Rully menjelaskan, berdasarkan analisis temporal Stasiun Geofisika Denpasar, banyaknya petir yang terjadi di Kabupaten Tabanan mengindikasikan tingginya potensi pembentukan awan konvektif atau awan hujan di wilayah itu.
“Ada pun awan cumulonimbus (CB) merupakan awan yang paling sering menghasilkan sambaran petir,” ucap dia.
Menurut BMKG, lanjut Rully, meski banyak terjadi sambaran petir, namun ditinjau dari segi kerapatan wilayah, aktivitas petir itu termasuk kategori rendah yakni kurang dari delapan sambaran petir per kilometer persegi.
“Sementara itu, BMKG mendata selama Desember 2024 terjadi 558.347 kali sambaran petir di Bali dan pada Januari 2025 sebanyak 478.845 kali sambaran petir di Pulau Dewata,” kata dia.
Selama Januari 2025, menurut Rully, petir dari awan ke tanah juga mendominasi yakni 59 persen dan sisanya petir dalam awan sebanyak 41 persen.
“Ada pun dari sisi kerapatan sambaran petir pada Januari 2025, kategori tinggi terjadi di beberapa daerah di Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung dan Kota Denpasar. Ada pun kerapatan kategori tinggi itu mencapai di atas 16 petir per kilometer persegi,” pungkas Rully.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/789772/original/008055600_1420427810-cuaca_3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/732754/original/044682900_1409879838-Jakarta_Cerah_berawan.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1855858/original/022041600_1517486603-20180201-Cuaca-Ekstrem-IA1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

