Kementrian Lembaga: BMKG

  • BMKG prakirakan Jakarta hujan pada Senin hingga Rabu

    BMKG prakirakan Jakarta hujan pada Senin hingga Rabu

    Warga berolahraga di tengah hujan saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (9/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz

    BMKG prakirakan Jakarta hujan pada Senin hingga Rabu
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Senin, 17 Februari 2025 – 06:41 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca sejumlah wilayah DKI Jakarta berpotensi hujan selama tiga hari ke depan atau dari Senin hingga Rabu (19/2).

    Prakiraan cuaca BMKG yang diteruskan akun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di X, Senin, menunjukkan potensi hujan berdurasi ringan meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.

    Sedangkan wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi hujan berdurasi ringan, sedang, hingga hujan petir.

    Selanjutnya, diprediksi cuaca di Kepulauan Seribu akan berawan pada Rabu (19/2), kendati hujan berdurasi ringan berpotensi terjadi pada Senin hingga Selasa (18/2).

    Suhu di daratan Jakarta diperkirakan berkisar 24 hingga 29 derajat celsius, sedangkan kelembaban udara berkisar antara 73 hingga 96 persen.

    Adapun di wilayah Kepulauan Seribu, suhu diperkirakan berkisar 26 hingga 28 derajat celsius dan kelembaban udara antara 77 hingga 86 persen.

    Sementara itu, pasang surut air laut maksimum pada Senin pagi, terjadi pukul 07.00 WIB dengan ketinggian maksimum mencapai 0,7 meter.

    Arah angin di kawasan pelabuhan Jakarta umumnya bergerak dari barat  menuju utara dengan kecepatan tiga sampai delapan knots, seperti di Sunda Kelapa, Marunda, Kalibaru, Muara Angke, dan Pelabuhan Perikanan Samudra Muara Baru.

    Perbedaan arah angin diperkirakan terjadi di Tanjung Priok, yakni pergerakan dari barat daya menuju barat laut dengan kecepatan dua hingga delapan knots.

    Suhu udara di kawasan pelabuhan tersebut berkisar 27 hingga 29 derajat celsius pada Senin ini, sedangkan kelembaban di hari yang sama antara 80 hingga 90 persen.

    Cuaca di seluruh kawasan pelabuhan diprediksi hujan ringan pada Senin, tinggi gelombang antara 0,1 hingga 0,5 meter dan jarak pandang (visibilitas) diperkirakan berkisar enam hingga delapan kilometer.

    Sumber : Antara

  • Waspada Hujan Ekstrem hingga 20 Februari 2025, Cek Wilayahnya

    Waspada Hujan Ekstrem hingga 20 Februari 2025, Cek Wilayahnya

    loading…

    BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga ekstrem periode 17 hingga 20 Februari 2025. FOTO/DOK.SINDOnews

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga ekstrem periode 17 hingga 20 Februari 2025. Di mana saja wilayahnya?

    Sebelumnya, BMKG memantau perkembangan sistem atmosfer yang berpotensi mempengaruhi cuaca di Indonesia. Monsun Asia yang diprediksi masih aktif serta potensi Cold Surge yang membawa massa udara basah dan dingin ke wilayah Indonesia perlu diwaspadai.

    “Selain itu, berbagai fenomena atmosfer lainnya juga terpantau aktif dan berpotensi meningkatkan curah hujan di Indonesia,” tulis BMKG dalam keterangannya, dikutip Senin (17/2/2025).

    BMKG mengungkapkan, Gelombang Kelvin diperkirakan aktif di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, dan Papua bagian Selatan, sementara Gelombang Equatorial Rossby diprediksi aktif di Kalimantan bagian Tengah hingga Utara, Sulawesi bagian Tengah hingga Utara, Maluku, dan Maluku Utara.

    “Selain itu, analisis OLR (Outgoing Longwave Radiation) menunjukkan nilai negatif pada periode 18-20 Februari 2025, yang mengindikasikan peningkatan signifikan dalam potensi hujan di berbagai wilayah Indonesia,” kata BMKG.

    Selain faktor skala besar, kondisi atmosfer lokal juga menunjukkan peningkatan aktivitas konvektif akibat tingginya labilitas atmosfer di beberapa wilayah, termasuk Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi bagian Selatan, Maluku Utara, dan Papua.

