Kementrian Lembaga: BMKG

  • Ada Eco Run, TransJakarta Sesuaikan Layanan pada Minggu 23 November 2025

    Ada Eco Run, TransJakarta Sesuaikan Layanan pada Minggu 23 November 2025

    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan ada 6 rukun tetangga (RT) dan satu ruas jalan tergenang di wilayah pesisir Jakarta tergenang banjir Rob (pesisir). Data ini tercatat per pukul 13.00 WIB.

    “BPBD mencatat saat ini terdapat 6 RT dan 1 ruas jalan tergenang,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/11/2025).

    Yohan menyampaikan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok, peringatan dini banjir pesisir 18 – 26 November 2025 telah disampaikan kepada warga.

    Adapun banjir Rob ini disebabkan oleh adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fenomena fase Bulan Baru, sehingga meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

    “Hal tersebut menyebabkan kenaikan Pintu Air Pasar Ikan Bahaya/Siaga 1 pada Hari Sabtu 22 November 2025 pukul 09.00 WIB dan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta,” jelasnya.

    Sebagai upaya penanganan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personil untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan wilayah mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik.

    Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga bekerja sama dengan para lurah dan camat setempat untuk menyiapkan kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak. Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat.

    “BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” katanya.

     

  • Peta Bencana Diperbarui, BPBD Madiun Fokus Mitigasi ke Empat Zona Banjir

    Peta Bencana Diperbarui, BPBD Madiun Fokus Mitigasi ke Empat Zona Banjir

    Madiun (beritajatim.com) – Menjelang intensitas hujan yang terus meningkat, BPBD Kabupaten Madiun memperbarui peta kerawanan dan menetapkan empat zona rawan banjir hidrometeorologi sebagai dasar penguatan mitigasi di tingkat daerah maupun desa. Langkah ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan selama puncak musim penghujan.

    Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis menjelaskan bahwa sejak September 2025 pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif merespons informasi BMKG terkait masuknya musim hujan. Salah satunya melalui penyelesaian dokumen kajian risiko bencana yang menggambarkan kondisi dan kerawanan tiap desa.

    “Dokumen itu berisi pemetaan wilayah rawan beserta potensi bencananya. Jadi pemerintah desa bisa memahami ancaman yang ada,” terang Boby, Sabtu (22/11/2025).

    Boby juga menekankan peran Kampung Siaga Bencana (KSB) yang baru dikukuhkan. Kehadiran KSB pertama di Kabupaten Madiun ini diharapkan memperkuat sinergi dengan Desa Tangguh Bencana (Destana) guna mempercepat respon kebencanaan berbasis komunitas.

    Dalam pemutakhiran peta risiko, BPBD menetapkan empat zona rawan banjir, yaitu:

    Zona 1: Daerah aliran sungai dari Kecamatan Wungu menuju Kota Madiun, termasuk Munggut hingga Dempelan.
    Zona 2: Wilayah Kecamatan Gemarang, Saradan, Sugihwaras, hingga Mejayan.
    Zona 3: Jalur aliran Waduk Dawuhan yang memengaruhi Kecamatan Wonoasri hingga Desa Ngadirejo.
    Zona 4: Aliran Sungai Jeroan menuju Bengawan Madiun, meliputi Pilangkenceng sampai Balerejo di sisi utara jalur nasional.

    Boby menambahkan, beberapa pekan terakhir Kabupaten Madiun diguyur hujan lebat yang memicu kejadian pohon tumbang hingga tanah longsor. Karena itu, BPBD meningkatkan peringatan melalui media sosial dan edaran resmi kepada desa.

    “Kami minta warga lebih peka saat turun hujan. Khusus pengendara, hindari berteduh di bawah pohon besar. Lebih aman memilih bangunan atau tempat berlindung yang kokoh,” pesannya.

    BPBD berharap masyarakat tetap siaga agar potensi dampak bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan dapat diminimalisir. [rbr/beq]

  • Potensi Hujan Petir! Ini Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 22 November 2025

    Potensi Hujan Petir! Ini Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 22 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Sabtu 22 November 2025.

    “Beberapa wilayah di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo tampak akan diguyur hujan ringan pada sore dan malam hari ini. Adapun beberapa wilayah diprediksi hujan disertai petir. Untuk suhu, yakni antara 24°C hingga 34°C. Sedangkan kelembabannya antara 65%-97%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Jumat (21/11/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut sejumlah wilayah di Surabaya diprediksi turun hujan ringan pada siang hingga sore harinya. Adapun hujan petir diprediksi terjadi pada malam harinya. Termasuk di antaranya Kecamatan Gunung Anyar, Jambangan, Gayungan, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Wonocolo, dan Karangpilang.

