Kemenkeu),
    anggaran BMKG
    kini sebesar Rp 1,78 triliun.
    “Kemarin rapat (dengan) Dirjen Anggaran terdapat rekonstruksi yang dapat dibahas di lain waktu. Dengan rekonstruksi itu, dari pagu Rp 1,4 triliun kami mendapatkan Rp 1,78 triliun,” tutur Dwikorita.
    Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan, pagu anggaran yang diefisiensi itu untuk belanja pegawai Rp 847,2 miliar dan operasional sebesar Rp 556,2 miliar.
    Kemudian dari pagu tersebut, pihaknya kembali membaginya untuk program dukungan manajemen dan program lainnya.
    “Selanjutnya, adalah program dukungan manajemen, ini terutama untuk gaji pegawai, selanjutnya untuk pengelolaan perkantoran. Terutama yang penting adalah untuk menjaga keberlanjutan operasional itu, kami harus menjaga listrik dan beberapa perangkat-perangkat yang nampaknya perkantoran, tetapi itu berpengaruh terhadap keberlanjutan 24 jam,” jelasnya.
    Sebelumnya diberitakan, Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BMKG, Muslihhuddin, menilai pemangkasan anggaran akan berdampak terhadap belanja modal dan belanja barang tahun depan.
    Selain itu, Muslihhuddin menyebut ada batas minimum anggaran yang harus dipenuhi untuk memastikan layanan meteorologi, klimatologi, geofisika, dan modifikasi cuaca yang andal serta mendukung kebijakan nasional di sektor kebencanaan dan ketahanan iklim.
    Menurutnya, efisiensi anggaran itu akan membuat banyak alat operasional utama (aloptama) terancam mati karena dana pemeliharaan berkurang hingga 71 persen.
    Bahkan, alat observasi dan kemampuan mendeteksi dinamika cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi, dan tsunami juga berpotensi terganggu.
    “Ketepatan akurasi informasi cuaca, iklim, gempabumi, dan tsunami menurun dari 90 persen menjadi 60 persen, dan kecepatan informasi peringatan dini tsunami dari 3 menit turun menjadi 5 menit atau lebih. Jangkauan penyebarluasan informasi gempabumi dan tsunami menurun 70 persen,” kata Muslihuddin dikutip dari
    Antara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Ekstrem Rendam 4 Kecamatan di Makassar Sulsel, Ribuan Orang Terdampak

    Banjir Ekstrem Rendam 4 Kecamatan di Makassar Sulsel, Ribuan Orang Terdampak

     Menyusul status ‘Awas’ cuaca ekstrem di Kabupaten Maros, Bupati Maros HAS Chaidir Syam mengimbau warganya tidak berpergian sementara waktu.

    “Kita mengimbau supaya seluruh masyarakat yang ingin melalui kota di Kabupaten Maros ini, jika tidak ada yang mendesak agar tidak melakukan perjalanan,” kata Chaidir di sela peninjauan banjir di Kecamatan Turikale Kabupaten Maros, Rabu (12/2/2025).

    Dia mengatakan, sejak semalam air terus naik dan ketinggian di Jalan poros Makassar Maros khususnya di depan kantor bupati sudah sepinggang orang dewasa.

    Kondisi tersebut diakui menyebabkan kendaraan roda empat dan dua kesulitan melintas akibatnya terjadi penumpukan kendaraan di jalan nasional itu.

    Menyikapi kondisi tersebut, lanjut Chaidir, pihak Forkopimda Kabupaten Maros terus memantau perkembangan kondisi di lapangan dan bersama tim gabungan melakukan tindakan kedaruratan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

    Banjir yang melanda Kabupaten Maros dua hari terakhir selain dipicu oleh intensitas hujan yang cukup deras, juga adanya kondisi pasang maksimum saat bulan purnama yang diprediksi oleh BMKG Wilayah VI Makassar masih akan terjadi pada malam ini.

    Kapolres Maros, AKBP Douglas Mahendrajaya mengatakan, hingga saat ini personelnya masih di lapangan membantu mengurai kemacetan yang dipicu oleh kondisi banjir.

    Menurut dia, air yang masih tergenang setinggi lutut orang dewasa di depan Masjid Al Markas Maros dan Kantor Bupati Maros menyulitkan kendaraan roda dua dan empat melintas di wilayah itu.

  • Kapan Sidang Isbat Digelar untuk Tentukan 1 Ramadan 1446 H?

    Kapan Sidang Isbat Digelar untuk Tentukan 1 Ramadan 1446 H?

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat untuk menetapkan awal Ramadan 1446 Hijriah pada Jumat, 28 Februari 2025.

    Adapun sidang dijadwalkan akan dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

    “Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung,” ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad di Jakarta, Senin (10/2), dikutip dari situs Kemenag.

    Kemudian nantinya dalam sidang tersebut akan dilakukan tiga rangkaian kegiataan, yang pertama pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi.

    Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia. Kemudian yang ketiga musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik.

    1 Ramadan 1446 H versi Muhammadiyah

    Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal atau 1 Ramadhan 1446 Hijriah/2024 Masehi jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    Penetapan ini didasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

    “Di wilayah Indonesia, 1 Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi jatuh pada hari Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 Masehi,” ujar Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dalam konferensi pers yang diikuti di Jakarta, Rabu (12/2), dikutip dari Antara.

    Berdasarkan perhitungan PP Muhammadiyah, 1 Syawal 1446 H atau Idul Fitri 2025 akan jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025 Masehi.