    “Kombinasi antara faktor regional dan lokal ini semakin mendukung pertumbuhan awan hujan yang berpotensi memicu hujan lebat, petir, angin kencang, serta meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor di wilayah terdampak,” katanya.

    Dengan kondisi cuaca yang dinamis ini, masyarakat, khususnya di wilayah terdampak, diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sektor transportasi laut dan perikanan juga perlu memperhatikan potensi gelombang tinggi, terutama di perairan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Utara Papua.

  • Cuaca sejumlah wilayah DKI Jakarta berpotensi hujan pada Senin hingga Rabu

    Cuaca sejumlah wilayah DKI Jakarta berpotensi hujan pada Senin hingga Rabu

    Warga berolahraga di tengah hujan saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (9/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz

    Cuaca sejumlah wilayah DKI Jakarta berpotensi hujan pada Senin hingga Rabu
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 17 Februari 2025 – 07:26 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca sejumlah wilayah DKI Jakarta berpotensi hujan selama tiga hari ke depan atau dari Senin hingga Rabu (19/2).

    Prakiraan cuaca BMKG yang diteruskan akun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di X, Senin, menunjukkan potensi hujan berdurasi ringan meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.

    Sedangkan wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi hujan berdurasi ringan, sedang, hingga hujan petir.

    Selanjutnya, diprediksi cuaca di Kepulauan Seribu akan berawan pada Rabu (19/2), kendati hujan berdurasi ringan berpotensi terjadi pada Senin hingga Selasa (18/2).

    Suhu di daratan Jakarta diperkirakan berkisar 24 hingga 29 derajat celsius, sedangkan kelembaban udara berkisar antara 73 hingga 96 persen.

    Adapun di wilayah Kepulauan Seribu, suhu diperkirakan berkisar 26 hingga 28 derajat celsius dan kelembaban udara antara 77 hingga 86 persen.

    Sementara itu, pasang surut air laut maksimum pada Senin pagi, terjadi pukul 07.00 WIB dengan ketinggian maksimum mencapai 0,7 meter.

    Arah angin di kawasan pelabuhan Jakarta umumnya bergerak dari barat  menuju utara dengan kecepatan tiga sampai delapan knots, seperti di Sunda Kelapa, Marunda, Kalibaru, Muara Angke, dan Pelabuhan Perikanan Samudra Muara Baru.

    Perbedaan arah angin diperkirakan terjadi di Tanjung Priok, yakni pergerakan dari barat daya menuju barat laut dengan kecepatan dua hingga delapan knots.

    Suhu udara di kawasan pelabuhan tersebut berkisar 27 hingga 29 derajat celsius pada Senin ini, sedangkan kelembaban di hari yang sama antara 80 hingga 90 persen.

    Cuaca di seluruh kawasan pelabuhan diprediksi hujan ringan pada Senin, tinggi gelombang antara 0,1 hingga 0,5 meter dan jarak pandang (visibilitas) diperkirakan berkisar enam hingga delapan kilometer.

    Sumber : Antara

  • Hujan Jelly Gorontalo Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Hujan Jelly Gorontalo Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gorontalo dilanda hujan jelly. Fenomena tidak biasa itu diabadikan oleh sejumlah warga setempat.

    Hujan jelly itu terjadi di Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, pada Sabtu (15/2/2025) pukul 20:00. Dalam sebuah video yang bereda, seorang warga terlihat tengah memperlihatkan jelly di tangannya dan meletakkannya dalam ember.

    Warga Leayo, Ewan juga mengaku melihat hujan jelly pada Sabtu malam lalu. Kejadian di depan rumahnya itu langsung diabadikannya melalui siaran langsung di media sosial.

    “Ya, saya yang lihat langsung tadi malam hujan tapi hujan kaya lain ada yang bilang itu fenomena hujan jelly,” ujar warga Leayo, Ewan (37) kepada Detik.com.

    Foto: Fenomena Hujan Jelly. (Dok. CNN Indonesia/Farida Noris)
    Fenomena Hujan Jelly. (Dok. CNN Indonesia/Farida Noris)

    Ewan mengatakan baru pertama kali melihat dan mengetahui soal fenomena hujan jelly. Hal ini juga yang membuat sejumlah warga menjadi heboh.