    Suhu udara: 24°C – 34°C
    Kelembapan: 68% – 96%
    Kecepatan angin: 27 Km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hampir sama seperti Kota Pahlawan, cuaca di beberapa wilayah Sidoarjo diprediksi akan diguyur hujan ringan hari ini. Bahkan beberap wilayah hujan disertai petir. Termasuk di antaranya Kecamatan Sedati, Sukodono, Taman, Gedangan, Waru, dan Buduran.

    Suhu udara: 25°C – 34°C
    Kelembapan: 65%-97%
    Kecepatan angin: 27,8 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, di Gresik cuaca juga tampak hujan dengan intensitas ringan pada sore dan malam hari ini. Termasuk di antaranya seperti Kecamatan Dukun, Gresik, Cerme, Kedamean, Menganti, dan Benjeng.

    Suhu udara: 26°C – 30°C
    Kelembapan: 72%-92%
    Kecepatan angin: 22,5 km/jam dari arah Barat.

    Masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/beq]

  • Sedia payung, Jakarta diguyur hujan pada siang dan sore hari

    Sedia payung, Jakarta diguyur hujan pada siang dan sore hari

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan pada Sabtu siang dan sore hari, seluruh wilayah DKI Jakarta diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

    Berdasarkan akun Instagram resmi BMKG, Sabtu, enam wilayah Jakarta yakni Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Kabupaten Kepulauan Seribu berawan tebal pada pagi hari.

    Awan tebal yang menyelimuti Jakarta itu kemudian menjadi hujan dengan intensitas ringan pada siang hari, kecuali Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu yang masih tertutup awan tebal.

    Pada sore hari, Jakarta masih diguyur hujan dengan intensitas sedang, kecuali Kabupaten Kepulauan Seribu yang masih diselimuti awan tebal.

    Malam harinya, hujan mereda dan langit ibu kota kembali ditutup awan tebal hingga tengah malam, kecuali Kabupaten Kepulauan Seribu yang diguyur hujan ringan.

    Sebagai informasi, hujan dengan intensitas ringan yang melanda Jakarta pada Sabtu menurunkan air kurang dari 1-5 mm (milimeter) per jam, sementara hujan intensitas sedang menurunkan air 5-10 mm per jam.

    Pada hari yang sama, kecepatan angin sekitar 4-5 kilometer per jam, kecuali Kabupaten Kepulauan Seribu yang mencapai 12 km per jam dengan suhu berada pada kisaran terendah 25 derajat Celcius dan tertinggi 31 derajat Celcius.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Personel Dipastikan Siap untuk Digerakkan

    Personel Dipastikan Siap untuk Digerakkan

    Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan pengecekan langsung kesiapsiagaan tanggap bencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Satbrimobda Polda DIY.

    “Alhamdulillah hari ini saya meninjau langsung terkait dengan bagaiamma kesiapan provinsi DIY dalam hadapi potensi bencana. Ini adalah kegiatan kesekian kali setelah saya mengecek beberapa wilayah untuk memastikan bahwa seluruh stakeholder terkit baik TNI, Polri seluruh institusi yang terkait penanganan bencana betul-betul siap untuk digerakan,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (21/11/2025).

    Berdasarkan laporan BMKG, mulai dari bulan Oktober hingga Januari, saat ini sudah memasuki musim penghujan disertai dengan La Nina skala lemah. Namun, di bulan November rata-rata hujan akan di atas normal.

    Sehingga memunculkan potensi bencana alam berupa banjir, tanah longsor dan lainnya yang berdampak pada keselamatan masyarakat. Antisipasi kesiapsiagaan personel dikerahkan di lokasi rawan bencana hingga tempat wisata.

    Sigit menambahkan, pihaknya beserta instansi terkait juga mewaspadai soal erupsi gunung Merapi. Ia meminta agar dilakukan sosialisasi dan informasi yang kuat untuk keselakatan masyarakat.

    “Dan juga disampaikan dari badan meteorologi bagaimana kondisi kini dari gunung merapi yang memang tiap hari terjadi erupsi sehingga tentunya tanggap bencana untuk terus disosialisasikan,” kata dia.

    “Sehingga masyarakat tiap hari ter-update oleh informasi, sehingga pada saatnya manakala harus dilakukan evakuasi masyarakat sudah terinformasi. Kapan harus evakuasi, arahnya kemana, lalu perlengkapan yanh dibawa apa, semuanya kita harapkan tersosialiasi dengan baik,” sambungnya.

     

  • Gempa Magnitudo 2,8 Guncang Sumur Banten Malam Ini

    Gempa Magnitudo 2,8 Guncang Sumur Banten Malam Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Gempa magnitudo 2,8, mengguncang wilayah Sumur Banten malam ini 21-Nov-2025 pukul 23:30:20WIB.

    Berdasarkan data BMKG, gempa tersebut berlokasi di titik:6.56LS, 104.53BT (116 km BaratLaut SUMUR-BANTEN).

    Adapun kedalaman gempa berada pada 6 Km.

    Selain di Banten, gempa berkekuatan magnitudo 2,5, juga mengguncang di Jembrana Bali pada 21-Nov-2025 pukul 23:07:03WIB.

    Pusat gempa berlokasi di 8.36LS, 114.78BT (20 km Tenggara JEMBRANA-BALI).

    Gempa itu berkedalaman 152 Km

  • Saat Sains, Tradisi, dan Negara Bersua di Tengah Cuaca Ekstrem

    Saat Sains, Tradisi, dan Negara Bersua di Tengah Cuaca Ekstrem

    Jakarta, Beritasatu.com – Hujan turun lebih awal di banyak wilayah Indonesia tahun ini. Dari Sumatera hingga Papua, awan menggulung seolah menyampaikan satu pesan yang sama tentang kewaspadaan.

    Di tengah meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi, wacana mitigasi kini tak lagi berbicara soal alat deteksi semata. Ia merembet ke ranah yang lebih luas yakni narasi masyarakat, cerita turun-temurun, bahasa lokal, dan kebijaksanaan yang lama hidup di antara desa-desa rawan bencana.

    Integrasi Sains dan Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana

    Di Jakarta, akhir Oktober 2025 lalu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar sebuah webinar yang membicarakan isu ini secara terang-terangan. Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara, membuka diskusi dengan pernyataan yang terasa seperti menandai babak baru dalam riset kebencanaan Indonesia. “Dikotomi tradisi dan sains sudah seharusnya berakhir,” katanya dilansir laman BRIN yang dikutip Beritasatu.com, Jumat (21/11/2025).

    Menurutnya, bencana di Indonesia tak mungkin dibaca hanya dari sudut satelit atau peta geologi. Narasi masyarakat yang hidup bertahun-tahun di kawasan rawan harus ikut duduk di meja pembahasan. Tradisi, katanya, bukan lawan dari sains, tetapi pintu masuk.

    Ia menunjuk contoh klasik tetapi tetap relevan yakni smong di Aceh. Cerita lisan tentang air besar yang tiba-tiba datang setelah gempa bukan sekadar mitos penyintas. Tradisi itu terbukti menjadi alarm sosial yang menyelamatkan ribuan orang saat tsunami 2004.

    Para peneliti geoteknologi yang bekerja bersama timnya memadukan narasi tersebut dengan pembacaan geologi. Hasilnya bukan hanya penjelasan ilmiah, tetapi pemahaman utuh tentang hubungan masyarakat dengan alam.

    “Kita tidak bisa mengandalkan laboratorium tanpa memahami pengalaman warga yang hidup berdampingan dengan risiko,” ucap Herry.

    Peran BRIN dalam Riset Kebencanaan Terpadu

    Pernyataan itu mengalir ke rencana aksi yang lebih konkret. BRIN bersiap membuka call for collaboration pada 2026 dengan tema ekologi dan lingkungan. Intinya riset kebencanaan ke depan harus lintas disiplin. Bahasa, geologi, antropologi, klimatologi, sampai tradisi lisan harus saling bekerja dan tidak berjalan sendiri-sendiri.

    Fondasi Budaya Lokal dalam Pemahaman Risiko

    Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN Sastri Sunarti melanjutkan gagasan tersebut. Indonesia, katanya, negara yang fondasi kebencanaan dan budaya lokalnya sama-sama kuat. Pada satu sisi, ada ancaman patahan megathrust Mentawai yang terus dikaji para seismolog. Pada sisi lain, masyarakat di pesisir Sumatera punya memori kolektif yang terekam dalam pantun, cerita pelaut, atau simbol alam seperti surutnya air secara tiba-tiba.