    “Baru pertama kali dan ini fenomena yang aneh, setahu saya tidak pernah ada, dan saya saja baru dengar kalau ada hujan jelly,” jelasnya.

    Dia juga langsung mengamankan jelly tersebut ke dalam ember. “Cuma ditaruh saja, siapa tau ada dari pihak kampus atau dari mana mau meneliti,” katanya.

    Pihak BMKG juga telah buka suara terkait hal ini. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Gorontalo, Cucu Kusmayancu menjelaskan fenomena itu sesuatu yang wajar dan disebabkan tiga faktor mulai dari biologis, meteorologi, dan pencemaran limbah.

    Hujan Jelly itu bisa saja karena hewan laut kecil yang terangkat ke atmosfer. Berikutnya hewan tersebut jatuh kembali bersamaan dengan hujan yang turun.

    “Proses biologis hujan jelly seringkali disebabkan oleh hewan laut kecil seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang. Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan,” kata Cucu, Senin (17/2/2025).

    Namun, Cucu menambahkan perlu penelitian lebih lanjut lagi terkait fenomena hujan jelly. Mengingat kemunculannya juga baru pertama kali di wilayah Gorontalo Utara.

    “Untuk mengetahui penyebab secara pastinya membutuhkan penelitian lebih lanjut,” katanya.

    (dem/dem)

  • Hujan Jelly Gorontalo Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Hujan Jelly Gorontaro Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gorontalo dilanda hujan jelly. Fenomena tidak biasa itu diabadikan oleh sejumlah warga setempat.

    Hujan jelly itu terjadi di Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, pada Sabtu (15/2/2025) pukul 20:00. Dalam sebuah video yang bereda, seorang warga terlihat tengah memperlihatkan jelly di tangannya dan meletakkannya dalam ember.

    Warga Leayo, Ewan juga mengaku melihat hujan jelly pada Sabtu malam lalu. Kejadian di depan rumahnya itu langsung diabadikannya melalui siaran langsung di media sosial.

    “Ya, saya yang lihat langsung tadi malam hujan tapi hujan kaya lain ada yang bilang itu fenomena hujan jelly,” ujar warga Leayo, Ewan (37) kepada Detik.com.

    Ewan mengatakan baru pertama kali melihat dan mengetahui soal fenomena hujan jelly. Hal ini juga yang membuat sejumlah warga menjadi heboh.

    “Baru pertama kali dan ini fenomena yang aneh, setahu saya tidak pernah ada, dan saya saja baru dengar kalau ada hujan jelly,” jelasnya.

    Dia juga langsung mengamankan jelly tersebut ke dalam ember. “Cuma ditaruh saja, siapa tau ada dari pihak kampus atau dari mana mau meneliti,” katanya.

    Pihak BMKG juga telah buka suara terkait hal ini. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Gorontalo, Cucu Kusmayancu menjelaskan fenomena itu sesuatu yang wajar dan disebabkan tiga faktor mulai dari biologis, meteorologi, dan pencemaran limbah.

    Hujan Jelly itu bisa saja karena hewan laut kecil yang terangkat ke atmosfer. Berikutnya hewan tersebut jatuh kembali bersamaan dengan hujan yang turun.

    “Proses biologis hujan jelly seringkali disebabkan oleh hewan laut kecil seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang. Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan,” kata Cucu, Senin (17/2/2025).

    Namun, Cucu menambahkan perlu penelitian lebih lanjut lagi terkait fenomena hujan jelly. Mengingat kemunculannya juga baru pertama kali di wilayah Gorontalo Utara.

    “Untuk mengetahui penyebab secara pastinya membutuhkan penelitian lebih lanjut,” katanya.

    (dem/dem)

  • Jakarta berawan tebal pada Senin malam

    Jakarta berawan tebal pada Senin malam

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan seluruh wilayah Jakarta diguyur hujan ringan pada Senin siang.

    Cuaca hujan ini terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu.

    Hujan ringan ini berlanjut hingga Senin sore di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Untuk Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu diperkirakan berawan tebal

    Kemudian, pada malam hari kondisi cuaca di seluruh wilayah berawan tebal.

    Kemudian pada Senin pagi, kondisi cuaca seluruh wilayah Jakarta berawan tebal kecuali Kepulauan Seribu yang diperkirakan hujan ringan.

    Suhu udara di DKI Jakarta diperkirakan berkisar antara 24-28 derajat Celsius. Sedangkan kecepatan angin berkisar 5-18 kilometer (km) per jam.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Heboh Hujan Jelly di Gorontalo, 3 Kemungkinan Penyebabnya Menurut BMKG, Pernah Terjadi di Skotlandia – Halaman all

    Heboh Hujan Jelly di Gorontalo, 3 Kemungkinan Penyebabnya Menurut BMKG, Pernah Terjadi di Skotlandia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO –  Fenomena hujan jelly menghebohkan masyarakat Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

    Peristiwa ini terjadi di Desa Leyao Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, sekitar pukul 20.00 WITA, Sabtu (15/2/2025).

    Sejumlah warga merekam momen tersebut dan membagikannya ke media sosial Facebook.

    Dilansir TribunGorontalo.com dari akun FB Selvina, hujan jeli ini sempat menimbulkan kecurigaan dari warga setempat.

    Warga yang saat itu masih terjaga, mulai mengamati butiran hujan yang jatuh dari langit.

    Karena penasaran, warga mulai menampung butiran-butiran putih itu ke dalam wadah.

    Awalnya warga mengira benda itu adalah es batu.

    Namun setelah dipegang, teksturnya lengkel menyerupai jelly.

    Insiden ini diketahui baru pertama kali terjadi.

    Menurut warga setempat, Ewan Saputra, dirinya bersama warga lainnya kaget dengan peristiwa alam yang terjadi di Dusun Ato Atas Desa Leyao tersebut. 

    Fenomena itu baru disadari warga setelah beberapa saat hujan turun.

    Sebab, yang justru nampak di permukaan tanah adalah butiran jeli atau seperti agar-agar yang memenuhi pekarangan rumah dan jalan.

    “Ada yang sibuk mengambil wadah untuk menampung hujan jelly , sebagian warga memilih mengabadikan momen yang tidak pernah terjadi di desa tersebut,” katanya.

    Hujan jelly di desa itu terjadi sekitar 30 menit dan warga merasakan hujan yang turun cukup deras. 

    “Belum diketahui apakah butiran jelly  memenuhi seluruh desa atau hanya terjadi di satu lokasi di dusun tersebut, mengingat peristiwa langka ini terjadi malam hari,” jelas Ewan.

    Hujan jelly  nampak lembek dan butirannya terasa lembut seperti agar-agar, tetapi warga memilih menghindar agar tidak terkena langsung.

    Hujan Jelly Pernah Terjadi di Skotlandia

    Hujan jelly diketahui pernah terjadi di Skotlandia, Eropa, pada tahun 2009.

    Dikutip dari BBC, seseorang menemukan butiran jelly di Pentlands.

    Penemuan ini memicu beragam teori konspirasi.

    Beberapa dugaan menyebutkan bahwa zat tersebut adalah sejenis jamur, ekskresi hewan, atau bahkan ‘ingus bintang’ dari meteorit.

    Kemudian pada Agustus 2009, ada bukti ilmiah baru yang menunjukkan bahwa materi misterius ini mungkin berasal dari suatu cairan dari katak. 

    Untuk mencoba memecahkan misteri tersebut, Out of Doors telah meminta beberapa ilmuwan untuk memeriksa sampel jeli.

    Hans Sluiman, seorang ahli alga di Royal Botanic Garden Edinburgh, mengatakan kepada para pendengar BBC bahwa ia yakin gel itu sendiri bukanlah tumbuhan atau hewan.

    Dr Andy Taylor mempelajari jamur di Macaulay Institute di Aberdeen. Ia mengatakan ada filamen jamur di lendir tersebut tetapi setuju dengan Hans bahwa jamur tersebut tumbuh di dalam lendir.

    Rekan akademis Hans Sluiman lalu menemukan referensi tahun 1926 di jurnal Nature tentang ‘pembusukan bintang’. 

    Referensi tersebut mendukung teori bahwa burung dari beberapa spesies tertentu memakan katak atau kodok. Burung itu kemudian memuntahkan ovariumnya hingga jatuh ke daratan. 