    “Edukasi yang menggabungkan keduanya justru membuat masyarakat tenang dan sigap,” ucapnya.

    Pendekatan BMKG: Teknologi dan Bahasa Lokal

    Sementara itu, BMKG punya gagasan serupa yang sudah lama hidup dalam praktik. Ketua Tim Kerja Mitigasi Tsunami Hindia Pasifik BMKG Suci Dewi Anugrah menegaskan, alat prediksi tanpa kepekaan budaya sering mandek di lapangan. Ia mengenang beberapa kasus ketika peringatan dini tak ditanggapi karena masyarakat tak merasa dekat dengan bahasa teknis yang digunakan.

    “Kalimat sederhana dalam bahasa daerah sering lebih ampuh,” katanya dilansir dari laman BRIN.

    Suci menambahkan, tokoh adat dan pemuka komunitas memainkan peran besar sebagai jembatan ilmu dan tindakan. Tanpa itu, sirine bisa berbunyi, tetapi warga bisa saja tidak bergerak.

    Arsitektur Tradisional dan Adaptasi Lingkungan

    Peneliti BRIN Asep Supriadi menekankan pentingnya menjadikan kearifan lokal lebih dari sekadar ornamen riset. Arsitektur tradisional yang terbukti tahan gempa, misalnya, harus kembali dipertimbangkan dalam perencanaan permukiman. Rumah-rumah panggung di banyak daerah bukan hasil estetika belaka, melainkan respon adaptif terhadap tanah labil, banjir, atau gempa.

    “Pemerintah dan masyarakat perlu menjaga keberlanjutan kearifan seperti ini,” ujarnya. Ia mengingatkan tradisi tak boleh diperlakukan sebagai nostalgia, tetapi sebagai strategi bertahan hidup.

    Cuaca Ekstrem dan Respons Pemerintah

    Sementara BRIN dan BMKG menguatkan dimensi pengetahuan dan budaya, ancaman nyata datang dari lapangan. Pada pertengahan November, tanah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, bergerak dan meruntuhkan permukiman. Longsor itu menelan korban, memaksa operasi pencarian berlangsung hari demi hari.

    Kesiapsiagaan Pemerintah dan Instruksi Mitigasi

    Di lokasi itulah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memimpin apel kesiapsiagaan. Lumpur masih basah, garis polisi membentang, dan suara mesin ekskavator terus bekerja. Tito berkata operasi SAR akan diperpanjang jika korban belum semua ditemukan. “Ini hari ketujuh. Kalau belum, kita tambah tiga hari,” ujarnya dilansir dari Antara, Rabu (19/11/2025).

    Tito membawa pesan yang lebih luas dari sekadar kondisi Cilacap. Ia menyebut laporan BMKG yang menunjukkan potensi hujan lebat di hampir seluruh wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku Selatan, hingga Papua Selatan.

    “Ini harus jadi perhatian semua daerah,” katanya.

    Pulau Jawa, yang penduduknya padat dan topografinya beragam, disebut paling rentan. Setiap tahun, daerah-daerah seperti Banjarnegara, Purworejo, hingga Cilacap menghadapi siklus yang nyaris sama yakni lereng menjadi licin ketika hujan deras datang berturut-turut.

    Ia meminta pemerintah daerah segera memetakan titik rawan dan mempertimbangkan relokasi bagi permukiman di zona merah. Pernyataan ini sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar kepala daerah memanfaatkan data BMKG mengenai wilayah rawan banjir dan longsor dalam penyusunan kebijakan mitigasi.

    “Daerah harus siap logistik, siap apel siaga, dan siap bergerak cepat,” ujar Tito.

    Sebaran kejadian bencana alam periode 1 Januari – 15 Oktober 2025. – (Humas BNPB/Pusdatin BNPB)Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam Penanganan Darurat

    Sementara itu, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan operasi yang sedang dijalankan lembaganya yakni Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi ini berlangsung 16-22 November 2025 dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, bekerja sama dengan BNPB dan menggunakan dua pesawat.

    Tujuannya bukan menghentikan hujan, tetapi meredistribusi curah hujan agar intensitasnya di wilayah rawan berkurang.

    “Kami menargetkan pengurangan intensitas 30 sampai 50%,” kata Faisal.