    3 Penyebabnya Menurut BMKG

    Prakirawan Stasiun Meteorologi (Stamet) Djalaluddin Gorontalo, Naufal Pramudya Irawan,  mengatakan ada  beberapa kemungkinan penyebab terjadinya hujan bertekstur seperti jelly di Dusun Ato Atas, Desa Leyao, Gorontalo Utara, pada Sabtu (15/2) malam pukul 20.00 WITA.

    “Beberapa proses bisa menjadi salah satu kemungkinan penyebabnya,” kata Naufal di Gorontalo dikutip dari Kompas.TV.

    Menurut Naufal, kemungkinan pertama adalah adanya fenomena biologis, yakni hujan jelly disebabkan oleh hewan laut kecil, seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang.

    Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan.

    Kemungkinan kedua adalah fenomena meteorologi, yakni saat angin yang sangat kuat mengangkat bahan-bahan dari permukaan laut atau kolam yang kemudian terbawa ke atmosfer dan turun kembali sebagai hujan ketika kondisi memungkinkan.

    Kemungkinan ketiga adalah adanya pencemaran atau limbah.

    Ia menyebut, pada beberapa kasus, hujan jelly terkait dengan limbah industri atau pencemaran air yang menghasilkan bahan-bahan gelatin atau mirip jelly, meskipun hal ini sangat jarang dan lebih mengarah ke fenomena yang merusak lingkungan.

    Namun, kata Naufal, untuk mengetahui secara pasti penyebab turunnya hujan yang menyerupai jelly tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut.

    Sumber: Tribun Gorontalo/Kompas.TV

     

  • Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 17 Februari 2025 Menurut BMKG, Hujan?

    Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 17 Februari 2025 Menurut BMKG, Hujan?

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, telah menginformasikan terkait prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini, Senin (17/2/2025).

    “Kota Surabaya diprakirakan hujan ringan pagi hari ini, termasuk Sidoarjo dan beberapa wilayah di Gresik,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr..

    Berikut ini informasi lebih lengkap terkait prakiraan cuaca di Surabaya Raya hari ini.

    Cuaca di Surabaya

    Pada Senin pagi cuaca di Kota Pahlawan diprediksi hujan ringan, termasuk di Kecamatan Gayungan, Wonokromo, dan Gunung Anyar. Adapun pada malam harinya cenderung berawan.

    Untuk suhu hari ini, paling rendah mencapai angka 23 dan tertinggi 30 derajat celcius, kelembapan sekitar 74-97 persen, dan kecepatan angin 9,6 km/jam dari Barat Daya.

    Cuaca di Sidoarjo

    Cuaca di Sidoarjo juga diprediksi hujan dengan intensitas ringan. Diprakirakan hujan turun sekitar pukul 7.00-9.00 WIB, termasuk di Kecamatan Krembung, Prambon, Tarik, dan Wonoayu.

    Suhu di sini yaitu terendah 23 derajat celcius dan tertinggi 31 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapannya sekitar 69-98 persen, dan kecepatan angin 12,3 km/jam dari Barat Daya.

    Cuaca di Gresik

    Cuaca di Gresik hari ini cenderung berawan sepanjang hari ini. Namun beberapa wilayah cenderung diguyur hujan dengan intensitas sedang pada pagi harinya, seperti di Kecamatan Kedamean, Balongpanggang, dan Wringin Anom.

    Suhu di sini juga cukup rendah di banding Surabaya dan Sidoarjo, antara lain sekitar 24-29 derajat celcius, kelembapan sekitar 75-93 persen, dan kecepatan angin 17,7 km/jam dari Barat Daya.

    Itulah cuaca di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini menurut BMKG Juanda. Prakiraan cuaca tersebut mungkin bisa berubah-ubah, sehingga masyarakat dihimbau untuk selalu antisipasi payung atau jas hujan saat berkegiatan di luar ruangan. (fyi/ted)

  • Ragukan Fenomena Hujan Jeli di Gorontalo, BMKG: Perlu Verifikasi

    Ragukan Fenomena Hujan Jeli di Gorontalo, BMKG: Perlu Verifikasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan keraguan terhadap laporan mengenai fenomena hujan jeli yang dikabarkan terjadi di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

    “Keabsahannya masih perlu diverifikasi,” ujar Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Direktorat Meteorologi Publik BMKG, Ida Pramuwardani pada Minggu (16/2/2025).