    OMC dimaksudkan untuk mengurangi hambatan proses pencarian korban dan mencegah longsor susulan, terutama karena prakiraan menunjukkan hujan sedang hingga lebat masih mungkin terjadi di Cilacap pada 19-22 November 2025. Di tengah medan yang rentan, sedikit pengurangan curah hujan bisa berarti waktu tambahan bagi tim penyelamat.

    Selain itu, BMKG tetap memperbarui data atmosfer harian sebagai dasar keputusan instansi terkait. Data ini menjadi pegangan pemerintah daerah untuk menentukan apakah warga harus diungsikan, alat berat dipindahkan, atau jalur evakuasi ditutup sementara.

  • Datangi Longsor Cilacap, Mendagri Perintahkan Pemda Gencarkan Mitigasi Bencana

    Datangi Longsor Cilacap, Mendagri Perintahkan Pemda Gencarkan Mitigasi Bencana

    JAKARTA  – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk memperkuat mitigasi bencana usai terjadinya bencana tanah longsor yang menelan korban jiwa di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

    “Saya datang langsung untuk melihat kondisi di lapangan dan memastikan penanganan berjalan maksimal. Ini juga menjadi peringatan bagi pemda lain agar segera memperkuat mitigasi bencana,” kata Tito dalam keterangan dilansir ANTARA, Kamis, 20 November.

    Hal itu disampaikan Tito usai meninjau lokasi bencana di Kabupaten Cilacap. Dalam kunjungannya, Tito menemui para korban terdampak serta memberikan penguatan kepada keluarga yang masih menunggu hasil pencarian.

    Ia juga meminta seluruh unsur tim evakuasi yang terdiri dari unsur Basarnas, BNPB, TNI/Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan relawan, untuk bekerja solid dan cepat, guna mengurangi kegelisahan keluarga korban.

    Tito mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Kemendagri untuk memperkuat koordinasi dengan pemda dalam memetakan daerah rawan bencana, terlebih intensitas curah hujan diprediksi masih tinggi.

    “Curah hujan tinggi berisiko, khususnya di Jawa yang padat penduduk. Kalau longsor terjadi di lahan kosong, dampaknya minim. Tapi, jika menimpa permukiman, bisa menimbulkan korban. Karena itu, pemda harus inventarisasi titik rawan dan menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” ujarnya.

    Tito juga mempersilakan pemda merelokasi warga dari wilayah rawan bencana, serta memanfaatkan dana belanja tidak terduga jika menghadapi keterbatasan anggaran.

    Pada kesempatan terpisah, Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman mengapresiasi kedatangan Mendagri Tito Karnavian yang meninjau langsung lokasi longsor di Desa Cibeunying.

    Menurutnya, kehadiran Mendagri menjadi bukti bahwa Kementerian Dalam Negeri tidak membiarkan pemerintah daerah bekerja sendirian dalam menghadapi bencana.

    “Kehadiran Pak Mendagri Tito Karnavian ke lokasi longsor sangat berarti bagi kami. Beliau meninjau dapur umum, memberikan arahan atas langkah-langkah yang telah dilakukan, dan memimpin langsung apel kesiapsiagaan serta pencarian korban. Ini memberi semangat besar bagi kami,” kata Syamsul.

    Selain meninjau dapur umum dan tim SAR, Tito juga mengingatkan bahwa longsor di Cibeunying harus menjadi kewaspadaan bagi pemerintah daerah (pemda) lain dalam memitigasi potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan yang meningkat beberapa waktu terakhir.

    “Mendagri menyampaikan ini menjadi pembelajaran bersama agar lebih siap siaga, apalagi jika sudah ada peringatan dini dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) terkait potensi bencana alam,” ujar Syamsul.

    Bupati mengatakan, Mendagri Tito Karnavian juga menyatakan kesiapannya mendukung rencana Pemkab Cilacap untuk merelokasi warga selamat ke Desa Jenang, sekitar 2 kilometer dari titik longsor.

    Salah satu upaya yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait terkait kemungkinan program perumahan bagi warga relokasi.

    “Lahan seluas 3,9 hektare telah siap. Prosesnya melalui tahapan. Kepala daerah menetapkan jumlah warga yang direlokasi, kemudian diusulkan kepada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk hunian sementara, baru setelah itu hunian tetap,” jelas Syamsul.