    Ida menjelaskan, meskipun ada kemungkinan-kemungkinan ilmiah terkait hujan jeli di Gorontalo, tetapi BMKG tidak dapat langsung berasumsi tanpa bukti yang valid. Hingga saat ini, pihaknya belum memperoleh data yang bisa memastikan kebenaran peristiwa tersebut.

    “Dalam kondisi alami, fenomena seperti ini tidak mungkin terjadi,” tegasnya.

    Namun, BMKG tengah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo serta mencoba menghubungi pemilik akun media sosial yang pertama kali mengunggah video terkait dugaan hujan jeli. Jika informasi tersebut terbukti benar, BMKG akan meneliti lebih lanjut penyebabnya.

    BMKG juga mengimbau masyarakat Gorontalo agar tetap tenang dan tidak terburu-buru mempercayai fenomena yang belum terverifikasi kebenarannya.

    Sebelumnya, warga Desa Leyao, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, dilaporkan dikejutkan oleh fenomena hujan yang menghasilkan butiran menyerupai jeli pada Sabtu (15/2/2025) sekitar pukul 20.00 Wita.

    Kejadian ini terekam dalam video amatir berdurasi 28 detik yang diunggah akun Instagram @infosulawesidotcom pada Minggu (16/2/2025) sore.

    Salah seorang warga setempat Ewan Saputra mengaku terkejut saat melihat butiran jeli memenuhi pekarangan rumah dan jalan setelah hujan reda. Ia menyebut beberapa warga bahkan mengumpulkan butiran tersebut dalam wadah karena penasaran dengan teksturnya yang lembek, mirip agar-agar.

    Sementara itu, sebagian warga lainnya memilih menghindari fenomena yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut karena merasa belum pernah melihat kejadian serupa sebelumnya.

    “Hingga kini belum diketahui apakah butiran jeli ini menyebar di seluruh desa atau hanya di lokasi tertentu, mengingat peristiwa ini terjadi pada malam hari,” ujarnya dalam menanggapi hujan jeli di Gorontalo.

  • Selama tiga hari, BMKG prakirakan hujan di Jakarta

    Selama tiga hari, BMKG prakirakan hujan di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca sejumlah wilayah DKI Jakarta berpotensi hujan selama tiga hari ke depan atau dari Senin hingga Rabu (19/2).

    Prakiraan cuaca BMKG yang diteruskan akun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di X, Senin, menunjukkan potensi hujan berdurasi ringan meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.

    Sedangkan wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi hujan berdurasi ringan, sedang, hingga hujan petir.

    Selanjutnya, diprediksi cuaca di Kepulauan Seribu akan berawan pada Rabu (19/2), kendati hujan berdurasi ringan berpotensi terjadi pada Senin hingga Selasa (18/2).

    Suhu di daratan Jakarta diperkirakan berkisar 24 hingga 29 derajat celsius, sedangkan kelembaban udara berkisar antara 73 hingga 96 persen.

    Adapun di wilayah Kepulauan Seribu, suhu diperkirakan berkisar 26 hingga 28 derajat celsius dan kelembaban udara antara 77 hingga 86 persen.

    Sementara itu, pasang surut air laut maksimum pada Senin pagi, terjadi pukul 07.00 WIB dengan ketinggian maksimum mencapai 0,7 meter.

    Arah angin di kawasan pelabuhan Jakarta umumnya bergerak dari barat menuju utara dengan kecepatan tiga sampai delapan knots, seperti di Sunda Kelapa, Marunda, Kalibaru, Muara Angke, dan Pelabuhan Perikanan Samudra Muara Baru.

    Perbedaan arah angin diperkirakan terjadi di Tanjung Priok, yakni pergerakan dari barat daya menuju barat laut dengan kecepatan dua hingga delapan knots.

    Suhu udara di kawasan pelabuhan tersebut berkisar 27 hingga 29 derajat celsius pada Senin ini, sedangkan kelembaban di hari yang sama antara 80 hingga 90 persen.

    Cuaca di seluruh kawasan pelabuhan diprediksi hujan ringan pada Senin, tinggi gelombang antara 0,1 hingga 0,5 meter dan jarak pandang (visibilitas) diperkirakan berkisar enam hingga delapan kilometer.

    Pewarta: Abdu Faisal
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025