    Sementara itu, pencarian korban longsor Cibeunying resmi diperpanjang tiga hari setelah tim SAR gabungan dan keluarga korban sepakat melanjutkan operasi.

    “Keluarga berharap operasi dilanjutkan. Atas dasar kemanusiaan, operasi SAR resmi diperpanjang tiga hari,” kata Kepala Kantor SAR Cilacap, Muhammad Abdullah.

  • Jumat, Jakarta diperkirakan hujan ringan pada siang hari

    Jumat, Jakarta diperkirakan hujan ringan pada siang hari

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca pada hari Jumat di sebagian besar wilayah Jakarta berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan pada siang hari.

    Pada Jumat pagi Jakarta akan berawan dengan suhu diperkirakan 27 – 29 derajat Celcius dengan kelembapan udara rata-rata 70 – 84 persen, sedangkan kecepatan angin pada pagi hari rata-rata 7,8 – 26 km/jam.

    Memasuki siang hari Jakarta akan turun hujan ringan dengan suhu rata-rata 28 – 29 derajat Celcius dengan kelembapan udara rata-rata 75 – 82 persen, sedangkan kecepatan angin rata-rata angin 6,6 – 28,9 km/jam.

    Selanjutnya pada sore hari Jakarta akan berawan dengan suhu rata-rata berkisar 27 – 28 derajat Celcius dan kelembapan udara berkisar 79 – 88 persen, sedangkan kecepatan angin pada sore hari berkisar pada 1,8 – 23,7 km/jam.

    Kemudian untuk malam hari Jakarta masih akan berawan dengan suhu rata-rata diperkirakan 26 – 28 derajat Celcius dengan kelembapan udara berkisar 81 – 93 persen, sedangkan kecepatan angin pada malam hari berkisar pada 3,8 – 28,5 km/jam.

    Sementara itu pada Sabtu (22/11) dini hari Jakarta akan berawan dengan suhu rata-rata 24 – 27 derajat Celcius dengan kelembapan udara 82 – 96 persen, sedangkan kecepatan angin berkisar pada 5 – 20,4 km/jam.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Tangerang pada Februari 2026

    BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Tangerang pada Februari 2026

    Tangerang, Beritasatu.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di wilayah Kabupaten Tangerang akan terjadi pada Februari 2026.

    Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja Meteorologi dan Klimatologi MKG Wilayah II Ana Oktavia Setiawati dalam rapat siaga kebencanaan di kantor Bupati Tangerang. Ia mengingatkan pemerintah daerah agar mengantisipasi potensi bencana yang dipicu cuaca ekstrem.

    “Untuk itu para pemangku kebijakan daerah bisa menjadikan informasi BMKG sebagai dasar penyusunan langkah mitigasi,” ujar Ana di Tangerang, Kamis (20/11/2025).

    Menurut dia, pola iklim pada tahun ini cukup berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Musim kemarau 2025 berlangsung singkat, sementara hujan datang lebih cepat, khususnya di bagian selatan Kabupaten Tangerang dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Ana.

    Ia menekankan fase peralihan seperti saat ini justru menjadi periode paling rawan terjadinya cuaca ekstrem, seperti hujan berintensitas tinggi, angin kencang, hingga genangan lebih besar. Karena itu pemerintah daerah harus mengambil langkah mitigasi terhadap ancaman bencana tersebut.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memantau update cuaca melalui kanal resmi BMKG,” ujar Ana.

    Sementara itu, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid mengatakan belasan titik rawan di wilayahnya sangat rentan dilanda bencana saat hujan lebat berdurasi panjang. Ia meminta para camat melakukan langkah mitigasi sedari dini.

    “Kita lakukan konsolidasi, persiapan, sekaligus merumuskan program antisipasi bencana,” ujar Maesyal usai memimpin rapat darurat bencana.

    Maesyal mengungkapkan potensi bencana longsor mengintai masyarakat. Berdasarkan pemetaan, tanah longsor berpotensi terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang. Karena itu ia meminta para pemangku kepentingan mulai bersiaga mengingat hujan sudah mulai merata.

    “Artinya kita melihat dari sisi komprehensif. Semua wilayah harus siap, para camat dan OPD terkait sudah kami minta meningkatkan kesiagaan,” jelasnya.

    Ia menambahkan pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah lokasi evakuasi bagi warga terdampak bencana. “Tempat evakuasi juga sudah kami siapkan untuk wilayah-wilayah yang biasa terdampak banjir,” tuturnya.